Anda di halaman 1dari 21

Askep Tumor Ovarium

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus leteum atau tumor ovarium dapat
timbul akibat pertumbuhan abdomen dari ephitelium ovarium.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-
gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis
atau kehamilan ektopik. Rumor yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen
dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika
ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang
sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan
tumor. Sekitar 98% lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda
adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50% yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah
pembedahan untuk mengangkat tumor adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.
Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang
ketat.
Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak bagaimana asuhan
keperawatan yang diberikan pada penderita tumor ovarium.

2. Tujuan
Tujuan umum :
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah dan untuk mengetahui konsep
dasar teori tentang maternitas pada kasus tumor ovarium.
2. Untuk mengetahui tentang bagaimana cara membuat asuhan keperawatan pada maternitas pada
kasus tumor ovarium.
Tujuan khusus :
1. Agar mahasiswa mampu membuat pengkajian pada kasus tumor ovarium.
2. Agar mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada kasus tumor ovarium.
3. Agar mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang ditegakkan.
4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan implementasi dan mengevaluasi hasil tindakan atau
implementasi yang telah dilakukan atau dilaksanakan.

3. Manfaat
1. Manfaat bagi mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui penyakit tumor ovarium merupakan jenis penyakit yang paling
sering terjadi pada wanita usia 20 – 40 tahun. Tumor ovarium dapat tumbuh karena berbagai
sebab antara lain karena pertumbuhan yang abnormal dijaringan yang terdapat di tempat
ovarium misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium, korpusluteum, sel telur atau
dapat juga karena endometriosis, kista folikel, kista tekalitein, teratomatistik benigna, kista
demoid, kista demoid, kista denokarsinoma, kista ovarium dapat juga terjadi karena jaringan
disekitar sel oleh sebab tertentu, tumbuh abnormal dan membungkus sel telur tersebut sehingga
membentuk kista
2. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tumor ovarium, dan
masyarakat dapat mencegah terjadinya tumor ovarium dengan mencegah terjadinya
tumorovarium masyarakat dapat hidup dengan aman dan terhindar dari penyakit ini.
3. Bagi insitusi
Agar makalah ini menjadi refrensi untuk dapat menambah wawasan tentang bahayanya
tumor ovarium khusunya pada wanita.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Definisi
Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000).
Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium. Tumor Ovarium padat adalah
neoplasma.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20
kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari dari
jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-
abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut
fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.
Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa
merupakan yang benigna dan maligna ( Brooken, 2001: 435).
Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu-satunya
jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma ditemukan sangat sedikit ( Boethin, Geist, 1996 :
1010)
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya
duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 : 729)
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami.
Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan
pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan (Jovand : 2009)
2. Etiologi
Tumor ovarium dapat tumbuh karena berbagai sebab antara lain karena pertumbuhan yang
abnormal dijaringan yang terdapat di tempat ovarium misalnya pertumbuhan abnormal dari
folikel ovarium, korpusluteum, sel telur atau dapat juga karena endometriosis, kista folikel, kista
tekalitein, teratomatistik benigna, kista demoid, kista demoid, kista denokarsinoma, kista
ovarium dapat juga terjadi karena jaringan disekitar sel oleh sebab tertentu, tumbuh abnormal
dan membungkus sel telur tersebut sehingga membentuk kista (Hanifa, 2007 : 350)
3. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan
salah satu hormone tersebut bias mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk tumor di dalam ovarium. Setiap hari
ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang di sebut folikel de graff. Pada
pertengahan siklus folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit
mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista di tengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula – mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovary yang berasal dari proses
ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan
luteal yang kadang – kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat di stimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitifitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahya ini
berasal dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan menutup kembali.
Kista deemikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung di bawah serosa yang menutupi
ovarium biasanya kecil dengan diameter 1 – 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening tetapi
ada kalnya penimbunan cairan cukup banyak sampai mencapai diameter 4 – 5 cm, sehingga
teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocharcinoma) dan kadang –
kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkankondisi yang disebut
hiperaktif lutein. Pasien pada terapi interfilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citarate, dapat menyebabkansindrom
hiperstimulasi ovary, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini keganasan yang paling sering berasal dari epitel
permukaan dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupan dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovary ganas yang lain dapat
terdiri dari area kisti, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulose dari sex cord sel dan germ sel
tumor dari germ sel primodial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional, ektodermal, endodermal, dan mesoderma.
1. Manifestasi Klinis
Setelah mengetahui faktor resiko, perlu dikenali gejala dan keluhan penyakit ini. Gejala yang di
rasakan pada pasien umumnya tidak khas yang paling sering ada keluhan nyeri perut, perut
buncit, kemudian gangguan fungsi saluran cerna, berat badan turun secara nyata, rasa tertekan
pada rongga panggul, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, nyeri pinggul pada
waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak, gangguan saluran kencing, nyeri
pinggul pada waktu menstruasi, mual, muntah, infertilitas. ( tidak subur). (Faisal Yatim, 2005 :
32)
2. Klasifikasi Tumor Ovarium
2.1. Tumor Non neoplastik
2.1.1. Tumor akibat radang : termasuk disini abses ovarial, abses tuba ovarial, dan kista tubo-ovarial.
2.1.2. Tumor Lain
a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang stelah bertumbuh dibawah pengaruh
estrogen tak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Cairan
dalam kista jernih dan seringkali mengandung estrogen; oleh sebab itu kista kadang-kadang
menyebabkan gangguan haid.
b. Kista korpus luteum
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh
perdarahan tidak teratur.
c. Kista Lutein
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi
seringkali sel-sel menghilang karena atresia.

d. Kista inklusi germinal


Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada
permukaan ovarium.
e. Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
f. Kista Stein-Leventhal
Disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat
gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia
endometris sering ditemukan.
2.2. Tumor Ovarium Neoplastik jinak
2.2.1. Tumor Kistik
a. Kistoma Ovarii simpleks
Kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai seringkali bilateral dan dapat
menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.
b. Kistadenoma musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti, menurut meyer, ia mungkin berasal dari suatu
teratoma dimana dalam pertumbuhannya suatu elemen mengalahkan elemen-elemen yang lain.
c. Kistadenoma ovarii serosum
Kista berasal dari epitel germinativum, bentuk kista unilokular, kista ini dapat membesar.
d. Kista dermoid
Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol
daripada mesoderm dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi
sebagian kistik kenyal dan padat.
2.2.2. Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)
a. Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka
itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi
menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma
ovarii dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari
elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
b. Fibroma Ovarii
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah
menopause. Angka frekuwnsinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Penyelidikan yang
terkhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor brenner dari epitel selonik duktus mulleri.
3. Komplikasi
3.1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang
cepat.
3.2. Perputaran tungkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3.3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari – hari.
3.4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam ruangan
abdomen.
3.5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia di atas 45 tahun.

4. Pemeriksaan penunjang
4.1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
4.2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor , apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula
antara cairan di dalam rongga perut yang bebas dan tidak.
4.3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya, pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pielogram
intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
4.4. Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk.
4.5. Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya massa, maka
kemungkinan adalah keganasan ovarium.
5. Penatalaksanaan
5.1. Pengangkatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, missal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
5.2. Kontrasepsi oral dapat digunkan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
5.3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan
intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
5.4. Tindakan perawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
menajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau tekhnik relaksasi napas dalam, informasikantentang perubahan yang akan terjadi
seperti tanda – tanda infeksi perawatan insisi luka operasi.
2. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Ovarium
1. Pengkajian
Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berhubungan dengan kista ovarium kepada klien,
kemudian dari hasil pengkajian tersebut dapat disimpulkan analisa guna menentukan perawatan
selanjutnya.
1.1. Data Biografi
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, diagnosa medis
serta data penanggung jawab. Wanita yang rentang terkena tumor ovarium berkisar antara usia
20 – 40 tahun. Wanita dengan pekerjaan berat mempengaruihi terjadinya tumor ovarium.
1.2. Riwayat Kesehatan
1.2.1. Keluhan utama
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut.
1.2.2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien saat ini. Keluhan
yang dirasakan klien seperti nyeri perut, perut buncit, gangguan fungsi saluran cerna, berat badan
turun secara nyata,rasa tertekan pada rongga panggul, siklus menstruasi yang memanjang dan
memendek, nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau
bergerak, gangguan saluran kencing, nyeri pinggul pada waktu
menstruasi, mual muntah dan infertilitas ( tidak subur).
1.2.3. Riwayat kesehatan dahulu
Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien sebelum menderita
penyakit sekarang, seperti pernah mengalami opname, kanker atau tumor pada organ lain.
1.2.4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, dan untuk
menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak.

1.2.5. Riwayat kehamilan


Hamil dan persalinan berapa kali, anak yang dilahirkan hidup atau mati, sehat atau tidak dan
pada saat melahirkan normal atau melalui pembedahan.
1.3. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spritual atau kebutuhan sehari-hari
1.3.1. Pola makan
Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan pada berat badan penurunan BB,
perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema.
1.3.2. Pola eliminasi
Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada defekasi, perubahan eliminasi
urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising usus.
1.3.3. Pola aktifitas dan latihan
Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebisaan tidur, adanya factor -faktor
yang mempengaruhi tidur misal : nyeri, ansietas, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan.
1.3.4. Riwayat penggunaan zat
Kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol, dan obat – obatan mempengaruhi
terbentuknya kista.
1.3.5. Integritas ego
Factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan insisi
pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,depresi,menarik diri.
1.3.6. Neurosensori
Pusing, sinkop
1.3.7. Nyeri / kenyamanan
Terdapat nyeri dengan derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat
( dihubungkan dengan proses penyakit ).

1.3.8. Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama, berlebihan, demam, ruam
kulit / ulserasi.
1.3.9. Seksualitas
Perubahan pada tingkat kepuasan karena nyeri yang di rasakan pada waktu bersenggama.
1.3.10. Interaksi social
Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan, masalah tentang fungsi /
tanggung jawab peran.
( Marlyn. E. Dongoes, 1999)
1.4. Pemeriksaan fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda – tanda vital.
1.4.1. Kepala
Adanya keluhan pusing atau sakit kepala, serta kaji warna rambut, keadaan, distribusi rambut,
dan kebersihan rambut.
1.4.2. Mata
Mata berkunag – kunang dan penglihatan kabur.
1.4.3. Hidung
Tidak ada kelainan jadi perlu di kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi
penciuman.
1.4.4. Mulut
mukosa mulut dan bibir kering, fungsi pengecapan berkurang, keadaan mulut dan fungsi
menelan berkurang karena mual muntah dan anoreksia.
1.4.5. Telinga
Tidak ada kelainan tapi perlu dikaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.
1.4.6. Leher
Pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pebesaran kelenjar getah
bening.

1.4.7. Daerah dada


Adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung,
frekuensi nadi, dan tekanan darah.
1.4.8. Abdomen
Adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri,
kondisi hepar dan kandung kemih.
1.4.9. Genitalia Eksterna
Adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan kebersihan.
1.4.10. Anus
Adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid eksterna.
1.4.11. Ektremitas
Nyeri panggul saat beraktivitas, kontraktur pada persendian dan kesulitan pergerakan.
1.5. Pemeriksaan penunjang
1.5.1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
1.5.2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor , apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula
antara cairan di dalam rongga perut yang bebas dan tidak.
1.5.3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya, pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pielogram
intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
1.5.4. Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk.
1.5.5. Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya massa, maka
kemungkinan adalah keganasan ovarium.
1.6. Pengelompokan Data
DS :
- Nyeri perut
- Perut buncit
- Gangguan fungsi saluran cerna
- Rasa tertekan pada rongga panggul
- Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek
- Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak
- Gangguan saluran kencing
- Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
- Mual muntah
- Biasanya Klien selalu mempertanyakan tentang penyakitnya.
- Biasanya Klien mengeluh pengeluaran darah yang banyak.
- Biasanya klien mengeluh tidak ada tenaga.
- Biasanya klien mengeluh tidak ada nafsu makan.
DO :
- Ekpresi wajah tampak meringis
- Klien tampak pucat.
- Biasanya klien tampak memegangi area abdomen bagian bawah.
- Biasanya klien tampak cemas.
- Biasanya klien tampak depresi dan stres
- Biasanya klien tampak lemah hanya berbaring di tempat tidur.
- Tampak banyak keluar darah.
- Terjadi penurunan berat badan
- Mukosa bibir kering
1.7. Analisa data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan kenyataan
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalarn menentukan masalah keperawatan klien.

No
Symptom Etiologi Problem
Dx
1 Kekurangan
Tumor ovarium volume cairan dan
DS :
elektrolit.
- Biasanya Klien
Penurunan hormone
mengeluh
estrogen
pengeluaran darah
yang banyak.
- Mual muntah
- Gangguan saluran
kencing
- Siklus menstruasi Aminorhea
yang memanjang
dan memendek
DO :
- Klien tampak
pucat.
- Tampak banyak siklus menstruasi
keluar darah memanjang
- Mukosa bibir
kering
perdarahan

2 Gangguan
Tumor ovarium pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Penurunan
DS :
hormon estrogen
- Mual muntah
- Biasanya klien
mengeluh tidak ada
Aminorhea
nafsu makan.
DO :
Siklus menstruasi
- Klien tampak
memanjang
pucat.
- Biasanya klien
tampak lemah hanya
berbaring di tempat
tidur.
- Tampak banyak
Perdarahan
keluar darah.
- Terjadi penurunan
berat badan
Anoreksia

Mual muntah

BB menurun
3 DS : Gangguan rasa
- Nyeri perut Tumor ovarium nyaman nyeri
- Perut buncit
- Rasa tertekan pada Perasaan penuh
rongga panggul pada abdomen
- Nyeri pinggul pada
waktu bersenggama
atau pada waktu
berjalan atau
bergerak
- Nyeri pinggul pada Teraba masa intra
waktu menstruasi abdomen
DO :
- Ekpresi wajah
tampak meringis Terjadi
- Klien tampak penekanan pada
pucat. jaringan disekitar 2. Diagnosa keperawatan
- Biasanya klien abdomen Pernyataan yang jelas
tampak memegangi
tentang masalah klien
area abdomen Nyeri abdomen
bagian bawah. bagian bawah dan penyebab. Selain
itu harus spesifik
4 DS : Kelemahan
berfokus pada
- Nyeri pinggul pada Tumor ovarium
waktu bersenggama kebutuhan klien
atau pada waktu dengan
berjalan atau Penurunan
mengutamakan
bergerak hormon estrogen
- Biasanya klien prioritas dan diagnosa
mengeluh tidak ada yang muncul harus
tenaga. Aminorhea
dapat diatasi dengan
DO :
- Biasanya klien tindakan keperawatan.
tampak lemah hanya Siklus menstruasi 2.1. Gangguan rasa
berbaring di tempat memanjang nyaman nyeri
tidur. berhubungan dengan
perdarahan nyeri abdomen bagian
5 DS : Ansietas bawah.
- Biasanya Klien Tumor ovarium 2.2. Gangguan pemenuhan
selalu nutrisi kurang dari
mempertanyakanten kebutuhan
tang penyakitnya. Perkembangan sel berhubungan dengan
DO : epitel yang tidak penurunan berat badan
- Biasanya klien terkendali di dan mual muntah.
tampak cemas. ovarium 2.3. Kekurangan volume
- Biasanya klien cairan dan elektrolit
tampak depresi dan Kurang berhubungan dengan
stres pengetahuan perdarahan.
2.4. Kelemahan
berhubungan dengan
perdarahan.
2.5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penyakitnya.
3. Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi
masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
No
Tujuan dan kriteria
Dx Rencana Rasional
hasil
1 Tujuan : -Tentukan riwayat Informasi
gangguan rasa
nyaman nyeri dapat nyeri, mis., lokasi memberikan data
teratasi. nyeri, frekuensi, dassar untuk
kriteria hasil : durasi, dan intensitas mengevaluasi
- mengungkapkan (skala 0-10), dan kebutuhan/efektifitas
berkurangnya nyeri. tindakan intervensi.
- Tampak rileks, penghilangan yang
mampu digunakan.
tidur/istirahat -Berikan tindakan Pada banyak klien,
dengan tepat. kenyamanan dasar nyeri dapat
(mis., reposisi, menyebabkan gelisah
gosokan punggung) serta dapat
dan aktifitas hiburan meningkatkan TD
(mis., musik, dan nadi.
televisi).
-Dorong penggunaan Meningkatkan
keterampilan relaksasi dan
manajemen nyeri membantu
(mis., teknik memfokuskan
relaksasi, visualisasi, kembali perhatian.
bimbingan
imajinasi), tertawa,
musik, dan sentuhan
terpeutik.
-Kembangkan -Rencana
rencana manajemen terorganisasi
nyeri dengan pasien mengembangkan
dan dokter. kesempatan untuk
kontrol nyeri.
-Berikan analgesik Pemberian analgesic
sesuai indikasi. dapat mengurangi
rasa nyeri.
-Anjurkan Kontrasepsi oral
penggunaan dapat menghambat
kontrasepsi oral. pertumbuhan sel
(Olds. Selly B., dkk, kanker.
2004) Kista akan ruptur
atas diri mereka
sendiri dan tak
berbahaya
2 Tujuan : -Kaji kebiasaan Kebiasaan makan
gangguan
pemenuhan makan pasien. pasien menentukan
nutrisi dapat teratasi asupan makanan
dengan. pasien.
kriteria hasil :
-Kaji kembali Validasi data untuk
- nafsu
penyebab gangguan menentukan
makanmeningkat
kebutuhan nutrisi. intervensi lebih
- Pola makan yang
lanjut.
adekuat
Berat badan sebagai
- Berat badan
salah satu indikator
normal
-Timbang berat gangguan nutrisi.
d)
badan setiap 3 hari Meningkatkan nafsu
jika kondisi pasien makan
memungkinkan. dan Memenuhi
-Berikan makanan kebutuhan nutrisi.
dalam keadaan Menentukan
hangat, bersih. perkembangan status
-Observasi tekanan nutrisi.
darah, nadi setiap 4
jam.

-Observasi secara Menilai kebutuhan


rutin setiap hari nutrisi pasien.
tanda – tanda
kekurangan nutrisi :
kojungtiva, sclera,
tonus otot, LLA.
-Catat intake Menentukan
makanan pasien. perkembangan status
pasien.
-Laksanakan Meningkatkan intake
program pengobatan makanan.
seperti pemberian
vitamin, obat anti
emetic, obat
peningkatan nafsu
makan.
-Lakukan oral Untuk meningkatkan
hygine. nafsu makan.

3 Tujuan : -Awasi tanda – tanda -Perubahan Td dan


Menunjukkan
keseimbangan Vital nadi dapat digunakan
cairan. untuk perkiraan kasar
kriteria hasil : kehilangan darah.
- TTV klien stabil
- mukosa lembab Hipotensi postural
- turgor kulit baik.. menunjukan
penurunan volume
sirkulasi.
-Catat respon -Memburuknya
fisiologis individual gejala dapat
pasien terhadap menunjukan
perdarahan. berlajutnya
Mis.,ansietas, pucat, perdarahan atau tidak
berkeringat,takipnea, adekuatnya
penggantian cairan.
-peningkatan suhu. -Penggantian cairan
Berikan cairan/darah tergantung pada
sesuai indikasi. derajat hipovolemia
dan lamanya
perdarahan (akut atau
kronis).
-Awasi pemeriksaan -Alat untuk
laboratorium mis.,:
Hb/Ht, jumlah sel menentukan
darah merah (SDM). kebutuhan
penggantian darah
dan mengawassi
keefektifan terapi.

4 Tujuan ; -evaliusi laporan -menentukan derajat


kelemahan dapat
teratasi dengan kelemahan, (berlanjutnya atau
kriteria hasil : perbaikan) dari efek
- melaporkan ketidakmampuan.
perbaikan rasa
berenergi -kaji kemampuan -mengidentifikasi
- berpartisipasi pada untuk berpartisipasi kebutuhan individual
aktifitas yang di pada aktifitas yang dan membantu
inginkan
di inginkan atau di pemilihan interfensi
butuhkan.
-identifikasi faktor -mungkin
stres atau psikologis mempunyai efek
yang dapat akumulatif
memperberat. (sepanjang faktor
psikologis) yang
dapat di turunkan
bila masalah yang
takut di akui dan d
ketahui.
-berikan bantuan -mengubah energi,
aktifitas sehari-hari memungkinkan
dan ambulasi. berlanjutnya aktifitas
yang di butuhkan
atau normal.
-tingkatkan tingkat -meningkatkan rasa
partisifasi sesuai membaik atau
toleransi pasien. mningkatkan
kesehatan dan
membatasi frustasi.
-awasi kadar -ketidak seimbangan
elektrolit termasuk dapat menganggu
kalsium, magnesium fungsi
dan kalium. neuromuskular yang
meningkatkan
penggunaan energi
untuk menyelesaikan
tugas dan potensial
perasaan lelah.
5 Tujuan : -evaluasi tingkat -ketakutan dapat
masalah
ansietas dapat ansietas, catat respon terjadi karna nyeri
teratasi kriteria verbal dan non hebat, meningkatkan
hasil : verbal pasien. perasaan sakit,
- menyatakan
kesadaran terhadap Dorong ekspresi penting pada
perasaan dan cara bebas akan emosi. prosedur diagnostik
yang sehat untuk dan kemungkinan
menghadapi
masalah. pembedahan.
- melaporkan -berikan informasi -mengetahui apa
ansietas menurun tentang proses yang di harapkan
sampai tingkat
dapat di tahani. penyakit dan dapat menurunkan
- tampak rileks. antisipasi tindakan. ansietas.
-jadwal istirahat -membatasi
adekuat dan priode
menghentikan tidur. kelemahan,
menghemat energi
dan dapat
menuingkatkan
kemampuan koping.
-catat -perubahan pada
palpitasi,peningkatan tanda-tanda vital
denyut atau
frekuensi mungkin menujukan
pernafasan. tingkat ansietas yang
di alami pasien atau
merefleksikan
gangguan-gangguan
faktor psikologis.

-kolaborasi dalam -untuk membantu


pemberian medikasi pasien dalam
sesuai kebutuhan mengurangi ansietas.
misalnya diazevam
(valium), x3
klorazepat
dipotassium
(tranxene),
klordiazepoxida
(librium),
alprazolam (xanax).

1. Implementasi
Setelah rencana keperawatan ditetapkan maka langkah selanjutnya diterapkan dalam bentuk
tindakan nyata. Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat
dan klien. hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi
yang dilakukan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi., penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan teknikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien
pada waktu dan situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologis harus dilindungi dan
didokumentasikan dalam dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan. (La Ode
Jumadi Gaffar, 1995: 64)
Ada 3 fase dalam melaksanakan implementasi keperawatan, yaitu:

1.1. Fase persiapan


Meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi, rencana, pengetahuan dan
keterampilan. Mengimplementasikan rencana, persiapan dan lingkungan.
1.2. Fase operasional
Merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan. pada fase ini, implementasi
dapat dilakukan secara independen, dependent dan interdependent. Selanjutnya perawat akan
melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan reaksi klien terhadap fisik, psikologis,
sosial dan spritual.
1.3. Fase Terminasi
Merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
2. Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan. hal-hal yang dievaluasi adalah kekuatan, kelengkapan dan kwalitas data, teratasi
atau tidaknya masalah klien dan pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan. (Al
Ode Jumaidi Gaffar, 1995: 67)
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP
S = merupakan respon seubjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
O = Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
A = Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah baru atau data
yang kontradiktif dengan masalah yang ada.
P = Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan yang
terjadi serta dapat mempertahankan serta memelihara kondisi kesehatan.
Hal yang perlu di evaluasi pada tumor ovarium adalah :
1. Nyeri berkurang dan pemulihan kesadaran.
2. Mampu bertoleransi dengan aktivas secara normal.
3. Memperoleh pemahaman dan kemampuan tentang proses penyakitnya.
4. Mendapat nutrisi yang optimal.
5. Tidak mengalami komplikasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000).
Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium. Tumor Ovarium padat adalah
neoplasma.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20
kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari dari
jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-
abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut
fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya tumor ovarium sesuai dengan teori dan
pencegahannya agar dapat terhindar dari infeksi tumor ovarium baik untuk dirinya sendiri
maupun keluarga.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar mampu menjaga kesehatannya terutama menjaga personal
hiegine genetalia agar tidak terjadi infeksi atau penyakit yang tidak di inginkan terutama
tumor ovarium. Jika terjadi kelainan infeksi pada genetalia, Keadaan tersebut harus segera di
tangani langsung agar tidak terjadi infeksi maupun jenis penyakit lainnya.
3. Bagi Institusi
Diharapkan agar makalah ini menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan tentang bahayanya
penyakit tumor uterus yang dapat menyebabkan kematian.

Daftar Pustaka

Arif, M, et al, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1, Jakarta : Media Aesculapius

Johnson, et al, (2000), Nursing Outcomes Classification, second edition, By Mosby0Year book.
Inc, New York

Manuaba, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB, Jakarta : EGC

Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions Classification, second edition, By


Mosby0Year book. Inc, New York

Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Jakarta : EGC


Nanda,( 2001-2002), Nursing Diagnosis : Definitions and Classification, Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Isos
    LP Isos
    Dokumen15 halaman
    LP Isos
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Format Import Kipi 13052022
    Format Import Kipi 13052022
    Dokumen78 halaman
    Format Import Kipi 13052022
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • LP SP HDR
    LP SP HDR
    Dokumen10 halaman
    LP SP HDR
    Dedes Sahpitra
    Belum ada peringkat
  • GASTRITIS
    GASTRITIS
    Dokumen61 halaman
    GASTRITIS
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Konsep Asuhan Keperawatan
    Konsep Asuhan Keperawatan
    Dokumen1 halaman
    Konsep Asuhan Keperawatan
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Panitia Fun Cooking
    Panitia Fun Cooking
    Dokumen1 halaman
    Panitia Fun Cooking
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Elisius BAB IV
    Elisius BAB IV
    Dokumen35 halaman
    Elisius BAB IV
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Osteosarkoma Diagnosis
    Osteosarkoma Diagnosis
    Dokumen9 halaman
    Osteosarkoma Diagnosis
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Tounden Acara Rihlah
    Tounden Acara Rihlah
    Dokumen1 halaman
    Tounden Acara Rihlah
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir PKK Keluarga (Apri Yadi) (2018)
    Laporan Akhir PKK Keluarga (Apri Yadi) (2018)
    Dokumen55 halaman
    Laporan Akhir PKK Keluarga (Apri Yadi) (2018)
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Tugas Etika Keperawatan
    Tugas Etika Keperawatan
    Dokumen9 halaman
    Tugas Etika Keperawatan
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen14 halaman
    Naskah Publikasi
    Hendry Saja
    Belum ada peringkat
  • Tugas Maternitas
    Tugas Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Tugas Maternitas
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Kti Angkatan
    Kti Angkatan
    Dokumen10 halaman
    Kti Angkatan
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir PKK Keluarga (Apri Yadi) (2018)
    Laporan Akhir PKK Keluarga (Apri Yadi) (2018)
    Dokumen55 halaman
    Laporan Akhir PKK Keluarga (Apri Yadi) (2018)
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen7 halaman
    1 SM
    wirajati
    Belum ada peringkat
  • ID Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Ti
    ID Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Ti
    Dokumen24 halaman
    ID Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Ti
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Awal
    Bab 1 Awal
    Dokumen5 halaman
    Bab 1 Awal
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Menurut WHO
    Menurut WHO
    Dokumen3 halaman
    Menurut WHO
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Menurut WHO
    Menurut WHO
    Dokumen3 halaman
    Menurut WHO
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Lembar Septian
    Lembar Septian
    Dokumen4 halaman
    Lembar Septian
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Hipertiroidisme
    Hipertiroidisme
    Dokumen4 halaman
    Hipertiroidisme
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Revisi Ke 1
    Bab 2 Revisi Ke 1
    Dokumen18 halaman
    Bab 2 Revisi Ke 1
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Awal
    Bab 1 Awal
    Dokumen5 halaman
    Bab 1 Awal
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Lembar Septian
    Lembar Septian
    Dokumen4 halaman
    Lembar Septian
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Lembar Septian
    Lembar Septian
    Dokumen3 halaman
    Lembar Septian
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Hipertiroidisme
    Hipertiroidisme
    Dokumen3 halaman
    Hipertiroidisme
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Hipertiroidisme
    Hipertiroidisme
    Dokumen7 halaman
    Hipertiroidisme
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Hipertiroidisme
    Hipertiroidisme
    Dokumen7 halaman
    Hipertiroidisme
    Ferdinan Arya Dwi Kusuma
    Belum ada peringkat