Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DIRI MANUSIA

Disusun untuk memenuhi

Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan

Pengampu : Rully Andika, S.Kep., MAN

Disusun oleh :

1. Destri Retno Ramadani


2. Fitrianingsih
3. Dewi Safa Azizah
4. Cici Nuryah Hasanah
5. Endah Purnama Sari
6. Septian Dwi Andhika
7. Fendi Kurniawan
8. Betty Septiana Saputri

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Konsep Diri
Manusia tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
Komunikasi Keperawatan.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih pada semua elemen yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan
dapat memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca. Meskipun penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, karena tak ada satupun
yang sempurna di dunia ini, demikian dengan tulisan ini. Oleh karena itu, kritik yang
membangun kami harapkan dari para pembaca, demi penulisan makalah selanjutnya
lebih baik. Terima kasih.

Cilacap, 9 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B.       Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C.       Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A.      Pengertian Konsep diri..........................................................................................6
B.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan Konsep diri.........................................7
D. Pembagian Konsep Diri...........................................................................................2
E. Teori Konsep diri....................................................................................................4
F.        Dimensi Konsep Diri............................................................................................6
G.      Pentingnya konsep diri dalam proses belajar.........................................................7
H.      Aspek-Aspek Konsep diri......................................................................................7
I.         Jenis-jenis Konsep diri.........................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................11
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih yakin dalam menilai diri
sendiri. Anda harus yakin bahwa anda memiliki potensi yang berguna bagi manusia lain
dan lingkungan sekitar.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan masyarakat modern dewasa ini, tidak mungkin dapat dicapai
tanpa kehadiran institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan secara formal. Kegiatan pendidikan yang berlangsung menempatkan
institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang tetap eksis sampai sekarang.
Proses pendidikan yang berlangsung, mempunyai ukuran standarisasi dalam menilai
sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tercapai.
Dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta
melibatkan interaksi beberapa komponen, sering ditemukan mahasiswa yang tidak
dapat meraih prestasi akademik yang setara dengan kemampuan intelegensianya.
Karena pada dasarnya prestasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai
faktor yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Konsep diri salah
satunya, konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
seperti karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian, dan lain sebagainya.
Konsep diri dalam penelitian ini merupakan pandangan pengetahuan atau evaluasi
mengenai diri sendiri yang mencakup dimensi fisik, karakteristik, pribadi, kelebihan
dan kelemahan yang berpengaruh terhadap tingkah laku individu. Semakin tinggi
skor yang diperoleh, maka semakin tinggi konsep diri yang dimiliki oleh seorang
siswa, sebaliknya semakin rendah skor yang didapat, maka semakin rendah konsep
diri seorang siswa tersebut.

B.       Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep diri?
2. Apa saja faktor-faktor konsep diri ?
3. Apa saja ciri-ciri konsep diri ?
4. Bagaimana pentingnya konsep diri dalam proses belajar ?
5. Apa saja teori-teori konsep diri?
6. Apa saja aspek aspek konsep diri?
7. Apa saja jenis-jenis konsep diri?
4
C.       Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian konsep diri menurut beberapa ahli.
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor konsep diri.
3. Mahasiswa memahami ciri-ciri konsep diri.
4. Mahasiswa mengetahui pentingnya konsep diri dalam proses belajar.
5. Mahasiswa mengetahui teori-teori konsep diri.
6. Mahasiswa mengetahui aspek aspek konsep diri.
7. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis konsep diri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konsep diri


Dariyo (2004) mengatakan, salah satu karakteristik individu yang memiliki
identitas diri yang baik adalah dengan konsep diri yang baik pula. Konsep diri
adalah gambaran yang diyakini individu tentang diri termasuk didalamnya penilaian
individu tentang sifat dan potensi yang dimiliki, hubungan dengan orang lain dan
lingkungan sekitar, tujuan hidup, harapan, maupun keinginan (Sunaryo, 2004).
Konsep diri menurut Burn (dalam Pudjijogyanti, 1988) sebagai hubungan antara
sikap dan keyakinan tentang diri-nya sendiri. Konsep diri akademik adalah penilaian
seseorang terhadap kemampuan akademiknya, yang meliputi kemampuan dalam
mengikuti kuliah/ pelajaran, kemampuan dalam meraih prestasi di bidang akademik,
serta aktivitas di kampus atau di dalam kelas yang juga berkaitan dengan persepsi,
pikiran,perasaan, dan penilaian seseorang terhadap kemampuan akademiknya
(Atmasari, 2009).
Konsep diri adalah penilaian, pandangan, dan perasaan seseorang tentang
dirinya. Konsep diri terdiri atas dua aspek, yaitu konsep diri fisik yang tercermin
pada penampilannya, dan konsep diri psikologis yang terinci atas konsep diri
akademis dan konsep diri sosial. Dalam kaitannya dengan belajar perlu dibangun
konsep diri yang positif, agar terbentuk kepercayaan diri. Hal ini senada dengan
pendapat Cooper dan Sawot (dalam Priyadharma, 2001:18), bahwa  kepercayaan
diri adalah kekuatan emosi yang didasarkan atas rasa harga diri dan makna diri.
Semakin besar rasa percaya diri, semakin besar peluang untuk mencapai
keberhasilan dalam segala aktivitas. Motivasi berprestasi termasuk jenis motivasi
intrinsik. McClelland (1987) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah
sebagai suatu usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dengan berpedoman
pada suatu standar keunggulan tertentu (standards of exellence). Kemudian,
Heckhausen (1967) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu
usaha untuk meningkatkan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala
kegiatannya dengan menggunakan ukuran keunggulan sebagai perbandingan.
Ditambah hasil penelitian Rola (2006) menyimpulkan bahwa konsep diri  yang

6
dimiliki remaja berhubungan dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya.
Hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi bersifat positif, dimana
Semakin positif konsep diri maka semakin tinggi motivasi berprestasi yang Dimiliki
remaja. Dan sebaliknya, semakin negatif konsep diri yang dimiliki remaja, maka
semakin rendah motivasi berprestasi yang dimilikinya.
Menurut para ahli :
1. Stuart & Sundeen,1998 Konsep diri merupakan suatu pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain.
2. Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan Cara individu melihat pribadinya secara
utuh,menyangkut aspek fisik,emosi, intelektual,sosial dan spritual, termasuk
didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya,
interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan
dengan pengalaman dan objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan keinginan
individu itu sendiri. (Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin,2008).

B.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan Konsep diri


Menurut Stuart dan sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan,
significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan self perception
(persepsi diri sendiri).
1.      Teori Perkembangan.
Konsep diri berkembangan secara bertahap sejak lahir seperti mulai
mengenal  dan membedakan dirinya dan orang lain. dalam melakukan
kegiatannya memiliki batasan diri yang terpeisah dari lingkungan dan
berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa,
pengalaman atau, pengenalan tubuh, nama panggilan pengalaman budaya
dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh
diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi
yang nyata.
Adapun Tahap Perkembangan Konsep Diri:
Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat dibagi kedalam
beberapa tahap, yaitu :

7
1-1 tahun

 Menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi


pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau
orang lain.
 Membedakan dirinya dari lingkungan

3-3 tahun
 Mulai mengatakan apa yang dia sukai dan yang tidak disukai
 Meningkatkan kemandirian dalam berfikir dan bertindak
 Menghargai penampilan dan fungsi tubuh
 Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi,
meniru, dan bersosialisasi.

3-6 tahun

 Memiliki inisiatif
 Mngenali jenis kelamin
 Meningkatkan kesadaran diri
 Meningkatkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan
akan perasaan seperti senang, kecewa dan sebagainya.
 Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga

12-20 tahun

 Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga


tidak lagi dominan
 Meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru
 Menguatnya identitas nasional
 Menyadari kekuatan dan kelemahan

20-40 tahun

 Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain


 Memiliki perasaan yang stabil positif mengenai diri
 Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung
jawab.

8
40-60 tahun

 Dapat menerima perubahan penampilan dan kesehatan fisik


 Mengevaluasi ulang tujuan hidup
 Merasa nyaman dengan proses penuaan

Di atas 60 tahun

 Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan


 Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi
berikutnya. (A.Aziz Alimul, 2009)
2.      Significant other (orang yang terpenting atau terdekat).
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan
orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan
cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain
terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang terdekat, remaja di
pengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang
dekat atau orang penting sepanjang siklus hhidup, pengaruh budaya
dan sosial.
3.      Self Perception (Persepsi diri sendiri).
Konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi
lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal,
kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan
konsep diri yang negatif dapt dilihat dari hubungan individu dan
sosial yang terganggu. Menurut Burns dalam slameto (1998:184)
konsep diri:” the self concept refers to the connection of attitude and
belief we hold about ourselves”. Konsep diri adalah persepsi
keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri.
Konsep diri merupakan suatu klepercayaan mengenai keadaan diri
sendiri yang relatif sulit dirubah.

C. Ciri-ciri Konsep Diri


Menurut Calhoun & Acocella (1995), konsep diri merupakan
gambaran mental terhadap diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang
diri, pengharapan bagi diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Salah satu ciri

1
dari konsep diri yang negatif akan terkait secara langsung dengan
pengetahuan yang tidak tepat terhadap diri sendiri, pengharapan yang tidak
realistis atau mengada-ada, serta harga diri yang rendah. Untuk menghindari
hal tersebut, Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri
konsep diri positif yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu,
sebagai berikut:
a. Mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghadapi
kehidupan yang dijalaninya,
b. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat
dengan manusia lainnya,
c. Mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat sebagaimana
orang lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain,
d. Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,
e. Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya,
f. Kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan dirinya
sendiri, sebagaimana ia mampu menghargai setiap kelebihannya,
g. Memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun celaan, dan
h. Tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan emosi
yang ada pada dirinya.
Sedangkan menurut Brook dan Emmert (Suprapto, 2007:25-26)
menyatakan individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki ciri-ciri:
a. Percaya diri dan merasa setara dengan orang lain
b. Menerima diri apa adanya, mengenal kelebihan dan kekurangan
c. Mampu memecahkan masalah dan mampu mengevaluasi diri
d. Menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya diterima masyarakat
e. Bersikap optimis  

D. Pembagian Konsep Diri


Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep diri
tersebut dikemukakan oleh Stuart & Sudeen (1991), yang terdiri dari :
1.      Gambaran Diri (body image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan

2
perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh
saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi
dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart & Sudeen,
1991).Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,
menerimastimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi
lingkungan danmulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat,
1992).Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara
individumemandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada
aspekpsikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya
menerima danmengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman,
sehingga terhindar darirasa cemas dan meningkatkan harga diri
(Keliat, 1992).
2.      Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berprilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian
personal tertentu (Stuart & Sudeen, 1991). Ideal diri mulai
berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi orang yang
penting pada idrinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada
masa remaja, ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada
orang tua, guru dan teman. Agar individu mampu berfungsi dan
mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri.
Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih
lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih
dapat dicapai (Keliat, 1992).
3.      Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart
& Sudeen, 1991). Frekuensi tujuan akan menghasilkan harga diri yang
rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka
cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan
dari orang lain (Keliat,1992).
4.      Peran

3
Peran adalah sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat
(Keliat, 1992). Peran yang ditetapkan adalah perran dimana seseorang
tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang
terpilih atau dipilih oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri
yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan
dan cocok dengan ideal diri (Keliat, 1992).
5.      Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber
dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek
konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart & Sudeen,
1991). Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat
akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian
timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan
penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan
menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-
kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang
penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat, 1992).

E. Teori Konsep diri


Konsep diri merupakan salah satu faktor intern dan juga merupakan
suatu fondasi yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Bukan
hanya keberhasilan dalam bidang akademis, melainkan yang lebih penting
adalah keberhasilan hidup. Karena konsep diri merupakan pandangan
seseorang terhadap dirinya sendiri.Konsep diri dapat terbentuk dari suatu
pengalaman seseorang yang didapat baik dari keluarga, lingkungan maupun
ketika disekolah. Misalnya pengalaman dirumah. Sejak seorang anak
dilahirkan, orang tua hendaknya memberikan banyak umpan balik yang
positif dan memberikan kepercayaan kepada mereka.
Konsep diri merupakan keyakinan,pandangan atau penilaian
seseorang terhadap dirinya (Rini, 2002). Konsep diri dapat dianalogikan
sebagai suatu sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang
mempengaruhi kemampuan berfikir dan mempunyai pengaruh sebesar 88%
terhadap level kesadaran seseorang (Gunawan, 2007). Konsep diri akan

4
memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri terhadap
situasi dan terhadap orang lain. Konsep diri dapat didefinisikan secara umum
sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya.
Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan
daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung
bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia
tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan.
Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang
dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan
diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat
lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala
sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan
dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan
dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri
yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif
yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang (Jasinta F
Rini, e-psikologi 2002).
Konsep diri memiliki dua jenis yaitu konsep diri positif dan konsep
diri negatif.Konsep diri yang positif bukanlah kebanggaan yang besar tentang
diri tetapi lebih berupa penerimaan diri.Individu dengan konsep diri positif
dapat mengenal dirinya sendiri dengan sangat baik dan dapat menerima
apapun yang ada dalam dirinya.Konsep diri negatif merupakan pandangan
seseorang tentang dirinya sendiri yang bersifat negatif dan tidak mampu
menerima dirinya, tidak mampu mengevaluasi diri, dan bersikap
pesimis.Konsep diri negatif muncul karena pandangan seseorang tentang
dirinya benar-benar tidak teratur.Ada dua jenis konsep diri negatif yaitu,
pandangan seseorang tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur dan dia
benar-benar tidak tahu siapa dia, apa kekuatan dan kelemahannya, atau apa
yang dia hargai dalam hidupnya.Tipe kedua dari konsep diri negatif yaitu
pandangan seseorangyang terlalu teratur dan stabil atau kaku.

5
Sedangkan menurut Brook dan Emmert (Suprapto, 2007:25-26)
menyatakan individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki ciri-ciri :
a. Percaya diri dan merasa setara dengan orang lain
b. Menerima diri apa adanya, mengenal kelebihan dan kekurangan
c. Mampu memecahkan masalah dan mampu mengevaluasi diri
d. Menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya diterima masyarakat
e. Bersikap optimis 

F.        Dimensi Konsep Diri


Konsep diri dapat dibagi menjadi empat bagian dasar, antara
lain: actual versus ideal, and private versus social. Perbedaan actual – ideal
mengacu pada persepsi individu tentang siapa dirinya sekarang (actual self
concept) dan yang saya ingin menjadi (ideal self concept). Private
self mengacu pada bagaimana saya atau ingin menjadi diri saya (private self
concept), dan social self adalah bagaimana saya dilihat oleh orang lain atau
bagaimana saya ingin dilihat oleh orang lain (social self concept) (Hawkins,
2007).
Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Eliana, 2003) konsep diri
memiliki tiga dimensi yaitu: pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan
tentang diri sendiri dan penilaian tentang diri sendiri.
a. Pengetahuan (Knowledge)
Dimensi pertama dari konsep diri adalah mengenai apa yang kita
ketahui mengenai diri kita, termasuk dalam hal ini jenis kelamin, suku
bangsa, pekerjaan, usia dsb. Kita memberikan julukan tertentu pada diri
kita.
b. Pengharapan (Expectation)
Pandangan tentang diri kita tidak terlepas dari kemungkinan kita
menjadi apa di masa mendatang. Pengharapan dapat dikatakan diri
ideal. Setiap harapan dapat membangkitkan kekuatan yang mendorong
untuk mencapai harapan tersebut di masa depan.
c. Penilaian (Estimation)
Penilaian menyangkut unsur evaluasi, seberapa besar kita menyukai
diri kita sendiri. Semakin besar ketidak-sesuaian antara gambaran kita

6
tentang diri kita yang ideal dan yang aktual maka akan semakin rendah
harga diri kita. Sebaliknya orang yang punya harga diri yang tinggi
akan menyukai siapa dirinya, apa yang dikerjakanya dan sebagainya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dimensi penilaian merupakan
komponen pembentukan konsep diri yang cukup signifikan.

G.      Pentingnya konsep diri dalam proses belajar


Konsep diri akan memberikan kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen diri terhadap situasi dan terhadap orang lain. Konsep diri ada
yang sifatnya positif dan negatif. Individu yang memiliki konsep diri negatif
meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak
kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik
terhadap hidup. Individu akan cenderung bersikap pesimistis terhadap
kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan
konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat halhal positif
yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasi (Wahyuni, 2007).
Faktor ini sangat berpengaruh dalam hasil belajar apabila kita lihat
kepercayaan diri sangat diperlukan dan dimiliki dalam diri siswa, bagaimana
siswa tersebut menyempurnakan dirinya sebelum mengikuti proses belajar.
Untuk menyempurnakan dirinya dengan kepercayaan diri berarti siswa
tersebut sudah benar-benar siap untuk mengikuti proses belajar dikelas.
Sehingga dalam kepentingan prestasi, kemajuan dan perkembangan, konsep
diri mempunyai peranan yang signifikan. Signifikannya tindakan manusia
erat kaitannya bagaimana manusia mendefenisikan dirinya. Beberapa ahli
jiwa mengatakan, “Dari system pendidikan yang terbukti berhasil dari seluruh
dunia, konsep diri lebih penting dari materi pelajaran” (Ari, 2007).

H.      Aspek-Aspek Konsep diri


Menurut Rola (2006) konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki
oleh seorang individu dan mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, harapan,
dan penilaian.
1.      Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahuan.
Pengetahuan yang dimiliki individu merupakan sesuatu yang individu
diketahui tentang dirinya. Hal ini mengacu kepada istilah kuantitas

7
seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan dan lain-lain. Serta
sesuatu yang merujuk kepada kualitas seperti individu yang egois,
baik hati, tenang, dan bertempramen tinggi. Pengetahuan bisa
diperoleh dengan membandingkan diri individu dengan kelompok
pembandingnya. Pengetahuan individu tidaklah menetap sepanjang
hidupnya, penegtahuan bisa berubah dengan cara merubah tingkah
laku individu tersebut atau dengan cara merubah kelompok
pembanding.
2.      Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Selain
individu mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya,
individu juga memiliki pandangan lain yaitu, tentang kemungkinan
menjadi apa di masa mendatang. Setiap individu mempunyai
pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut berbeda
untuk tiap individu.
3.      Penilaian
Dimenso terkhir dari konsep diri adalah penilaian terhadap diri
sendiri. Individu berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya setiap
hari. Penilaian terhadap dirinya adalah pengukuran individu tentang
keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat terjadi pada
dirinya.

I.         Jenis-jenis Konsep diri


Menurut Calhoum dan Acocella (1990), dalam perkembangannya
konsep diriterbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1. Konsep Diri Positif  menunjukkan bahwa adanya penerimaaan diri
dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya
dengan baik sekali.Konsep diri yang positif bersifat stabil dan
bervarisi. Individu yang memiliki konsep diri positif yang dapat
memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-
macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya
sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-
tujuan yanbg sesuai dengan relatif, yaitu dengan yang memiliki

8
kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi
kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu
proses penemuan.
2. Konsep Diri Negatif Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep
diri negatif menjadi duatipe, yaitu:
a.       Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak
teratur,tidak perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu
tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan
kelemahannya atau yangdihargai dalam kehidupannya.
b.      Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur.
Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang
sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak
mengizinkan adanyapenyimpangan dari seperangkat hukum
yang dalam pikirannyamerupakan cara hidup yang tepat.
(Akhanggit‟s, 2010).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep diri adalah gambaran yang diyakini individu tentang diri
termasuk didalamnya penilaian individu tentang sifat dan potensi yang
dimiliki, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar, tujuan hidup,
harapan, maupun keinginan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori
perkembangan, significant other (orang yang terpenting atau yang terdekat)
dan self perception (persepsi diri sendiri).
1.      Teori Perkembangan.
2.      Significant other (orang yang terpenting atau terdekat).
3.      Self Perception (Persepsi diri sendiri).
Konsep diri merupakan salah satu faktor intern dan juga merupakan
suatu fondasi yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Bukan
hanya keberhasilan dalam bidang akademis, melainkan yang lebih penting
adalah keberhasilan hidup. Karena konsep diri merupakan pandangan
seseorang terhadap dirinya sendiri.
Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri konsep
diri positif yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu, sebagai
berikut:
1. Mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menghadapi
kehidupan yang dijalaninya.
2. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat
dengan manusia lainnya.
3. Mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat sebagaimana
orang lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain.
4. Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
5. Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya.
6. Kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan dirinya
sendiri, sebagaimana ia mampu menghargai setiap kelebihannya.
7. Memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun celaan, dan

10
8. Tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan emosi
yang ada pada dirinya.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih yakin dalam
menilai diri sendiri. Anda harus yakin bahwa anda memiliki potensi yang
berguna bagi manusia lain dan lingkungan sekitar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amwalina.”Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Kecemasann


Menghadapi Ujian Nasional”. Jurnal Psikologi, (2009), 2; 1-18.

https://www.academia.edu/11501022/Makalah_Konsep_Diri?auto=download

Andinny,Yuan. ”Pengaruh Konsep Diri Dan Berpikir Positif Terhadap Prestasi


Belajar Matematika Siswa”.  Jurnal Formatif, (2013), 3; 126-135.

Budiharto, Tri.”Hubungan Antara Konsep diri dan kesadaran sejarah dengan prestasi
belajar”. Widya Sari, (2013), 2; 169-182.

12

Anda mungkin juga menyukai