Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 B,


bahwa setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
Pembangunan kesehatan adalah integral dari pembangunan nasional. Untuk tercapainya
keberhasilan pembangunan nasional tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang
lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta, dan
masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009), oleh karena itu
pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain
untuk mencapai atau mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan batin melalui
strategi paradigma sehat yang mengutamakan upaya Promotif dan Preventif tanpa mengabaikan
upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
Salah satu sasaran pembangunan kesehatan yang ingin dicapai pada akhir tahun 2009
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 ) diantaranya penurunan
angka kematian bayi dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (SKDI 2002 – 2003 ) menjadi 26 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Sebagai tindak lanjut dari RPJMN , Rencana Aksi
Nasional ( RAN ) pencegahan dan penanggulangan gizi buruk tahun 2005 – 2009 telah menyusun
sejumlah kegiatan dengan harapan seluruh kegiatan perbaikan gizi yang dilakukan dapat
menurunkan masalah gizi kurang dari 27,3 % tahun 2003 menjadi 20 % tahun 2009, dan masalah
gizi buruk dari 8,0 % tahun 2003 menjadi 5 % tahun 2009.
Tingginya angka kematian neonatal, bayi dan balita, bumil serta penyakit – penyakit
baik yang degeneratif maupun yang berbasis lingkungan hal ini antara lain di sebabkan oleh
rendahnya jangkauan dan kualitas pelayanaan kesehatan, belum meratanya penempatan dan
penyebaran tenaga medis maupun paramedis. Tenaga kesehatan yang ada umumnya memiliki
keterampilan dan kompetensi klinis yang terbatas dalam memberikan pelayanan kesehatan, obat-
obatan dan alat kesehatan serta sarana dan prasarana yang masih terbatas.
Untuk mencapai target diatas serta terlaksananya semua program – program kesehatan
yang telah direncanakan mau tidak mau kita harus memacu, meningkatkan partisipasi dan peran
serta masyarakat, memperkuat kelembagaan seperti PKK, Posyandu, Saka Bakti Husada, UKS/
UKGS dan kegiatan – kegiatan lainya.

1
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilakukan,
oleh sebab itu kita wajib memberikan informasi masalah kesehatan kepada masyarakat, dari
beberapa Program wajib Puskesmas seperti kesehatan ibu dan anak serta KB, peningkatan Gizi
keluarga, manfaat Imunisasi pada bayi dan balita, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), meningkatkan kesehatan lingkungan termasuk gerakan 3M kepada masyarakat. sehingga
masyarakat sadar dan mengetahui serta diharapkan dapat mengubah perilaku yang buruk menjadi
baik menurut standar kesehatan walaupun memakan waktu yang panjang dan lama. Selain
kegiatan promotif dan preventif seperti diatas perlu ada juga kegiatan berupa pembinaan kader
kesehatan sehingga kader tersebut mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup
mengenai masalah kesehatan, dan diharapkan kader yang telah dibina tersebut dapat membantu
menyuluh kepada masyarakat dan membantu menjaring/ menemukan masalah-masalah kesehatan
di lingkungannya, sehingga masalah kesehatan di masyarakat dapat cepat di tangani oleh dokter
dan petugas kesehatan/pemegang program terkait. Guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat dilakukan melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support) dan
gerakan masyarakat (empoverment), sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya ini semua
diharapkan dapat memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan kesehatan pada
khususnya dan pembangunan kesehatan millenium (MDGs) 2016 pada umumnya.
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan. Untuk itu, Puskesmas harus
mampu mewujudkan Visi Puskesmas yaitu Menjadikan Puskesmas Yang Terpercaya dan
Profesional untuk Mewujudkan Kebanggaan dan Kemandirian Masyarakat di Bidang
Kesehatan dengan 6 misinya yaitu :
1. Memberikan Pelayanan Medic dasar yang Berkualitas
2. Meningkatkan Profesionalisme SDM dalam bidang kesehatan
3. Menyediakan Sarana dan Prasarana yang memadai
4. Membangun suasana kerja yang nyaman dan Kondusif
5. Meningkatkan kerja sama lintas Sektoral
6. Mendorong masyarakat wilayah Puskesmas Tetewatu untuk hidup sehat

1. 2 PERMASALAHAN

Luasnya wilayah, sebaran penduduk yang tidak merata, tingkat pendidikan dan sosial
budaya serta kendala factor alam sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan dan
timbulnya penyakit. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan terutama tenaga yang
handal di lapangan serta keterbatasan alat kesehatan yang ada dan kurangnya alat penunjang
diagnostik di Puskesmas menambah panjang permasalahan kesehatan yang ada.

2
Keadaan jalan yang kurang baik merupakan salah satu masalah dalam memberikan pelayanan
kesehatan di lapangan. Termasuk tidak adanya mobil Pusling untuk rujukan pasien dan keperluan
pengambilan logistik ke Kabupaten setiap bulannya.
Rendahnya kompetensi yang dimiliki petugas kesehatan di lapangan diharapkan dapat
ditingkatkan dengan program pelatihan maupun tugas belajar sehingga permasalahan dibidang
kesehatan dapat ditangani dengan sebaik- baiknya.

BAB II
3
GAMBARAN UMUM

A. Geografis
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Tugas (UPT) dari Dinas Kesehatan yang
berperan sebagai penyelenggara dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan dan
merupakan ujung tombak pembangunan Kesehatan di daerah. Puskesmas Tetewatu
merupakan salah satu unit pelaksana tugas kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Utara yang memiliki wilayah kerja di Kecamatan Wiwirano.

Puskesmas Tetewatu memiliki tanggung jawab upaya kesehatan di bidang promotif,


pereventif, kuratif dan rehabilatif dengan wilayah kerja yang terdiri dari 6 desa yang
merupakan sebagian dari Kecamatan Wiwirano. Fungsi dari Puskesmas Tetewatu tersebut
adalah sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat
dan keluarga menuju masayarakat yang mandiri dan sehat serta pusat pelayanan strata I
(pelayanan tingkat dasar). Puskesmas Tetewatu adalah salah satu dari puskesmas yang ada
di Kabupaten Konawe Utara, terletak di Wilayah Kecamatan Wiwirano, dengan luas
wilayah kerja seluruhnya mencapai 91, 56 Km2

4
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Puskesmas Tetewatu

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Tetewatu adalah sebagai berikut:

Utara       :  berbatasan dengan Sulawesi Tengah

Barat        : berbatasan dengan Kab. Konawe

Timur      : berbatasan dengan Kecamatan Langgikima

Selatan    : berbatasan dengan Kecamatan Landawe

Jarak Puskesmas Tetewatu ke Ibu kota Kabupaten ± 9 0 km. Sedangkan ke Ibu Kota
Provinsi 180 km. Luas wilayah kerja Puskesmas Tetewatu adalah 91, 56 Km2 dan
mewilayahi 6 desa ,yaitu Desa Lamparinga (9, 98 Km2), Desa Wacupinodo (9.21 Km2), Desa
Tetewatu(20,08 Km2), Desa Padalere (13, 25 Km2), Desa Padalere Utama (16, 64 Km2) dan
Desa Pondoa (22, 40 Km2)

Tabel 1. 1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Tetewatu

Luas
No. Desa/Kelurahan
(km2)

1 Lamparinga 9, 98

2 Wacupinodo 9,21

3 Tetewatu 20, 08

4 Padalere 13, 25

5
5 Padalere Utama 16, 64

6 Pondoa 22,40

Puskesmas 91, 56

Sumber : Kecamatan Wiwirano, 2018

Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu merupakan daerah dataran rendah dengan


ketinggian rata-rata 400 meter di atas permukaan laut, dengan keadaan tanah sebagian
berpasir yang dijadikan daerah perladangan untuk menanam merica dan persawaha. Pada
Umumnya Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu dapat dijangkau dengan kendaraan roda
dua maupun kendaraan roda empat.

B. Demografi
Tabel 1.2 Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2018

Jumlah penduduk
No. Nama Desa Jumlah Persen (%)
Laki-laki Perempuan

1 Lamparinga 336 416 752 27,65

2 Wacupinodo 66 93 159 5,84

3 Tetewatu 245 327 572 21,03

4 Padalere 106 168 274 10,07

5 Padalere Utama 245 361 606 22,28

6 Pondoa 126 230 356 13,09

Total 1124 1595 2719 100

Sumber : Data Sasaran Puskesmas Tetewatu

Pada tabel 2.2 diatas persebaran jumlah penduduk terbesar berada di Desa Lamparinga
sebanyak 752 jiwa atau sebesar 27, 56%, sedangkan jumlah peduduk terendah berada di Desa
Wacupinodo yaitu sebesar 159 jiwa atau 5, 84%.

Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Wilayah
kerja Puskesmas Tetewatu Tahun 2018

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK
NO. LAKI-LAKI +
UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
1. 0-4 98 106 204
2. 5-9 90 101 191

6
3. 10-14 87 96 183
4. 15-19 89 72 161
5. 20-24 96 87 183
6. 25-29 89 87 176
7. 30-34 66 71 137
8. 35-39 57 53 110
9. 40-44 45 36 81
10. 45-49 41 43 84
11. 50-54 53 57 110
12. 55-59 52 40 92
13. 60-64 27 34 61
14. 65-69 17 19 36
15. 70-74 6 4 10
16. 75 + 2 3 5

Jumlah 915 909 1.824

C. Bidang Kewenangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 75 tahun 2014 pasal 35 ayat 1 dan 2
menyebutkan bahwa Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan tingkat pertama dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Upaya kesehatan tingkat pertama yang dimaksud adalah upaya kesehatan Esensial dan
Pengembangan. Upaya kesehatan esensial meliputi :

1. Pelayanan Promosi Kesehatan.


2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana.
4. Pelayanan Gizi.
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
6. Pelayanan Pengobatan
Upaya kesehatan pengembangan, meliputi : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas),
Kesehatan mata, jiwa, lansia, PKPR, Kesehatan Lansia, makanan dan minuman
(makmin), pengobatan teradisional (Battra), Penyakit tidak menular (PTM) dan
rawat jalan.

D. Aspek Strategis
Program dan indikasi kegiatan dalam pembanguan kesehatan ditujukan upaya pencapaian
visi dan misi Puskesmas Tetewatu yang dapat memberikan kontribusi kepada pencapaian
visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara. Program dan kegiatan prioritas
yang terakomodir di setiap lini pelayanan dapat diharapkan mampu mencerminkan
pelayanan kesehatan secara komprehensif, efektif, efisien dapat diakses dengan mudah dan

7
terjangkau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu khususnya, sehingga dapat
memberikan kepuasan terhadap para pengguna jasa Puskesmas. Prioritas pelayanan
kesehatan adalah peningkatan pelayanan kesehatan kepada kelompok rentan seperti ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan lain-lain.

E. Aspek Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Utara Nomor 3 Tahun 2015
tentang Pembentukan Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Utara tertanggal 05 Januari 2015, bahwa Puskesmas mempunyai tugas
pokok melaksanakan tugas teknis Dinas di bidang pengelolaan Puskesmas sesuai dengan
wilayah dan lingkup tugasnya. Struktur organisasi dari Puskesmas terdiri dari Kepala
Puskesmas, Kepala Sub bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur
organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi secara
efisien, efektif dan produktif.

Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan ketatausahaan, Kepala Puskesmas


dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha dengan tiga Sub Bagian yakni Sub
Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, dan Sub bagian inventaris barang dan informasi.
Masing -masing Sub Bagian dapat dibantu oleh beberapa staf sebagai pengelola
urusan atau kegiatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pelaksanaan tugas manajemen dan tatalaksana program, Kepala


Puskesmas dibantu oleh 3 orang Koordinator, yakni :

1. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib dengan 6 pelaksana yaitu :


Pelaksana Promosi Kesehatan, Pelaksana Kesehatan Lingkungan, Pelaksana
Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Pelaksana Pemberantasan
Penyakit Menular, Pelaksana Gizi, dan Pelaksana Pengobatan.
2. Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan dengan 4 Pelaksana
yaitu : Pelaksana lansia, Penyakit tidak menular (PTM) , kesehatan kerja dan
PKPR
3. Koordinator Upaya Kesehatan Penunjang dengan 3 Pelaksana yaitu : Pelaksana
SP2TP, Farmasi, dan Pelaksana Laboratorium Sederhana.
Koordinator Jejaring Pelayanan dengan 5 Pelaksana yaitu : R u m a h S a k i t ,
Pelaksana Pustu, Bides, Pelaksana Poskesdes, dan Pusling.

F. Aspek Sumber Daya Manusia


Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang sangat penting terhadap
pembangunan dan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Tetewatu. Sumber Daya
Manusia Puskesmas Tetewatu terlihat pada tabel di bawah :
8
Tabel 1.3 Jumlah Sumber Daya Manusia Tahun 2018

Status Ketenagaan
No. Jenis Nakes Jumlah
PNS PTT Honorer

1. Dokter Umum - 1 - 1

2. S1 Farmasi - - - -

3. S1 Kesmas - - 1 1

4. S1 Keperawatan 1 - 1 2

5. D IV Kebidanan - - - -

6. D III Keperawatan 1 - 9 10

7. D III Kebidanan 5 - 5 10

8. D III Gizi 1 - - 1

9. D III Kesling - - - -

10. SMA 2 - 2

Jumlah 16 1 11 27

Sumber : Kepegawaian Puskesmas Tetewatu

Berdasarkan tabel diatas, jumlah ketenagaan di Puskesmas belum memadai, sehingga


dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan lainnya.

G. Aspek Ketersediaan Obat


Obat adalah salah satu komponen dalam sarana kesehatan yang sangat dibutuhkan
dalam pelayanan kesehatan. Di Puskesmas Tetewatu kebutuhan obat terbesar adalah obat-
obatan jenis antibotik dan golongan analgetik-antiphiretik, mengingat jumlah kasus
penyakit terbesar adalah penyakit infeksi. Kebutuhan obat- obatan jenis lain disesuaikan
dengan jumlah kasus penyakit, Namun secara umum kebutuhan obat terpenuhi. Pemenuhan
kebutuhan obat berasal dari Dinas Kesehatan Konawe Utara, yang disuplai secara periodik
setiap 3 bulan sekali untuk jenis obat rutin, sedangakan untuk jenis obat program dapat
diambil kapan saja sesuai kebutuhan program terkecuali untuk vitamin A yang selalu
secara periodic didistribusikan setiap bulan Februari dan Agustus.

H. Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan


Di wilayah puskesmas Tetewatu sampai dengan tahun 2018 terdapat beberapa sarana
yang masih belum mencukupi. Sedangkan fasilitas lain yang belum memadai adalah
Poskesdes dan Pustu, karena adanya kerusakan ringan.

Tabel 1.4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2018

9
JUMLAH DI JUMLAH
NO. JENIS FASILITAS KEADAAN
BUTUHKAN YG ADA

1. Puskesmas 1 1 Baik

2. Pukesmas pembantu 4 4 Baik

3. Rumah Dinas 3 2 Baik

4. Gudang obat 1 1 Baik

5. Laboratorium sederhana 1 1 Baik

6. Poskesdes/bangunan fisik 2 4 Baik

7. Apotik 1 1 Baik

8. Pusling 1 1 Baik

9. Kendaraan Dinas roda 2 3 2 Baik

10. Kendaraan Dinas roda 4 2 2 Baik

11. Komputer 1 1 Baik

12. Laptop 3 3 Baik

13. LCD 1 1 Baik

10
I. Aspek Peran Serta Masyarakat (UKBM)
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan
atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
Di wilayah Puskesmas Tetewatu dari 6 desa, ada belum satu pun menjadi desa siaga aktif.
Keadaan UKBM wilayah Puskesmas Tetewatu adalah sebagai berikut :

Tabel 1.5 Keadaan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Tahun 2018

PERAN SERTA MASYARAKAT


NO DESA DUKUN
POSYANDU KADER TOMA KET
BAYI

1 Lamparinga 1 5 1

2 Wacupinodo 1 5 1

3 Tetewatu 1 5 1

4 Padalere 1 5 1

5 Padalere Utama 1 5 1

6 Pondoa 1 5 1

Puskesmas 6 30 6

J. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan sektor kesehatan sangat penting untuk pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas Tetewatu. Pembiayaan sektor kesehatan bersumber antara lain dari dana
DAU, Kapitasi JKN, dan, BOK. Pembiayaan di Puskesmas Tetewatu Kecamatan Wiwirano
Kabupaten Konawe Utara sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN.

11
K. Sosial Budaya
1. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:
a. Tidak lulus SD : 37 %
b. Lulus SD : 32 %
c. Lulus SLTP : 16 %
d. Lulus SLTA : 10 %
e. Sarjana : 5 %

5; 5%
10; 10%
37; 37%
16; 16%

32; 32%

Tidak lulus SD Lulus SD Lulus SLTP


Lulus SLTA Sarjana

2. Distribusi Penduduk berdasarkan mata Pencaharian :

PNS
Pedagang
6%
6%

Peternak
28%
Petani
61%

Petani Peternak Pedagang PNS

Keterangan :
- Petani : 55 %
- Peternak : 25 %
- Pedagang : 5 %
- PNS : 5 %

12
- Buruh : 10 %
3. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama :

Distribusi Berdasarkan Agama

Hindu
23%

Kristen
10%
Islam
67%

Islam Kristen Hindu

Keterangan :
- Islam : 67 %
- Kristen : 10 %
- Hindu : 23 %

L. Sarana Perhubungan
Sarana perhubungan di Wilayah Puskesmas Tetewatu sebagian besar menggunakan
transportasi darat dan sebagian kecil lainnya menggunakan transportasi air. Jarak terjauh
daerah binaan ± 15 km, dan berdasarkan kemudahan untuk menjangkau daerah binaan
maka dapat dikelompokan menjadi 3 daerah :
a. Daerah mudah : 1 desa ( ds.Tetewatu,)
b. Daerah sedang : 2 desa ( ds.Lamparinga. ds. Wacupinodo )
c. Daerah sulit : 3 desa ( ds.Padalere Utama dan ds. Pondoa, ds. Padalere )
M. Sarana Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat akan mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan
program. Dengan tingkat pendidikan yang cukup program-program yang dilaksanakan dapat
mencapai hasil yang optimal. Begitu juga sebaliknya. Sarana- sarana pendidikan yang ada di
wilayah Puskesmas Tetewatu yaitu :

Tabel 1. 6. Data Sarana Pendidikan di Wilayah kerja Puskesmas Tetewatu Tahun 2018

No. DESA Nama Sekolah


1. Lamparinga SDN 5 Wiwirano
2. Tetewatu 1. SDN 3 Wiwirano
2. SMPN Satap 3 Wiwirano
3. Wacupinodo -
13
4. Pondoa SDN 7 Wiwirano
5. Padalere SDN 2 Wiwirano
6. Padalere Utama 1. SDN 8 Wiwirano
2. SMPN Satu Atap 2 Padaler Utama
Sumber : PKM Tetewatu Tahun 2018

N. Peran serta masyarakat


Puskesmas Tetewatu yang mempunyai 6 desa binaan, kesemuanya merupakan desa
siaga.Masih kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan di desa merupakan
kendala bagi tenaga kesehatan untuk mengaktifkan desa siaga menjadi Desa Siaga Aktif,
mengaktifkan GSI.
Upaya kami untuk lebih menggerakan masyarakat dengan melaksanakan SMD/MMD,
pembinaan kader posyandu agar UKBM aktif, kemitraan Kader-Dukun, dan membina desa
unggulan untuk menjadi Percontohan.Puskesmas Tetewatu mempunyai 6 buah posyandu.
O. Sturuktur Organisasi Puskesmas Tetwatu
Gambar 2. Struktur Organisai Puskemas Tetewatu

Sumber Puskesmas Tetewatu 2018

14
BAB III
JENIS PELAYANAN DAN UPAYA KESEHATAN

Akuntabilitas Upaya Kesehatan


1. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajad kesehatan masyarakat dan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
Puskesmas Tetewatu dimana salah satu strategi utamana adalah meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka untuk
mencapai keadaan tersebut telah dilakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, swasta dalam rangka untuk
memelihara, meningkatkan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, maupun swasta untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah, menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada


tahun 2018 belum memberikan hasil yang optimal terhadap peningkatan kinerja
Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian terhadap penyelenggaraan Upaya Kesehatan
diperoleh nilai capaian sebesar 45,63 %. Dengan melihat kriteria penilaian kinerja
tersebut dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan di
Puskesmas Tetewatu dikategorikan belum maksimal. Pencapaian kinerja tersebut
diperoleh dari 7 (tujuh penilaian) dan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 3. Grafik Laba-Laba Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Tahun 2018

UPAYA PROMOSI KESEHATAN


100
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
75
67 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
80 75
50
33 37
25 0 34 CAKUPAN
100 90 TARGET
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN/PENGOBATAN 35 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA

87 8890

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

15
Dari gambaran kinerja diatas, maka dapat kita kelompokkan pada pelayanan
kesehatan wajib dan pelayanan kesehatan pengembangan dengan hasil kinerja
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Cakupan Program Kesehatan Wajib Dan Pengembangan Puskesmas


Tetewatu Tahun 2018

No. Program Capaian Kriteria

I Promosi kesehatan 67 % Kurang

II Kesehatan lingkungan 37 % Kurang

III KIA dan KB 34 % Kurang

IV Perbaikan gizi 88 % cukup

V Pencegahan dan Pemberantasan 35 % Kurang

penyakit menular

VI Pengobatan dan Pemulihan 25 % Kurang

Kesehatan

VII Kesehatan pengembangan 33 % Kurang

Rata rata capaian kerja 45, 63 % Kurang

Dari Tabel 3.1, tampak bahwa rata rata nilai capaian kinerja program kesehatan
wajib dan pengembangan berkisar diantara 25 % sampai dengan 88 % dengan nilai
rata-rata 45,63% (kurang), terendah diperoleh dari pengobatan dan pemulihan
kesehatan dan tertinggi diperoleh dari program Pelayanan perbaikan Gizi
Masyarakat. Dengan membandingkan terhadap kriteria penilaian kinerja, tampaknya
semua program masuk kategori kurang.

Menurut Permenkes RI nomor 75 tahun 2014, bahwa upaya kesehatan yang


diselenggarakan puskesmas dikelompokan ke dalam 2 (dua) yaitu program kesehatan
essensial (wajib) dan program kesehatan pengembangan. Program kesehatan wajib
harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Sedangkan program kesehatan
pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakan yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

16
Program kesehatan wajib yang terlihat dari tabel 3. 1 adalah program
promosi kesehatan, program kesehatan lingkungan, program kesehatan ibu anak dan
dan KB, program perbaikan gizi masyarakat, program pemberantasan penyakit dan
program pengobatan dasar. Hasil penilaian kinerja terhadap program kesehatan
pengembangan diperoleh nilai 33 % bila capaian kinerja tersebut dibandingkan
terhadap kriteria penilaian kinerja diperoleh bahwa untuk program kesehatan wajib
dan program kesehatan pengembangan dikatagorikan nilai pencapaianya cukup
baik.

a. Program promosi kesehatan


Mengubah perilaku tentunya tidaklah mudah, apalagi bila hal tersebut
berkaitan dengan perilaku masyarakat. Karena itu penyelenggaraan program
promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu memiliki tujuan
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi
perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka
jalur komunikasi, menyediakan informasi serta melakukan edukasi. Untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.

Penyelenggaraan program promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas


Tetewatu tahun 2018 belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja
program kesehatan wajib. Dari hasil pernilaian kinerja terhadap program promosi
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 sebesar 67 %
pencapaian kinerja tersebut diperoleh dari hasil penilaian 5 (Lima) kegiatan,
sebagaimana terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Program Promosi Kesehatan Tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 Penyuluhan Perilaku hidup Bersih dan 77 Kurang


Sehat

2 Asi Eksklusif 67 Kurang

3 Mendorong untuk terbentuknya UKBM 20 Kurang

4 Penyuluhan Napza 100 Baik

Rata rata capaian kinerja 67 Kurang

Dari tabel 4.2, tampak bahwa rata rata capaian kinerja kegiatan
Penyuluhan PHBS sebesar 77%, Asi Ekslusif 67%, Mendorong untuk

17
terbentukn y a U K B M 2 0%. Dengan membandingkan terhadap kriteria
penilaian kinerja, tampaknya semua kegiatan termasuk kategori kurang baik.

b. Program Kesehatan Lingkungan


Program kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, seperti Iimbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak
diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah, binatang pembawa
penyakit, zat kimia yang berbahaya melebihi ambang batas, radiasi sinar pengion
dan non pengion, air yang tercemar, udara tercemar dan makanan yang
terkontaminasi. Karena itu, upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu
upaya kesehatan wajib yang perlu diselenggarakan setiap Puskesmas.
Penyelenggaraan Program Kesehatan Lingkungan pada tahun 2018 belum cukup
memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan kinerja Puskesmas
Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap Program Kesehatan Lingkungan di
wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 adalah sebesar 37%. Dengan
melihat kriterla penilaian kinerja, tampaknya Program Kesehatan Lingkungan
dikategorikan nilai capaiannya kurang. Terdapat 8 (delapan) kegiatan yang
digunakan untuk menilai kinerja Program Kesehatan Lingkungan, sebagaimana
terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel. 3.3 Capaian kinerja program kesehatan lingkungan Puskesmas Tetewatu


tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 Penyehatan Air 50 Kurang

2 Hygiene dan Sanitasi Makanan dan 100,0 Baik


Minuman

3 Penyehatan tempat pembuangan 0 Kurang


sampah dan limbah

4 Penyehatan Lingkungan Pemukiman 8,3 kurang


dan Jamban Keluarga

5 Penyehatan Tempat-tempat Umum 100.0 Baik

6 Pengamanan Tempat Pengelolaan 0,0 Kurang

18
Pestisida

7 Pengendalian Vektor 0,0 Kurang

Rata-rata capaian 37 Kurang

Dari Tabel 3.3, tampak bahwa capaian kinerja tertinggi diperoleh


dari kegiatan Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman dan Penyehatan
Tempat-tempat Umum sebesar 100% sedangkan cakupan terendah dari kegiatan
Penyehatan Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah sebesar 0.0% dan
Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida sebesar 0.0%.

c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat


Program Perbaikan Gizi Masyarakat dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan dan
penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa bermasalahan gizi yang sering
dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain Anemia Gizi Besi (AGB),
Kekurangan Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY). Program tersebut memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan
kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap Program Perbaikan
Gizi Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 adalah
sebesar 88 %. Dengan nilai capaian tersebut, maka Program Perbaikan Gizi
Masyarakat tersebut dikatagorikan cukup.

Tabel. 3.4 Capaian kinerja program perbaikan gizi masyarakat Puskesmas Tetewatu
tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 Pemberian capsul vitamin A (dosis 100 Baik


200.000 SI) pada balita 2x/tahun

2 Pemberian Tablet besi (90 tablet) 61 Kurang


pada ibu hamil

3 Pemberian PMT pemulihan balita 95 Baik


gizi buruk pada gakin

4 Balita Naik berat badannya 97 Baik

Rata-rata capaian 88 Cukup

Dari Tabel 3.4, tampak terdapat 4 (empat) kegiatan untuk menilai


capaian kinerja Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu kegiatan Pelayanan gizi
pada ibu dan pelayanan gizi pada anak balita. Pelayanan gizi pada ibu terdiri dari

19
pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil dengan capaian kinerja (61%)
dengan kategori capaian kinerja kurang. Pelayanan gizi pada balita terdiri dari
Pemberian kapsul vitamin A pada balita 2x setahun dengan capaian 100%,
Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk 95%, dan Jumlah balita naik
berat badannya 97% dengan kategori capaian baik. Dibandingkan terhadap kriteria
penilaian kinerja, tampaknya kegiatan Pelayanan Gizi Masyarakat dikatagorikan
nilai capaiannya cukup.

d. Program KIA-KB
Program Kesehatan lbu dan Anak merupakan upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengem-bangan dan
perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah
dalam proses tumbuh kembang. Penyelenggaraan Program Kesehatan Ibu-Anak
dan Keluarga Berencana sudah berkontribusi dengan baik terhadap peningkatan
kinerja Puskesmas Tetewatu tahun 2018. Hasil penilaian kinerja terhadap Program
Kesehatan Ibu- Anak dan Keluarga terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 3.5 Capaian kinerja program Kesehatan Ibu dan anak serta KB tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 Kesehatan Ibu 66 Kurang

2 Kesehatan bayi 0,0 Kurang

3 Upaya Kesehatan Anak Pra 41 Kurang


Sekolah

4 Upaya kesehatan anak sekolah dan 50 Kurang


remaja

5 Pelayanan Keluarga Berencana 13, 8 Kurang

Rata-rata capaian 34 Kurang

Dari Tabel 3.5, tampak terdapat 5 (lima) indikator untuk menilai capaian
kinerja kegiatan Pelayanan Kesehatan lbu, yaitu kesehatan ibu (66%),
Kesehatan bayi (0%), Upaya kesehatan anak prasekolah (41%), upaya kesehatan
anak sekolah dan remaja (50%) dan pelayanan keluarga berencana (13,8%). Hasil
penilaian kinerja program KIA dan KB mempunyai rata-rata sebesar 34% dengan
kategori kurang.

e. Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit

20
Penyakit Menular memiliki kontribusi yang yang sangat besar terhadap
tingginya Angka Kesakitan (Morbiditas) Penduduk. Bahkan penyakit menular pun
memberikan dampak yang siginifikan terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah. Karena itu penyelenggaraan Program Pemberantasan
Penyakit di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu bertujuan untuk mengurangi
resiko kejadian kesakitan, kejadian Iuar biasan dan bahkan tingkat kematian karena
penyakit menular. Program tidak hanya untuk penyakit menular saja tetapi juga
untuk penyakit tidak menular.

Tabel. 3.6 Capaian kinerja program pencegahan dan pemberantasan penyakit


menular tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 P2 TB Paru 0 Kurang

2 P2 Malaria 0 Kurang

3 Pelayanan Imunisasi 76,9 Kurang

4 P2 Kusta 0 Kurang

5 P2 Diare 100 Kurang

6 P2 Ispa 100 Kurang

7 P2 DBD 0 Kurang

8 Pencegahan dan 0 Kurang


Penanggulangan PMS dan HIV /
AIDS

9 Pencegahan dan 0 Kurang


Penanggulangan Rabies

10 Pencegahan dan 0 Kurang


Penanggulangan Filariasis dan
Schistozomiasis

Rata-rata capaian 35 Kurang

Program Pemberantasan Penyakit sudah memberikan kontribusi yang


signifikan terhadap kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja terhadap
Program Pemberantasan Penyakit diperoleh nilai capaian 35% . Dengan melihat
kriteria penilaian kinerja, tampaknya penyelenggaraan Program Pemberantasan
Penyakit tersebut dikategorikan kurang. Capaian kinerja tertinggi diperoleh dari
kegiatan Diare dan ISPA.

21
f. Program Pengobatan (Program pelayanan primer)
Program Pengobatan ini merupakan upaya kuratif dan rehablitatif yang
diberikan kepada masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu. Penyelenggaraan Program Pengobatan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Tetewatu. Hasil penilaian kinerja
terhadap Program Pengobatan diperoleh nilai capaian sebesar 25%. Dengan
melihat kriteria penilaian kinerja, tampaknya penyelenggaraan Program
Pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018 dikategorikan
nilai capaiannya kurang.

Tabel. 3.7 Capaian kinerja program pengobatan (pelayanan kesehatan primer)


tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 Pengobatan 50 Kurang

2 Pemeriksaan Laboratorium 0 Kurang

Rata-rata capaian 25 Kurang

g. Program Kesehatan Pengembangan


Kebutuhan masyarakat antara daerah yang satu dengan yang lain berbeda-
beda, sehingga diperlukan upaya Program kesehatan pengembangan
merupakan program yang diselenggarakan berdasarkan permasalahan yang
ditemukan di masyarakat. Dengan kata lain program yang disesuaikan dengan
kebutuhan Puskesmas itu sendiri. Penyelenggaraan program kesehatan
pengembagan berkontribusi baik terhadap peningkatan kinerja Puskesmas
Tetewatu. Program Pengembangan di Puskesmas Tetewatu berdasarkan prioritas
terdiri dari 2 (dua) yaitu Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja dan
Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Hasil penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan
tersebut sebesar 33 %.

Tabel. 3.8 Capaian kinerja program pengembangan tahun 2018

No. Kegiatan Capaian % Kriteria

1 Upaya Kesehatan Anak Usia 100 Baik


Sekolah dan Remaja

2 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 32 Kurang

3 Upaya Kesehatan Tradiosinal 0 Kurang

4 Upaya Kesehatan Kerja & Olah 0 Kurang

22
raga

Rata-rata capaian 33 Kurang

2. Penilaian Kinerja Manajemen Puskesmas


Untuk terselengaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan, puskesmas perlu ditunjang oleh
manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang
efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan penilaian kinerja Puskesmas, terdapat 4
(empat) komponen Manajeman Puskesmas yang harus dinilai pencapaian kinerjanya.
Keempat komponen tersebut antara lain (1) Manajemen Operasional, (2) Manajemen
Alat dan Obat (3) Manajemen Keuangan dan (4) Manajemen Ketenagaan. Capain kinerja
Manajemen puskesmas sebesar 9,17%.

3. Mutu Pelayanan Kesehatan


Mutu pelayanan kesehatan merupakan derajat sempurnaan dari pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit atau Puskesmas secara
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma,
etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah serta masyarakat konsumen. Hasil penilaian kinerja terhadap mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas Tetewatu, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel. 3.9 Capaian Mutu Pelayanan Kesehatan Tahun 2018

NO JENIS VARIABEL NILAI HASIL

1 Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 10

2 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 10

3 Penaganan Komplikasi Obstetri / Resiko Tinggi 10

4 Error rate pemeriksaan BTA 7

5 Error Rate Pemeriksaan darah Malaria 7

6 Kepatuhan terhadap standar ANC 7

7 Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru 10

8 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan 7

9 Penderita yang terdeteksi Malaria Berat di Puskesmas yang 10

23
dirujuk ke RS*) (<5%)

10 Balita Garis Bawah (<5%) 10

11 Droup Out DPT 3 - Campak (Dimasukan Penilaian Mutu 10


Pelayanan)

   Jumlah 8.91

Dari Tabel 3.9, tampak rata-rata pencapaian kinerja mutu pelayanan kesehatan
di Puskesmas Tetewatu diperoleh nilai 8 . 9 1 . Dengan melihat kriteria penilaian
Mutu Pelayanan, tampaknya mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Tetewatu tahun
2018 dikatagorikan memiliki nilai capaian Baik. Lebih lanjut, tampak terdapat 8
(delapan) indikator SPM untuk menilai Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Tetewatu, yaitu Droup Out pelayanan Antenatal Care (ANC), Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan, Penanganan komplikasi obstetrik risiko tinggi, error rate pemeriksaan BTA,
error rate pemeriksaan darah Malaria, kepatuhan tentang standard ANC, kepatuhan
terhadap standard pemeriksaan TB Paru dan tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan puskesmas.

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas Tetewatu telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2018 dengan hasil sebagai
berikut :

1. Kinerja Pelayanan Kesehatan dengan nilai 45,63%, termasuk kategori kurang.


2. Kinerja kegiatan Manajemen Puskesmas dengan nilai 9,17 termasuk kategori Baik.
3. Kinerja Mutu Pelayanan kesehatan dengan nilai 8.91 masuk dalam kategori Baik.
Dengan melihat gambaran di atas maka hasil kinerja Puskesmas Tetewatu pada tahun 2018
dapat di kategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut :

a. Kategori Cukup
- Perbaikan Gizi
b. Kategori Kurang
- Promosi Kesehatan
- Kesehatan Lingkungan
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pelayanan dan Pengembangan
- Upaya Pengobatan da Pemulihan Kesehatan

B. Saran
1. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program serta berbagai upaya untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat.
2. Diharapkan untuk tahun mendatang masing-masing program melakukan upaya-
upaya dalam rangka meningkatkan capaian kinerjanya terutama program-program
dengan pencapaian kinerja yang kurang.
3. Dengan tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan serta kesadaran tentang Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang masih sangat kurang, maka perlu ditingkatkan sarana
penunjang untuk program penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM).
4. Perlunya pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas terutama kendaraan pusling roda
empat dan Kendaraan air untuk lebih memudahkan kegiatan lapangan seperti : Pusling
dan penyuluhan ke desa yang letaknya jauh.

25
5. Perlu adanya aliran listrik dan computer untuk memudahkan Puskesmas dalam
memberikan pelayanan terutama yang membutuhkan cahaya lampu, peralatan listrik dan
administasi :surat menyurat, laporan dinas, dsb.
6. Penambahan tenaga professional yang kompeten untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan yang optimal melalui pelatihan dan pendidikan, baik untuk dokter Puskesmas
maupun petugas Puskesmas.
7. Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral baik di tingkat desa, kecamatan
dan kabupaten dalam rangka penemuan kasus dan problem solving terhadap masalah
kesehatan terutama tentang gizi buruk, penyakit menular dan penyakit tidak menular
(PTM).
8. Peningkatan akses air bersih sebagai sumber kehidupan masyarakat.
9. Partisipasi masyarakat dan peran serta masyarakat dalam mendukung program-program
Puskesmas agar dapat tercapai “ Desa Siaga Aktif dan Mandiri “.

26

Anda mungkin juga menyukai