Anda di halaman 1dari 72

Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Profil kesehatan merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan


yang sangat penting artinya dalam mengevaluasi keberhasilan pembangunan
bidang kesehatan serta sebagai indikator/sarana untuk mengukur
tercapainya Palu Sehat 2020 sebagai Visi Pembangunan Kesehatan Kota
Palu pada umumnya dan Kecamatan Tawaeli dan Palu Utara Selain itu profil
kesehatan juga diarahkan sebagai sarana penyedian data dan informasi
untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen kesehatan.
Profil kesehatan UPTD Puskesmas Tawaeli adalah gambaran
situasi kesehatan dan pelayanan kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli yang menyajikan data/informasi mengenai kesehatan
dan data pendukung yang berpengaruh terhadap bidang kesehatan seperti
data kependudukan dan Keluarga Berencana.
Dengan berpedoman pada paradigma sehat, maka pembangunan
kesehatan diarahkan pada peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
dan keluarga serta pencegahan penyakit, disamping upaya penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat antara lain melalui
pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi, penggunaan air bersih,
kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan ibu dan
anak termasuk keluarga berencana. Penyuluhan kesehatan sangatlah
penting dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dan membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat sedini mungkin diseluruh lapisan masyarat.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Upaya-upaya tersebut dilakukan di Puskesmas, Pustu, dan Posyandu serta


berbagai kegiatan lainnya.
Melalui berbagai program kesehatan pokok kesehatan di Puskesmas,
telah dilakukan berbagai terobosan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat baik berupa pelayanan kesehatan di dalam gedung maupun di
luar gedung UPTD Puskesmas Tawaeli dengan selalu mengikut sertakan
sektor lainnya.
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan kesehatan
yang telah dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli, maka
perlu membuat profil Puskesmas. Penyusunan profil UPTD Puskesmas
Tawaeli dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana
keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, dapat
memberikan informasi dan gambaran situasi kesehatan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli selama tahun 2020.
Buku profil ini juga merupakan salah satu media sistem informasi
kesehatan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan
perencanaan pembangunan dibidang kesehatan dan untuk mendukung
proses pengambilan keputusan dan manajemen kesehatan. Selain itu buku
profil ini berisi data-data program Puskesmas tentang situasi derajat
kesehatan, situasi upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan.
Selain itu juga memuat data lintas sektor yang terkait dengan kesehatan
untuk memperoleh gambaran secara komprehensif situasi kesehatan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli yang meliputi :
- Gambaran tentang keadaan umum dan lingkungan yang berisi
keadaan geografi, cuaca, dan keadaan penduduk.
- Gambaran situasi derajat kesehatan yang berisi angka kesakitan, dan
status gizi masyarakat.
- Gambaran situasi upaya kesehatan yang berisi tentang pelayanan
kesehatan dasar, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,


pelayanan kefarmasian dll.
- Gambaran situasi sumber daya kesehatan yang berisi tentang sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber
daya kesehatan lainnya.
Buku profil ini juga dilengkapi dengan tabel dan gambar/grafik agar
dapat lebih mudah dibaca dan dipahami sehingga dapat diketahui oleh
semua pihak yang membutuhkan. Dan pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan penetapan kebijakan untuk pemecahan masalah
yang dihadapi masyarakat dan petugas kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli khususnya dan kota Palu pada umumnya.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui derajat kesehatan dan pencapaian upaya pelayanan


kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui target dan pencapaian setiap program yang telah


dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tahun
2020.

b. Untuk mengetahui program yang belum mencapai target di wilayah


kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tahun 2020.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam


pelaksanaan pelayanan kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli tahun 2020.

3. Manfaat

a. Dapat menjadi bahan masukan terutama dalam rangka review


tahunan kondisi kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas
Tawaeli.

b. Sebagai bahan evaluasi tahunan program kesehatan yang telah


dilaksanakan serta sebagai bahan masukan untuk perencanaan
maupun sebagai program tahunan yang akan datang.

c. Sebagai salah satu bahan informasi baik bagi UPTD Puskesmas


Tawaeli maupun bagi Dinas Kesehatan Kota Palu dalam
perencanaan peningkatan pencapaian setiap program dan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

BAB II
GAMBARAN UMUM
A. KEADAAN UMUM
1. Letak Geografis
UPTD Puskesmas Tawaeli merupakan salah satu pusat
pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di wilayah kecamatan
Tawaeli dan kecamatan Palu Utara dengan batas-batas sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pantoloan.
- Sebelah Timur berbatasan dengan gunung.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Taipa.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Laut.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli terletak pada belahan
Utara kota Palu, dengan wilayah seluas ± 20 km 2 yang seluruhnya
dapat dilalui dengan kendaraan roda empat.
2. Keadaan Suhu dan Kelembaban Udara
Secara umum suhu dan kelembaban rata-rata di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli secara umum berkisar antara 20 – 30 oC
untuk dataran tinggi dan 26 – 32 oC untuk daratan rendah, dengan
kelembaban udara berkisar antara 68% – 81%.
3. Pemerintahan
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020 memiliki luas wilayah
kerja sebesar ±18.72 km2 yang secara administrasi pemerintahan
terbagi atas 4 kelurahan yaitu kelurahan Lambara, Panau, Ky.Ngapa,
Ky.Pajeko. dengan jumlah penduduk sebanyak 15448 jiwa. secara
administratif pemerintahan beserta luas wilayahnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Tabel II.1
Distribusi Kelurahan Dirinci Menurut Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020
No Kelurahan Luas Wilayah (km2) RT RW
1. Lambara 6.82 12 4
2. Panau 2.08 14 7
3. Ky.Ngapa 7.43 14 4
4. KY.pajeko 2.39 9 3

Total 18.72 49 21

B. Kependudukan
a) Pertumbuhan Penduduk
Di Tahun 2020 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli mencapai 16610 jiwa atau mengalami penurunan
sekitar - 1.65% dibanding Tahun 2019 yang mencapai 15163 jiwa.
Kecenderungan penurunan ini dimungkinkan oleh kondisi bencana di
Kota Palu yang masuk dalam kategori ekonomi kreatif maka dilaklukan
pemerataan penduduk.
Grafik II.1 di bawah ini memperlihatkan jumlah penduduk
selama tahun 2016 sampai tahun 2020 di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik II.2. Jumlah Penduduk di wilayah kerja


UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016 - 2020

Dengan melihat grafik di atas menunjukkan bahwa dari tahun


2016 sampai tahun 2020 terjadi penurunan jumlah penduduk dari
tahun ke tahun.
b) Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Rasio Jenis
Kelamin
Komposisi penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2020 menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel berikut :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Tabel II.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Total %


(tahun)
1. 0-4 Tahun 558 559 1117 6.51
2. 5-9 Tahun 759 759 1518 8.89
3. 10-14 Tahun 659 762 1421 649
4. 15-19 Tahun 856 793 1649 9.29
5. 20-24 Tahun 721 648 1369 7.59
6. 25-29 Tahun 680 678 1358 7.95
7. 30-34 Tahun 728 654 1382 7.66
8. 35-39 Tahun 728 636 1364 7.45
9. 40-44 Tahun 733 677 1410 7.93
10. 45-49 Tahun 623 665 1288 7.79
11. 50-54 Tahun 426 443 869 5.19
12. 55-59 Tahun 357 248 605 2.90
13. 60-64 Tahun 267 275 542 3.22
14. 65-69 Tahun 267 274 541 3.21
15. 70-74 tahun 216 233 449 2.73
16 75 + Tahun 223 226 449 2.65

Total 8080 8530 16.610 100

Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa komposisi


penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli masuk dalam
klasifikasi penduduk muda, dalam arti penduduk yang berusia di
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

bawah 15 tahun cukup tinggi yaitu berada di golongan umur 5-9 Tahun
(2.77%), dibandingkan jumlah penduduk yang lanjut usia (>65 tahun)
yang sangat rendah yaitu berada di golongan umur 75+Tahun
(0.57%). Selain itu penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli yang terbesar tergolong dalam usia produktif berada pada
golongan umur 25-29 Tahun sebanyak 2.35%.
Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli tahun 2019 yaitu 7745 jiwa penduduk laki-
laki
(51,07%) dan 7418 jiwa penduduk perempuan atau 48,92%, yang
berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding jumlah
penduduk perempuan.
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah
penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu yang
disebut ”sex rasio” adalah merupakan indikator untuk mengetahui
komposisi penduduk menurut jenis kalamin. Komposisi ini sangat
besar kaitannya dengan masalah fertilitas semakin tinggi.
Rasio jenis kelamin perempuan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli tahun 2019 sebesar 7418 dari 15163 jiwa yang
berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 327 penduduk laki-
laki atau jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk
perempuan.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik II.4 Komposisi Penduduk Menurut dari thn 2016 s/d 2020 di
Wilayah Kerja Puskesmas Tawaeli

UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

c) Kepadatan Penduduk
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat
kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan
penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tahun 2020
tercatat 8.872 jiwa/km2 dan tahun 2019 tercatat 4.923 jiwa/km2 dengan
luas wilayah 18.72 km2, ini menunjukkan adanya kenaikan
dibandingkan tahun 2019. Untuk melihat kepadatan penduduk per
kelurahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Tabel II.5
Kepadatan Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2020

Jika dilihat tabel di atas menunjukkan bahwa kepadatan


penduduk perkelurahan tidak merata, dimana kelurahan Lambara
kepadatan penduduknya terbesar yaitu 1825 /km2 dan kepadatan
penduduknya yang terkecil yaitu kelurahan Ky.Pajeko sebesar 737
/km2.
d) Beban Tanggungan
Jumlah penduduk miskin dan rasio beban tanggungan ekonomi
suatu daerah merupakan beberapa faktor yang menghambat
pembangunan ekonomi dalam suatu wilayah diantaranya adalah
khusus ratio beban tanggungan memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap besarnya income perkapita. Dapat dibayangkan jika
kelompok usia produktif yang jumlahnya sedikit mensubsidi usia tidak
produktif, akibatnya adalah income perkapita dengan sendirinya akan
turun, demikian pula sebaliknya.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Rasio beban tanggungan di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Tawaeli sebesar 12 yang berarti setiap 500 orang yang masih produktif
menanggung 12 orang yang tidak produktif.
e) Kepadatan Huni
Kepadatan huni suatu rumah berpengaruh besar terhadap
derajat kesehatan manusia yang berada di dalamnya. Ketidak
seimbangan antara banyaknya penghuni dan kondisi bangunan dapat
menyebabkan situasi yang tidak sehat dan penularan penyakit
bertambah cepat.
Kepadatan hunian rumah di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli
tahun 2020 rata-rata 4 orang per rumah dengan jumlah keseluruhan
rumah sebanyak 12.800 rumah dan jumlah penduduk sebanyak 16610
jiwa.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
morbidity (angka kesakitan) dan beberapa indikator tambahan,
diantaranya status gizi, umur harapan hidup, dan upaya kesehatan lainnya.
kesehatan ibu selama masa kehamilan serta ketersediaan dan penggunaan
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan perinatal dan obstetric.
Pada tahun 2020 tidak ada kematian ibu hamil. Tahun 2019 tidak ada
kematian ibu melahirkan. Tahun 2018 tidak ada kematian ibu hamil. Tahun
2017 tidak ada kematian ibu bersalin.

ANGKA KESAKITAN (MORBIDITY)


a. Pola penyakit untuk semua golongan umur
Secara umum penyakit-penyakit yang ada di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Tawaeli dari tahun ke tahun masih didominasi
penyakit infeksi, sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih serius
karena penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh lingkungan yang
tidak sehat. juga masih masuk sepuluh penyakit terbesar, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Tabel III.1
Pola Penyakit Untuk Semua Golongan Umur di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020
No Nama Penyakit Jumlah %
1. ISPA 1578 35.6
2. GASTRITIS 476 27.8
3. PENY.PULPA DAN JRNGN PKL 371 16.3
4. DIARE 170 6.7
5. TB KLINIS 135 3.8
6. HIPERTENSI 128 3.5
7. HIPERURICEMIA 62 1.9
8. KONJUNGRIVITIS 58 1.6
9. DIABETES MILITUS 22 1.3
10. INFEKSI SALURAN KEMIH 10 0.9

Total 3010 100

b. TB Paru
Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular bersifat
menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang sebagian besar
kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan
berpendidikan rendah sehingga merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat dan merupakan program prioritas termasuk
pada tingkat dunia. Walaupun penyakit ini berbahaya namun dapat
disembuhkan apabila pasien dapat tekun dan teratur minum obat.
Pada tahun 2020 jumlah suspek TB sebanyak 74 kasus dan
BTA(+) sebanyak 17 kasus (Tabel 8). Tahun 2019 jumlah suspek
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

TB sebanyak 74 kasus dan BTA(+) sebanyak 17 kasus. Tahun


2018 jumlah suspek TB sebanyak 107 kasus dan BTA (+) sebanyak
14 kasus. Tahun 2017 jumlah suspek TB sebanyak 112 kasus dan
BTA (+) sebanyak 12 kasus. Tahun 2016 jumlah suspek TB Paru
sebanyak 73 kasus dan BTA (+) sebanyak 7 kasus . Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik III.2. Jumlah Suspek BTA TB Paru dan BTA Positif
Di UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

c. Pneumonia
Rata-rata setiap bayi dan anak mengalami sakit infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) sebanyak 3-6 kali setahun. ISPA ringan
hanyalah berupa batuk pilek biasa. Namun sebagian anak dengan
ISPA akan menderita radang paru-paru (pneumonia).
Penyakit pneumonia merupakan salah satu penyakit utama
penyebab kematian pada bayi dan balita disebabkan oleh ISPA
yang sebagian besar radang paru-paru (pnuemonia). Bila infeksi ini
tidak diobati dengan segera, maka dapat mengakibatkan kematian.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Jumlah kasus Pneumonia pada Balita pada tahun 2020


sebanyak 899 kasus dan tertangani semua. Tahun 2019 sebanyak
899 kasus dan tertangani semua. Tahun 2018 sebanyak 215 kasus
dan tertangani semua. Tahun 2017 di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli sebanyak 80 kasus dan semua tertangani.
Tahun 2016 sebanyak 132 Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
grafik di bawah ini :
Grafik III.3. Persentase Penderita Pneumonia di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016 - 2020

Tahun 2016 sebanyak 267 kasus. Tahun 2017 sebanyak 349


kasus tahun 2018 sebanyak 200 kasus,tahun 2019 sebanyak 86
kasus, tahun 2020 sebanyak 86 kasus.Hal ini menunjukkan jumlah
kasus diare tiap tahun berfluktuasi, keadaan ini dipengaruhi oleh
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih kurang.
Untuk lebih jelasnya kasus diare tahun 2016 – 2020 dapat di lihat
pada grafik di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

d. Diare
Grafik III.4. Jumlah Penderita Diare di Wilaya h Kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini menjadi lebih luas,


petugas kesehatan UPTD Puskesmas Tawaeli turun langsung
memberikan penyuluhan tentang PHBS dan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, baik melalui pelayanan di Puskesmas maupun
melalui penyuluhan di lapangan.
Adapun jumlah kasus diare per kelurahan menurut jenis kelamin dapat
di lihat pada grafik di bawah ini.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik III.5. Jumlah Kasus Diare Per Kelurahan Menurut Jenis Kelamin
di UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

e. Kusta
Penanganan kusta melalui program Multi Drugs Treatment (MDT)
dengan kegiatan penemuan penderita aktif dan pasif, pengobatan,
pengendalian pengobatan, dan pencegahan kecacatan. Di masyarakat,
besarnya masalah penyakit kusta lebih diperberat oleh adanya stigma
bahwa penyakit kusta adalah penyakit kutukan, akibatnya penderita sulit
ditemukan tetapi dengan adanya penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit kusta maka stigma di masyarakat sudah mulai
menurun.
Jumlah penderita kusta yang diobati di UPTD Puskesmas Tawaeli
pada tahun 2020 sebanyak 4 kasus MB(tabel 16). Tahun 2019
sebanyak 4 kasus dan MB 0 kasus PB 6, Tahun 2018 sebanyak 4 kasus
yang terdiri dari Kusta PB 4 kasus dan MB 3 kasus . Tahun 2017
sebanyak 7 kasus baru yang terdiri dari Kusta PB sebanyak 4 kasus
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

dan Kusta MB sebanyak 3 kasus.Tahun 2016 Sebanyak 7 kasus terdiri


dari kasus MB 2 dan PB 1 Untuk melihat lebih jelas penderita kusta
dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik III.6. Jumlah Penderita Kusta Yang Di Obati
Di UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

f. Filariasis
Penyakit Filariasis di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli
tidak ada kasus, pada umumnya di kota Palu tidak ada kasus
karena penyakit ini bukan penyakit endemis di kota palu.
g. Penyakit Manular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tidak ada kasus.
B. STATUS GIZI
Peningkatan status gizi merupakan suatu upaya yang
berdampak cukup penting bagi peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli sejak tahun 2016
sampai sekarang, upaya peningkatan status gizi dilakukan secara
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

terpadu melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif


dengan senantiasa melibatkan peran serta masyarakat serta lintas
sektor secara lebih aktif.
Program peningkatan status gizi masyarakat bertujuan untuk
menurunkan angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak
diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah terutama pada anak
balita, wanita dan masyarakat pada umumnya melalui perbaikan
konsumsi pangan yang makin beraneka ragam, seimbang dan
bermutu gizi. Upaya perbaikan gizi ini diarahkan terutama untuk
melanjutkan dan meningkatkan 4 masalah gizi utama yaitu kurang
kalori protein (KKP), kurang vitamin A, gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY) dan anemia gizi.
a. Menilai Pengembangan Program Gizi
Salah satu cara untuk menilai tingkat keberhasilan program
gizi yakni melalui pengukuran pencapaian SKDN, penilaian
tersebut dilakukan dengan menggunakan gambar grafik SKDN
seperti di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik III.7. Situasi SKDN Program Gizi di Puskesmas


Tawaeli Tahun 2020

Ket : S = Jumlah seluruh bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas


Tawaeli
K = Jumlah bayi/balita yang memiliki KMS
D = Jumlah bayi/balita yang datang dan ditimbang
N = Jumlah bayi/balita yang ditimbang dan berat badannya
Naik.
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah balita yang ada
dan mempunyai KMS sebanyak 1760 balita, balita yang ditimbang
sebanyak 1563 balita dan balita yang naik berat badannya
sebanyak 1337 balita. Untuk melihat cakupan N/S dan D/S dapat
di lihat pada grafik di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik III.8. Persentase N/S dan D/S di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Pada tahun 2020 pencapaian N/S 73.40 % dan D/S= 88.80%.


Tahun 2019 pencapaian N/S=73.40% dan D/S=88.80%. Tahun
2018 pencapaian N/S=1369% dan D/S=1590%. Tahun 2017
pencapaian K/S = 100%,N/S=77.76% dan D/S = 90.35%. Tahun
2016 pencapaian program gizi K/S = 100%, N/D = 79.60%,
N/S=88.70% dan D/S=83.60%.
b. Status Gizi Balita/pemantauan Status Gizi (PSG)
Program PSG anak balita yang dilakukan melalui
posyandu adalah salah satu upaya penyediaan data, informasi dan
pemantauan status gizi anak balita. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk memantau perkembangan perubahan status gizi anak.
Melalui penimbangan pada posyandu tahun 2020 dari
1547 balita yang ditimbang tidak ada kasus gizi buruk. Tahun
2019 dari 1547 balita yang ditimbang tidak ada kasus gizi buruk
dan 41 kasus gizi kurang. Tahun 2018 dari 1590 balita yang
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

ditimbang terdapat 0 balita gizi buruk dan 41 balita gizi kurang.


Tahun 2017 dari 1760 balita yang ditimbang terdapat 0 balita gizi
buruk dan 36 balita gizi kurang. Tahun 2016 dari 1909 balita yang
ditimbang terdapat 1 balita gizi buruk dan 24 untuk gizi kurang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik III.9. Persentase Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

Grafik di atas menunjukkan bahwa persentase balita gizi


kurang pada tahun 2020 menurun bila dibandingkan pada tahun
2016. Walaupun terjadi penurunan kasus keadaan ini masih
menuntut perhatian serius dari semua pihak terkait, sehingga
dampak yang lebih buruk terhadap kondisi masyarakat dapat
diatasi dengan baik.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

c. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli


tahun 2019 sebanyak 14 dari 125 kelahiran hidup (11.2%). (Tabel
18). Tahun 2018 sebanyak 37 kasus dari 276 kelahiran
hidup(7.45%). Tahun 2017 sebanyak 8 kasus dari 210 kelahiran
(2.62%). Tahun 2016 sebanyak 41 kasus dari 1.100 kelahiran
(3,73%). Tahun 2015 sebanyak 11 kasus dari 281 kelahiran
(2,54%).
d. Kurang Energi Kronik Ibu Hamil (KEK Bumil)
Salah satu indikator status gizi ibu hamil adalah KEK
pada bumil. Angka KEK bumil di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli pada tahun 2020 terdapat 52 kasus Bumil KEK. Tahun
2019 terdapat 52 kasus Bumil KEK. Tahun 2018 terdapat 87
kasus. Tahun 2017 terdapat 96 kasus. Tahun 2016 terdapat 106
kasus.
Data di atas menunjukkan adanya penurunan bumil KEK
jika dibandingkan pada tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada grafik di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik III.10. Jumlah Bumil KEK di Wilayah Kerja Puskesmas


Tawaeli Tahun 2016-2020
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Tujuan pokok program upaya kesehatan adalah meningkatkan


pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya
guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Sasaran program
ini adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pelayanan kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak, pencegahan dan pemberantasan penyakit, pelayanan kefarmasian dan
berbagai kegiatan lainnya.
A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal (Antenatal Care) adalah pelayanan
kesehatan untuk ibu hamil yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mencakup pengawasan dan pengelolaan
perempuan hamil terus menerus selama kehamilan untuk mencapai
beberapa sasaran utama yaitu mengidentifikasi kahamilan resiko
tinggi, mencegah dan mengatasi penyulit kehamilan, membantu
mengatasi masalah gizi, sosial dan rohani serta memberi perhatian
dalam persalinan, nifas termasuk masalah keluarga berencana.
Sasaran akhir dari pelayanan antenatal ialah menjamin suatu
kondisi yang optimal bagi ibu setelah bersalin sebagai orang tua
maupun pribadi yang dapat menjaga kesehatan dirinya dan bayinya.
Standar pelayanan ANC mencakup pelayanan 10 T yaitu
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
nilai status gizi (ukur LILA), ukur tinggi fundus uteri,tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila


diperlukan,pembertian tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilan,tes laboratorium (rutin dan khusus) ,tatalaksana kasus
dan temu wicara.
a. Cakupan K1 dan K4
Salah satu unsur penting untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi adalah memberikan
cukupan pemeliharaan pada waktu hamil dimulai sedini
mungkin. Dan cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau
melalui indikator K1 dan K4.
K1 adalah pelayanan kunjungan baru ibu hamil, sedangkan
K4 adalah pelayanan ibu hamil sesuai standar 10 T paling
sedikit 4 kali kunjungan selama kehamilan dengan ketentuan
satu kali pada triwulan I kehamilan, satu kali pada triwulan II
kehamilan dan dua kali pada triwulan III kehamilan.
Di UPTD Puskesmas Tawaeli tahun 2020 cakupan ibu hamil
(K1) sebanyak 328 ibu hamil atau 102.5% dari 320 ibu hamil
dan K4 sebanyak 314 ibu hamil atau 98.1% dari 320 ibu hamil.
Tahun 2019 cakupan ibu hamil (K1) sebanyak 328 ibu hamil
(102.5%) dari 320 ibu hamil dan K4 sebanyak 314 ibu hamil
(98.1%) dari 320 ibu hamil. Tahun 2018 cakupan ibu hamil (K1)
sebanyak 325 ibu hamil (101.6%) dari 320 ibu hamil dan K4
sebanyak 312 ibu hamil (97.5%). Tahun 2017 cakupan ibu
hamil (K1) sebanyak 312 ibu hamil (104.7%) dari 298 ibu hamil
dan K4 sebanyak 304 ibu hamil ( 102.0%). Tahun 2016
cakupan ibu hamil (K1) sebanyak 312 bumil (104.7%) dari 298
ibu hamil dan K4 sebanyak 304 ibu hamil (102.0%). Dari 298
ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Tawaeli.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.1. Cakupan K1 dan K4 di wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

b. Cakupan Fe 1 dan Fe 3
Kebutuhan zat besi sangat dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, pada ibu hamil keperluan akan zat
besi sangat meningkat. Pemberian zat besi dimaksudkan
untuk menanggulangi defisiensi gizi utamanya pada
kelompok rawan seperti ibu hamil, balita, anak pra sekolah,
WUS (Wanita Usia Subur) dan lain-lain.
Pada tahun 2020 dari 317 sasaran ibu hamil yang
mendapat Fe1 sebanyak 328 (102.50%) dan Fe3 sebanyak
316 (98.75%). Tahun 2019 dari 317 sasaran ibu hamil yang
mendapat Fe1 sebanyak 328 (102.50%) dan Fe3 sebanyak
316 ibu hamil (98.75%). Tahun 2018 dari 301 sasaran ibu
hamil yang mendapat Fe1 sebanyak 282 ibu hamil (94.63%)
dan Fe3 sebanyak 255 ibu hamil (85.57%). Tahun 2017 dari
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

301 sasaran ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak 282 ibu
hamil (94.63%) dan Fe3 sebanyak 255 ibu hamil (85.57%).
Tahun 2016 dari 319 sasaran ibu hamil yang mendapat Fe1
sebanyak 310 ibu hamil (104.3%) dan Fe3 sebanyak 302 ibu
hamil (100.67 %).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik IV.2.Cakupan Fe1 dan Fe3 di wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020

c. Cakupan TT 1 sampai TT 5
Imunisasi tetanus toksoid (TT) pada wanita usia subur
(WUS) diberikan sebanyak 5 kali dengan sasaran adalah
wanita usia subur termasuk siswi kelas III SLTP dan SLTA
kelas I, kelas II, dan kelas III. Pada tahun 2020 dari 306 ibu
hamil yang mendapat TT1 sebanyak 180 ibu hamil (58.8%),
TT2 sebanyak 161 ibu hamil (52.6%), TT3 sebanyak 146 ibu
hamil (47.7%), TT4 sebanyak 428 ibu hamil (42.8%) dan TT5
sebanyak 68 ibu hamil (68.3%). Tahun 2019 dari 306 ibu
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

yang mendapat TT1 sebanyak 180 ibu hamil (58.8%),TT2


sebanyak 161 ibu hamil (52.6%),TT3 sebanyak 146 ibu hamil
(47.7%), TT4 sebanyak 428 ibu hamil (42.8%) dan TT5
sebanyak 68 ibu hamil (68.3%). Tahun 2018 dari 306 ibu
hamil yang mendapat TT1 sebanyak 147 ibu hamil
(48.0%),TT2 sebanyak 136 ibu hamil (37.7%),TT3 sebanyak
219 ibu hamil (71.6%),TT4 sebanyak 147 ibu hamil (12.9%)
dan TT5 sebanyak 139 ibu hamil (12.3%). Tahun 2017 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli dari 301ibu hamil
yang mendapat TT1 sebanyak 131ibu hamil (43.5%),TT2
sebanyak 126 ibu hamil (41.8%),TT3 sebanyak 148 ibu hamil
(49.2%),TT4 sebanyak 132 ibu hamil (43.8%) dan TT4
sebanyak 132 ibu hamil (43.8%)TT5 sebanyak 118 ibu hamil
(39.2). Tahun 2016 dari 298 ibu hamil yang mendapat TT1
sebanayk 206 ibu hamil (69.1%, TT2 sebanayk 238 ibu hamil
(79.8%), TT3 sebanyak 146 ibu hamil (48.9%), TT4 sebanyak
74 ibu hamil (24.8% dan TT5 sebanyak 62 ibu hamil (20.8%).

2. Cakupan Persalinan
Pada tahun 2020 dari sasaran ibu bersalin sebanyak
1.029 yang bersalin sebanyak 1.090 ibu bersalin (105.9%).
Tahun 2018 dari sasaran ibu bersalin sebanyak 1.078 yang
bersalin sebnayak 1.123 ibu bersalin (104.2%). Tahun 2018 dari
sasaran ibu bersalin sebanyak 1.078 sebanyak 1.123 ibu
bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (104.2%). Tahun
2017 dari sasaran ibu bersalin sebanyak 1.028 ibu bersalin
yang di tolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.051 ibu
bersalin (102.0%). Tahun 2016 dari sasaran 1.091 ibu bersalin
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.095 ibu


bersalin (100.4%).
Salah satu upaya meningkatkan cakupan persalinan
dapat dilakukan dengan KIE (komunikasi, informasi dan
edukasi), dengan memanfaatkan kader desa siaga dan tokoh
masyarakat dengan harapan kedepan semua persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan untuk menurunkan angka
kematian bayi dan ibu.
Untuk lebih jelasnya tentang cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:

Grafik IV.3.Cakupan Persalinan di wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2016-2020
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

3. Cakupan Pemeriksaan Neonatal


Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase
neonatal (bayi umur kurang dari satu bulan) yang mendapat
pelayanan tenaga kesehatan minimal 2 kali pada usia 0 – 7 hari
dan satu kali pada usia 8 – 28 hari.
Cakupan pelayanan neonatal (KN3) di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020 sebanyak
250 bayi (81.6%) dari 292 sasaran bayi. Tahun 2019 sebanyak
250 bayi (81.6%) dari 292 bayi . Tahun 2018 sebanyak 270 bayi
(88.2%) dari 292 bayi. Tahun 2017 sebanyak 204 bayi (72.0%)
dari 271 bayi. Tahun 2016 sebanyak 279 bayi (98.5%) dari 271
bayi. Untuk melihat lebih jelas cakupan kunjungan
neonatal dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik IV.4.Cakupan KN3 di wilayah Kerja Puskesmas


Tawaeli Tahun 2016-2020
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

4. Cakupan Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata,
agar dapat melihat dengan baik dan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh untuk melawan penyakit.
Anak yang kekurangan vitamin A untuk jangka waktu
lama akan mengakibatkan terjadinya gangguan mata dan bila
tidak cepat mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.
Selain itu anak yang kekurangan vitamin A bila terserang
campak, diare atau penyakit infeksi lainnya akan lebih parah
dan dapat mengakibatkan kematian.
Vitamin A dapat diperoleh dari ASI (Air Susu Ibu) atau
makanan yang berasal dari hewan (susu, daging, hati, telur)
atau dari sayuran hijau serta buah berwarna merah atau kuning
(mangga dan pepaya).
Kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 IU
diberikan pada bayi berusia 6 – 11 bulan, sedangkan vitamin A
berwarna merah dengan dosis 200.000 IU untuk anak balita
usia 12 – 59 bulan.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tahun 2020
cakupan vitamin A pada bayi sebanyak 123 bayi (16.91%) dari
727 sasaran bayi dan cakupan Vitamin A pada balita sebanyak
1483 balita (94.88%) dari 1563 sasaran balita. Tahun 2018
cakupan vitamin A pada bayi sebanyak (50.56%) bayi dan
cakupan vitamin A pada balita sebanyak (86.11%) balita. Tahun
2017 cakupan vitamin A pada bayi sebanyak 172 bayi (59.31%).
Dan cakupan vitamin A pada balita sebanyak 1406 balita
(92.25%). Tahun 2017 cakupan vitamin A pada bayi sebanyak
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

172 bayi (59.31%) dan cakupan vitamin pada balita sebanyak


1406 balita (92.25%). Tahun 2016 cakupan vitamin A pada bayi
sebanyak 439 bayi (32.71%) dan cakupan vitamin A balita
sebanyak 1342 balita (86.02%).
5. Cakupan ASI eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian hanya ASI
saja tanpa makanan dan minuman lain yang dianjurkan sampai
6 bulan pertama kehidupan bayi. ASI mengandung zat-zat gizi
berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak. ASI mengandung protein
yang tinggi yang lebih mudah diserap dibandingkan dengan
susu sapi.
Cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020 sebanyak 220 bayi
(88%). Tahun 2019 sebanyak 220 bayi (88%). Tahun 2017
sebanyak 119 bayi (68%). Tahun 2017 sebanyak 753 bayi
(259%). Tahun 2016 sebanyak 165 bayi (85.49%).

B. KELUARGA BERENCANA
Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia
Indonesia yang sehat fisik, mental dan sosial, sehingga tercapai
kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
undang Dasar 1945. Perkembangan penduduk yang tinggi dapat
menghambat percepatan pelaksanaan pembangunan, terlebih lagi
situasi krisis multi dimensi saat ini sebagai lanjutan dari krisis ekonomi
berkepanjangan yang masih terus terasa akibatnya. Oleh karena itu
pengendalian jumlah pertumbuhan penduduk melalui program KB.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Keberhasilan program KB dapat dipantau melalui beberapa


indikator seperti pencapaian peserta KB baru dan cakupan KB aktif
yang menggunakan metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET).
1. Pencapaian Akseptor KB Baru
Cakupan akseptor KB baru terhadap PUS di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020 sebanyak
2.290 sasaran PUS, untuk peserta KB baru sebanyak 2.767
PUS (30%) dan Peserta KB Aktif sebanyak 1.709 PUS
(74.62%). Tahun 2019 sebanyak 2.290 PUS (100%), untuk
peserta KB Baru sebanyak 2.767 (30%) Untuk MKJP sebanyak
1.709 PUS (74.62%). Untuk Non MKJP sebanyak 1231 PUS
(53.7%). Tahun 2018 sebanyak 2.290 PUS (100%),untuk MJKP
sebanyak 152 PUS (6.63%) dan Non MJKP sebanyak 1.231
PUS (53.7%). Tahun 2017 sebanyak 2.317 PUS (100%), untuk
MKJP sebanyak 331 PUS (37.72%) dan Non MKJP sebanyak
874 PUS ( 37.72%). Tahun 2016 sebanyak 2134 PUS (100%),
untuk MJKP sebanyak 264 PUS (12.37%) dan Non MJKP
sebanyak 249 PUS (11.66%).
Adapun jenis alat kontrasepsi yang digunakan dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.5.Jenis Alat Kontrasepsi yang Di Gunakan


Pada Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.6.Jenis Alat Kontrasepsi yang Di Gunakan


Pada Akseptor KB Baru di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP)

Grafik di atas menunjukkan bahwa alat kontrasepsi yang


paling banyak digunakan untuk MJKP adalah IUD (51%)
sedangkan Non MJKP adalah Suntik (48%).

2. Pencapaian Akseptor KB Aktif


Cakupan akseptor KB aktif di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020 sebanyak 9.218PUS dan
yang menggunakan MKJP sebanyak 4.730 PUS (51.3%) dan
Non MKJP sebanyak 2.473 PUS (26.8%). Tahun 2018
sebanyak 8.896 PUS yang menggunakan MKJP sebanyak
4.419 PUS (49.7%) dan Non MKJP sebanyak 4.477 PUS
(50.3%). Tahun 2018 sebanyak 8.896 PUS (100%) yang
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

menggunakan MJKP 4.419 PUS (50.3%) dan Non MJKP


sebanyak 4.477 PUS (50.3%).
Tahun 2017 sebanyak 7.630 PUS (100%) dengan
rincian MKJP sebanyak 4.746 PUS (62.2%) dan Non MKJP
sebanyak 2.884 PUS (37.8%). Tahun 2016 sebanyak 4.972
PUS (100%), dengan rincian MJKP sebanyak 3.673 PUS
(73,9%) dan Non MJKP sebanyak 1.299 PUS (26,1%).
Grafik di atas menunjukkan bahwa alat kontrasepsi yang
paling banyak digunakan pada akseptor KB aktif MJKP yaitu
IUD 55.49% dan KB aktif Non MJKP yaitu Pil 46.71%.
Keberhasilan program keluarga berencana akan
berpengaruh secara timbal balik dengan penurunan angka
kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian
ibu maternal. Dengan demikian program KB akan meningkatkan
pula taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menuju
norma keluarga ideal dan sejahtera.

C. KESEHATAN USILA
Keberhasilan pembangunan telah memberikan dampak
diberbagai bidang, khususnya dibidang kesehatan yaitu meningkatnya
mutu kesehatan penduduk, meningkatnya angka harapan hidup yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia.
Pertambahan jumlah penduduk lanjut usia akan disertai oleh
berbagai masalah dan mempengaruhi aspek kehidupan lanjut usia
baik terhadap individu maupun bagi keluarga dan masyarakat lain
meliputi fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Mengingat
lanjut usia merupakan salah satu kelompok rawan dalam keluarga,
pembinaan lanjut usia sangat memerlukan perhatian khusus sesuai
dengan keberadaannya.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Upaya kesehatan lansia ditujukan untuk meningkatkan


kesehatan dan kemampuan lansia agar hidup mandiri dan produktif
serta dapat hidup aktif dalam masyarakat. Upaya kesehatan lansia
dilakukan pendekatan yang menyeluruh dengan memperhatikan nilai
budaya yang ada serta peran keluarga melalui upaya promotif
disamping preventif dan rehabilitatif.
Kesehatan lansia juga merupakan golongan rentan yang perlu
mendapatkan sentuhan pelayanan kesehatan. Dalam kehidupan
keluarga, lansia merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan
sosial budaya bangsa. Sedangkan dalam kehidupan nasional, lansia
merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan pengetahuan,
pengalaman hidup, dan kearifan yang dimiliki untuk dimanfaatkan
dalam meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020
terdapat 1064 lansia berumur >60 tahun dan yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 1064 lansia (35.0%). Tahun 2019
terdapat 1064 lansia berumur > 60 tahun dan yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 1064 lansia (35.0%). Tahun 2018
terdapat 1052 lansia berumur >60 tahun dan yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 1052 lansia (34.6%). Tahun 2017
terdapat 1047 lansia ( umur > 60 tahun ) dan melakukan kunjungan ke
posbindu sebanyak 1047 lansia (34.5%). Tahun 2016 terdapat 1039
lansia ( umur >60 tahun) dan melakukan kunjungan ke posbindu
sebanyak 1039 lansia (34.2%). Usila ini dilayani pada 13 posyandu
yang tersebar dempat (4) kelurahan yang ada di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Tawaeli.
D. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan


keselamatan hidup manusia. Pokok program ini bertujuan untuk
mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari
lingkungan sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat yang optimal.
1. Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan
manusia sehingga perlu terjaga keamanannya agar tidak
tercemar oleh zat kimia yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi masyarakat.
Pada tahun 2020 cakupan penduduk yang menggunakan
akses air bersih berupa sumur pompa sebanyak 3.033
pengguna dari 15163 sarana yang ada. Tahun 2019 cakupan
penduduk yang menggunakan akses air bersih berupa
ledeng/PAM sebanyak 3.033 (19.99%) dan SPT/DAP sebanyak
15171 (19.99%). Tahun 2018 cakupan penduduk yang
menggunakan akses air bersih berupa sumur bor dengan
pompa dan perpipaan (PDAM,BPSAM) sebanyak 3047
(19.07%).Akses air bersih yang digunakan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli pada tahun 2017 yaitu ledeng
sebanyak 3047 (19.07) dan SPT/DAP sebanyak 15.692. Tahun
2016 yaitu ledeng sebanyak 3029 dan SPT 15.692 (19.7%).
Untuk melihat lebih jelas akses air bersih yang
digunakan masyarakat yang ada di wilayah kerja UPTD Urusan
Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020 dapat dilihat pada grafik
di bawah ini:
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.7.Persentase Akses Air Bersih yang Digunakan di


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

2. Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)


Penyebaran water born disease dan infeksi kecacingan
berasal dari pembuangan kotoran manusia (human excreta
disposal) berupa faeces dan urine yang tidak sesuai dengan
syarat kesehatan.
Pembuangan tinja (jamban) yang tidak memenuhi syarat
kesehatan akan meningkatkan angka penderita kecacingan dan
diare, karena tanah yang tercemar oleh kuman dan telur cacing
yang ada pada kotoran manusia akan menjadi penyebab
rendahnya kualitas air, baik air tanah maupun air permukaan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kondisi lingkungan
yang sehat serta mengurangi resiko penularan penyakit, perlu
dibuat sistem pembuangan kotoran manusia yang memenuhi
syarat kesehatan
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Ada beberapa syarat pembuangan kotoran yang


memenuhi aturan kesehatan menurut Ehlers dan Steel adalah :
1) tidak boleh mengotori tanah permukaan, 2) tidak boleh
mengotori air permukaan, 3) tidak boleh mengotori air dalam
tanah, 4) kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai
tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit
lainnya, 5) kakus terlindung dari penglihatan orang, 6)
pembuatannya mudah dan murah.
Berdasarkan data petugas sanitasi UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2020 dari 3.100 jamban keluarga yang ada hanya
2.359 jamban keluarga yang memenuhi syarat (76%). Tahun
2019 dari 3.080 jamban keluarga diperiksa 3.051 dan
memenuhi syarat 2082 (13.7%). Tahun 2018 dari 3.100 KK
jamban diperiksa sebanyak 2.359 (76. %). Tahun 2017 dari
3.047 KK diperiksa sebanyak 3.012 (18.8%) jamban jenis leher
angsa. Tahun 2016 dari 3029 KK diperiksa yang memiliki
jamban sebanyak 2025 KK (12.9%). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.8.Jumlah KK yang Diperiksa dan Memiliki Jamban Sehat


dan memenuhi syarat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli Tahun 2020

3. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)


Tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM)
merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap
derajat kesehatan masyarakat, kaitannya dengan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan tempat-tempat tersebut
seperti diare, keracunan makanan, keracunan pestisida dan
lain-lain. TUPM yang dimaksud adalah tempat-tempat umum
meliputi kantor, hotel, toko, pasar, restoran/rumah makan, AMIU
(Air Minum Isi Ulang), salon kecantikan dan lain-lain.
Berdasarkan laporan petugas sanitasi UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2020 dari 123 TUPM yang memenuhi syarat
sebanyak 123 TPM (100%). Tahun 2019 dari 202 TPM yang
ada yang memenuhi syarat sebanyak 71 TPM (35.1%). Tahun
2018 dari 202 TPM yang ada yang memenuhi syarat 71higienis
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

sebanyak 73 TPM (51.05%). Tahun 2017 jumlah 75 TPM dan


memenuhi syarat 56 TPM (74.6%). Tahun 2016 jumlah 107
TUPM dan yang memenuhi syarat sebanyak 71 TUPM (66,3%).
Adapun jenis tempat umum dan pengelolaan makanan
(TUPM) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
Grafik IV.9.Jenis TUPM yang ada di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

4. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


Saluran pembuangan air limbah dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan masyarakat,
mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan
melalui air limbah. Air limbah dapat juga berfungsi sebagai
media tempat berkembangbiaknya bibit penyakit yang sangat
berbahaya terhadap kesehatan manusia sehingga saluran
pembuangan air limbah (SPAL) harus ditangani dengan serius.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Dari data petugas sanitasi UPTD Puskesmas Tawaeli


pada tahun 2020 dari 2405 SPAL yang diperiksa sebanyak
2.200 SPAL (79.3%) dan yang memenuhi syarat sebanyak
2.200 SPAL (79.3%). Tahun 2019 dari 2.405 SPAL yang
diperiksa sebanyak 2.200 (79.3%) SPAL dan yang memenuhi
syarat sebanyak 2.200 (79.3%). Tahun 2018 dari 2.405 SPAL
yang diperiksa sebanyak 1.860 (54.2%) SPAL dan yang
memenuhi syarat sebanyak 247 SPAL (95%). Tahun 2017 dari
2.312 SPAL yang ada diperiksa sebanyak 2.312 dan memenuhi
syarat sebanyak 247(95%). Tahun 2016 dari 3030 KK yang
diperiksa SPAL sebanyak 3030 KK (100%), KK yang memeiliki
SPAL sebanayak 3021 KK (99.7%).
5. Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
Kegiatan pengawasan terhadap pengelolaan sampah
ditujukan untuk mengendalikan dampak negative sampah
terhadap kesehatan masyarakat, karena masih banyak
penyakit-penyakit menular yang erat kaitannya dengan
pengelolaan sampah yang belum baik atau belum memenuhi
syarat kesehatan.
Data dari petugas sanitasi UPTD Puskesmas Tawaeli
pada tahun 2019 terdapat 2.405 TPS dan yang diperiksa 2.200
TPS (79.3%) dan yang memenuhi syarat sebanyak 1.900 TPS
(62.6%). Tahun 2018 terdapat 2.405 TPS dan yang diperiksa
sebanyak 1.860 TPS dan memenuhi syarat sebanyak 1.860
(54.2%). Tahun 2017 terdapat 2.312 TPS dan yang diperiksa
sebanyak 2.300 dan yang memenuhi syarat sebanyak 1.987
TPS (60.7%). Tahun 2016 TPS yang ada 2.307 dan memenuhi
syarat sebanyak 2.276 (63.5%). Tahun 2016 jumlah KK 3822
KK dan hanya 3000 KK diperiksa (99%) KK memiliki TPS
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

sebanyak 2.405 (79.3%) dan memenuhi syarat sebanyak 1.703


TPS (44.5%).
6. Perumahan Sehat
Beberapa indicator yang digunakan untuk menilai rumah
yang memenuhi syarat kesehatan diantaranya adalah
kelengkapan sarana sanitasi dasar (jamban, air bersih, sampah,
dan air limbah) dan rumah bebas dari jentik nyamuk.
Data petugas sanitasi UPTD Puskesmas Tawaeli tahun
2020 jumlah rumah 2.719 rumah dan rumah yang diperiksa
sebanyak 2.200 rumah (72.5%) dan yang memenuhi syarat
sebanyak 2.200 rumah (100%). Tahun 2019 jumlah seluruh
rumah sebanyak 2.200 (72.5 %)dan yang diperiksa sebanyak
2.000 dan yang mememnuhi syarat sebanyak 2.200 (100%).
Tahun 2018 jumlah seluruh rumah sebanyak 2.620 dan
memenuhi syarat 2.000 Tahun 2017 jumlah seluruh rumah
sebanyak 2.189 dan memenuhi syarat sebanyak 2.189 (100.
%). Tahun 2016 jumlah seluruh rumah sebanyak 2.178 dan
yang memenuhi syarat sebanyak 2.150 (53.3%).

E. PERILAKU SEHAT
Menurut Leavell dan Clark, ada 5 tingkat pencegahan penyakit yaitu :
1) Health promotion, 2) Early diagnosis and prompt treatment, 3) Spesific
protection, 4) Disability limitation, 5) Rehabilitation. Health promotion dan
Early diagnosis and prompt treatment merupakan usaha-usaha
pencegahan sebelum sakit, sedangkan Specific protection, Disability
limitation, dan Rehabilitation merupakan usaha-usaha pencegahan pada
masa sakit.
Health promotion atau promosi kesehatan merupakan kegiatan yang
paling mudah dilaksanakan dan murah biayanya. Kegiatan promosi
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak


sehat menjadi perilaku yang sehat dalam konsep ilmu perubahan perilaku
secara garis besarnya dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu enabling factor
(faktor yang memungkinkan), predisposing factor (faktor yang
berpengaruh), dan reinforcing factor (faktor yang memperkuat).
Dalam melaksanakan kegiatan promosi perlu mempertimbangkan 3
faktor tersebut. Upaya promosi kesehatan dilaksanakan untuk memotivasi
masyarakat dalam memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesehatannya sendiri dengan prinsip prevent rather than cure (mencegah
lebih baik daripada mengobati).
1. Perilaku merokok dan penyalahgunaan Napza (Narkotika,
Psikotropik & Zat adiktif)
Data tentang perilaku masyarakat yang merokok dan
penyalagunaan napza tidak ada.
2. Pemberdayaan dana masyarakat
Potensi untuk pemberdayaan dana masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli sangat besar karena
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat
meningkat. Tapi disisi lain hal tersebut tidak dibarengi dengan
kemampuan untuk membayar fasilitas pelayanan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka pemerintah telah
mengembangkan program jaminan pemeliharaan kesehatan pra
bayar.
Jumlah kunjungan peserta jaminan kesehatan pra bayar
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli pada tahun 2019 non
PBI yaitu Bayar sebanyak 254 (1.67%) ,BPJS sebanyak 8226
(54.25%), Dan Untuk PBI yaitu Jamkesmas sebanyak 31.763 dan
Jamkesda Nihil . Tahun 2018 Non PBI yaitu Bayar sebanyak 85
(0.56%), BPJS sebanyak 7650 (50.5%), Jamsostek sebanyak tidak
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

ada BPJS Mandiri sebanyak 187 (1.23%). Dan untuk PBI yaitu
Jamkesmas sebanyak 42948 (283%) dan Tahun 2017 yaitu BPJS
sebanyak 7548 (47.3%), BPJS Mandiri sebanyak 3794 (23.7%),
Jamkesmas sebanyak 5789 (36.2%) dan Jamkesda tidak ada
Tahun 2016 yaitu BPJS sebanyak 6910, Jamsostek tidak ada,
BPJS Mandiri sebanyak 3304 Jamkesmas sebanyak 42168 dan
Jamkesda tidak ada. Tahun 2015 yaitu Askes sebanyak 7437
Jamkesmas sebanyak 41.572, Jamsostek tidak ada dan Jamkesda
tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah
ini :
Grafik IV.10.Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Prabayar di
UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2019

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat menurut H.L Blum adalah perilaku.
Dengan mewujudkan perilaku yang sehat, diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan maupun angka kematian akibat
suatu penyakit. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup


perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat
yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi
kesehatannya baik fisik, mental dan spiritual maupun sosial.
Perilaku erat kaitannya dengan sikap, kebiasaan,
kemampuan, potensi dan faktor budaya. Oleh karena itu perilaku
kesehatan adalah hal-hal yang dilakukan manusia yang didasari
oleh pengetahuan, sikap dan kemampuan yang dapat berdampak
positif atau negatif terhadap kesehatan.
Jumlah rumah tangga pada tahun 2019 sebanyak 3033
rumah tangga, yang dipantau sebanyak 433 (14.28%) dan yang
ber PHBS sebanyak 87 (20.09%). Tahun 2018 sebanyak 3034
ynag dipantau 423(13.94%) dan yang ber PHBS sebanyak 84
(19.86%). Tahun 2017 sebanyak 3047 yang dipantau sebanyak
435 (14.3%) dan yang ber-PHBS sebanyak 87 rumah(20%).
Tahun 2016 sebanyak 3027 yang di pantau sebanyak 431dan
yang berPHBS sebanyak 75 (22%). Tahun 2015 sebanyak 3028
rumah dan berPHBS sebanyak 68 rumah.
Hal ini menunjukkan bahwa data PHBS di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tawaeli masih sangat rendah sehingga
memerlukan kerjasama lintas sektor dan petugas kesehatan
utamanya pengelola program promkes lebih aktif lagi melakukan
penyuluhan tentang pentingnya PHBS.
Adapun indikator yang digunakan pada penilaian PHBS
dalam tatanan rumah tangga adalah : 1) pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan, 2) bayi diberi ASI eksklusif, 3)
penimbangan bayi dan balita, 4) Mencuci tangan dengan air dan
sabun, 5) menggunakan air bersih, 6) menggunakan jamban
sehat, 7) rumah bebas jentik, 8) makan buah dan sayur setiap hari,
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

9) melakukan aktifitas fisik setiap hari, 7) tidak merokok dalam


rumah.

F. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


1. Posyandu dan Desa siaga
Pembentukan dan pengembangan sarana kesehatan
bersumberdaya masyarakat dilakukan berdasarkan gotong
royong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong
mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau
kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat baik bidang
kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan
kesehatan agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat
dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
Untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, pada tahun 2019 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tawaeli terdapat 14 Posyandu balita,
13 posyandu lansia, 4 Kelurahan. Perkembangan posyandu
menurut strata yaitu pratama sebanyak 14 posyandu,madya
sebanyak 0 posyandu, purnama sebanyak 0 posyandu, dan
mandiri tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
di bawah ini
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.11.Jumlah Posyandu Menurut Strata di Wilayah Kerja


UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

2. Badan Peduli Kesehatan Masyarakat (BPKM)


Sesuai dengan visi dan misinya UPTD Puskesmas
Tawaeli bertekad untuk mengupayakan meningkatkan peran
serta masyarakat dan lintas sektoral dalam bidang kesehatan
secara optimal, untuk mencapai maksud tersebut, sejak awal
tahun 2003 UPTD Puskesmas Tawaeli telah berusaha untuk
memfasilitasi berdirinya BPKM yang beranggotakan orang-
orang pemerhati kesehatan, antara lain terdiri dari tokoh
masyarakat, pengusaha, tokoh LSM dan lain-lain.
 Memantau kinerja Puskesmas/pustu dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
 Menggerakkan masyarakat untuk proaktif mendukung
program-program kesehatan.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

 Mitra kerja Puskesmas dalam setiap kegiatannya.


 Diharapkan badan ini akan terus menerus berjalan dan
berkembang sebagaimana yang diinginkan bersama.

G. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


1. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dimaksudkan sebagai pemberian
kekebalan terhadap bayi dan anak sehingga tidak mudah
tertular oleh penyakit. Penyakit menular seperti hepatitis B,
tuberculosis, difteri, batuk rejan, tetanus, polio, dan campak
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi secara lengkap.
Kegiatan imunisasi dilakukan ditiap posyandu pada 4
kelurahan yang ada dengan jumlah posyandu 14 buah dan di
sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli.
a. Imunisasi Bayi
Pada tahun 2020 pelaksanaan imunisasi telah
mencapai UCI (Universal Child Immunization) dengan
sasaran bayi sebanyak 304 bayi dan yang mendapat
imunisasi HB0 sebanyak 119 bayi (43.75%), BCG sebanyak
316 bayi (116.17%), HIB3 sebanyak 315 bayi (116.17%),
Campak sebanyak 313 bayi (115.07%), Polio 4 sebanyak
157 Bayi (57.72%). Tahun 2019 sasaran bayi sebanyak 304
bayi dan yang mendapat imunisasi HB0 sebanyak 119
(43.75%), BCG sebanyak 316 (116.17%), Hib3 sebanyak
315 (116.17%) dan Campak sebanyak 313 bayi (115.07%)
polio 4 157 bayi 157 bayi (57.72%). Tahun 2018
pelaksanaan imunisasi telah mencapai UCI (Universal Child
Immunization) dengan sasaran bayi sebanyak 224
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

mendapat imunisasi HB0 sebanyak 282 (125.89%) BCG


sebanyak 294(131.25%)HB3 sebanyak266 (100.89%) dan
Campak 186 (4.166%) bayi dan yang mendapat imunisasi
combo 1 sebanyak 284 (104%), Polio 4 sebanyak 243
(89%) .Tahun 2017 pelaksanaan imunisasi di wilayah kerja
UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli telah mencapai UCI
(Universal Child Immunization) dengan sasaran bayi 273
bayi. Cakupan HB0 sebanyak 233 (82.01%). BCG sebanyak
159 bayi (55.9%), Combo 1 sebanyak 284 bayi (104%),
Combo 3 sebanyak 320 bayi (112.7%), Polio 4 sebanyak
243 bayi (89%) dan campak sebanyak 186 bayi (68.13%).
Tahun 2016 sasaran bayi sebanyak 265 bayi. Cakupan
imunisasi Hbo 233 sebanyak (82.01) BCG sebanyak 159
bayi (55.3%), Combo 1 sebanyak 315 bayi (110.9%),
Combo 3 sebanyak 320 bayi (112.7%), Polio 4 sebanyak
157 bayi (55.3%) dan Campak sebanyak 313 bayi (110.2%).
Kegiatan imunisasi yang telah dilaksanakan
menunjukkan bahwa sebagian besar sasaran penduduk
yang harus mendapatkan imunisasi telah mencapai target.
Untuk melihat cakupan imunisasi per kelurahan dapat di
lihat pada grafik di bawah ini :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.12.Cakupan Imunisasi Per Kelurahan di Wilayah


Kerja UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik di atas menunjukkan bahwa cakupan imunisasi


tiap kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli telah
mencapai UCI.

b. Imunisasi Anak Sekolah Dasar (BIAS)


Imunisasi anak sekolah dilaksanakan pada anak
sekolah dasar dengan tiga jenis imunisasi yaitu imunisasi
DT dan campak untuk kelas 1 dan imunisasi TT untuk kelas
2 dan 3. Waktu imunisasi dilakukan satu kali dalam setahun
selama satu bulan atau lebih yang dikenal dengan BIAS
(bulan imunisasi anak sekolah). Imunisasi yang dilakukan di
sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Tabel IV. 13.


Cakupan BIAS di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2019
No Nama Sekolah Sasaran Terimunisasi Cam
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas pak
1 2 5 1 2 5
1. SDN No.3 26 31 23 27 31 41 27
2. SD Nuris 15 17 18 15 17 16 15
3. SD Inpres Liku 12 17 5 12 17 5 12
4. SDN No.2 43 52 60 45 49 51 45
5. SD Inpres Talise 8 8 10 17 8 10 17
6. SDN No.4 Bamba 8 9 2 6 9 2 6
7. SD Inpres No 9 13 18 18 15 17 18 15
8. SD Inpres 2 14 13 20 14 13 18 14
9. SDN No.6 24 30 24 26 33 22 26
10. SDN No.5 7 11 13 9 11 13 9
11. SD Inpres No.1 29 37 38 20 34 36 20
12. SD Inpres No.3 24 18 23 27 17 23 27
13. Mis karya Tayyibah 6 5 9 8 5 9 8
Total 229 266 273 241 4617 264 241

Sumber Data : Pengelola Program Imunisasi UPTD Puskesmas Tawaeli


Tahun 2019
c. Imunisasi Tetanus (TT) pada Wanita Usia Subur (WUS)
Pada tahun 2020 terdapat TD1 sebanyak 7 WUS
(0.17%), TD2 sebanyak 37 WUS (0.93%), TD3 sebanyak 27
WUS (0.6%), TD4 sebanyak 25 WUS (0.63%), TD5
sebanyak 12 WUS (0.3%). Tahun 2018 terdapat TD1
sebanyak 7 WUS (0.17%), TD 2 sebanyak 37 WUS
(0.93%), TD3 sebanyak 27 WUS (0.6%),TD4 sebanyak 25
WUS (0.63%) dan TD5 sebanyak 12 WUS (0.3%). Tahun
2017 TT WUS. TD1 sebanyak 7 (0.17) TD2 sebanyak 18
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

(0.4) TD3 sebanyak 43 (1.08) TD4 sebanyak 21 (0.5) TD5


sebanyak 15 (0.3 ) Tahun 2016 dari 3945 WUS (15-39 thn)
dilakukan TT1 sebanyak 234 WUS (5.9%), TT2 sebanyak
73 WUS (1.8%), TT3 sebanyak 94 WUS ( 2.3%), TT4
sebanyak 52 WUS (1.3%) dan TT5 sebanyak 32 WUS
(0.8%).
2. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli tahun
2020,2019,2018,2017,2016 tidak ada kasus KLB (Kejadian Luar
Biasa). Menurut data Dinas Kesehatan Kota.
Upaya penanggulangan KLB dilakukan dengan
meningkatkan sistem surveilans dengan kegiatan antara lain
pengembangan tim epidemiologi tingkat Puskesmas (Tepus)
dan peningkatan pencatatan dan pelaporan (W1,W2, dan STP).

H. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN


Kesehatan adalah hak fundamental setiap manusia, karena itu
setiap individu, keluarga maupun masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya dan pemerintah bertanggung
jawab mengatur dan melindungi agar masyarakat terpenuhi hak hidup
sehatnya termasuk masyarakat miskin yang tidak mampu.
Untuk menjamin hak hidup sehat tersebut, berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah, seperti pemeliharaan kesehatan orang
miskin dengan askeskin, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
(JPKM), JPS-BK dan duafa.
Di Kota Palu pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin
dilaksanakan melalui program jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat (JPKM). JPKM pada hakekatnya adalah upaya untuk
mengatasi masalah pembiayaan kesehatan dan sekaligus berorientasi
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

pada peningkatan mutu, mengefisienkan pengeluaran masyarakat dan


mengefektifkan pemberian pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan mutu pelayanan yang paripurna.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tawaeli pada tahun 2020
dan 2019 jumlah penduduk miskin masih sama dengan tahun 2015
yaitu sebanyak 860 jiwa dan yang berkunjung sebanyak 598 jiwa.
Tahun 2016 jumlah kunjungan miskin sebnayak 860 jiwa. Tahun 2015
jumlah penduduk miskin.Ini menunjukkan bahwa semua masyarakat
miskin dilayani walaupun hanya menggunakan surat keterangan tidak
mampu dari kelurahan. Dan UPTD Puskesmas Tawaeli juga
melakukan pelayanan kesehatan bagi kaum duafa seperti melakukan
sunatan massal, melakukan pengobatan di posyandu, membuat posko
kesehatan bagi korban bencana.
I. PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN
1. Puskesmas
Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat dan juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Salah satu faktor untuk menilai besarnya pemanfaatan sarana
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat dapat
dilihat dari banyaknya jumlah kunjungan berobat ke Puskesmas.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan di UPTD Puskesmas Tawaeli pada
tahun 2019 kunjungan laki-laki sebanyak 31.092 jiwa dan
perempuan sebanyak 50.497 jiwa sehingga total kunjungan 81.589
jiwa. Tahun 2018 kunjungan laki-laki sebanyak 57.403 dan
perempuan sebanyak 78.425 sehingga total kunjungan sebanyak
135.828. Tahun 2017 sebanyak 119.270 terdiri dari kunjungan laki-
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

laki sebanyak 48.094 jiwa dan perempuan sebanyak 71.176 jiwa.


Tahun 2016 sebanyak 128.244 kunjungan yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 48.951 dan perempuan sebanyak 79.293. Tahun 2015
sebanyak 128.029 kunjungan yang terdiri dari Laki-laki sebanyak
48.872 dan perempuan sebanyak 79.157.
Untuk melihat lebih jelas jumlah kunjungan dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :

Grafik IV.14.Jenis Kunjungan di UPTD Puskesmas Tawaeli


Tahun 2020

dengan jumlah penduduk sebanyak 16610 jiwa, dapat


dilihat bahwa pada tahun 2019 UPTD Puskesmas Tawaeli tetap
mampu menjangkau seluruh penduduk dalam wilayahnya.
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Jumlah kunjungan poliklinik gigi di UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2019 sebanyak 355 jiwa terdiri dari kunjungan
kunjungan umum sebanyak 5.262 jiwa, dan kunjungan. Tahun
2018 sebanyak 42.948 jiwa terdiri dari kunjungan jiwa,
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

kunjungan umum sebanyak 4.241 jiwa, , dan Cuma Cuma


sebanyak 30.381 kunjungan. Tahun 2017 sebanyak 39.757 jiwa
terdiri dari jiwa, umum sebanyak 5.512 jiwa, Cuma-Cuma
sebanyak 24.662 jiwa. Tahun 2016 sebanyak 42.748 yang
terdiri dari kunjungan umum sebanyak 5.366, , dan Cuma-Cuma
sebanyak 27.168. Tahun 2015 sebanyak 393 pasien yang terdiri
dari kunjungan ibu hamil sebanyak 14.325 ibu hamil, lansia
sebanyak 1064, kunjungan anak pra sekolah sebanyak 54 dan
kunjungan anak sekolah sebanyak 41 kunjungan, kunjungan
umum sebanyak 5.245 kunjungan, dan kunjungan Cuma-Cuma
sebanyak 24.141 kunjungan.
Pelayanan dasar gigi yaitu pencabutan gigi tetap
sebanyak 42 orang. Tahun 2015 tidak dilakukan pelayanan
kesehatan gigi di sekolah-sekolah. Proporsi kasus penyakit gigi
dan tindakan perawatan gigi di UPTD Puskesmas Tawaeli dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Tabel IV.15.
Proporsi Kasus Penyakit Gigi di UPTD Puskesmas Tawaeli
Tahun 2019
No Nama Penyakit Jumlah %
1. Caries gigi 4 0.67
2. Peny. Pulpa dan jar. peripikal 392 66.2
3. Gingivitis dan pey. periodental 122 20.6
4. Gangguan gigi dan jar.penyangga lainny 74 0.125
5. Peny.rongga mulut,kelenjar ludah dan rahang 59 9.9
Penyakit lainnya

Total 592 100


Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kasus penyakit


tertinggi pada kelainan pulpa dan jaringan peripikal sebanyak
392 kasus (66.2%) dan terendah pada kasus penyakit rongga
mulut, kelenjar ludah dan rahang sebanyak 59 kasus (9.9%).
Adapun tindakan perawatan gigi di UPTD Puskesmas Tawaeli
pada tahun 2019 dapat di lihat tabel di bawah ini :
Tabel IV.16
Proporsi Tindakan Perawatan Gigi di UPTD Puskesmas Tawaeli
Tahun 2019
No Jenis Perawatan Jumlah %
1. Pencabutan gigi anak-anak/sulung 64 18.7
2. Pencabutan gigi permanen/dewasa 13 3.8
3. Pengobatan periodental 2 0.58
4. Pengobatan pulpa 103 30.11
5. Pengobatan abses 33 9.64
6. Konsultasi 127 37.1

Total 342 100


3. Rujukan Puskesmas
Rujukan Puskesmas Tahun 2019 teridir dari 48 Rujukan
yaitu Rujukan BPJS PNS sebanyak 48, Rujukan BPJS
sebanyak 48, Rujukan BPJS. Tahun 2018 terdiri dari 5 rujukan
yaitu rujukan BPJS sebanyak 39, Tahun 2017 rujukan yaitu
rujukan umum tidak ada.
BPJS sebanyak 164,BPJS Mandiri sebanyak 190 dan Cuma-
Cuma sebanyak 4. Tahun 2016 terdiri dari rujukan umum
sebanyak 3, BPJS sebanyak 150, dan Cuma-Cuma sebanyak 4.
Pada tahun 2015 jumlah rujukan umum sebanyak 164 orang,
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

askes sebanyak 154 orang, dan Cuma-Cuma sebanyak 4


orang.

J. PELAYANAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pada tahun 2019 jumlah kunjungan laboratorium UPTD
Puskesmas Tawaeli dan jenis pemeriksaan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel IV.17
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium di UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2019
No Jenis Pemeriksaan Jumlah
1. Spesimen darah yang diperiksa 1606
2. Spesimen air seni yang diperiksa 514

2120
2. Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi adalah sarana untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat dengan upaya terintegrasi
antara petugas kesehatan lingkungan untuk memberantas
penyakit dengan cara bimbingan, penyuluhan dan bantuan
teknis dari petugas puskesmas, lintas sektoral dan masyarakat
itu sendiri.
Klinik sanitasi menerima rujukan pasien yang menderita
penyakit berbasis lingkungan dari poli umum atau menerima
masyarakat umum yang ingin berkonsultasi tentang masalah
kesehatan lingkungan.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Adapun jumlah kunjungan pasien di klinik sanitasi


selama tahun 2019 sebanyak 86 kunjungan pasien dan
kunjungan klien sebanyak 30 klien. Tahun 2018 sebanyak 200
kunjungan pasien dan kunjungan klien 45. Tahun 2017
sebanyak 349 pasien dan kunjungan klien sebanyak 50 pasien.
Tahun 2016 kunjungan klinik sanitasi sebanyak 267 pasien dan
35 kunjungan klien. Tahun 2015 sebanyak 310 pasien dan
kunjungan klien sebanyak 37 klien.

3. Poli MTBS/MTBM
MTBS/MTBM merupakan suatu pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas
rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya
kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,
infeksi telinga, malnutrisi, serta upaya promotif dan preventif
yang meliputi imunisasi untuk menurunkan angka kematian bayi
dan balita.
Adapun kunjungan poli MTBS/MTBM selama tahun 2019
yaitu kunjungan bayi sebanyak 1.230 bayi dan kunjungan balita
sebanyak 3.763 balita. Tahun 2018 yaitu kunjungan bayi
sebanyak 1.064 dan balita sebanyak 5.534. Tahun 2017 yaitu
kunjungan bayi sebanyak 945 dan balita sebanyak 5.132.
Tahun 2016 kunjungan bayi sebanyak 2.528 dan balita
sebanyak 3.958. Tahun 2015 yaitu kunjungan bayi sebanyak
5.626 dan balita sebanyak 2.053.
4. Pojok Gizi
Pojok gizi (pozi) di Puskesmas merupakan upaya
mengoptimalkan pelayanan gizi baik kualitas maupun
kuantitasnya, pengembangan pozi seiring upaya jaminan mutu
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas (Quality Assurance),


pasien pozi terdiri dari rujukan poli umum, KIA/KB, laboratorium
dan rujukan dari Pustu/Posyandu.
Pelayanan pozi di UPTD Puskesmas Tawaeli telah
berlangsung sejak tahun 2015 dengan beberapa pelayanan
konseling gizi dasar meliputi : konseling KEP, obesitas, DM,
kolesterol, darah tinggi termasuk perhitungan kebutuhan diet
yang meliputi status gizi, kebiasaan makan, laboratorium dan
klinis.
Proses pelayanan pozi di atas merupakan upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi di Puskesmas dalam
rangka upaya perbaikan gizi masyarakat dalam rangka
menunjang pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.

K. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal kepada
masyarakat, selain pemeriksaan dan perawatan dibutuhkan pula
obat-obatan yang cukup dan berkualitas untuk menunjang proses
penyembuhan penderita.
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RI,
menyediakan fasilitas obat generik berlogo (OGB) dengan
pertimbangan untuk meningkatkan dan pemerataan pelayanan
kesehatan perlu penyediaan obat-obatan yang bermutu secara
merata dengan harga yang terjangkau oleh lapisan masyarakat.
Untuk menjamin kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan
dapat terpenuhi, maka bagian gudang obat UPTD Puskesmas
Tawaeli berupaya memenuhi kebutuhan tersebut dengan
mengajukan permintaan kebutuhan obat kepada gudang farmasi kota
Palu setiap bulan berjalan.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Selama tahun 2019, proporsi 10 jenis obat terbanyak yang


digunakan di UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli dapat dilihat pada
grafik berikut :

Grafik IV.18.10 Jenis Obat Terbanyak yang Digunakan


Di UPTD Puskesmas Tawaeli Tahun 2019

Mengingat bahwa obat merupakan elemen penting


dalam pelayanan kesehatan, maka pengelolaan obat terus
menerus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan
program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.
Daftar ketersediaan obat yang ada di UPTD Puskesmas
Tawaeli pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Grafik IV.19.10 Daftar Ketersediaan Obat di Puskesmas


Tawaeli Tahun 2019

L. PENULISAN RESEP
Pada tahun 2019 jumlah penulisan resep penyakit ISPA non
Pneumonia sebanyak 899 resep, resep Diare Non Spesifik sebanyak
414 resep dan persepena penyakit. Tahun 2018 jumlah penulisan
resep penyakit ISPA non Pneumonia sebanyak 215, Penyakit diare
non spesifik sebnayak 200 dan penyakit mialgia sebanyak 1.215.
Tahun 2017 jumlah penulisan resep penyakit ispa Non pneumonia
sebanyak 80. Tahun 2016 jumlah penulisan resep di UPTD
Puskesmas Tawaeli sebanyak 132 resep obat generik. Pada tahun
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

2015 jumlah penulisan resep di UPTD Puskesmas Tawaeli sebanyak


139 resep obat generik.

M. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN


Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat maka UPTD Puskesmas Tawaeli sejak tahun 2017 mulai
dilaksankan akreditasi. Salah satu unsur penting dan vital; yang
menentukan keberhasilan akreditasi adalah bagaimana mengatur
sistem pendokumentasian dokumen.Pengaturan sistem
pendokumentasian dalam satu sistem implementasi akreditasi
dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
pelaksanaan dan penerapan kebijakan,program dan kegiatan, serta
bagian dari salah satu persyaratan akreditasi. Dengan adanya sistem
pendokumentasian yang baik dalam satu institusi diharapkan funsi-
fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari organisasi dapat
berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan dapat berdayaguna dan berhasil guna bila pemenuhan
sumber tenaga, biaya dan sarana kesehatan dapat memadai dan sesuai
dengan kebutuhan. Pemenuhan sumber daya kesehatan dapat diukur
dengan beberapa indicator cakupan sebagai berikut :
1. Tenaga Kesehatan
Pelaksanaan pembangunan kesehatan di wilayah kerja suatu
Puskesmas dapat berjalan baik ditentukan antara lain oleh adanya
kerja sama yang baik antara Kepala Puskesmas dan stafnya dan
Puskesmas dengan instansi lainnya serta masyarakat. Kepala
Puskesmas dalam menjalankan tugas manajerialnya memerlukan
tenaga kesehatan yang cukup untuk dapat mengembangkan program
pokok kesehatan di wilayah kerjanya.
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2019 sebanyak 58 orang yang tersebar pada berbagai
sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli baik yang PNS,PTT maupun tenaga honorer. Penyajian data
ketenagaan di UPTD Puskesmas Tawaeli dapat dilihat pada table
berikut :
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Table V. 1
Jumlah Tenaga Kesehatan yang PNS/PTT di UPTD Puskesmas Tawaeli
Menurut Kelompok Pendidikan Tahun 2019

N0 Pendidikan Jumlah
1. Dokter Umum 3
2. Dokter Gigi 1
3. Perawat Gigi 1
4. Kesehatan Masyarakat 4
5. Gizi 1
6. Perawat 9
7. Bidan 12
8. Farmasi/apoteker 1
9. Sanitasi 5
10. Analis 1
11. Pekarya/SMA 3
12. Kontrak 5
13. Tenaga Honor 12

Jumlah 58
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

Tabel V.2
Distribusi Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Tawaeli
Menurut Tempat Tugas Tahun 2019
No Tempat Tugas Jumlah
1. Puskesmas Induk 51
2. Pustu Ky.Ngapa 1
3. Pustu Ky.Pajeko 1
4. Poskesdes Liku 1
5. Poskesdes Talise 1
6. Poskesdes Baraqa 1
7. Poskesdes Kabeloata 1
8. Poskesdes Kita Pura 1
Jumlah 100

Adapun tenaga honorer sebanyak 12 orang, Bidan 4


orang, Perawat : 2 orang, Sanitasi : 2 orang, dan SMA 2
Orang,Farmasi 2 Orang.
2. Sarana Kesehatan
Derajat kesehatan merupakan salah satu factor yang sangat
berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh
karenanya pembangunan mempunyai peranan penting dalam
pembangunan nasional. Selain itu pembangunan kesehatan diarahkan
pula untuk meningkatkan mutu dan pemerataan jangkauan pelayanan
kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, penyediaan
sarana merupakan salah satu faktor yang sangat penting.
Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli yaitu pustu sebanyak 2 buah, poskesdes sebanyak 5 buah,
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

desa siaga sebanyak 1 buah, Posyandu balita sebanyak 14 buah,


posyandu lansia sebanyak 13 buah.
3. Pembiayaan Kesehatan
UPTD Puskesmas Tawaeli mendapat dayaguna pembiayaan
Puskesmas dari berbagai sumber sesuai tugas dan fungsi serta
kegiatan yang dilakukan di dalam Puskesmas. Keuangan Puskesmas
tersebut bersumber dari dana BOK dan dana BPJS.
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Secara umum pola penyakit di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2019 masih didominasi oleh Penyakit pada
Infeksi pada saluran bagian atas(ISPA) Selama tahun
2019,2018,2017,2016 dan 2015 di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli tidak ada Kasus Luar Biasa (KLB) AFP.
2. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2019 sebanyak
68%. Tahun 2018 sebanyak 57.9%. Tahun 2017 sebanyak
30.8%. Tahun 2016 sebanyak 56%. Tahun 2015 sebanyak
56%, tahun 2012 sebanyak 61,9%. Dan gizi buruk sebanyak 3
orang.
3. Secara umum pelayanan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli tahun 2018 telah mencapai target seperti cakupan K1
sebesar 106.3% dan K4 sebesar 101.8%. Fe1 sebanyak
106.9% dan Fe3 sebanyak 101.2%. Vitamin A bayi sebnayak
1.173 dan balita sebanyak 10.540. Persalinan sebanyak
107.8% dan KN2 sebnayak 108.8%.
4. Pada tahun 2019 cakupan KB baru sebanyak 18.75 % dan alat
kontrasepsi yang paling banyak digunakan pada akseptor baru
yaitu MKJP IUD sebesar 20.87% dan non MKJP yaitu suntik
32.05%. Untuk cakupan KB aktif sebanyak 20.87% dan alat
kontrasepsi yang paling banyak digunakan yaitu MKJP berupa
IUD 6.94% dan Non MKJP 20.48 %.
5. Pencapaian kesehatan lingkungan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli yaitu pemakaian air bersih yaitu berupa
Profil UPTD Urusan Puskesmas Tawaeli Tahun 2020

sumur pompa sebanyak 3033 pengguna dari 1964 sarana yang


ada.
B. SARAN
1. Secara umum pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tawaeli telah mencapai hasil yang cukup
memuaskan, walaupun masih ada hal-hal yang perlu perbaikan
dan peningkatan, sehingga dukungan dana dan dukungan
politisi dari Pemerintah Daerah Kota Palu melalui Dinas
Kesehatan Kota Palu masih tetap diharapkan untuk
pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tawaeli.
2. Kerja sama lintas sektoral dalam pembangunan kesehatan
belum berjalan optimal, sehingga masih perlu ditingkatkan
khususnya dalam rangka penyediaan data dan informasi yang
erat kaitannya dengan bidang kesehatan.
3. Perlu adanya peningkatan manajemen sistem informasi (rekam
medik) untuk memudahkan pengumpulan data sehingga data
yang ada akurat.
4. Diharapkan kedepan data yang ada di Puskesmas dengan
Dinas Kesehatan Kota Palu tidak ada perbedaan yang
signifikan.
5. Perlu adanya kerja sama dengan lintas sektoral dan tokoh
masyarakat untuk peningkatan program perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). Dan diharapkan dengan adanya desa siaga
masalah kesehatan yang ada di masyarakat dapat ditangani
dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai