Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENERAPAN MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM PRAKTIK

ASUHAN NIFAS DAN MENYUSUI

Mata Kuliah : Konsep Kebidanan

Dosen Pembimbing :
Nana Usnawati, SsT,.M.Keb
Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Maharani Puspitasari Nanda Intan (P27824423268)


2. Riska Amalia (P27824423273)
3. Swastika Sari Sakina (P27824423278)
4. Yuke Rismadungga (P27824423283)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN
KAMPUS MAGETAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Penerapan
Manajemen Kebidanan Dalam Praktik Asuhan Nifas Dan Menyusui”.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan di
Poltekkes Kemenkes Surabaya Program Alih Jenjang DIV Kebidanan Kampus Magetan. Dalam
penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan, pengarahan, dan bimbingan. Untuk itu,
kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dwi Purwanti, S.Kp., M.Kes., selaku ketua Prodi DIV Alih Jenjang Kebidanan Surabaya
Kelas Magetan
2. Ibu Nana Usnawati, SST.,M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Kebidanan
Program Studi DIV Alih Jenjang Kebidanan Surabaya Kelas Magetan.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pembuatan laporan dimasa yang akan
datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Magetan, 28 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen berasal dari kata bahasa Inggris “Manage” yang artinya mengelola,
mengatur, mengendalikan, mengurus, melaksanakan, mengarahkan. Manajemen adalah suatu
proses pencapaian tujuan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan.
Manajemen Kebidanan adalah suatu proses atau metode pemcehan masalah untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis dalam pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien.
Tujuan utama dari manajemen kebidanan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan mencapai hasil yang optimal bagi klien serta efektifitas dan efisiensi.
Dalam proses Manajemen Kebidanan terdapat langkahlangkah asuhan yang sistematis
sebagai alur pikir bidan dalam melakukan proses pemecahan masalah kebidanan. Proses
manajemen kebidanan merupakan suatu metode pengorganisasian pikiran dan tindakan
dalam suatu alur logis untuk kesejahteraaan dan pemberian asuhan pada klien.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa definisi dari Manajemen Kebidanan masa nifas dan menyusui
1.2.2 Apa tujuan dari Manajemen Kebidanan
1.2.3 Apa langkah – langkah Manajemen Kebidanan masa nifas dan menyusui

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui definisi dari manajemen kebidanan masa nifas dan menyusui
1.3.2 Mengetahui tujuan dari manajemen kebidanan
1.3.3 Mengetahui langkah-langkah manajemen kebidanan masa nifas dan menyusui
BAB II
IDENTIFIKASI PENERAPAN MANAJEMEN KEBIDANAN
A. Definisi Manajement Kebidanan

Manajemen berasal dari kata bahasa Inggris “Manage” yang artinya mengelola,
mengatur, mengendalikan, mengurus, melaksanakan, mengarahkan. Manajemen adalah
suatu proses pencapaian tujuan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan diupayakan atau dilakukan secara bersama-sama dengan orang lain.
Manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
Secara efektif artinya bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah
dilakukan sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang dilaksanakan secarabenar, tepat,
terorganisir dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Manajemen Kebidanan adalah suatu proses atau metode pemcehan masalah untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis dalam pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien. (Varney,1997) Manajemen Kebidanan merupakan
metode atau alur berpikir bagi bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan membantu
bidan dalam mengambil keputusan yang tepat dibantu dengan proses berpikir kritis agar
keputusan yang diambil dapat efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Mengingat pentingnya masa nifas, maka diperlukan manajemen asuhan
kebidanan yang optimal. Masa nifas ini masa yang cukup penting bagi sepuluhaga
kesehatan khususnya bidan untuk selalumelakukan pemantauan karena pelaksaanaan
yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah,

B. Tujuan Manajemen Kebidanan

Tujuan utama dari manajemen kebidanan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan mencapai hasil yang optimal bagi klien serta efektifitas dan efisiensi
pengelolaan fasilitas kesehatan adapun tujuan - tujuan spesifik dari manajemen kebidanan
di antara lain :
1. meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dengan cara mengembangkan
strategi dan program yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan klien yang meningkat
mening meningkatkan kepuasan mereka untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan beberapa hal untuk dapat dilakukan antara lain
1. meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan
2. memiliki fasilitas dan peralatan yang memadai
3. menerapkan protocol pelayanan yang baik
4. melakukan pemantauan kualitas pelayanan
5. meningkatkan komunikasi dan keterlibatan pasien
2. Mengoptimalkan penggunaan sumberdaya
dalam manajemen kebidanan bertujuan untuk mengangkut mengoptimalkan
penggunaan sumberdaya yang tersedia termasuk sumberdaya manusia keuangan dan
aset fasilitas kesehatan sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang
berkualitas dan efektif mengoptimalkan penggunaan sumberdaya sumberdaya dalam
manajemen kebidanan untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dalam
manajemen kebidanan beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Menentukan prioritas
manajemen kebidanan harus menentukan prioritas dalam menggunakan sumber
daya yang tersedia seperti tenaga kesehatan, peralatan medis, dan ruang
perawatan.
2. mengembangkan rencana strategis
Menejemen kebidanan perlu membangun rencana stratejik strategi jangka panjang
dan jangka pendek untuk memastikan penggunaan sumberdaya tepat
3. meningkatkan produktivitas
Untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dan harus terus meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
4. melakukan pemantauan dan evaluasi
Evaluasi yang teratur perlu dilakukan untuk memastikan bahwa sumber daya
digunakan dengan tepat.
5. mengembangkan kemitraan
Menejemen kebidanan dapat mengembangkan kemitraan dengan organisasi lain
dan lembaga pemerintah untuk memperoleh sumber daya tambahan.
3. Menjamin keamanan pasien
manajemen kebidanan bertujuan untuk menjamin keamanan pasien dengan
memastikan bahwa pelayanan kebidanan yang diberikan sesuai dengan standar
praktik yang ditetapkan dan memperhatikan aspek legal dan etika dalam pengolahan
fasilitas kesehatan untuk menjamin keamanan pasien dalam manajemen kebidanan
antara lain :
1. Menerapkan protokol keamanan
2. Memperkuat keterampilan dan pengetahuan tenaga kesehatan
3. Melakukan pemantauan kualitas
4. Mengembangkan kebijakan keselamatan pasien
5. Memperkuat komunikasi dengan pasien
4. Meningkatkan efeisien dan produktivitas
Manajement kebidanan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
dengan mengembangkan sistem manajemen yang efektif termasuk dalam hal
pengelolaan waktu, biaya, dan kualitas pelayanan. Untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas antara lain :
1.Menerapkan sistem informasi manajemen kesehatan
2. Memperbaiki alur kerja
3. Mengoptimalkan penggunaan tenaga kesehatan
4. Menerapkan inovasi teknologi
5. Melakukan pelatihan dan pengembangan
5. Mengembangkan staf kesehatan
Manajemen kebidanan bertujuan untuk mengembangkan staf kesehatan yang
berkualitas dan profesional dengan memberikan pelatihan dan pengembangan karir
yang sesuai. Untuk mengembangkan staf kesehatan antara lain :
1. Pelatihan dan pengembangan
2. Evaluasi kinerja
3. Pembagian tugas yang jelas
4. Memberikan dukungan
5. meningkatkan keterlibatan
6. Mengembangkan karir
C. Langkah – Langkah Manajemen Kebidanan

Dalam proses Manajemen Kebidanan terdapat langkahlangkah asuhan yang sistematis sebagai
alur pikir bidan dalam melakukan proses pemecahan masalah kebidanan. Proses manajemen
kebidanan merupakan suatu metode pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu alur
logis untuk kesejahteraaan dan pemberian asuhan pada klien. Proses penatalaksanaan
manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang beurutan dan sistematis. Dimulai dari
proses pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi. Langkah-langkah Manajemen
Kebidanan, menurut Varney,1997 terdiri dari 7 langkah yaitu :
1. Langkah ke-1: Pengumpulan Data Dasar
Langkah pertama adalah pengumpulan data dasar berupa data subjektif dan data objektif.
Data subjektif didapatkan dari anamnesa dan wawancara untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan lengkap berkaitan dengan kondisi dan masalah klien. Data objektif terdiri
dari biodata pasien, alasan datang, data kebidanan (riwayat menstruasi, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat kehamilan sekarang,
riwayat KB, data riwayat kesehatan, riwayat kehamilan dan persalinan, data kebiasaan
sehari-hari dan data psikososial).
2. Langkah ke-2: Interpretasi Data Dasar
Setelah dilakukan pengumpulan data dasar, langkah selanjutnya adalah melakukan
interpretasi terhadap data yang telah dikumpulkan. Menetapkan diagnosa atau melakukan
analisa data dari data subjektif dan objektif. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan dalam ruang lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
kebidanan seperti Diakui dan telah disahkan oleh organisasi profesi, Berhubungan langsung
dengan praktik pelayanan kebidanan, Memiliki ciri-ciri khas kebidanan, Didukung oleh
Clinical Judgement dalam praktik kebidanan, Dapat diselesaikan dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
3. Langkah ke-3: Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosa potensial yang mungkin saja
terjadi berdasarkan diagnosa/ masalah. Bidan harus mampu untuk melakukan antisipasi
atau pencegahan terhadap masalah yang mungkin muncul dan merumuskan tindakan
antisipasi segara masalah atau diagnosa potensial.
4. Langkah ke-4: Identifikasi Kebutuhan Segera
Setelah melakukan amtisipasi masalah atau diagnosis potensial, kemudian dilakukan
Identifikasi terhadap adanya kebutuhan atau tindakan segera oleh bidan untuk dilakukan
kolaborasi sesuai dengan kebutuhan klien. Langkah ini menunjukkan kesinambungan dari
proses penatalaksanaan asuhan kebidanan. Bidan dalam melakukan asuhan harus sesuai
denga prioritas masalah yang dihadapi oleh klien. Selain merumuskan tindakan antisipasi
terhadap diagnosis potensial.
5. Langkah ke-5: Perencanaan Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan secara menyeluruh sesuai dengan langkah
yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau
diagnosis yang diidentifikasi pada saat ini maupun yang mungkin akan terjadi. Dilakukan
dengan mengumpulkan setiap informasi atau data tambahan yang hilang atau diperlukan
untuk melengkapi data dasar. Sebuah rencanan asuhan yang menyeluruh tidak hanya
melibatkan kondisi ibu dan bayi tetapi masalah lain yang berhubungan dana
menggambarkan petunjuk antisipasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
6. Langkah ke-6: Melaksanakan Perencanaan
Langkah keenam adalah implementasi dari keseluruhan rencana asuhan yang dilakukan
secara aman dan efisien. Pada langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh Bidan
atau dilakukan oleh klien atau tindakan kolaborasi maupun rujukan. Bidan harus
bertanggung jawan untuk memastikan bahwa setiap penatalaksanaan benar-benar
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
7. Langkah ke-7: Evaluasi
Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana asuhan yang dilakukan benar-benar
telah mencapai tujuan. Mengevaluasi kembali apakah rencana asuhan dan penatalaksanaan
yang telah diberikan efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien.
BAB III
PEMBAHASAN

A. CONTOH KASUS MANAJEMEN KEBIDANAN IBU MENYUSUI

Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Post Natal Care Hari Ketiga pada Ny.N dengan
Bendungan ASI
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan studi kasus dengan penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan Tujuh
langkah Varney dan catatan perkembangan dalam bentuk SOAP.
Hasil :
Identifikasi data dasar
1. Anamnesa
Pengumpulan data subjektifsubjek adalah sebagai berikut.Nama subjek adalah
Ny. N, berusia 38 Tahun. Subjek telah menikah selama kurang lebih 12 tahun.
SukuMakassar, beragama Islam, pekerjaan sebagai perawat dengan pendidikan
terakhir profesi Ners. Keluhan utama Ibuadalahpayudaranya terasa bengkak,
merah, nyeri, dan terasa keras sejak tanggal 01 Maret 2020 pukul 02.40 WITA,
suhu badannya terasa panas, dan ibu susah menyusui bayinya. Berdasarkan
wawancara saat ibu menyusui payudara tidak dikosongkan karena bayi sudah tidak
menerima asi lagi atau sudah kenyang.
Berdasarkan wawancara riwayat kesehatan yang lalu,ibu tidak pernah
menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis dan penyakit lainya.Ibu pernah
operasi section caesarea, tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan
alkohol,sertatidak ada riwayat alergi. Riwayat kesehatan keluargatercatattidak ada,
demikian pulapenyakit menular dan turunan dalam keluarga. Berdasarkan
wawancara kebutuhan nutrisi ibu,menu makan nasidan lauk pauk, nafsu makan
baik, setelah operasi ibu sudah minum 5-6gelas air. Pola eliminasi, dengan buang air
kecil (BAK) 4-5kali sehari dan buang air besar (BAB) 1 kali. Kebutuhan istirahat
Ibu,tidur siang 1-2 dan tidur malam 6-7 jam. Adapun berdasarkan wawancara
riwayat obstetrik, ini adalah kehamilan yang kelima dan
pernahmengalamikeguguran.
Berdasarkan wawancara riwayat psikologi, spiritual dan ekonomis,pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami.Ibu menerima keadaannya danibu
berharap agar cepat sembuh.Ibu dapat beradaptasi dengan keadaan dan
lingkungannya danmenganggap kelahiran bayinya merupakan anugerah dari Tuhan
YME.Suami dan Keluarga senantiasa berdoa agar ibu dan bayinya sehat. Adapun
mengenaibiaya persalinan, semuaditanggung oleh suami.Penghasilan suami
dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda vital seperti
tekanan darah : 120/70 mmHg, nadi : 84kali /menit, pernapasan :20 kali /menit, suhu
: 37,9 ̊C. Pada pemeriksaan head to toepada bagian payudara tampak merah,
mengkilap, puting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola mammae, tampak
bengkak dan ibu merasa nyeri pada saat di-palpasi. Pada abdomen tampak luka
operasi, tampak striae alba.Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bulat. TFU 3jari
dibawah pusat dan pada bagian vagina terdapat pengeluaran
lochiasanguinolenta.Tidak ada edema dan varises, tidak ada pembesaran pada
KelenjarBartholini, tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada vagina, serta tidak ada
hemoroid pada anus.
3. Diangnosa
Diagnosa/ MasalahAktualDiagnosa P3 A2 dengan post partumhari ketiga dengan
bendungan ASI.
Diagnosa/MasalahPotensialTerjadinya mastitis.
4. TindakanSegera/ Kolaboasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat Cefadroxil 500 mg 2X1, asam
mefenamat 500 mg 3 x 1, Ferrous Sulfate(SF) 1 x 1, dan Paracetamol 500 mg 3x1
peroral.
5. Intervensi
Intervensi yang dilakukan antara lain, penyampaikan kepada ibu tentang
kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami bendungan ASI, observasi tanda-tanda
vital, serta dianjurkan untuk menyusuibayi secara on demand di kedua payudaranya
secara bergantian.
6. Implementasi
Pada tanggal 01Maret 2020 pukul 09.45WITA, telah disampaikan hasil
pemeriksaan pada pasien. Ibu telah diceritakan tentang kondisinya sekarang
bahwa ibu mengalami bendungan ASI.Hasilnya ibu telah mengetahui mengenai
kondisinya sekarang. Mengobservasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 120/70
mm/Hg, nadi 84 kali/menit, suhu 37,9 ̊C, serta pernapasan 20 kali/menit.
Ibubersediamenyusui bayinya secara on demand di kedua payudaranya secara
bergantian. Ibu bersedia melakukan teknik-teknik pemijatan payudara serta
beberapa langkah agar mengatasi bendungan ASI setelah diedukasi. Ibu telah
mengerti tata cara melakukan perawatan payudara dengan benar. Ibutelah mengerti
dan mempraktikkan teknik dan posisi menyusui yang baik dan benar. Ibu
bersedia mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi. Dan yang
terakhir, ibu bersedia meminum obat-obatan yang telah dianjurkan.
7. Evaluasi
Pada tanggal 01 Maret 2020 pukul 10.25 WITA, telah dilakukan evaluasi kondisi atau
keadaan pasien. Bendungan ASI belum teratasi, payudara ibu bengkak dan terasa
sakit, pengeluaran ASI belum lancar dan bayi belum menyusui dengan baik
(secara on demand. Tanda-tanda vital tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84
kali/menit, dan pernafasan 20 kali/menit.
8. Pendokumentasian
Pendokumentasian telah dilakukan pada tanggal 01 Maret 2020 pukul 12.10 WITA.
9. Data Subjektif Keluhan utama ibu mengeluh payudaranya terasa bengkak, merah,
nyeri, dan terasa keras sejak tanggal 01 Maret 2020 pukul 02.40 WITA. Suhu
badannya terasa panas, ibu susah menyusui bayinya. Riwayat kesehatan yang lalu ibu
tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis dan penyakit
lainya.Ibu pernah dioperasi section caesarea, tidak ada riwayat ketergantungan obat-
obatan dan alkohol, dan tidak ada riwayat alergi. Tidak ada riwayat penyakit
menular dan turunan dalam keluarga.
10. Data Objektif
Keadaan umum ibu baik , kesadaran composmentis, tanda-tanda vital : tekanan
darah : 120/70 mmHg, nadi : 84kali/ menit, pernafasan : 20 kali/ menit, suhu :
37,9 ̊ C, Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda vital :
tekanan Darah : 120/70 mmHg, nadi : 84kali /menit, pernapasan : 20 kali /menit,
suhu : 37,9 ̊C. Pada pemeriksaan head to toe pada bagian payudara tampak merah,
mengkilap, puting susu menonjol, Hiperpigmentasi pada areola mammae, tampak
bengkak dan ibu merasa nyeri pada saat di palpasi, abdomen tampak luka operasi,
tampak striae alba, kontraksi uterusbaik(teraba keras dan bulat).
11. Assesment
P3 A2 post natalhari ketigadengan bendungan ASI.
12. Planning
Rencana yang dilakukan, antara lain: pada tanggal 01Maret 2020 pukul 09.45WITA,
diberikan penyampaikan kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu
mengalami bendungan ASI dikarenakan payudara tidak di kosongkan.Tanda-tanda
vital ibu turut diobservasi. Ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya secara on demand
di kedua payudaranya secara bergantian. Selain itu, ibu juga diberi penjelasan
mengenai cara mengatasi keluhan yang dirasakan.Ibu diedukasi mengenai cara
perawatan payudara,sertateknik dan posisi menyusui yang baik dan benar. Ibu
disarankan mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi, serta
diharapkan tetap meminum obat sesuai dosis.
DAFTAR PUSTAKA

Raehan, S., Keb, M., Lestari, R., ST, S., Keb, M., Setyorini, R. H., ... & Keb, M. (2023). Manajemen
Kebidanan: Konsep dan Aplikasi dalam Praktik Kebidanan. Kaizen Media Publishing.

Virgian, K., ST, S., & Keb, M. (2022). MANAJEMEN KEBIDANAN. Ilmu Kebidanan (Teori, Aplikasi dan
Isu), 25.

Atikah, N., & Setiawati, D. (2020). Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny “S” dengan Nyeri
Luka Jahitan Perineum pada Tanggal 24 Juli-03 September 2019 di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tahun 2019. Jurnal Midwifery, 2(2).

Risma, R., Istiqamah, E., Hamang, S. H., Sharif, S. A., & Erawati, M. (2022). Manajemen Asuhan
Kebidanan Post Natal Care Hari Ketiga pada Ny. N dengan Bendungan ASI. Window of
Midwifery Journal, 56-65.

M Sulastri · (2023) Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Nifas Melalui Terapi Pemberian Buah
Naga di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar. Media Informasi, Volume 19, Nomor
1,2023

Anda mungkin juga menyukai