4
perubahan dan perkembangan yang berimbas pula terhadap tuntutan akan pelayanan
kesehatan yang diberikan Puskesmas sebagai unit terdepan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Perubahan dan perkembangan masyarakat inilah yang
menjadi dasar dan pedoman bagi Puskesmas untuk merencanakan dan menyusun
suatu Perencanaan Tingkat Puskesmas melalui mini loka karya yang diselengarakan
oleh Puskesmas. Hasil-hasil yang telah disepakati dalam mini loka karya kemudian
dikerjakan selama setahun dalam bentuk upaya-upaya wajib dan upaya
pengembangan Puskesmas.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dapat berperan sebagai Pusat
pengembangan yang melaksanakan pembinaan, memberikan pelayanan upaya
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya, dan sebagai rujukan
paling dasar masyarakat dalam memperoleh informasi dibidang kesehatan.
b). Misi
5
“LIPOPA” (Loyalitas, Inovatif, Profesional, Obejktif, Puas dan Akuntable)
b. Tujuan
1). Tujuan Umum
Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Trans Sesuai Kapasitas yang ada.
c. Sasaran
1). Masyarakat Umum.
2). Institusi Pendidikan.
d. Strategi
2. Kondisi Geografi
Puskesmas Lifofa merupakan salah satu dari 10 Puskesmas yang ada di
Kota Tidore Kepulauan, yang terletak di Desa Lifofa, Kecamatan Oba Selatan.
6
Luas wilayah kerja Puskesmas Lifofa adalah 28,000 m³, terdiri dari dataran
rendah dan pantai dengan komposisi luas lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan
tanah sebagai pekarangan, tegalan, bangunan / rumah, dan lain-lain.
Wilayah kerja Puskesmas Lifofa terdiri dari 7 Desa dan 6 Dusun, yaitu :
7
Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lifofa
3. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lifofa sebanyak 5.407
jiwa (1.547 KK) terdiri dari laki-laki 2.715 jiwa dan perempuan 2.692 jiwa.
Tabel 1
Distribusi Penduduk Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Lifofa Tahun 2016
Jumlah Penduduk Jumlah KK
No Desa Total
Laki-laki Perempuan
1 Selamalofo 329 359 383 668
2 Maidi 524 502 167 1.026
3 Hager 226 229 101 455
4 Wama 611 664 315 1.275
5 Lifofa 465 391 209 856
6 Tagalaya 226 261 120 487
7 Nuku 334 286 155 620
Jumlah 2.715 2.692 1.450 5.407
8
Tabel 3
Distribusi Data Sarana Pelayanan Kesehatan
di wilayah UPTD Puskesmas Lifofa Tahun 2016
Kel / Desa
Jenis Sarana
Selmlofo Maidi Hager Wama Lifofa Tagalaya Nuku Trans. M Jumlah
Pusk. Induk
- - - - 1 - - - 1
Pustu
- 1 - - - - - 2 3
Polindes/Poskesdes
2 - 1 1 - 1 1 - 6
Posyandu
2 2 1 2 2 1 1 1 12
JUMLAH 4 3 2 3 3 2 2 3
9
5. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
Maulisna Anhar,SKM
NIP. 19830103 200902 2 001
.
Pj. Ke pegawaian
Pj . Keuangan
Me gawatiAbubakar,SKM
NIP. 19871201 201101 2 010 ________________
. NIP. .
Pe l a ksana Promkes & UKS Pe l a ksana Ke sehatan Jiwa PJ. Pe me riksaan Umum PJ. Kes ehatan Gigi & Mul ut
M. Fa jri , SKM Fadli R. Ma hasari, A.Md. Kep dr. Indri Irfanita Ibrahim Di ana Sukmawati, S.Ke p,Ns
NRPTT. 440.11.26 NIP. 19821210 200803 1 002 NIP. 19910104 201902 2 004 NIP. 19901205 201503 2 002
. . . .
Pe l aksana Kesehatan
Pe l aksana Kesehatan Gigi PJ. KIA-KB yg UKP PJ. Gawat Darurat
Li ngkungan
Ma s ya rakat Ma l fina Edis, A.Md.Keb Adi yasnur, A.Md. Kep
Bute t J. Si hombing
Ris mawati, SKM NIP. 19870715 201101 2 015 NRPK. 28.07.0302449
NRPK. 28.7.0702450 NI P. 19861127 201101 2 007 .
. .
.
Pelaksana Kesehatan Tradisional
Pel aksana Perkesmas PJ. Gizi yg UKP PJ. Pe rs alinan & Pone d
Komplementer
M. Fajri, SKM Sri Aisyah Muhartati,S.Far,Apt Ri s mawati,SKM Ira Kurniaty T, A.Md. Ke b
NRPTT. 440.11.26 NIP. 19870603 201101 2 007
NIP. 19861127 201101 2 NIP. 19910811 201503 2 003
. 001 .
.
Pelaksana GIZI yg UKM Pe l aksana Kesehatan Olah Raga PJ. Ke fa rmasian PJ. Laboratorium
Merli n Balak, A.Md. G Diana Sukmawati,S.Kep,Ns Sri Ai s yah M,S.far,Apt Fa tma Dukomalamo,AMAK
NRPTT. 28.07.0802448 NIP. 19901205 201503 2 002 NI P.19870603 201101 2 007 NIP. 19890609 201101 2 007
. . . .
Pelaksana KB
Malfina Edis,A.Md.Keb
NIP. 19870715 201101 2
015 .
PJ. Pustu Mai di PJ. Poskeskel Sel ama lofo PJ. Pus ling
PJ. Jeja ri ng Fasyankes
Junita M. A.Md, Keb Sakinah Hasan,A.Md.Keb Di a na Sukmawati,S.Kep,Ns
_________________
NIP. 19830103 201704 2 001 NIP. 19890723 201101 2 005 NIP.19901205 201503 2 002
NIP. .
. . .
10
B. NILAI-NILAI DASAR ASN
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), pegawai ASN memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. Pelayan publik pelaksana kebijakan publik,
2. pelaksana kebijakan publik,
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sikap dan perilaku yang merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa
keputusan atau tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan hasil
evaluasinya dapat berupa reward atau punishment (LAN, 2015). Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
11
b. Transparansi yaitu sikap terbuka sehingga dapat meningkatkan komunikasi
dan kerjasama kelompok, serta meningkatkan keyakinan kepada pimpinan.
e. Keadilan yaitu landasan utama dari akuntabilitas yang harus dijaga agar
tidak menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi.
1. Nasionalisme
Nasionalisme dapat didefinisikan sebagai rasa yang tertanam dalam jiwa untuk
mencintai, bangga, dan rela berkorban demi tanah air. Dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara sebagai aparatur sipil negara (ASN) jiwa nasionalisme wajib untuk
diimplementasikan dalam bentuk nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai dasar ASN
dalam kehidupan. Implementasi tersebut terbagi menjadi 5, yaitu:
12
a. Implementasi sila pertama
1). Mewujudkan nilai-nilai moral ketuhanan dalam perilaku kehidupan.
2). Menjadikan Indonesia sebagai negara berketuhanan tanpa mendikte agama
tertentu.
13
2. Etika Publik
Etika merupakan suatu refleksi dari baik atau buruk, benar atau salah, dan patut
atau tidak patut. Kode etik adalah aturan atau norma yang berlaku pada kelompok
tertentu. Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN, Kode etik ASN terbagi
menjadi 12, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi,
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin,
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan,
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku,
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan,
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara,
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien,
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya,
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan,
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain,
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN, l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
14
Dengan penerapan kode etik ASN ini perilaku para pejabat publik harus berubah.
Dimulai dari mengubah pola piker pejabat adalah pelayan, wewenang menjadi
peranan dan harus sadar bahwa jabatan publik adalah suatu amanah.
3. Komitmen Mutu
Nilai-nilai dasar komitmen mutu yaitu efisiensi, efektifitas, inovasi dan mutu.
Kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan publik yang bermutu harus
berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
15
dengan satu atau lebih karakteristik yang diharapkan terdapat dalam
barang atau jasa tertentu (LAN, 2015).
4. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang berarti kerusakan, kebrobokan,
dan kebusukan. Dampak korupsi sangat luar biasa, menyebabkan kerusakan baik
dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat (LAN, 2015). Kesadaran anti korupsi
melalui pendekatan spiritual membentengi PNS melakukan korupsi, mendorong
memiliki visi misi organisasi yang baik, terpacu melakukan yang terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.
Kesadaran anti korupsi yang telah mencapai puncak tertinggi akan menyentuh
spiritual accountability seseorang. Spiritual Accountability yang baik akan
menghasilkan niat baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya
akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik.
Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin bahwa pemilik spiritual
accountability yang baik akan mendorong public accountability yang baik pula, dan
tentunya tidak akan tergerak dan mempunyai niat sedikit pun untuk membuat
kerusakan di muka termasuk didalamnya adalah melakukan korupsi, sebaliknya justru
akan mempunyai niat yang sangat kuat untuk menghindari korupsi (LAN, 2015).
5. Manajemen ASN
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Berikut
16
adalah beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
17
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka aparatur sipil negara berfungsi
sebagai berikut.
a). Pelayan publik
b). Pelaksana kebijakan publik
c). Perekat dan pemersatu bangsa.
Dengan demikian, peran dari Pegawai ASN sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
6. Whole Of Government
a. Pengertian whole of government
Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatanvinteragency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
18
b. Praktek whole of government
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
a) Penguatan koordinasi antar lembaga Penguatan koordinasi dapat dilakukan
jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dapat
dilakukan lebih mudah.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus Pembentukan lembaga terpisah dan
permanen yang bertugas dalammengkoordinasikan sektor atau kementerian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
19
b) Nilai dan budaya organisasi seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai
dan budaya organisasi punmenjadi kendala mana kala terjadi upaya kolaborasi
sampai dengan penyatuan kelembagaan
c) Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM
yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
20
8. Pelayanan Publik
Pelayanan publik berdasarkan UU No.25 Tahun 2009 adalah suatu kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan UU bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelajaran
administratif yang disediakan oleh penyelenggara publik.
a. Unsur-unsur dalam pelayanan publik ada tiga, yaitu:
a). Penyelenggara publik
b). Penerima pelayanan publik
c). Kepuasan Publik
b). Transparan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan keterbukaan dalam segala akses akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
c). Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk
dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
21
d). Tidak diskriminatif.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara
satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis
kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.
g). Aksesibel.
Penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga
negara yang membutuhkan. Dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan
publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dll.) dan dapat dijangkau dalam arti non-
fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat.
h). Akuntabel.
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka
22
bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
i). Berkeadilan.
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari
praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.
23