S DENGAN
GASTRITIS DI DESA PUSAR KAMPUNG III WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG KECAMATAN
BATURAJA BARAT KABUPATEN OGAN
KOMERING ULU
TAHUN 2018
DI SUSUN OLEH
NAMA : ROMI ROMANSYAH
NIM : PO.71.20.2.15.085
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Kepala
Program Studi Keperawatan Baturaja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunianya, sehingga penulisan laporan akhir Praktik Klinik
Keperawatan Gerontik dapat selesai tepat waktu.
Penyusunan format laporan akhir Praktik Klinik Keperawatan Gerontik ini
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan praktik klinik
keperawatan di UPTD Puskesmas Tanjung Agung. Dalam penyusunan laporan
akhir PPK ini, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan serta bantuan
dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan akhir Praktik
Klinik Keperawatan Gerontik
Dalam menyusun format laporan akhir PPK ini banyak mendapatkan
bantuan dari banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat.
1. Bapak Saprianto, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Baturaja dan penanggung jawab mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan
Gerontik
2. Ibu Hj. Aiayah S.Kep Ns. M.Kep , selaku pembimbing akademik Praktik
Klinik Keperawatan Gerontik
3. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pengajar Program Studi
Keperawatan Baturaja.
4. Bapak Efsi Sastra, SKM Selaku Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Agung
5. Ibu Dede Setiawati, AMK selaku pembimbing klinik UPTD Puskesmas
Tanjung Agung
6. Orang tua kami yang tercinta yang telah memberikan dukungan baik mental
maupun Spiritual
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari
sempurna. Karena itu dengan hati yang lapang serta terbuka penulis menerima
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan laporan akhir
Praktik Klinik Keperawatan Gerontik.
3
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Allah SWT, memberikan taufik serta
hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga laporan akhir praktik klinik
keperawatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 3
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 5
5
BAB III TINJAUAN TEORI ............................................................................ 18
A. KONSEP GERONTIK .......................................................................... 18
1. Definisi Lansia ................................................................................ 18
2. Poses menua .................................................................................... 18
3. Perubahan fisik pada lansia ............................................................. 20
4. Perubahan sistem tubuh................................................................... 23
5. Perubahan psikososial pada lansia .................................................. 24
6. Penyakit penyakit yang sering terjadi pada lansia .......................... 25
B. KONSEP PENYAKIT .......................................................................... 26
1. Definisi Hipertensi .......................................................................... 26
2. Klasifikasi ....................................................................................... 26
3. Etiologi ............................................................................................ 27
4. Tanda Dan Gejala ............................................................................ 28
5. Patofisiologi .................................................................................... 29
6. Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 29
7. Penatalaksanaan .............................................................................. 29
8. Pengkajian Keluarga ....................................................................... 30
9. Penentuan Prioritas Masalah ........................................................... 31
10. Diagnosis Keperawatan ................................................................... 32
11. Perencanaan Keperawatan .............................................................. 33
6
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 54
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 54
B. SARAN ................................................................................................. 54
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit
dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka bukan suatu
masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut maka mereka akan
gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan
(hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpuldi lambung,
selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung sehingga
pencernaan yang paling umum terutama maag pada remaja adalah penyakit
dikenal sebagai penyakit maag. Gangguan ini harus diberi perlakuan khusus
karena dapat menimbulkan masalah yang lebih serius yang dapat mempengaruhi
gambaran dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari guna untuk
pola makan tidak sehat akan terjadi gangguan pola makan seperti timbulnya
8
Penyakit gastritis terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional dari lambung
yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi. Gangguan fungsional
berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung yang berkaitan dengan sistem
saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis. Gangguan suktur anatomi
bisa berupa luka erosi atau juga tumor. Faktor kejiwaan atau stres juga terhadap
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Mampu :
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan gerontik dengan gastritis
b. Merumuskan diagnosis keperawatan gerontik dengan gastritis
c. Menyusun rencana keperawatan gerontik dengan gastritis
d. Melaksanakan tindakan keperawatan gerontik dengan gastritis
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan gerontik dengan gastritis
B. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada klien
dengan hipertensisesuai dengan teori yang didapat di bangku kuliah serta
menambah wawasan dan memperluas pengetahuan bagi penulis.
9
3. Manfaat bagi UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk menambah
pengetahuan tentang Asuhan keperawatan dengan gastritis di UPTD
Puskesmas Tanjung Agung.
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Tugas akhir ini penulis membatasi masalah Asuhan
Keperawatan gerontik .Pada Ny.S Dengan Gastritis Di desa pusar kampung
III Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2018
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan asuhan
keperawatan ini adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Wawancara
2. Observasi
3. Studi Dokumentasi
4. Studi Kepustakaan
F. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir ini Adalah Sebagai Berikut :
BAB I : pendahuluan meliputi, Latar belakang, tujuan, manfaat penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan, tempat dan waktu, sistematika penulisan.
10
BAB II : Keadaan umum Lokasi Praktik Meliputi, tinjauan umum dan
tinjaun khusus.
BAB III : Tinjauan Teori Meliputi Konsep keluarga, dan konsep penyakit.
BAB IV : Tinjauan Kasus meliputi, pengkajian, analisa data, perumusan
diagnosis, penilaian skoring diagnosis, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB V : penutup meliputi : Kesimpulan dan saran.
11
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK
A. TINJAUAN UMUM
1. Histori
UPTD Puskesmas Tanjung Agung yang didirikan pada tahun 1979,
pada awalnya merupakan Puskesmas Kota Baturaja. Sesuai dengan
perkembangan Wilayah KabupatenOgan Komering Ulu dimana
puskesmassaat ini berjumlah 16 UPTD Puskesmas terbagi di 12
Kecamatan. UPTD Puskesmas Tanjung Agung membawahi hanya
wilayah Kecamatan Baturaja Barat dengan 5 Kelurahan dan 7 Desa.
2. Geografi
UPTD Puskesmas Tanjung Agung terletak dalam wilayah
Kecamatan Baturaja Barat Kab.OKU, meliputi dengan ketinggian 69
meter dari permukaan laut dan luas wilayah kerja 132,6 km2. Wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung terdiri dari dataran rendah yang
bergelombang dan sedikit rawa-rawa dengan suhu rata-rata 24 sampai 34
derajat celcius, curah hujan 3120 mm dan jumlah hari hujan pertahun
adalah 170 hari.
Adapun batas wilayah kerja :
Sebelah Utara : UPTD Puskesmas Lubuk batang
Sebelah Selatan : UPTD Puskesmas Penyandingan
Sebelah Barat : UPTD Puskesmas Pengaringan
Sebelah Timur : UPTD Puskesmas Sukaraya dan Kemalaraja
12
3. Demografi
Tabel 1. Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Meliputi 5 Kelurahan dan 7 Desa Dalam Wilayah Kecamatan Baturaja
Barat :
No Kelurahan / Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelurahan Air Gading 2.034 2.062 4.096
2 Kelurahan Talang Jawa 3.875 3.833 7.708
3 Kelurahan Saung Naga 3.576 3.554 7.130
4 Desa Laya 929 934 1.863
5 Desa Batu Putih 1.292 1.187 2.479
6 Desa Suka maju 491 464 955
7 Kelurahan Tanjung Agung 1.189 1.171 2.360
8 Desa Pusar 1.771 1.652 3.423
9 Kelurahan Batu Kuning 1.600 1.553 3.123
10 Desa Karang Agung 436 377 813
11 Desa Karang Endah 295 290 585
12 Desa Tanjung Karang 270 246 516
JUMLAH 17.758 17.323 35.081
4. Sosial Ekonomi
a. Sebagian besar mata pencarian penduduk adalah buruh dan pedagang.
b. Sebagian lagi sebagai Pegawai Negeri, TNI / POLRI, dan Pegawai
Swasta dan hanya sebagian kecil sebagai petani.
13
5. Transportsasi
Transportasi ke dan dari UPTD Puskesmas Tanjung Agung dapat
dijangkau kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. dari ke
5 Kelurahan dan 7 Desa.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung sebagian besar dilalui
jalan raya, selebihnya hanya jalan kecil yang dapat dilalui kendaraan roda
dua.
6. Struktur Organisasi
UPTD Puskesmas Tanjung Agung dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas yang membawahi Kepala Sub Bagian Tata Usaha, kelompok
jabatan fungsional (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat/UKBM dan
usaha kesehatan perseorangan/UKP),
dua Puskesmas Pembantu serta 13 Poskesdes. Selain itu juga terdapat
beberapa jabatan yang tidak terstruktur yaitu bendaharagaji, bendahara
rutin, bendahara karcis, bendahara barang, bendahara operasional,
bendahara Jamsoskesdan bendahara BPJS di Tahun 2017.
7. Sarana Pendidikan
a. Taman Kanak-Kanak/ PAUD : 6 buah/ 10 buah
b. Sekolah Dasar : 25 buah
c. SLTP / MTS : 6 buah
d. SLTA : 2 buah
14
Tabel Gambaran Jumlah Posyandu Dalam Wilayah Kerja
PuskesmasTanjung Agung Kecamatan Baturaja BaratTahun
2017
15
B. TINJAUAN KHUSUS
1. Visi, Misi, Tujuan, Dan Tata Nilai Uptd Puskesmas Tanjung Agung
VISI
“ Tercapanya Masyarakat Kecamatan Baturaja Barat Yang Sehat , Mandiri dan
Berkeadilan “
MISI
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
keraja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
TUJUAN PUSKEMAS
16
TATA NILAI
2. Tenaga Kesehatan
17
12. D.I Bidan 7 - - - 7
13. SPK 2 - - - 2
14. SPRG 1 - - - 1
15. SMF 2 - - - 2
16. SPPH 1 - - - 1
17. SLTA 2 - - 1 3
JUMLAH 65 29 20 35 149
18
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP GERONTIK
Definisi Lansia / gerontik
A. Pengertian Lansia
proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. ( Dep Kes
kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi
kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. (
www. google. com ).Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. ( www.
proses penuaan serta berbagai masalah yang terkait didalamnya dan Lansia
B. Proses Menua
19
a. Faktor dalam
Factor dalam merupakan factor yang terjadi secara alami menyangkut
fisis dan psikis. Factor ini tidak dapat dihilangkan dan tidak berubah.
b. Faktor luar
Faktor yang dimaksud adalah lingkungan, dalam pengertian yang
lebih luas, menyangkut pola atau gaya hidup (perilaku). Faktor ini
kecenderungan dapat dikendalikan dan dirubah sehingga
memungkinkan orang dapat meningkatkan usia harapan hidup ( bukan
memperpanjang umur).
Proses menjadi tua disebabkan oleh factor biologic yang terdiri dari tiga
fase yakni fase progresif, fase stabil dan fase regresif;
Dalam fase regresif, mekanisme lebih berat kearah kemunduran yang
dimulai dalam sel, komponen terkecil dari tubuh manusia.
Dapat dikatakan, bahwa sel-sel mengalami kehausan karena berfungsi
lama sehingga mengakibatkan kemunduran lebih dominan dibandingkan
pemulihan. Dalam struktur anatomi dapat terlibat tanda-tanda kemunduran
tersebut di dalam sel, ini adalah proses menjadi tua . Proses ini terjadi
secara alamiah, continue, terus-menerus dan berkesinambungan yang
dalam keadaan lanjut menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan
biokemis pada jaringan atau organ badan yang pada akhirnya
mempengaruhi keadaan serta fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan.
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
20
1) Kelompok pertengahan umur
Masa ini dikenal dengan masa verilitas atau masa persiapan menjadi
lansia.
2) Kelompok usia lanjut dini
Masa ini disebut masa pra pension atau masa mulai memasuki usia
lanjut. Usia 55-64 tahun.
3) Kelompok usia lanjut ( usila atau lansia )
- Masa senium.
- Usia 65 tahun ke atas.
4) Kelompok lansia dengan resiko tinggi
- Usia di atas 70 tahun.
- Biasanya hidup sendiri dan sering sakit
21
e. Sel-sel langerhans menurun, akibatnya : respon kekebalan seluler
kulit tergangggu sehingga pembentukan antigen terganggu, dampak
lain terjadinya karsinoma kulit.
2) Lapisan dermis
a. Dermis atrofi, relative aseluler dan avaskuler, sel mati berkurang
sehingga reaksi hepersensitif menurun.
b. Sel fibroblast mengandung banyak reticulum endoplasmic yang
kasar.
c. Serat kolagen jumlahnya berkurang disertai penebalan, kemampuan
membengkak berkurang dan susunannya tidak teratur sehingga
kulit menjadi kendur ( lax ).
d. Jumlah glikosaminoglikan ( bahan dasar dermis ) berkurang
sehingga viscoelastisitas berubah.
e. Serat-serat elastic mengalami degradasi, anyaman serat hilang,
akibatnya kulit keriput dan kendur.
3) Jaringan sub kutis
a. Adanya atrofi pada muka, dorsum tangan dan tungkai bawah, hal
ini mengakibatkan hipotermi, telapak kaki mudah luka atau
ulserasi.
b. Jaringan subkutis mengalami hipertrofi, pada laki-laki lebih banyak
pada daerah pinggang dan pada wanita pada paha.
Perubahan Fungsi
1. Proliferasi dan penyembuhan
a. Waktu pergantian kulit menjadi lebih panjang.
b. Epidermal repair berkurang sehingga resiko infeksi sekunder tinggi.
c. Pertumbuhan kuku dan rambut lambat.
d. Anaplasia : hampir semua orang diatas 65 tahun mengalami tumor jinak
(keratosis seboroika ), penyebabnya :
- Sel epidermis bermacam bentuk dan ukuran.
- Paparan bahan karsinogen.
- Jumlah sel melanosit berkurang→proteksi kurang/.
22
- Jumlah sel langerhans berkurang.
2. Absorbsi dan clearance dermal
a. Permeabilitas meningkat
b. Dermal clearance menurun
- Menurunkan sirkulasi pada dermis
- Dermatitis kontak menetap
c. Cenderung timbul gangguan termoregulator.
3. Respon terhadap stimulasi eksternal
a) Reaksi terhadap rangsangan raba, vibrasi dan kornea kurang, nilai
ambang nyeri meningkat.
1) Respon vascular menurun yang akan mengakibatkan gangguan
regulasi suhu tubuh→hipotermi atau heat stroke.
2) Produksi keringat berkurang.
3) Produksi sebum menurun.
b) Sifat-sifat mekanis
Serat kolagen dan serat elastisitas mengalami perubahan (perubahan
sifat mekanik) sehingga elastic recovery menurun ( kulit lama kembali
), hal ini mengakibatkan kulit mudah robek bila trauma, penurunan
piupi dan distorsi.
c) Respon imun
1) Gangguan fungsi sel beta
2) Gangguan imunitet seluler, sehingga mudah mengalami infeksi
virus, jamur dan keganasan.
D. Perubahan Sistem Tubuh
1. Sistem Pencernaan
Pada mulut, warna gigi menjadi lebih gelap. Terjadi penurunan produksi
saliva yang mengakibatkan sel mukosa menjadi kering. Pada lansia juga
terjadi perubahan kemampuan mencerna sehingga meningkatkan sisa zat
makanan sehingga produksi gas meningkat, motilitas usus dan peristaltik
menurun.
23
Perubahan akibat proses penuaan yang terjadi pada system pencernaan
sering dimanifestasikan dengan terjadinya :
a. Kesulitan menelan
b. Sendahak (reflex gastroesofageal)
c. Perut terasa lama penuh ( hidroklorhidri )
d. Konstipasi
e. Obat tidak terlalu cocok.
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Berkurangnya motilitas esophagus, fungsi spingter, sekresi asam
lambung, pepsin dan tripsin.
b. Berkurangnya motilitas usus serta perubahan enzim hepar.
Perubahan oleh karena menua sekunder :
a. Hernia
b. Anemia pernisiosa
c. Konstipasi karena diit rendah residu dan pemakaian laksans yang
berlebihan.
d. Merokok dan alcohol terlalu banyak, sehingga menyebabkan
perubahan metabolisme obat.
2. Sistem Pernafasan
Teradi perubahan struktur thorax yang menyebabkan
pengembangan paru menjadi terbatas, tulang iga tidak dapat bergerak
bebas. Tulang punggung kifosis yang menyebabkan paru semakin kaku
dan kurang elastic, peningkatan kapasitas residual, penurunan kapasitas
vital ynag pada akhirnya dapat mengakibtakan kolaps basal.
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Berkurangnya elastisitas paru
b. Berkurangnya otot-otot pernapasan
24
Perubahan oleh karena menua sekunder :
a. Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM) atau COPD ssebagai akibat
dari kebiasaan merokok dan polusi udara.
b. Menurunnya kekuatan otot pernafasan oleh karena kurang aktifitas
(olahraga).
3. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang berhubungan dengan usia lanjut terjadi pada
komposisis kimiawi, sel-sel, jaringan jantung dan pembuluh darah,
semuanya ini akhirnya mempengaruhi fungsi kardiovaskuler. Namun
walaupun demikian, jantung masih mampu memenuhi kebutuhan harian
dan berfungsi dengan baik kecuali dalam kondisi stress atau karena
gangguan penyakit.
Secara umum manifestasi klinis yng sering terjadi pada sistem
kardiovaskuler akibat ketuaan adalah :
a. Berkurangnya cadangan jantung (cardiac reserve)
b. Bertambahnya tekanan nadi (pulse pressure)
c. Kecenderungan hipotensi dan sinkop.
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Berkuranhgnya jumlah sel dinding jantung dan vaskuler
b. Baroreseptor sensitivity
Perubahan oleh karena menua sekunder :
a. Iskemia akibat adanya arteriosklerosis
b. Disfungsi ventrikel
c. Debaran jantung tidak teratur ( aritmia )
d. Penyakit ujantung oleh karena hipertensi
e. Gagal jantung kongestive
f. Infeksi akibat imunitas berkurang.
4. Sistem Perkemihan
Terjadi hubungan langsung antara suplai darah dan fungsi ginjal, renal
sendiri mendapat darah ( blood flow ) sekitar 25% dari keseluruhan
25
volume darah yang ada dalam tubuh, dengan kecepatan aliran darah kira-
kira 5 sampai 10 kali lebih besar dari suplai untuk jantung, hati dan otak.
Perubahan pada system urogenital dimanifestasikan dengan :
5. Sistem Endokrin
Perubahan akibat proses penuaan pada system endokrin secara klinis
dimanifestasikan oleh:
a. Pada wanita terjadi menopause yang meliputi system vasomotoris dan
atrofi vagina.
b. Pada laki-laki terjadi penurunan libido, potensi serta frekuensi
kegiatan seks.
c. Intoleransi relative terhadap glukosa.
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Relative lebih cepat terjadi pada wanita setelah berhenti haid.
b. Relative lambat pada laki-laki : testis mengecik, reserve capacity
testis, sperbmatogenesis dan kadar testosterone berkurang.
26
c. Respon dan sensitivitas terhadap insulin berkurang, sehingga
cenderung menjadi gemuk.
d. Respon tiroid berkurang.
Perubahan oleh karena menua sekunder :
a. Hipogonadism oleh karena pembedahan atau alcoholism.
b. Penyakit Diabetes Melitus.
6. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan struktur musculoskeletal dan fungsi bervariasi diantara
individu selama proses penuaan. Perubahan yang bermakna terjadi mulai
usia pertengahan. Secara umum perubahan sacara fisiologis adalah :
a. Penurunan tinggi badan sekitar 6-10 cm.
b. Lebar bahu menurun.
c. Fleksi pada lutut dan panggul.
d. Terjadi penyempitan dari diskus intervertebrae yang dapat
berkurangnya ukuran intervertebrae dan ruang intercostae.
e. Patah tulang akibat kompresi dari vertebrae.
f. Peningkatan kurve spina thoraks.
g. Kepala miring ke belakang dan leher memendek → mengimbangi
kondisi kiposis.
h. Jalan goyah karena perubahan otot dan fungsi motorik.
i. Jengkal lengan lebih besar.
Perubahan secara klinis dimanifestasikan oleh adanya :
a. Kekuatan berkurang.
b. Cenderung patah tulang (osteoporosis )
c. Sendi kaku dan cenderung inflamasi
Perubahan oleh karena menua primer :
a. Berkurangnya serta dan diameter otot.
b. Jumlah mineral dalam tulang berkurang.
c. Pembentukan tulang berkurang (senile osteoporosis)
d. Resorbsi tulang bertambah.
27
e. Tendon dan jaringan pengikat bertambah kaku
f. Tulang rawan persendian makin tipis-0987
g. nbvPerubahan oleh karena menua sekunder :
a) Atropi akibat inaktivitas (misalnya karena terlalu banyak duduk)
b) Defisiensi steroid gonadal.
c) Osteoporosis oleh karena defisiensi kalsium, alcoholism dan
pengaruh tembakau.
d) Osteomalasia (tulang lunak) oleh karena defisiensi vitamin D.
7. System Penglihatan
Pada usia 40-50 tahun visus akan menurun, dan pada 70 tahun
banyak memakai alat bantu. Terjadi perubahan struktur retina, pupil,
lensa dan kornea. Retina akan kehilangan sel-selnya. Kemampuan
penglihatan berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa,
astigmatisma (tidak terpusatnya cahaya pada satu titik retina).
Perubahan pada system penglihatan secara klinis dimanifestasikan oleh
adanya :
1) Penurunan kekuatan otot mata untuk berakomodasi.
2) Kulit kelopak mata mengendur, jaringan lunak berkurang, sehingga
mata menjadi cekung.
3) Kelopak mata jauh dari permukaan bola mata sehingga mata tampak
berair.
4) Selaput mata keruh, pinggir kornea bergaris putih,pupil kecil sehingga
penglihatan menjadi tidak terang.
8. Sistem Pendengaran
Perubahan yang terjadi pada system pendengaran akibat penuaan adalah
kehilangan daya mendengar jenis sensori neural berupa : presbikusis (
TULA = Tuli Usia Lanjut ), dengan manifestasi klinis :
a. Kekurangan pendengaran progresif.
28
b. Pendengaran bertambah menurun → stress.
c. Daya diskriminasi menurun.
d. Tinnitus jika mendengar suara dengan nada tinggi.
9. Sistem Persyarafan
Pada persyarafan, walaupun tidak mengalami mitosis, tapi karena
terjadinya penurunan fungsi, maka secara klinis akan menunjukkan
adanya hal-hal berikut :
1) Status mental
a. Gangguan ingatan ( lupa ).
b. Sangat hati-hati, namun inisiatif kurang.
c. Curiga
2) Insomnia → perubahan pola tidur/bangun.
3) Saraf kranialis
a. Saraf penglihatan
a) Melihat dekat terganggu
b) Melihat jauh dengan koreksi lensa
b. Saraf pendengaran
Kemampuan mendegar menurun
c. Saraf penggerak bola mata
Gerak bola mata lambat, melirik dan melihat ke atas terbatas
d. Saraf pengecap dan penghidu
Sensasi rasa terganggu
e. Sistem motorik
a. Cara berjalan dengan langkah kecil
b. Dasar melebar → Parkinson
c. Postur tubuh bungkuk
d. Ayunan tangan berkurang
29
e. Tungkai mengalami kekakuan
f. Tendo kurang elastis
f. Reflex
a) Reflex otot dan tumit menurun
b) Reflex telapak kaki → ekstensi
c) Reflex abdomen menghilang
g. Sensorik
a) Rasa getar menurun pada tungkai bawah
b) Ambang rasa, raba dan tusuk meningkat
30
B. KONSEP PENYAKIT
1. Defenisi Gastritis
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan dalam
saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi
pada lambung ( Sukarmin, 2012:147 ).
Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Dan erosi itu sendiri adalahkerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Pada pemeriksaan mikroskopik
menunjukan mukosa merah, erosi kecil dan perdarahan (Doengus, 2008).
Gastritis kronik merupakan peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahan dan ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopalogi biopsi mukosa
lambung. Dan ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar disertai dengan
kehilangan chief cell. Akibat produksi asam klorida pepsin dan faktor intrinsik
menurun, dinding lambung menjadi tipis sehingga fungsi sebagai absorbsi
menurun ( Mansjoer, 2001:493 ).
2. Etiologi
2.1. Pemakaian obat NSAIDS ( Non Steroid Anti Inflamasi Drugs )
Pemakaian obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin, asam mefenamat, aspilet
dalam jumlah besar. Obat antiinflamasi non steroid dapat memicu kenaikan
produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi mukosa lambung
karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung. Selain itu jenis obat
ini dapat mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa karena dapat
bersifat iritatif dan siftnya yang asam dapat menambah derajat keasaman pada
lambung.
2.2 Konsumsi alkohol berlebihan
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa
lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung.
31
2.3 Faktor makanan
Pola kebiasaan makan yang tidak teratur, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan
minuman seperti cuka, cabe, asam, kopi, alkohol,porsi makan terlalu banyak dan
sering terlambat makan.karena tidak ada makanan yang masuk
2.4 Rokok
Asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang
berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke
lambung mengalami penurunan. Penurunan ini dapat berdampak pada penurunan
produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.
Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah di ikat oleh Hb daripada
O2 sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung. Kejadian
gastritis pada perokok juga dapat di picu oleh pengaruh asam nikotinatyang
menurunkan rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi tahan lapar sehingga
asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena
tidak ada makanan yang masuk.
2.5 Pemberian obat kemoterapi
Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar meruak sel yang pertumbuhannya
abnormal, perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh
manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan langsung
pada epitel mukosa lambung.
2.6 Stres
Stres psikologi akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat merangsang
peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan hcl dapat di rangsang oleh
mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti epinefrin.
.2.7 Infeksi sistemik
Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang
peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan aktifitas lambung
dalam mencerna makanan. Peningkatan HCL lambung dalam kondisi seperti ini
dapat memicu timbulnya perlukaan pada lambung.
32
2.8 Iskemia dan syok
Kondisi iskemia dam syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena
penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis lapisan
lambung.
.2.9 Trauma mekanik
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat
kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab ganggguan keutuhan
jaringan lambung. Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa, tetapi juga jaringan
otot dan pembukuh darah lambung sehingga pasien dapat mengalami perdarahan
yang hebat. Trauma juga bisa disebabkan tertelanyabenda asing yang keras dan
sulit dicerna.
2.10 Infeksi mikroorganisme
Koloni bakteri yang menghasilkan toksikdapat merangsang pelepasan gastrin dan
peningkatan sekresi asam lambung.
3. Manifestasi klinik
3.1 Gastritis Akut
3.1.1 Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah
3.1.2 Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati.
3.1.3 Mual-mual dan muntah.
3.1.4 Perdarahan saluran cerna.
3.1.5 Pada kasus yang amat ringan perdarahan ber-manifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan di jumpai tanda-tanda anemia defesiensi
dengan etiologa yang tidak jelas.
3.1.6 Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga tanda dan gejala gangguan
hemodinamika yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, sampai
gangguan kesadaran.
33
3.2 Gastritis Kronis
3.2.1 Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang tidak
jelas.
3.2.2 Perasaan penuh, anoreksia.
Perasaan cepat penuh diakibatkan sekresi yang berlebihan pada lambung ketika
ada makanan yang masuk. Sehingga kapasitas makanan menjadi menurun karena
sebagian besar telah diisi mukus dan cairan hasil sekresi.
34
dalam lambung. Antasid, seperti halnya obat-obat yang lainnya, dapat
menimbulkan efek samping.
Antasida yang berisi aluminium dan magnesium dan karbonat kalsium dan
magnesium. Dengan pemberian antasid tadi maka suasana asam dalam lambung
dapat dikurangi. Obat-obat ini dapat menghasilkan efek samping seperti diare atau
sembelit karena dapat mempengaruhi penurunan rangsangan peristaltik usus.
Obat-obat untuk gastritis umumnya dimakan 2jam sebelum dan sesudah makan.
Adapun tujuan obat tersebut di minum 2 jam sebelum makan adalah untuk
menetralisir asam lambung karena pada saat tersebut penumpukan asam di dalam
lambung sudah cukup banyak dan pada orang yang menderita maag di dalam
lambungnya telah terjadi luka-luka kecil di dinding lambung yang apabila terkena
asam dalam jumlah yang cukup banyak akan menimbulkan keluhan perih
sedangkan obat yang diminum 2 jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi
dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Selama 2 jam sesudah makan
asam yang ada di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan shingga
ternetralisir dan tidak melukai dinding lambung namun setelah 2 jam lambung
akan segera kembali memproduksi asam padahal makanan yang telah di cerna
lambung sudah mulai kosong dam masuk ke usus .
6 Cara Pencegahan Penyakit Medis Gastritis.
6.1 Biasakan makan secara teratur dan sesuai jadwal, makanlah dengan tenang
dan tidak terburu-buru, jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin
karena dapat menimbulkan rangsangan pada lambung, mengkonsumsi makanan
yang mudah di cerna, jangan biarkan lambung kosong terlalu lama dan jangan
makan berlebihan, kurangi makanan yang pedas dan asam seperti acar, kari lada,
kafein dan makanan yang dapat merangsang sekresi lambung seperti kangkung,
kol dan nangka.
.6.2 Hindari Rokok
Ada banyak sekali metode yang biasa dipakai untuk mendorong perokok agar
dapatmenghilangkan kebiasaan itu. Misalnya buatlah catatan harian untuk
mengetahui berapa banyak uang yang anda habiskan untuk membeli sebuah rokok
35
sehingga kita atau pengeluaran sehari-hari. Yakinkanlah diri anda untuk dapat
berhenti merokok.
6.3 Hindarilah minum minuman yang berakohol, kopi, teh kental.
6.4 Berolah Raga teratur.
6.5 Kendalikan stress dam emosi dengan baik. Stres dan ketegangan kini menjadi
suatu bagian integral dari kehidupan agar dapat mengatasi secara efektif, harus
mahami ambisi, rasa takut dan kecemasan. Suatu kesadaran pribadi akan membuat
anda mempunyai bekal yang jauh lebih untuk menghadapi perubahan dan stres.
6.6 Pola tidur yang teratur dan usahakan dapat beristirahat yang cukup, pada
malam hari usahakan dapat tidur minimal 8 jam dan siang hari dapat beristirahat
dengan rilek selama 1 jam.
6.7 Mengkonsumsi obat sakit maag yang biasanya bersifat antasid yang dimana
dapat menurunkan keasaman cairan dilambung dengan cara menaikan Ph,
sehingga untuk sementara gejala sakit akan hiang. Namun kesembuhan tersebut
bersifat sementara karena lambung masih lemah akibat erosi, serta belum
seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar lambung.
6.8 Dianjurkan minum susu, karena selain bisa menetralkan asam lambung yang
berlebihan, susu juga banyak mengandung protein dan kalsium yang sangat
berguna dalam pergantian sel-sel jaringan tubuh.
36
1. Perencanaan Keperawatan
37
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data biografi
Nama Ny.S
Alamat Desa pusar kampung III
Tempat tgl lahir Baturaja 6 maret 1954
Umur 63 tahun
Jenis kelamin perempuan
Suku ogan
Agama islam
Status perkawinan menikah
Pendidikan SD
Orang yg paling dekat anak terahir An.b
2. Riwayat keluarga/Genogram
38
3. Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat petani
Pekerjaan sebelumnya petani
Sumber – sumber pendapatan petani kopi dan sayur
4. Riwayat lingkungan hidup
Tipe tempat tinggal semi permanen
Jumlah kamar 4 kamar
Jumlah tingkat tidak bertingkat
Jumlah orang yg tinggal di rumah 5 orang
5. Riwayat Rekreasi
Hobi / minat : hanya ingin bersama anak anak nya
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan / perjalanan : hanya nontn tv di rumah
39
Status kesehatan 5 th yg lalu klien sudah lebih dari 5 tahun terahir
nyeri di bagian lambung
Penyakit serius atau kronik penyakit kronik
Penyakit masa kanak – kanak demam dan tifus
Trauma tidak pernah
Pernah dirawat, kapan berapa lama belum pernah hanya berobat jalan
Operasi terdahulu, kapan dan alasan tidak pernah
UMUM
Kelelahan … ya
Perubahan berat badan yang lalu ………ya………………………….
Perubahan nafsu makan …………………ya……………….
Demam ………………………………….tidak
Keringat malam ……………………… tidak….
Kesulitan tidur ……………………… tidak………….
Sering pilek, infeksi ……………………… tidak………….
Penilaian diri terhadap status kesehatan ……iya….
Kemampuan melakukan ADL……………iya……
HeMoPOETIK
Pendarahan/memar abnormal …………… tidak…………………….
Pembengkakan kelenjar limfa …………… tidak…………………….
Anemia ……………………………… tidak
Riwayat transfusi darah…………………… tidak….
40
MATA
Perubahan penglihatan …… tidak…………………………….
Kaca mata / lensa kontak …… tidak…………………………….
Nyeri …………………… tidak…………….
Air mata berlebihan ………… tidak……………………….
Pruritus ……………………… tidak………….
Bengkak sekitar mata ……… tidak………………………….
Floater ……………………… tidak…….
Diplopia ……………………… tidak……….
Kabur …………………………iya……….
Fotofobia …………………… tidak……….
Skotomata …………………… tidak…………….
Riwayat infeksi ……………. tidak……………….
Tanggal pemeriksaan terakhir…… tidak…………
Tanggal pemeriksaan galukoma terakhir… tidak……
Dampak pada penampilan ADL … tidak……………..
PAYUDARA
Benjolan / masa ……………… tidak………………….
Nyeri / nyeri tekan ……………… tidak………………….
41
Bengkak ………… tidak……………………….
Keluar cairan dari puting susu ……… tidak………………………….
Perubahan pada puting susu ………… tidak……………………….
Pemeriksaan payudara sendiri………… tidak……….
Tanggal dan hasil mamogram terakhir… tidak………
PERNAPASAN
Batuk ……………… tidak………………….
Sesak napas ………… tidak………………….
Hemoptisis ………… tidak……………………….
Sputum ……………… tidak………………….
Mengi ………………… tidak……………….
Asma/ alergi pernapasan … tidak……………………………….
Tanggal dan hasil pemeriksaan rongten terakhir… tidak……………………..
GASTROINTESTINAL
Disfagia ………… tidak…………….
Tak dapat mencerna …… tidak…………………………….
Nyeri ulu hati ……………iya……………….
Mual / muntah ……………iya…………….
Hematemesis …………… tidak………………….
Perubahan nafsu makan ……iya…………………………….
Intoleran makanan …………iya……………………….
Ulkus …………………… tidak……….
Nyeri ……………………iya…………….
Ikterik ………………… tidak……………….
Benjolan / masa ………… tidak……………………….
Perubahan kebiasaan defekasi … tidak……………………………….
Diare …………………… tidak…………….
Konstipasi ………………… tidak……………….
Melena …………………… tidak…………….
Hemoroid ………………… tidak……………….
42
Perdaraham rektum …………… tidak…………………….
Pola defekasi …………………..iya
GENITOREPRODUKSI PRIA
Lesi ……………… tidak………………….
Rabas …………… tidak…………………….
Nyeri testikuler …… tidak…………………………….
Masa testikuler …… tidak…………………………….
Masalah prostat …… tidak…………………………….
Penyakit kelamin … tidak……………………………….
Perubahan hasrat seksual tidak………………………………….
Impotensi ……………… tidak………………….
Masalah aktifitas seksual …… tidak…………………….
MUSKULOSKELETAL
Nyeri persendian ……………iya…………………….
Kekakuan ……………………iya…………….
Pembengkakan sendi ………… tidak……………………….
Deformitas ………………… tidak……………….
Spasme ……………………… tidak………….
Kram …………………………iya……….
Kelemahan otot ………………iya………………….
Masalah cara berjalan …………… tidak…………………….
Nyeri punggung ………………iya………………….
Prostesa ………………………… tidak……….
Pola kebiasaan latihan ………iya…….
Dampak pada penampilan ADL …iya……………
PSIKOSOSIAL
Cemas ……………… tidak ………………….
Depresi ……………… tidak………………….
Insonia ……………… tidak………………….
43
Menangis ………… tidak……………………….
Gugup …………… tidak…………………….
Takut ……………… tidak………………….
Masalah dalam mengambil keputusan …… tidak…………………………….
Kesulitan berkonsentrasi …………………… tidak…………….
Pernyataan perasaan kepuasan/frustasi ……… tidak………………………….
Stres saat ini …………………………………. tidak
Masalah tentang kematian …………………… tidak…………….
Dampak penampilan ADL …………………… tidak…………….
INTEGUMEN
Lesi/luka …………………… tidak…………….
Pruritus …………………… tidak…………….
Perubahan pigmentasi ……… tidak………………………….
Perubahan tekstur …………… tidak…………………….
Sering memar ………………… tidak……………….
Perubahan rambut …………… iya …………………….
Perubahan kuku ………………… tidak……………….
Pemajanan lama terhadap matahari …… tidak…………………………….
Pola penyembuhan lesi , memar………. tidak
KEPALA
Sakit kepala ………………… tidak……………….
Trauma berarti pada masa lalu …… tidak…………………………….
Pusing ………………………… tidak……….
Gatal kulit kepala ……………… tidak………………….
TELINGA
Perubahan pendengaran …………… tidak…………………….
Rabas ………………………………. tidak
Tinitus ……………………………… tidak….
Vertigo ……………………………… tidak….
44
Sensitifitas pendengaran …………… tidak…………………….
Alat – alat prostesa ………………… tidak……………….
Riwayat infeksi ……………………… tidak………….
Tanggal pemeriksaan terakhir………… tidak………………………………….
Kebiasaan perawatan telinga………….. tidak………………………………….
Dampak pada penampilan ADL………. tidak
LEHER
Kekakuan …………………………………. iya
Nyeri / nyeri tekan ………………………… tidak……….
Benjolan / masa …………………………… tidak…….
KARDIOVASKULER
Nyeri / ketidaknyamanan dada ……………… tidak………………….
Palpitasi …………………………………. tidak
Sesak napas …………………………………. tidak
Dispneu pada aktifitas ……………………… tidak………….
Dispneu nokturnal paroksimal ……………… tidak………………….
Orthopneu …………………………………. tidak
45
Murmur ……………… tidak………….
Edema ………………… tidak……………….
Varises ………………… tidak……………….
Kaki timpang ………… tidak……………………….
Parestesia ……………… tidak………………….
Perubahan warna kaki …… tidak…………………………….
PERKEMIHAN
Disuria …………… tidak…………………….
Frekuensi ………… 2x……………………….
Menetes ………………iya………………….
Ragu – ragu / anyang – anyangen … tidak……………………………….
Dorongan …………………iya……………….
Hematuria …………………… tidak…………….
Poliuria ……………………… tidak………….
Oliguria ……………………… tidak………….
Nokturia ……………………… tidak
Inkontinensia ………………… tidak……………….
Keterbatasan gerak …………… tidak…………………….
Nyeri saat berkemih …………… tidak…………………….
Batu …………………………… tidak…….
Infeksi …………………………… tidak…….
GENITOREPRODUKSI WANITA
Lesi ……………………… tidak………….
Rabas …………………… tidak…………….
Dispareunia ……………… tidak………………….
Perdarahan pasca senggama … tidak……………………………….
Nyeri pelvik ………………… tidak……………….
Sistokel/retrokel/prolaps ……… tidak………………………….
Penyakit kelamin ……………… tidak………………….
Infeksi ………………………… tidak……….
46
Masalah aktifitas seksual …………… tidak…………………….
Riwayat menstruasi, mulai dan berakhirnya kapan … tidak……
Riwayat menopause, kapan dan gejala…………… tidak…………………….
SISTEM ENDOKRIN
Intoleran panas ………………… tidak……………….
Intoleran dingin ………………… tidak……………….
Goiter …………………………… tidak…….
Pigmentasi kulit ………………… tidak……………….
Perubahan rambut ………………iya………………….
Polifagi …………………………… tidak…….
Polidipsi ………………………… tidak……….
Poliuri …………………………… tidak……
47
LEMBAR BIMBINGAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN AKADEMIK 2017 - 2018
--------------------------------------------------------------------------------------------
Nama Mahasiswa :
NIM :
Puskesmas :
Nama Instruktur Klinik :
1.
2.
3.
4.
5.
Baturaja,
2018
Instruktur Lapangan,
48
B. ANALISIS DATA
49
DS : Pertahanan
§ pasien merasa nyeri pada luka tubuh primer Risiko infeksi
di bokonnya. yang tidak
DO : adekuat
§ TD : 91/61 mmHg, Suhu : (integritas kulit
38,8°C , RR : 32x/menit. tidak utuh)
§ Terdapat luka di daerah
bokong atas, luka lembab,
kemerahan di daerah sekitar
luka.
§ Akral hangat
§ Leukosit 18.100/cmm
DIAGNOSA KEPERAWATAN
50
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
51
Tgl/Waktu No. Tujuan Rencana Tindakan TTD/
Dx Keperawatan ( NIC ) Nama
( NOC )
2. Setelah dilakukan Infection Control :
tindakan 1. Observasi dan laporkan
keperawatan selama tanda dan gejala infeksi
…x 24 jam, seperti kemerahan, panas,
diharapkan tidak nyeri, tumor.
terjadi infeksi, 2. Kaji tanda tanda vital
dengan criteria hasil3. Lakukan teknik perawatan
: luka yang tepat
Risk Control : 4. Tingkatkan nutrisi dan
1. Suhu tubuh dbn cairan
(36-37°C ) 5. Monitor temperature tubuh
2. Frekuensi nafas 6. Gunakan srategi untuk
dbn (!6-24x/menit) mencegah infeksi nosokomial
3. Tidak terjadi 7. Anjurkan untuk istirahat
infeksi lebih laanjut yang adekuat
4. Tidak ada tanda 8. Batasi pengunjung bila perlu
tanda inflamasi 9. Ajarkan pada klien dan
(rubor, dolor, kalor, keluarga cara perawatan luka
tumor, fungsiolesa) yang tepat
5. Pasien dan 10. Jelaskan pada klien dan
keluarga mengetahui keluarga bagaimana
tindakan yang tepat mencegah infeksi
untuk mencegah 11. Jelaskan pada klien dan
infeksi keluarga tanda dan gejala
6. Pasien dan infeksi
keluarga dapat 12. Anjurkan dan ajarkan pada
mengetahui tanda klien dan keluarga mencuci
52
Tgl/Waktu No. Tujuan Rencana Tindakan TTD/
Dx Keperawatan ( NIC ) Nama
( NOC )
dan gejala infeksi tangan dengan sabun
7. Pasien dan 13. Kolaborasi dengan dokter
keluarga dapat dalam pemberian terapi obat
mengetahui cara
perawatan luka yang
tepat
8. Integritas kulit
membaik
53
E. TINDAKAN KEPERAWATAN
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu No. Implementasi Respon T
Tgl Jam Dx N
1 Menanyakan keluhan yang DS : pasien mengatakan nyeri
dirasakan klien pada perutnya
DO : pasien terlihat lemah dan
wajah terlihat menahan nyeri
DO : TD : 110/70mmHg
1&2 Mengukur TD, Suhu, menghitung Nadi : 95x/menit
nadi, RR Suhu : 38,8°C
RR : 32x/menit
DO : skala nyeri 4
Melihat ekspresi wajah nyeri klien
untuk menentukan skala nyeri
Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan nyeri
1 nafas dalam pada pasien untuk sedikit berkurang
mengurangi nyeri
Menganjurkan klien untuk DS : pasien mengatakan “iya”
1 beristirahat DO : pasien terlihat gelisah
DO : obat ranitidine 25 mg
masuk melalui inj.selang infus
DS : keluarga pasien
mengatakan pasien hanya mau
Memberikan injeksi ranitidin 25 makan sedikit karena perutnya
1&2 mg merasa nyeri dan mual
DS : keluarga pasien
mengatakan “mbak ini lukanya
lembab”
Menganjurkan pada keluarga
54
2 untuk memberikan makan pasien
sedikit sedikit tapi sering dan DS : pasien mengatakan nyeri
menganjurkan untuk minum yang pada lukanya
cukup DO :luka lembab, kemerahan di
Melihat luka di bokong pasien, daerah sekitar luka
2 mencatat adanya kemerahan di DS : keluarga pasien
sekitar luka atau adanya tanda mengatakan “iya mbak, saya
tanda inflamasi lainnya mengerti. Terimakasih”
Menjelaskan pada pasien dan
keluarga tentang tanda dan gejala DO : TD : 124/89 mmHg
2 infeksi serta bagaimana cara Suhu : 36,4°C
mencegah terjadinya infeksi Nadi : 68x/menit
Mengukur TD, suhu, menghitung RR : 28x/menit
nadi dan RR Urin : 300 cc
DO : Obat furosemid 20 mg
masuk melalui inj.selang infuse
DS : keluarga pasien
Mengecek urin output mengatakan “terimakasih
mbak”
DS : keluarga pasien
Memberikan injeksi furosemid 20 mengatakan pasien sering
mg terlihat gelisah dan mengatakan
pasien sering mengeluh merasa
Melihat kondisi pasien dan tidak nyaman/nyeri pada
menanyakan keluhan yang perutnya
dirasakan pasien DO : skala nyeri 3, pasien
1&2 terlihat gelisah
DS : pasien mengatakan “iya”
DS : keluarga pasien
mengatakan pasien masih
55
terlihat gelisah dan sulit
tertidur. Pasien juga mengeluh
Menganjurkan pada pasien untuk perutnya masih terasa tidak
segera tidur nyaman dan kadang nyeri pada
Menanyakan pada keluarga pasien luka di bokongnya
kondisi dan keluhan pasien DS : keluarga pasien
mengatakan “sama sama mbak,
dan terimakasih juga’
56
2 dan minum pasien DS : keluarga pasien
mengatakan “iya mbak, saya
mengerti. Terimakasih”
DS : pasien mengatakan “Iya”
57
F. EVALUASI KEPERAWATAN
DS : pasien mengatakan
Risiko Infeksi berhubungan lukanya masih terasa perih
dengan pertahanan tubuh primer DO : luka lembab dan masih
tidak adekuat (integritas kulit tidak kemerahan di daerah sekitar
utuh ) luka
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
(1, 2, 3, 4, 5, 13)
58
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.M pada Ny.s
dengan Gastritis di desa psa kampung III Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat,dapat diambil kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang
dapat dikumpulkan diperoleh dengan mudah karena adanya kerjasama
dengan keluarga Ny.S
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan
keperawatan dengan menentukan tujuan dan kriteria hasil dari tindakan
tersebut.
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat diperlukan kerjasama
yang baik antara, keluarga, tim kesehatan yang lain guna mendapatkan
tindakan keperawatan yang berkesinambungan.
59
B. SARAN
Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
dan Institusi pendidikan
1. UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang
sudah tercapai dengan baik.
2. Prodi Keperawatan Baturaja
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan
membimbing kami terutama dalam pembuatan serta penyusunan tugas
Asuhan keperawatan.Untuk mahasiswa-mahasiswi semoga dengan adanya
tugas ini, dapat menambah ilmu dan wawasan kalian tentang Asuhan
keperawatan Keluarga, serta lebih giat belajar.
60
DAFTAR PUSTAKA
61