Oleh :
PUTRI MEILANI
NPM. 14070016
Saya juga menyadari, bahwa laporan ini tentu saja jauh dari kesempurnaan.
Baik isi maupun tata tulisannya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman penyusun.
Oleh sebab itu, keritik dan saran yang membangun dari pembimbing dan
rekan-rekan semua demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami berharap, semoga laporan ini tetap ada manfaatnya
khususnya bagi penyusun pribadi dan tentunya bagi para pembaca
pada umumnya, Aamiin.
Putri Meilani
DAFTAR ISI
Halama
n
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i LEMBAR PENGESAHAN
............................................................................. ii KATA
PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v DAFTAR TABEL
........................................................................................... vii DAFTAR
GRAFIK ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................. 4
C. Manfaat................................................................................................ 5
v
BAB III USULAN KEGIATAN
A. Uraian Kegiatan ................................................................................... 26
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 27
C. Rencana Anggaran Kegiatan ............................................................ 27
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah investasi utama bagi pembangunan
sumber daya manusia Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan
setiap orang untuk dapat berperilaku hidup yang sehat untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan hal
tersebut, perlu perencanaan pembangunan kesehatan yang sistemat is,
terarah, terpadu dan menyeluruh, serta dibutuhkan keterlibatan berbagai
sektor dan seluruh komponen bangsa dalam pelaksanaannya.(Rakerkesnas,
2017).
Negara-negara berkembang khususnya Indonesia pada saat ini juga
menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat,
masih banyak pemerintah kabupaten/kota yang belum atau kurang
mampu memecahkan masalah di bidang sanitasi dan higiene sehingga masalah
sanitasi dan higiene ini tidak memperoleh prioritas dalam pembangunan.(Data
Kesling Dinkes Prov, 2017).
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan strategi dengan
melibatkan lintas sektor Kementerian Kesehatan dan aksi terpadu untuk
menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan serta
menigkatkan perilaku higiene dan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.
(Zulfiherwindo, 2016).
STBM diselenggarakan dengan berpedoman pada lima pilar yaitu
Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), Mengelola Air Minum dan Makanan yang Aman, Mengelola
Sampah dengan Benar, Mengelola Limbah Cair Rumah Tangga
dengan Aman. Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama
yaitu Stop BABS yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan
upaya memutuskan rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air minum,
makan dan lainnya. STBM menggunakan pendekatan yang mengubah
perilaku hygiene dan
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran kinerja kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga terhadap program Stop BAB Sembaranagan Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui kinerja seksi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olahraga yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.
b. Mengetahui mekanisme kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olahraga.
c. Mengetahui pelaksanaan program yang ada di seksi kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
d. Mampu memberikan alternative pemecahan masalah BABS di Provinsi
Kalimantan Selatan.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Sebagai proses belajar dalam menerapkan teori yang telah didapatkan
selama kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
b. Dapat mempelajari cara kerja yang sebenarnya sesuai dengan lokasi
PBL, memperoleh sikap kerja dan menambah wawasan dan
pengetahuan.
c. Memperdalam tentang cara berpikir dan bekerja yang komperatif,
sehingga dapat menemukan suatu permasalahan kesehatan yang
dihadapi di instansi PBL serta meningkatkan daya penalaran dalam
melakukan perumusan masalah dan pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
d. Mempunyai kesempatan mengenali isu-isu yang dapat di jadikan topik
dalam pembuatan laporan PBL.
e. Merupakan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan individu
sebagai calon Sarjana Kesehatan Masyarakat yang handal.
6
10
Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan dan Desa Se-Kalimantan Selatan Tahun 2016
No Kab/Kota Jumlah
Kecamatan Desa
1 Tanah Laut 11 135
2 Kotabaru 21 202
3 Banjar 19 290
4 Barito Kuala 17 201
5 Tapin 12 135
6 Hulu Sungai Selatan 11 148
7 Hulu Sungai Tengah 11 169
8 Hulu Sungai Utara 10 219
9 Tabalong 12 131
10 Tanah Bumbu 10 149
11 Balangan 8 157
12 Banjarmasin 5 52
13 Banjarbaru 5 20
Jumlah 152 2008
(Sumber : Profil Dinkes Prov Kalsel, 2016)
2. Data Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan
Selatan, jumlah penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2016 adalah
4.055.479 jiwa. Perincian jumalah penduduk per kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada table 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan tahun 2016
No Nama Kelurahan/Desa Jumalah Penduduk
1 Tanah Laut 329.286
2 Kotabaru 325.827
3 Banjar 563.062
4 Barito Kuala 302.304
5 Tapin 184.330
6 Hulu Sungai Selatan 229.889
7 Hulu Sungai Tengah 263.376
8 Hulu Sungai Utara 228.528
9 Tabalong 243.477
10 Tanah Bumbu 334.314
11 Balangan 125.534
12 Banjarmasin 684.183
13 Banjarbaru 241.369
Puskesmas 4.055.476
(Sumber : Profil Dinkes Prov Kalsel, 2016)
Utara
9 Tabalong 2 15 33 109 103 271
10 Tanah Bumbu 1 19 65 91 54 382
11 Balangan 2 19 59 53 58 273
12 Banjarmasin 2 14 10 97 10 183
13 Banjarbaru 1 27 68 195 55 164
KALSEL 36 230 569 1042 761 3596
(Sumber : Profil Dinkes Prov Kalsel, 2016)
b. Ketenagaan
Tabel 2.4 Kondisi Tenaga Kesehatan di Prov. Kalimantan Selatan
No Kab/Kota Dr. Dr. Dr. Perawat Bidan Gizi Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga
Spe Um Gg Analisis Kesling Farmasi Kesmas
K
S
E
1 S U
.2 U B
.3
.4 B
A
. G
I
A
N
U
M
U
M
K
E
P
E
G
A
W
A
I
A
N
BIDAN
5 BI B G
. D PI PE
A E LA
r YA
s NA
N
i KE
p SE
a HA
r TA
i N
s
6
.
P
u
s
t
a
SEKSI M
NG I KEFAR A
F SEKSI SEKSI YANKES PRIMER S
A G S
R E
I S
M M S E
A SEKSI YANKES RUJUKAN E
S
I
S
S LING S
U SEKSI YANKES TRADISIONAL E
M
B
E
R
D
A
Y
A
K
E
S
E
H
A
T
A
N
K A I S M B 11
S U E
I
A
L 1. Bal
A 2. Balai
T
4.Instalasi
K
E
S Gambar 2.1
E
H Struktur
A Organisasi
T
A Dinas
N Kesehatan
P
Provinsi
K Kalimantan
R
T
Selatan
(Sumber :
S
Profil Dinas
E Kesehatan
K
S
Prov. Kalse
I 2016)
S
U
M
B
E
R
D
A
Y
A
M
A
N
U
S
I
A
K
E
S
E 11
H
A
T
12
3. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya setiap hari pimpinan unit
organisasi dan kelompok jabatan fungsional dilingkungan Dinas wajib
menerapkan prinsif koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dilingkungan masing- masing maupun antar satuan organisasi, serta
dengan instansi lain di luar Dinas sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing.
a. Setiap pimpinan unit organisasi dilingkungan Dinas bertanggung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing dan
memberi bimbingan serta petunjuk terhadap pelaksanaan tugas
bawahannya.
20
0
Kalsel
(Sumber : Data Kesling Dinkes Prov Kalsel, 2017)
Adapun Tujuan dari Program STBM (Sanitasi Total berbasis
Masyarakat) yaitu mewujudkaan akses dan menggunakan jamban
sehat, mencuci tangan pakai sabun(CTPS), mengelola dan
menyimpan air minum dan makanan yang aman, mengelolah samapah
dengan baik, serta mengelola limbah rumah tangga. Yang dilakukan
pendekatan dengan cara pemicuan.
Dari grafik 2.1 Kalimantan Selatan memiliki 13
kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan terdapat
2008 desa. Program stop BAB sembarangan berjalan sesuai yang
diinginkan pada tahun 2016 sudah tercapai 1043 desa dan meningkat lagi
pada tahun 2017 yaitu 1385 desa yang melakukan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yang dimana didalam 5 pilar STBM terdapat pilar
yang pertama yaitu stop BAB sembarangan. Target yang dicapai
ditahun 2019 pencapaian universal Acces sebesar 2008 Desa. Provinsi
Kalimantan Selatan perlu bekerja keras dalam pencapaian tersebut
mengingat masih ada 623 desa belum STBM atau masih ada yang buang
air besar sembarangan.(Data Kesling Dinkes Prov Kalsel, 2017).
Grafik 2.2 Persentase Akses Jamban Sehat Provinsi Kalimantan Sehat
Tahun 2016 – 2017
KALSEL
Banjarmasin
Banjarbaru Jamban
Tapin
Tanah Laut
Tanah Bumbu BAB
Tabalong Sembar
Kotabaru
HSU
HST
HSS
Barito Kuala
Banjar
Balangan
Tanbu; 56
Batola; 16 Tabalong; 56
Banjar; 37 Balangan; 30
HSS; 38
HSU; 21
Kotabaru; 19
A. Uraian Kegiatan
PBL merupakan kegiatan kurikulum wajib dengan beban studi
sebesar 2 SKS yang dilaksanakan selama ±5 minggu dengan rincian sebagai
berikut :
1. Persiapan, orientasi lapangan dan pembekalan selama 1 minggu.
2. Pelaksanaan kerja PBL selama 3 minggu efektif di lapangan,
pelaksanaan di lapangan disesuaikan dengan jam kerja di tempat PBL.
3. Konsultasi laporan PBL pada dosen pembimbing Fakultas
dilaksanakan mulai minggu ke 3 dan 4.
4. Pembuatan laporan dan hasil PBL selama 2 minggu.
5. Seminar laporan PBL pada minggu ke 5.
Adapun secara rinci tahapan kegiatan PBL dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan PBL Berdasarkan Waktu (Tahapan Minggu)
Kegiatan MingguKe
I II III IV V
Persiapan&Pembekalan
Pelaksanaan PBL
Konsultasi
Pembuatan Laporan
Seminar Laporan PBL
26
27
B. Identifikasi Masalah
1. Mengidentifikasi Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh saat PBL di Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan, maka penulis mengidentifikasi beberapa
permasalahan di bidang Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan
Lingkungan. Adapun rumusan permasalahan yang didapat adalah sebagai
berikut :
a. Bebarapa Puskesmas belum melakukan penganggaran pelaksanaan
STBM di dana BOK
b. Kurangnya petugas sanitarian di puskesmas yang belum mendapatkan
pelatihan STBM atau pun pelatihan dalam pemicuan
c. Faktor lingkungan, terutama warga masyarakat yang tinggal disekitar
lingkungan sungai, mereka sangat sulit untuk diajak agar tidak BAB
disungai
d. Kurangnya dana program STBM yang dianggarkan dari sumber baik
APBD dan APBN
e. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sanitasi
f. Adanya perubahan atau pergantian fasilitator kabupaten di
kabupaten/kota
Astuti., 2016. Pemicuan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Mencapai SBS. [online].
Available from
(https://www.kompasiana.com/astuti_delza/pemicuan- sebagai-salah-satu-
alat-untuk-mencapai-
sbs_5744761ed27a618d0e499721, diakses pada 06 Maret 2018)
Batola, Pemkab., 2016. 44.390 Kepala Keluarga di Barito Kuala Belum Miliki
Akses Jamban Sehat. [online]. Available from
(http://pemkabbaritokuala.tribunnews.com/2016/11/14/44390-kepala-
keluarga-di-barito-kuala-belum-miliki-akses-jamban-sehat, diakses
pada
12 Maret 2016)
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Laporan Tahunan Seksi Kesehatan
Lingkuangan, Lingkungan Kerja dan Olahraga Tahun 2017. Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin 2018
Makeda., 2016. Makalah Lengkap Hubungan Jamban dan Diare di Kalimantan
Selatan. [online]. Available from
(http://mekadax.blogspot.co.id/2016/04/makalah-lengkap-hubungan-
jamban-dan.html, diakses pada 08 Maret)
Pamsimas., 2014. Menjawab tantangan Air Minum dan Sanitasi di Wilayah
Perdesaan Indonesia. [online]. Available from
(http://documents.worldbank.org/curated/en/257891467999387680/pdf/10
1178-BAHASA-WP-P085375-PUBLIC-Box393259B.pdf, diakses pada
12 Maret 2018)
Rakerkesnas., 2017.Integrasi Seluruh Komponen Bangsa Mewujudkan Indonesia
sehat. [online]. Available from
(http://www.depkes.go.id/article/print/17022700006/rakerkesnas-2017-
integrasi-seluruh-komponen-bangsa-mewujudkan-indonesia-sehat.html,
diakses pada 15 Maret 2018)
Sugeng., 2016. Konsep Dasar Open Defecation Free (ODF) / Buang Air Besar
Sembarangan (BABS). [online]. Available from
(http://warungbidan.blogspot.co.id/2016/05/konsep-dasar-open-
defecation-free-odf.html, diakses pada 15 Maret 2018)
Superadmin., 2017. Program 100-0-100 Untuk Indonesia Bersih dan Sehat. [online].
Available from (http://habitatindonesia.org/program-100-0-100- untuk-indonesia-
bersih-dan-sehat/, diakses pada 15 Maret 2018)
Unicef., 2017. Dampak dan Ancaman BABS. [online]. [online]. Available from
(http://www.tinjutinja.com/dampak-dan-ancaman-babs, diakses pada 15
Maret 2018)
Wahit., 2016. Stop Buang Air Besar di Sembarangan (SBS). [online]. Available from
(http://wahid81.blogspot.co.id/2014/11/stop-buang-air-besar- sembarangan-
sbs.html?m=1, diakses pada 15 Maret 2018)
Zulfiherwindo., 2016. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. [online]. Available from
(http://scholar.unand.ac.id/12624/2/BAB%20I.pdf, diakses pada 16
Maret 2018)