Anda di halaman 1dari 10

BAB I STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN OSTEOSARKOMA DENGAN PRE DAN POST AMPUTASI OSTEOSARKOMA

A. PENGERTIAN Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tempat yang paling sering terserang tumor adalah ujung tulang panjang tertutama lutut.

B. TANDA DAN GEJALA nyeri osteolitik (tulang telah mengalami kerusakan dan jaringan lunak diinvasi oleh tumor) osteoblastik (pembentukan tulang sklerotik yang baru) kehilangan berat badan malaise demam adanya masa pada jaringan lunak di sekitar tulang (pembengkakan) .deformitas tulang fraktur patologis keterbatasan gerak

C. PATOFISIOLOGI Tumor sel berkas malignan muncul di dalam tulang. Adanya tumor di tulang

menyebabkan reaksi tulang normal dengan respon osteolitik (destruksi tulang) atau respo osteoblastik (pembentukan tulang). Osteosarkoma adalah jenis malignansi terbanyak dari tumor tulang yang berjumlah kira-kira 20% dari semua kasus. Osteosarkoma lebih umum terjadi pada pria dan orang-orang dengan usia diantara 11-20 tahun.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan dengan sinar x (rontgen): mengidentifikasi abnormalitas tulang 2. CT scan: mengidentifikasi lesi neoplastik, osteomilitis dan pembentukan hematoma 3. Angiografi dan pemeriksaan aliran darah: mengevaluasi perubahan perubahan sirkulasi atau perfusi jaringan an membantu memperkirakan potensial penyembuhan jaringan setelah amputasi 4. Pemeriksaan Ultrasound Doppler, flowmetri doppler laser: dilakukan untuk mengkaji dan mengukur aliran darah 5. Tekanan O2 trancutaneus: memberi peta area perfusi paling besar dan paling kecil dalam keterlibatan ekstremitas. 6. Termografi: mengukur perbedaan suhu pada tungkai 7. Pletismografi: mengukur darah segmental bawah terhadap ekstremitas bawah, mengevaluasi aliran darah arterial. 8. LED: peningkatan LED mengindikasikan respon inflamasi. 9. Kultur luka; mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme penyebab 10. Biopsi: diagnosa masa benigna atau maligna Hitung darah lengkap: peningkatan mengindikasikan proses infeksi

D. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase tumor tersebut saat didiagnosa. 1. Sasaran utama penatalaksanaan adalah penghancuran atau pengangkatan tumor. Ini dapat dilakukan dengna eksisi bedah (berkisar dari eksisi lokal sampai amputasi atau disartikulasi), sasaran utama dapat dilakukan dengan eksisi luas dengan teknik grafting restoratif. Ketahanan dan kualitas hidup merupakan pertimbangan penting pada prosedur ini. Pengangkatan tumor secara bedah sering memerlukan amputasi ekstremitas yang sakit, dengan tinggi amputasi di atas tumor agar dapat mengontrol lokal lesi primer. 2. Adanya bahaya metastasis pada tumor maligna maka kombinasi kemoterapi dimulai sebelum dan dilanjutkan setelah pembedahan sebagai usaha mengeradikasi lesi mkro metastasis. Terdapat peningkatan angka bertahan hidup (60%) pada pengangkatan dan pemberian kemoterapi (doksorubisin hidroklorida dan sisplatin atau metrotexat) osteosarkoma yang masih terlokalisasi. 3. Penanganan kanker tulang yang metastasis adalah paliatif, dan sasaran terapeutiknya adalah mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan sebanyak mungkin. Terapi tambahan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk menangani kanker asal.

E. KOMPLIKASI Komplikasi osteosarkoma dari proses penyakit meliputi metastase pada paru-paru dan nodus limfa dan perlu untuk dilakukan amputasi. Komplikasi pembedahan alograf yang tidak bersatu, kondisi tipe arthritis, fraktur iatrogenikl, dislokasi sendi, dan infeksi. Jika dilakukan radiasi mungkin akan teerjadi perlambatan penyembuhan luka, dan nekrosis jaringan setelahnya. Komplikasi dari kemoterapi meliputi mual, muntah, stomatitis, miopati jantung, sistitis

hemoragik, neuropati perifer, dan kerusakan hepar.

AMPUTASI DEFINISI Amputasi adalah menghilangkan bagian tubuh yang terlihat karena penyakit atau luka yang tidak dapat disembuhkan. Terdapat 2 tipe amputasi : Tipe terbuka (profisional) Luka dibiarkan terbuka dan kulit penutup ditutup saat terakhir. Tipe ini memerlukan waktu yang lebih pendek dan teknik aseptik yang ketat serta revisi lanjut. Setelah diamputasi luka dibiarkan terbuka, kulit tidak disisakan sebagai penutup, diberi salep H2O2 antitoksin gas gangren dan antibiotik masif. Tujuan tipe terbuka ini adalah mengantisipasi penghambatan proses penyembuhan luka karena infeksi. Tipe tertutup (Flap) Kulit penutup ditutup pada saat amputasi supaya bisa diberi protese, misalnya pada ortopedi ada kanker tulang kemudian diamputasi. INDIKASI Indikasi amputasi ada 3 hal (3 D) : Dead Limb : fungsi vaskularisasi sudah tidak ada Dame Nuissaner : misal ulkus pada kaki berbau, kotor karena pus sehingga hampir tidak berfungsi. Dangerous : berbahaya, misal tumor ganas. BATAS AMPUTASI

Batas amputasi ditentukan oleh luas dan jenis penyakit. Pada cedera ditentukan oleh peredaran darah yang adekuat. Pada tumor maligna ditentukan oleh daerah bebas tumor dan bebas resiko kekambuhan lokal, sedangkan pada penyakit pembuluh darah ditentukan oleh vaskularisasi sisa ekstremitas dan daya sembuh luka puntung. Umumnya amputasi akan dilakukan sedistal mungkin. KOMPLIKASI Edema Edema pada puntung dapat terjadi berhubungn dengan menurunkan kembalinya vena. Elevasi dari puntung selama 24 jam pertama dapat mengurangi edema dan meningkatkan pengembalian edema. Hematoma Hematoma mungkin terjadi jika darah yang terkumpul mengering dengan tempat kutikula kulit terdorong bersama ke garis sutura. Kontraktur Kontraktur dapat terjadi jika puntung dielevasi lebih dari 24 jam atau dibiarkan dalam posisi fleksi. DISCHARGE PLANNING Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan fraktur : pengertian, tanda dan gejala. Faktor-faktor yang mempercepat penyembuhan tulang penyembuhan fraktur : Imobilisasi fragmen tulang: mengurangi gerakan pada tulang yang mengalami fraktur Kontak fragmen tulang maksimal Asupan darah yang memadai: meningkatkan asupann zat besi baik dari sumber makan alami maupun makanan suplemen

Nutrisi yang baik : tinggi protein seperti telur, ikan; tinggi calsium: susu, teri, keju,udang; tinggi zat besi: sayur-sayuran, buah Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin B, steroid anabolik Jelaskan faktor-faktor yang menghambat penyembuhan tulang : Trauma lokal ekstensif Kehilangan tulang (ada sebagian tulang yang hilang) Imobilisasi tak memadai: banyak gerakan pada tulang yang fraktur Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang (adanya ruang/rongga kosong diantara tulang) Infeksi: infeksi virus atau bakteri Keganasan lokal: kanker atau tumor Penyakit tulang metabolik (misal penyakit paget) Radiasi tulang (nekrosis radiasi) Nekrosis avaskuler: ada sebagian jaringan yang sudah mati Fraktur intraartikuler ( cairan sinovial mengandung fibrolisin, yang akan melisiskan bekuan darah awal dan memperlambat pembentukan jendalan). Usia (lansia sembuh lebih lama ) Kortikosteroid: efek penggunaan kortikosteroid adalah mendepresi sistem kekebalan tubuh sehingga bisa memeperlambat poenyembuhan luka Jelaskan aktivitas yang boleh dilakukan untuk mempertahankan kesembuhan contoh latihan berjalan secara bertahap Jelaskan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk penyembuhan fraktur tulang paha yaitu

antara 10 24 minggu Jelaskan komplikasi awal dari patah tulang paha (ada tidaknya tanda-tanda infeksi : nyeri, bengkak, peningkatan suhu) Jelaskan dan anjurkan untuk penggunaan obat secara teratur dan efek sampingnya Jelaskan cara-cara mengurangi nyeri: misalnya tehnik relaksasi progresif Memberikan informasi tentang kondisi atau prognosis dan kebutuhan pengobatan.

DISCHARGE PLANNING Menjelaskan pentingnya rehabilitasi Menjelskan pentingnya latihan mobilitas untuk meningkatkan fungsi tubuh Melanjutkan terapi fisik dan terapi okupasi Menjelaskan perlunya klien bergabung dengan kelompok atau orang yang juga mengalami amputasi Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan memberikan informasi tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

BAB II STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OSTEOSARKOMA PRE DAN POST AMPUTASI

A. PENGKAJIAN PRE AMPUTASI 1. Riwayat keperawatan data biografi

iwayat kesehatan yang lalu riwayat kesehatan sekarang 2. Pemeriksaan fisik status neuorovaskuler: nyeri, bengkak,panas, suhu, perabaan, kemampuan bergerak. status fungsional ekstremitas: respon terhadap pengubahan posisi, respon terhadap sensasi kaji kemungkinan terjadinya infeksi: adanya pembesaran limfe, demam dan pus pada tungkai sisa amputasi Sistem gastrointestinal: konstipasi, kehilangan nafsu makan Sistem perkemihan: stasis kemih, infeksi saluran kemih Sistem kardiovaskuler: trombosis vena dalam status hidrasi: turgor kulit, tanda vital dan urin output 3..Status psikologis: adanya respon berduka, kecemasan, adanya kebingungan, disorientasi 4. Status nutrisi 5. Pemeriksaan Diagnostik: rontgen, hitung darah lengkap, profil koagulasi 6. Pengobatan yang diterima: terapi steroid dapat memperburuk kemampuan dalam menghadapi stres operasi

POST AMPUTASI 1. Riwayat keperawatan data biografi riwayat kesehatan yang lalu riwayat kesehatan sekarang 2.Pemeriksaan fisik

status neuorovaskuler: nyeri, bengkak,panas, suhu, perabaan, kemampuan bergerak. status fungsional ekstremitas: respon terhadap pengubahan posisi, respon terhadap sensasi kaji kemungkinan terjadinya infeksi: adanya pembesaran limfe, demam dan pus pada tungkai sisa amputasi Sistem gastrointestinal: konstipasi, kehilangan nafsu makan Sistem perkemihan: stasis kemih, infeksi saluran kemih Sistem kardiovaskuler: trombosis vena dalam 3..Status psikologis: adanya respon berduka, kecemasan, adanya kebingungan, disorientasi 4. Status nutrisi 5. Pemeriksaan Diagnostik: rontgen, hitung darah lengkap, profil koagulasi

B. DIAGNOSA Nyeri akut b.d kerusakan jaringan Gangguan gambaran diri b.d kehilangan anggota tubuh Berduka disfungsional b.d kehilangan anggota tubuh Gangguan mobilitas fisik b.d kehilangan ekstremitas Kerusakan integritas kulit b.d amputasi bedah Kurang perawatan diri: makan, mandi, berpakaian b.d kehilangan bagian tubuh Kurang pengetahuan tentang program terapi b.d kurang informasi Resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai