Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE AMENORE LAKTASI


DAN
METODE COUITUS INTERUPTUS

DOSEN :
Siska Dhewi SKM, M.Kes

KELOMPOK 3 :
Sasmita Aminasari (18070094)
Siti Norhalisa (18070154)
Annisa Pujiyanti (18070320)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
METODE AMENORE LAKTASI DAN METODE COUITUS INTERUPTUS tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Kesehatan Keluarga Berencana (KKB) . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang METODE AMENORE
LAKTASI DAN METODE COUITUS INTERUPTUS, bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

[Banjarbaru, 29/04/2021]

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Definisi/Pengertian.....................................................................................................3
B. Dasar Metode Amenore Laktasi (MAL)...................................................................3
C. Keuntungan................................................................................................................3
D. Kekurangan................................................................................................................4
E. Efek samping Metode Coitus Interuptus..................................................................5
F. Cara kerja Metode Coitus Interuptus......................................................................5
G. Cara penggunaan.....................................................................................................5
H. Efektivitas..................................................................................................................6
I. Indikasi......................................................................................................................7
J. Kontra rindikasi......................................................................................................8
K. konseling Metode Amenore Laktasi....................................................................8
BAB III.................................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah satu kontrasepsi alami
yang menggunakan prinsip menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun. Selama ini banyak informasi
yang memaparkan tentang ASI eksklusif dan berbagai pilihan jenis
kontrasepsi, sementara ibu masih begitu asing dengan kontrasepsi MAL.
Padahal tingkat keefektifan MAL adalah 98% bagi ibu yang menyusui secara
eksklusif (Syaifudin, 2006). Dengan penggunaan kontrasepsi MAL maka
kualitas dan kuantitas ASI ibu akan lebih optimal, karena ASI sangatlah
penting bagi pertumbuhan bayi, selain mendapatkan kekebalan pasif ASI juga
merupakan asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi
yang optimal (Prasetyono, 2012).

Coitus Interuptus (senggama terputus) merupakan salah satu usaha


kontrasepsi yang paling tua. Cara ini banyak digunakan di Benua Eropa pada
abad ke-18 dan memegang peranan penting dalam pembatasan penduduk.
Kira-kira 50 % dari suami istri mempergunakan pada waktu itu. Pada
pertengahan abad ini masih juga dipergunakan di Jamaika 60%, Puerto Rico
54% dan Ungaria 67%.

Walaupun cara ini tentu ada kegagalannya namun tidak kalah


hasilnya dengan pasangan yang menggunakan kondom dan diafragma. Cara
ini tentu memerlukan kerja sama yang baik dengan pasangan . Survey
demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 menunjukkan bahwa
penggunaan cara KB dan mencegah kehamilan dengan senggama terputus
cukup banyak mencapai 1,5%.

1
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui definisi/pengertian Metode Amenore Laktasi dan Metode
Coitus Interuptus ?
2. Apa dasar Metode Amenore Laktasi (MAL) ?
3. Apa keuntungan Metode Amenore Laktasi Metode Coitus Interuptus ?
4. Apa kekurangan Metode Amenore Laktasi Metode Coitus Interuptus ?
5. Apa efek samping Metode Coitus Interuptus ?
6. Bagaimana cara kerja Metode Coitus Interuptus ?
7. Bagaimana cara penggunaan Metode Amenore Laktasi Metode Coitus
Interuptus ?
8. Bagaimana efektivitas Metode Amenore Laktasi Metode Coitus Interuptus
?
9. Apa indikasi Metode Amenore Laktasi Metode Coitus Interuptus ?
10. Apa kontra rindikasi Metode Amenore Laktasi Metode Coitus Interuptus ?
11. Bagaimana konseling Metode Amenore Laktasi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih
dalam tentang Metode Amenore Laktasi Metode Coitus Interuptus, dan
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi/Pengertian
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Menurut Affandi 2003, Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan
alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI).
 Menurut Varney 2006,MAL adalah suatu metode kontrasepsi dengan
cara memberikan ASI kepada bayinya secara  penuh .
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus
 Teknik yang dapat mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi
ejekulasi pada pria, seorang pria harus menarik penisnya dari vegina
sehungga tidak setetes pun sperma masuk dalam rahim wanita.
Dengan cara ini kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa
dikurangi.
B. Dasar Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI
tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
C. Keuntungan
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Efektivitas tinggi
 Tidak memiliki efek samping
 Tidak mengganggu senggama
 Tidak perlu pengawasan medis
 Tidak perlu alat dan obat
 Tidak mempengaruhi keseimbangan hormon alami tubuh
 Dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan

3
 Tanpa biaya
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus
 Efektif jika digunakan dengan benar
 Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
 Dapat digunakan setiap waktu
 Tidak membutuhkan biaya
 Tidak membutuhkan obat/alat sehingga relatif sehat untuk perempuan
D. Kekurangan
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual. Untuk
mencegah penularan penyakit ini, perlu dilakukan pencegahan dengan
mempraktekkan seks aman dan menggunakan kondom.
 Hanya bisa diandalkan selama enam bulan pertama setelah
melahirkan.
 Dapat menyebabkan berkurangnya pelumas alami vagina, sehingga
berisiko menyebabkan vagina kering.
 Pemberian ASI eksklusif tidak selalu dapat dilakukan oleh setiap ibu.
Misalnya pada ibu yang jumlah ASInya sedikit, memiliki kelainan
hormon, atau penyakit infeksi, seperti HIV.
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus
 Beberapa peneliti menyatakan resiko kegagalan metode ini cukup
tinggi. Disebabkan karena kontrol atas teknik ini tidak ada pada
perempuan.
 Sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang pria untuk merasakan
tanda ejukulasi dan kesempatan untuk menarik penis dan
 mendapatkan organisme diluar vegina.
 Seringkali terjadi cairan sperma cepat keluar bahkan sebelum pria
merasa telah terjadi ejukulasi
 pria tidak tahu pasti kapan dia mengalami ejukulasi.

4
 kadang pria juga enggan menarik penisnya pada saat puncak ejukulasi.

E. Efek samping Metode Coitus Interuptus


Secara medis tidak ada efek samping apapun, hanya untuk beberapa pria
marasa tidak puas selama puncak orgasme kerena mereka harus
mengendalikan hawa nafsunya selama koitus agar komitmen untuk
melakukan senggama terputus tetap berjalan.
F. Cara kerja Metode Coitus Interuptus
1. Melakukan kesepakatan antara suami istri sebelum berhubungan seksual.
2. Menghilangkan sperma dari ejukulasi sebelumnya.
3. Suami segera mengeluarkan penisnya dari vegina pasangannya dan
mengeluarkan sperma di luar vegina.
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur
G. Cara penggunaan
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Menyusui secara ideal.
Untuk memastikan keberhasilan dari metode MAL ini, seorang ibu
disarankan untuk menyusui anaknya setidaknya 10-12 kali sehari
dalam usia 1 minggu pertama, dan 8-10 kali sehari setelahnya. Interval
antara pemberian ASI disarankan konsisten (sekitar 4-6 jam) dan
setidaknya menyusui sekali di malam hari
 Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan
MPASI diberikan pada usia 6 bulan ketika nutrisi ASI tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Hal ini juga mendorong ibu untuk
tetap memberikan ASI secara rutin kepada bayi.
 Rencanakan untuk kontrol rutin

5
Kontrol rutin untuk ibu dan juga bayi pascasalin untuk memastikan
dan menilai keberhasilan kelangsungan metode MAL tersebut. Setiap
kali kontrol, maka syarat-syarat di atas akan dievaluasi ulang.
 Wanita yang belum mengalami perdarahan pervaginam setelah 56 hari
pascapartum.
 Pemberian ASI harus merupakan sumber nutrisi yang eksklusif untuk
bayi. (Varney, 2006)
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus
 Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling
membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya
harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode
sanggama terputus.
 Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan
kandungan kemih dan memersihkan ujung penisnya untuk
menghilangkan sperma dari ejukulasi sebelumnya.
 Apabila merasa akan ejukulasi, suami segera mengeluarkan penisnya
dari vegina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vegina.
 Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
 Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
 Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
H. Efektivitas
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Jika seseorang ibu memberikan ASI kepada bayinya sesuai dengan
kriteria MAL, maka kemungkinan untuk ibu hamil dalam 6 bulan pertama
setelah melahirkan hanya kurang dari 2%. Bagaimanapun untuk
kebanyakan wanita 1 dari 50 kemungkinan untuk terjadinya kehamilan
yang tidak terduga lebih besar resikonya dibandingkan mereka yang
mengkombinasikan pemberian ASI / laktasi dengan metode kontrasepsi
saja (Hanafi, 2002).

6
Efektivitas MAL sangat tinggi sekitar 98 persen apabila digunakan
secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Digunakan selama enam bulan pertambahan setelah melahirkan
 Belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara ekslusif
(tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan)
Efektvitas dari metode ini juga sangat tergantung pada frekuensi dan
intensitas menyusui.
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus
Evektivitas Coitus Interuptus bervariasi, pada penggunaan yang
cermat dan konsisten, metode ini dapat mencapai efektivitas samapai 96%
untuk mencegah kehamilan. Namun, angka tersebut dapat munurun
sampai 81% pada pencegahan yang kurang cermat dan kurang komitmen
(Clubb & Knight, 1996).
Metode Coitus Interuptus efektif apabila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per/100 perempuan pertahun.
Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan
kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
(Saifuddin, Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi).
I. Indikasi
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Ibu yang menyusui secara eksklusif dan bayinya berusia kurang dari 6
bulan.
 Belum mendapat menstruasi setelah melahirkan.
 Kita dapat mendorong ibu untuk memilih metode lain dengan tetap
menganjurkannya untuk melanjutkan ASI, saat terjadi keadaan-
keadaan seperti: a.Bayi mulai diberikan makanan pendamping secara
teratur (menggantikan satu kali menyusui).; b.Menstruasi sudah mulai
kembali. ; c.Bayi sudah tidak terlalu sering menyusu.; d.Bayi sudah
berusia 6 bulan atau lebih.
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus

7
 Dapat dipakai pada suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam
keluarga berencana
 Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk
tidak memakai metode-metode lain.
 Pasangan yang melakukan metode kontrasepsi sementara, sambil
menunggu metode lain
 Pasangan yang membutuhkan metode pendukung lain.
 Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
J. Kontra rindikasi
1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Sudah mendapat menstruasi setelah persalinan.
 Tidak menyusui secara eksklusif.
 Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
 Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam. (Hidayati, 2009)
2. Metode Coitus Interuptus / metode senggama terputus
 Suami yang sulit melakukan senggama terputus
 Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis
 Suami yang sulit bekerjasama
 Pasangan yang kurang dapat berkomunikasi
 Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
K. konseling Metode Amenore Laktasi
Hal yang harus disampaikan kepada klien pada saat konseling (Setya &
Sujiyatini, 2009, hal. 71; Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK- 3)
1. Seberapa sering harus menyusui.
Bayi disusui sesuai kebutuhan bayi (on demand). Biarkan bayi
menyelesaikan hisapan dari satu payudara sebelum memberikan payudara
lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir. Bayi hanya
membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak
memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain

8
pada waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi
banyak susu.
2. Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
3. Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepas hisapannya.
4. Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui waktu malam
membantu pertahanan kecukupan persediaan ASI.
5. Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit. ASI dapat disimpan
dalam lemari pendingin
6. Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping
ASI. Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan
berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai
dengan umur 6 bulan. (Berat Badan naik sesuai umur, sebelum BB naik
minimal 0,5kg, ngompol sedikitnya 6 kali sehari)
7. Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi
akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif
sebagai metode kontrasepsi.
8. Haid
Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan
harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya.
9. Untuk kontrasepsi dan kesehatan
Bila menyusui tidak secara eksklusif atau berhenti menyusui maka perlu
ke klinik KB untuk membantu memilihkan atau memberikan metode
kontrasepsi lain yang sesuai.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode amenore laktasi merupakan salah satu cara alami untuk
mencegah kehamilan. Selain aman dan efektif, metode ini juga lebih praktis
dan sangat mudah dilakukan, terutama bagi ibu yang baru melahirkan. Pada
dasarnya, hasil penerapan metode amenore laktasi untuk mencegah kehamilan
bisa bervariasi pada tiap wanita. Meski sudah melakukan metode amenore
laktasi, Bunda tetap memiliki peluang untuk hamil setelah melahirkan. Oleh
karena itu, Bunda tetap perlu menggunakan alat kontrasepsi lain untuk
mencegah kehamilan pascabersalin.Kesimpulan
Coitus Interuptus (metode withdrawal/senggama terputus) adalah suatu
metode kontrasepsi di mana senggama di akhiri sebelum terjadi ejakulasi intra
vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita. Sebelum
memutuskan untuk melakukan metode kontrasepsi coitus interuptus,
hendaknya pasangan memperhatikan indikasi dan kontra indikasi dari metode
ini. Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus
interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi
diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Coitus interuptus
memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan namun akan efektif
apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27
kehamilan per 100 perempuan per tahun.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umpo.ac.id/1250/3/BAB%20I.pdf
http://go-blogzatin.blogspot.com/2016/09/makalah-coitus-interuptus-dosen.html
https://www.academia.edu/19752241/Makalah_kespro_sanggama_terputus
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/09/kontrasepsi-mal-methode-
amenorrhoe.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-izzatulmus-6814-3-c.babi-
l.pdf
https://skata.info/article/detail/230/cara-menggunakan-kontrasepsi-mal-dengan-benar
https://www.alodokter.com/Benarkah-Menyusui-Dapat-Mencegah-
Kehamilan#:~:text=Namun%2C%20metode%20amenore%20laktasi%20juga,seks
%20aman%20dan%20menggunakan%20kondom.
https://www.alodokter.com/Benarkah-Menyusui-Dapat-Mencegah-Kehamilan
https://id.scribd.com/presentation/367657347/Coitus-Interuptus
http://repository.helvetia.ac.id/804/2/BAB%20I%20-%20BAB%20III.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai