Anda di halaman 1dari 37

By : Trimeilia S

PENGERTIAN

Kehilangan : pengalaman yg pernah dialami oleh setiap


individu selama rentang kehidupan sesuatu yg sulit
dihindari
Kehilangan : suatu keadaan Individu berpisah dg sesuatu yg
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan

BERDUKA :
respon emosi yg diekspresikan ketika mengalami kehilangan
yg dimanifestasikan dalam bentuk perasaan sedih, gelisah,
cemas, sesak nafas, susah tidur, dll
Berduka merupakan respon thd kehilangan yg
dikarakteristikan sbb :
1. Berduka merupakan suatu reaksi syok & ketdkyakinan

2. Berdukan menunjukkan perasaan sedih & hampa bila


mengingat kembali kejadian kehilangan
3. Berduka menunjukan perasaan tdk nyaman, sering
disertai menangis, keluhan sesak pd dada, tercekik
dan nafas pendek
4. Mengenang sesuatu yg hilang secara terus menerus

5. Mengalami perasaan berduka

6. Mudah tersinggung dan marah


RENTANG RESPON EMOSI

ADAPTIF MALADAPTIF
 Menangis, menjerit,  Diam, tdk menangis
menyangkal,  Menyalahkan diri
menyalahkan diri berkepanjangan
sendiri, menawar,  Rendah diri
bertanya-tanya  Mengasingkan diri
 Membuat rencana utk  Tdk berminat hidup
yg akan datang
 Berani terbuka ttg
kehilangan
JENIS KEHILANGAN

1. Kehilangan objek eksternal : Kehilangan segala kepemilikan


2. Kehilangan lingkungan yg dikenal : meninggalkan
lingkungan yg telah dikenal/kepindahan secara permanen
3. Kehilangan orang-orang terdekat yg dicintainya
4. Kehilangan Aspek diri : Kehilangan bagian tubuh, fungsi
fisiologis, atau psikologis terjadi karena penyakit, cedera,
atau perubahan perkembangan situasi.
5. Kehilangan Hidup : pada orang-orang yg akan menghadapi
kematian sampai dg terjadinya kematian  kehilangan
kontrol terhadap diri sendiri, gelisah, takut, bergantung
pada orang lain, putus asa dan malu
SIFAT KEHILANGAN

1. Tiba-tiba (Tidak dapat diramalkan)


Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak
diharapkan dapat mengarah pada pemulihan
dukacita yang lambat.

2. Berangsur-angsur (Dapat Diramalkan)


Penyakit yg sangat menyulitkan,
berkepanjangan, dan menyebabkan yg
ditinggalkan mengalami keletihan emosional
TIPE KEHILANGAN

Tipe dari kehilangan dipengaruhi tingkat distres


1. Actual Loss :
Kehilangan yg dpt dikenal atau diidentifikasi oleh orang
lain → sama dg individu yg mengalami kehilangan.

2. Perceived Loss (Psikologis) :


Perasaan individual → menyangkut hal2 yg tidak
dapat diraba atau dinyatakan secara jelas.

3. Anticipatory Loss :
Perasaan kehilangan tjd sebelum kehilangan terjadi
→ Individu memperlihatkan perilaku kehilangan dan
berduka utk suatu kehilangan yg akan berlangsung
FAKTOR-FAKTOR YG
MEMPENGARUHI KEHILANGAN

1. Perkembangan respon individu berbeda di


setiap usia
2. Keluarga  dukungan keluarga sangat diperlukan
saat mengalami kehilangan
3. Sosial Ekonomi  dipengaruhi oleh latar belakang
sosial ekonomi
4. Kultural berbeda di setiap daerah
5. Agama dipengaruhi oleh agama yg dianutnya
6. Penyebab Kematian tergantung penyebabnya
DAMPAK KEHILANGAN

1. masa anak-anak : Kehilangan dpt mengancam


kemampuan utk berkembang, kadang akan timbul
regresi, rasa takut utk ditinggalkan atau dibiarkan
kesepian.
2. masa remaja atau dewasa muda : Kehilangan dpt
menyebabkan disintegrasi dlm keluarga atau
suatu kehancuran keharmonisan keluarga.
3. masa dewasa tua : kematian pasangan hidup dpt
menjadi pukulan yg sangat berat dan
menghilangkan semangat hidup orang yg
ditinggalkan.
JENIS BERDUKA

1. BERDUKA NORMAL
2. BERDUKA ANTISIPATIF
3. BERDUKA YG RUMIT
4. BERDUKA TERTUTUP
5. BERDUKA DISFUNGSIONAL
1. Berduka Normal :
Perasaan, perilaku, dan reaksi yg normal thd
kehilangan  Misal : kesedihan, kemarahan,
menangis, kesepian
2. Berduka Antisipatif :
Proses melepaskan diri yg muncul sebelum
kehilangan atau kematian yg sesungguhnya tjd
3. Berduka yg Rumit :
Dialami individu yg sulit utk maju ke tahap
berikutnya, yaitu tahap kedukaan normal 
Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung
berakhir
4. Berduka Tertutup :
Kedukaan akibat kehilangan yg tdk dpt diakui secara
terbuka
Misal : kehilangan pasangan karena AIDS, anak
mengalami kematian orang tua, ibu yg kehilangan
anaknya di kandungan atau ketika bersalin.

5. Berduka Disfungsional :
Pengalaman individu yg responnya dibesar-besarkan
saat kehilangan secara aktual maupun potensial
TAHAPAN PROSES KEHILANGAN DAN
BERDUKA
Kehilangan meliputi fase akut dan jangka panjang (ENGEL):
1. Fase akut
Berlangsung selama 4-8 minggu stlh kehilangan :
a. Fase I : Syok dan tdk percaya  fase penyangkalan 
individu secara emosional tdk dpt menerima kehilangan,
dibutuhkan wkt utk menoleransi ketdkmampuan
menghadapi kepedihan & secara perlahan utk menerima
kenyataan
Karakteristik : individu menyangkal realitas kehilangan
dan mungkin menarik diri, duduk tidak bergerak atau
menerawang tanpa tujuan.
Reaksi fisik : pingsan, diare, keringat berlebih.
b. Fase II : berkembangnya kesadaran :
Individu mulai merasa kehilangan secara tiba-tiba dan
mungkin mengalami keputusasaan secara mendadak,
bersalah, frustasi dan depresi, kemarahan dg
menyalahkan org lain, menyalahkan diri sendiri dan
menangis

c. Fase III : restitusi  Realistis kehilangan :


Individu sudah mulai mengenali hidup, marah dan
depresi sudah mulai menghilang dan sudah mulai
bergerak ke berkembangnya kesadaran  ritual
bersama teman, keluarga membantu menerima
kenyataan
2. Fase jangka panjang
 Berlangsung selama 1-2 thn

atau lbh lama


 Reaksi berduka yg tdk

terselesaikan akan menjadi


penyakit yg tersembunyi dan
termanifestasi dlm berbagai
gejala fisik  bunuh diri
Fase Pengingkaran
(denial)

Fase Marah (anger)

Fase kehilangan/berduka Fase Tawar


menurut kubler-Rose : Menawar(bergaining)

Fase
Depresi(depression)

Fase Penerimaan
(acceptance)
1. DENIAL ( Mengingkari )
 Reaksi awal individu saat mengalami kehilangan adl tidak
percaya, syok, diam, terpaku, gelisah, bingung, mengingkari
kenyataan, berperilaku spt tdk tjd apa2 dan pura2 senang atau
menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi

 Manifestasi yg mungkin muncul :


 mengatakan “Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, ”itu
tidak mungkin”.
 individu atau keluarga yg mengalami penyakit terminal, akan
terus menerus mencari informasi tambahan.
 Reaksi fisik : otot lemas, tremor, letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan/menarik nafas dalam, detak
jantung cepat, kulit lembab/panas/dingin, berkeringat banyak,
anoreksia, menangis gelisah, tidak tahu harus berbuat apa
 Secara bertahap akan meninggalkan penyangkalannya
2. ANGER ( Marah )
◦ Mulai menyadari ttg kenyataan kehilangan
◦ Perasaan marah terus meningkat  diproyeksikan
pada org sekitar tertentu, diri sendiri atau
lingkungan
◦ Tidak jarang ia menunjukkan emosional tdk
terkontrol (mengapa aku), perilaku agresif, bicara
kasar, menolak pengobatan.
◦ Respon fisik yg sering terjadi pada fase ini antara
lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal. 
3. BERGAINING ( Tawar Menawar )
◦ Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa
marahnya secara sensitif, maka ia akan maju ke fase
tawar menawar dg memohon kemurahan Tuhan
◦ Individu mencoba menawar, menunda realitas dg
merasa bersalah  kemarahannya mereda
◦ Respon ini sering dinyatakan dg kata-kata ”kalau saja
kejadian itu bisa ditunda maka saya akan sering berdoa”
◦ Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka
pernyataannya sebagai berikut sering dijumpai ”kalau yg
sakit bukan anak saya”.
◦ Individu mulai dapat memecahkan masalah, berdoa,
menyesali perbuatan, minta pendapat org lain
4. DEPRESSI ( Bersedih yg mendalam) 
◦ Tahap diam menuju orientasi realitas 
tahap penerimaan  sadar akan kehilangannya
◦ Individu sering menunjukkan sikap : menarik
diri, tdk mau bicara, kadang bersikap sangat
baik dan menurut, atau menyatakan
keputusasaan, perasaan tdk berharga
◦ Gejala fisik : menolak makanan, ,susah tidur,
letih, dorongan libido menurun. 
5. ACCEPTANCE (Penerimaan)
◦ Reorganisasi perasaan kehilangan
◦ Pemikiran thd sesuatu yg hilang mulai berkurang atau
hilang
◦ individu telah menerima kenyataan kehilangan yg
dialaminya  gambaran sesuatu yg hilang mulai
dilepaskan dan secara bertahap perhatian beralih pada
objek yg baru
◦ Fase menerima ini biasanya dinyatakan dg kata-kata
seperti ”saya betul-betul menyayangi baju saya yang
hilang tapi baju baru saya manis juga”, atau “apa
yang dapat saya lakukan supaya saya cepat sembuh”.
◦ Individu yg telah mencapai tahap penerimaan akan
mengakhiri proses berdukanya dg baik
Contoh Stressor dan Bentuk Kehilangan di Indonesia

NO JENIS STRESSOR JENIS KEHILANGAN


Gempa dan Tsunami Aceh Rumah, orang yg berarti, pekerjaan, bagian tubuh.
1.
Lumpur Lapindo Rumah, tetangga yang baik.
2.  Gempa di Yogyakarta Rumah, makna rumah yang lama, orang yang

3. Jatuhnya pesawat Adam Air berarti, bagian tubuh, pekerjaan.


Tenggelamnya kapal Levina Orang yang berarti, bagian tubuh.
4.
Sampah longsor rumah Orang yang berarti.
5. Banjir bandang Orang yang berarti.
PHK di IPTN Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang baik,
6.
Banjir Jakarta kesehatan.
7. Pekerjaan, status, harga diri.
Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang baik,
8.
kesehatan.
9.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Faktor Predisposisi
 Genetik : individu dilahirkan & dibesarkan dlm keluarga
riwayat depresi  sulit mengembangkan sikap optimis
 Kesehatan jasmani : individu dg keadaan fisik sehat,
pola hidup teratur  mempunyai kemampuan
mengatasi stress yg baik
 Kesehatan mental : individu yg mempunyai riwayat
 Pengalaman kehilangan di masa lalu : kehilangan org yg
berarti pd masa kanak2  mempengaruhi kemampuan
individu dlm mengatasi kehilangan saat dewasa
 Struktu kepribadian : individu dg konsep diri negatif,
perasaan rendah diri  menyebabkan rasa PD yg
rendah, tdk objektif thd stress yg dihadapi
2. Faktor Presipitasi
 semua kehilangan, spt : kehilangan fungsi
tubuh, peran, posisi di masyarakat dll
3. Perilaku
◦ Menangis atau tdk mampu menangis, marah2,
putus asakadang2 ada tanda2 usaha bunuh diri
atau ingin membunuh org lain
4. Mekanisme koping
◦ Denial, regresi, represi, intelektual, disosiasi,
supresi, disosiasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Duka cita
b. Duka cita terganggu
c. Risiko duka cita terganggu
d. Berduka disfungsional
3. INTERVENSI :
 Tujuan umum : individu berperan aktif melalui

proses berduka secara tuntas


 Tujuan Khusus :

individu mampu :
1. mengungkapkan perasaan berduka
2. Menjelaskan makna kehilangan org atau
objek
3. membagi rasa dg org yg berarti
4. menerima kenyataan dg org yg berarti
5. membina hubungan baru yg bermakna dg
objek atau orang yg baru
 Prinsip tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan dg klien dlm mempersepsikan suatu
kejadian yg menyakitkan dg pemberian makna positif
dan mengambil hikmahnya
3. Identifikasi kemungkinan faktor yg mengahambat
proses berduka
4. Kurangi/hilangkan proses yg menghambat proses
berduka
5. Beri dukungan thd respon kehilangan
6. Tingkatkan kebersamaan antar anggota keluarga
7. Lakukan psykoreligius
8. Tentukan kondisi klien sesuai dg fase :
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
TAHAPAN BERDUKA

TAHAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DENIAL Memberi kesempatan pada klien utk


(MENGINGKARI) mengungkapkan perasaannya :
1. Secara verbal mendukung klien ttp
tdk mendukung denialnya
2. Tdk membantah dinial klien, ttp
menyampaikan fakta-fakta, cth :
pemakaman akan dilakukan jam
15.00
3. Duduk disamping kilien
4. Teknik komunikasi diam dan sentuhan
5. Perhatikan kebutuhan dasar klien
TAHAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN

MARAH Mendorong & memberi waktu pada klien


(ANGER) utk mengungkapkan kemarahan secara
verbal tanpa melawan dg kemarahan
1. Bantu klien & keluarga utk mengerti
bahwa marah adl suatu respon yg
normal pd saat merasakan kehilangan
dan ketidakberdayaan
2. Fasilitasi ungkapan kemarahan klien
dan keluarganya
3. Bantu utk mengHindari menarik diri
dan dendam
4. Tangani kebutuhannya pada segala
reaksi kemarahannya
TAHAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TAWAR Membantu klien mengidentifikasi rasa


MENAWAR bersalah dan perasaan takutnya
(BERGAINING) 1. Dengarkan dg penuh perhatian
2. Ajak klien bicara utk mengurangi rasa
bersalah dan ketakutan yg tdk
rasional
3. Berikan dukungan hidup
4. Berikan dukungan spiritual : ajak
sholat, membaca ayat suci Alquran,
memdoakan, mengucapkan istigfar.
berdzikir
TAHAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DEPRESI
1. Identifikasi tingkat depresi dan
membantu mengurangi rasa bersalah
2. Memberikan kesempatan utk
mengekspresikan kesedihannya
3. Memberikan dukungan non verbal :
duduk disamping klien dg memegang
tangannya
4. Hargai perasaan klien
5. Mendiskusikan pikiran negatif yg
sering timbul
6. Latih klien mengidentifikasi hal positif
yg dimiliki klien
TAHAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PENERIMAAN
(ACEPTANCE) 1. Membantu klien mengidentifikasi
rencana kegiatan yg akan dilakukan
selanjutnya
2. Bantu keluarga dan rekan klien utk
bisa memahami penyebab
kematian/kehilangan
3. Jika keluarga mengikuti proses
pemakaman maka dpt dilakukan :
ziarah (agar menerima kenyataan),
melihat photo-photo
4. Mengurus surat-surat yg diperlukan
5. Bantu pasien dan keluarga untuk
berbagi rasa
4. TINDAKAN KEPERAWATAN :
Tindakan Keperawatan pada Pasien
a. Tujuan
1) Pasien dpt membina hubungan saling percaya dg
perawat.
2) Pasien dpt mengenali peristiwa kehilangan yg
dialami
3) Pasien dpt memahami hubungan antara
kehilangan yg dialami dg keadaan dirinya
4) Pasien dpt mengidentifikasi cara-cara mengatasi
berduka yg dialaminya
5) Pasien dpt memanfaatkan faktor pendukung.
b. Tindakan :
1) Membina hubungan saling percaya

2) Berdiskusi mengenai kondisi pasien saat ini (kondisi


pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual
sebelum/sesudah kehilangan serta hubungan antara
kondisi saat ini dg peristiwa kehilangan yg tjd)
3) Berdiskusi cara mengatasi berduka yg dialami.

a) Cara verbal (mengungkapkan perasaan).

b) Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik).

c) Cara sosial (sharing melalui self help group).

d) Cara spiritual (berdoa, berserah diri).

e) Memberi informasi ttg komunitas yg tersedia utk


saling memberikan pengalaman
f) Membantu pasien memasukkan kegiatan dlm jadwal
harian
Tindakan Keperawatan Keluarga
a. Tujuan :
1) Keluarga mengenal masalah kehilangan
dan berduka
2) Keluarga memahami cara merawat pasien
berduka berkepanjangan
3) Keluarga dpt mempraktikkan cara merawat
pasien berduka disfungsional
4) Keluarga dpt memanfaatkan sumber yg
tersedia di masyarakat.
b. Tindakan
1) Berdiskusi dg keluarga tentang masalah
kehilangan dan berduka dan dampaknya
pada pasien
2) Berdiskusi dg keluarga cara-cara mengatasi
berduka yg dialami oleh pasien
3) Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat pasien dg berduka disfungsional
4) Berdiskusi dg keluarga sumber-sumber
bantuan yg dapat dimanfaatkan oleh keluarga
untuk mengatasi kehilangan yg dialami oleh
pasien.
5. EVALUASI
a. Klien mampu mengenali kehilangan yg dialami

b. Klien dpt mengungkapkan perasaannya secara spontan

c. Klien dpt menjelaskan makna kehilangan tsb terhadap


kehidupannya
d. Klien mempunyai sistem pendukung utk mengungkapkan
perasaannya (teman, keluarga, lembaga dll)
e. Klien menunjukkan tanda2 penerimaan

f. Klien dpt menilai hubungan baru dg org lain/objek lain

g. Klien dpt mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka

h. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka

i. Keluarga memahami dan mempraktekan cara merawat


pasien berduka berkepanjangan
j. Keluarga memanfaatkan sumber yg tersedia di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai