Anda di halaman 1dari 14

“KOMITMEN MUTU PELAYANAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN

RESIKO INFEKSI MELALUI PEMILAHAN SAMPAH INFEKSIUS DAN NON


INFEKSIUS DI UPTD PUSKESMAS TIRAWUTA
KABUPATEN KOLAKA TIMUR”

OLEH :

NAMA PESERTA : ERVI WULANDARI,A.Md.Kep


NIP : 19931114 202012 2 005
NDH : C21

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)


GOLONGAN II ANGKATAN XXII TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah (UU No.5 tahun 2014). Aparatur Sipil Negara (ASN)
memiliki tiga fungsi penting, yaitu sebagai pelayan publik, pembuat dan pelaksana
kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN juga mempunyai peran
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan UUD
1945 (LAN, 2017)
Adanya Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan II ini juga diharapkan
dapat membentuk kader ASN yang berkualitas berlandaskan pada nilai-nilai dasar
yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti
korupsi yang dapat diakronimkan menjadi ANEKA.
Salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan aparatur yang mampu menanamkan
dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan memahami perannya di dalam
NKRI yaitu dengan penyusunan rancanga aktualisasi pada satuan kerja masing-masing.
Rancangan aktualisasi tersebut menuntut CPNS untuk mampu menemukan isu yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi pokoknya masing-masing, serta inovasi yang
digagas untuk memecahkan isu tersebut.
Menurut permenkes nomor 75 tahun 2004 tentang puskesmas, puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
Visi puskesmas Tirawuta yaitu “Terwujudnya Pelayanan yang bermutu
menuju masyarakat Tirawuta Sehat dan Mandiri Tahun 2025”. Pelayanan kesehatan
merupakan hak setiap orang yang di jamin dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang harus di wujudkan dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang sangat di butuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang
tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari pentingnya kesehatan akan
datang memeriksakan kesehatannya di tempat penyelenggara layanan kesehatan,
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, perawat, bidan dan petugas kesehatan
lainnya
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puksesmas) merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah non
medis baik dalam bentuk padat maupun cair (Huabo,2008;Brent 2007)
Menurut Kepmenkes RI No.1428/Menkes/SK/XII/2006, yang dimaksud dengan
limbah medis Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan Puskesmas dalam
bentuk padat dan cair. Jumlah Limbah Medis yang bersumber dari fasilitas Kesehatan
diperkirakan akan semakin meningkat, pada profil kesehatan Indonesia tahun 2010
menyebutkan bahwa jumlah Puskesmas mencapai 9.005 unit. Limbah Medis yang
dihasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas,poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis
limbah yang termasuk kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat
membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus,bakteri
maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimunsahkan dengan
jalan dibakar dalam suhu diatas 800 Oc (Jang,2006;Gautam,2010;Blenkham,2006).
Selama penulis bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) UPTD Pusksmas Tirawuta,
penulis mendapatkan data bahwa rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilihan
sampah infeksius dan non infeksius.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Aktualisasi ini bertujuan untuk membentuk ASN yang profesional yang
karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar ASN khususnya nilai-nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Hal
ini juga berintegrasi dengan tata nilai Puskesmas Tirawuta yaitu “ SOSOITO” Santun
dalam pelayanan, Optimis dalam melaksanakan pelayanan, Standar Operasional
Prosedur menjadi landasan dalam pelayanan, Obyektif melayani pasien tanpa melihat
latar belakang, Inovatif (kreatif dalam mengembangkan program Puskesmas menjadi
lebih bervariasi), terampil dalam memberikan pelayanan sesuai keilmuannya masing-
masing, Ontime atau ketepatan waktu menjadi prioritas dalam pelayanan.
2. Tujuan Khusus

Meningkatkan kepatuhan petugas dalam pemilihan sampah infeksius dan non


infeksius di UPTD Puskesmas Tirawuta.
C. MANFAAT
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi perawat yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang
memiliki integritas dan profesional di lingkungan Puskesmas Tirawuta.
c. Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna, dinamis,
dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan kerja.
2. Bagi Instansi UPTD Puskesmas Tirawuta.
a. Mendukung visi dan misi Puskesmas Tirawuta.
b. Meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat kecamatan Tirawuta
c. Terwujudnya integrasi antar instansi dalam melaksanakan pelayanan publik
yang maksimal, efektif, dan efisien.
3. Bagi masyarakat
Mengurangi resiko penularan infeksi di masyarakat.
D. DASAR HUKUM
a. Undang-undang Nomor 5 tahun 2019 tentang Aparatur Sipil Negara
b. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
BAB II

GAMBARAN UMUM & NILAI-NILAI DASAR ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


1. Profil Organisasi
Puskesmas Tirawuta merupakan Puskesmas perawatan terbatas yang terdiri dari
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat Inap, apotik, Laboratorium, ruangan
persalinan pelayanan MTBS, dan UGD 24 jam. Puskesmas Tirawuta juga
memiliki 2 Pustu10 Poskesdes dan 16 Posyandu yang berada di 14 Desa dan
2 Kelurahan.Puskesmas Tirawuta terletak di jalan poros Kolaka – Kendari,
tepatnya di Kel.Rate-Rate, Kec. Tirawuta, Kab. Kolaka Timur, Prov. Sulawesi
Tenggara, Dengan No ID. P7404050201.
Kecamatan Tirawuta merupakan salah satu Kecamatan dari 12 Kecamatan
yang ada di wilayah Kabupaten Kolaka Timur dan berada di bagian barat
Provinsi Sulawesi Tenggara. Puskesmas Tirawuta terletak diatas tanah seluas

6155 m2 yang didirikan pada tahun 1972. Secara topografis, Kecamatan


Tirawuta mempunyai fisiologi mendatar yang merupakan tanah pertanian,
perkebunan dan sebagian wilayahnya juga berbukit. Adapun batas-batas
wilayahnya yaitu :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Tinondo
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Loea
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Onembute (Kab. Konawe)
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Lalolae.

Luas wilayah kerja Puskesmas Tirawuta yaitu 232,08 Km2,. Secara


terperinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Luas Wilayah berdasarkan Jarak waktu Tempuh Kecamatan
Tirawuta Tahun 2018
Luas Wilayah Jarak Ke Waktu Tempuh Ke
No Desa/Kel.
(Km2) Puskesmas (Km) Puskesmas (Menit)
1 Tumbudadio 11,5 8 8
2 Tawainalu 6,25 6 6
3 Roko-Roko 9,1 7 7
4 Karemotingg 5,80 9 15
5 e Loka 10 8 10
6 Matabondu 8,5 6 5
7 7,95 5 5
Woiha
8 20,4 7 10
Lara
9 21 3 3
Orawa
10 13,95 0 0
Rate-
11 13,93 2 4
Rate
12 40 4 5
Tababu
13 14,1 3 3
Tasahea
14 12,4 5 4
15 Tirawuta 17 6 5
16 Poni- 20,2 7 6
Total 232,08 (Km2) 86 (Km) 91 (Menit)
Poniki
(Sumber Data Sekunder, Thn. 2018)
Dari table 1 diatasSimbune
menggambarkan jarak tempuh yang terjauh dari desa ke sarana pelayanan
Lalingato
kesehatan induk (Puskesmas) adalah Desa Karemotingge, Desa Loka dan Desa Lara. Ini
diakibatkan kondisi jalanan yang rusak terutama pada saat musim hujan.

2. Visi dan Misi


a. Visi
Visi Puskesmas Tirawuta yaitu “Terwujudnya Pelayanan yang bermutu
menuju masyarakat Tirawuta Sehat dan Mandiri Tahun 2025”.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi sebagaimana tersebut diatas,
Puskesmas
Tirawuta memiliki 3 (Tiga) Misi sebagai berikut :
1) Menerapkan system manajemen Puskesmas Tirawuta yang bermutu
2) Meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat
3) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dan kompetensi petugas
dalam rangka mewujudkan kualitas pelayanan klinis yang bermutu.
c. Motto
Motto Puskesmas Tirawuta adalah :“Kepuasan Anda Wujud
Pengabdian Kami”.
(SK Kepala Puskesmas Tirawuta Nomor : 445/004/PKM-TRW/SK/I/2018)

3. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai dari Puskesmas Tirawuta adalah ‘SOSOITO’, berikut penjabarannya:
 S; Santun dalam pelayanan
 O;Optimis dalam melaksanakan pelayanan
 S; Standar Operasional Prosedur menjadi landasan dalam
pelayanan
 O;Obyektif, melayani pasien tanpa melihat latar belakang
 I; Inovatif (kreatif dalam mengembangkan program puskesmas menjadi
lebih bervariasi
 T ;Terampil dalam memberikan pelayanan sesuai keilmuannya masing-
masing
 O;Ontime, ketepatan waktu menjadi perioritas dalam pelayanan

4. Struktur Organisasi
5. Tugas pokok Organisasi

1. Tugas pokok UPTD Puskesmas Tirawuta


UPTD Puskesmas Tirawuta memiliki kegiatan utama yaitu:
a. Pelayanan Klinis atauUKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
Pelayanan Dalam Gedung
1) Ruangan Pendaftaran dan Rekam Medik
2) Ruangan Gawat Darurat
3) Ruangan Pemeriksaan Umum
4) Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
5) Ruangan Kesehatan Ibu dan KB
6) Ruangan Persalinan
7) Ruangan Gizi
8) Ruangan Rawat Inap
9) Ruang Farmasi
10) Laboratorium
Pelayanan Luar Gedung
11) Posyandu
12) Puskesmas Keliling
b. Upaya Kesehatan Masyarakat(UKM) Esensial
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
4) Pelayanan Gizi
5) KIA-KB
6) Perkesmas
c. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1) UpayaKesehatanSekolah(UKS)
2) Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
3) Kesehatan Jiwa
4) Kesehatan Olahraga
5) Kesehatan Lansia
6) Kesehatan Kerja
7) Kesehatan Tradisional dan Komplementer
8) Posbindu

2. Tugas pokok perawat


Uraian tugas jabatan fungsional perawat sesuai jenjang jabatan sebagaimana di
uraikan dalam pasal Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019.
Uraian tugas perawat terampil, meliputi:
1) Meliputi pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
3) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman/pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5) Memberikan oksigenasi sederhana
6) Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
7) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas resiko
penularan infeksi
8) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederahana pada area medical
bedah
9) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak
10) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas
11) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas
12) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa
13) Melakukan tindakan terapi komplementer/holistic
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi;
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan
paliatif;
16) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/
berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17) Melakukan perawatan luka;dan
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;
B. IDENTIFIKASI MASALAH (KONDISI SAAT INI DAN KONDISI YANG DI
HARAPKAN
NO. Tugas/fungsi Kondisi saat ini Identifikasi isu Kondisi yang di
harapkan
1. Melaksanakan Masih rendahnya Kurangnya Meningkatnya
edukasi tentang kesadaran tenaga kesadaran tenaga Pemahaman dan

perilaku hidup kesehatan untuk cuci kesehatan untuk kesadaran


tangan dan memakai cuci tangan dan Penggunaan alat
bersih dan sehat
APD memakai APD. pelindung diri
dalam rangka
(APD) pada
melakukan upaya
petugas
promotif.
Kesehatan
2. Memfasilitasi masih rendahnya Rendahnya Meningkatnya
suasana kesadaran petugas kepatuhan petugas kepatuhan petugas
lingkungan yang pada saat membuang dalam pemilahan kesehatan dalam
tenang dan aman sampah infeksius sampah infeksius pemilahan sampah
serta bebas resiko dan non infeksius dan non infeksius. infeksius dan non
penularan infeksi infeksius
3. Melakukan Belum optimalnya kurangnya Meningkatnya
komunikasi kesadaran petugas kepatuhan petugas kepatuhan petugas
terapeutik dalam dalam melakukan dalam melakukan dalam melakukan
pemberian asuhan komunikasi komunikasi komunikasi
keperawatan terapeutik terapeutik terapeutik
C. IDENTIFIKASI ISU

Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul


pada Instansi kerja penulis, yaitu UPTD Puskesmas Tirawuta. Isu muncul dari
berbagai sumber, yaitu ; hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa
percobaan CPNS, Tugas pokok dan fungsi penulis sebagai perawat di UPTD
Puskesmas Tirawuta. Beberapa isu yang muncul dari sumber-sumber diatas
kemudian di inventarisir dengan mengkategorikannya ke dalam tiga prinsip ASN
yaitu ; Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG).
. Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkanlah 3 buah isu yang telah
diidentifikasi dan terkategorisasi dengan prinsip ASN, sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan untuk cuci tangan dan memakai APD.
2. Rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilihan sampah infeksius dan non
infeksius.
3. Kurangnya kepatuhan petugas dalam melakukan komunikasi terapeutik
Tabel 3. Metode APKL
Kriteria
No Isu Nilai
A P K L
1 Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan
untuk cuci tangan dan memakai APD. 4 4 4 4 16

2 Rendahnya kepatuhan petugas dalam


4 5 5 5 19
pemilahan sampah infeksius dan non
infeksius.
3 Kurangnya kepatuhan petugas dalam
melakukan komunikasi terapeutik 4 4 4 3 15

Dari hasil analisis, di tetapkan isu yang dipilih dan ditindak lanjuti dengan
gagasan rencana kegiatan yang akan di lakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil
perumusan isu yang terpilih adalah “Rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilahan
sampah infeksius dan non infeksius.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu yang di dapatkan berdasarkan isu terpilih adalah : “Pelayananan
dalam upaya pencegahan resiko infeksi melalui pemilahan sampah infeksius dan non
infeksius di UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.

E. Fakta implementasi Komitmen Mutu


Berdasarkan komitmen mutu yang telah didapatkan, jika di lihat dari faktanya
implementasi upaya pencegahan resiko infeksi di UPTD Puskesmas Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur masih rendah. Hal ini di buktikan dengan masih banyaknya
petugas kesehatan yang membuang sampah medis dan non medis pada satu tempat .
F. Analisis Komitmen Mutu dan Implementasi Komitmen Mutu
Berdasarkan komitmen mutu dan implementasi komitmen mutu di temukan
kesimpangan yang signifikan . Dimana implementasi tidak sesuai dengan harapan.
Hal ini disebabkan beberapa factor. Salah satunya karena kurangnya pengetahuan
petugas terhadap pemilahan sampah infeksius dan non infeksius. Selain itu factor
kebiasaan juga menjadi salah satu penyebab yang mempengaruhi hal tersebut.
fasilitas seperti tempat sampah 5 warna di butuhkan dalam upaya ini. Sedangkan
pada kenyataannya, fasilitas tersebut belum memadai.
G. Rencana perbaikan implementasi Komitmen Mutu (upaya untuk tetap pada
komitmen Mutu yang telah di tetapkan)
Berdasarkan isu yang telah ditetapkan, gagasan kreatif/terpilih adalah Meningkatkan
kepatuhan petugas kesehatan dalam pemilahan sampah infeksius dan non infeksius.
Kegiatan – kegiatan yang akan di lakukan adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan konsultasi/koordinasi dengan mentor dalam pelaksanaan rencana
aktualisasi
2. Membuat rancangan tentang desain poster/leaflet
3. Mencetak poster atau leafleat
4. Melakukan penyuluhan terkait pemilahan sampah dan resiko penularan dan
penyebaran virus
5. Melaksanakan evaluasi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut Kepmenkes RI No.1428/Menkes/SK/XII/2006, yang dimaksud dengan limbah
medis Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan Puskesmas dalam bentuk padat
dan cair. Jumlah Limbah Medis yang bersumber dari fasilitas Kesehatan diperkirakan
akan semakin meningkat, pada profil kesehatan Indonesia tahun 2010 menyebutkan
bahwa jumlah Puskesmas mencapai 9.005 unit. Limbah Medis yang dihasilkan dari
upaya medis seperti Puskesmas,poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis limbah yang
termasuk kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan,
dimana disana banyak terdapat buangan virus,bakteri maupun zat-zat yang
membahayakan lainnya sehingga harus dimunsahkan dengan jalan dibakar dalam suhu
diatas 800 Oc (Jang,2006;Gautam,2010;Blenkham,2006).
Selama penulis bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) UPTD Pusksmas Tirawuta,
penulis mendapatkan data bahwa rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilihan sampah
infeksius dan non infeksius.
B. SARAN
Penulis mengharapkan petugas kesehatan menerapkan Pelayananan dalam upaya
pencegahan resiko infeksi melalui pemilahan sampah infeksius dan non infeksius di
UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.

Anda mungkin juga menyukai