TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penyebab yang pasti terhadap kanker belum diketahui secara jelas tetapi
faktor-faktor etiologi yang membantu terbentuknya kanker sudah banyak diketahui yang
disebut bahan-bahan karsinogen,sinar Ultraviolet,sinar Radioaktif,parasit dan virus.Adapun
faktor predisposisi yang dapat menyebabkan Osteosarkoma antara lain :
1. Trauma
Osteosarkoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya
Injuri.Walaupun demikian trauma ini dapat dianggap sebagai penyebab utama karena
tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan
Osteosarkoma.
2. Ekstrinsik Karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga
diduga merupakan penyebab terjadinya Osteosarkoma ini.Salah satu contoh adalah
Radium.Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti Kista tulang
aneurismal,fibrous displasia,setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan Osteosarkoma.
3. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita Tuberculosis mengakibatkan
14 dari 53 pasien berkembang menjadi Osteosarkoma.
4. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan Osteosarkoma baru dilakukan pada
hewan,sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan oncogenik virus pada
Osteosarkoma tidak berhasil.Walaupun beberapa laporan menyatakan adanya partikel
seperti virus pada sel Osteosarkoma dalam kultur jaringan.Bahan kimia,virus,dan
faktor trauma.Pertumbuhan yang cepat dan besarnya ukuran tubuh dapat juga
menyebabkan terjadinya Osteosarkoma selama masa pubertas.Hal ini menunjukkan
hormon seks penting walaupun belum jelas bagaimana hormon dapat mempengaruhi
perkembangan Osteosarkoma.
5. Keturunan ( Genetik)
2.3 Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak di invasi oleh sel
tumor.Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon Osteolitik yaitu proses Destruksi atau
penghancuran tulang dan respon Osteoblastik atau proses pembentukan tulang.Terjadi
Destruksi tulang lokal pada proses Osteoblastik,karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan
pada ujung bawah femur,ujung atas humerus dan ujung atas tibia.Secara histolgik,tumor
terdiri dari massa sel – sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sering dengan
elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa ata kartilaginosa yang
berselang – seling dengan ruangan darah sinusoid.Sementara tumor ini memecah melalui
dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya:Garis Epifisis membentuk
terhadap gambarannya didalam tulang.
1. Osteolitik : Dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan lunak di invasi
oleh tumor.
2. Osteoblastik : Sebagai akibat pembentukan tulang sklerotik yang baru
Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi,pada hasil
pemeriksaan Radiografy menunjukkan adanya suatu bangunan yang berbentuk
segitiga.Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai bentuk keganasan tulang
yang lain,tetapi bersifat khas untuk Osteosarkoma; Tumor itu sendiri dapat menghasilkan
suatu pertumbuhan tulang yang bersifat abortif.Gambaran seperti ini pada Radiogram akan
terlihat sebagai suatu “Sunburst” ( Pancaran sinar matahari )
1. Nyeri pada ekstremitas yang terkena ( Biasanya menjadi semakin parah pada malam
hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2. Pembengkakan pada atau diatas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas.
3. Keterbatasan gerak
4. Kehilangan berat badan
5. Massa tulang dapat teraba, nyeri tekan, tidak bisa digerakkan, dengan peningkatan
suhu kulit diatas massa dan ketegangan vena.
6. Kelelahan, Anoreksi dan anemia.
7. Lesi primer dapat mengenai semua tulang, namun tempat yang paling sering adalah
distal femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus.
8. Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan menurun,
dan malaise.
1. Pemeriksaan Radiologi
a. Lokasi lesi yang lebih akurat,apakah pada daerah epifisis,metafisis,diafisis atau pada
organ – organ tertentu.
b. Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
c. Jenis tulang yang terkena.
d. Dapat memberikan gambaran sifat tumor.
e. Batas, apakah terbatas tegas atau tidak, mengandung kalsifikasi atau tidak.
f. Sifat tumor, apakah bersifat unifom atau bervariasi, apakah memberikan reaksi pada
periosteum, apakah jaringan lunak disekitarnya terinfiltrasi.
g. Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
a. Pemindaian radionuklida.
Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil seperti Osteoma
b. CT – Scan
Pemeriksaan CT – Scan dapat memberikan informasi tentang keberadaan tumor,
apakah intraoseus atau ekstraoseus.
c. MRI
MRI dapat memberikan informasi tentang apakah tumor berada dalam tulang, apakah
tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke jaringan lunak
2.Pemeriksaan Laboratorium