DISUSUN OLEH :
2. Etiologi
1) Kondisi genetic
Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah
faktor predisposisi untuk beberapa tumor jarinan lunak.
Dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam menentukan diagnosis.
2) Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen
radiasi-induksi yang mendorong transformasi neoplastik.
3) infeksi
infeksi virus epstein-bar bagi orang yang memiliki
kekebalan tubuh yang lemah ini juga akan meningkatkan
kemungkinan terkenanya STT.
4) Trauma
hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya
kebetulan saja. Trauma mungkin menarik perhatian medis
ke pra-luka yang ada.
3. Klasifikasi
5. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi setelah pembedahan soft tissue
tumor salah satunya pada ganglion menimbulkan infeksi, kaku,
nyeri, keloid, bau tak sedap serta terdapat keterbatasan gerak ,
kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah (Erawati & dkk,
2018).
6. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Radiologi
3) EKG dan USG
4) Pemeriksaan X-ray
5) CT scan
6) Pemeriksaan MRI
7) Pemeriksaan hispatologis
a) Sitologi
b) Forsep biopsi
c) Memotong biopsy
d) Biopsi eksisi
7. Penatalaksanaan Medis
a) Bedah
mungkin cara ini sangat beresiko akan tetapi, para ahli
bedah mencapai angka keberhasilan yang sangat
memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan untuk
mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b) Kemoterapi
metode ini melakukan keperaatan penyakit dengan
menggunakan zat kimia untuk membunuh sel sel tumor
tersebut. keperawatan ini berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan kerja sel tumor.
pada saat sekarang, sebagian besar penyakit yang
berhubungan dengan tumor dan kanker dirawat
menggunakan cara kemoterapi ini.
c) Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi
yang bersumber dari radioaktif. kadang radiasi yang
diterima merupankan terapi tunggal. Tapi terkadang
dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi
pembedahan.
d) Penatalaksanaan keperawatan
a. perhatikan kebersihan luka pada pasien
b. perawatan luka pada pasien
c. pemberian obat
d. amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang
akan terjadi setelah dilakukan operasi.
II. WOC
III. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
b) Riwayat keperawatan
Adanya perasaan tidak nyaman,antara lain nyeri, kekakuan pada
tangan atau kaki dalam beberapa periode / waktu sebelum klien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan sendi
c) Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi persendian untuk masing-masing sisi, amati adanya
kemerahan, pembengkakan, teraba hangat, dan perubahan
bentuk (deformitas).
2) Lakukan pengukuran rentang gerak pasif pada sendi. Catat
jika terjadi keterbatasan gerak sendi, krepitasi dan jika
terjadi nyeri saat sendi digerakkan.
3) Ukur kekuatan otot
4) Kaji skala nyeri dan kapan nyeri terjadi.
d) Riwayat psikososial
Penderita rheumatoid arthritis mungkin merasa khawatir
mengalami deformitas pada sendi-sendinya. Ia juga merasakan
adanya kelemahan-kelemahan pada fungsi tubuh dan perubahan
pada kegiatan sehari-hari.
e) Aktivitas/ Istirahat
Nyeri sendi karena pergerakkan, nyeri tekan, kekakuan sendi
pada pagi hari. Keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada
gaya hidup, aktivitas istirahat, dan pekerjaan. Gejala lain adalah
keletihan dan kelelahan yang hebat.
f) Kardiovaskuler
Kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal
g) Integritas Ego
Faktor stres akut/kronis, misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan,keputusasaan dan ketidakberdayaan. Ancaman
konsep diri, citra diri, perubahan bentuk badan
h) Makanan / cairan
Ketidakmampuan untuk mengonsumsi makan/cairan yang
adekuat: mual, anoreksia. Menghindari makanan yang tinggi
purin seperti: kacang-kacangan, daun singkong, jeroan.
Menghindari minum kopi
i) Hygiene
Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri. Ketergantungan pada orang lain
j) Neurosensori
Kebas/ kesemutan pada tangan dan kak, hilangnya sensai pada
jari tangan, pembengkakan sendi simetris.
k) Nyeri /kenyamanan
Fase akut dari nyeri (disertai / tidak disertai pembekakan
jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan pada
pagi hari.
l) Keamanan
Kulit mengilat, tegang. Kesulitan dalam menangani
tugas/pemeliharaan rumah tangga,kekeringan pada mata dan
membran mukosa.
m) Interaksi sosial
Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan
peran. (Istianah, 2017).
2. Masalah Keperawatan
1) nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan
2) kerusakan integritas kulit b/d adanya luka post operasi
3) resiko infeksi b/d luka post operasi
3. Perencanaan
edukasi
- Anjurkan
menggunakan
analgetik yang tepat
- Anjurkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
2. D.0192 gangguan integritas L. 14130 penyembuhan I. 11353 perawatan integritas
kulit berhubungan dengan luka
post operasi luka kulit
gejala dan tanda mayor : setelah dilakukan tindakan observasi
O : kerusakan lapisan dan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi penyebab
jaringan pada kulit diharapkan penyembuhan gangguan integritas
gejala dan tanda minor : luka meningkat dengan kulit
O : nyeri kriteria hasil :
terapeutik
1. penyatuan kulit
- Gunakan produk
meningkat
berbahan ringan pada
2. perkembangan jaringan
kulit sekitar
granulasi meningkat
- Hindari produk
nyeri menurun
berbahan dasar
infeksi menurun
alkohol pada kulit
kering
edukasi
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu
ekstream
3. D. 0142 resiko infeksi L. 14128 kontrol resiko I. 12406 edukasi pencegahan
berhubungan dengan terpapar setelah dilakukan tindakan infeksi
virus/makroorganisme keperawatan selama 3x24 observasi
faktor resiko jam diharapkan kontrol - Periksa kesiapam
- Kerusakan integritas resiko meningkat dengan dan kemampuan
kulit kriteria hasil : menerima informasi
1. mampu
terapeutik
mengidentifikasi faktor
- Siapkan materi cara
resiko meningkat
mampu mengontrol resiko mencegah resiko
meningkat infeksi
edukasi
- Jelaskan tanda
dangejala infeksi
- Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka
- Anjurkan penggunaan
antibiotik
- Ajarkan cara mencuci
tangan yan benar
4. Implementasi
5. Evaluasi keperawatan
6. Aplikasi pemikiran
Nyeri pasca bedah yang tidak hilang dapat menimbulkan efek
negatif terhadap fisiologis dan psikologi (Black & Hawk, 2014).
Dampak nyeri terhadap psikologi berupa gangguan tidur dan sulit
berhubungan dengan orang lain karena perhatiannya berfokus pada
nyeri. Nyeri yang tidak teratasi akan menghambat penyembuhan.
Pasien dirawat di rumah sakit menjadi lebih lama dan
meningkatkan biaya perawatan rumah sakit (Black & Hawk, 2014;
Smeltzer et al., 2008).
Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins
(substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat
mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi
impuls nyeri disistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri dapat
berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan
dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot
tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Potter & Perry,
2011). Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan
frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi,
menghilangkan nyeri dan menurunkan tekanan darah (Campbell,
2001 dalam Ucup, 2011).
DAFTAR PUSTAKA