Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN INOVATION PROJECT

PENGGUNAAN LEMBAR BALIK (PERHITUNGAN TITRASI


CAIRAN DAN FRAKSI OKSIGEN (FiO2)) SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN MAHASISWA DI RUANG ICU-HCU
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD DR
MOEWARDI SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

ANGGA AGUNG SAPUTRA SN 171017


ANIK WIDYASTUTI SN. 171019
ANNA MUSTIKA DEWI SN 171022
TRI MULYANI SN. 171204
YULIANI DISARI SN 171228

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Depkes RI (1998), mutu pelayanan adalah yang menunjukkan
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan
penduduk, serta pada pihak lain, tata penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesional yang telah ditetapkan.
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari
rumah sakit tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain
sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk
masa yang akan datang.
Mutu pelayanan medis dan kesehatan di RS sangat erat kaitannya
dengan manajemen RS (quality of services) dan keprofesionalan kinerja SMF
dan staf lainnya di RS (quality of care). Keduanya merupakan oucome dari
manajemen menjaga mutu di RS (quality assurance) yang dilaksanakan oleh
gugus kendali mutu RS. Dalam hal ini, gugus kendali mutu dapat ditugaskan
kepada komite medik RS karena mereka adalah staf fungsional (nonstruktural)
yang membantu direktur RS dengan melibatkan semua staf SMF RS.
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (Instalasi dibawah Wakil Direktur Pelayanan) dengan staf yang khusus
dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan
terapi pasien – pasien yang menderita penyakit, cedera aatu penyulit-penyulit
yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa, dengan prognosis
dubia. ICU menyediakan kemampuan sarana dan prasarana, serta peralatan
khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan-keadaan tersebut (RSDM, 2017).
High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi
pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, kesadaran

2
namun masih memerlukan pengobatan, perawatan, dan pemantauan secara
ketat. Tujuannya adalah agar bisa diketahui secara dini perubahan-perubahan
yang membahayakan sehingga, bisa dengan segera dipindah ke ICU untuk
dikelola lebih baik lagi. Pasien HCU adalah pasien yang memerlukan tingkat
pelayanan yang berada diantara ICU dan ruang rawat inap biasa ( artinya tidak
perlu perawatan ICU), namun belum dapat dirawat diruang rawat inap biasa
karena masih memerlukan pemantauan yang tepat.
Bidang kerja ICU-HCU meliputi pengelolaan pasien, administrasi unit,
pendidikan dan Penelitian. Pada bidang pendidikan dan pelatihan dilakukan
pelatihan sebagai berikut: pelatiahan pemantauan monitoring, pelatihan
ventilasi mekanis, pelatihan terapi cairan, elektrolit dan asam-basa, pelatihan
penatalaksanaan infeksi dan management ICU. Sebagai tempat pendidikan,
maka diperlukan media pembelajaran untuk menerangkan peserta didiknya.
Begitu banyak media pembelajaran, tetapi penulis memilih lembar balik,
karena menyampaikan pesan secara ringkas dan sederhana (Arsyad,2002).
Berdasar quisioner yang kita buat, sebanyak 14 perawat di ICU-HCU
IGD menjawab dengan benar. Quisioner dibuat sejumlah 5 pertanyaan berupa
3 pertanyaan tentang titrasi cairan dan 2 pertanyaan tentang fraksi oksigen.
Pertanyaan dijawab, belum menggunakan panduan lembar balik. Setelah
menggunakan lembar balik, pertanyaan dijawab langsung menggunakan tabel
lembar balik. Hal ini lebih mudah dan efisien. Karena ketepatan, kecepatan
dalam penanganan kegawatdaruratan kritis merupakan prioritas utama dalam
pelayanan pasien.
Selain itu perawat sibuk melakukan pelayanan sehingga lembar balik
dapat membantu untuk memberikan pengajaran kepada mahasiswa. Dari
sejumlah 22 orang perawat, ada 8 orang merupakan pegawai baru, jadi tidak
semua perawat bisa menjawab quisioner. Diharapkan dengan lembar balik bisa
membantu pengajaran bagi perawat baru agar lebih mahir.
Alasan lain, mengapa memilih lembar balik adalah, Rumah Sakit baru
mempunyai petunjuk lembar balik antara lain: Tentang Gasglow Coma Scale
(GCS), Resiko jatuh, Braden Score, Pivas. Sehingga dengan adanya lembar
balik ini semoga dapat membantu penghitungan cairan dan fraksi oksigen.

3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut “Bagaimana
Penggunaan Lembar Balik Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa Di Ruang
ICU-HCU Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD DR Moewardi Surakarta”?.

C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, dimana mutu pelayanan
menjadi indikator kepuasan pasien. Dan peran perawat profesional
diperlukan dalam asuhan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
2. Tujuan khusus :
a) Untuk mengetahui dan memahami titrasi cairan dan fraksi oksigen
b) Untuk menyamakan persepsi tentang titrasi cairan dan fraksi oksigen
antara perawat (Instruktur Klinik) dan mahasiswa
c) Untuk mengurangi angka kematian pasien akibat salah dalam
perhitungan cairan dan fraksi oksigen.
d) Untuk mengurangi beban kerja perawat dimana harus melakukan
asuhan keperawatan dan melakukan bimbingan klinik.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Inovasi
1. Media Pembelajaran
Sesuatu yang meneruskan informasi atau pesan antara sumber dan
penerima pesan (AECT,1977). Ataupun bahan atau alat atau metode yang
digunakan dalam belajar mengajar, dengan maksud agar proses belajar
mengajar efektif dan sesuai dengan tujuan ynag dimaksud.
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tradisional
dan mutakhir (arsyad, 2002). Adapun contoh media pembelajaran yang
traditional adalah lembar balik.
a. Langkah-langkah penetapan media:
1) Menetapkan Tujuan
Tujuan harus realistis, jelas dan dapat diukur (apa yang diukur,
sasaran yang akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur,
berapa lama dan dimana pengukuran dilakukan). Penetapan tujuan
merupakan dasar untuk merancang media pembelajaran dan
merancang evaluasi.
2) Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok
sasaran yang tepat yang dianggap sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran.
3) Memilih media yang tepat.
Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas.
Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan cakupan,
frekuensi dan efektifitas.
2. Konsep Lembar balik (Flip Chart)
Lembar balik adalah media penyampaian informasi atau pesan
dalam bentuk lembar balik dan berisi lembar peraga. Flip chart biasanya
dalam bentuk buku (menyerupai kalender).Setiap lembar berisi gambar
yang diinformasikan dan lembar baliknya (belakangnya) berisi klimat

5
sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
Lembar balik ini biasanya digunakan untuk pertemuan kelompok dengan
jumlah maksimal peserta 30 orang. Flip chart biasanya digunakan untuk
pendidikanindividu atau kelompok yang lebihkecil (kurang dari 5 orang).
Kelebihan:
a. Mampu menyampaikan pesan secara ringkas.
b. Pada umumnya berukuran lebih kecil dari ukuran white board,
maka pesan pembelajaran yang disampikan harus ringkas, hanya
mencakup pokok-pokok pembelajaran
c. Dapat digunalan dalam ruangan atau luar ruangan
d. Penggunaan media flip chart adalah paling tepat untuk
menyampaikan pengajaran
e. Merupakan suatu cara agar penerima pembelajaran tidak bosan dan
dapat mengembangkan imagiasi atau ide gagasan.
f. Menghemat waktu pembelajaran agar tidak menulis dipapan tulis.
Kekurangan
Memerlukan waktu untuk mempersiapkan media dalam melaksanakan
pembelajaran.
(arsyad,2002)
B. Titrasi Cairan
Titrasi cairan adalah pemberian suatu obat yang sebelumnya sudah
mengalami pencampuran dengan suatu larutan tertentu sehingga didapatakan
konsentrasi obat yang diinginkan. Dalam hal ini, adalah:
1. DOPAMIN
Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini
Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg

INDIKASI
Shock yang berhubungan dengan CRF,
INFARK MIOCARD, RENAL FAILURE
DOSIS

6
I RINGAN : 3-5 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Mengaktifksn reseptor
dopamine dan vasodilator ginjal.
II SEDANG : 5-10 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure,
mengaktifkan ß reseptor, meningkatkan
kontraktilitas dan meningkatkan Cardiac
Output.
III. BERAT : 10-20 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Vasokonstriksi vena dan arteri
dan mengaktifkan reseptor a

EFEK SAMPING
Mual, muntah, Aritmia dan Diare
Observasi vital sign dan intake output
RUMUS PEMBERIAN

DOSIS YANG DIMINTA X BERAT BADAN x 60


JUMLAH PENGENCERAN
CONTOH : Berikan 1 µg/kgBB/menit dengan
BB : 50 kg dan dosis sediaan Dopamin 200 mg
dalam 50cc Nacl ?
1 mg = 1000 µg
Cara : Jumlah Pengenceran = 200 mg = 4 mg/cc
50 cc Nacl
= 4000 µg/cc
Jadi : 1 µg x 50 kg x 60 = 0,75 cc/jam
4000 µg/cc

7
2. DOBUTAMIN
Misalnya : Dobutrec, Dobujeck dan Dobutel
INDIKASI
CHF DAN SHOCK
FUNGSI
Bekerja pada ß 1 dan meningkatkan
Kontraktilitas
DOSIS
2-20 µG/kgBB/menit
RUMUS PEMBERIAN

DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60


JUMLAH PENGENCERAN

CONTOH : Berikan 1 µg/kgBB/menit dengan


BB : 50 kg dengan dosis sediaan 250 mg dalam 50 cc Nacl ?
1 mg = 1000 µg
Cara : Jumlah Pengenceran = 250 mg = 5 mg/cc
50 cc Nacl
= 5000 µg/cc
Jadi : 1 µg x 50 kg x 60 = 0,6 cc
5000 µg/cc

3. NITROGLISERIN (NTG)
SEDIAAN 1 Ampul = 10 mg
DOSIS = 5-200 µg/menit

8
RUMUS PEMBERIAN

DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60


JUMLAH PENGENCERAN

CONTOH : Berikan 5 µg/menit dengan sediaan


NTG 10 mg dalam 50 cc Nacl ?
1 mg = 1000 µg
Cara : Jumlah Pengenceran = 10 mg = 0,2 mg/cc
50 cc
= 200 µg/cc
Jadi : 5 µg x 60 = 1,5 cc/ jam
200 µg/cc

4. HEPARIN
SEDIIAN : 1 Flacon/Vial = 25000 unit = 5 cc
Jadi 1 cc = 5000 unit
RUMUS PEMBERIAN

DOSIS DIMINTA
JUMLAH PENGENCERAN

CONTOH : Berikan 500 unit/jam heparin


dengan sediaan heparin 20000 unit dalam 50 cc
Nacl ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 20000 unit = 400 ui/cc
50 cc
Jadi : 500 unit/jam = 1,25 cc/jam
400 unit/cc
5. ADRENALIN
Misalnya : Epineprin
SEDIAAN : 1 Ampul = 1 mg

9
INDIKASI
CARDIAC ARREST, VF halus dan VT tanpa nadi.
FUNGSI
Sebagai Stimulus Reseptor Adrenergic.

DOSIS
0,05 µg/kgBB/menit (4-8 Ampul dalam 50 cc
Nacl)
RUMUS PEMBERIAN
DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60
JUMLAH PENGENCERAN

CONTOH : Berikan 0,1 µg/kgBB/menit dengan


BB 50 kg dan sediaan Adrenalin 1 mg dalam 50
cc Nacl ?
Cara : Jumlah pengenceran = 1 mg = 0,02 mg/cc
50 cc
= 20 µg/cc
Jadi : 0,1 µg x 50 kgx 60 = 15 cc/jam
20 µg/cc

6. NORADRENALIN
Misalnya : Levoped, Levosol dan Vascon
SEDIAAN
1 cc = 1 mg
INDIKASI
Hipotensi berat dengan tahanan perifer
total yang menurunkan dosis.
FUNGSI
Vasokonstriktor yang meningkatkan BP dan
Inotropik yang kuat (Stimulator reseptor ß)

10
DOSIS
0,05 µg/kgBB/menit
RUMUS PEMBERIAN

DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60


JUMLAH PENGENCERAN

CONTOH : Berikan 0,01 µg/kgBB/menit dengan


sediaan vascon 4 ml (4 mg) dalam 50 cc Nacl
dengan BB 40 kg ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 4 mg = 0,08 mg
50 cc
= 80 µg/cc
Jadi : 0,01 µg x 40 kg x60 = 0,3 cc/jam
80 µg/cc

7. CORDARONE
Misalnya : Amiodarone
INDIKASI
Antiaritmia
SEDIAAN
1 Ampul = 3 cc = 150 mg
RUMUS PEMBERIAN

DOSIS DIMINTA
JUMLAH PENGENCERAN X JAM PEMBERIAN

11
CONTOH :
1. Jika dosis sediaan Cordarone 600 mg dalam
50 cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20
jam ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 600 mg = 12 mg/cc
50 cc
Jadi : 300 mg = 1,25 cc/jam
12 mg/cc x 20 jam

2. Jika sediaan Cordarone 300 mg dalam 50 cc


Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam ?
Cara : Jumlah Pengenceran = 300 mg = 6 mg/cc
50 cc
Jadi : 300 mg = 2,5 cc/jam
6 mg/cc x 20 jam

8. LASIK
Misalnya : Furosemide dan Farsix
SEDIAAN
1 Ampul Lasix =20 mg = 2 cc
1 cc = 10 mg
12 Ampul = 240 mg dioplos dengan 50 cc Nacl

RUMUS PEMBERIAN
DOSIS DIMINTA
JUMLAH PENGENCERAN

CONTOH : Berapa jumlah dosis Lasix 30


mg/jam jika sediaan lasix 12 Ampul (240 mg)
dalam 50 cc Nacl ?

12
Cara : Jumlah Pengenceran : 240 mg
50cc
= 4,8 mg/cc atau 5 mg/cc
Jadi : 30 mg = 6cc/jam
5 mg/cc
https://www.scribd.com/doc/141586087/Pemberian-Obat-Secara-Titrasi

C. Fraksi Oksigen
Fraksi oksigen yang dihirup (FiO2) adalah persentase oksigen yang
dihantarkan dengan range antara 21%-100% untuk mengoptimalkan pertukaran
gas pada pasien. Fraksi dituliskan dalam bentuk decimal.
https://deryuuspat.wordpress.com/jhfj/

D. Alat dan Bahan


Syarat:
1. Berisikan gambar-gambar untuk menjelaskan pesan yang hendak
disampaikan
2. Dilembar sebaliknya terdapat kalimat penjelasan gambar.
3. Mudah dibawa oleh penyuluh
4. Ukuran disesuaikan dengan target peserta.
5. Alat dan bahan yan digunakan dalam pembuatan lembar-balik adalah:
6. Lembar peragaan dan lembar baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau
informasi yang berkaitan dengan gambar.
E. Proses pembuatan Lembar balik
Adapun Proses pembuatan lembar balik adalah sebagai berikut
a) Tentukan tujuan pembelajaran
Seperti pada umumnya dalam pembuatan media pembelajaran,
langkah pertama adalah menentukan tujuan. Tujuan perlu dirumuskan
lebih khusus apakah tujuan bersifat penguasaan kognitif, penguasaan
keterampilan tertentu atau tujuan untuk penanaman sikap. Perlu juga
tujuan dirumuskan secara operasional dalam bentuk indikator atau tujuan
pembelajaran khusus (TPK).
b) Menentukan bentuk Flipchart

13
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Flipchart secara umum
terbagi dalam dua sajian, pertama Flipchart yang hanya berisi lembaran-
lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran, seperti halnya
whiteboard namun Flipchart berukuran kecil dan menggunakan spidol
sebagai alat tulisnya. Kedua, Flipchart yang berisi pesan-pesan
pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa
gambar, teks, grafik, bagan dan lain-lain. Berdasarkan tujuan yang telah
kita tentukan di maka pilih bentuk Flipchart mana yang akan dibuat atau
disiapkan.
c) Membuat ringkasan materi
Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam bentuk
uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya
pada buku teks namun materi perlu disarikan, diambil pokok-pokoknya.
Setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan di seleksi mana yang
menjadi pokok materi yang perlu disiapkan. Dengan demikian perlu
dirumuskan materi-materi tersebut dengan cara membuat outline materi
dalam kertas terpisah misalnya dalam buku catatan atau dalam kertas HVS
yang akan dituangkan ke dalam Flipchart.
d) Merancang draf kasar (Sketsa)
Membuat Flipchart yang baik dan menarik diperlukan variasi
penyajian tidak hanya berisi teks namun diperkaya dengan gambar atau
foto yang relevan dengan materi dan tujuan. Draf kasar yang dimaksud di
sini adalah sketsa yang langsung dibuatkan di lembaran-lembaran kertas
flipchart menggunakan pensil yang dapat dihapus jika sudah selesai
dibuat. Membuat draf kasar perlu dilakukan untuk mengantisipasi
kesalahan dalam pembuatan serta mengatur tata letak yang baik, selain itu
diperlukan juga untuk memudahkan pewarnaan.
e) Memilih warna yang sesuai
Agar Flipchart yang kita buat lebih menarik, salah satu upayanya
adalah menggunakan warna yang bervariatif. Flipchart yang hanya
menggunakan satu warna misalnya hitam saja atau biru saja, kurang
menarik bagi siswa sekolah dasar. Menurut penelitian bahwa siswa SD

14
cenderung menyukai tampilan media yang berwarna dibanding hitam
putih. Warna juga akan membantu memfokuskan perhatian pada materi
penting.
f) Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai
Supaya mudah dibaca dalam jarak yang cukup jauh misalnya 10
meter dalam ruangan kelas, maka sebaiknya ukuran huruf pada Flipchart
cukup besar. Ukuran huruf ini disesuaikan dengan seberapa banyak
tulisan, jika tulisan sedikit berarti ada cukup ruang untuk membuat huruf
menjadi lebih besar. Selain memperhatikan ukuran huruf, perlu
diperhatikan juga bentuk huruf. Huruf dekoratif dengan banyak variasi
cenderung susah dibaca dalam ukuran yang agak kecil dengan jarak yang
jauh, atau huruf sambung.
https://pebriantie.wordpress.com/2014/06/03/langkah-langkah-membuat-
flipchart/

F. Prosedur Pelaksanaan
Langkah prosedur :
1. Perencanaan (Planning).
Melakukan observasi awal di ICU-HCU IGD, guna mengetahui secara
jelas kendala di ruangan tentang pembelajaran di ruangan.
Selanjutnya melakukan perencanaan tindakan dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut: yaitu menyusun rancangan yang akan
diajarkan, mempersiapkan media yang akan digunakan, menyiapkan
pedoman instrument, membuat alat evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan penggunaan lembar balik.
2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Merupakan tahap penerapan rancangan projeck inovasi, dengan
menggunakan media lembar balik.
3. Pengamatan (Observasi).
Tahap ini mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan CI kepada
mahasiswa atau perawat pelaksana sendiri yang menggunakan media
lembar balik.

15
4. Refleksi
Tahap ini merangkum hasil observasi, menganalisa hasil tes dan
mencatat keberhasilan atau kegagalan untuk diperbaiki.
G. Hasil
Penggunaan lembar balik telah dilakukan pada tanggal 19 sampai 25
Mei 2018, ternyata memberikan hasil yang baik, lebih cepat dan efisien
dalam menghitung titrasi cairan dan fraksi oksigen. Sebelum
menggunakan lembar balik perawat dan mahasiswa menggunakan
perhitungan yang tentunya memakan waktu dan pikiran. Setelah
menggunakan lembar balik, perawat dan mahasiswa dapat dengan mudah
menghitung titrasi cairan dan fraksi oksigen.

Tabel keberhasilan sebelum dan sesudah menggunakan lembar balik


No Sebelum menggunakan Setelah menggunakan lembar
lembar balik balik
Jumlah Lama Jumlah Lama
perawat mengerjakan perawat mengerjakan
quisioner quisioner
1 14 15 menit 25 5-10 menit

H. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh penulis di ruangan
ICU-HCU IGD yaitu dengan menggunakan lembar balik atau flip chart
memberikan hasil bahwa tindakan ini efektif terhadap kegiatan
pembelajaran
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh:
1. Judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Lembar Balik Terhadap
Kemampuan Bina Diri Peserta Didik Tunagrahita” oleh dwi arnia, ulfa
wiwik dwi hastuti, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang .

16
a. Penelitian ini menggunakan single subject research (SSR) dengan
desain A-B-A.Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh media
pembelajaran lembar balik terhadap kemampuan bina diri. Kondisi pada
bina diri, ditunjukkan melalui kemampuan menggosok gigi.
b. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan bina diri peserta didik
tunagrahita dalam menggosok gigi dapat meningkat. Kata kunci : media
pembelajaran lembar balik, kemampuan bina diri, tunagrahita
journal.um.ac.id/index.php/jo/article/download/8234/3767
2. Jurnal Pencegahan Balita Gizi Kurang Melalui Penyuluhan Media Lembar
Balik Gizi, oleh Deni Era Nugrahaeni.
Metode: Penelitian ini bersifat observational dengan desain analitik dan
cross-sectional. Hasil uji statistika menunjukkan nilai p value (0,000) > α
(0,05). Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tingkat
pengetahuan dan sikap ibu balita. Ibu dengan tingkat pendidikan baik
meningkat dari 16 ibu (23,9%) naik menjadi 39 ibu (58,2%). Ibu dengan
sikap baik meningkat dari 14 ibu (20,9%) menjadi 36 orang (53,7%).
Kesimpulan, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita
sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media lembar balik gizi.
(http://dx.doi.org/10.20473/amnt.v2i1.2018.113-124)
3. Pengaruh penyuluhan media lembar balik gizi terhadap peningkatan
pengetahuan ibu balita gizi kurang di Puskesmas Pamulang Tangerang
Selatan tahun 2015, oleh Furi kamalia Fitriani, dengan hasil: Terdapat
pengaruh yang signifikan pada ibu balita gizi kurang antara sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan menggunakan lembar balik sebesar Pvalue
= 0,001, dengan metode wilcoxon.
(repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../1/FURI%20KAMALIA%20FITRIANI-
FKIK).

Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan


lembar balik sangat efektif untuk mengerjakan titrasi cairan dan perhitungan
fraksi oksigen

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang penggunaan lembar balik untuk
memberikan edukasi pembelajaran keperawatan kritis kepada mahasiswa,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan lembar balik maka memudahkan perhitungan
titrasi cairan, fraksi oksigen pada pasien kritis yang menjalani
perawatan diruang ICU-HCU IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. Dalam penelitian ini dapat diketahui proses pelaksanaan pembuatan
lembar balik di ruang ICU-HCU IGD,
3. Dapat diketahui alat dan bahan serta prosedur pembuatan lembar balik,
4. Dapat diketahui pula keefektifan penggunaan lembar balik sebagai
sarana untuk menghitung titrasi cairan dan fraksi oksigen dan sebagai
media pembelajaran dari Instruktur Klinik kepada Mahasiswa yang
berada di ICU-HCU IGD RSUD Dr Moewardi.

B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan
lembar balik untuk memberikan edukasi pembelajaran keperawatan kritis
kepada mahasiswa, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Saran bagi rumah sakit
Bagi rumah sakit diharapkan dapat mempertimbangkan untuk
diterapkannya pengunaan lembar balik sebagai sarana pembelajaran
mahasiswa ataupun perawat pelaksana.
2. Saran bagi Institusi
Bagi institusi diharapkan dapat menjadi referensi dalam pemakaian
lembar balik sebagai saran pembelajaran bagi mahasiswa.
3. Saran bagi Profesi Keperawatan
Bagi profesi keperawatan diharapkan dapat menerapkan
.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,A. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. Harahap, I.


A.(2004). https://pebriantie.wordpress.com/2014/06/03/langkah-langkah-
membuat-flipchart/(Diakses 25 Mei 2018, pukul 18.00 wib)
AECT. 1977. Media Pendidikan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar. IKIP. Ujung
Pandang Press. Ujung Pandang.
journal.um.ac.id/index.php/jo/article/download/8234/3767
repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../1/FURI%20KAMALIA%20FITRIANI-FKIK)

19

Anda mungkin juga menyukai