Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA NO 32

TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN

Disusun oleh kelompok 1:

Fanri Pane

Arjuna Sitinjak

Enjelina Tambunan

Carolina Hutagaol

Ayu Irawati Aritonang

Mayasari Sitorus

Evi Kristin Panjaitan

Elwinda sigalingging

Bunga Lumbantobing

Mata Kuliah: ETIKA KEPERAWATAN

Dosen pembimbing : Yolanda Sihombing, S.Kep,M.K.M


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah kami bias
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu yang berjudul “ PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NO.32 TENTANG TENAGA KESEHATAN “.

Makalah ini berisikam tentang peraturan tenaga kesehatan, jenis tenaga kesehatan beserta bagian
bagiannya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang tenaga
kesehatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir . semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Balige, 15 April 2021

Penyusun makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Tenaga Kesehatan……………………………………………………………………… 3

2.2 Undang-Undang yang mengatur…………………………………………………………………. 4

2.3 Jenis-jenis Tenaga Kesehatan……………………………………………………………………… 5

2.4 Sanksi terhadap perawat yang melanggar aturan……………………………………… 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………. 6
3.2 Saran …………………………………………………………………………………………………………. 6

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………… 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan
perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di sektor formal maupun yang berada di sektor
informal (Depkes RI, 2007). Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan usaha-usaha
preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja, serta penyakit umum. Kesehatan kerja dapat
dicapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas pekerja, beban kerja, dan lingkungan
kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi.

Peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan menekankan tentang perencanaan kebutuhan


tenaga kesehatan secara nasional disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan masalah kesehatan,
kebutuhan pengembangan program pembangunan kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan.
Pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga
kesehatan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dalam mendukung penyelenggaraan pela yanan
kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.

Dalam menciptakan pembangunan kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan


tenaga kesehatan yaitu setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Dokter merupakan Tenaga kesehatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

Tenaga kesehatan berbeda dengan tenaga medis. Tenaga kesehatan seperti yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (selanjutnya disebut UU Praktik
Kedokteran) dan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (selanjutnya disebut UU
Keperawatan) adalah orang yang bertugas menangani pasien secara langsung. Dokter maupun pasien
memiliki hak dan kewajiban yang sejajar.Sebuah hubungan pasien-dokter ada ketika dokter melayani
kebutuhan medis pasien, umumnya dengan persetujuan bersama antara dokter dan pasien (atau
pengganti). Setelah dokter mendengarkan berbagai keluhan dari pasien maka dokter merencanakan dan
menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus
diberikan kepada pasien. Dokter dapat yakin memberikan sebuah terapi dan obat sebagai bentuk upaya
untuk kesembuhan pasien

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu tenaga kesehatan?


2. Apa saja Undang-Undang yang mengatur tentang tenaga kesehatan?
3. Apa saja jenis-jenis tenaga kesehatan?
4. Apa saja sanksi terhadap pelanggaran terhadap peraturan praktek pelayanan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari tenaga kesehatan


2. Untuk mengetahui Undang-Undang yang mengatur tentang tenaga kesehatan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis tenaga kesehatan
4. Untuk mengetahui tentang Untuk mengetahui sanksi terhadap pelanggaran praktek dalam
pelayanan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk di jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan komponen
utama pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan yang sesuai dengan tujuan nasional sebagaimana diamanatkat oleh konstitusi.
Selaku komponen utama pemberi pelayanan kesehatan tentunya keberadaan, peran, dan tanggung
jawab tenaga kesehatan sangatlah penting dalam kegiatan pembangunan kesehatan. Pelaksanaan dan
pendayagunaan terhadap keberadaan, peran, dan tanggung jawab tenaga kesehatan tersebut berjalan
dengan baik, seimbang, teratur, terjaga mutunya, dan terlindungi baik bagi tenaga kesehatan itu sendiri
maupun bagi masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan tersebut tentu perlu pengaturan yang
dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya Kesehatan. Sarana kesehatan
adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya Kesehatan. Upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
Pemerintah atau masyarakat

Pengaturan tanaga kesehatan yang lebih lengkap saat ini diatur dalam UU Tenaga Kesehatan yang
mengelompokkan tenaga kesehatan menjadi tiga belas jenis yaitu: tenaga medis, tenaga psikologi klinis,
tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknis
biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainnya.

Tenaga Kesehatan merupakan salah satu sumber daya Kesehatan yang menunjang kualitas
Kesehatan. Setiap pelayanan Kesehatan berupaya dalam melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya berdasarkan standar dan etika profesi dengan pertimbangan moral dan nilai nilai agama.

3
2.2 Undang-Undang yang mengatur

PP NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN

Pasal 21

 Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi tenaga kesehatan
 Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksdu dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri

Pasal 22

 Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk:
 Menghormati hak pasien
 Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien
 Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang dilakukan
 Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
 Membuat dan memelihara rekam medis.

Pasal 23

 Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 mengakibatkan terganggunya kesehatan,
cacat atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian.

Pasal 24

 Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai
dengan standar profesi tenaga kesehatan.

Pasal 35

Berdasarkan ketentuan pasal 86 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, barangsiapa dengan
sengaja:

a. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi sebagaimana dalam pasal 4 ayat (1)
b. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
ayat (1)
c. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan yang
bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1)
d. Tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (1)
Dipidana denda paling banyak Rp.10.000.000,- 4
2.3 Jenis-jenis tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan meliputi:

 Dokter
 Dokter Gigi
 Dokter Spesialis
 Dokter Gigi Spesialis

a. Tenaga keperawatan terdiri atas perawat professional (Ners), perawat spesialis (Ners spesialis),
perawat gigi, perawat vokasional
b. Tenaga kebidanan ialah tenaga kefarmasian meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
c. Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan,
tenaga adminisi dan kebijakan kesehatan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
d. Tenaga kesehatan lingkungan, etomolog kesehatan, tenaga sanitasi lingkungan, entomology
kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan.
e. Tenaga Gizi terdiri atas nutrisionis, dan dietisien.
f. Tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupuntur.
g. Tenaga keteknisan medis: perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler,
teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/ optometris, teknisi gigi, penata anestesi, teropis
gigi dan mulut. Terapi gigi dan mulut dan audiologis.
h. Tenaga teknik Biomedika terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium
medic, fisikawan medic, radioterapis, dan ortotik prostetik.
i. Tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga
kesehatan tradisional ketrampilan.
j. Tenaga kesehatan lain terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri yang
membidangi urusan kesehatan.

2.4 Sanksi terhadap perawat yang melanggar aturan

Sanksi pidana terhadap tenaga kesehatan berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan terdiri dari pidana penjara dan pidana denda sesuai dengan jenis tindakan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal yang besar artinya bagi pengembangan dan
pembinaan sumber daya manusia sebagai modal Pembangunan Nasional.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat


dengan menanamkan kebiasaan hidup sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas di selenggarakan
berbagai upaya kesehatan yang didukung antara lain oleh sumberdaya tenaga kesehatan yang memadai
sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pola pengembangan
sumberdaya tenaga kesehatan perlu disusun secara cermat yang meliputi: perencanaan, pengadaan dan
penempatan tenaga kesehatan yang berskala nasional.

1. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional disesuaikan dengan masalah


kesehatan, kemampuan daya serap dan dan kebutuhan pengembangan program pembangunan
kesehatan.
2. Pengadaan tenaga kesehatan sesuai dengan perencanaan kebutuhan tersebut diselenggarakan
melalui pendidikan dan pelatihan, baik oleh Pemerintah dan/atau oleh masyarakat termasuk
swasta, sedangkan pendayagunaanya secara efektif dan merata.

Di samping itu tenaga kesehatan tertentu yang bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan
kesehatan diberi wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait
erat dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan kewenangan tersebut menunjukkan kemampuan
professional yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan.

3.3 Saran

Dengan membaca hasil makalah ini berharap semoga pembaca dapat berfikir kritis dan benar sehingga
terhindar dari kesimpulan yang salah. Setidaknya dengan makalah ini, ada sedikit pencerahan mengenai
Peraturan Pemerintahan Repubelik Indonesia no.32 tahun 1996. Untuk semakin meningkatkan kesejateraan
dengan menjaga kesehatan dan adanya sikap kritis dalam Kesehatan masyarakat dan diri sendiri.

6
DAFTAR PUSTAKA

sujudi,D.A.(2020).peraturan Menteri Kesehatan Pedoman Pengadaan Tentang Tentang


Kesehatan dengan Perjanjian kerja.19.

Budiarto.2001.Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Ari Yunanto dan Helmi,2010,”Hukum Pidana Malpraktik Medik”,Penerbit Andi ,Yogyakarta.

Cecep Triwibowo,2010,”Hukum Keperawatan Panduan Hukum dan Etika bagi Perawat”,Pustaka


Book Publisher.

Harif Fadhillah,”Ancaman Globalisasi dan UU


Keperawatan”,http://www.neraca.co.id/harian/article/2697/Ancaman.Global.dan
RUU.Keperawatan.

Kusnanto,2004,”Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional”,EGC,Jakarta.

Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia,2009,”Standar Profesi dan Kode Etik
Perawat Indonesia”,PPNI,Jakarta.

Soekidjo Notoatmodjo,2010,”Etika dan Hukum Kesehatan”,Rineka Cipta,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai