Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, yang pada akhirnya adalah agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai dengan penduduk yang

hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup yang sehat serta memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara adil dan

merata, sesuai dengan kebijaksanaan umum yang mengacu kepada Visi Indonesia Sehat

2010 yang lalu.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka salah satu kebijaksanaan

umum adalah peningkatan manajemen pembangunan kesehatan, manajemen upaya

kesehatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian

yang diselenggarakan secara sistematis untuk menjamin upaya kesehatan yang terpadu

dan menyeluruh. Manajemen tersebut didukung oleh sistem informasi yang handal

guna menghasilkan keputusan dan cara kerja yang efisien.

Dengan sistem informasi kesehatan yang terpadu dalam rangka meningkatkan

daya guna manajemen pembangunan kesehatan maka informasi yang ada perlu

dikembangkan dalam rangka mendukung kelancaran proses manajemen institusi

kesehatan di berbagai administrasi termasuk di tingkat puskesmas.

Sistem pencatatan dan pelaporan stratifikasi puskesmas (SP2TP) secara

potensial dapat menunjang proses manajemen puskesmas. Namun berbagai data yang

tersedia belum dapat dimanfaatkan secara optimal, dan kapasitas sumber daya yang

1
terbatas di puskesmas tidak memungkinkan untuk dapat memanfaatkan data secara

optimal.

Untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan berbagai upaya ke arah yang lebih

baik sesuai dengan kebutuhan, terutama bagi pihak yang berkompeten dan

berkepentingan dalam pengambilan keputusan, maka penyusunan profil kesehatan

merupakan alternatif yang menjadi pilihan.

Penyusunan buku Profil Kesehatan Puskesmas Rappokalling Kecamatan Tallo

Kota Makassar tahun 2015 disajikan dalam bentuk yang sederhana, dilengkapi dengan

tabel dan lampiran dengan harapan dapat lebih mudah dibaca oleh berbagai kalangan.

Secara sistematis penyusunan profil kesehatan Puskesmas Rappokalling

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya laporan tahunan

di Puskesmas Rappokalling Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun 2015

2. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling

Gambaran secara umum wilayah kerja Puskesmas Rappokalling, yang

meliputi keadaan geografi Kecamatan Tallo, menyangkut letak dan luas wilayah

kerja Puskesmas Rappokalling, keadaan penduduk seperti jumlah penduduk,

fertilitas, kepadatan penduduk dan tingkat pendidikan.

3. Visi dan Misi Puskesmas Rappokalling

Menguraikan secara ringkas visi dan misi beserta 14 kegiatan pokok dan 7

unit tugas yang dilaksanakan di Puskesmas Rappokalling.

2
4. Pencapaian Pembangunan Kesehatan di Puskesmas Rappokalling

Bab ini berisi tentang penyajian hasil-hasil yang dicapai dalam

pembangunan kesehatan oleh Puskesmas Rappokalling Kecamata Tallo dalam

rangka mencapa derajat kesehatan yang lebih baik. Hasil yang dicapai disajikan

dalam bentuk narasi terhadap indikator-indikator di bidang derajat kesehatan,

perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan, pelayanan (termasuk sumber daya

kesehatan) dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa komparatif.

5. Kinerja Pembangunan Kesehatan

Menyajikan kegiatan-kegiatan multi sektor yang dilaksanakan dalam rangka

mencapai derajat kesehatan, meliputi kinerja dari kegiatan-kegiatan sektor

kesehatan dan kinerja dari kegiatan sektor-sektor terkait.

6. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan yang ada, disimpulkan masalah-masalah yang

dihadapi di Puskesmas Rappokalling dengan memperhitungkan faktor-faktor

pendukung/penyebab timbulnya masalah-masalah kesehatan tersebut.

Dengan demikian diharapkan gambaran permasalahan yang ada akan

mendapatkan perhatian yang besar dalam rangka upaya peningkatan derajat

kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling.

7. Kepustakaan

Semua dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun Profil

Kesehatan Puskesmas Rappokall

ing Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun 2015 dicantumkan dalam

kepustakaan.

3
8. Lampiran

Lampiran yang ada disajikan dalam bentuk foto yang menggambarkan

keadaan Puskesmas Rappokalling, baik berupa sarana dan fasilitas yang tersedia

maupun kegiatan-kegiatan keseharian di Puskesmas Rappokalling.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi

Puskesmas Rappokalling terletak di Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan

luas wilayah kerja kurang lebih 3,03 km2. Dari empat kelurahan yang masuk

dalam wilayah kerja Puskesmas Rappokalling terdapat 22 ORW dan 119 ORT.

Kecamatan Tallo merupakan daerah perkotaan yang sebagian wilayahnya berada

pada daerah aliran Sungai Tallo. Sarana transportasi cukup memadai hanya saja

jarak tempuh yang agak jauh dan kondisi jalan yang kurang baik sehingga

membutuhkan waktu dan biaya yang lebih untuk mencapai lokasi Puskesmas

Rappokalling maupun Puskesmas Pembantu.

Pemanfaatan potensi lahan dan alih fungsi lahan yang terjadi sedemikian

rupa, akan membawa pengaruh terhadap kondisi dan perkembangan sosial

ekonomi serta keamanan masyarakat. Lahan yang terletak di tepi laut di beberapa

bagian berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk. Hal demikian akan

membawa pengaruh pada urbanisasi, status gizi, pola dan jenis penyakit serta

kondisi lingkungan pemukiman yang sebagian daerahnya dilanda banjir pada

waktu musim hujan.

5
Luas wilayah kerja Puskesmas Rappokalling dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Luas Wilayah, Jumlah ORW/ORT Menurut Kelurahan di Wilayah


Kerja Puskesmas Rappokalling
Tahun 2015

No. Kelurahan Luas (Ha) ORW ORT

1. Tammua 92 6 27

2. Rappokalling 89,23 5 39

3. Buloa 61 6 27

4. Tallo 61 5 26

Jumlah 303,23 22 119

Sumber : Badan statistik , 2015

Puskesmas Rappokalling mempunyai wilayah kerja yang unik dimana

wilayah kerjanya terbagi dua karena dipisahkan oleh wilayah kerja Puskesmas

Kaluku Bodoa dan Puskesmas Jumpandang Baru.

Wilayah kerja yang pertama yaitu Kelurahan Rappokalling dan

Kelurahan Tammua yang memiliki batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rappojawa dan Sungai

Sinassara

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Karuwisi Utara

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karuwisi Utara

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Rappojawa

6
Wilayah kerja yang kedua yaitu Kelurahan Buloa dan Kelurahan Tallo

dimana pada Kelurahan Buloa terdapat Puskesmas Pembantu (PUSTU) dengan

dua orang tenaga kesehatan. Adapun wilayah ini memiliki batas-batas sebagai

berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Makassar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Tallo

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Jumpandang Baru

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kaluku Bodoa

Peta wilayah kerja Puskesmas Rappokalling yang meliputi wilayah

Kecamatan Tallo dengan empat kelurahan dapat dilihat pada lampiran 1.

B. Keadaan Penduduk

Kependudukan merupakan permasalahan yang dihadapi dewasa ini

menyangkut jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk

dan arus urbanisasi dengan segala dampak sosial ekonomi dan keamanan, dan

menjadi keharusan untuk mengendalikan angka kelahiran dan kematian.

Pembahasan mengenai kependudukan mencakup masalah pertumbuhan

penduduk, kepadatan penduduk dan struktur penduduk menurut kelompok umur.

1. Pertumbuhan penduduk/Jumlah Penduduk

Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan, 143

Kelurahan, 936 RW dan RT. Jumlah Penduduk kota Makassar tahun 2014

sebesar jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,64 %, sedangkan laju

pertumbuhan Kota Makassar periode tahun 2014 sebesar 1,46%. Tingginya

laju pertumbuhan Kota Makassar diakibatkan oleh posisi Kota Makassar

7
sebagai pusat pendidikan, ekonomi, perdagangan dan pusat perindustrian.

Adapun deskripsi umum Kota Makassar di kota Makasssar dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 DESKRIPSI UMUM KOTA MAKASSAR TAHUN 2015

Luas Wilayah 175,77 Km2


Jumlah Kecamatan 14 Kecamatan
Jumlah Kelurahan 143 Kelurahan
Jumlah RW 933 RW
Jumlah RT
Jumlah Penduduk (Keadaan Desember 2009) 1.173.107 Jiwa
Jumlah Penduduk Laki-Laki 578.416 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan 594.691 Jiwa
Tingkat Kepadatan Penduduk 6.525 Jiwa/km2
Laju Pertumbuhan Penduduk (Tahun 2008 s/d 2009) 1,22 %
Laju Pertumbuhan Ekonomi 7,16 %

Upaya menahan laju pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui

pengendalian tingkat kelahiran dan penurunan angka kematian (bayi, anak

balita dan ibu). Adapun jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Rappokalling pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.2.

8
Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja


Puskesmas Rappokalling Tahun 2015

Jumlah (per jenis kelamin)


No. Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan

1. Rappokalling 7379 7433 14.812

2. Tammua 4.998 4.796 9.794

3. Buloa 4.089 3.908 7.997

4. Tallo 4.083 4.108 8.191

Jumlah 20.549 20.245 40.794

Sumber : Badan statistik, 2015

2. Kepadatan Penduduk

Keadaan penduduk sangat berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan rakyat khususnya kesejahteraan anak dan masalah sosial

ekonomi. Hal ini terjadi karena faktor gizi yang berhubungan dengan

lingkungan, perumahan, sanitasi serta munculnya berbagai wabah penyakit.

Di samping itu bertambahnya kepadatan penduduk sebagai tanda

perkembangan suatu daerah.

Berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2015, kepadatan penduduk Kota

Makassar tidak merata di tiap kecamatan yaitu 69.137 jiwa/KM2. Berikut ini

terdapat tabel perbandingan Jumlah Rumah dan Jumlah Kepala Keluarga

sebagai gambaran kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Rappokalling .

9
Tabel 3
Tabel Perbandingan Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Rumah di
Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling tahun 2015

No Jumlah Kepala Jumlah


Nama Kelurahan
Keluarga Rumah
1. Rappokalling 3.394 2.835

2. Tammua 2.187 1.202

3. Buloa 1.787 1.449

4. Tallo 1.772 1.518

Jumlah 9.137 7.004

Sumber : Badan Statistik, 2015

3. Struktur Penduduk Menurut Umur

Meningkatnya laju pertumbuhan akan mempengaruhi struktur

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling. Berikut ini terdapat

tabel distribusi penduduk menurut umur.

Tabel 4
Tabel Distribusi Penduduk Menurut Umur
No. Kelurahan 0 -12 1-4 5 -14 15-24 25-34 35-44 45-54 > 55 Jumlah
bln thn thn thn thn thn thn thn
1. Rappokalling 254 1431 2474 3357 2684 1855 1384 412 13851

2. Tammua 202 945 1699 2023 1836 1344 894 289 9232

3. Buloa 134 900 1454 1700 1532 1009 657 214 7600

4. Tallo 146 727 1278 1633 1560 1166 805 298 7613

Jumlah 736 4003 6905 8713 7612 5374 3740 1213 38296

Sumber : Badan Statistik, 2015

10
4. Perkawinan dan Fertilitas

Tingkat fertilitas pada wanita usia subur dapat mempengaruhi

komposisi penduduk, hal ini dapat diketahui berdasarkan indikator sebagai

berikut :

a. Usia Perkawinan Pertama

Rata-rata kawin pertama dari tahun ke tahun datanya belum

ditemukan pada wilayah kerja puskesmas, namun berdasarkan data

Profil Kesehatan Tahun 1997 Propinsi Sulawesi Selatan, usia kawin

pertama adalah usia 19,4 tahun.

b. Tingkat Fertilitas

Untuk menghitung tingkat fertilitas di wilayah kerja Puskesmas

Rappokalling, digunakan indikator rasio ibu-anak (Child-Women

Rate/TFR). Perbandingan anak umur 0-4 tahun terhadap wanita usia

produktif umur 15-40 tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5
Tabel Perbandingan Jumlah Anak Umur 0-4 tahun terhadap Jumlah
Wanita Usia Produktif 15-40 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
Rappokalling
Tahun 2015

No. Kelurahan Anak Umur 0-4 thn


Wanita Umur 15-40 thn
1. Rappokalling 1.685 3.994

2. Tammua 1.147 2.528

3. Buloa 1.034 2.061

4. Tallo 873 2.205

Jumlah 4.739 10.788

Sumber : Data BPS &Data Puskesmas, 2015

11
C. Tingkat Pendidikan Penduduk

Pendidikan merupakan salah satu upaya membentuk manusia-manusia

terampil dan produktif sehingga pada gilirannya dapat mempercepat peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan pendidikan penduduk

di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling khususnya yang berusia 10 tahun

sebagai indikator partisipasi sekolah dan tingkat pendidikan yang ditamatkan

yang ternyata masih rendah, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Rappokalling Tahun 2015

TINGKAT PENDIDIKAN
No. KELURAHAN
SD SMP SMU D1,D2,D3 S1 S2 S3

1. Rappokalling

2. Tammua

3. Buloa

4. Tallo

Jumlah

Sumber : Kelurahan masing-masing, 2015

D. Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk

Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk wilayah kerja Puskesmas

Rappokalling belum ditemukan datanya, baik di kantor Kecamatan Tallo maupun

kantor kelurahan untuk tahun 2015.

12
Sesuai dengan profil tahun 2009 pendapatan per kapita penduduk di

Sulawesi Selatan tahun 2008 adalah Rp. 478.250,00 (angka perkiraan). Angka ini

cenderung menurun akibat krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997.

Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas


Rappokalling Tahun 2015

Nela- Tkg Batu& Peda-


No. Kelurahan PNS TNI/ POLRI Swasta Sopir Jumlah
Yan Becak Gang
1. Rappokalling

2. Tammua

3. Buloa

4. Tallo

Jumlah

Sumber : Kelurahan masing-masing, 2015

13
BAB III

VISI DAN MISI PUSKESMAS RAPPOKALLING

Visi

Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan.

Misi

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik diperlukan suatu

indikator yang terkait kesehatan yang meliputi:

a. Indikator derajat kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk

mortalitas,morbilitas, dan status gizi.

b. Indikator upaya kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan,

perilaku hidup sehat dan keadaan lingkungan.

c. Indikator sumber daya kesehatan terdiri atas sarana kesehatan dan

pembiayaan kesehatan.

d. Indikator lain yang terkait kesehatan

Visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara melaksanakan 14 kegiatan pokok

puskesmas dan dilaksanakan oleh 7 unit tugas yang ada di Puskesmas Rappokalling.

14
Adapun 7 unit tugas yang ada di Puskesmas Rappokalling, yaitu :

Unit 1 : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Sub Unit : P2M (DHF,TB, Kusta) dan Imunisasi

Unit 2 : Peningkatan Kesehatan Keluarga

Sub Unit : KIA, JB, Gizi, UKS, Usila

Unit 3 : Pemeliharaan Kesehatan Rujukan

Sub Unit : Gimul, Pelayanan Darurat

Unit 4 : Lingkungan Penyuluhan dan Peran Serta Masyarakat

Sub Unit : Kesehatan Lingkungan, PSM, Posyandu dan Perkesmas

Unit 5 : Perawatan

Sub Unit : Kartu, Rawat Jalan

Unit 6 : Penunjang

Sub Unit : Farmasi, Laboratorium

Unit 7 : Pelayanan Khusus

Sub unit : Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa

Adapun 14 kegiatan pokok puskesmas, meliputi :

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

2. Keluarga Berencana (KB)

3. Upaya Peningkatan Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Pengobatan, termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

15
8. Perawatan Kesehatan Masyarakat

9. Upaya Kesehatan Jiwa

10. Upaya Kesehatan Mata

11. Laboratorium Sederhana

12. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Upaya Kesehatan USILA (Usia Lanjut)

14. Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka SIK

16
BAB IV

PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


DI PUSKESMAS RAPPOKALLING

A. DERAJAT KESEHATAN

1. Angka Kematian Bayi (AKB) / Infant Mortality Rate (IMR)

Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi 0-1

tahun per 1000 kelahiran hidup. Dari data yang diperoleh

berdasarkan data KIA Puskesmas Rappokalling tahun 2015,

terdapat 3 bayi yang meninggal dari jumlah total 640 bayi lahir atau

sekitar 0,47%. Sedangkan berdasarkan Profil Kesehatan Kota

Makassar tahun 2011,di Kecamatan Tallo terdapat sebanyak 2342

bayi lahir dan di Kota Makassar terdapat 26.129 bayi lahir.

Berikut ini adalah data jumlah kelahiran dan kematian bayi di

Makassar, Kecamatan Tallo dan Puskesmas Rappokalling.

Tabel 8

Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi di Kota Makassar dan


Puskesmas Rappokalling tahun 2015

NO WILAYAH JUMLAH BAYI JUMLAH


LAHIR HIDUP KEMATIAN BAYI
1. Kota
Makassar
2. Kecamatan
Tallo
3. Puskesmas
Rappokalling 640 3

Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar, 2015; Data Kematian dan KIA PKM Rappokalling,
2015

17
2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak

umur 0-4 tahun per 1000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,

penyakit infeksi dan kecelakaan.

Dari data yang diperoleh berdasarkan Profil Kelurahan tahun

2010 terdapat sebanyak 1 anak balita meninggal dari jumlah total

3961 anak balita hidup atau sekitar 0,02%. Sedangkan di wilayah

Kecamatan Tallo berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Makassar

tahun 2005 terdapat sebanyak 2 anak balita meninggal dari jumlah

total 14.692 anak balita hidup atau sekitar 0,01 %. Dan di wilayah

Kota Makassar terdapat sebanyak 35 anak balita meninggal dari

jumlah total sebanyak 95.521 anak balita hidup atau sekitar 0,037

Berikut ini adalah data jumlah balita dan kematian balita di

kota Makassar, Kecamatan Tallo dan Puskesmas Rappokalling tahun

2011

18
Tabel 9

Jumlah Balita dan Kematian Balita di Kota Makassar, Kecamatan

Tallo dan Puskesmas Rappokalling Tahun 2015

No Jumlah Anak
Wilayah Jumlah Anak Balita
Balita Meninggal
1. Kota Makassar

2. Kecamatan Tallo

3. Puskesmas 0
Rappokalling
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar, 2015; Profil Kelurahan tahun 2015.

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) adalah jumlah kematian

ibu melahirkan per 1000 kelahiran hidup. AKI menggambarkan

tingkat kesadaran berperilaku sehat, status gizi dan kesehatan ibu,

kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama

untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa

nifas.

Adapun berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Makassar

Tahun 2005, diperoleh Angka Kematian Ibu sebesar 0,15 per 1000

kelahiran hidup, sedangkan data yang diperoleh berdasarkan data

KIA Puskesmas Rappokalling tahun 2015 tidak terdapat ibu

meninggal pada usia kehamilan 7 bulan dari jumlah total sebanyak

731 orang ibu melahirkan atau sekitar 0 %.

Program Kesehatan Ibu dan Anak merupakan hal yang sangat

penting dalam mencapai Indonesia Sehat 2010, oleh karena itu

Departemen Kesehatan RI memberikan 4 pesan pokok sebagai

pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai berikut :

19
1. Ibu hamil memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan minimal

4 kali selama kehamilan dan mengkonsumsi pil penambah darah

2. Ibu bersalin melakukan persalinan ke petugas kesehatan seperti

bidan

3. Ibu yang memiliki bayi agar memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya

4. Ibu membawa bayi dan balitanya ke posyandu atau sarana

kesehatan untuk ditimbang dan dipantau kesehatannya setiap

bulan.

4. Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)

CDR Sulawesi Selatan pada kurun waktu 2000-2005 adalah

sebesar 8,4%. Berdasarkan Profil Kesehatan kota Makassar tahun

2008 Angka kematian Kecamatan Tallo sebesar 8 %. Angka

Kematian Kasar di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling adalah

2,89 % atau sebanyak 98 orang meninggal dari total penduduk

33.944 jiwa.

20
Berikut ini terdapat tabel jumlah dan penyebab kematian

terbanyak.

Tabel 10

Jumlah dan Penyebab Kematian di Wilayah Kerja Puskesmas

Rappokalling Tahun 2015

1
5- 15- 25- 35- 45- 56-
Sebab 0-1 bln- 1-4 >65 Juml
No 14 24 34 44 54 64
Kematian bln 1 thn thn ah
thn thn thn thn thn thn
thn
1. Diare - - - - - - - - - -

2. Asma - - - - - - - 5 4 8 17

3. DM - - - - - - 1 2 - 1 4

4. Jantung - - - - - - 1 4 1 2 8

5. Hipertensi - - - - - - 2 - - 3 5

6. Stroke - - - - - - - 1 - 1 2

7. Usia Lanjut - - - - - - - - - 1 1

8. KKL - - - - - - - - - - 0

9. Tumor - - - - - - - - - - 0

10. Kanker - - - - - - - - - - 0

11. Ginjal - - - - 1 - - - - - 1

12. Lever - - - - - 1 - - - - 1

13. Kecelakaan - - - - - - - - 0

14. Bronchitis 1 - 1 1 - - - - - - 3

15. Ileus
- - - - - - - - - 0
Obstruktif -

16. Lahir mati 1 - - - - - - - - - 1

Jumlah - - - - - - 51

Sumber : Laporan Data Kematian Puskesmas Rappokalling, 2015

21
5. Data Kesakitan

Berdasarkan Profil Puskesmas Rappokalling tahun 2015

penyakit CC menempati urutan pertama yaitu sebesar 4951

penderita atau sebesar 37,92 % dari jumlah total 13.085 penderita.

Pola kesakitan di Puskesmas Rappokalling berdasarkan 10

penyakit utama tahun 2011, menempatkan CC sebagai penyakit yang

paling banyak diderita oleh pasien pengunjung Puskesmas

Rappokalling. Tabel berikut menggambarkan 10 macam penyakit

utama di Puskesmas Rappokalling.

Tabel 11

10 Penyakit Utama Puskesmas Rappokalling Tahun 2015

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase

1. CC 4951 37,92

2. Dispepsia 2093 16,03

3. Hipertensi 1751 13,41

4. Batuk 1183 9,06

5. Faringitis 970 7,43

6. Dermatitis 752 5,76

7. Artritis 558 4,27

8. Cepalgia 300 2,30

9. Diabetes Mellitus 271 2,07

10. Mialgia 229 1,75

Jumlah 13.853 100

Sumber : Puskesmas Rappokalling, 2015

22
6. Persentase Cakupan Persalinan

Adalah persentase cakupan persalinan di empat kelurahan dan

Puskesmas Rappokalling dimana terdapat target yang ingin dicapai

sebesar 95,30% dari 731 persalinan. Berikut ini terdapat diagram

persentase cakupan persalinan selama periode Januari hingga

Desember 2015.

Diagram 1
PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN
JAN – DES 2015

Bulan Januari – Desember 2015

Target (%) 90

Cakupan 151 141 265 174 731

% 98,05 94,00 95,34 94,56 95,30

Wilayah TL BL RK TM PKM

Sumber : Data KIA Puskesmas Rappokalling, 2015

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Cakupan

Persalinan di tiap kelurahan yang persentase cakupan persalinan

tertinggi yaitu di kelurahan rappokalling sebanyak 265 (95,34%)dan

terendah di kelurahan buloa yaitu sebanyak 141 (94%) dari target 90 %.

7. Persentase Cakupan Neonatal

Adalah persentase cakupan neonatal (Bayi Baru Lahir) di

empat kelurahan dan puskesmas Rappokalling dimana terdapat

target yang ingin dicapai sebesar 90%. Berikut ini terdapat

diagram persentase cakupan neonatal selama periode Januari hingga

Desember 2015.

23
Diagram 2
PERSENTASE CAKUPAN NEONATAL
JAN – DES 2015

Bulan Januari – Desember 2015

Target (%) 90

Cakupan 144 136 262 174 720

% 97,95 95,10 98,89 99,42 98,63

Wilayah TL BL RK TM PKM

Sumber : Data KIA Puskesmas Rappokalling, 2015

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua bayi

baru lahir yang termasuk ke dalam cakupan neonatal dimana dari

cakupan neonatal tertinggi di Kelurahan Tammua sebesar 99,42 %.

8. Persentase Cakupan KI dan K IV

Adalah persentase cakupan pemeriksaan pertama kehamilan

dan pemeriksaan keempat kehamilan pada empat kelurahan dan

wilayah puskesmas Rappokalling. Pada data cakupan ini dapat dilihat

jumlah bumil yang melakukan pemeriksaan K I dan K IV.

Berdasarkan pesan pokok dari Departemen Kesehatan bahwa

pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal sebanyak 4 kali selama

masa kehamilan. Berikut ini terdapat diagram pemeriksaan K I dan K

IV.

24
Diagram 3
PERSENTASE CAKUPAN KI JAN – DES 2015

Bulan Januari – Desember 2015

Target (%) 90

Cakupan 158 157 282 188 772

% 98,1 96,2 96,6 97,4 96,1

Wilayah RK TM TL BL PKM

Sumber : Data KIA Puskesmas Rappokalling, 2015

Diagram 4
PERSENTASE CAKUPAN KIV
JAN – DES 2015

Bulan Januari – Desember 2015

Target (%) 90

Cakupan 152 145 272 181 742

% 94,40 92,35 93,15 93,78 92,40

Wilayah TL BL TM RK PKM

Sumber : Data KIA Puskesmas Rappokalling, 2015

Berdasarkan data di atas dapat dilihat pada cakupan K I dimana

jumlah bumil sebanyak 772 orang dengan persentase terendah di

Kelurahan Tammua sebesar 96,17 %. Pada cakupan K I ini diperoleh

lebih dari target yang ingin dicapai sebesar 96,13 %. Akan tetapi pada

cakupan K IV, jumlah bumil berkurang menjadi 742 orang atau

dengan target sebesar 92,40 % dimana persentase terendah di

Kelurahan Buloa sebesar 92,35 %. Ini menunjukkan keadaan dimana

pemeriksaan pertama/ K I dilakukan di atas trimester I sehingga

25
pemeriksaan K IV bergeser/tidak dilakukan. Sehingga terdapat bumil

yang melakukan pemeriksaan K I menjelang trimester akhir/menjelang

masa partus. Padahal pemeriksaan K IV merupakan indikator

pemeriksaan untuk menentukan kualitas kehamilan menjelang partus.

9. Persentase Cakupan Resti oleh Masyarakat dan Tenaga

Kesehatan

Adalah persentase cakupan resiko tinggi pada ibu hamil

berdasarkan data yang diperoleh melalui tenaga kesehatan dan

masyarakat. Adapun yang tergolong resiko tinggi, yaitu LILA kurang

dari 23,5 cm; preklamsia; anemia gizi bumil, bumil dengan KEK.

Berikut ini terdapat diagram persentase cakupan resti selama periode

Januari hingga Desember 2015.

Diagram 5
PERSENTASE CAKUPAN RESTI OLEH TENAGA KESEHATAN
JAN – DES 2015

Bulan Januari – Desember 2015

Target (%) 20

Cakupan 42 31 43 57 243

% 26,08 19,74 38,69 29,52 30,26

Wilayah TL RK BL TM PKM

Sumber : Data KIA Puskesmas Rappokalling, 2015

Berdasarkan data di atas, target yang ingin dicapai melalui

cakupan resti oleh tenaga kesehatan sebesar 20 % dengan

persentase terbesar di Kelurahan Buloa sebesar 38,69 %. Ini

menunjukkan bahwa masih perlu jangkauan yang lebih dari tenaga

26
kesehatan untuk menilai bumil yang tergolong resiko tinggi. Berbeda

halnya dengan cakupan resti oleh masyarakat, terdapat target

sebesar 10 %. Dalam hal ini yang menilai resti pada bumil adalah

masyarakat dimana persentase terkecil adalah di Kelurahan Buloa

sebesar 38,69 % atau lebih dari target yang ditentukan. Ini

menunjukkan bahwa terdapat kesulitan bagi tenaga kesehatan untuk

menilai bumil resti dibanding masyarakat padahal yang paling penng

adalah penilaian bumil oleh tenaga kesehatan itu sendiri.

10. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Adalah persentase bayi dengan BBLR untuk keseluruhan bayi

lahir hidup. Berikut ini data jumlah bayi lahir hidup dengan BBLR di

wilayah Kota Makassar, Kecamatan Tallo dan Puskesmas

Rappokalling.

Tabel 12

Jumlah Bayi Lahir Hidup dengan BBLR


di Wilayah Kota Makassar, Kecamatan Tallo
dan Puskesmas Rappokaling tahun 2015

Jumlah Bayi Persentase


No Wilayah
(%)
Lahir Hidup BBLR
1. Kota Makassar

2. Kecamatan Tallo

3. Puskesmas 640 82 12,81


Rappokalling
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar, 2015; Data KIA PKM Rappokalling, 2015

27
11. Persentase Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dan

Anemia Gizi Bumil (AGB)

Adalah persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dan

Anemia Gizi Bumil (AGB) untuk keseluruhan ibu hamil yang diperiksa.

Berikut ini data status gizi ibu hamil KEK dan AGB di wilayah Kota

Makassar, Kecamatan Tallo dan Puskesmas Rappokalling tahun 2015

Tabel 13

Status Gizi Ibu Hamil KEK dan AGB di Wilayah Kota Makassar,
Kecamatan Tallo dan Puskesmas Rappokalling Tahun 2015

Jumlah Bumil yang Bumil KEK AGB


No Wilayah
Diperiksa Jumlah % Jumlah %
1. Kota Makassar - - - -

2. Kecamatan Tallo - - - -

3. Puskesmas
Rappokalling
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar, 2015; Data KIA PKM Rappokalling, 2015

12. Persentase Balita Bergizi Buruk dan Bergizi Kurang

Adalah persentase jumlah anak balita KEK (Kurang Energi

Kronik) untuk keseluruhan anak balita. Menurut Susenas di

Indonesia tahun 2008, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita

adalah 37,5% dan menurun menjadi 1,76% pada tahun 2009.

Dari hasil pemantauan status gizi jumlah balita yang

menderita gizi buruk adalah 2763 dari jumlah keseluruhan balita

yang ada dipuskesmas rappokalling yakni anak balita, prevalensi

bergizi buruk pada tahun 2015 adalah 0,4 %. Hal ini berarti

terdapat % anak balita berada di Bawah Garis Merah (BGM).

Sementara prevalensi balita gizi kurang adalah 972, ini berarti

28
terdapat 3,7%, anak balita di Bawah Garis Titik (BGT). Jumlah

balita dengan gizi buruk terbanyak di Kelurahan Rappokalling

begitupun dengan gizi kurang terbanyak di Kelurahan

Rappokallig. Data selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 14

Persentase Balita Bergizi Buruk dan Bergizi Kurang


Hasil PSG Tahun 2015

Gizi Buruk Gizi Kurang


Jumlah
No Kelurahan Jumlah Jumlah
% % Balita
Balita Balita
1. Rappokalling 972 0,5 972 4,6 972

2. Tammua 683 0,3 683 3,4 683

3. Tallo 448 0,4 448 4,4 448

4. Buloa 678 0,4 678 2,5 678

Jumlah 2763 0,4 2763 3,7 2763


Sumber : Hasil PSG, 2015

13. Data Distribusi Vitamin A

Adalah data distribusi vitamin A pada bayi dan anak balita.

Berdasarkan data, terdapat 394 bayi yang mendapat vitamin A dan terdapat

1584 anak balita yang mendapat vitamin A dari total target yang ada 1864

anak balita atau sekitar 85%.

29
Berikut ini terdapat tabel distribusi vitamin A:

Tabel 16

Data Distribusi Vitamin A Wilayah

Puskesmas Rappokalling Tahun 2015

NO KELURAHAN TARGET PENCAPAIAN PERSENTASE (%)

BAYI BALITA BAYI BALITA BAYI BALITA

1 Rappokalling 186 672 158 572 85 85

2 Tammua 139 490 118 416 85 85

3 Tallo 72 324 61 276 84,7 85

4 Buloa 68 378 57 320 83,8 84,5

Jumlah 465 1864 394 1584 85 85

Sumber : Puskesmas Rappokalling, 2015

14. Persentase Peserta KB terhadap Pasangan Usia Subur

Adalah persentase jumlah peserta KB terhadap jumlah pasangan

Usia.Subur di wilayah Puskesmas Rappokalling. Data selengkapnya disajikan

pada tabel berikut.

30
Tabel 17

Persentase Jumlah Peserta KB terhadap


Jumlah Pasangan Usia Subur
di Puskesmas Rappokalling tahun 2015

Jumlah Pasangan Jumlah Persentase


No Kelurahan
Usia Subur Peserta KB (%)
1. Rappokalling 2641 1314 49,75

2. Tammua 1444 1197 82,89

3. Tallo 1270 1014 79,84

4. Buloa 1199 852 71,06

Jumlah 6554 4377 66,78

Sumber : Data KB Puskesmas Rappokalling, 2015

15. Persentase Bayi dengan Cakupan UCI Per Kelurahan Puskesmas

Adalah persentase bayi dengan cakupan UCI lengkap. Data berikut

merupakan hasil pencapaian imunisasi periode Januari – Desember 2015

dimana terdapat hasil cakupan imunisasi BCG, DPT I, DPT III, Polio IV,

Campak, HB I, HB IV, TT I dan TT II di empat wilayah kelurahan dan

Puskesmas Rappokalling.

B. PERILAKU SEHAT

1. Persentase Kelurahan Siaga

Adalah persentase jumlah kelurahan yang masuk kategori Siaga. Di

puskesmas Rappokalling terdapat 4 kelurahan siaga yaitu Kelurahan

Rappokalling , Tammua,Buloa, dan Kelurahan Tallo.Ada 3 kelurahan

menuju Sehat yaitu Kelurahan Buloa,Tammua,dan Rappokalling. Jadi

persentasi kelurahan sehat sebesar 3/4 x 100% =75 %.

31
2. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri

Di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling, terdapat 29 posyandu,

16 di antaranya termasuk Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri

sehingga persentase jumlah posyandu purnama dan mandiri adalah

16/29x100%=55,17%

3. Persentase Penduduk yang berkunjung ke Puskesmas

Rapokalling

Adalah persentase jumlah penduduk yang berkunjung ke

Puskesmas dari Jamkesmas, Jamkesda, Askes. Data selengkapnya

sebagai berikut.

Tabel 19
Persentase Penduduk yang berkunjung ke Puskesmas Rappokalling
Tahun 2015

Yang Berobat ke Puskesmas

Jumlah Jamkesmas Jamkesda Askes


Penduduk
%
Jumlah % Jumlah % Jumlah
14.264 52,99 21.617 52,99 957 2,34
40.794

Sumber : Data Pengunjung Puskesmas Rappokalling, 2015

32
Persentase cakupan Kunjungan Pasien
Jan – Des 2015

Bulan Januari – Desember 2015

Jamkesmas Jamkesda Askes Total

Target 17.878 24.328 1352 36.838

Cakupan 43,82 59,63 3,31 35,58

4. Persentase Rumah Sehat

Adalah persentase jumlah rumah yang termasuk kategori sehat dari

keseluruhan rumah yang ada. Dari 4 kelurahan terdapat 5520 rumah atau

sebesar 69 % yang termasuk kategori rumah sehat dimana yang mencapai

sanitasi dasar sebanyak 98 rumah atau sebesar 50,5 % dari total 7998 rumah

yang ada.

5. Persentase Pemilik Jamban Keluarga

Adalah persentase pemilik jamban keluarga. Data yang disajikan

sebagai berikut.

Tabel 20
Persentase Pemilik Jamban Keluarga Tahun 2015
No. Wilayah Target (%) Cakupan (%)

1. Rappokalling 90 90

2. Tammua 100 98

3. Tallo 100 19

4. Buloa 90 76

5. Puskesmas Rappokalling 92 87

Sumber : Data Kesling Puskesmas Rappokalling, 2015

33
6. Persentase Angka Bebas Jentik

Adalah persentase angka bebas jentik di tiap RW di masing-

masing Kelurahan dan angka bebas jentik di tingkat kelurahan. Data

yang disajikan sebagai berikut :

Tabel 22

Persentase Angka Bebas Jentik Tingkat RW


Dan Tingkat Kelurahan Tahun 2015

Angka Bebas Jentik Tingkat RW (%) Angka


Bebas
Jentik
No. Wilayah
I II III IV V VI Tingkat
Kelurahan
(%)
1. Rappokalling 83,33 88,33 85 90 81,66 - 85,6

2. Tammua 76,61 5 83,33 80 76,66 88,33 80,83

3. Tallo 86,6 88,3 78,3 78,3 83,3 86,6 79,5

4. Buloa 86,6 88,3 76,6 81,6 83,3 _ 83,3

Sumber : Data Kesling Puskesmas Rappokalling, 2015

5. Persentase Sekolah

Adalah persentase sekolah yang sehat untuk keseluruhan

jumlah sekolah dimana terdapat 13 sekolah sehat dari total 16

sekolah yang ada di 4 kelurahan.

6. Jumlah Tempat Umum dengan Tempat Ibadah dan Tempat


Kerja yang diperiksa

Terdapat 28 tempat umum, 15 tempat ibadah dan 4

tempat kerja yang telah diperiksa.

34
7. Persentase pemeriksaan laboratorium

Adalah persentase orang yang berobat dan diperiksa di

laboratorium. Data persentase pemeriksaan di laboratorium dapat

dilihat pada tabel berikut .

Tabel 23

Persentase pemeriksaan di laboratorium


Puskesmas Rappokalling

NO KELURAHAN JUMLAH PEMERIKSAAN CAKUPAN


PDDK URIN DARAH (%)

1. RAPPOKALLING 14.812 103 1914 13,6

2. TAMMUA 9794 38 927 9,8

3. TALLO 8191 18 526 6,6

4. BULOA 7997 7 416 5,3

5. LUAR WILAYAH 6 47

JUMLAH 40.794 172 3830 9,8

35
BAB V

KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. KINERJA SEKTOR KESEHATAN

a. Rasio Tiap Jenis Tenaga Kesehatan terhadap Penduduk

Adalah rasio terhadap 10.000 penduduk sebesar :

Untuk dokter umum 3/40.794 x 10000 = 0,73

Untuk dokter gigi 1/40.794 x 10000 = 0,25

Untuk Tenaga Pelaksana TU 1/40.794 x 10000 = 0,25

Untuk Perawat 7/40.794 x 10000 = 1,72

Untuk Bidan 3/40.794 x 10000 = 0,73

Untuk Tenaga Gizi 1/40.794 x 10000 = 0,25

Untuk Tenaga Farmasi 2/40.794 x 10000 = 0,49

Untuk Tenaga Laboran 1/40.794 x 10000 = 0,25

Untuk Tenaga Kesling 3/40.794 x 10000 = 0,73

Untuk Perawat Gigi 1/40.794 x 10000 = 0,25

Untuk Tenaga Promkes 2/40.794x 10000 = 0,49

Untuk tenaga Epidemiolog 1/40.794 x 10000 = 0,25

Untuk Tenaga Stap TU 1/40.794 X 10000 = 0,25

b. Jumlah Sarana Kesehatan Swasta yang Memiliki Izin

Sarana kesehatan swasta yang ada serta mendapatkan izin

sebanyak 10 sarana, baik itu dari dokter praktek maupun bidan

praktek.

36
c. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi

Untuk pembinaan kesehatan gigi di posyandu dengan tempat

sasaran sebanyak 29 posyandu.

d. Rata-rata Jumlah Pengunjung Puskesmas Rappokalling

Rata-rata jumlah pengunjung per hari ke Puskesmas

Rappokalling sebanyak 90 sampai 190 orang.

e. Jumlah Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman yang

Diperiksa dan Di inspeksi

Target pemeriksaan industri rumah tangga makanan dan

minuman sebesar 18 tempat dengan pencapaian target sebanyak 18

tempat, sedangkan jumlah Depot Air Minum adalah 22 tempat dan

jumlah tempat makanan jajanan 19 tempat.

f. Jumlah Frekuensi Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Jumlah frekuensi penyuluhan kesehatan lingkungan baik itu

penyuluhan kelompok maupun melaui Puskesmas Keliling dibagi dalam

empat triwulan atau sebanyak 52 kali per tahun.

2. KINERJA SEKTOR TERKAIT

a. Frekuensi Penyuluhan KB per Bulan

Frekuensi penyuluhan KB sebanyak 4 kali per bulan

disesuaikan dengan tempat.

b. Jumlah Sekolah dan Siswa yang Dibina Untuk Melakukan UKS

Pembinaan untuk anak SD/MI dengan target sebanyak 9 sekolah,

untuk anak SLTP dengan target sebanyak 3 Sekolah, untuk anak SMU

dengan target sebanyak 1 sekolah. Sedangkan pencapaian untuk anak

37
SD/MI sebesar 9 sekolah, SMP/MTs sebesar 0 sekolah dan untuk SMU

sebesar 0 sekolah.

c. Persentase Cakupan Pengguna Sarana Air Bersih

Adalah persentase cakupan pengguna sarana air bersih. Data yang

disajikan sebagai berikut.

Tabel 23
Persentase Cakupan Pengguna Sarana Air Bersih
Tahun 2015

No. Wilayah Target (%) Cakupan (%)

1. Rappokalling 100 100

2. Tammua 100 100

3. Tallo 90 92

4. Buloa 90 95

5. Puskesmas Rappokalling 95 97

Sumber : Data Kesling Puskesmas Rappokalling, 2015

d. Rata-rata Tempat Pembuangan Sampah Sementara per Bulan

Rata-rata tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 12

sarana yang tersedia (termasuk dalam pengawasan), akan tetapi untuk

inspeksi sarana pembuangan sementara dengan target sebanyak

5878 sarana dengan pencapaian target sebanyak 3756 sarana.

e. Peserta Kader Sosial Sebagai Tenaga Penyuluh Kesehatan

Adalah kader kesehatan aktif sebanyak 140 orang yang terdiri

dari kader posyandu dan PKK di kantor kelurahan.

38
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pembangunan di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling masih mengacu

pada 15 Kegiatan Pokok Puskesmas pada tahun 2015 Kegiatan Pokok ini terbagi

ke dalam 7 unit tugas yang saling mendukung. Sebagai puskesmas di wilayah

perkotaan dengan jumlah penduduk 40794 jiwa maka Puskesmas Rappokalling

mempunyai beragam masalah kesehatan.

Masalah kesehatan yang ada sangat terkait oleh beberapa faktor seperti

perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan, faktor genetik, keturunan, dll.

Perilaku masyarakat merupakan faktor yang paling dominan dalam timbulnya

masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling. Perilaku ini terkait

dengan tingkat pendidikan dimana jumlah penduduk terbanyak mengenyam

pendidikan di bangku SD, dan SMP

Masalah kesehatan yang ada diupayakan untuk diatasi sesuai dengan

sumber daya manusia maupun sumber infrastruktur yang tersedia. Upaya

pembangunan kesehatan ini dapat dilihat pada derajat kesehatan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Rappokalling, dimana angka kematian bayi sebesar

0,41% atau 3 bayi meninggal dari total 731 bayi. Sedangkan untuk angka

kematian balita sebesar 0,0% dari total 3267 anak balita yang ada. Dan

adapun untuk angka kematian ibu sebesar 0% dari total 767 orang ibu

melahirkan.

Adapun untuk angka kematian kasar mencapa i per 1000 penduduk

atau sebanyak orang meninggal dari total penduduk 40.794 jiwa dimana

penyebab kematian terbanyak adalah Usia Lanjut dengan jumlah . Dan

39
berdasarkan 10 macam penyakit utama, CC menempati tempat pertama

sebagai penyakit utama di Puskesmas Rappokalling dengan jumlah 4961.

Adapun untuk persentase cakupan persalinan, angka tertinggi di

Kelurahan Tallo sebesar 98,05 persalinan atau lebih dari target 90%.

Sedangkan untuk persentase cakupan neonatal terendah di Kelurahan Buloa

sebesar 95,01 % dari target 90%.

Berdasarkan data cakupan K I, jumlah bumil 772 orang dengan target

cakupan 96,13%. sedangkan untuk K IV sebanyak 742 bumil dengan angka

cakupan sebesar 92,40 % dari target 90%.

Adapun persentase cakupan resti oleh tenaga kesehatan, angka

tertinggi di Kelurahan Buloa sebesar 38,69% sedangkan target yang ingin

dicapai sebesar 20%. Ini berarti target pencapaian Resti oleh tenaga

kesehatan melebihi targer yang sudah ada..

Adapun persentase bayi dengan BBLR sebesar 12,81% atau 82 bayi dari

640 bayi lahir. Dan persentase bumil KEK adalah 6,87% atau 43 bumil dan

AGB sebesar 17,40% atau 17 bumil dari total 803 bumil.

Berdasarkan data hasil PSG, diperoleh 2763 balita dengan gizi buruk

atau 0,4% dan 2763 balita dengan gizi kurang atau 3,7% dari total 32863267

balita. Adapun untuk data Imunisasi, rata-rata sudah mencapai target yang

ditentukan dan ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan Puskesmas

Rappokalling.

Untuk peningkatan kesehatan masyarakat dibuat 2 kelurahan untuk

PHBS, juga dilibatkan partisipasi masyarakat dalam bentuk keaktifan kader

posyandu, terdapat 29 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rappokalling

40
dimana 16 di anataranya posyandu purnama dan posyandu mandiri atau

target pencapaian posyandu 55,17%.

Walaupun terdapat peningkatan dalam pencapaian program kesehatan di

Puskesmas Rappokalling, namun terdapat beberapa issu yang masih harus

ditingkatkan , seperti :

 Masalah tenaga kesehatan, yaitu rasio dokter dan pasien yang masih

belum memadai 40.794 jiwa penduduk

 Sistem informasi kesehatan sudah dilakukan secara online, dengan

sistem komputerisasi data base kesehatan sehingga hasil-hasil pelayanan

kesehatan dapat tercermin pada laporan tahunan puskesmas dimana

pengelolaan data dapat disajikan dalam bentuk profil kesehatan

puskesmas yang lebih lengkap.

 Stok vaksin untuk imunisasi hepatitis dan polio sudah tersedia tiap

bulannya sehingga cakupan imunisasi Polio dan Hepatitis sudah mencapai

target.

 Kondisi jalan menuju puskesmas sudah lebih baik sehingga lebih mudah

mencapai puskesmas..

 Tambahan tenaga kesehatan dan perbaikan sarana di Puskesmas

Pembantu dimana terdapat dua kelurahan yakni Kelurahan Tallo dan

Buloa sehingga pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.

Pelayanan posyandu yang masih mengandalkan tenaga kesehatan dan

kader posyandu, perlu peran lebih aktif dari lembaga seperti Kelurahan,

PKK, LPM, BKKBN dan instansi lain yang terkait.

41

Anda mungkin juga menyukai