Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2cm (corwin,2000). Tumor
ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium tumor ovarium padat adalah neoplasma

Tumor ini dapat mencapai diameter 2-30 cm dan berat nya dapat mencapai 20 kg, dengan 90%
unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari jaringan ikat, jaringan
kolagen dan kadang ada degerasi hialin warna nya keabu abuan. Tentang kepadatan tumor, ada
yang konsistensi nya memang betul betul keras disebut fibroma durum: sebaliknya ada yang
cukup lunak dan disebut fibroma molle .

Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan
yang benigna dan maligna (Brooken,2001:435).

Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu satunya
jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma ditemukan sangat sedikit (Boethin, Geist,
1996:1010)

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista , ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya
duognosis di dasarkan pada pemeriksaan fisik (syamsoehidayat, 2005: 729)

Stadium klinik tumor ganas ovarium berdasarkaan pembagian modifikasi FIGO

Stadium I : tumor tumbuh terbatas pada ovarium


I .A : terbatas 1 ovarium,kapsula utuh, tidak ada tumor dipermukaan ovarium
I. B : terbatas 2 ovarium,kapsula utuh , tidak ada tumor dipermukaan ovarium
I.C : terbatas pada 1 atau 2 ovarium,di sertai salah satu keadaan: kapsular robek,
terdapat tumor pada permukaan ovarium, terdapat sel tumor pada cairan
asites atau hasil bilasan ruang peritoneum .

Stadium II : tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan infiltrasi kedalam
rongga pelvis
II.A : infiltrasi ke uterus dan atau tuba falopii
II.B : infiltrasi ke jaringan dalam rongga pelvis
II.C : salah satu dari dua A atau dua B disertai adanya selganes pada cairan
ascites atau hasil bilasan ruang peritoneum.
Stadium III : tumor pada satu atau dua ovarium di sertai infiltrasi luas jaringan
peritoneal di luar pelvis dan atau ke kelenjar imfe regional
III.A : mikroskopik terdapat infiltrasi ke jaringan peritoneal di luar pelvis
III.B : makroskopik terdapat infiltrasi ke jaringan peritoneal
III.C :infiltrasi ke jaringan peritoneal di luar pelvis lebih dari 2 cm dan atau
kelenjar limfe regional
Stadium IV : tumor pada satu atau dua ovarium dengan metastasis yang sangat jauh.

B. TANDA DAN GEJALA

Tumor ovarium sering kali tanpa gejala, terutama bila masih kecil. Pada yang jinak baru
memberikan rasa tidak enak apabila tumor sudah cukup besar. Sedangkan pada yang ganas
kadang kala memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis ke jaringan sekitar.
Adanya massa tumor di daerah perut bawah disertai anoreksi yang berat, perlu dipikirkan ada
tumor ganas ovarium. Dengan pemeriksaan fisik biasanya akan dapat diraba massa tumor baik
bentuk kista maupun solid, di lateral, dan posterior uterus.

C. KLASIFIKASI

Bedasarkan atas keadaan patologi, patofisiologi, dan embriologi,maka neoplasma


ovarium dapat dibagi menjadi tiga :

1. Tumor Non Neoplastik.


2. Tumor Neoplastik.
3. Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)
Tumor Non Neoplastik

Beberapa kelainan ovarium seringkali menyebabkan pembesaran ovarium, disertai atau


tidak dengan keluhan – keluhan. Untuk itu diperlukan pengelompokkan dalam kelainan non
noeplastik. Kelainan non noeplastik ada beberapa jenis, yaitu :

a. Follikel
b. Lutein
c. Stein leventhal
d. Endometrial
e. Peradangan tubo ovarial
f. Inclusion germinal

Tumor Neoplastik

Sebagian besar kelainan ovarium diduduki oleh kelompok ini. Terbanyak diantaranya
adalah yang berasal dari kelompok campuran stroma-epitel. Neoplastik dibagi berbagai jenis
yaitu :

a. Cystadenoma mucinosum
b. Cystadenoma serosum
c. Dermoid

Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)


a. Fibroma Ovarii

D. PATOFISIOLOGI

Sel benih

Seminoma disgerminoma tumor dari sel totipotensial

Karsinoma embrional karsinoma embrional

Ekstraembrionik embrionik,ectoderm,

mesoderm,endoderm

Tumor sinus endo dermal ( mesoblas toma vitellinum) koriokarsinoma


teratoma

E. Manifestasi Klinis

Setelah mengetahui faktor resiko, perlu dikenali gejala dan keluhan penyakit ini. Gejala yang di
rasakan pada pasien umumnya tidak khas yang paling sering ada keluhan nyeri perut, perut
buncit, kemudian gangguan fungsi saluran cerna, berat badan turun secara nyata, rasa tertekan
pada rongga panggul, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, nyeri pinggul pada
waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak, gangguan saluran kencing, nyeri
pinggul pada waktu menstruasi, mual, muntah, infertilitas. ( tidak subur). (Faisal Yatim, 2005 :
32)

F. Komplikasi
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan
yang cepat.
2. Perputaran tungkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari – hari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam
ruangan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia di atas 45 tahun.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor , apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan
pula antara cairan di dalam rongga perut yang bebas dan tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya, pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen
pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
4. Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
5. Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya massa, maka
kemungkinan adalah keganasan ovarium.

H. Penatalaksanaan
1. Pengangkatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, missal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunkan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan perawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
menajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau tekhnik relaksasi napas dalam, informasikantentang perubahan yang akan
terjadi seperti tanda – tanda infeksi perawatan insisi luka operasi

Anda mungkin juga menyukai