Penyusun :
Aurina Dwi Febriani (P27824419007)
Dewi Shafaria (P27824419012)
Istiqomatul Laila (P27824419024)
Rizki Wulansari (P27824419039)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa Program Studi
D4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen dan Organisasi dan Kepemimpinan Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya
2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. Dr. Mamik, SKM, M.Kes, selaku dosen mata kuliah Manajemen dan
Organisasi dan Kepemimpinan
4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerja sama dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampe akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita, Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan....................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Manajemen.....................................................................................................3
2.1.1 Definisi....................................................................................................3
2.1.2 Langkah Langkah....................................................................................3
2.1.3 Fungsi Manajemen..................................................................................9
2.1.4 Langkah-langkah manajemen pelayanan kebidanan.............................33
2.1.5 Aplikasi Pengorganisasian dalam pelayanan Kebidanan......................36
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................44
3.1 Kesimpulan..................................................................................................44
3.2 Saran.............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
SOAL DAN JAWABAN.......................................................................................47
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
1.2 Tujuan
Mampu membuat langkah – langkah pengorganisasian dan manajemen dalam
pelayanan kebidanan
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan makalah ini “Bagaimana langkah – langkah pengorganisasian dan
manajemen dalam pelayanan kebidanan?”
1.4 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pedahuluan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 3 Penutup
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
2.1.1 Definisi
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat
dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal. Istilah manajemen harus memenuhi syarat-syarat prinsip-
prinsip tertentu yaitu adanya kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok
manusia, adanya penataan/pengaturan dalam kerjasama, dan adanya tujuan yang
hendak dicapai dari kegiatan kerjasama tersebut.
Manajemen kebidanan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff
kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan secara professional melalui
tahapan proses yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian (Gde Muninjaya, 2009).
3
4
Kehamilan kembar
Kemudian bidan harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk
mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan
postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang
berlebihan. Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya mengantisipasi
dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga
kebutuhan untuk resusitasi.
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita
infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya
peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah
dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang,
pemeriksaan laboratorium terhadap simptomatik bakteri dan segera memberi
pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
4) Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya
selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama
wanita tersebut bersama bidan, terus-menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan
dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana
bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu,
atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak
merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre eklampsia,
7
kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang
serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang ibu mungkin juga akan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti
pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam
hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan
kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen
asuhan klien.
5) Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh (Intervensi)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap ibu tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial,ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap
hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan
rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama
klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien.
Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan
pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar
8
yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang
lengkap dan tidak berbahaya.
6) Melaksanakan Perencanaan (Implementasi)
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
7) Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum,
maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak
efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di
dalam situasi klinik dan dua langkah yang terakhir tergantung pada klien dan
situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan
saja.
9
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya
secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua
sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi (Gde muninjaya,
2009).
Menurut Azrul Azwar, 2010 Pengorganisasian adalah :
1. Pengelompokkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan.
2. Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan
tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan
mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya.
3. Pengkoordinasian secara rasional berbagai kegiatan dari sejumlah
orang tertentu untuk mencapai tujuan bersama, melalui pengaturan
pembagian kerja dan fungsi menurut penjenjangannya secara
bertanggung jawab. Pengorganisasian berarti menciptakan suatu
struktur dan bagian-bagian yg terintegrasi sehingga hubungan antar
bagian satu dengan yang lain dipengaruhi oleh keseluruhan struktur
tersebut (Naomi Mari Tando, 2013).
14
Proses Organisasi
Dua aspek utama struktur organisasi adalah pembagian kerja dan
departementalisasi. Pembagian kerja merupakan pemecahan suatu tugas
kerga sehingga setiap anggota dalam organisasi tanggung jawab dan
melaksanakan seperangkataktivitas yang terbatas dan bukan keseluruhan
tugas. Sedangkan departementalisasi adalah pengelompokkan aktivitas
pekerjaan sehingga aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat
diselenggarakan secara serempak (Siswanto, 2009).
Tujuan utama dua aspek diatas adalah :
19
a. Proses komunikasi
Komunikasi dapat didefenisikan sebagai penyampaian informasi
dan oengertian dengan menggunakan tanda yang sama. Komunikasi
sangat penting karena para menejer suatu organisasi jarang bekerja
dengan menggunakan barang tetapi lebih sering menggunakan
informasi mengenai barang itu. Komunikasi tidak dapat dihindarkan
dalam setiap fungsi organisasi karena setiap menejer harus menjadi
seorang widiasuara (komunikator).
Proses komunikasi dalam suatu organisasi harus memberi
kemungkinan dalam empat arah yang berbeda yaitu :
1. Komunikasi ke bawah
Komunikasi kebawah mengalir dari orang pada hierarki yang
lebih tinggi kejenjang yang lebih rendah
2. Komunikasi ke atas
Porsi komunikasi keatas sebenarnya dituntut untuk seimbang
dengan komunikasi kebawah. Berbeda dengan komunikasi
kebawah, komunikasi ke atas mengalir dari orang pada hierarki
yang lebih rendah kejenjeng yang lebuh tinggi.
3. Komunikasi horizontal
Meskipun arus komunikasi ke atas dan ke bawah (vertikal)
merupakan pertimbangan utama dalam desain organisasi,
namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasi
horizontal. Komunikasi horizintal sangat perlu bagi koordinasi
dan integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian.
4. Komunikasi diagonal
Meskipun mungkin merupakn jalur komunikasi yang paling
jarang digunakan, komunikasi diagonal penting dalam situasi
ketika para anggota tidak dapat borkomunikasi secara efektif
melalui jalur lain.
d. Proses imbalan
Cara menetapkan waktu pembagian imbalan merupakan permasalahan
yang penting yang harus dihadapi oleh para menejer sehari-hari,
imbalan yang dibagi oleh menejer meliputi upah, mutasi, promosi,
pujian dan penghargaan. Imbalan tersebut dapat juga membantu
menciptakan suasana yang menimbulkan pekerjaan yang menantang
dan yan memuaskan. Karena imbalan dipandang penting oleh para
bawahan, imbalan memiliki dampak penting terhadap perilaku dan
hasil karya.
Tujuan umun dari program imbalan adalah :
Untuk menarik orang yang memenuhi syarat sehingga bersedia
memasuki organisasi
Menjaga supaya bawahan datang ke pekerjaan.
Memotivasi para bawahan untuk bekerja lebih giat sehingga
mencapai tingkat hasil karya yang lebih tinggi.
c. Actuating (Pengarahan/Penggerakan)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar
mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas-
tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini
termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi, pengembangan
motivasi yang efektif (Gde Muninjaya, 2009).
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi yang paling fundamental
dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis
tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat
teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai
rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.
Hakikat dari pengarahan adalah sebagai keseluruhan usaha, cara,
teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan
ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien, efektif dan produktif.
Pengarahan diruang kebidanan klinik dapat dilakukan dilakukan
dalam beberapa kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi,
manajemen konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya.
a. Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir
positif bagi setiap sumber daya manusia dengan
mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap
orang yang bekerja bersama-sama. Kebersamaan dalam mencapai
visi, dan misi merupakan pendorong kuat untuk fokus pada
potensi masing-masing anggota.
b. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan menimbulkan
konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat
yang berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem
pelayanan dan asuhan kebidanan bagi semua sumber daya
manusia yang ada (MPKP). Komunikasi yang terbuka diarahkan
kepada penyelesaian konflik dengan win-win solution.
23
Teknik Motivasi
1) Motivasi Tidak Langsung
Sinkronisasi aspirasi individu dengan tujuan organisasi. adalah
:
a. Pengertian mendalam tentang tujuan organisasi akan
memberi manfaat pada pekerja
b. Pengertian bahwa organisasi tidak bertentangan dengan
aspiarasi individu
c. Pemberian kesempatan pekerja untuk menentukan cara
pencapaian tujuan
25
e. EVALUATION (Penilaian)
Evaluasi/penilaian adalah prosedur penilaian pelaksanaan hasil
kerja dampak secara systematik, dengan membandingkannya dengan
standar dan mengikuti kreteria/metode/tujuan guna menilai dan sekaligus
pengambilan keputusan selanjutnya.
Tujuan dari evaluasi :
1. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan program dan
perencanaan program
2. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang
sedang berjalan
3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya
4. Sebagai alat untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik
dari semula
Berdasarkan waktunya, evaluasi dapat digolongkan;
a. Evaluasi formative
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan saat kegiatan sedang berlangsung :
ini dibagi 2 bentuk Critical review evaluation yaitu kegiatan evaluasi
dengan cara menanyakan bagian penting sebelum kegiatan dimulai
dan Midterm Evaluasi yaitu evaluasi saat kegiatan sedang berjalan
b. Evaluasi Sumative : adalah evaluasi dilakukan saat kegiatan telah
selesai dilakukan. Evaluasi ini dikelompokan menjadi 2 macam yaitu
evaluasi Output : yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan program
dan evaluasi dampak/ impact/ outcome : yaitu evaluasi untuk menilai
dampak dari hasil pelaksanaan program
33
ProsesEvaluasi : tahapan-tahapannya
a. Kegiatan berfikir konseptual
b. Formulasi tujuan, sasaran dan manfaat evaluasi
c. Formulasi sumber dan jenis informasi yang diperlukan
d. Formulasi kriteria evaluasi
e. Formulasi modal/kerangka kerja/rancang bangun
f. Kegiatan Operasional
g. Pengumpulan data informasi
Kegiatan penilaian
a. Formulasi derajat keberhasilan
b. Formulasi faktor penunjang / penghambat
c. Kegiatan tindak lanjut
d. Formulasi tindakan pemecahan masalah
e. Feed back evaluasi kepada user
f. Follow up/ corective action/ tindakan perbaikan
Kriteria Evaluasi
Relevansi Relevansi dipakai untuk memeriksa rasionalisasi suatu
program antara lain: masalah, kebijaksanaan, tujuan jawaban masalah,
kegiatan, unit kerja.
Relevansi juga dapat dipakai untuk menilai pengadaan/penghentian
suatu program yang didasarkan pada :
a. Harus diadakan program
1. Adanya relevansi Sosial
- Tujuan program sesuai dengan tujuan nasional
kesehatan
- Terdapatnya kontribusi yang jelas dari program
tersebut terhadap kesehatan masyarakat
- Metode cukup sederhana
- Program tersebut dapat menjawab need/ kebutuhan
2. Adanya program negatif jika program tiada
b. Penghentian Program didasarkan :
Bila masalah sudah hiang sama sekali
34
P1 (PERENCANAAN)
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar)
Contoh :
Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan
35
a. Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan yang dimaksudkan ialah
pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam rencana.
Contoh :
Nama kegiatan : penanggulangan kurang gizi pada ibu
hamil dan balita
Tujuan : menurunkan prevalensi ibu hamil dan balita
gizi kurang
Strategi : peningkatan mutu dan cakupan pelayanan gizi
Kegiatan :
Pelacakan kasus kurang gizi atau gizi buruk
Sosialisasi dan advokasi lintas sektor dan
program
Pelatihan kader
Kemitraan dengan LSM
Pelayanan gizi dirumah
Pemantauan dan evaluasi
Biaya : identifikasi sumber dan besarnya biaya
yang dibutuhkan
Jadwal
b. Tenaga pelaksana
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan
mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan
fungsional
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan
perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan
dan pelaporan.
3. Unit 1
41
3. Penggerakan (Actuating)
Mewujudkan rencana dengan mempergunakan organisasi
yang terbentuk menjadi kenyataan ini berarti rencana tersebut
diaktualisasikan.
Diantara kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Advokasi
42
Umpan balik
Supervisi dan bimbingan tekhnik
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur
keterkaitan, efektifitas, efisiensi dan dampak dari kegiatan,
dilakukan dengan tujuan memperbaiki rancangan, menntukan
suatu bentuk kegiatan yang tepat. Memperoleh masukan untuk
digunakan dalam proses perencanaan yang akan datang dan
mengukur keberhasilan suatu
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Fungsi dari menejemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian (Planning, Organizing, actuating dan controlling).
Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan dibagi 3 yaitu : PI
(Perencanaan), P2 ( Pengorganisasian), P3 (Penggerakan, Pelaksanaan,
Pengawasan dan Pengendalian).
Pada dasarnya untuk melakukan manajemen kebidanan memang harus
melewati beberapa tahap. Seperti dikemukakan Hellen Varney ada 7 langkah
sedangkan dari depkes menyatakan 5 langkah. Pada prinsipnya masing-masing
pendapat sama, hanya berbeda dalam cara pendokumentasiannya. Namun dalam
penerapannya nanti tidaklah harus kaku menggunakan 5 langkah atau 7 langkah
yang perlu diingat bahwa dalam manajemen kebidanan tersebut dilakukan secara
sistematis dengan metode pendekatan tertentu dalam membantu pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak.
Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi :
Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan
konsumen, meliputi seluruh kegiatan, meliputi seluruh aspek pelayanan dan
dedikasi aktif seluruh staf untuk mengidentifikasi seluruh konsumen, memberikan
pelayanan secara berkesinambungan, memonitor kepuasan konsumen, memahami
kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui pemantauan ulang,
meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dab
pelayanan khusus secara tetap melalui prosedur dan system informasi yang
fleksibel.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
45
46
yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami berikutnya agar
dapat tersusun lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
47
SOAL DAN JAWABAN
48
49
A. Planning
B. Actuating
C. Controlling
D. Directing
E. Organizing
19. Fungsi managemen yang pertama kali harus dilakukan manajemen untuk
menjalankan organisasi secara efektif dan effisien adalah?
a. Pengendalian
b. Pengorganisasian
c. Perencanaan
d. Pengawasan
e. Pengarahan
4. Interpretasi data adalah suatu data yang telah dikumpulkan yang kemudian
diidentifikasi tentang diagnosa atau masalah
5. Manajemen kebidanan adalah proses pertolongan yang dilakukan
seseorang yang berprofesi sebagai bidan secara sistematis untuk
membantu menyelesaikan persoalan kesehatan seorang pasien dengan
tepat.
6. Langkah-langkah dalam Manajemen Pelayanan dalam kebidanan yaitu
Perencanaan (P1), Pelaksanaan (P2), dan Pengawasan, Pengendalian,
Penilaian (P3)
7. Manfaat monitoring yaitu Memberikan masukan dalam manajemen
(diketahuinya masalah sedini mungkin), memberikan gambaran hasil
evaluasi (dapat menaksir hasil akhir pelaksananaan suatu program), dapat
menilai pelaksanaan program
8. Metode adalah Cara yang digunakan dalam bekerja atau prosedur kerja
yang merupakan input dalam managemen kebidanan
9. Fungsi Managemen yaitu Fungsi perencanaan, Fungsi pengorganisasian,
Fungsi pengarahan, Fungsi pengendalian
10. Organisasi komite adalah Bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan
dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh kelompok pejabat
yang berupa komite atau dewan dengan pluralistik manajemen
11. Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar
mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas-
tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki.
12. Menurut Henry Fayol pada awal abad ke-20 menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi,
dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian (Planning, Organizing, actuating dan controlling) (Azrul
Azwar, 2010).
13. Unsur-unsur dalam perencanaan Pelayanan Kebidanan meliputi : IN-PUT,
PROSES, OUT-PUT, EFFECT, OUT - COME (IMPACT)
55