OSTEOSARKOMA
A.PENGERTIAN
B.ETIOLOGI
Penyebaab kanker tulang memang tidak diketahui secara pasti. Namun dari beberapa
bukti yang ada tampaknya kemungkinan bahwa penyakit ini diturunkan besar sekali.
Setiap tubuh manusia mengandung sel kanker, agar sel kanker tidak mengganas, gaya
hidup perlu dijaga.
Penyebab kanker merupakan gabungan faktor genetik, kimia, virus, dan radiasi. Orang tua
penting menciptakan lingkungan yang aman bagi anak sejak dalam kandungan dan
menjaga gaya hidup sesudah dilahirkan.
Gaya hidup sehat antara lain, menciptakan lingkungan bebas asap rokok, banyak makan
sayur dan buah, menjaga berat badan, serta aktif berolah raga.
C.MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan dengan
tumor tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri ( ringan dan
kadang-kadang sampai konstan dan berat). Kecacatan yang berfariasi, dan pada suatu saat
adanya pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan, malise, demam dapat
terjadi. Tumor kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
1
D.KLASIFIKASI
Merupakan kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan
berasal dari tulang. Contohnya kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel
kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang
Merupakan kanker yang berasla dari tulang. Yang termasuk kedalam kanker tulang
primer adalah mieloma multipel, osteosarkoma, fibrosarkoma dan histiositoma
fibrosa maligna, kondrosarkoma, tumor ewing, limfoma tulang maligna.
E.PATOFISIOLOGI
Adanya tumor ditulang yang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respon osteolitik (
destruksi tulang) atau respons osteoblastik ( pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang
ada yang sering terjadi ada lainnya sangat jarang terjadi. Beberapa tidak menimbulkan
masalah, sementara lainnya ada yang segera mengancam jiwa.
2
F.PENATALAKSANAAN
G.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
H.KOMPLIKASI
3
kanker, ini mungkin memerlukan pengangkatan dari porsi-porsi dari tulang , otot, syaraf-
syaraf, atau pembuluh- pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan kelemahan, kehilangan
sensasi , dan risiko dari patah tulang atau patah tulang dari tulang yang tersisa.
4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
OSTEOSARKOMA
A.KASUS
Tuan “ T ” berusia 21 tahun, datang ke RSUD Dr.ibnu sutowo baturaja dengan keluhan
nyeri dibagian leher sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu.setelah melalui proses
pemeriksaan,hasilnya menunjukkan bahwa klien menderita osteosarkoma, dan harus
menunggu untuk dioperasi
B. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan lain-
lain.
2. Riwayat kesehatan
a. Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.
b. Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak
c. Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya.
3. Pengkajian fisik
a. Pada palpasi teraba massa pada derah yang terkena.
b. Pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkan oleh tumor.
c. Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan
d. Keterbatasan rentang gerak.
4. Hasil laboratorium/radiologi
a. Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang baru.
b. Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek tulang.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan (amputasi).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan fraktur terbuka kerusakan jaringan lunak.
5
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
. Nyeri akut b/d proses Setelah dilakukan . a.Catat dan kaji a.Untuk mengetahui
patologik dan tindakan lokasi dan intensitas respon dan sejauh
pembedahan keperawatan selama nyeri (skala 0-10). mana tingkat nyeri
(amputasi). 3 x 24 jam masalah Selidiki perubahan pasien.
nyeri akut teratasi karakteristik nyeri.
seluruhnya.
Kriteria Hasil : B b.Berikan tindakan b.Mencegah
a.Klien mengatakan kenyamanan (contoh pergeseran tulang
nyeri hilang dan ubah posisi sering, dan penekanan pada
terkontrol, pijatan lembut). jaringan yang luka.
b.Klien tampak
rileks, tidak c.Kolaborasi dengan c.Untuk mengurangi
meringgis, dan dokter tentang rasa sakit / nyeri.
mampu istirahat/tidur pemberian analgetik,
dengan tepat. kaji efektifitas dari
c. Skala nyeri 0-2. tindakan penurunan
c.Sk rasa nyeri.
Setelah
6
Resiko infeksiSetelah
b/d setelah dilakukan a.Kaji keadaan luka a.Untuk mengetahui
fraktur terbuka tindakan (kontinuitas dari tanda-tanda infeksi.
kerusakan jaringan keperawatan selama kulit) terhadap
lunak. 3 x 24 jam masalah adanya: edema,
resiko infeksi tidak rubor, kalor, dolor,
terjadi. fungsi laesa.
Kriteria Hasil :
a. Tidak ada tanda b.Rawat luka dengan b.Mencegah
tanda Infeksi, menggunakan tehnik kontaminasi dan
b. Leukosit dalam aseptik. kemungkinan infeksi
batas normal, dan silang.
c. Tanda-tanda vital c. Mewaspadai c.Merupakan indikasi
dalam batas normal adanya keluhan nyeri adanya osteomilitis.
mendadak,
keterbatasan gerak,
edema lokal, eritema
pada daerah luka.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II
DISUSUN OLEH :
NAMA : MULIA FEBY RIYATI
NIM : PO.71.20.2.14.061
TINGKAT : II.B