DISUSUN OLEH:
WAHYUNI TASLIM
N 111 17 087
PEMBIMBING:
dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes, Sp.OT, FICS, MH
PENDAHULUAN
2.1.4 Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi
oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon
osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon
osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang
lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Klasifikasi TNM
T – Tumor primer
M – Metastasis jauh
Lokasi :
Kelainan ini ditemukan pada tulang tengkorak seperti maxila,
madibula, palatum, sinus paranasal, dan dapat pula pada tulang-tulang
panjang seperti tibia, femur, dan falangs.
Pemeriksaan radiologis :
Pada foto rontgen osteoma berbentuk bulat dengan batas tegas
tanpa adanya destruksi tulang. Pada pandangan tangensial osteoma
terlihat seperti kubah.
Patologi
Dapat ditemukan lesi pada tulang kompak (compact osteoma)
dengan sistem Harvers atau trabekula tulang dengan sumsumnya
disebut spongiosteoma. Strukturnya terdiri atas jaringan tulang
dewasa yang didominasi oleh struktur struktur lamelar dengan
pertumbuhan yang sangat lambat. Osteoma yang berlokasi pada
tulang panjang biasanya bersifat multipel dan merupakan bagian dari
sindroma Gardner.
Patologi :
Kelainan terdiri atas jaringan seluler dengan tingkat vaskularisasi
yang tinggi dan jaringan tulang yang belum matang serta jaringan
osteoid.
Pada foto polos akan terlihat lesi osteolitik dengan pinggiran yang
sklerotik (Nielsen,2017), biasanya diameter berkisar antara 2-5 cm
dan dapat lebih besar lagi. Lesi pada umumnya terletak di central
namun dapat juga eksentrik atau periosteal (Jonathan,2018).
Patologi : Gambaran histologinya adalah mirip dengan osteid
osteoma, tetapi perangainya lebih agresif, dengan ukuran lebih besar
dari 2 cm. Gambaran histopatologi pada osteoblastoma akan didapati
tulang yang belum dewasa (callus )dan osteoid di dalam stroma
fibrovaskular yang banyak. Gambaran histopatologi pada
osteoblastostoma sama dengan gambaran histopatologi pada osteoid
osteoma.
Terapi
Pengobatan yang dilakukan adalah eksisi tumor, kemudian rongga
yang terjadi diisi dengan tulang dari tempat lain (bone graft)
2.2.4 Osteokondroma
Klinis
Merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor
jinak tulang. Terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya
aktif dan pada semasa muda. Gejala nyeri terjadi bila terdapat
penekanan pada bursa atau jaringan lunak sekitarnya. Benjolan yang
keras dapat ditemukan pada daerah sekitar lesi.
Lokasi
Biasanya pada daerah metafisis tulang panjang khususnya femur
distal, tibia proksimal dan humerus proksimal. Osteokondroma juga
bisa ditemukan pada tulang scapula dan ilium. Tumor bersifat soliter
dengan dasar lebar atau kecil seperti tangkai dan bila multiple dikenal
sebagai diafisial aklasia (eksostosis herediter multiple) yang bersifat
herediter dan diturunkan secara dominan gen mutan.
Radiologis :
2.2.5 Kondroma/Enkondroma
Klinis
Kondroma (disebut juga enkodroma) merupakan tumor jinak
tulang dengan frekuensi 9,8 % dan seluruh tumor jinak tulang,
Sebagian ahli menganggap tumor itu sebagai suatu hamartoma.
Tumor jinak ini didapat pada dewasa muda dan tidak mengakibatkan
keluhan sakit/nyeri.
Lokasi
Lokasi terutama pada tulang tangan,kaki,iga, dan tulang-tulang
panjang. Bersifat soliter tapi dapat juga multiple sebagai
enkonromatosis yang bersifat kongenital.
Radiologi
Gambaran radiologik memperlihatkan adanya daerah radiolusen
yang bersifat sentral (enkondroma) antara metafisis dan diafisis.
Mungkin ditemukan sedikit ekspansi dari tulang. Pada tulang yang
matur dapat ditemukan adanya bintik-bintik kalsifikasi pada daerah
lusen.
Patologi
Pembentukan tulang rawan matur tanpa tanda-tanda pleomorf,
mitosis atau gejala keganasan lainnya. Sering ditemukan perubahan
miksoid pada jaringan Enchondromatosis adalah bentuk multiple
daripada enchondroma disebut juga sebagai ollier’s disease. Bila
enchondromatosis disertai dengan adanya multiple hemangioma di
jaringan lunak disebut sebagai Mafucci Syndrome. Perubahan kearah
keganasan pada enkondromatosis (enkondroma multiple) lebih sering
dari pada enkondroma soliter.Tanda tanda keganasan biasanya terjadi
setelah umur 30 tahun dengan gejala gejala berupa nyeri, pembesaran
tumor yang tiba tiba dan erosi korteks tulang.
Histopatologi enkondrma
Terapi
Pengobatan tidak selalu diperlukan, apabila tumor bertambah bear
atau ditemukan adanya fraktur patologis maka tumor sebaiknya
dikeluarkan melalui kuretase kemudian diisi dengan jaringan tulang
dari tempat lain (bone graft).
Prognosis
Ada kemungkinan terjadi degenerasi maligna terutama bila tumor
didapat pada tulang panjang besar atau di pelvis sebesar kurang lebih
20-25%. Dicurigai perubahan ke arah ganas bila tumornya terasa
sakit, lebih sering pada enkondromatosis daripada enkondroma soliter.
2.2.6 Kondrobalstoma
Klinis
Merupakan tulang jinak yang jarang ditemukan dan sering pada
umur 10-25 tahun, beberapa penulis menyatakan lebih sering
ditemukan pada laki-laki daripada wanita. Pertumbuhan tumor ini
sangat lambat. Gejala nyeri merupakan gejala gejala yang utama
khususnya pada sendi. Ada penulis yang menganggap bahwa 50%
dari tumor ini dapat menjadi ganas.
Lokasi
Kondromablastoma jinak berasal dari daerah epifisis dan
berkembang ke arah metafisis. Tumor terutama ditemukan pada tulang
panjang, terutama epifisis tibia proksimal, femur distal dan humerus
proksimal
Radiologis
Pada foto Rontgen plain terlihat rekfaksi yang jelas pada tulang
kanselosa yang dapat melebar di luar dari daerah garis epifisis.
Bentuknya eksentrik dengan korteks yang tipis tetapi penetrasi keluar
jarang terjadi. Batas-batas tumor bersifat ireguler, tidak tegas disertai
dengan bintik-bintik kalsifikasi sebagai gambaran adanya deposisi
kalsium.
Kondroblastoma : tampak bayangan radiolusen pada epifisis tibia
bagian lateral yang meluas ke metafisis
Patologi
Gambaran patologi ditandai dengan gejala-gejala karakteristik dari
sel-sel yang banyak dan bersifat tidak berdiferensiasi dengan sel-sel
yang bulat atau poligonal dari sel-sel yang menyerupai kondroblas
dengan sel-sel raksasa inti banyak dari sel osteoklas yang diatur secara
sendiri-sendiri atau kelompok. Hanya ditemukan sedikit jaringan
seluler dari jaringan matriks tulang rawan yang disertai dengan
kalsifikasi fokal dan jaringan retikulin.
Bintang Lamimpatue
UI.
6. Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC