Anda di halaman 1dari 28

STRUKTUR ORGANISASI BESERTA TANGGUNG JAWAB

TENAGA KESEHATAN DALAM PELAYANAN PASIEN


DI RUANG RAWAT DALAM RUMAH SAKIT

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan

Dosen Pembimbing : Suko Pranowo, M.Kep., Ns

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Annisa Fatimatul Zahra (108118027)

2. Intan Nilawati (108118029)

3. Ratna Komala Dewi (108118030)

4. Sundari (108118031)

5. Sindi Yulia Iryani (108118032)

6. Melani Dewi Purwanti (108118033)

i
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Cilacap, 24 Maret 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Konsep Pengorganisasian Pada Manajemen Keperawatan................................3
B. Pengorganisasian Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat Dalam...................6
C. Struktur Organisasi...........................................................................................22
BAB III PENUTUP.....................................................................................................23
A. Kesimpulan.......................................................................................................23
B. Saran.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.Pengorganisasian merupakan fungsi
manajemen kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan
berhasil guna. Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri
dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi
yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai
tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan
keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-
kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.
Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim
kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat bertanggung jawab
dalam penyelesaian masalah kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan
keperawatan secara optimal akan menentukan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan Yang menjadi bahasan dalam pelayaan
keperawatan diruang rawat meliputi : struktur organisai ruang rawat,
pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan
evaluasi kegiatan kelompok kerja ; yang bertujuan untuk memberikan

1
gambaran tentang struktur organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk
mencapai tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep pengoranisasian pada management keperawatan ?
2. Bagaimana Pengorganisasian Kegiatan keperawatan Diruang Rawat
Dalam ?

C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan konsep pengorganisasian pada management
keperawatan.
2. Mengetahui Bagaimana Pengorganisasian Keperawatan di Ruang Rawat
Dalam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengorganisasian Pada Manajemen Keperawatan


Dalam menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar
komunikasi antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut:
1. Peran
Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan
dari seseorang oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang
diartikan oleh harapan-harapan orang lain, individu tersebut sangat
bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas pribadinya. Sepanjang
hidupnya seseorang memegang serangkaian peran, yang berubah dengan
perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah departemen
keperawatan, perawat dapat memegang beberapa peran jabatan pada waktu
yang sama. Kepala perawat tertentu merupakan bawahan bagi atasannya,
seorang supervisor bagi staf perawatnya, rekan kerja kepala perawat lainnya
dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di divisi lain
dalam organisasinya. Karena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam
pelaksanaan masing-masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di
atas harus sering "merubah seragam" selama hari kerjanya, penyesuaian dan
penyesuaian ulang ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa
untuk memenuhi harapan pihak yang berkepentingan lainnya yang telah
mengartikan setiap peran.

2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
agar bersikap sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tumbuh
dari interaksi manusia, kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus
berubah. Perolehan kekuasaan oleh perawat perorangan tampaknya

3
memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam situasi yang
sama. Kemungkinan karena meningkatnya  jumlahkomunikasi dengan yang
lain atau perubahan dalam kualitas komunikasi tersebut. Begitu juga
sebaliknya, kehilangan kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah hubungan
timbal baliknya dengan yang lain sehingga membuatnya terus menerus
kehilangan kekuasaan seiring dengan waktu. Kekuasaan terdiri dari beberapa
jenis yaitu: kekuasaan memberikan penghargaan (Reward power) adalah
kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap yang lain, kekuasaan
paksaan (Coercive power) adalah kesanggupan untuk menerapkan hukuman
kepada yang lain. Menejer perawat dapat menghukum seorang pegawai
melalui penurunan pangkat, skors, atau pemecatan. Kekuasaan referensi
(Referent power) adalah kemampuan mengilhami kebanggaan tertentu pada
yang lain sehingga mereka berharap untuk mengidentifikasikan diri mereka
sendiri dengan obyek kekaguman mereka. Kekuasaan ahli (Expert power)
merupakan kemampuan untuk meyakinkan yang lain supaya seseorang 
memiliki derajat pengetahuan dan keahlian tinggi dalam area spesialisasi.

3. Status
Konsep status berhubungan erat dengan konsep kekuasaan.Status
dapat diartikan sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada
seseorang yang sesuai dengan penilaian mereka atas pekerjaan dan
sumbangsihnya. Derajat status yang diberikan kepada pekerjaan tertentu erat
kaitannya dengan jarak dari hierarki organisasi tingkat atas, jumlah keahlian
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja tersebut, derajat pelatihan
khusus, atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi tersebut, tingkat
tanggung jawab dan otonomi yang diharapkan dalam pelaksanaan kerja dan
gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status masing-masing perawat
tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel organisasi unit
kerjanya.Status sebuah kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

4
kelompok. Kebanyakan perawat percaya bahwa tujuan keperawatan bagi
perawatan klien dan kesembuhannya sama pentingnya dengan kesejahteraan
klien seperti juga dengantujuan pengobatan medis atau tujuan administrasi
keuangannya.

4. Wewenang
Konsep wewenang secara berbelit-belit dihubungkan dengan konsep
tanggung jawab.Jabatan pada hierarki keperawatan puncak dihubungkan
dengan lapisan atas dari tanggung jawab dan wewenang.Jadi status yang
tinggi dihubungkan dengan wewenang yang memberi status pekerjaan tinggi
bagaimanapun dapat diserahkan pada jabatan di lapisan rendah struktur
organisasi.

5. Kepusatan ( Centrality )
Konsep sentralisasi / kepusatan organisasi mengacu pada kenyataan
bahwa beberapa jabatan ditempatkan sedemikian rupa dalam struktur
organisasi sehingga melibatkan si pemegang jabatan ke dalam seringnya
komunikasi dengan sejumlah besar pekerja lainnya.Sebaliknya, jabatan
lainnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga terjadi sedikit komunikasi di
antara pemegang jabatan dengan yang lainnya. Dengan menggunakan skema
organisasi lembaga tersebut, adalah mungkin untuk menghitung jumlah
langkah atau pertukaran  pembicaraan yang diperlukan guna menyampaikan
informasi kepada jabatan yang diberikan dari setiap posisi lain dalam
jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau jabatan tertentu
disebut total jarak organisasi. Penambahan jarak perseorangan bagi semua
pegawai dalam organisasi dan membaginya dengan jumlah pegawai akan
menghasilkan jarak rata-rata organisasi (Average organizational distance)
bagi semua jabatan dalam struktur itu. Dengan membandingkan total jarak
organisasi seseorang dengan jarak rata-rata bagi seluruh struktur, seseorang
dapat menentukan setiap jarak relatif organisasi (Relative organizational

5
distance) pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif organisasi yang 
terkecil adalah yang paling pokok dalam struktur tersebut. Mereka lebih
banyak menerima informasi yang berhubungan dengan kerja di banding
pekerja pokok.Terhadap pekerja yang berpengetahuan, informasi adalah
bahan mentah untuk produksi.Karena pekerja yang lebih terpusat secara
organisasi seharusnya lebih produktif dibanding pekerja yang kurang
terpusat.

6. Komunikasi ( Communication )
Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui
dan karena komunikasi antar pekerja.Komunikasi biasa diartikan sebagai
pengiriman informasi dan opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan
pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang sama oleh si penerima pesan.
Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa penangkapan pesan tersebut
merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan usaha memperbaiki
kualitas serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan mengajari
manusia bagaimana mendengar secara bersungguh - sungguh dan kritis
terhadap semua aspek pesan yang dikirim. Adalah mungkin untuk melatih
pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum informasi
sehingga memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan
dapat diajari  memperkuat isi verbal setiap pesan dengan ekspresi yang
sesuai dan gerak isyarat untuk menekankan konsep kunci serta untuk
mendapatkan masukan dari si penerima pesan sebagai tanda atas keefektifan
komunikasi.

B. Pengorganisasian Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat


Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan
keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan
keperawatan di ruangan meliputi :

6
1. Struktur Organisasi
Struktur organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan
bagan.Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada
besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi
wadah dan pusat kegiatan pelayanan keperawatan perlu memiliki struktur
organisasi tetapi ruang rawat tidak termasuk dalam struktur organisasi
raumah sakit bila dilihat dari surat keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan
135 tahun 1978. oleh karena itu direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat
keputusan yang ngatur struktur organisasi ruang rawat.
Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi
ruang rawat untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf
atasan baik vertikal maupun horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian,
wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat.Bentuk organisasi
dapat pula disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem
penugasan yang digunakan.

2. Pengelompokkan Kegiatan
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan.Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai
dengan spesifikasi tertentu.Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk
memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan dimiliki peserta sesuai dengan kebutuhan klien
pengorganisasian tugas perawat ini disebut metode penugasan.Keperawatan
diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmampuan
klien dalam melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkan kepada
pencapaian tujuan dan merupakan tugas menejer keperawatan untuk selalu
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan proses pencapaian tujuan
melalui interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan
yangterlibat.

7
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini
kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang
ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang
ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas:
Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya
keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya
anak, dewasa, usia lanjut. Diagnose/masalah kesehatan yang dialami klien
misalnya perawatan bedah/ortoped, kulit. Terapi yang dilakukan, misalnya
rehabilitas, kemoterapi.Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien
didasarkan atas kombinasi kategori diatas.Selanjutnya kepala ruangan
bertanggung jawab menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang
tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai dengan
jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien yang menjadi
tanggung jawabnya.

3. Macam-macam Metode Penugasan Keperawatan


Berbagai metode penugasan keperawatan yang digunakan sebagai acuan
struktur organisasi di ruang Rawat.Metode tersebut antara lain :
a. Metode Penugasan Fungsional
Pada metode penugasan fungsional, seorang kepala ruang
membawahi secara langsung perawat-perawat pelaksana yang ada di
ruang tersebut.Metode ini menggambarkan bahwa satu-satunya
pemegang kendali manajerial dan laporan klien adalah kepala ruang,
sedangkan perawat lainnya hanya sebagai perawat pelaksana tindakan.
Peran perawat pada metode ini adalah melakukan tindakan sesuai
dengan spesifikasi/spesialisasi yang dimilikinya, setiap perawat
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan tindakan
keperawatan sebanyak satu atau dua jenis tindakan. Jenis tindakan
lainnya diberikan oleh perawat yang lainnya. Berdasarkan struktur di

8
atas, trgambar dengan jelas bahwa ada pembagian tugas perawat, yaitu
ada perawat yang tugasnya hanya memberikan obat ada perawat yang
tugasnya hanya merawat luka dan lain-lain. Namun demikian, guna
mengurangi beban tanggung jawab kepala ruang yang besar, pihak
rumah sakit dapat memodifikasi struktur tersebut dengan menempatkan
wakil kepala ruang untuk membantu tugas kepala ruang.Selain
mengurangi beban kerja kepala ruang, dengan adanya wakil kepala
ruang, harapannya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pekerjaan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Fungsional
Kelebihan Kekurangan
1. Efisiensi, terutama untuk 1. Kepala ruang kurang waktu
ruangan yang mempunyai untuk dapat memberikan
jumlah tenaga perawat masukan kepada perawat-
minimal/sedikit. perawatnya tentang bagaimana
2. Perawat mempunyai cara memberikan asuhan
keahlian/spesialisasi tindakan keperawatan yang terbaik.
tertentu 2. Setiap perawat tidak dapat
memberikan asuhan seara
komprehensif
3. Komunikasi antar-perawat
sangat terbatas
4. Prioritas hanya kebutuhan fisik
sehingga tidak komprehensif
5. Kepuasan pasien sulit tercapai
6. Kepuasan perawat selaku
pemberi asuhan sulit tercapai

b. Metode Tim
Menurut Douglas (1992), metode tim adalah metode pemberian
asuhan keperawatan yang mencirikan bahwa sekelompok tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dipimpin oleh
seorang perawat profesional yang sering disebut dengan “Ketua tim”.
Selain itu, Sitorus (2006) juga menyampaikan bahwa dengan metode
penugasan tim, setiap anggota kelompok/tim mempunyai kesempatan

9
untuk berkontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab yang tinggi.
Guna menunjang tercapainya asuhan keperawatan yang efektif dan
efisien, tugas pokok dan fungsi masing-masing, posisi harus jelas dan
dipahami oleh masing-masing personel perawat. Keliat, dkk (2006)
menguraikan secara rinci tugas pokok dan fungsi masing-masing posisi
yang tergambar dalam struktur organisasi metode penugasan tim sebagai
berikut.

1) Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan


a) Merumuskan kegiatan program pelayanan berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang berlaku agar terlaksananya proses
kegiatan tugas pokok Direktur Utama berjalan dengan lancar.
b) Mengkoordinasikan kegiatan sesuai ketentuan Bidang
Pelayanan Medik, Bidang Pelayanan Keperawatan dan Bidang
RekamMedik dan Akreditasi agar berjalan lancar sesuai yang
diharapkan.
c) Membina dan memotivasi bawahan secara berkala dalam upaya
peningkatan produktifitas kerja dan pengembangan karier
bawahan.
d) Mengarahkan kegiatan pelaksanaan tugas bawahan agar
berjalan sesuai ketentuan yang efektif dan efisien.
e) Menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan lingkup pelayanan
untuk meningkatkan kinerja dan mencapai hasil yang
diharapkan.
f) Melakukan evaluasi secara periodik untuk mengetahui
hambatan yang terjadi dan mencari alternatif pemecahannya.
g) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai bidang
tugasnya dalam rangka singkronisasi pelaksanaan tugas.

10
h) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai instruksi atasan
agar tugas berbagi habis.
i) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan
sebagai bahan untuk penyusunan program selanjutnya.

2) Kepala Instalasi Rawat Inap


a) Persyaratan
i. Pendidikan: serendah-rendahnya berijazah S1
ii. Kursus/pelatihan: Manajemen pelayanan Keperawatan
ruangan
iii. Kondisi fisik dan mental: sehat jasmani dan rohani
b) Tanggung jawab.
Bertanggungjawab kepada Wakil Direktur Pelayanan Medis
dan Keperawatan.
c) Wewenang
i. Penyusunan rencana operasional di Instalasi Rawat Inap.
ii. Pengorganisasian Sumber Daya dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Instalasi Rawat Inap.
iii. Penyeliaan terhadap SDM dilingkungan Instalasi Rawat
Inap.
iv. Pelaksanaan pengendalian, pengawasan, evaluasi program
dan kegiatan Instalasi Rawat Inap.
v. Penyampaian laporan kegiatan dan hal-hal lainnya yang
dianggap perlu
vi. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan
atasan dalam lingkup bidang tugasnya.
d) Uraian Tugas
i. Menyusun rencana operasional di Instalasi Rawat Inap.
ii. Mengorganisir Sumber Data dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Instalasi Rawat Inap.
iii. Melakukan penyeliaan terhadap SDM dilingkungan Instalasi
Rawat Inap.
iv. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, evaluasi program
dan kegiatan InstalasiRawat Inap.

11
v. Menyampaikan laporan kegiatan dan hal-hal lainnya yang
dianggap perlu (antara lain: Laporan Indikator Mutu
Pelayanan, dll)
vi. Membuat usulan kebutuhan yang diperlukan di Instalasi
Rawat Inap.
vii. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan
atasan dalam lingkup bidang tugasnya.

3) Administrasi
a) Persyaratan
i.Pendidikan minimal SLTA
ii.Mempunyai Sertifikat Komputer
iii.Sehat jasmani dan rohani

b) Tanggung jawab.
i.Kebenaran dan ketepatan dalam administrasi keuangan di
ruang perawatan.
ii.Kebenaran dan ketepatan dalam administrasi umum di ruang
perawatan
iii.Melaksanakan Inventaris alat tulis kantor ( ATK)
c) Wewenang
i. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
ii. Memberikan informasi administrasi kepada pasien/keluarga
pasien sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.
d) Uraian Tugas
i. Menyiapkan daftar hadir karyawan.
ii. Mengirim daftar hadir (daftar dinas) ke Bidang
Keperawatan dan Koordinasi Kepegawaian.
iii. Melaksanakan pengetikan surat menyurat.
iv. Mengelola surat masuk dan surat keluar serta
mendokumentasikannya.

12
v. Memberikan informasi tentang kelengkapan administrasi
dan tarif pelayanan yang berlaku di ruangan tersebut.
vi. Memeriksa persyaratan untuk pasien Askes, Jamkesmas/
SKTM, kontraktor dan Dinas Sosial.
vii. Membuat nota/ rincian biaya pemeriksaan pasien
viii. Membuat nota/ rincian biaya Perawatan
ix. Membuat nota/ rincian tindakan pelayanan kesehatan
x. Memeriksa kelengkapan dokumen/ berkas rincian pasien
sebelum diberikan ke keluarga pasien untuk diserahkan ke
kasir
xi. Memberikan perincian biaya/ berkas rincian ke keluarga
pasien untuk diserahkan ke bagian keuangan/ kasir
xii. Memeriksa dan mendokumantasikan kwitansi pasien yang
pulang
xiii. Mencatat dan melaporkan jumlah kunjungan dan jumlah
tindakan/pemeriksaan ke Medrek. Dan jumlah pendapatan
ruangan kepada Ka. Ruangan, Ka. Instalasi dan Bagian
Keuangan (Tim Jasa Pelayanan)
xiv. Mencocokkan pendapatan ruangan ke bagian Keuangan.
Apabila ada ketidakcocokkan melaporkan ke Ka. Ruangan.
xv. Melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh atasan
(Ka. Ruangan)

4) Kepala Ruangan
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
i. Menyusun visi, misi, dan filosofi
ii. Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan, dan
tahunan).

13
Fungsi Pengorganisasian
i. Menyusun struktur organisasi
ii. Menyusun jadwal dinas
iii. Membuat daftar alokasi pasien

Fungsi Pengarahan
i. Memimpin operan
ii. Menciptakan iklim motivasi
iii. Mengatur pendelegasian
iv. Melakukan supervise

Fungsi Pengendalian
i. Mengevaluasi indikator mutu
ii. Melakukan audit dokumentasi
iii. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien dan
perawat
iv.  Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

b) Compensatory Reward
i. Melakukan penilaian kinerja kettua tim dan perawat
pelaksana
ii. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
keperawatan
i. Hubungan Profesional
ii. Memipin konferensi kasus
c) Hubungan Profesional
iii. Memipin rapat keperwatan
iv. Melakukan rapat tim kesehatan
v. Melakukan kolaborasi dengan dokter

14
d) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan)

5) Ketua Tim
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
i. Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan).
Fungsi Pengorganisasian
i. Menyusun jadwal dinas
ii. Membuat daftar alokasi pasien
Fungsi Pengarahan
i. Memimpin operan
ii. Menciptakan iklim motivasi
iii. Mengatur pendelegasian
iv. Melakukan supervise
Fungsi Pengendalian
i. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien yang dilakukan oleh perawat
pelaksana
ii. Memberikan umpan balik kepada perawat pelaksana
b) Compensatory Reward
Melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana
c) Hubungan Profesional
i. Memipin konferensi kasus
ii. Melakukan kolaborasi dengan dokter
d) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan)

15
6) Clinical Instructur
a) Persyaratan
i. Pendidikan: serendah-rendahnya berijazah D.III
Keperawatan/kebidanan
ii. Kursus/ pelatihan : Clinical instruktur
iii. Pengalaman kerja: sebagai pelaksana keperawatan 3- 5
tahun
iv. Kondisi fisik dan mental: sehat jasmani dan rohani
b) Tanggungjawab
i. Menindaklanjuti surat ijin praktek klinik.
ii. Mengelola pelaksanaan praktek klinik
iii. Membuat jadwal praktek mahasiswa
c) Wewenang
i. Mengikuti kontrak program dengan institusi pendidikan
dan kepala bidang keperawatan.
ii. Membuat jadwal bimbingan sesuai dengan jumlah
mahasiswa dan karakteristik lahan praktek masing-masing.
iii. Melakukan pre dan post conference, orientasi, bimbingan,
bedside Teaching, supervise, evaluasi dan post confrence
mahasiswa.
iv. Melaksanakan ujian akhir praktek klinik keperawatan
v. Mengevaluasi reprogram untuk ditindak lanjuti ke bagian
keperawatan.
d) Uraian tugas
i. Mengikuti kontrak program dengan institusi pendidikan
dan kepala bidang keperawatan.
ii. Membuat jadwal bimbingan sesuai dengan jumlah
mahasiswa dan karakteristik lahan praktek masing-masing.
iii. Melakukan pre dan post conference kepada semua
mahasiswa.

16
iv. Melakukan bimbingan teknis keterampilan maupun
dokumentasinya.
v. Melakukan pembinaan etika dan moral profesional di
masing-masing tempat praktek.
vi. Melakukan koordinasi antar bagian dalam rangka proses
bimbingan.
vii. Melakukan manajemen konflik antara mahasiswa dan atau
mahasiswa dengan karyawan dan mahasiswa dengan
pasien atau pengunjung rumah sakit
viii. Memberikan kewenangan kepada mahasiswa melakukan
tindakan tertentu yang dasar sampai tindakan lanjutan
namun masih dalam pengawasan pembimbing.
ix. Membuat laporan tertulis selama proses bimbingan, yang
disampaikan kepada koordinator pembimbing (diklit)
untuk disampaikan kepada institusi pendidikan
x. Mengambil tindakan tegas dan sportif terhadap mahasiswa
yang melanggar aturan atau melakukan tindakan tidak
terpuji selam di rumah sakit serta membuat laporan secara
tertulis dari semua kejadian, sebagai bahan pertanggung
jawabannya.
xi. Menerapkan disiplin yang baik terhadap mahasiswa.
xii. Melaksanakan ujian akhir praktek klinik keperawatan.
xiii. Memberikan nilai akhir kepada semua mahasiswa yang
telah dibimbingnya.
xiv. Mengevaluasi reprogram untuk ditindak lanjuti kebagian
keperawatan.

17
7) Perawat Pelaksana
a) Fungsi Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (harian)
b) Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
(disesuaikan dengan spesifikasi ruangan)

Dengan melihat dan menyimak penjelasan di atas, secara jelas


terdapat perbedaan uraian tugas dari kepala ruang, ketua tim, dan
perawat pelaksana. Berdasarkan uraian di atas, tergambar bahwa kepala
ruang dan ketua tim menjalankan tugas manajerial dan asuhan
keperawatan, sedangkan perawat pelaksana murni menjalankan asuhan
keperawatan. Batasan ini harus dipahami secara benar oleh masing-
masing posisi sebagai acuan untuk melaksanakan tugas limpah
(pendelegasian).

Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim


Kelebihan Kekurangan
i. Pelayanan keperawatan yang i. Kegiatan-kegiatan konferen
komprehensif memerlukan waktu yang cukup
ii. Proses Keperawatan dapat lama sehingga kegiatan konferen
diterapkan. tidak akan dapat dilaksanakan jika
iii. Metode tim memungkinkan dalam kondisi sibuk.
untuk dapat bekerja lebih ii.  Jika jumlah perawat sedikit,
efektif dan efisien menyebabkan pre-conference dan
iv. Metode tim memungkinkan post-conference mungkin tidak
untuk dapat bekerja sama dapat dilaksanakan. Untuk kegiatan
antar-tim pre-conference dan post-
v.  Metode tim memungkinkan conference, setiap tim minimal
tingginya kepuasan pasien terdiri dari dua orang.
terhadap pelayanan
keperawatan
vi. Metode tim meningkatkan
motivasi dan kepuasan perawat
sebagai pemberi pelayanan
keperawatan

18
c. Metode Keperawatan Primer
Metode Keperawatan Primer adalah suatu metode pemberian
asuhan Keperawatan yang mempunyai karakteristik kontinuitas dan
komprehensif dalam pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh seorang perawat yang bertanggung jawab dalam merencanakan,
melakukan, dan mengoordinasi selama pasien dirawat di ruang
perawatan. Perawat yang bertanggung jawab selama 24 jam atas pasien-
pasiennya tadi disebut”Perawat Primer”. Perawat primer biasanya
bertanggung jawab antara 4-6 pasien. Berikut akan dijelaskan secara
rinci tugas pokok dan fungsi masing-masing posisi dan struktur
organisasi metode keperawatan perimer.
1) Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Primer
a) Menerima dan mengorientasikan pasien yang masuk di ruang
perawatan.
b) Mengkajisecara komprehensif dan merumuskan diagnosis
keperawatan
c) Membuat rencana keperawatan (tujuan, criteria hasil, rencana
tindakan, dan rasional)
d) Mengadakankomunikasi dan koordinasi dengan perawat lain
dan tenaga kesehatan yang lain atas rencana yang telah dibuat.
e) Melaksanakanrencana yang telah dibuat
f) Melakukan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai
g) Membuat rencana pulang pasien (termasuk rencanapenyuluhan)
h) Melakukan rujukan kepada pekerja social dan kontak degan
lembaga social di masyarakat.
i) Membuatjadwal perjanjian klinik
j) Mengadakankunjungan rumah

19
2) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Ruang
Menurut penulis, tugas pokok dan fungsi kepala ruang pada
metode primer tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pada
metode penugasan tim seperti yang disampaikan oleh kandidat, dkk
(2006) sebagai berikut.
a) Pendekatan Manajemen
Fungsi Perencanaan
i. Menyusun visi, misi, dan filosofi
ii. Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan, dan
tahunan).
Fungsi Pengorganisasian
i. Menyusun struktur organisasi
ii. Menyusun jadwal dinas
iii. Membuat daftar alokasi pasien
Fungsi Pengarahan
i. Memimpin operan
ii. Menciptakan iklim motivasi
iii. Mengatur pendelegasian
iv. Melakukan supervise
Fungsi Pengendalian
i. Mengevaluasi indikator mutu
ii. Melakukan audit dokumentasi
iii. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien dan
perawat
iv. Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b) Compensatory Reward
i. Melakukan penilaian kinerja kettua tim dan perawat
pelaksana
ii. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
keperawatan

20
c) Hubungan Profesional
i. Memipin rapat keperwatan
ii. Melakukan rapat tim kesehatan

Selain menjalankan tugas di atas, ada salah satu tugas yang harus
dijalankan oleh kepala ruang adalah menjadi konsultan jika perawat
mengalami kendala dalam menjalankan tugasnya.

3) Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Asosiat


a) Melaksanakan tindakan keperawatan
b) Menerima delegasi dari primer primer

Kelebihan dan Kekurangan Metode Keperawatan Primer


Kelebihan Kekurangan
1. Akuntabilitas Dibutuhkan perawat yang benar-
2. Otonomi benar mempunyai pengalaman,
3. Advokasi pengetahua, sikap, dan kemampuan
4. Kontinuitas (skill) yang mumpuni
5. Komprehensif
6. Komunikasi
7. Koordinasi
8. Kolaborasi
9. Komitmen
10. Kepuasan pasien
11. Kepuasan perawat
12. Kepuasan dokter
13. Kepuasan rumah sakit
14. Penghargaan
15. Kesempatan untuk mengembangkan diri

21
C. Struktur Organisasi

Wakil Direktur Pelayanan Medis &


Keperawatan

Kepala Instalasi Rawat Inap

Kepala Instalasi Rawat Inap

Administrasi

Kepala TIM CI

Perawat Primer

Perawat Pelaksana

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan objektif, Penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas
pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas
yang tepat dengan unit lainnya, Baik cara vertical maupun horizontal yang
bertanggung jawab mencapai tujuan organisasi Unsur-unsur dasar yang
membentuk organisasi yaitu adanya tujuan bersama, adanya kerjasama dua
orang atau lebih, adanya pembagian tugas, adanya kehendak untuk bekerja
sama.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca lebih mengetahui mengenai
konsep gizi yang tepat pada lansia.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media:


Jogjakarta.
Sumijatun.(2009). Manajemen Keperawatan Konsep Dasar dan Aplikasi
Pengambilan Keputusan Klinis. CV. Trans Info Media: Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai