Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat
maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharan dan
peningkatan kesehatan (promotif). Pencegahan penyakit (Prefentif),
Penyembuhan penyakit (Keratif) dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar secara lebih merata tersebut
dimungkinkan karena tersedianya berbagai fasilitas pelayanan Kesehatan seperti
Puskesmas, Pustu, Puskesmas keliling serta adanya pemberdayaan yaitu
poskesdes.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting,
Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya
perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan
yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu
diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan
kesehatan dasar tersebut (Profil Kesehatan Indonesia, 2007).
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan
dalam sistem pelayanan kesehatan,harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic
six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan.
Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat
mempengaruhi pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia, 2009)
Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas yang terdiri dari pelayanan
kesehatan wajib seperti kesehatan ibu dan anak serta KB, kesehatan Lingkungan,
perbaikan P2M, serta pengobatan. Adapun program pengembangan tergantung
dari Puskesmas yang melaksanakan program tersebut. Namun masih banyak
tantangan dan masalah kesehatan lainnyan yang dihadapi untuk mencapai target

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 1


yang telah ditetapkan bersama berdasarkan gambaran umum yang perlu
ditingkatkan.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan Umum
Secara umum untuk mengetahui keadaan derajat kesehatan dan
pencapaian upaya pelayanan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Dungkait
tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui target pencapaian setiap program yang telah
dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Dungkait tahun 2016.
b. Untuk mengetahui program yang belum mencapi target diwilayah kerja
Puskesmas Dungkait tahun 2016.
c. Untuk mengetahui Faktor apa saja sebagai pendukung dan penghambat
dalam melaksanakan kegiatan yang ada di wilayah Puskesmas Dungkait
tahun 2016.
3. Manfaat
a. Sebagai salah satu informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
dalam perencanaan peningkatan pencapaian setiap program dalam
pelayanan kesehatan yang bermutu.
b. Diharapkan dapat memperkaya khasana ilmu pengetahuan dan merupakan
pelayanan paling berharga dan memperluas wawasan dan pengetahuan
tentang pembuatan laporan hasil kegiatan di lapangan.
c. Sebagai bahan bacaan yang diperlukan.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 2


BAB II
GAMBARAN UMUM
A. LETAK GEOGRAFIS
1. Lokasi Puskesmas
Puskesmas Dungkit adalah salah satu puskesmas dari 22 puskesmas yang
ada di Kabupaten Mamuju dengan jarak kurang lebih 37 (tiga puluh tujuh)
kilo meter dari arah utara ibukota Kabupaten Mamuju.
Dari segi jarak Puskesmas Dungkait mudah di jangkau oleh penduduk
yang menjadi wilayah kerja puskesmas, baik yang menggunakan kendaraan
umum maupun berjalan kaki. Namun masih ada daerah terpencil yang sukar
di jangkau dengan menempuh waktu 3-5 jam dengan berjalan kaki yakni desa
Pangasaan dan desa Tanete Pao.
2. Luas Wilayah
Tabel I
Data Kepadatan Pendudukan Dan Luas Wilayah Dan Jarak Tempuh Ke
Puskesmas
Luas Kepadatan Jarak ke Waktu
Desa /
NO Wilayah Penduduk Puskesmas Tempuh ke
Kelurahan
(km²) (km²) (km²) Puskesmas
1 Dungkait 1.071 1,31 2 10 Menit
2 Pasabu 2.574 0,58 4,5 25 Menit
3 Ahu 224 5,68 3 15 Menit
4 Labuang 1.634 1,32 6 35 Menit
Rano
5 Lebani 3.934 0,40 17 60 Menit
6 Tanete Pao 2.278 0,17 17 2 jam
7 Pangasaan 1.457 0,59 29 3 jam
Sumber : Data BPS Kecamatan Tapalang Barat
Luas wilayah kerja puskesmas Dungkait 13,172 KM yang terdiri dari
tujuh desa. Yang terbagi atas 43 dusun dan 120 RT , 1.848 KK. Pemanfaatan
potensi lahan adalah Pertanian, Perkebunan dan Nelayan yang mana semua itu
meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam kebutuhan pangan sebagai mata
pencaharian utama penduduk dan sebahagian pegawai negeri sipil termasuk
guru, pegawai kesehatan dan pegawai negeri lainnya.
3. Batas Wilayah
Puskesmas Dungkait berada di kecamatan Tapalang Barat kabupaten
mamuju dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kecamatan Simkep
- Sebelah Timur : kecamatan Tapalang
- Sebelah Selatan : Lemba Tapalang
- Sebelah barat : Selat Makassa

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 3


B. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah penduduk dan jumlah KK dalam wilayah kerja Puskesmas
Dungkait Tahun 2016 yang terbagi dari 7 desa adalah sebagai berikut:
Tabel II
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Dungkait Tahun 2016
Jumlah
No Kelurahan/ Desa Pria Wanita KK/Rumah
Tangga
1 Dungkait 764 775 289
2 Pasabu 837 805 311
3 Ahu 715 680 252
4 Labuang Rano 214 1155 406
5 Lebani 838 871 313
6 Tanete Pao 234 188 101
7 Pangasaan 445 493 176
TOTAL 5.047 4.967 1.848
Sumber : Data BPS Kecamatan Tapalang Barat
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Dungkait tahun 2016, penduduk yang berjenis kelamin pria yaitu
sebanyak 5.047 lebih tinggi dari penduduk berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 4.967 dimana jumalah KK/Rumah tangga sebanyak 1848.
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dungkait sebagai
berikut:
1. TK : 7 unit
2. SD/MI : 22 unit
3. SLTP/Sederajat : 7 unit
4. SLTA/Sederajat : 5 unit
Tabel III
Distribusi Sarana Pendidikan Diwilayah Kerja Puskesmas Dungkait
N SLTP/ SMA / JUML
KEL/DESA TK SD/MIS
O MTS MTS AH
1 DUNGKAIT 1 3 1 1 6
2 PASABU 2 2 1 1 6
3 AHU 1 2 1 1 5
4 LABUANG RANO 2 5 1 1 9
5 LEBANI 1 5 2 1 9
6 TANETE PAO - 1 - - 1
7 PANGASAAN - 4 1 - 5
Jumlah 7 22 7 5 41
Sumber : Data BPS Kecamatan Tapalang Barat
Distribusi sarana pendidikan diwilayah kerja puskesmas dungkait tahun 2016
tertinggi yaitu sarana pendidikan SD/MIS sebanyak 22 sehingga sering dijadikan
obyek/sasaran dalam kegiatan program di Puskesmas Dungkait.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 4


D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuar dari
tanah. Adapun persentase rumah sehat sebesar 5,08 % (94 rumah) dari 1.849
(100%) rumah yang diperiksa, namun setelah dilakuka pembinaan dari 1.280
(72,93%) rumah yang dibina sebanyak 569 (30,77%) rumah yang
dikategorikan rumah sehat. (Lihat tabel 58).
2. Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) Merupakan suatu sarana yang dikunjungi banayak orang, dan
berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU dan TPM yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,
luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan
memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Data yang diperoleh dari
rekapitulasi laporan menunjukkan bahwa jumlah TTU yang ada diwilayah
kerja Puskesmas Dungkait sebanyak 35, dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 16 (45,71 %). (tabel 63).
3. Akses Terhadap Air Minum
Sumber air minum yang digunakan rumah tagga dibedakan menurut air
kemasan, air isi ulang, sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa,
terminal air, penampungan air hujan, mata air terlindung, air sungai, dll. Dari
jumlah penduduk sebanyak 10.014, 5.449 penduduk yang menggunakan
sumur gali terlindung, 144 penduduk yang menngunakan sumur bor dengan
pompa, 3184 penduduk yang menggunakan mata air terlindung dan 135
penduduk yang menggunakan penampungan air hujan. (tabel 59).
4. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Sarana Sanitasi Dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi Persediaan air
bersih (PAB), Jamban, tempat sampah dan Pengelolaan air limbah. Untuk
PAB 872, Jamban 519, tempat sampah 590 dan SPAL 955.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 5


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari derajat kesehatan di


berbagai faktor-faktor antara lain yang dapat digunakan untuk mengukur derajat
kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN) dan berpedoman pada
standar pelayanan minimal (SPM) yang dapat diukur dengan angka kematian, angka
kesakitan serta menggambarkan status gizi masyarakat karena ketiga faktor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan derajat kesehatan.
A. ANGKA KEMATIAN (MORTOLITY)
1. Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu menurut survey dari tujuh desa yang ada diwilayah
kerja puskesmas Dungkait maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa pada
tahun 2015 Kematian ibu berjumlah 0 orang sedangkan pada tahun 2016
Kematian Ibu berjumlah 0 orang, jadi tidak ditemukannya kematian ibu
ditahun 2016, ini merupakan suatu hal yang baik dari kinerja petugas
kesehatan terutama pada bidan-bidan yang ada di desa dan diharapkan mampu
menekan angka kematian tersebut pada tahun selanjutnya dengan bekerja
seoptimal mungkin demi meraih hasil kerja smaksimal mungkin.
2. Angka Kematian Neonatal
Angka kematian neonatal pada tahun 2015 yang terdiri dari tujuh desa
yang ada diwilayah kerja puskesmas Dungkait terdapat 2 orang , sedangkan
kematian neonatal pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 1 orang dari
jumlah kelahiran hidup 231 orang hal ini merupakan suatu kemajuan dari
kinerja petugas kesehatan sehingga mampu menekan angka kematian neonatal
tersebut.
3. Angka Kematian Bayi
Adapun angka kematian bayi pada tahun 2015 ada 3 orang dari kelahiran
hidup 191 0rang dan pada tahun 2016 kematian bayi mengalami penurunan
yaitu 1 orang dari 231 lahir hidup, penurunan angka kematian bayi ini
memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan
kesehatan masyarakat.
4. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita pada tahun 2015 ada 3 orang dari 191 kelahiran
hidup dan pada tahun 2016 kematian balita mengalami penurunan yaitu 2
orang dari 231 kelahiran hidup.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 6


B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat yang
dapat diperoleh melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari
Dinas Kesehatan maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan data profil kesehatan antara lain penyakit
malaria, TB paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
a. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia
Perkembangan penyakit malaria dipantau melalui annual parasite
incidence (API), dari hasil laporan dan pengamatan dilapangan ditemukan
1 penderita positif penyakit malaria hal ini mungkin disebabkan karena
lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
b. Penyakit TB Paru
TB Paru merupakan salah satu penyakit penyebab kematian, selain
menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra
pulmonary). Dari data yang dikumpulkan di Puskesmas Dungkait
menunjukkan kasus BTA (+) pada tahun 2016 sebanyak 13 orang, diobati
13 orang dan yang sembuh 0 orang.
c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS di Indonesiia terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulanagan
terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah,
menyebarnya sentra-sentra oembangunan ekonomi di Indonesia,
meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya
menggunaan NAPZA melalui suntikan, secara simulan telah
memperbesar tingkat resiko penyebaran HIV/AIDS. Namun diwilayah
kerja Puskesmas Dungkait tahun 2016 tidak ditemukan kpenderita
HIV/AIDS.
d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan
balita di Indonesia. Dari beberapa hasil kegiatan diketahui bahwa 80-90%
dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pneumonia. Hasil laporan
Puskesmas Dungkait ditemukan 5 penderta dan ditangani.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 7


2. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi.
a. Tetanus Neonatorum
Penanganan Kasus Tetanus Neonatorum tidak mudah, yang terpenting
adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis
ditunjang dengan imunisasi TYT pada Ibu hamil. Pada tahun 2016
diwilayah kerja Puskesmas Dungkait tidak ditemukan Kasus Tetanus
Neonatorum.
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa. Sepanjang tahun 2016 diwilayah kerja Puskesmas Dungkait
tidak ad KLB campak.
c. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah,
rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi,
jumlah kasus penyakit difteri di Puskesmas Dungkait pada tahun 2016
adalah 0.
d. Pertusis
jumlah kasus penyakit Pertusis di Puskesmas Dungkait pada tahun 2016
adalah 0.
e. Hepatitis B
jumlah kasus penyakit Hepatitis B di Puskesmas Dungkait pada tahun
2016 adalah 0.
3. Penyakit Potensi KLB/Wabaha
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD telah menyebar luas keseluruh wilayah, penyakit ini sering
muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan/angka kematian relative
tinggi, jumlah kasus penyakit DBD di Puskesmas Dungkait pada tahun
2016 adalah 3 kasus.
b. Filariasis
jumlah kasus Filariasis di Puskesmas Dungkait pada tahun 2016 adalah 0
kasus.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 8


C. ANGKA STATUS GIZI
Status Gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, berikut
laporan pada tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Dungkait:
jumlah bayi dan balita dengan status gizi di bawah garis merah (BGM) yaitu
12 (1,8%) dari 674 (69,3) balita ditimbang dan Gizi Buruk ditemukan 1 (100%)
dan mendapat perawatan 1 (100%). Cakupan bayi 6-11 bulan yang mendapat
vitamin A sebanyak 142 (56,80%) dari 250 sasaran bayi, cakupan balita 12-59
bulan yang mendapat vitamin A 354 (49,93%) dari 709 sasaran balita. Cakupan
balita 6-59 bulan yang mendapat vitamin A 676 (70,71%) dari 956 sasaran balita
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu-ibu akan pentingnya vitamin A masih
perlu ditingkatkan.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 9


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka Mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan.
Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2016.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.berbagai
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi
Pemeriksaan ibu hamil (bumil) adalah salah satu indicator yang dapat
menggambarkan tingkat keberhasilan program KIA dan perilaku kesehatan
ibu hamil itu sendiri, cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) dan
pertolongan persalinan yaitu sebagai berikut:
a. Cakupan K1 Puskesmas Dungkait pada tahun 2016 adalah 97,8 % dari
276 Bumil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dungkait dan K4 81,2 %.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya sudah cukup baik.
b. Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Dugkait pada
tahun 2016 adalah 232 (88,2 %) persalinan dari 263 persalinan, hal ini
menunjukkan bahwa masih ada ibu yang melahirkan tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan.
c. Pelayanan Keluarga berencana
1. Pencapaian KB Baru
Pada lampiran Tabel 35 menunjukkan bahwa sampai dengan tahun
2016 ini, alat kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan
dan pil KB. Pelayanan keluarga berencana dilakukan melalui pelayanan
kesehatan antara lain Puskesmas Induk dan Poskesdes, dalam
keberhasilan program KB dapat dilihat dari pencapaian KB baru dan
KB Aktif Terhadap PUS.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 10


TABEL IV
Pencapaian KB Baru Tahun 2016
Jumlah Pencapaian
No. Kelurahan/Desa %
PUS KB Baru
1 DUNGKAIT 287 40 13,9
2 PASABU 306 37 12,1
3 AHU 260 19 7,3
4 LABUANG RANO 441 18 4,1
5 LEBANI 318 49 15,4
6 TANETE PAO 78 2 2,6
7 PANGASAAN 175 15 8,6
JUMLAH 1.865 180 9,7
Sumber : Data Petugas KIA Puskesmas Dungkait Kecamatan Tapalang Barat
Jumlah pasangan usia subur ( PUS ) Puskesmas Dungkait adalah 1.865,
Jumlah peserta KB baru adalah 180 (0,7 %).
2. Pencapaian KB Aktif
Capaian KB Aktif dapat diketahui melalui beberapa Indikator antara
lain KB Aktif terhadap PUS
TABEL V
Pencapaian KB Aktif Tahun 2016
Pencapaian KB
No. Kelurahan / Desa Jumlah PUS %
Aktif
1 DUNGKAIT 281 135 47,0
2 PASABU 300 123 40,2
3 AHU 255 92 35,4
4 LABUANG RANO 433 223 50,6
5 LEBANI 314 228 71,7
6 TANETE PAO 77 41 52,6
7 PANGASAAN 171 88 50,3
JUMLAH 1.865 930 49,9
Sumber : Data PetugasKIA Puskesmas Dungkait Kecamatan Tapalang Barat
Jumlah pasangan usia subur ( PUS ) Puskesmas Dungkait adalah 1.865,
Jumlah peserta KB aktif adalah 930 (49,9 %) akseptor. Adapun alat
kontrasepsi yang paling banyak menjadi pilihan adalah pil sebanyak 489
akseptor dan menyusul suntik sebanyak 389 akseptor, kondom 33
akseptor, Implan 6, MOP 5, IUD 5 dan MOW 3.
B. IMUNISASI
Pencapaian Universal Child Immunization pada dasarnya merupakan suatu
gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapat imunisasi secara
lengkap. Pada tahun 2016 diwilayah Puskesmas Dungkait dilaporkan desa yang
telah mencapai desa UCI sebesar 3 (42,9 %) dari 7 desa yang ada. Untuk

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 11


menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita
perlu peningkatan program imunisasi. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi ( PD3I ) pada bayi adalah TBC, Difteri, Batuk rejan, Tetanus,
Polio, Hepatitis, dan campak. Pada tabel 43 menunjukkan cakupan imunisasi di
Puskesmas Dungkait adalah DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 198 (79 %), POLIO 4a
198 (79,2 %) dan Campak 171 (68,4 %) dari 250 bayi. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja petugas imunisasi mengalami kemajuan dari tahun 2015 serta
kesadaran ibu-ibu tentang pentingnya imunisasi juga menjadi lebih baik dari
tahun sebelumnya.
C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) lebih ditekankan pada
pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara
dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan
penderita. Disamping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan
dengan pemberian imunisasi, penyuluhan kesehatan, upaya pengurangan faktor
resiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan
peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan.
D. PROMKES
Upaya pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat ditekankan pada Peran
Serta Masyarakat (PSM) di bidang kesehatan guna menunjang penurunan angka
kematian bayi, balita dan ibu serta berbagai upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Jumlah rumah tangga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Dungkait adalah 2145, rumah yang dipantau 210 dan rumah yang
ber-PHBS sebanyak 162 ( 77,1 % ), ( tabel 57 ).
E. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam kehidupannya, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia
beraktifitas, tetapi lingkungan sangat berperan dalam mendukung berbagai
aktivitas manusia dan merupakan hal yang sangat wajar bila interaksi manusia
dengan lingkungannya akan berlangsung secara berkelindan dan terus menerus.
Adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan bahwa kondisi lingkungan juga akan
dipengaruhi oleh prilaku manusia. Sikap dan perilaku manusia akan menentukan
baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia
memperlakukan lingkungan dampaknya akan berpengaruh terhadap kualitas
kehidupan manusia itu sendiri (Hamzah, 2013).

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 12


1. Akses berkelanjutan terhadap air minum
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak sebanyak
9161 (91,48 %) dari 10.014 jumlah penduduk, (table 59).
2. Akses sanitasi layak jamban sehat
Penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) yaitu 3291 (33,9 %) dari
10.014 jumlah penduduk, (table 61).
3. Sanitasi total berbasis masyarakat
Desa yang melaksanakan STBM yaitu 5 (71,4%) dari 7 desa yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Dungkait, (table 62).
F. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Bebrapa permasalahan
gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori
protein, kekurangan vit. A dan lain-lain oleh sebab itu untuk memantau
pertumbuhan balita dilakukan kegiiatan penimbangan di posyandu secara rutin
setiap bulan.
G. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Upaya pelayanan kefarmasian dimaksudkan untuk:
1. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat
esensial yang bermutu bagi masyarakat.
2. Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan
farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar.
4. Melindungi masyarakat dari penggunaann alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 13


BAB V
SUMBERDAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN
Pada tabel dibawah ini dipuskesmas dapat menggambarkan data sarana kesehatan
yang ada diwilayah kerja Puskesmas Dungkait yang terdiri dari tujuh desa yaitu
sebagai berikut:
Tabel VI
Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas Dungkait Tahun 2015
Kelurahan SARANA KESEHATAN
NO
/Desa Puskesmas Pustu Poskesdes Mobil Motor
1 DUNGKAIT 1 - - 1 5
2 AHU - - 1 - 1
3 PASABU - 1 - - 1
4 LABUANG - 1 1 - 1
RAN0
5 LEBANI - 1 - 1
6 TANETE PAO - 1 - 1
7 PANGASAAN - 1 1 - 1
Jumlah 1 5 3 1 11
Sumber : Data Primer

B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga puskesmas Dungkait yang difasilitasi berjumlah 27 Orang dengan
penyebar puskesmas induk 18 orang dan Pustu/Poskesdes 9 orang yang terdiri
dari dokter, bidan, perawat, kesling dan Gizi.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 14


Tabel VII
Data Tenaga Medis yang Difasilitas Kesehatan

No Jenis Tenaga Jumlah

1 Tenaga di Puskesmas induk


a. Dokter Umum 1
Dokter Umum PTT 0
b. Dokter Gigi 1
c. Sarjana Kes. Masyarakat (SKM)
Sarjana Kes. Masyarakat (SKM) 1
d. Kebidanan
Akademi Kebidanan 2
e. Keperawatan
Sarjana / Ners Keperawatan 5
Akademi Keperawatan 2
Sekolah Menengah Kejuruan 0
f. Sanitasi 0
g. Sopir 1
h. Pejabat Struktural
Kepala Puskesmas 1
Pelaksana Tata Usaha 0
Staf penunjang administrasi 1
i. Pekarya 0
j. Cleaning Service 0

2 Tenaga Poskesdes
a. Akademi Kebidanan
Akademi Kebidanan 7
b. Akademi Keperawatan 2

Sumber : Data Primer

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 15


C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan dalam hal ini ditujukan dari sumber daya terdiri dari
Kegiatan, Jumlah Anggaran dan Realisasi
TABEL VIII
Sumber Pembiayaan Kesehatan Tahun 2016

Jumlah Anggaran
No Kegiatan Realisasi
(Rp)

1 Jamkesmas 467. 082 .000 467. 082 .000

2 Kapitasi 0 0

3 Jampersal 55.325.000 55.325.000

4 Askes 0 0

5 BOK 250.000.000 191.656.000

Jumlah 772.407.000 714.063.000

Sumber : Data Primer


D. PERAN SERTA MASYARAKAT
Dalam rangka sumberdaya masyarakat yang produktif tentu sangat diharapkan
partisipasi semua pihak terutama dilingkungan masyarakat yang mandiri dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dan dengan dibuktikan dengan adanya pelayanan
dasar di mulai dari desa dalam hal pelayanan dasar tersebut lalu digambarkan
melalui pemberdayaan masyarakat dengan melihat jumlah penduduk menurut
tingkatan, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel IX
Jumlah Posyandu Menurut Tingkatannya 2016
Kelurahan/ Starata Posiyandu dan Tingkatnya
No Jumlah
Desa Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Dungkit 0 4 0 0 4
2 Pasa’bu 0 3 0 0 3
3 AHU 0 1 0 0 1
Labuang
4 2 5 0 0 7
Rano
5 Lebani 0 4 0 0 4
6 Tanete Pao 0 1 0 0 1
7 Pangasaan 0 1 0 0 1
Jumlah 2 19 0 0 21
Sumber : Data Primer

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 16


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dengan melihat gambaran hasil profil tahun 2016 maka kami menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Situasi derajat kesehatan mengalami kemajuan dari tahun sebelumnya, hal ini
dapat dilihat dari menurunnya Angka kematian bayi, neonatal dan balita, ini
merupakan suatu kemajuan dari kinerja petugas kesehatan sehingga mampu
menekan angkat kematian tersebut.
2. Pencapaian setiap program yang telah dilaksanakan juga mengalami kemajuan
dari tahun sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pencapaian program
diatas 50%, meskipun masih ada beberapa program dibawah 50% dari
sasaran yang ada, hal ini akan menjadi masukan untuk petugas kesehatan
agar kedepannya pencapaian lebih ditingkatkan.
3. Program yang belum mencapai target diwilayah kerja Puskesmas Dungkait
yaitu beberapa program.
4. Faktor pendukung dalam melaksanakan kegiatan yaitu kerja sama yang baik
dari masing-masing pemegang program dan penghambat dalam melaksanakan
kegiatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dungkait yaitu kurangnya
tenaga kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dungkait, keterbatasan
sarana, prasarana serta alkes dan beberapa desa yang sulit dijangkau.
H. SARAN
1. Diharapkan para pemegan program agar senantiasa menjalin kerjasama yang
baik dengan lintas program maupun lintas sektor yang terkait, agar supaya
peningkatan keberhasilan suatu program kesehatan dapat dilihat dengan
adanya partisipasi semua pihak dalam pembangunan kesehatan. Dengan
adanya kerjasama yang baik dengan semua pihak pemegan program yang kita
rencanakan akan dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan dan
dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju agar kiranya selalu
memberikan saran yang membangun agar kami dapat memperbaikinya dan
sebagai acuan pelajaran untuk penyusunan profil yang baik untuk perbaikan
selanjutnya.
2. Semoga ALLAH melindungi kita untuk keberhasilan program yang kita
rencanakan AMIN.

Profil Puskesmas Dungkait Kec.Tapalang Barat Tahun 2016 Page 17

Anda mungkin juga menyukai