Anda di halaman 1dari 14

Dosen Pengampu :

Eka Handayani, SKM M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Annisa Pujiyanti (18070320)

Khairur Rahmah (18070411)

Munawarah (18070403)

Rusmalum Jernita Silaban (18070414)

Selvia Nur Fitri (18070114)

Nooraida Rahmawati (18070116)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ASYAD AL-BANJARI

JL. Salak No.44 Banjar Baru 70714 Telp. (0511) 4782381

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akaan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk mnyelesaikan
pembuatan laporan ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta salam dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsure normative yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu dengan instansi. Hak merupakan
sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung
tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi.
Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita
sendiri. Dalam hal ini penulis tertarik untuk membuat makalah tentang HAM. Maka
dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak hak yang berasal dari harkat dan
martabat yang melekat pada manusia. Hak ini sangat mendasar atau asasi
(fundamental) sifatnya, yang mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang
sesuai dengan bakat, cita cita, serta martabatnya. Hak ini juga dianggap universal,
artinya dimiliki semua manusia tanpa perbedaan berdasarkan bangsa, ras, agama, atau
gender.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian HAM?
2. Azas-azas yang mendasari HAM?
3. Apa saja konsep HAM?
4. Apa saja ciri HAM dan tujuan HAM?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu HAM
2. Untuk mengetahui azas-azas yang mendasari HAM
3. Untuk mengetahui konsep HAM
4. Untuk mengetahui ciri HAM dan tujuan HAM
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar HAM


a. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak merupakan unsure normative yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu dengan instansi. Hak merupakan
sesuatu yang harus diperoleh.
Hak Asasi Manusia adalah prinsip-prinsip moral atau norma-norma yang
menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia dan dilindungi secara
teratur sebagai hak-hak hukum dalam hukum negara dan internasional. Umumnya
dipahami sebagai hal yang mutlak sebagai hak-hak dasar seseorang secara inheren
berhak karena dia adalah manusia dan yang melekat pada semua manusia terlepas
dari bangsa, lokasi, bahasa, agama, asal-usul etnis atau status lainnya. Ini berlaku
di mana-mana dan pada setiap kali dalam arti yang universal, dan ini egaliter dalam
arti yang sama bagi setiap orang. HAM membutuhkan empati dan aturan hukum
yang memaksakan kewajiban pada orang untuk menghormati hak asasi manusia
dari orang lain.
Menurut John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang secara kodrati
melekat pada setiap manusia.
Menurut Miriam Budiarjo, bahwa hak asasi manusia adalah hak manusia
yang telah diperoleh dan dibawahnya bersama dengan kelahiran atau kehadirannya
dimasyarakat.
Sedangkan Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Dari pengertian hak asasi manusia di atas dapat disimpulkan bahwa HAM
bersifat universal, artinya berlaku dimana saja dan kapan saja serta untuk siapa saja
dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak asasi dibutuhkan manusia untuk
melindungi martabat kemanusiaannya dan digunakan sebagai landasan moral
dalam bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Konsep Hak Asasi Manusia
mencakup seluruh segi kehidupan, baik hak hukum, hak sosial budaya, hak
ekonomi, maupun hak dalam pembangunan.

b. Hak Asasi Manusia (HAM) di dalam Kesehatan


HAM adalah hak yang melekat pada manusia karena kelahirannya sebagai
manusia. Hak-hak tersebut diperoleh bukan pemberian orang lain ataupun negara,
tetapi karena kelahirannya sebagai manusia. Dalam konteks religius hak-hak ini
merupakan karunia Tuhan, dan hanya Tuhanlah yang berhak mencabutnya.
Karena HAM merupakan hak yang diperoleh saat kelahirannya sebagai manusia,
maka HAM meliputi hak-hak yang apabila dicabut atau dikurangai akan
mengakibatkan berkurang derajat kemanusiaannya. Ukuran derajat kemanusiaan
selalu berkembang sesuai dengan peradaban masyarakatnya. Jelas bahwa hak dasar
pertama adalah hak hidup yang membawa konsekuensi adanya hak-hak lain seperi
hak mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang layak, hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, hak mendapatkan kewarganegaraan dan hak mengeluarkan
pendapat, berserikat dan berkumpul. Pada perkembangan selanjutnya, derajat
kemanusiaan juga ditentukan oleh tingkat pendidikan dan kesehatannya, sehingga
pendidikan dan kesehatan pun kemudian menjadi hak asasi manusia dengan segala
perangkat hak lain untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan.
Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkin setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan). Karena itu kesehatan merupakan dasar dari
diakuinya derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, seseorang menjadi tidak
sederajat secara kondisional. Tanpa kesehatan, seseorang tidak akan mampu
memperoleh hak-haknya yang lain. Seseorang yang tidak sehat dengan sendirinya
akan berkurang haknya atas hidup, tidak bisa memperoleh dan menjalani pekerjaan
yang layak, tidak bisa menikmati haknya untuk berserikat dan berkumpul serta
mengeluarkan pendapat, dan tidak bisa memperoleh pendidikan demi masa
depannya. Singkatnya, seseorang tidak bisa menikmati sepenuhnya kehidupan
sebagai manusia.
Pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia dan sebagai kondisi yang
diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain telah diakui secara internasioal. Hak
atas kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang
sehat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap
kesehatan ibu dan anak. Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
menyatakan:
Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang,
papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas
keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya,
lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf
kehidupan yang terjadi diluar kekuasaannya. Ibu dan anak berhak mendapatkan
perhatian dan bantuan khusus. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun
di luar perkawinan, harus menikmati perlindungan sosial yang sama.
Jaminan hak atas kesehatan juga terdapat dalam Pasal 12 ayat (1) Konvensi
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang ditetapkan oleh
Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966, yaitu bahwa negara
peserta konvenan tersebut mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar
tertinggi yang dapat dicapai dalam hal kesehatan fisik dan mental. Perlindungan
terhadap hak-hak Ibu dan anak juga mendapat perhatian terutama dalam Konvensi
Hak Anak. Instrumen internasional lain tentang hak atas kesehatan juga terdapat
pada Pasal 12 dan 14 Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan, dan ayat 1 Deklarasi Universal tentang
Pemberantasan Kelaparan dan kekurangan Gizi.
Pada lingkup nasional, Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia menyatakan bahwa:
“Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya”.
“Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan
batin”.
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.
Jaminan atas hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal juga terdapat dalam
pasal 4 UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.

B. Azas-azas yang Mendasri HAM


1.1. Azas-azas dasar Hak Asasi Manusia meliputi:
1. Asas Universal (Universality)
Universalitas hak berarti bahwa hak bersifat umum, tidak dapat  berubah atau
hak dialami dengan cara yang sama oleh semua orang.
2. Asas Martabat Manusia (Human Dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat dan dimiliki setiap manusia. Asas ini
ditemukan pada pikiran setiap individu tanpa memperhatikan ras, umur, budaya,
bahasa, etnis, keyakinan seseorang yang harus dihargai dan dihormati sehingga
hak yang sama dan sederajat dapat dirasakan semua orang dan tidak
digolongkan berdasarkan tingakatan hirarkis.
3. Asas Kesehatan (Equality)
Asas kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati martabat yang melekat
pada setiap manusia. Secara spesifik pasal 1 menyatakan bahwa : setiap umat
manusia dilahirkan merdeka dan sederajat dalam harkat dan martabatnya
4. Asas Nin-Diskriminasi (Non-Discrimination)
Asas ini memastikan bahwa tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi orang
lain karena faktor-faktor luar, misalnya ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
agama, politik atau pandangan lainnya.

5. Asas tidak dapat dicabut (Inalienability)


Asas ini menyatakan bahwa hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan
dan dipindahkan.
6. Asas tidak bisa dibagi (indivisibilty)
Pengabaian pada satu hak akan menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak
lainnya. Hak setiap orang untuk bisa memperoleh penghidupan yang layak
adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hak tersebut merupakan modal
dasar bagi setiap orang agar mereka bisa menikmati hak-hak lainnya seperti hak
atas kesehatan atau hak atas pendidikan.
7. Asas Saling berkaitan dan bergantungan (Interrelated and Interdependent)
Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak lainnya,
baik secara keseluruhan maupun sebagian. Contohnya, hak atas pendidikan atau
hak atas informasi adalah saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu
pelanggaran HAM saling berkaitan sehingga hilangnya satu hak dapat
mempengaruhi hak lainnya.
8. Asas Tanggung Jawab Negara (State Responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung jawab untuk
menaati dan melindungi hak-hak asasi manusia. Dalam hal ini, mereka harus
tunduk pada norma-norma hukum dan standar yang tercantum di dalam
instrumen-instrumen HAM. Seandainya mereka gagal dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, pihak-pihak yang dirugikan berhak untuk mengajukan
tuntutan secara layak sebelum tuntutan itu diserahkan pada sebuah pengadilan
yang kompeten atau adjudikator (penuntut) lain yang sesuai dengan aturan dan
prosedur hukum yang berlaku.

1.2. Azas yang Melandasi Hukum Kesehatan

1. The Right to Health Care


Hak atas pemeliharaan kesehatan berarti setiap orang memiliki hak untuk
mendapatkan standar tertinggi dari kesehatan fisik dan mental meliputi akses
terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan, seperti: akses
terhadap nutrisi, air bersih, perumahan yang sehat, imunisasi, pendidikan,
sanitasi, dan akses terhadap informasi terkait kesehatan. Faktor yang
mempengaruhi hak atas pemeliharaan kesehatan yaitu:
a. Faktor sarana kesehatan
b. Faktor geografis
c. Faktor finansial/keuangan
d. Faktor kualitas

2. The Right of Self Determination


Sebagai hak dasar atau hak primer individual yang merupakan sumber dari hak-
hak individual terdiri dari Hak atas privacy dan hak atas tubuhnya sendiri.
a. Hak atas privacy
Right to privacy atau Right to be Let Alone secara sederhana
diterjemahkan sebagai hak untuk tidak diusik dalam kehidupan
pribadinya(Cooley, 1888). Hak atas privasi juga dapat diterjemahkan
sebagai hak dari setiap orang melindungi aspek-aspek pribadi
kehidupannya untuk dipergunakan dan dimasuki oleh orang
lain(Gillmor, 1990:281).
b. Hak atas tubuh ya sendiri
Merupakan hak pasien memilih dokter, hak atas informed consent, hak
menolak pengobatan atau perawatan tindakan medis tertentu, hak
menghentikan pengobatan atau perawatan, dan hak atas second opinion
serta hak memeriksa rekam medis.

1.3. Pelaksanaan HAM di Bidang Kesehatan


Dalam pelayanan kesehatan terdapat aturan yang telah dibuat dan
mendapat izin dari pemerintah sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, seperti yang terdapat di dalam pasal 30 ayat (1), (2) dan
(3).
1. Pasal 30 ayat (1) : Fasilitas Pelayanan Kesehatan, menurut jenis
pelanyanannya terdiri Pelayanan Kesehatan Perseorangan dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat.
2. Pasal 30 ayat (2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagamana dimaksud pada
ayat (1) meliputi : Pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan
kesehatan tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

3. Pasal 30 ayat (3) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilaksanakan oleh pihak pemerintah, pemerintah daerah dan
swasta. Fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan akses yang luas
bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, dalam
hal demikain fasilitas pelayanan kesehatan akan memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan
terlebih dahulu, dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik
swasta maupun pemerintah wajib untuk melayani pasien tanpa memandang
siapa pasien tersebut. Hal ini seperti yang terdapat dalam undang-undang,
yang melarang bagi siapa saja yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
membeda-bedakan pasien dalam keadaan darurat untuk menolak pasien
atau meminta uang muka sebagai jaminan. Pelayanan kesehatan adalah
kegiatan dengan melakukan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dalam pelayanan kesehatan perseorangan sesuai dengan pasal
30 ayat (1) adalah ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Sedangkan pelayanan
kesehatan masyarakat adalah ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat. Pelayanan kesehatan ini adalah mendahulukan pertolongan
keselamatan nyawa pasien dibandingkan kepentingan
lainnya.Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
bertanggungjawab, aman, bermutu dan merata serta nondiskriminatif.
Dalam hal ini pemerintah sangat bertanggung jawab atas pelayanan
kesehatan, serta menjamin standar mutu pelayanan kesehatan. Dengan
demikian sangat jelaslah bahwa dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
pemerintah sangat peduli dengan adanya ketentuan-ketentuan yang berlaku
menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan maka hak-
hak pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan tersebut dapat
terlindungi.
4. Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
5. Pasal 28 B ayat (1) : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.

Pasal 28 B ayat (2) : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

6. Pasal 28 H ayat (1) : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 28 H ayat (3) : Setiap orang berhak atas jaminan social yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.
C. Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia (HAM)
Ciri-ciri HAM yang menjadi dalam pedoman pelaksanaan HAM yaitu:
a) Hakiki, artinya HAM sudah dibawa sejak lahir oleh seluruh makhluk hidup
di dunia ini.
b) Universal, HAM berlaku umum tanpa memandang status, suku bangsa,
gender, dan HAM tidak dapat dicabut oleh siapapun.
c) HAM tidak dapat diserahkan pada pihak lain.
d) Tidak dapat dibahi, semua orang mendapatkan semua hak, baik politik,
ekonomi, sosial budaya.
Adapun hak dasar yang dimiliki manusia meliputi:
a) Hak untuk hidup
b) Hak kemerdekaan atau kebebasan
c) Hak memiliki sesuatu
Hak-hak dasar ini kemudian dikelompokkan meliputi
a. Hak Sipil dan Politik diantaranya:
1. Hak hidup
2. Hak persamaan dan kebebasan
3. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat
4. Kebebasan berkumpul
5. Hak beragama
b. Hak Ekonomi, Sosial dan budaya
1. Hak ekonomi
2. Hak pelayanan kesehatan
3. Hak memperoleh pendidikan

D. Tujuan Hak Asasi Manusia (HAM)


 Melindungi orang dari kekerasan, kesewenang-wenangan dan pelecahan.
 Mengembangkan rasa saling menghormati di antara orang - orang.
 Mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk
memastikan/menjamin bahwa hak orang lain tidak dilanggar.
 Melindungi hak manusia untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak
untuk hidup, hak atas kebebebasan dan hak keamanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpualan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah Negara Republik
Indonesia sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu terbukti dari
perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah dan sangat diperhatikan oleh Pemerintah sehingga
masyarakat juga semakin sadar akan hak-hak asasi orang lain yang harus dihormati
dan dihargai. Selain itu, Pemerintah juga meningkatkan dan mengatur hak-hak asasi
manusia dalam bidanng kesehatan, yang dibuktikan dalam Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan sehingga hak-hak pasien sebagai penerima pelayanan
kesehatan dapat terlindungi.

B. Saran
 Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menilai pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan apakah
sudah sesuai dengan yang masyarakat inginkan dan apakah sudah terpenuhi hak-
hak masyarakat sebagai pasien.
 Bagi individu
Seseorang dapat mengetahui hak-hak orang lain dan harus menghargai serta
menghormati hak orang lain karena hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain.
Jadi, kita harus lebih berhati-hati dengan hak seseorang karena hak sangat sensitif,
tergantung pada sifat dan sikap seseorang.
 Bagi tenaga kesehatan
Sebaiknya kita sebagai tenaga kesehatan mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah dan harus sesuai dengan hak-hak asasi manusia.
Misalnya : tidak membeda-bedakan pemberian pelayanan bagi siapapun. Apabila
kita melanggar ketetapan yang telah dibuat dan di sahkan oleh Pemerintah, berarti
kita telah melanggar hak-hak asasi manusia yang seharusnya kita hargai dan kita
hormati.
DAFTAR PUSTAKA

https://btlprahma.blogspot.com/2017/02/makalah-ham-dalam-bidang-
kesehatan.html

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5bddd92072675e7eb599f
25e18ff8f67.pdf

http://eriskafitriadiani.blogspot.com/2013/12/asas-asas-dasar-ham-dan-
pelaksanaan-ham_170.html

Anda mungkin juga menyukai