OLEH :
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah (UU No.5 tahun 2014). Aparatur Sipil Negara (ASN)
memiliki tiga fungsi penting, yaitu sebagai pelayan publik, pembuat dan pelaksana
kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN juga mempunyai peran
penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan UUD
1945 (LAN, 2017)
Adanya Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan II ini juga diharapkan
dapat membentuk kader ASN yang berkualitas berlandaskan pada nilai-nilai dasar
yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti
korupsi yang dapat diakronimkan menjadi ANEKA.
Salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan aparatur yang mampu menanamkan
dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan memahami perannya di dalam
NKRI yaitu dengan penyusunan rancanga aktualisasi pada satuan kerja masing-masing.
Rancangan aktualisasi tersebut menuntut CPNS untuk mampu menemukan isu yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi pokoknya masing-masing, serta inovasi yang
digagas untuk memecahkan isu tersebut.
Menurut permenkes nomor 75 tahun 2004 tentang puskesmas, puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
Visi puskesmas Tirawuta yaitu “Terwujudnya Pelayanan yang bermutu
menuju masyarakat Tirawuta Sehat dan Mandiri Tahun 2025”. Pelayanan kesehatan
merupakan hak setiap orang yang di jamin dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang harus di wujudkan dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang sangat di butuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang
tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari pentingnya kesehatan akan
datang memeriksakan kesehatannya di tempat penyelenggara layanan kesehatan,
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, perawat, bidan dan petugas kesehatan
lainnya
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puksesmas) merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah non
medis baik dalam bentuk padat maupun cair (Huabo,2008;Brent 2007)
Menurut Kepmenkes RI No.1428/Menkes/SK/XII/2006, yang dimaksud dengan
limbah medis Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan Puskesmas dalam
bentuk padat dan cair. Jumlah Limbah Medis yang bersumber dari fasilitas Kesehatan
diperkirakan akan semakin meningkat, pada profil kesehatan Indonesia tahun 2010
menyebutkan bahwa jumlah Puskesmas mencapai 9.005 unit. Limbah Medis yang
dihasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas,poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis
limbah yang termasuk kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat
membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus,bakteri
maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimunsahkan dengan
jalan dibakar dalam suhu diatas 800 Oc (Jang,2006;Gautam,2010;Blenkham,2006).
Selama penulis bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) UPTD Pusksmas Tirawuta,
penulis mendapatkan data bahwa rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilihan
sampah infeksius dan non infeksius.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Aktualisasi ini bertujuan untuk membentuk ASN yang profesional yang
karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar ASN khususnya nilai-nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Hal
ini juga berintegrasi dengan tata nilai Puskesmas Tirawuta yaitu “ SOSOITO” Santun
dalam pelayanan, Optimis dalam melaksanakan pelayanan, Standar Operasional
Prosedur menjadi landasan dalam pelayanan, Obyektif melayani pasien tanpa melihat
latar belakang, Inovatif (kreatif dalam mengembangkan program Puskesmas menjadi
lebih bervariasi), terampil dalam memberikan pelayanan sesuai keilmuannya masing-
masing, Ontime atau ketepatan waktu menjadi prioritas dalam pelayanan.
2. Tujuan Khusus
3. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai dari Puskesmas Tirawuta adalah ‘SOSOITO’, berikut penjabarannya:
S; Santun dalam pelayanan
O;Optimis dalam melaksanakan pelayanan
S; Standar Operasional Prosedur menjadi landasan dalam
pelayanan
O;Obyektif, melayani pasien tanpa melihat latar belakang
I; Inovatif (kreatif dalam mengembangkan program puskesmas menjadi
lebih bervariasi
T ;Terampil dalam memberikan pelayanan sesuai keilmuannya masing-
masing
O;Ontime, ketepatan waktu menjadi perioritas dalam pelayanan
4. Struktur Organisasi
5. Tugas pokok Organisasi
Dari hasil analisis, di tetapkan isu yang dipilih dan ditindak lanjuti dengan
gagasan rencana kegiatan yang akan di lakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil
perumusan isu yang terpilih adalah “Rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilahan
sampah infeksius dan non infeksius.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu yang di dapatkan berdasarkan isu terpilih adalah : “Pelayananan
dalam upaya pencegahan resiko infeksi melalui pemilahan sampah infeksius dan non
infeksius di UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.
A. KESIMPULAN
Menurut Kepmenkes RI No.1428/Menkes/SK/XII/2006, yang dimaksud dengan limbah
medis Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan Puskesmas dalam bentuk padat
dan cair. Jumlah Limbah Medis yang bersumber dari fasilitas Kesehatan diperkirakan
akan semakin meningkat, pada profil kesehatan Indonesia tahun 2010 menyebutkan
bahwa jumlah Puskesmas mencapai 9.005 unit. Limbah Medis yang dihasilkan dari
upaya medis seperti Puskesmas,poliklinik dan rumah sakit yaitu jenis limbah yang
termasuk kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan,
dimana disana banyak terdapat buangan virus,bakteri maupun zat-zat yang
membahayakan lainnya sehingga harus dimunsahkan dengan jalan dibakar dalam suhu
diatas 800 Oc (Jang,2006;Gautam,2010;Blenkham,2006).
Selama penulis bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) UPTD Pusksmas Tirawuta,
penulis mendapatkan data bahwa rendahnya kepatuhan petugas dalam pemilihan sampah
infeksius dan non infeksius.
B. SARAN
Penulis mengharapkan petugas kesehatan menerapkan Pelayananan dalam upaya
pencegahan resiko infeksi melalui pemilahan sampah infeksius dan non infeksius di
UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.