“POSBINDU LANSIA”
Masa covid-19
PUSKESMAS MABELOPURA
OLEH :
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Sebagai bahan pembelajaran dan pelatihan dalam manajemen program Posbindu Lansia
Puskesmas Mabelopura
2. Sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan program Posbindu Lansia di Puskesmas
Mabelopura.
IDENTIFIKASI MASALAH
A. KEADAAN UMUM
1. Keadaan Geografis
Secara administratif, UPTD Puskesmas Mabelopura merupakan salah satu
Puskesmas di Kota Palu, yang terletak di Kelurahan Tatura Selatan yang beralamat di Jl.
I Gusti Ngurah Rai No. 18 Kecamatan Palu Selatan Propinsi Sulawesi Tengah, secara
astronomis terletak antara 00,35”-00,56” Lintang Selatan dan 1190,45”-1200,1” Bujur
Timur, tepat berada di bawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0-700 meter dari
permukaan laut.
2. Keadaan Iklim
a. Suhu
Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan,
sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia. Musim panas terjadi pada bulan April
sampai September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai
Maret.
Berdasarkan data BPS Kota Palu rata-rata suhu udara adalah 27,310C. Suhu
udara terendah terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 26,600C, sedangkan bulan-bulan
lainnya suhu udara berkisar antara 26,60-28,100C.
b. Kelembaban Udara
3. Pemerintahan
Luas
Jumla
N Kelurah Wilaya JumlahPendud KepadatanPendud
h
o an h uk uk (/km²)
KK
( km²)
Tatura
1 3,3 18.813 4.026 5735,67
Utara
Tatura
2 2,9 11.212 3.026 3920,28
Selatan
B. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
Sampai dengan tahun 2019 jumlah penduduk di Wilayah KerjaUPTD Puskesmas
Mabelopuramencapai 30.025 jiwa, mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya karena ada pemekaran wilayah. Untuk lebih jelasnya pertumbuhan
penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Mabelopura dari tahun 2015 s/d 2019 dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 2.1
PerkembanganPertumbuhanPendudukDi Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas MabelopuraTahun 2015 - 2019
60000
53132
50000
40000
31519 31685
30000 31318
30025
20000
10000
0
2015
2016
2017
2018
2019
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Gambar 2.3
JumlahKepadatanPendudukMenurutRasioJenisKelamin di
Wilayah KerjaUPTD Puskesmas Mabelopura Tahun 2019
14814 15211
Laki-Laki Perempuan
4. KepadatanPenduduk
Kepadatan penduduk di Wilayah KerjaUPTD Puskesmas Mabelopura tahun 2019
tercatat 4.890 jiwa/km² dengan luas wilayah 6.1 km². Jika dilihat dari wilayah per
kelurahan kepadatan penduduk Wilayah KerjaUPTD Puskesmas Mabelopura masih
belum merata, dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 2.4
JumlahKepadatanPendudukMenurutKelurahandiWilayah Kerja
UPTD Puskesmas Mabelopura Tahun 2019
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000
C. SOSIAL EKONOMI
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharianpenduduk yang berada di Wilayah KerjaUPTD Puskesmas
Mabelopurasangatberagamterdiridari :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. TNI/POLRI
c. Tukang Kayu / Tukang Batu
d. Buruh
e. Petani
f. Wiraswasta
g. Dan lain-lain
2. Rasio Beban Tanggungan
Jumlah penduduk miskin dan rasio beban tanggungan ekonomi suatu daerah
merupakan beberapa faktor yang menghambat pembangunan ekonomi dalam suatu
wilayah diantaranya adalah khusus ratio beban tanggungan memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap besarnya income percapita Kota Palu. Dapat dibayangkan jika
kelompok usia produktif yang jumlahnya sedikit mensubsidi usia tidak produktif
akibatnyaa dalah income perkapita dengan sendirinya akan turun, demikian pula
sebaliknya.
a. Tujuan
Tujuan diadakan Posbindu lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarak-at sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyar-akatan.
b. Sasaran
Sasaran langsung meliputi kelompok virilitas/pra senilis adalah usia 45-59 tahun
dan kelompok Lansia yaitu berusia 60-69 tahun dan kelompok Lansia risiko tinggi yaitu
usia lebih dari 70 tahun. Adapun sasaran kelompok tidak langsung adalah, keluarga yang
mempunyai Lansia, masyarakat di lingkungan Lansia berada, organisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan Lansia,petugas kesehatan usia lanjut, dan masyarakat.
b. Proses
a. Planning
Perencanaan program telah diatur dalam Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan. Dalam perencanaan telah dilakukan rapat setiap bulan untuk
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Selain itu, koordinasi dengan lintas sektor
dan kader lebih ditingkatkan lagi dalam promosi mengenai posbindu.
b) Organizing
Pelaksanaan program dipimpin langsung oleh penangguang jawab program yang
berkoordinasi dengan anggota pelaksana dan kader.Dalam pelaksaannya ada beberapa
kendala seperti rendahnya kesadaran dari masyarakat terutama lansia untuk melakukan
pemeriksaan secara rutin tiap bulan diposbindu. Hal ini disebabkan masih kurangnya
kualitas promosi tentang posbindu yang dilakukan.
Masalah yang muncul pada proses program ini adalah mekanisme pelaksanaan
kegiatan tidak semuanya dilakukan sesuai pedoman. Menurut pedoman mekanisme
pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5 meja.
Petugas kesehatan dan peserta wajib menggunakan masker dan melakukan
physical distancing 1,5-2 m jaraknya.
a. Tahap pertama : Pendaftaran
Tahap pertama dilaksanakan oleh 1 kader yang bertugas memanggil nama
peserta dan mengisi daftar hadir. Kader di setiap kelurahan biasanya ada yang tidak
datang ke posbindu karena kader merupakan ibu-ibu rumah tangga usia produktif dan
mempunyai kesibukan mengurus rumah tangga, sehingga tidak menyempatkan diri
untuk datang ke Posbindu.
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia,
wawancara sederhana tentang faktor resiko PTM, serta penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan, penentuan IMT.
Pada Posbindu Puskesmas Mabelopura tahap kedua yang dilaksanakan hanyalah
penimbangan berat badan dan kadang sempat ditanyakan sekilas tentang kegiatan
sehari-hari dan faktor resiko . Hasil wawancara dicatat ke dalam buku KMS lansia.
c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental
Pada Posbindu Puskesmas Mabelopura, tahap 3 yang dilakukan pengukuran
tekanan darah dan pemeriksaan fisik (jika ada dokter yang ikut dalam kegiatan
Posbindu), dan tidak dilakukan pemeriksaan status mental.
d. Tahap keempat: laboratorium sederhana
Pada Posbindu Puskesmas Mabelopura dilakukan pemeriksaan darah seperti
gula darah, asam urat , dan kolesterol tiap 6 bulan. Pada pelaksanaannya biasanya
strip hanya sedikit yang tersedia. Menurut wawancara, jumlah lansia akan lebih
banyak dari biasanya saat jadwal pemeriksaan darah dilakukan di posbindu, sehingga
menjadi daya tarik lansia untuk datang. Hasil pemeriksaan di catat dalam buku KMS
lansia masing-masing.
e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan, konseling, aktifitas fisik bersama, dan
rujukan ke puskesmas
Pada Posbindu Puskesmas Mabelopura konseling sudah dilaksanakan dengan
baik oleh petugas puskesmas (bidan atau perawat). Terkadang kegiatan penyuluhan
kesehatan juga dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan sebelum kegiatan
posbindu dimulai,namun kegiatan penyuluhan tidak rutin dilakukan tiap kegiatan
posbindu. Aktivitas bersama seperti senam dilakukan tiap minggu setiap hari sabtu
pukul 07.00 WITA bertempat di puskesmas Mabelopura atau tempat yang disepakati.
Pada puskesmas Mabelopura juga dilakukan pengobatan sederhana sesuai keluhan
lansia yang datang. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya ketersediaan obat
tertentu dan tidak adanya tenaga dokter yang mendampingi.
C. Controlling
Kontrol pelaksanaan kegiatan posbindu di puskesmas Mabelopura sudah cukup
baik namun masih membutuhkan peningkatan kerjasama dengan kader dan lintas
sektor dalam hal promosi kegiatan posbindu agar dapat memotivasi kesadaran lansia
dan keluarganya untuk datang pemeriksaan tiap bulan ke posbindu.
b. Output
Output yang dicapai dari kunjungan lansia di posbindu sebanyak 67%. Hal ini
menunjukkan masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu 80%.
Dari hasil wawancara pemegang program dan pemantauan saat kegiatan didapatkan
beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi adalah :
Banyaknya isu bahaya covid 19 yang membuat pasien lansia takut untuk berobat.
Kurangnya promosi kegiatan posbindu sehingga masyarakat khususnya lansia
masih belum paham dengan benar fungsi dari posbindu. Lansia yang datang ke
posbindu merupakan orang yang merasa dirinya sakit.
Beberapa lansia tidak mengetahui jadwal kegiatan posbindu karena kurangnya
informasi dari kader sebelum posbindu dilaksanakan. Permasalahan ini diatasi
dengan pemberian informasi melalui mesjid dan mengajak lansia secara langsung
pada hari kegiatan.
Banyak lansia hanya tertarik datang ke posbindu jika ada pemeriksaan darah ,
adanya kehadiran dokter, dan adanya penyuluhan. Permasalahan ini belum dapat
diatasi karena kurangnya dana operasional dan pengaturan jadwal pelayanan
dokter belum maksimal.
Kurangnya dukungan keluarga sehingga tidak dapat mendampingi dan
mengantarkan lansia. Padahal banyak lansia yang memerlukan transportasi karena
jarak yang jauh dari rumah.
BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Permasalahan utama dalam manejemen Posbindu lansia di Puskesmas mabelopura
terdapat pada bagian proses dan Masa Covid 19 . Beberapa masalah seperti kurangnya
pendampingan tenaga dokter saat kegiatan, kurangnya promosi tentang posbindu dari
bagian promkes, kurangnya koordinasi pemegang program dengan kader, kurangnya
perhatian dari lintas sektor, dukungan keluarga, pelaksanaan posbindu yang masih belum
sesuai standar 5 meja/tahap, serta kurangnya kesadaran masyarakat yang menjadikan
banyaknya masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan posbindu.
1.2. Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu dilakukan beberapa hal sebagai
berikut :
1) Diharapkan ada tenaga dokter yang turun saat pelaksanaan program serta
pembekalan kembali kepada seluruh petugas kesehatan dan kader yang ikut serta
sehingga semua tahap kegiatan posbindu dilaksanakan.
2) Monitoring kader oleh pemegang program dalam pemberian informasi sebelum
kegiatan posbindu dilaksanakan. Dapat juga bekerjasama dengan lintas sektor
seperti pemerintahan setempat untuk memotivasi keluarga dalam memberikan
dukungan terhadap lansia.
3) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan pemeriksaan darah ke Dinas Kesehatan
dan melakukan pemeriksaan tiap bulan di posbindu.
4) Mengusulkan pengadaan tensimeter untuk setiap tempat posbindu yang dapat di
gunakan lansia kapanpun diluar jadwal posbindu. Alternatif lain sumber dana
adalah dari sumbangan sukarela masyarakat.
5) Memberikan penyuluhan rutin setiap kegiatan posbindu dengan mengoptimalkan
peran dari bidang Promkes Puskesmas.
6) Caregiver dalam PJP bagi lanjut usia
7) Terpenting pentingnya protokol kesehatan selama Covid 19.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2001. Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Horton R. 2015. Non-Communicable Diseases: 2015 To 2025. Lancet [Internet]. Elsevier
Mengko V.V., Kandou G., Massie R.G. 2015. Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado. JIKMU. Diunduh dari
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/download/7856/7947)
Purdiyanti F. 2016. Pemanfaatan pos binaan terpadu penyakit tidakmenular oleh wanita
binaan lansia dalam rangka mencegah penyakit tidak menular di wilayah kerja
Puskesmas Cilongo 1. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.4,No.1. Diunduh dari <
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm>
LAMPIRAN
PELAKSANAAN PENGOBATAN LANSIA PADA MASA PANDEMI COVID 19
PKM MABELOPURA
TAHUN 2020