Anda di halaman 1dari 15

Konsep Teori

Asuhan
Keperawatan
Tumor Tulang
Kelompok 5
1. Elisabet Siambaton
2. Elwinda Sigalingging
3. Grasela Simamora
4. Kardi Simangunsong
5. Lena Hutasoit
6. Nova Septiani Siritoitet
7. Setiawati Panjaitan

AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE


Tumor adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus
secara cepat dan pertumbuhannya tidak terkendali. Tumor
dapat berasal dari dalam tulang, jaringan, atau sel kartilago
yang berhubungan dengan epifisis atau dari unsur pembentuk
darah yang terdapat pada sumsum tulang (Suratun, 2008).
Tumor tulang / incoplasma adalah pertumbuhan jaringan
baru yang terus menerus secara cepat dan pertimbangannya
tidak terkendali. Tumor / incoplasma dapat berasal dari
dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel
kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau dari
unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum
tulang.
Tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada beberapa factor yang
berhubungan dan memungkinkan menjadi faktor penyebab terjadinya
tumor tulang yang meliputi:
01 04
Genetik Trauma

02 05
Radiasi. Limfedema kronis

03 06
Bahan Kimia Infeksi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan
jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul
reaksi dari tulang normal dengan respon
osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik
atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik,
karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat
tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan
tulang yang abortif.
Manifestasi Klinis
Jenis Gambaran klinis
ASAL OSEUS  

Kondrosarkoma a. Berasal dari kartilago


b. Tidak nyeri; tumbuh lambat; rekuren dan invasif secara lokal
c. Muncul paling sering pada panggul, femur proksimal, kosta,
dan gelang bahu
d. Biasanya diderita pria berusia 30 hingga 50 tahun

Sel tumor raksasa maligna a. Berasal dari sel tumor raksasa maligna
b. Ditemukan yang paling sering di tulang panjang, terutama di
area kulit
c. Biasanya diderita wanita berusia 18 hingga 50 tahun
ASAL NON –  
OSEUS
a. Dihasilkan dari remnanst embrionik notokord
Kordoma b. Berlangsung lambat
c. Biasanya ditemukan pada ujung kolumna spinalis dan stenooksipital,
sakrokoksigeal, dan area vertebra
d. Ditandai dengan konstipasi dan gangguan penglihatan
e. Biasanya diderita pria berusia 50 hingga 60 tahun
Sarkoma Ewing a. Berasal dari sumsum tulang dan menyerang gugusan tulang datar dan
tulang panjang
b. Biasanya menyerang ekstremitas bawah, paling sering femur, tulang
inominata, kosta tibia, humerus, vertebra, dan fibula; dapat
bermetastasis ke paru
c. Nyeri semakin hebat dan persisten
d. Biasanya diderita pria berusia 10 hingga 20 tahun
e. Prognosis buruk
Klasifikasi Tumor Tulang

Tumor tulang Tumor tulang Kangker tulang


benigna maligna metastatik
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan kadar alkali
fosfatase serum meningkat (pada sarkom).
2) Tes darah rutin
3) Tes darah biokimia
b. Radiologi
1) Sinar x tulang
2) MRI scan, studi pencitraan lain yang menggunakan medan magnet yang
kuat dan gelombang radio untuk melihat tulang dan organ tubuh.
3) CT scan, dada dapat mengungkapkan penyebaran kanker tulang ke paru-
paru.
c. Biopsi
Biopsi digunakan untuk mendeteksi jenis kanker, tahap atau kelas
kanker dan bagaimana agresif kanker adalah. Hal ini membantu dalam
perencanaan manajemen kanker dan juga membantu dalam meramalkan
hasil dari kanker.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian (Assesment)
Riwayat
Data penyakit
demografi keturunan
Riwayat
Riwayat diet
perkembangan Aktivas
kegiatan
Riwayat Pemeriksaan
sosial Fisik
Diagnosa (Masalah Keperawatan)
Nyeri akut
berhubungan
dengan adanya Ansietas
proses penyakit. berhubungan
Gangguan mobilitas dengan perubahan
fisik berhungan status kesehatan.
dengan adanya
pembesaran massa.
Intervensi dan implementasi (perencanaan
tindakan keperawatan)
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV
keperawatan selama ...... x24 jam pasien 2. Observasi karakteristik nyeri
dapat mengontrol nyeri. 3. Ajarkan tekhnik distraksi dan
relaksasi
4. Batasi pengunjung
Kriteria Hasil:
5. Anjurkan klien untuk beristirahat
1) Mengenali faktor penyebab. 6. Ambulasikan klien sesegera
2) Mengenali gejala-gejala nyeri. mungkin
3) Melaporkan nyeri sudah terkontrol. 7. Kolaboraikan dengan pemberian
obat anakgesik sesuai indikasi
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik.

Intervensi:
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Hindari sabun alkali, berikan
keperawatan selama ......x24 jam minyak kalamin sesuai indikasi.
tingkat mobilitas pasien meningkat 2. Anjurkan menggunakan buku-
  buku jari untuk menggaruk (bila
Kriteria Hasil: tidak terkontrol)
1. Keseimbangan tubuh 3. Berikan massae pada waktu tidur
2. Posisi tubuh 4. Hindari komentar tentang
3. Gerakan otot penampilan pasien
4. Gerakan sendi 5. Berikan obat ssuai indikasi.
 
3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas

Intervensi:
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1. Pahami perspektif pasien terhadap
keperawatan selama .......x24 jam pasien situasi stress
dapat mengontrol cemas. 2. Temani pasien untuk memberikan
  keamanan dan mengurangi takut
Kriteria Hasil: 3. Berikan informasi mengenai
1. Monitor intensitas kecemasan diagnosis, tindakan, prognosis
2. Menyingkirkan tanda kecemasan 4. Motivasi pasien agar dapat
3. Menurunkan stimulus lingkungan mengurangi kecemasan
ketika cemas 5. Dorong pasien untuk
4. Merencanakan strategi koping untuk mengungkapkan perasaan,
situasi penuh stres ketakutan, persepsi
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat untuk mengurangi
kecemasan
Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan
A keperawatan diharapkan nyeri
pasien berkurang atau hilang.

Setelah dilakukan tindakan


B keperawatan diharapkan pasien
dapat melakukan ambulasi mandiri.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan kecemasan
C pasien dapat berkurang dan
termosivasi untuk sembuh.
THAN
KS!

Anda mungkin juga menyukai