Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN.

M DENGAN DIAGNOSA
EWING SARCOMA DI RUANG THURSINA 1 RSUD
Dr. ZAINOEL ABIDIN ACEH

Disusun Oleh :
Ina Thursina, S.Tr.Kep
NIM: P1337420923027

Dosen pembimbing:
Ns. Asniah Syamsuddin, S.Kep,M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Anak Pada An.M Dengan Diagnosa


Ewing Sarcoma Di Ruang Thursina 1 RSUD Dr.Zainoel
Abidin

Disusun Oleh : Ina Thursina

NIM : P1337420923027

Program Studi : Profesi Ners

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini telah dibaca dan disetujui oleh
Clinical Instruktur (CI) dan dosen pembimbing.

Banda aceh, 3 November 2023


Menyetujui,

Clinical Instruktur (CI) Mahasiswa

Ns. Dewi Susanti., S.Kep Ina Thursina, S.Tr.Kep

Pembimbing Akademik

Ns. Asniah Syamsuddin, S.Kep, M.Kep


TINJAUAN PUSTAKA

1.KONSEP EWING SARCOMA


A. Definisi
Ewing Sarcoma merupakan tumor maligna yang tersusun atas sel
bulat kecil yang paling banyak terjadi pada tiga decade pertama
kehidupan. Sarcoma ewing merupakan tumor ganas primer yang paling
sering mengenai tulang panjang. kebanyakan pada diafisis. Tulang yang
paling sering terkena adalah pelvis dan tulang iga. Tumor tulang
merupakan kelainan pada sistim musculoskeletal yang bersifat neoplastic.
Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap
pertumbuhan yang baru dan abnormal disebut neoplasma. Sarcoma ewing
adalah. neoplasma ganas yang tumbuh cepat dan berasal dari sel-sel
primitive sum-sum tulang pada dewasa muda. Sarcoma ewing,
neuroepitelioma perifer atau juga dikenal sebagai tumor neuroektodermal
yang merupakan neuplasma sel bulat kecil tidak berdifeferensiasi yang
sangat ganas yang paling sering timbul pada tulang tetapi dapat juga timbil
pada jaringan lunak.
Ewing atau tumor ganas adalah jenis tumor yang sangat ganas,
sering mengenai sum-sum tulang panjang dan merupakan neuplasma
tulang primer ketiga yang paling sering di jumpai. Tumor ini paling sering
terjadi pada anak-anak belasan tahun dan pada korpus tulang panjang
(pelvis, femur, humerus) ewing dapat bermetastase ke sum-sum tulang,
paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan lunak lain nya.
B. Etiologi
ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi insidensi ewing,
yaitu:
1. faktor usia
Insidensi ewing sarkoma meningkat dengan cepat dari mendekati 0
pada umur 5 tahun yang mencapai puncaknya pada 10-18 tahun.
sesudah umur 20 isidensinya menurun kembali dan mendekati 0 pada
umur 30 tahun
2. Faktor jenis kelamin
Resiko pria sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita, tetapi setelah
umur 13 tahun isidensinya antara pria wanita hampir sama
3. Faktor ras
penyakit ini jarang didapatkan pada orang kulit hitam.
4. faktor genetik
faktor genetik yang dikenal meliputi:
1) Riwayat hidup keluarga. Faktor resiko pada garis keturunan pertama
tidak meningkat. tidak ada sindroma familia yang berhubungan
dengan ewing sarkoma
2) Anomali genetik, terdapat anomali pada kromosom 22, translokasi
atau hilangnya kromosom ini terdeteksi pada 8,50% penderita ewing
sarkoma.
3) riwayat penyakit tulang, anomali kongetinal tertentu dari skeletal,
yaitu aneurisma kista tulang dan encdroma meningkatkan resiko
ewing sarkoma. juga anomali genito urinari seperti hipospadia dan
duplikasinya juga berhubungan dengan ewing sarkoma.
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi local meliputi nyeri dan bengkak pada daerah femur
atau pelvis, meskipun tulang lain dapat juga terlibat.masa tulang dan
jaringan lunak didaerah sekitar tumor sering dan bias meraba fluktuasi dan
terlihat eritema yang berdasar dari perdarahan dalam tumor kulit dan
terlihat lesi tamapak kemerahan dan hangat.
Sedangkan manifestasi sistemik biasanya meliputi :malaise, berat
badan menurun dan demam kadang terjadi disertai peningkatan LED (laju
endap darah)serta dapat ditemukan adanya masa paru yang merupakan
metastase. Manifestasi lain yang bias muncul:
a) Pembengkakan dan nyeri pada daerah yang terkena
b) Nyeri yang sangat membuat pasien ngompol,menghisap jari,rewel.
anak-anak menjadi regresi
c) Demam ringan (34-40C)
d) Gejala seperti flu malaise dan kelelahan
e) Anemia lekositosis (20.000-40.000 leukosit/mm)
D. Patofisologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi
oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik
yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik
atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada
proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan
periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif. Kelainan kongenital, genetic,
gender/jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang, hormon, infeksi,
gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan
tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign
(jinak) atau bersifat malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga
tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak
jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk sampai
(serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan
sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak. mudah
diketahui dengan cara operasi. Sel tumor pada tumor ganas (kanker)
tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar,
Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga
dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkram
alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak
sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker
baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat
tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat
tersebut menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian
sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang
jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan
yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel,
dan fungsi lainnya. Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah
diri, membentuk RNA, berdiferensiasi/proliferasi, membentuk DNA baru,
duplikasi kromosom sel, duplikasi DNA dan sel normal, menjadi fase
mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan pembelahan).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
a) Pemeriksaan darah rutin
b) Transminase hati
c) Laktat dehidrogenase, kenaikan kadar enzim ini berhubungan
dengan adanya atau berkembangnya metastase.
2. Pemeriksaan radiologis
a) Foto rontgen
b) CT scan
pada daerah yang dicurigai neoplasma (misal:pelvis.ekstermitas,
kepala) dan penting untuk mencatat besar dan lokasi massa dan
hubungannya dengan struktur sekitarnya dan adanya mestastase
pulmoner bila ada gejala neorologis, CT scan kepala juga sebaiknya
dilakukan.
3. Pemeriksaan invasive
a) Biopsi dan aspirasi sumsum tulang.
Aspirasi dan biopsi sample sumsum tulang pada jarak tertentu dari
tumor dilakukan untuk menyingkirkan adanya metastase.
b) Biopsi.
Biopsi insisi atau dengan jarum pada massa tumor sangat penting
untuk mendiagnosa sarkoma ewing.jika terdapat komponen jaringan
lunak, biopsi pada daerah ini biasanya lebih dimungkinkan.
c) Gambaran radiologi
Tampak lesi destruktif yang bersifat infiltrasi yang berawal dari
medula,pada foto rontgen terlihat sebagai daerah yang radiolusen
tumor cepat merusak konteks dan tampak reaksi periosteal.kadang-
kadang reaksi periosteal tampak sebagai garis-garis berlapis
menyerupai kulit bawang yang dikenal dengan onion peel
appearence. Tumor membesar dengan cepat, biasanya dalam.
beberapa minggu tampak destruksi tulang yang luas dan
pembengkakan jaringan lunak yang besar karena infiltrasi tumor
kejaringan disekitar tulang kadang-kadang tumor ini juga dapat
ditemukan dimetafisis tulang panjang sehingga sukar dibedakan
dengan osteosarkoma,tumor ini kadang-kadang memberikan
gambaran radiologis yang sukar dibedakan dengan osteomielitis.
F. Penatalaksanaan
Semua pasien dengan sarkoma ewing meskipun sudah mengalami
metatase harus diobati dengan sebaik baiknya untuk keberhasilan
pengobatan diperlukan kerja sama. yang erat diantara ahli bedah
kemoterapis dan radioterapis untuk memastikan pendekatan yang efetif
guna mengendalikan lesi primer dan penyebaran tumor. Protokol
pengobatan ewing sarkoma sekarang sering kali dimulai dengan 3 hingga
5 siklus kemoterapi sebelum radiasi.
1. Pembedahan
Pembedahan dilakukan atas dasar:
a. Indikasi
Kemajuan terapi radiasi guna mengontrol sarcoma ewing
menurunkan peran terapi pembedahan dalam pengobatan sarcoma
ewing. Misalnya fibula,costae dan tulang tarsal.
b. Pendekatan
Pendekatan bedah sangat bervariasi pada besar, lokasi dan
penyebaran tumor.
c. Prosedur
a) Biopsi
Teknik untuk menjalankan biopsi pada tumor tulang adalah
identik. osteosarcoma.
b) Reseksi radikal
Jika terapi bedah diindikasikan, pengangkatan tumor dengan
menyertai tepi jaringan normal harus dilakukan,kecuali jika
terdapat defisit fungsional berlebihan
c) Kemoterapi
Sekarang ini kemoterapi diberikan 3-5 siklus sebelum pengobatan
radiasi dan pembedahan pada tumor primer ini memberikan
respon penilaian yang akurat pada kemoterapi.
2. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ewing Sarkoma
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien Ewing Sarkoma yaitu:
b. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, agama, suku, dan
kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, No RM, diagnosa medis.
2) Fokus pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji: demam, batuk, pilek, anoreksia, badan
lemah/tidak bergairah, riwayat penyakit pernapasan, pengobatan
yang dilakukan dirumah dan penyakit yang menyertai.
3) Keluhan utama
Biasanya terdapat benjolan dan nyeri.
4) Reaksi atau alergi
Biasanya anak tidak ada alergi dengan makanan ataupun
minuman
5) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang biasanya ditandai dengan nyeri,
pembengkakkan ekstremitas, pembengkkan pada/diatas
tulang/persendian serta pergerakkan yang terbatas,
peningkatan kadar kalsium dalam darah
b. Riwayat kesehatan keluarga: biasanya penyakit ini dilihat
dari apakah klien saat ini ada hubungannya dengan penyakit
genetic dan biasanya ada keluarga yang menderita sarcoma.
c. Riwayat kesehatan dahulu biasanya klien terpapar dengan
radiasi sinar radio aktif dosis tinggi dan juga sering
mengkonsumsi kalsium dengan batas tidak normal serta
mengkonsumsi zat-zat toksik seperti makanan dengan zat
pengawet, merokok dll.
d. Riwayat imunisasi: biasanya imunisasinya diberikan lengkap
e. Riwayat tumbuh kembang anak biasanya pada anak tumor
tulang ini dia akan mengalami perapuhan pada tulangnya dan
berat badannya yang menurun
6) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum biasanya klien merasakan nyeri tekan dan
adanya pembengkakkan
b. TTV: biasanya tekanan darahnya meningkat, suhu
meningkat, nadi meningkat dan pernafasannya meningkat
c. Pernafasan: biasanya adanya peningkatan pada pernafasannya
Sirkulasi biasanya pada area yang pembangkakkan adanya
sianosis
d. Neurologi biasanya klien kondisi normal.
e. Gastrointestinal biasanya mulut kering karena adanya
peningkatan suhu tubuhnya.
f. Eliminasi biasanya intake BAK menurun dan adanya
konstipasi
g. Integument: biasanya nya kering karena asupan cairannya
h. Genitalia biasanya tidak ada kelainan
i. Resiko cidera: biasanya adanya resiko cedera pada anak
disebabkan tingginya. resiko jatuh pada anak.
7) Kebutuhan dasar
a. Cairan nutrisi biasanya klien dengan tumor tulang kurangnya
nafsu makan
b. Tidur: biasanya pola tidurnya terganggu karena adanya rasa
nyeri pada klien
c. Personal hygiene: biasanya klien dengan personal hygienenya
kurang karena efek dari penyakit nya menyebabkan
pergerakkannya terganggu.
d. Aktivitas bermain biasanya anak dengan sarcoma ewing akan
kesulitan untuk melakukan aktivitas bermain, karena rasa
nyeri yang dirasainya, dan adanya
e. pembengkakkan pada tulangnya.
8) Status fungsional: biasanya pada pasien ewing sarkoma ini
terhambat aktivitas mandirinya.
9) Skrining nyeri biasanya pada klien tumor tulang akan meraskan
nyeri tekan
10) Skrining nutrisi biasanya pada klien tumor tulang nutrisi nya
kurang dan adanya penurunan berat badan.
11) Skrining resiko jatuh biasanya pada klien tumor tulang ini
memiliki resiko jatuh yang besar
12) Hasil pemeriksaan penunjang:
Biasanya peemeriksaan penunjang ini disertai dengan
Laboratorium: biasanya ST scan tulang, sinar X, MRI dan
radiologi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien ewing sarkoma
adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut b/d obstruksi jaringan saraf dan inflamasi
2. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan, kerusakan
muskuloskletal, nyeri atau amputasi
3. Resiko infeksi b/d tindakan pembedahan atau kerusakn jaringan lunak.
C. Intervensi
Intervensi keperawatan atau perencanaan merupakan keputusan awal
yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan
dilakukan, termasuk bagaimana, kapan dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan untuk pasien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan
secara maksimal (Asmadi, 2008). .Intervensi keperawatan adalah segala
pengobatan yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan 25 penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
A. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi (Tarwoto& Wartonah,2016). Pada tahap ini perawat
menggunakan semua kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan
tindakan keperawatan terhadap Pasien.
B. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan (Tarwoto & Wartonah,2016). Untuk
menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi atau muncul
masalah baru adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan
tujuan, kriteria hasil yang telah di tetapkan. Format evaluasi
mengguanakan:
S: Subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari
Pasien setelah tindakan diperbaiki
O: Objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran, yang dilakukan oleh perawat setelah dilakukan
tindakan
A: Analisa adalah membandingkan antara informasi subjektif dan objektif
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi, masalah belum teratasi, masalah teratasi sebagian,
atau muncul masalah baru
P: Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa, baik itu rencana diteruskan, dimodifikasi,
dibatalkan ada masalah baru, selesai (tujuan tercapai)
DAFTAR PUSTAKA

Padila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta:Nuha Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta
Selatan

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta
Selatan

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta
Selatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EWING SARKOMA PADA
AN.M DI RUANG THURSINA 2 RSUDZA BANDA ACEH

Tanggal Pengkajian : 03 November 2023


A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien : An. M
b. Umur : 7 tahun 10 bulan 12 hari
c. Alamat : Banda Aceh
d. Pendidikan : Belum sekolah
e. Pekerjaan :-
f. Tanggal Masuk : 30-10-2023
g. Diagnosa Medis : Ewing Sarkoma
h. Nomor Register : (Privacy Pasien)

IDENTITAS PENGANGGUNG JAWAB


a. Nama : Tn.A
b. Umur : 30 Tahun
c. Alamat : Meureubo
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Petani
f. Hubungan dengan Pasien : Orang tua

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan anaknya mengalami nyeri dibagian kaki
sebelah kanan, lemas dan tidak selera makan selama sakitnnya.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dengan keluhan nyeri selama dirawat di rumah sakit, tidak
nafsu makan, dan sulit dalam melakukan aktivitas akibat
pembengkakan di kaki sebelah kanan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat sama
seperti ini
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan jika pasien pernah terjatuh saat sedang bermain,
namun keesokan harinya mengalami demam dan bengkak di kakinya
sebelah kanan, lalu pasien dibawa kerumah sakit dan dicek
pemeriksaan rotgen dan lab, saat itu keluarga dokter menganjurkan
untuk dilakukannya kemoterapi karena yang terjadi pembengkakan
adalah daging sekitar tulang. Namun keluarga saat itu menolak dan
memilih untuk dirawat dan diobati secara tradisional. Setelah
beberapa bulan tidak ada hasil dari pengobatan tersebut, keluarga
memutuskan untuk kembali ke rumah sakit dan dilakukan kemoterapi.

3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : E: 4, M: 6, V: 5
c. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah :-
- Nadi : 90 x/menit
- Pernapasan : 30 x/menit
- Suhu : 37,5℃
- Tinggi Badan : 115 cm
- Berat Badan : 18 kg
d. Pemeriksaan Kepala
1) Kepala dan rambut : kulit kepala bersih, tidak ada lesi.
Penyebaran rambut merata, rambut lebat
dan halus, berwarna hitam, tidak ada
kelainan.
2) Mata : mata lengkap, simetris kiri dan kanan,
konjungtiva normal dan skrela tidak ikterik.
Kelopak mata tidak ada pembengkakan.
Adanya reflek cahaya pada pupil dan tidak
ada kelaninan pada mata
3) Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
lubang hidung simetris, tidak ada secret,
tidak ada pembengkakan.
4) Mulut & lidah : keadaan mukosa bibir lembab.
5) Telinga : bentuk telinga sedang, simetris kiri dan
kanan. Lubang telinga bersih.
6) Leher : kelenjar getah bening normal, tiroid tidak
teraba, posisi trakea ditengah tidak ada
kelainan
e. Pemeriksaan thorak
1) Inspeksi thorak : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi
dada, pernafasan nomal
2) Perkusi : Tidak terdapat nyeri
3) Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan
f. Pemeriksaan jantung
1) Inspeksi dan palpasi : Tidak ada pembesaran jantung
2) Perkusi : batas jantung normal
3) Auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi normal dan
reguler, bunyi jantung II : saat auskultasi
normal dan reguler, tidak ada penambahan
bunyi suara jantung, dan tidak ada
kelainan.
g. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada
benjolan/mata pada perut, tidak tampak
banyangan pembuluh darah pada abdomen
dan tidak ada asites.
2) Palpasi : dalam batas normal abdomen
3) Auskultasi : peristalic 20 kali/menit normal
4) Perkusi : tidak ada nyeri tekan
h. Genetalia dan Anus : Normal, tidak ada kelainan pada genetalia
dan anus
i. Ekstremitas atas
1) : Pergerakan kanan/kiri : Normal
2) : Pergerakan abnormal : Tidak ada
3) : Kekuatan otot kanan/kiri : Sama
4) : Tonus otot kanan/kiri : Baik
5) : Koordinasi gerak : Terkendali
j. Ektremitas Bawah
1) : Kekuatan ekstremitas kiri : Normal
2) : Kekuatan ekstremitas kanan: Sulit
digerakkan, adanya pembengkakan, dan
ukuran tidak normal
3) : Tonus otot kanan/kiri : tonus otot sebelah
kanan tidak berfungsi secara baik
4. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
a. Pola manajemen dan persepsi kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bahwa sakit yang sudah diderita adalah
sudah takdir dan menganggap ini adalah cobaan dari Allah kepadanya.
b. Pola nutrisi & metabolism
Sebelum sakit, keluarga mengatakan bahwa pasien lahap makan secara
rutin dan teratur dengan frekuensi 3-4 x perhari, namun setelah dirawat
di rumah sakit keluarga mengatakan jika pasien tidak nafsu makan dan
harus di bantu dengan konsumsi curcuma plus agar nafsu makan
menjadi ada, pasien juga tampak hanya menghabiskan setengah porsi
makanan yang disediakan.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit, Frekuensi BAB 2x dalam sehari. BAK teratur. Ketika
sakit BAB tidak teratur kali dengan konsistensi lembek, begitupula
dengan BAB yang tidak teratur dan tidak banyak.
d. Pola Istirahat & Tidur
Sebelum sakit pasien tidur efektif 8 jam/hari, tidur siang 1 jam/hari.
Ketika sakit, pasien tidur tidak teratur dan sering terjaga karena nyeri.
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
Nilai
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11,7* 14,7-17,0 d/dL
Hematrokrit 36* 45-55 %
Eritrosit 4,1 4,7-6,1 108/mm3
Leukosit 6,42 4,5-10,5 103/mm3

Trombosit 425* 150-450 103/mm3


MCV 87 80-100 fL
MCH 29* 27-31 pg
MCHC 33* 32-36 %
RDW 20,7* 11,5-14,5 %
MPV 8,3 7,2-11,1 fL

PDW 7,1 fL
Hitung Jenis:
- Eosofil 0 0-6 %
- Basophil 1 0-2 %
- Netrofil Batang 0* 2-6 %
- Netrofil Segmen 45 50-70 %
- Lomfosit 42 20-40 %
- Monosit 12* 2-8 %
6. PROGRAM TERAPI
a. Gentamicin/ 12 jam app
b. Betametason / 12 jm app
c. Ifosfamide 38,5 mg drip IV
d. Inj. Mesna 100 mg IV
e. Morfin 3,6 mg /4 Jam PO
ANALISA DATA

INTERPRESTASI MASALAH
NO DATA (Sign/Symptom)
(Etiologi) (Problem)
1. DS: Agen Cedera Fisik Nyeri
- Ibu Pasien mengatakan An.M (D.0077)
mengeluh nyeri dikakinya
dan sudah tidak nafsu makan
selama beberapa hari

DO:
- Keadaan umum lemah dan
Wajah pasien tampak
meringgis
- Kesadaran composmentis
-Konjungtiva anemis
-TTV:
TD : 100/60
N: 90 x/mnt
RR: 28x/menit
Suhu : 37,5˚C

Skor Nyeri:
P: Nyeri di bagian kaki
sebelah kanan, dan akan sangat
terasa nyeri bila melakukan
gerakan.
Q: Nyeri terasa seperti
berdenyut-denyut
R: Nyeri hanya terasa di
bagian luka kaki kanan diatas
lutut dan menyebar kebawah
S: Skala nyeri 4 NRS
T: Nyeri terasa hilang timbul

2 DS: Nyeri dan Gangguan


- Ibu Pasien mengatakan An.M Kerusakan Mobilitas Fisik
mengeluh nyeri dikakinya, integritas struktur (D.0054)
dan kesulitan saat tulang
bergerak/beraktivitas
DO:
- Keadaan umum lemah dan
Wajah pasien tampak
meringgis
- Kesadaran composmentis
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak kesulitan saat
melakukan pergerakan
- Kebutuhan dan aktivitas
pasien tampak di bantu oleh
keluarga.
-TTV:
TD : 100/60
N: 90 x/mnt
RR: 28x/menit
Suhu : 37,5˚C

Skor Nyeri:
P: Nyeri di bagian kaki
sebelah kanan, dan akan sangat
terasa nyeri bila melakukan
gerakan.
Q: Nyeri terasa seperti
berdenyut-denyut
R: Nyeri hanya terasa di
bagian luka kaki kanan diatas
lutut dan menyebar kebawah
S: Skala nyeri 4 NRS
T: Nyeri terasa hilang timbul

3 DS: Peningkatan Defisit Nutrisi


- Ibu Pasien mengatakan An.M kebutuhan (D.0019)
mengeluh sudah tidak nafsu metabolisme
makan selama beberapa hari

DO:
- Keadaan umum lemah dan
Wajah pasien tampak
meringgis
BB 18 kg
- Pasien tampak pucat
- Kesadaran composmentis
- Konjungtiva anemis
- Pasien tampak menghabiskan
hanya setengah porsi
makanan yang disediakan
- Keluarga tampak memberikan
suplemen curcuma plus untuk
memicu nafsu makan
anaknya
-TTV:
TD : 100/60
N: 90 x/mnt
RR: 28x/menit
Suhu : 37,5˚C

PRIORITAS MASALAH :

1. Nyeri (D.0077)
2. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
3. Defisit Nutrisi (D.0019)
INTERVENSI

NO Tgl Diagnose Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi


1. 01 Nov Nyeri Setelah dilakukan Edukasi
(D.0077) asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
2023 3x24 jam diharapkan karakteristik,
nyeri akut terkontrol durasi, frekuensi,
dengan Kriteria Hasil: kualitas, intensitas
1. melaporkan nyeri nyeri.
terkontrol 2. Identifikasi skala
2. kemampuan nyeri
menggunakan teknik 3. Identifikasi
non- farmakologis respons nyerinon
meningkat verbal.
3. keluhan nyeri menurun 4. Identifikasi faktor
4. penggunaan analgesik yang memperberat
dan memperingan
(Tingkat nyeri : L.08066) nyeri
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respons
nyeri
7. Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
8. Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik

Terapeutik:
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis:
TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
2. Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis;suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
4. Pertimbangkan
jenis dansumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologis
untukmengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
2 01 Nov Gangguan Setelah dilakukan asuhan Observasi
2023 Mobilitas Fisik keperawatan diharapkan 1. Identifkasi
(D.0054) mobilitas fisik meningkat adanya nyeri atau
dengan criteria hasil : keluhan fisik
1. Pergerakan ekstremitas lainnya
meningkat 2. Identifikasi
2. Kekuatan otot meningkat toleransi fisik
Rentang gerak (ROM) melakukan
meningkat pergerakan
3. Nyeri menurun 3. Monitor
Gerakan frekuensi jantung
terbatas dan tekanan
4. Menurun Kelemahan fisik darah sebelum
Menurun memulai
mobilisasi
(Mobilitas fisik : L.05042)
4. Monitor kondisi
umum selama
melakukan
mobilisasi
Teraupetik
1. Fasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat bantu
2. Fasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
Libatkan
keluarga untuk
membantu
3. pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis : duduk di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)

3 01 Nov Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan Observasi :


2023 (D.0019) keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi status
jam diharapkan status nutrisi nutrisi
membaik dengan kriteria 2. Identifikasi alergi
hasil : dan inteoleransi
1. Porsi makanan yang makana
dihabiskan meningkat 3. Idntifikasi
2. Kekuatan otot makanan yang
pengunyah meningkat disukai
3. Kekuatan otot 4. Identifikasi
menelan meningkat kebutuhan kalori
4. Serum albumin dan jenis nutrient
meningkat 5. Identifikasi
5. Verbalisasi keinginan perlunya
untuk meningkatkan penggunaan
nutrisi meningkat selang nasigastri
6. Pengetahuan tentang 6. Monitor asupan
pilihan makanan yang makanan
sehat meningkat 7. Monitor berat
7. Pengetahuan tentang badan
standard asupan nutrisi 8. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium

Teraupetik :
1. Lakukan oral
hygine sebelum
makan, jika perlu
2. Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
3. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
5. Berikan suplemen
makananan, jika
perlu
6. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi :
1. Anjurkan posisi
duduk
2. Ajarkan diet yang
diprogamkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
(mis.pereda
nyeri,
antiemetik), jika
perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa Catatan Perkembangan


Implementasi
Tanggal Keperawatan Keperawatan
01/11/2023 Nyeri (D.0077) Edukasi S:
1. Mengidentifikasi lokasi, - Ibu Pasien mengatakan
karakteristik, durasi, An.M masih mengeluh
frekuensi, kualitas, nyeri dan tidak selera
intensitas nyeri. makan
2. Mengidentifikasi skala
nyeri
3. Mengidentifikasi faktor O:
yang memperberat dan - Keadaan umum lemah dan
memperingan nyeri Wajah pasien tampak
meringgis
Terapeutik: - Kesadaran composmentis
1. Memberikan teknik -Konjungtiva anemis
nonfarmakologis untuk -TTV:
mengurangi rasa nyeri (mis: TD : 100/60
TENS, hipnosis, akupresur, N: 90 x/mnt
terapi musik, biofeedback, RR: 28x/menit
terapi pijat, aromaterapi, Suhu : 37,5˚C
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, Skor Nyeri:
terapi bermain) P: Nyeri di bagian kaki
2. mengontrol lingkungan sebelah kanan, dan akan
yang memperberat rasa sangat terasa nyeri bila
nyeri (mis;suhu ruangan, melakukan gerakan.
pencahayaan, kebisingan) Q: Nyeri terasa seperti
3. memfasilitasi istirahat dan berdenyut-denyut
tidur R: Nyeri hanya terasa di
bagian luka kaki kanan
Edukasi : diatas lutut dan menyebar
1. Menjelaskan penyebab, kebawah
periode, dan pemicu nyeri S: Skala nyeri 4 NRS
2. Menjelaskan strategi T: Nyeri terasa hilang timbul
meredakan nyeri
3. Menganjurkan teknik A: Nyeri Akut
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri P:
- Lanjutkan intervensi
Kolaborasi
- Identikasi skala nyeri
1. Melakukan kolaborasi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
pemberian analgetik
- Anjurkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian
analgetik

Gangguan Mobilitas Observasi S:


Fisik (D.0054) 1. Mengidentifkasi adanya - Ibu Pasien mengatakan
nyeri atau keluhan fisik An.M mengeluh nyeri
lainnya dikakinya, dan kesulitan
2. Memonitor frekuensi saat bergerak/beraktivitas
jantung dan tekanan darah
sebelum memulai O:
mobilisasi - Keadaan umum lemah dan
3. Memonitor kondisi umum Wajah pasien tampak
selama melakukan meringgis
mobilisasi - Kesadaran composmentis
Teraupetik - Konjungtiva anemis
1. Memfasilitasi aktivitas - Pasien tampak kesulitan
mobilisasi dengan alat saat
bantu melakukan pergerakan
2. Memfasilitasi melakukan - Kebutuhan dan aktivitas
pergerakan, jika perlu pasien tampak di bantu oleh
Libatkan keluarga untuk keluarga.
membantu pasien dalam -TTV:
meningkatkan pergerakan TD : 100/60
Edukasi N: 90 x/mnt
1. Menjelaskan tujuan dan RR: 28x/menit
prosedur mobilisasi Suhu : 37,5˚C
2. Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini Skor Nyeri:
3. Mengajarkan mobilisasi P: Nyeri di bagian kaki
sederhana yang harus sebelah kanan, dan akan
dilakukan (mis : duduk di sangat terasa nyeri bila
tempat tidur, duduk di sisi melakukan gerakan.
tempat tidur, pindah dari Q: Nyeri terasa seperti
tempat tidur ke kursi) berdenyut-denyut
R: Nyeri hanya terasa di
bagian luka kaki kanan
diatas lutut dan menyebar
kebawah
S: Skala nyeri 4 NRS
T: Nyeri terasa hilang timbul

A: Gangguan mobilitas fisik

P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
- Libatkan keluarga dalam
membantu pergerakan
pasien
- Anjurkan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis : duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur

Defisit Nutrisi Observasi : S:


(D.0019) 1. Mengidentifikasi status - Ibu Pasien mengatakan
nutrisi An.M masih tidak nafsu
2. Mengidentifikasi alergi dan makan selama beberapa hari
inteoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan
yang disukai O:
4. Mengidentifikasi kebutuhan - Keadaan umum lemah dan
kalori dan jenis nutrient Wajah pasien tampak
5. Memonitor asupan meringgis
makanan - Pasien tampak pucat
6. Memonitor berat badan - Kesadaran composmentis
- Konjungtiva anemis
Teraupetik :
1. Melakukan oral hygine - BB 18kg
sebelum makan, jika perlu - Pasien tampak
2. Menyajikan makanan menghabiskan hanya
secara menarik dan suhu setengah porsi makanan
yang sesuai yang disediakan
3. Memberikan makanan - Keluarga tampak
tinggi serat untuk memberikan suplemen
mencegah konstipasi curcuma plus untuk memicu
4. Memberikan suplemen nafsu makan anaknya
makananan, jika perlu -TTV:
Edukasi : TD : 100/60
1. Menganjurkan posisi N: 90 x/mnt
duduk RR: 28x/menit
2. Mengajarkan diet yang Suhu : 37,5˚C
diprogamkan
A: Defisit Nutrisi
Kolaborasi :
1. Melakukan kolaborasi P:
pemberian medikasi - Lanjutkan intervensi
sebelum makan - Monitor asupan makanan
(mis.pereda nyeri, - Monitor BB
antiemetik), jika perlu - Lakukan oral hygiene
sebelum pemberin makan
- Berikan suplemen makanan
- Lakukan kolaborasi
medikasi, sepertian pereda
nyeri
02/11/2023 Nyeri (D.0077) Edukasi S:
1. Mengidentifikasi lokasi, - Ibu Pasien mengatakan
karakteristik, durasi, An.M masih mengeluh
frekuensi, kualitas, nyeri dan tidak selera
intensitas nyeri. makan
2. Mengidentifikasi skala
nyeri O:
3. Mengidentifikasi faktor - Keadaan umum lemah dan
yang memperberat dan Wajah pasien tampak
memperingan nyeri meringgis
- Kesadaran composmentis
Terapeutik: -Konjungtiva anemis
1. Memberikan teknik -TTV:
nonfarmakologis untuk TD : 100/60
mengurangi rasa nyeri (mis: N: 90 x/mnt
TENS, hipnosis, akupresur, RR: 24x/menit
terapi musik, biofeedback, Suhu : 37,0˚C
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, Skor Nyeri:
kompres hangat/dingin, P: Nyeri di bagian kaki
terapi bermain sebelah kanan, dan akan
2. mengontrol lingkungan sangat terasa nyeri bila
yang memperberat rasa melakukan gerakan.
nyeri (mis;suhu ruangan, Q: Nyeri terasa seperti
pencahayaan, kebisingan) berdenyut-denyut
3. memfasilitasi istirahat dan R: Nyeri hanya terasa di
tidur bagian luka kaki kanan
Edukasi : diatas lutut dan menyebar
1. Menganjurkan teknik kebawah
nonfarmakologis untuk S: Skala nyeri 4 NRS
mengurangi rasa nyeri T: Nyeri terasa hilang timbul
Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi A: Nyeri Akut
pemberian analgetik P:
- Lanjutkan intervensi
- Identikasi skala nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Anjurkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian
analgetik

Gangguan Mobilitas Observasi S:


Fisik (D.0054) 1. Mengidentifkasi adanya - Ibu Pasien mengatakan
nyeri atau keluhan fisik An.M masih kesulitan saat
lainnya bergerak/beraktivitas
2. Memonitor frekuensi
jantung dan tekanan O:
darah sebelum memulai - Keadaan umum lemah dan
mobilisasi Wajah pasien tampak
3. Memonitor kondisi meringgis
umum selama - Kesadaran composmentis
melakukan mobilisasi - Konjungtiva anemis
Teraupetik - Pasien tampak kesulitan
1. Memfasilitasi aktivitas saat
mobilisasi dengan alat melakukan pergerakan
bantu - Kebutuhan dan aktivitas
2. Memfasilitasi melakukan pasien tampak di bantu oleh
pergerakan, jika perlu keluarga.
libatkan keluarga untuk -TTV:
membantu pasien dalam TD : 100/60
meningkatkan N: 90 x/mnt
pergerakan RR: 28x/menit
Edukasi Suhu : 37,0˚C
1. Menganjurkan
melakukan mobilisasi Skor Nyeri:
dini P: Nyeri di bagian kaki
2. Mengajarkan mobilisasi sebelah kanan, dan akan
sederhana yang harus sangat terasa nyeri bila
dilakukan (mis : duduk melakukan gerakan.
di tempat tidur, duduk di Q: Nyeri terasa seperti
sisi tempat tidur, pindah berdenyut-denyut
dari tempat tidur ke R: Nyeri hanya terasa di
kursi) bagian luka kaki kanan
diatas lutut dan menyebar
kebawah
S: Skala nyeri 4 NRS
T: Nyeri terasa hilang timbul

A: Gangguan mobilitas fisik

P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
- Libatkan keluarga dalam
membantu pergerakan
pasien
- Anjurkan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis : duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur

Defisit Nutrisi Observasi : S:


(D.0019) 1. Mengidentifikasi status - Ibu Pasien mengatakan
nutrisi An.M masih tidak nafsu
2. Mengidentifikasi alergi dan makan selama beberapa hari
inteoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan
yang disukai O:
4. Mengidentifikasi kebutuhan - Keadaan umum lemah dan
kalori dan jenis nutrient Wajah pasien tampak
5. Memonitor asupan meringgis
makanan - Pasien tampak pucat
6. Memonitor berat badan
- Kesadaran composmentis
- Konjungtiva anemis
Teraupetik :
1. Melakukan oral hygine - BB 18kg
sebelum makan, jika perlu - Pasien tampak
2. Menyajikan makanan menghabiskan hanya
secara menarik dan suhu setengah porsi makanan
yang sesuai yang disediakan
3. Memberikan makanan - Keluarga tampak
tinggi serat untuk memberikan suplemen
mencegah konstipasi curcuma plus untuk memicu
4. Memberikan suplemen nafsu makan anaknya
makananan, jika perlu -TTV:
Edukasi : TD : 100/60
1. Menganjurkan posisi N: 90 x/mnt
duduk RR: 28x/menit
2. Mengajarkan diet yang Suhu : 37,0˚C
diprogamkan A: Defisit Nutrisi
Kolaborasi : P:
1. Melakukan kolaborasi - Lanjutkan intervensi
pemberian medikasi - Monitor asupan makanan
sebelum makan - Monitor BB
(mis.pereda nyeri, - Lakukan oral hygiene
antiemetik), jika perlu sebelum pemberin makan
- Berikan suplemen makanan
- Lakukan kolaborasi
medikasi, sepertian pereda
nyeri
03/11/2023 Nyeri (D.0077) Observasi S:
- Memonitor pola nafas - Ibu Pasien mengatakan
- Memonitor bunyi nafas nyeri berkurang pada An.M
tambahan setelah diberikan obat
- Memonitor sputum analgetik
Terapetik
- Makukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik O:
- Melakukan hiperoksigenasi - Keadaan umum sedang
- Monitor saturasi oksigen - Kesadaran composmentis
- Memberikan oksigen jika -Konjungtiva anemis
diperlukan -TTV:
Edukasi
TD : 100/70
- Menganjurkan asupan
N: 88 x/mnt
cairan
Kolaborasi RR: 22x/menit
- Melakukan kolaborasi Suhu : 36,5˚C
pemberian bronkodiilator,
mukolitik jika perlu. Skor Nyeri:
P: Nyeri di bagian kaki
sebelah kanan, dan akan
sangat terasa nyeri bila
melakukan gerakan.
Q: Nyeri terasa seperti
berdenyut-denyut
R: Nyeri hanya terasa di
bagian luka kaki kanan
diatas lutut dan menyebar
kebawah
S: Skala nyeri 3 NRS
T: Nyeri terasa hilang timbul
A: Nyeri Akut

P:
- Lanjutkan intervensi
- Identikasi skala nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Anjurkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri

Gangguan Mobilitas Observasi S:


Fisik (D.0054) 1. Mengidentifkasi adanya - Ibu Pasien mengatakan
nyeri atau keluhan fisik An.M masih kesulitan saat
lainnya bergerak/beraktivitas
2. Memonitor frekuensi
jantung dan tekanan O:
darah sebelum memulai - Keadaan umum lemah dan
mobilisasi Wajah pasien tampak
Teraupetik meringgis
1. Memfasilitasi aktivitas - Kesadaran composmentis
mobilisasi dengan alat - Konjungtiva anemis
bantu - Pasien tampak kesulitan
2. Memfasilitasi melakukan saat
pergerakan, jika perlu melakukan pergerakan
libatkan keluarga untuk - Kebutuhan dan aktivitas
membantu pasien dalam pasien masih tampak di
meningkatkan bantu oleh keluarga.
pergerakan -TTV:
Edukasi TD : 100/70
2. Menganjurkan N: 88 x/mnt
melakukan mobilisasi RR: 24x/menit
dini Suhu : 36,5˚C
3. Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus Skor Nyeri:
dilakukan (mis : duduk P: Nyeri di bagian kaki
di tempat tidur, duduk di sebelah kanan, dan akan
sisi tempat tidur, pindah sangat terasa nyeri bila
dari tempat tidur ke melakukan gerakan.
kursi) Q: Nyeri terasa seperti
berdenyut-denyut
R: Nyeri hanya terasa di
bagian luka kaki kanan
diatas lutut dan menyebar
kebawah
S: Skala nyeri 3 NRS
T: Nyeri terasa hilang timbul

A: Gangguan mobilitas fisik

P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
- Libatkan keluarga dalam
membantu pergerakan
pasien
- Anjurkan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis : duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur

Defisit Nutrisi Observasi S:


(D.0019) 1. Mengidentifikasi status - Ibu Pasien mengatakan
nutrisi An.M masih tidak nafsu
2. Mengidentifikasi alergi makan dan tetap harus
dan inteoleransi makanan diberikan suplemen
3. Mengidentifikasi makanan
yang disukai
4. Mengidentifikasi O:
kebutuhan kalori dan jenis - Keadaan umum lemah dan
nutrient Wajah pasien tampak
5. Memonitor asupan meringgis
makanan - Pasien tampak pucat
6. Memonitor berat badan
- Kesadaran composmentis
Teraupetik : - Konjungtiva anemis
1. Melakukan oral hygine - BB 18kg
sebelum makan, jika perlu - Pasien tampak
2. Menyajikan makanan menghabiskan hanya
secara menarik dan suhu setengah porsi makanan
yang sesuai yang disediakan
3. Memberikan makanan - Keluarga tampak
tinggi serat untuk memberikan suplemen
mencegah konstipasi curcuma plus untuk memicu
4. Memberikan suplemen nafsu makan anaknya
makananan, jika perlu -TTV:
Edukasi : TD : 100/70
1. Menganjurkan posisi N: 88 x/mnt
duduk RR: 24x/menit
2. Mengajarkan diet yang
diprogamkan Suhu : 36,5˚C
Kolaborasi : A: Defisit Nutrisi
1. Melakukan kolaborasi P:
pemberian medikasi - Lanjutkan intervensi
sebelum makan - Monitor asupan makanan
(mis.pereda nyeri, - Monitor BB
antiemetik), jika perlu - Lakukan oral hygiene
sebelum pemberin makan
- Berikan suplemen makanan
Lakukan kolaborasi
medikasi, sepertian pereda
nyeri
KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT)

Nama : Ina Thursina NIM : P1337420923027


Ruang : Thursina 1 Stase : Keperawatan Anak

Capaian Strategi/ Metode Referensi Hasil Yang Diharapkan Waktu


Pembelajaran Pembelajaran
Tujuan umum: Untuk mencapai Tim Pokja SDI Selama pembelajara 1 minggu,
Setelah menjalankan tujuan tersebut saya DPP PPNI, klinik saya akan pada 30
praktek klinik di ruang akan melakukan: (2018). Standar menunjukkan Oktober-4
Thursina 1 selama 1 1. Mencari sumber Intervensi kemampuan saya dalam November
minggu, saya bacaan yang Keperawatan mengelola pasien dan 2023
mampu/kompeten relevan Indonesia (SIKI). melakukan asuhan
dalam memberikan Edisi 1. Jakarta. keperawatan pada pasien
2. Diskusi via
asuhan keperawatan Persatuan dengan penyakit Ewing
pada penyakit Ewing zoom, via video Perawat Sarkoma dengan bukti
Sarkoma meliputi: call WhataApp, Indonesia. sebagai berikut:
1. Mengkaji riwayat bersama dosen 1. Disetujuinnya
kesehatan pasien. pembimbing Tim Pokja SDKI kontrak belajar dan
2. Mengkaji riwayat 3. Berkonsultasi DPP PPNI, laporan pendahuluan
kesehatan dahulu dengan CI, (2017). Standar berupa WOC
3. Komunikasi dan Diagnosa sebelum praktek
perawat dan
melakukan Keperawatan 2. Tercapainya kegiatan
tindakan yang dosen Indonesia. Edisi praktek sesuai
berhubungan pembimbing 1. Jakarta. kontrak
dengan melakukan 4. Ikut Persatuan 3. Terpenuhinya target
perawatan pada berpartisipasi Perawat kompetensi klinik
pasien dengan langsung dalam Indonesia. 4. Tersusunnya laporan
Pneuomonia melakukan kasus berdasarkan
4. Melakukan Tim Pokja SLKI masalah yang sesuai
perawatan pada
pengumpulan data DPP PPNI, dengan pasien
pemeriksaan fisik pasien baik (2018). Standar
pada pasien dengan Luaran
5. Melakukan pembimbing Keperawatan
intervensi dan akademik Indonesia. Edisi
implementasi pada ataupun CI 1. Jakarta.
pasien Persatuan
Ruangan.
6. Melakukan Perawat
evaluasi pada Indonesia.
pasien
Semarang, 03 November 2023
Menyetujui,

Clinical Instruktur (CI) Pembimbing Akademik

(Ns. Dewi Susanti,S.Kep) (Ns. Asniah syamsuddinS.Kep., M. Kep)

Mahasiswa

(Ina Thursina S.Tr.Kep)


FORM LAPORAN AKTIVITAS HARIAN (LOGBOOK)

No. Tanggal Aktifitas Paraf


/ Hari

1. Senin,30 - Tiba diruangan dan orientasi


Oktober ruangan serta pembagian shift
2023
- Menggantikan cairan Nacl pada
An.A setelah transfuse PCR kolf 2
- Injeksi faktor 8/12 jam pada pasien
K
- Injeki faktor 8/12 jam pada pasien
M
- Injeksi mesna 99mg pada pasien
An.M
2 Selasa,31 - Tiba diruangan Thursina 1
Oktober - Membina hubungan teurapetik
2023 dengan pasien
- Melakukan injeksi mesna 35,6 mg
pada pasien An.M
- Melakukan pemasangan transfuse
PRC kolf 1 pada pasien A
- Melakukan injeksi Asam
Traneksamat 250 mg pada pasien
An.S
3 Rabu,01 - Tiba diruangan Thursina 1

November - Membina hubungan teurapetik

2023 dengan pasien


- Melakukan pengkajian pada An.M
- Melakukan injeksi Ceftriaxone 1
gr pada pasien An.R
- Membantu melakukan
pengambilan darah rutin pada
pasien An.M
- Melakukan Injeksi mesna 15,7 mg
4 Kamis,02 - Mengikuti amprahan perawat

November pergantian shift

2023 - Membantu melakukan


- pemasangan infuse pada pasien
- An.S
pada pasien An.A
- Melakukan injeksi omeprazole
pada pasien An.E
- Melakukan injeksi ceftazidime 1
gr pada pasien U
5 Jumat,03 - Tiba diruangan Thursina 1

November - Melakukan skin test

2023 Melakukan injeksi


ceftriaxone pada pasien
An.A
- Melakukan injeksi faktor 8
pada pasien U
- Melakukan pemasangan
transfuse PRC kolf II pada
pasien An.A
- Melakukan injeksi
meropenem 900 mg pada
pasien S
6 Sabtu, 04 - Tiba diruangan Thursina 1

November - Melakukan amprahan shift

2023 - Melakukan pergantian


cairan pada pasien An.M
- Melakukan injeksi mesna
15,7 mg pada pasien An.A
- Melakukan injeksi
omeprazole pada pasien
An.R
- Melakukan injeksi
omeprazole 20mg pada
pasien An.E
DAFTAR HADIR PRAKTEK

Nama :Ina Thursina


NIM : P1337420923027
Ruang : Thursina 1
Stase : Anak
Jam Jam Tanda
Ruang Datang Pulang Tangan Preceptor Dosen
Mahasiwa

Thursina 1 08.00 14.00

Thursina 1 08.00 14.00

Thursina 1 14.00 20.00

Thursina 1 14.00 20.00

Thursina 1 14.00 20.00

Thursina 1 14.00 20.00

Anda mungkin juga menyukai