Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN STASE MANAJEMEN PROFESI BIDAN

DI P HJ ADE LOJI

OLEH:
Kelompok II
1 220705051 Didah Mahmudah
2 220705076 Evi Solihatul Afiah
3 220705114 Lilis Iriyani
4 220705116 Lucia Dilis indah
5 220705138 Nina Nurhasanah
6 220705145 Nunung Sukaemi
7 220705161 Reni Rahayuningsih
8 220705204 Uswatun Hasanah Rowi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
==================================================
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di tempat praktik mandiri tenaga kesehatan memiliki tujuan


untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan mengobati
kesehatan manusia. Salah satu jenis pelayanan fasilitas kesehatan tempat praktik
mandiri tenaga kesehatan yaitu pelayanan kebidanan. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan, pelayanan kebidanan memiliki tujuan untuk menjaga
dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Praktik Mandiri Bidan
merupakan tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh Bidan secara perorangan. Praktek Kebidanan profesional yang
diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki asuhan Kebidanan yang
diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi
antar individu. Ciri-ciri dari pelayanan Kebidanan profesional yaitu memiliki
otonomi, bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan
metode ilmiah, berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai
aspek legal.
Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit semakin diperlukan sejalan dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat akan haknya sebagai penerima jasa pelayanan
sehingga mampu memilih berbagai alternatif pelayanan yang bermutu yang dapat
memberikan kepuasan bagi dirinya maupun keluarganya. Peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit, tidak mudah karena terkait dengan banyak hal. Tinggi
rendahnya mutu sangat dipengaruhi sumber daya rumah sakit, interaksi pemanfaatan
sumber daya rumah sakit yang digerakkan melalui proses dan prosedur tertentu
menghasilkan jasa atau pelayanan. Mutu pelayanan rumah sakit harus dapat
dipertanggungjawabkan karena menyangkut banyak hal, salah satunya adalah
keselamatan pasien yang menjadi sasaran utama.
Praktik mandiri bidan sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu
sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti Bidan yang mempunyai satu
tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya meningkatkan menejerial yang berkopenten selain didapatkan
dibangku kuliah juga harus melalui pembelajaran praktik dilahan praktik. Praktik
Profesi Bidan Stikes Abdi Nusantara diharapkan untuk mengaplikasikan langsung
pengetahuan menejerial diruangan dan rumah sakit dengan arahan dari pembimbing
lahan secara intensif. Diharapkan pada proses praktik ini mampu memberikan dan
menegelola suatu ruangan Bidanan dengan pendekatan proses menajemen kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas
pelayanan professional yang berkualitas tinggi dan memberikan pembaharuan
sesuai teori – teori menajemen kebidanan di ruangan dan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
a) Menerapakan konsep Kepemimpinan dalam mengelola Unit pelayanan
kebidanan
b) Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar penyusunan rencana
c) Membuat perencanaan pelayanan kebidanan dan Asuhan kebidanan di
Tingkat Unit pelayanan kebidanan
d) Mengorganisasikan pelayanan kebidanan di tingkat unit pelayanan kebidanan
e) Menerapkan fungsi pengarahan pada tingkat unit pelayanan kebidanan yang
dikelolanya
f) Melakukan fungsi Pengendalian dalam Pelayanan kebidanan dan Asuhan
kebidanan
g) Melakukan Evaluasi Program

C. Manfaat
1. Praktik Mandiri Bidan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan kebidanan sesuai standar
professional melalui pengelolaan menajemen kebidanan sesuai peran dan fungsi
menajemen diruang
2. Bidan
Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dan asuhan Kebidanan.
3. Dapat mengaplikasikan konsep – konsep menajemen Kebidanan terutama di
ruangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Manajemen
Kebidanan
1. Pengertian

Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka


diartikan secara singkat sebagai proses penyelesaian pekerjaan melalui
tangan orang lain. Manajemen didefinisikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan Kebidanan melalui upaya staff Kebidanan untuk memberikan
asuhan Kebidanan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Gillies, 2015).
Manajemen Kebidanan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf Kebidanan untuk memberikan asuhan, pengobatan, dan bantuan
terhadap para pasien. Pekerjaan Kebidanan harus diatur dengan
sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan asuhan Kebidanan dapat
tercapai dengan memberikan pelayanan Kebidanan kepada pasien, Bidan
menerapkan manajemen Kebidanan dalam bentuk manajemen asuhan
keperwatan (Mugianti, S, 2016).
Manajemen asuhan Kebidanan adalah suatu proses Kebidanan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti:
perencanaan, pengorganisasian, implementasi, pengendalian dan evaluasi
manajemen asuhan Kebidanan ini menekankan pada penggunaan proses
Kebidanan dan hal ini melekat pada diri seorang Bidan. Setiap Bidan
dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses Kebidanan
untuk mencapai tujuan asuhan Kebidanan pasien. Proses Kebidanan
merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan pada
pengambilan keputusan tentang keterlibatan Bidan sesuai dengan
dibutuhkan pasien. Proses Kebidanan terdiri dari 5 tahapan yaitu:
a. Pengkajian
Langkah awal dalam proses Kebidanan yang mengharuskan Bidan
untuk menganamnesa atau mendta pasien secara komprehensif baik
pengalaman, masalalu, pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan
harapan kesehatan.
b. Diagnosis
Merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil
dapat berupa rumusan diagnosis Kebidanan, yaitu respon
biopsikososial, spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun
potensial
c. Perencanaan
Dibuat setelah Bidan mampu memformulasikan diagnosis
Kebidanan. Bidan memilih metode khusus dan memilih sekumpulan
tindakan alternative untuk mempertahankan kesejahteraan yang
optimal
d. Implementasi
Merupakan langkah dalam proses Kebidanan yang digunakan
dalam memberikan asuhan Kebidanan pada pasien yang direncanakan
untuk menunjang tujuan pengobatan medis dan memenuhi tujuan
rencana Kebidanan. Implementasi rencana asuhan Kebidanan
mengarahkan, menolong, mengobservasi dan mendidik semua
personil Kebidanan yang terlibat dalam asuhan.
e. Evaluasi
Pertimbangan sistematis dan standar dari tujuan yang dipilih.
Evaluasi yang efektif hanya dapat dibuat jika tujuan identifikasi
sebelumnya cukup realistis serta dapat dicapai oleh Bidan, pasien, dan
keluarga. Kelima langkah proses Kebidanan dilakukan secara terus-
menerus oleh Bidan melalui metode penguasaan yang ditetapkan oleh
para manager Kebidanan sebelumnya. Para manager Kebidanan
terlibat dalam proses managerial yang melibatkan berbagai fungsi
managemen dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan
bawahannya. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan
Kebidanan yang memadai sesuai dengan kode etik dan standar praktik
Kebidanan.
2. Fungsi Manajemen Kebidanan
Pada fungsi manajemen Kebidanan terdapat beberapa elemen utama
yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),Staffing (Kepeg
awaian), Directing (Pengarahan), Controllin (Pengendalian/Evaluasi).
a. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2011) fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya
akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan
pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan
Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efesien. Swanburg (2014) mengatakan
bahwa planningadalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan,
bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya. Dibidang kesehatan
perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan,
merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut.
1) Tujuan Perencanaan
a) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
b) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
c) Membantu dalam koping dengan situasi kritis
d) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
e) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang
f) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
g) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif

2) Tahap Dalam Perencanaan


a) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
c) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
d) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai
e) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program
f) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

3) Jenis Perencanaan
a. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang
paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
Kebidanan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur
pekerjaan divisi Kebidanan.
b. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu
pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan
juga standard untuk mengevaluasi Bidanan pasien. Di dalam
perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap
dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang
sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari,
yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan
peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari p rogram
dan proyek.
4) Manfaat Perencanaan
a) Membantu proses manajem en dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
b) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan
c) Memudahkan kordinasi
d) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
e) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah
dipahami
g) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
h) Menghemat waktu dan dana

5) Keuntungan Perencanaan
a. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif
b. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
c. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi Kebidanan
d. Memodifikasi gaya manajemen
e. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

6) Kelemahan Perencanaan
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
b. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
e. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil

b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan
tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,
2011).
1) Manfaat Pengorganisasian
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
c) Pendelegasian wewenang
d) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
2) Langkah-langkah Pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi perencanaan
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf
dan menyediakan fasilitas yang diperlukan
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f) Mendelegasikan wewenang
c. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg,
2014). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan
staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan
rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi
Manajemen Kebidanan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas
Bidanan pasien, karakteristik dan kebutuhan Bidanan pasien, perkiraan
suplai tenaga Bidan yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan
staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas Bidanan yang diberikan.

d. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam
keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2014),
kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok
terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam
Swanburg (2014), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses
persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok)
membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
usulan pimpinan atau usulan bersama.
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut:
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya
mudah diukur, misalnya menepati jam kerja
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi
3) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung
jawab dan komitmen terhadap kegiatan program
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah
tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja
5) Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a) Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang ke depan
d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e) Harus objektif
f) Harus fleksibel
g) Harus menunjukkan pola organisasi
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukkan tindakan perbaikkan

Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian


tujuan- tujuan Kebidanan adalah:
a. Analisa tugas: Kepala Bidan melihat gerakan, tindakan dan prosedur
yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran.
Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat
digunakan untuk analisa tugas dalam Kebidanan.
b. Kontrol kualitas: Kepala Bidan dihadapkan pada pengukuran kualitas
dan akibat-akibat dari pelayanan Kebidanan.

Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan


tepat, maka akan diperoleh manfaat:
a) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standard atau rencana kerja
b) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
c) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
d) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk
promosi dan latihan lanjutan

B. Peran Dan Uraian Tugas


1. Peran Kepala Ruangan
A. TugasPokok
Melaksanakan wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola
kegiatan pelayanan kesehatan dan asuhan Kebidanan diruang.
Uraian tugas :
a. Melakukan fungsi planniing (p1) meliputi :
- Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan Kebidanan
diruangan murai
- Merencanakan jumlah dan kategori tenaga Kebidanan dan
tenaga lainnya yang dibutuhkan diruangan murai
- Merencanakan jumlah dan jenis peralatan dan obat-obatan
yang dibutuhkan
- Merencanakan pengembangan tenaga Kebidanan atau
tenaga lainnya yang dibutuhkan
- Merencanakan capaian mutu pelayanan kesehatan dan
Kebidanan
- Merencanakan metode pelayanan asuhan Kebidanan yang
sesuai dengan kondisi ruang murai
- Merencanakan pengembangan pelayanan kesehatan dan
Kebidanan diruang murai
b. Melaksanakan fungsi organizing (p2) meliputi:
- Kordinasi dengan supervisor Kebidanan, ketua tim dan
pelaksanaan keBidanaan
- Mengindentifikasi masalah yang terjadi diruang murai cara
penyelesainnya dan melaporkan ke supervisor Kebidanan
c. Melaksanakan fungsi aktuating (p3) meliputi :
- Mengatur dan mengkondisikan seluruh kegiatan pelayanan
diruangan melalui kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang murai
- Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga Kebidanan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan
danperaturan yang berlaku dirumah sakit
- Melaksanakan orientasi dengan tenaga Kebidanan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja diruang murai
- Memberikan orientasi kepada mahasiswa Kebidanan atau
profesi lain yang mengunakan ruang murai sebagai lahan
pratik
- Bertanggung jawab dalam pelaksanakan orientasi kepada
pasien atau keluarga meliputi
- Penjelasan dan peraturan rumah sakit
- Tata tertib ruang Bidan dan fasilitas yang ada, cara
penggunaan fasilitas rutin sehari-hari
- Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf Kebidanan dan petugas lain yang bertugas
diruang murai
- Menghadiri pertemuan sesuai dengan agenda rumah sakit
atau bidang Kebidanan
- Memberikan kesempatan atau izin kepada staf
Kebidananuntuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran/melanjutkan pendidikan dengan kordinasi
supervisior/kepala instalasi/kepala bidang Kebidanan
- Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau
kebikanrumahsakit
- Mengatur dan kordinasi pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
- Mengendalikan system pencatatan, pelaporan asuhan
Kebidanan dan kegiatan lain secara tepat danbenar
- Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
dalam kebersihan ruang murai
- Berkordinasi dengan ka.instalasi, supervisor dandokter/
case manager dalam bertugas
- Membahas dan mencarikan solusi terkait keluhan pasien
terhadap pelayanan
- Sebagai fasiliotator bimingan siswa atau mahasiwa dan
magang yang menggunakan ruang murai sebagai lahan
praktik
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanakan metode
pemberian asuhan Kebidanan melalui kegiatan timbang
terima pre conference, BST (bed site teacing) , ronde,siang
klinik, supervise, dan post conference
- Bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan dan
billings atau koordianasi
- Mengawasi, dan menegndalikan menilai pendayagunaan
tenaga Kebidanan, peralatan, obat-obatan dan penunjang
- Melakukan penilaian kinerja tenaga keparawatan dan
penunjang yang berada dibawah tanggungjawabnya
- Mengawasi mahasiwa untuk memperoleh pengalaman
belajar sesuai dengan tujuan program bimbingan yang telah
ditentukan

2. Peran Ketua Tim


A. Tugas Pokok
Melaksanakan wewenang dan ditugaskan untuk mengatur
sekelompok tenaga Kebidanan dalam melaksanakan asuhan
Kebidanan pada sekelompok pasien diruangan
B. Uraian Tugas:
a. Melaksanakan fungsi planning (PI), meliputi :
- Menyusun rencana asuhan Kebidanan dan sesuai kegiatan
timnya
- Menetapkan kebutuhan tenaga Kebidanan untuk
melaksanakan asuhan Kebidanan sesuai timnya
- Merencanakan program bimbingan siswaa atau mahasiswa
institusi Kebidanan
- Merencanakan program edukasi pasien
b. Melaksanaka fungsi organization (P2)
- Koordinasi dengan kepala ruangan dan koordinator dalam
melakukan asuhan Kebidanan
- Mengidentifikasi maslah yang terjadi pada pasien yang
enjadi tanggung jawabnya, cara penyelesaiannya dan
melaporkan dan melaporkan ke coordinator dan kepala
ruangan
- Mengidentifikasi perencaaan yang akan dilakukan ke
pasien yang menajdi tanggung jawabnya
c. Melaksanakan fungsi actuating (P3), meliputi :
- Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
asuhan Kebidanan
- Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
siswa/mahasiswa institusi Kebidanan
d. Memberikan orientasi kepada pasien/keluarga meliputi:
- Penjelasan dan peraturan rumah sakit
- Tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada, cara penggunaan
fasilitas serta kegiatan rutin sehari-hari
- Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai dengan kebutuhan.
- Mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap
- Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan
Kebidanan
- Melakukan serah terima pasien, alat dan obat-obatan pada
saat penggantian dinas
- Melaksanakan asuhan Kebidanan PK III
e. Melaksanakan fungsi controling (P4), meliputi :
- Mengendalikan dan menilai pelaksaan asuhan kepearwatan
yng telah ditentukan sesuai timnya.
- Mengawasi pelaksaan edukasi pasien
- Mengawasi, mengendalikan pendayagunaan tenaga
kepearwatan, peralatan dan obat-obatan
- Melaksanakan supervidi pelaksaan keBidann di timnya
- Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa untuk
memperoleh pengalamana belajar.

3. Peran Bidan Pelaksana


A. Tugas pokok
Seorang tenaga Kebidanan profesional yang di beri
wewenang dan di tugaskan untuk melaksanakan asuhan Kebidanan
pada sekelompok pasien diruang Bidanan.
Uraian Tugas
- Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
- Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
- Memelihara alat Kebidanan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
- Melalkukan pengkajian Kebidanan dan menentukan diagnosa
Kebidanan
- Menyusun rencana Kebidanan bersama katim
- Melakukan tindakan Kebidanan kepada pasien sesuai
kewenangan klinik
- Melaksanakan evaluasi : tindakan Kebidanan sesuai
kewenangan klinik
- Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai
kewenangan klinik
- Bekerjasama dengan anggota tim, antar tim dan tim kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan Kebidanan
- Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara
bergilir sesuai jadwal dinas
- Mengikuti pertemun berkala yang diadakan oleh kepala ruang
rawat
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang
Kebidanan antara lain. Melalui pertemuan ilmiah dan penataran
atas izin / persatuan atasan.
- Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan
Kebidanan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
Kebidanan
- Melaksanakan serah terima kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis, pada saat penggantian dinas
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien
- Membimbing mahasiswa yang praktek di ruangan
BAB III
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN
RUANG KEBIDANAN RSUD KOJA

Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi


Bidan STIKes Abdi Nusantara untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
Kebidanan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di PMB
Hj Ade Loji yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang
melaksanakan pekerjaan di ruang. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh gambaran
tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi intervensi.

3.1 Gambaran Sistem Manajemen Pmb Hj Ade Loji


3.2.1 Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di PMB Hj Ade Loji dilakukan dengan
analisa situasi ruangan pada tanggal 26 Mei – 29 Mei 2023. melalui metode:
 Wawancara yang dilakukan dengan pemilik praktik mandiri bidan dan ,
beberapa Bidan pelaksana.
 Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu
observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan Kebidanan,
penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi Bidan
dalam memberikan asuhan Kebidanan.
 Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 26 juli – 29 juli
2023. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa
data.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan di Poned Puskesmas Cilamaya
dideskripsikan sebagai berikut:
 MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Poned Puskesmas
Cilamaya dideskripsikan sebagai berikut :
a. Gambaran ketenagaan Bidan diruangan
Bidan di ruang Poned Puskesmas Cilamaya 1 orang kepala
ruangan dengan jenjang pendidikan S.ST, Bidan, 2 orang Katim
dengan jenjang pendidikan SST, dan 2 orang Bidan pelaksana dengan
jenjang pendidikan 3 orang D3 bidan, dan 15 orang Bidan pelaksana
dengan jenjang pendidikan DIII Kebidanan.

Ruang Belida memiliki tenaga Bidan yang terdiri dari:


No Nama Bidan Pendidikan
1 Lina. T S.ST.Bd
2 Mika damaria D3
3 Kamilati SST
4 Ermila S.Tr.Keb
5 Ade Fitria SST
6 Lismida Manurung D3
7 Oktavia Risky Monika D3
8 Sri Fatima D3
9 Hani Sibaha D3
10 Rahmawati Ardita D3
11 Sri Mantiana D3
12 Erni D3
13 Virmawati D3
14 Lindawati siwat SST
15 Habibah Pratiwi D3
16 Risnawati D3
17 Istuti Widayati D3
18 Anastasya Irnaputri D3
19 Utami Nur Pratiwi D3
20 Tri Yanti D3
21 Januarisna Awalyah D3
22 Turyani D3
23 Nia Mandasari D3

b. Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program
orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman
kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini
diberikan
agar dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat menyesuiakan
dengan prosedur yang ada di rumah sakit.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi
terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang
cukup lama sekitar 3bulan untuk dapat beradaptasi.
Orientasi memberikan gambaran tentang tugas pokok di rumah
sakit dengan tujuan :
 Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
 Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.
 Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
 Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang
di berbagai unit kerja
 Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
 Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja
staff Kebidanan.
Proses orientasi pegawai baru diruang Ruang Belida Rsud Koja
dilakukan selama 3 bulan yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala
ruangan, selanjutnya kepala ruangan akan menyampaikan
penilaiannya kepada Kepala Instalasi Rawat Inap dan diteruskan
kebidang Kebidanan, selanjutnya pegawai yang sudah diberikan
penilaian akan di tempatkan di ruangan yang sudah di tentukan.

c. Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan.Pengorganisasian kegiatan
dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepala Bidan sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Adapun uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi Ruang
Belida Rsud koja adalah sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan
Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang Bidan profesional secara
teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang
Kebidanan melalui Bidan pengawas Kebidanan secara operasional
bertanggung jawab kepada kepala instalasi.
Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Kebidanan diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab
nya
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi Bidanan,meliputi:
- Merencanakan jumlah dan kategori tenaga kebidanan serta lain
sesuai dengan kebutuhan
- Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
Kebidanan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
- Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat
- Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga Bidanan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku.
- Melaksanakan program oerientasi kepada tenaga Bidanan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga Bidanan
untuk melaksanakan asuhan Kebidanan sesuai standard dan
ketentuan.
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan diruang rawat.
- Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana Bidanan dan
tenaga lain yang beraada di wilayah tanggung jawabnya.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang Bidanan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
- Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
mencapai pelayanan yang optimal.
- Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,obat dan
bahan lain yang di perlukan diruang rawat.
- Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan invetarisasi peralatan.
- Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarga
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit. Tata tertib
ruangan,fasilitas yang ada,cara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari-hari diruangan.
- Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite).
- Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat kegawatannya,infeksi dan non
infeksi untuk memudahkan pemberian asuha Kebidanan.
- Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang di hadapinya.
- Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan Bidanan berlangsung.
- Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien ataupun
keluarga dalam batas kewenangan.
- Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan Bidanan berlangsung.
- Memeliharan dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan Kebidanan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar. Untuk tindakan Bidanan selanjutnya.
- Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruangan yang
lain,seluruh kepala bidang,kepala bagian,kepala instalasi dan
kepala unit di rumah sakit.
- Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas,pasien dan keluarganya sehingga memberikan
keterangan.
- Meneliti pengisian fomulir sensus harian pasien diruangan.
- Memeriksa dan meneliti pengisian ddaftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien. Kemudian
memeriksa dan meneliti ulang saat pengkajian sesuai dengan
deritanya.
- Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
- Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan asuhan Kebidanan serta kegiatan lain diruang rawat.
- Melaksanakan fungsi pengawasan,pengendalian dan
penilaian,meliputi:mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan
Kebidanan yang telah ditentukan.
- Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dibidang Kebidanan .
- Mengawasi dan megendalikan pendayagunaan peralatan
Bidanan serta obat-obatan secara efektif dan efisien
- Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dna pelaporan
kegiatan asuhan Kebidanan serta mencatat kegiatan lain
diruanga rawat.
2)Ketua Tim
Kedudukan
Bidan ketua grup atau Bidan primer adalah seorang Bidan
profesional dalam melaksanakan tugas,bertanggung jawab kepada
kepala ruangan.
Tugas pokok
Melaksanakan asuhan Kebidanan kepada klien atau anggota
keluarga sesuai dengan standard profesi serta menggunakan daftar
memeliharan logistik Kebidanan secara efektif dan efisien.
Uraian Tugas
- Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awal masuk
ruangan sehingga tercipta hubungan tepeutik,hubungan ini
dibina secara terus menerus pada saat melakukan pengkajian
atau tindakan kepada klien/keluarga panduan orientasi ini
sebaiknya dilaminating dan digantung di kamar klien sehingga
setiap saat klien/keluarga dapat membaca kembali.
- Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah ddilakukan pp pada sore,malam atau hari
libur.
- Menetapkan rencana asuhan Kebidanan berdasarkan analisis
standard renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
- Melaksanakan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai dengna klien yang dirawat
(pre conference).
- Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien
setiap kali giliran jaga (shift) pembagian klien didasarkan pada
jumlah klien, tingkat ketergantungan klien, dan tempat tidur
yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP di
dampingi oleh 2 orang PA,maka semua klien dibagi pada kedua
PA sebanyak penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan Kebidanan,bila PP
hanya didampingi
oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka jumlah klien yang
menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20% dan klien
tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal
serta klien lainnya menjadi tanggung jawab PA penetapan ini
dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk membimbing dan
membantu PA dibawha tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan Kebidanan.
- Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan Kebidanan,apakah sesuai dengan SOP.
- Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
- Melakukan tindakan Kebidanan yang bersifat terapi Kebidanan
ddan tindakan Kebidanan yang tidak dapat dilakukan oleh PA.
- Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
- Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA.
- Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya,bila PP tidak ada visite di dampingi oleh PA sesuai
dengan timnya.
- Melakukan evaluasi asuhan Kebidanan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
- Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi Kebidanan klien
(bergantung pada kondisi klien).bila PP cuti atau libur, tugas-
tugas PP di delegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil
PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau pun
keluarga.
- Membuat perencanaan pulang.
1) CI (clinical instruktur)
Uraian tugas
- Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik.
- Melakukakan pre conference dan membahas laporan
pendahuluan.
- Memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam
medis pasien.
- Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi
terapeutik.
- Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan.
- Melakukan bed side teaching.
- Melakukan ronde Kebidanan.
- Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik dalam
situasi tertentu.
- Melakukan post conference yang membahas tentang kegiatan
peserta didik dalam melakukan asuhan Kebidanan.
- Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek
disuatu tempat/ruang.
- Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada
diklat apabila peserta didik tidak hadir, memberi bimbingan
peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikanya dalam hal
melaksanakan asuhan Kebidanan dengan penerapan proses
Kebidanan, membimbing pembuatan laporan kasus.
- Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik sesuai
dengan tempat tugasnya.
- Mengkoordinasikan tugas bimbingan kepada penanggung jawab
sore dan malam.

4) Bidan Pelaksana/ Bidan Ahli


Uraian Tugas
- Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
- Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga,sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
- Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi
format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
- Melakukan tindakan Kebidanan pada kliennya berdasarkan
renpra.
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format tersedia.
- Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
- Memeriksa kerapian dan kelengkapan status Kebidanan
- Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
- Mengomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan.
- Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium,
pengobatan dan tindakan.
- Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
- Melakukan investarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
- Membantu tim lain yang membutuhkan.
- Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.

d. Lingkungan Kerja
Jumlah bed yang tersedia 30 buah yang terdiri dari 6 kamar
dimasing masing kamar terdapat 6 bed. Rumah sakit memberikan
kesempatan yang seluasnya untuk mengembangkan dan meningkatkan
SDM stafnya yaitu memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 Kebidanan), dan
mengenai pengaturan jadwal dinas disesuaikan oleh kepala ruangan.
Bidan juga diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang
terkait dengan
Kebidanan yang diadakan oleh pihak rumah sakit maupun di luar
rumah sakit.
Kepala ruangan Belida juga mengadakan pertemuan harian,
mingguan, dan bulanan. Pada pertemuan harian dilakukan lebih
kurang 20 menit sebelum atau sesudah pelaksanaan timbang terima.
sedangkan pertemuan bulanan dilakukan tiap bulan pada hari sabtu
untuk membahas permasalahan yang terjadi selama sebulan di
ruangan Belida baik yang berhubungan dengan pasien maupun yang
berhubungan ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh kepala
ruangan maka diserahkan kepada manajer Kebidanan dan diteruskan
kepada instalasi. Kepala ruangan juga melakukan penilaian terhadap
kinerja Bidan dengan setiap sebulan sekali, selain itu kepala ruangan
juga memberikan teguran/punishment langsung kepada staf yang
kinerjanya bagus, kepala ruangan juga memberikan pujian/reward
secara langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai role model
terhadap staf yang lain.

e. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap


Pelayanandi Ruang Belida Rsud koja

Kepuasan pasien

Frequency Percent
Valid Tidakpuas 0 0.0
Cukuppuas 2 20.0
Sangatpuas 8 80.0
Total 10 100.0

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 10 orang


pasien dengan kriteria lama hari rawat>2 hari diperoleh hasil bahwa
tidak ada yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan rumah sakit,
(20%) menyatakan cukup puas dengan pelayanan rumah sakit dan
(80%) menyatakan puas dengan pelayanan rumah sakit.
 METODE
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa
ruangan Belida memiliki visi, misi, motto tetapi belum mempunyai
falsafah, dimana visi, misi, motto, falsafah yang diterapkan diruangan
selalu berpedoman pada visi, misi, motto dan falsafah RSUD Koja.
Adapun falsafah, visi, misi, motto RSUD Koja adalah:

Falsafah RSUD Koja


Profesionalisme, keramahan, integritas tinggi, mutu layanan dan
akuntabilitas merupakan inti terwujudnya layanan prima.

Visi RSUD Koja


“Sebagai Rumah Sakit dengan Berbagai Unggulan dan Terstandar “

Misi RSUD Koja


Misi badan pelayanan kesehatan RSUD Koja adalah:
 Menyediakan Pelayanan Kesehatan yang Paripurna dan Terpadu
yang Berorientasi Kepada Keselamatan Pasien
 Menjadi Sarana Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang
Terstandar dan Berkualitas
 Menerapkan Tata Kelola yang Profesional, Akuntabel, dan
Transparan dengan Berbasis Teknologi Informasi

Motto RSUD KOJA


“Ramah dalam pelayanan profesional dalam tindakan”

Adapun visi, misi dan motto ruang Belida, sebagai berikut :


Visi
“Sebagai Rumah Sakit dengan Berbagai Unggulan dan Terstandar “
Misi
 Menyediakan Pelayanan Kesehatan yang Paripurna dan Terpadu
yang Berorientasi Kepada Keselamatan Pasien
 Menjadi Sarana Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang
Terstandar dan Berkualitas
 Menerapkan Tata Kelola yang Profesional, Akuntabel,
dan Transparan dengan Berbasis Teknologi Informasi

Motto
SIGAP ( Semangat, Inovatif, Gesit, Amanah, Profesional)
Berdasarkan pengkajian diperoleh bahwa ruangan Gindara
memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan jaminan
Umum dan BPJS.
Standar pelayanan Kebidanan di ruangan Belida RSUD Koja dalah:
 Pelayanan harus sesuai dengan standar pelayanan medis
 Pelayanan yang diberikan adalah spesialis dan sub spesialis dan
dilaksanakan secara terpadu
 Adanya panduan orientasi bagi pasien dan keluarga

Metode Asuhan Kebidanan


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, metode asuhan
Kebidanan yang dipergunakan ruang Belida RSUD Koja adalah
Metode Tim.Yang terdiri dari ketua tim 2 orang, memiliki PJ Shift
(Bidan primer) 4 orang. Setiap Bidan primer memiliki tiga orang
Bidan ahli/ Bidan pelaksana dan setiap Bidan bertanggung jawab 5
atau 6 orang pasien.

Standar Asuhan Kebidanan


Ruangan Belida RSUD Koja memiliki standar asuhan
Kebidanan (SAK) yang terdiri dari : pengkajian Kebidanan, diagnose
Kebidanan, intervensi Kebidanan, implementasi Kebidanan dan
catatan asuhan Kebidanan.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa format pengkajian dalam
bentuk pertanyaan terbuka sehingga dari hasil observasi pengisian
format tidak lengkap sehingga data pengkajian tidak optimal. Ruangan
Gindara RSUD Kojajuga sudah memiliki format pengkajian awal
secara head to toe namun belum berjalan secara efektif.
Penerimaan Pasien Baru
Pasien baru diterima oleh Bidan yang bertugas di ruangan
Belida RSUD Koja. Prosedur penerimaan pasien baru diawali dengan
penerimaan informasi (pemberitahuan) dari IGD ataupun poliklinik.
Kemudian Bidan ruangan akan mempersiapkan ruangan dan tempat
tidur untuk pasien baru. Penentuan ruangan berdasarkan jenis
pembayaran.
Saat pasien masuk ke ruangan, Bidan akan menerima RM yaitu
identitas pasien rawat inap, ringkasan pada waktu pasien masuk,
pengkajian pasien diinstalasi gawat darurat, serta stiker nama pasien.
Setiap pasien baru memiliki hakdan kewajiban yang berlaku di
ruangan Belida RSUD Koja.

b. Pengorganisasian
Struktur Organisasi Ruang Kebidanan

Kepala Ruang Belida

Lina. T, S.ST.Bd

Ketua TIM Ketua TIM

Mika Damaria, Amd.Keb Kamilati, S.ST

PJ Shift 1

Ermila, S.Tr.Keb

PJ Shift 4 PJ Shift 3

Ade Fitria, SST Lindawati, SST


Bidan Pelaksana
Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana

md.Keb oktavia, Amd.Keb Hani Amd.Keb


rahmawati, sabina, Amd.Keb Ermila,
Habibah.
sri mantiana, Amd.Keb
p, Amd.Keb
Amd.Keb Utami nur
Risnawati,
Erni, Amd.Keb P, Amd.Keb
Amd.Keb
virmawati, Triwidayati,
Istuti
Amd.Keb Yanti, Amd.Keb Januarisna,
Amd.Keb Anastasia,Amd.Keb
Amd.Keb

Metode penugasan Bidan adalah metode tim. Bidan ruangan telah memiliki
uraian tugas masing-masing. Apabila kepala ruangan tidak hadir maka pendelegasian
tugasnya diberikan kepada Bidan primer. Jika Bidan primer yang tidak hadir maka
tugas didelegasikan kepada Bidan ahli/ Bidan pelaksana yang ditunjuk.
Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem pendelegasian
tugas Kebidanan di rungan Belida RSUD Koja dilaksanakan sesuai dengan model
Kebidanan tim, dimana pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada PP, dan
selanjutnya PP mendelegasikan kepada PA di dalam timnya. Setiap Bidan juga
bertanggung jawab terhadap 4-5 orang pasien. Apabila kepala ruangan berhalangan
atau sakit maka yang bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah
PP, dan bila PP berhalangan dalam melaksanakantugasnya, pelimpahan tugas dan
wewenang diberikan kepada PJ Shift.

c. Kepegawaian
Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh kepala
ruangan dengan ketentuan :
 Ka. Tim : di dalam satu minggu libur 1x dihari minggu
 Bidan Ahli : di dalam satu bulan masuk malam 6-7x
Operan tanggung jawab Bidanan dilakukan setiap Bidanan. Operan
tanggung jawab diikuti oleh semua Bidan yang bertugas. Operan dengan cara bed
to bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam,
dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk
mengetahui keadaan umum pasien sehingga Bidan dapat mengetahui
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan Bidanan
selanjutnya.
d. Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang Belida
RSUD Kojaa dalah gaya kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik di ruang Belida dilakukan dengan cara pemecahan
masalah (win-win solution) yang terdiri dari tahapan:
 Melakukan diskusi bersama
 Menyadari adanya perbedaan
 Memiliki sikap empati
 Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan sesuai
dengan pengakuan kelompok
 Setuju terhadap keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang Ruang Belida
RSUD Koja untuk menyelesaikan konflik dalam tim Bidan adalah “smoothing
over” yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok, walaupun memiliki
pandangan berbeda, serta menyatakan dengan komunikasi yang baik, dan tanpa
emosional.

e. Pengawasan
Di ruang Belida RSUD Koja, pemeriksan dokumentasi asuhan Kebidanan
pasien dilakukan secara berkala oleh bagian bidang Kebidanan yaitu 1x dalam 4
bulan.Namun, berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keBidann pasien
belum sesuai dengan standard asuhan keparawatan yang terdapat di ruangan
Belida. Format pengkajian belum diisi dengan baik dan jelas.
Kepala ruangan memberikan penilaian kinerja kepada Ka Tim, dan Bidan
pelaksana.Penilaian Bidan Pelaksana dibantu juga oleh Ka Tim.Hasil penilaian
kinerja Bidan akan disampaikan ke bidang Kebidanan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kinerja Bidan menjadi motivasi bagi Bidan dalam
menjalankan tugasnya. Untuk itu, kepala ruangan berusaha memperhatikan
bagaimana kinerja masing-masing Bidan yang dipimpinnya.

 MATERIAL
Pengadaan barang logistik di ruang Belida RSUD Koja ditanggung jawabi oleh
2orang pegawai ruangan. Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada
PJ Shift 2

Sri Fatima, Amd.Keb


kepala ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis, maka
penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada kepala
ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang logistik diperlukan,
tanpa ada ketetapan waktu yang rutin.
Pengadaan logistik di ruangan Belida cukup lengkap baik alat tenun maupun
alat-alat kesehatan. Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat kesehatan
diatur secara terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan
sampah yang terpisah di ruang Belida, yaitu tempat pembuangan sampah medis,
tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda
tajam, penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun diganti
dengan menggunakan daftar pasien dalam bentuk file yang disimpan didalam map
transparan. Gelang nama berwarna biru digunakan pada pasien pria, gelang nama
berwarna pink digunakan pada pasien wanita, dan gelang nama berwarna merah
digunakan pada pasien alergi, penggunaan gelang tangan sebagai identitas pasien
juga telah berjalan dengan baik. Di ruangan Belida juga tersedia obat- obat
emergency yang tersusun rapi di dalam lemari dan perlengkapan alat- alat medis
lainnya. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan medis yang dibutuhkan di
ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan kebutuhan
ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang Belida terdiri dari 30 tempat tidur dan
kesemuanya dalam kondisi yang baik.
Namun dalam beberapa hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti
meja dan bantal pasien sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta
pemenuhan oksigen central yang sudah terpenuhi secara maksimal.

Daftar Nama Alat Kebidanan, Jumlah dan Standar yang tersedia di Ruangan Belida RSUD
Koja :
Standar
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Depkes
1 Tensimeter 4 2/ruangan
2 Stetoskop 4 2/ruangan
3 Set irrigator - 2/ruangan
4 Oksigen 2 2/ruangan
5 Slym zuiker (suction) 4 2/ruangan
6 VC set - 1/ruangan
7 Gunting perban 4 2/ruangan
8 Bak instrumen besar 4 2/raungan
9 Bak instrumen sedang 4 2/ruangan
10 Bak instrumen kecil 4 2/ruangan
11 Blas spuit - 2/ruangan
12 Glaserin spuit - 2/ruangan
13 Bengkok 4 2/ruangan
14 Pispot 4 2/ruangan
15 Urinal 4 2/ruangan
16 Set ganti balutan 4 2/ruangan
17 Termometer 4 2/ruangan
18 Standar infuse 16 1: ½
19 Masker oksigen 8 6/ruangan
20 Nasal kateter 4 6/ruangan
21 Timbangan berat badan 1 1/ruangan

Daftar Obat dalam trolley Emergency, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan
Belida RSUD Koja :
Standar
No Nama Jumlah Keterangan
Depkes
1 Dextrose 5% 2 fls
2 Ringer laktat 2 fls
3 Dextrose 10% 2 fls
4 NaCl 0,9% 2 fls
5 D 5% NaCl 0,225% 2 fls
6 D 5% NaCl 0,45% 2 fls
7 KAEN 3B 2 fls
8 Dextrose 40% 2 fls
9 Starquin 2 drip
10 Metronidazole 2 drip
11 lasix 2 amp
12 Ranitidin 2 amp
13 Keterolac 2 amp
14 ondancemtron 2 amp
15 Asam tranexamat 2 amp
16 Diazepam 2 amp
17 Dopamin 2 amp
18 Norefinefrin 2 amp
19 Dobutamin 2 amp
20 FC 20 2 amp
21 FC 18 1 pcs
22 FC 16 1 pcs
23 FC 14 1 pcs
24 SP 5 cc 1 pcs
25 SP 3 cc 1 pcs
26 SP 10 cc 3 pcs
27 SP 60 cc 3 pcs
28 NGT No 18 3 pcs
29 NGT No 16 3 pcs
30 URIN BAG 3 pcs
31 ABB No 18 3 pcs
32 ABB No 20 2 pcs
33 ABB No 22 2 pcs
34 ABB No 24 2 pcs

Daftar Alat Tenun, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Belida RSUD Koja :
No Nama barang Jumlah Standar Keterangan
1 Gordyn 18
2 Sprei 46
3 Baju pasien 4
4 gown 24
5 Selimut biasa 40
6 Sarung bantal 46
7 Sarung kasur 46
8 Waslap 6
9 Steek laken 16

Daftar Alat Rumah Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Belida RSUD
Koja:
No Nama barang Jumlah Standar Keterangan
1 Kursi roda 2
2 Lemari obat emergency 1
3 Meja pasien 23
4 Standar infuse 23
5 Standar waskom double 4
6 Waskom mandi 8
7 Kunci duplikat 9
8 Troly obat 1
9 Troly suntik 2
10 Timbangan BB/TB 1
11 Dorongan oksigen 2
12 Tempat sampah pasien 18
13 Tempat sampah tertutup 6

 MONEY
Ruang di ruangan Ruang Belida RSUD Koja memiliki system budgeting yang
diatur langsung oleh Direktorat RSUD Koja baik untuk pelayanan pendanaan
kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai di ruangan Ruang Belida RSUD
Koja mendapatkan gaji, Jasa pelayanan dan Jasa Piket. Bidan juga mempunyai
jaminan pelayanan kesehatan BPJS dari Depkes. Selain itu, Bidan juga mendapat
insentif (jasa medic). Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan
diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja Bidan dan diserahkan proses
pembagiannya kepada kepala ruangan.
Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya
memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi
ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur
langsung oleh instalasi sarana dan prasarana.. Ruangan Belida juga memberlakukan
punishment kepada pegawai yang tidak hadir tanpa keterangan dengan melaporkan
ke kepala instalasi rawat inap, pegawai yang salah menggunakan pakaian dinas
dengan memberi teguran, pegawai yang izin sakit harus ada keterangan yang jelas
dan pegawai yang menggunakan sandal pada saat dinas juga memberi teguran.
3.3 Analisa SWOT di Ruangan Belida RSUD Koja
3.3.1 MAN
Strenght Weakness Opportunity Threatened
 Adanya orientasi kepada pegawai baru selama  Berdasarkan observasi masih  RSUD Koja merupakan  Adanya tuntutan
3 bulan. adanya Bidan yang tidak Rumah Sakit Tipe B dan masyarakat yang tinggi
 Jumlah tenaga Bidan di Ruangan Belida memakai atribut lengkap menjadi RS rujukan DKI untuk mendapatkan
berjumlah 26 orang, dengan jenjang seperti papan nama setiap Jakarta. pelayanan yang lebih
pendidikan S1 Kebidanan 5 orang, DIII harinya.  RSUD Koja merupakan professional.
Kebidanan 21 orang.  Tidak adanya Visi Misi rumah sakit Pendidikan.  Semakin maju dan
 Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan Ruangan  RSUD Koja mempunyai berkembangnya
Kebidanan yang diberikan oleh Bidan sudah  Belum adanya jadwal rutin sarana helliped untuk evakuasi pemikiran serta
sesuai dengan SOP. Suvervisi kepala Ruangan dan udara Pendidikan masyrakat
 Bidan di Ruangan Belida diberikan Ronde Kebidanan sehingga dapat
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.  Kurangnya kepatuhan seragam membandingkan
 Adanya penilaian hasil kinerja Bidan yang sesuai Jadwal yang telah di kualitas pelayanan dan
dilakukan oleh karu setiap satu kali sebulan. tentukan memilih pelayanan
 memiliki kinerja yang kurang baik akan yang lebih baik.
mendapatkan sanksi berupa teguran dari
kepala ruangan
 Kepala ruangan memberikan kesempatan
kepada Bidan untuk menyampaikan kendala
yang ada di ruangan.
 Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien
diperoleh 88,6% menyatakan puas dengan
pelayanan di Ruangan Belida dan 11,4%
menyatakan cukup puas dengan pelayanan di
Ruangan Belida.
 Rata – rata jumlah BOR di atas 85%
3.3.2 METODE
Strength Weakness Oppurtunity Threat
 Kepala ruangan telah melakukan fungsinya  Sudah terdapat format pengkajian  RSUD Koja merupakan salah  Adanya tuntutan
sesuai dengan peran pada fungsi sistem checklist di Ruangan Belida satu Rumah Sakit pemerintah akan pelayanan
pengendalian dan evaluasi. Hal ini dilihat namun masih ada dokumen yang terbesar di Jakarta Utara Kebidanan yang
dari adanya operan pre dan post conference belum lengkap. dengan tipe B. lebih baik.
 Ruangan Belida memberikan pelayanan  Metode penugasan Bidan adalah
kepada pasien Umum dan BPJS. metode tim tetapi Bidan belum
 Memiliki struktur organisasi yang jelas dan melaksanakan tugasnya secara
melakukan pendelegasian sesuai alur optimal
struktur  Supervisi terhadap
 Di setiap shift, ada penanggungjawab pendokumentasian asuhan
terhadap ruangan. Kebidanan belum dilakukan
 Terdapat jadwal dinas yang disusun setiap optimal
bulan
 Deskripsi tugas Bidan tersusun dengan jelas
 Sudah adanya format dokumentasi yang
terintergrasi (catatan integrasi) yang
digunakan sebagai dokumentasi semua
tenaga medis.
 Ruangan Belida telah difasilitasi dengan
SAK dan SOP
3.3.3 MATERIAL

Strength Weakness Opportunity Threatened

 Ruang Ruangan Belida telah memberikan  Terdapat beberapa lemari pasien  RSUD Koja merupakan  Adanya persaingan
fasilitas gelang tangan sebagai identitas yang terlihat kurang rapi. rumah sakit tipe B yang mutu pelayanan antar
pasien sebagai pengganti papan nama  Belum tersedianya kotak saran memungkinkan untuk Rumah Sakit yang
identitas pasien. yang dapat dimanfaatkan sebagai memperoleh fasilitas yang secara langsung
 Ruang Belida telah memiliki pembagian masukan bagi ruangan yang bisa lengkap sehingga ruang maupun tidak
ruagan yang jelas untuk pasien dengan diisi oleh semua pihak guna memiliki kesempatan yang langsung
jaminan kelas III meningkatkan mutu pelayanan di besar untuk melengkapi mempengaruhi aspek
 Ruangan Belida telah memiliki Ruangan Belida. fasilitas kesehatan yang belum pelayanan kesehatan.
pembagian alat medis dan alat tenun  Masih terlihat atap yang tersedia.
 Telah terdapat petunjuk teknik cuci berlubang dan berjamur terdapat
tangan yang benar yang diletakkan di diatas Nurse Station Ruang
dekat tempat desinfektan untuk cuci Belida.
tangan di Ruangan Belida yang dapat
dimanfaatkan oleh semua pihak baik
dokter, Bidan, mahasiswa, pasien maupun
keluarga pasien.
 Telah tersedia tempat sampah yang
berbeda untuk jenis sampah medis, non
medis, domestik dan alat- alat tajam.
3.3.4 MONEY
Strenght Weakness Opportunity Threatened

 Ruangan Belida memiliki system  Bantuan jaminan pembayaran Umum dan


budgeting yang diatur langsung oleh BPJS.
Rumah Sakit baik untuk pelayanan  Pembayaran jasa pelayanan Umum dan
maupun untuk pendanaan kesehatan bagi BPJS langsung dilakukan transaksi di
petugas kesehatan. Kasir RSUD Koja sesuai dengan rincian
 Pergantian alat yang rusak diruangan tindakan.
dilaporkan oleh Bidan pelaksana kepada  RSUD Koja memberikan kesejahteraan
Bidan penanggung jawab alat dan Bidan pegawai berupa remunrisasi bulan.
penanggung jawab membuat laporan  Adanya izin/tugas belajar dari
kepada bagian instalasi dan atas pimpinan/direktur.
persetujuan kepala ruangan Belida.  Penerimaan gaji bulanan pegawai Ruangan
. Gindara dilakukan langsung kebagian
keuangan RSUD Koja melalui Bank
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1 MAN
a. Internal Faktor (IFAS)

STRENGHT 0,5 3 1,5


 Adanya orientasi kepada pegawai baru
selama 3 bulan. 0,5 2 1 S-W
 Jumlah tenaga Bidan di Ruangan Belida 16,6 – 4,9
berjumlah 26 orang, dengan jenjang = 11,7
pendidikan S1 Kebidanan 5 orang, DIII 0,5 4 2
Kebidanan 21 orang.
 Dari hasil observasi diperoleh bahwa
asuhan Kebidanan yang diberikan oleh 0,5 4 2
Bidan sudah sesuai dengan SOP.
 Bidan di Ruangan Belida diberikan 0,7 4 2,8
kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan.
 Adanya penilaian hasil kinerja Bidan yang 0,5 3 1,5
dilakukan oleh karu setiap satu kali
sebulan. 0,5 3 1,5
 memiliki kinerja yang kurang baik akan
mendapatkan sanksi berupa teguran dari
kepala ruangan 0,5 3 1,5
 Kepala ruangan memberikan kesempatan
kepada Bidan untuk menyampaikan
kendala yang ada di ruangan.
0,7 4 2,8
 Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan
pasien diperoleh 88,6% menyatakan puas
dengan pelayanan di Ruangan Belida dan
11,4% menyatakan cukup puas dengan
pelayanan di Ruangan Belida.
 Rata – rata jumlah BOR di atas 85%
TOTAL 16,6
WEAKNESS
 Berdasarkan observasi masih adanya 0,5 2 1
Bidan yang tidak memakai atribut
lengkap seperti papan nama setiap
harinya. 0,5 3 1,5
 Tidak adanya Visi Misi Ruangan 0,7 2 1,4
 Belum adanya jadwal rutin Suvervisi
kepala Ruangan dan Ronde Kebidanan 0,5 2 1
 Kurangnya kepatuhan seragam sesuai
Jadwal yang telah di tentukan
TOTAL 4,9
b. Ekstrernal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
0,5 3 1,5
 Adanya mahasiswa yang sedang praktek O–T
belajar di RSUD Koja 3,5 – 1,5 =
0,5 4 2 2
 RSUD Koja merupakan Rumah Sakit
Tipe B dan menjadi RS rujukan se DKI
TOTAL 3,5
THREATENED
 Adanya tuntutan masyarakat yang tinggi 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih
professional.

1,5

Matrik Posisi Organisasi Ruang Gindara


Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta

Peluang (+)

S –W = 11,7

O–T=2

Kelemahan (-) Kekuatan (+)

Ancaman (-)

1.4 PRIORITAS MASALAH


3.4.1 Man
 Masih adanya Bidan yang tidak memakai atribut lengkap seperti papan nama setiap
harinya.
 Kurangnya kepatuhan seragam sesuai Jadwal yang telah di tentukan.
3.4.2 Metode
 Pendokumentasian asuhan Kebidanan di Ruangan Belida belum optimal masih ada
dokumen yang belum lengkap.
3.4.3 Material
 Terdapat beberapa lemari pasien yang telihat kurang rapi.
 Belum tersedianya kotak saran yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi
ruangan yang diisi oleh semua pihak guna meningkatkan mutu pelayanan di
Ruangan Belida.
 Terlihat atap yang berlubang diatas Nurse Station yang dapat berakibat K3 Rumah
Sakit
3.5 Planning Of Action Management Kep Profesi Bidan STIKes Abdi Nusantara di Ruang Belida
No Masalah Rencana Tindakan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab
Man
 Masih adanya Bidan yang tidak memakai  Melakukan pengecekan SDM beserta Setiap hari sebelum
atribut lengkap seperti papan nama setiap pemakaian papan nama / identitas Bidan pelaksanaan dinas
harinya. setelah Pre Conference untuk
meningkatkan kedisiplinan.
 Kurangnya kepatuhan seragam sesuai  Jika ada yang tidak patuh diberi teguran,
Jadwal yang telah di tentukan. jika masih terulang melanggar diberikan
surat peringatan
Metode Setiap hari
 Pendokumentasian asuhan Kebidanan di  Mengobservasi dan supervisi kelengkapan
Ruangan Belida belum optimal masih ada status Kebidanan di setiap status klien,
dokumen yang belum lengkap. kemudian merapikan dan melengkapi status
 Supervisi terhadap pendokumentasian Kebidanan yang belum lengkap Setiap bulan
asuhan Kebidanan belum dilakukan optimal  Membuat perencanaan dan jadwal dalam
melakukan supervisi
Material
 Terdapat beberapa lemari pasien yang
terlihat kurang rapi. Setiap hari
 Belum tersedianya kotak saran yang dapat  Melakukan penerapan 5R yang dilakukan
dimanfaatkan sebagai masukan bagi seluruh Bidan ruang Gindara
ruangan yang bisa diisi oleh semua pihak  Koordinasi dengan membuat usulan pada
guna meningkatkan mutu pelayanan di bagian Umum untuk disediakannya kotak
Ruangan Belida. saran di Ruang Belida
 Masih terlihat atap yang berlubang  Membuat laporan ke bagian IPSRS untuk
terdapat diatas Nurse Station Ruang memperbaiki atap di Nurse Station agar
Gindara. tidak terjadi K3RS
BAB 4
PEMBAHASA
N

4.1 Analisi Kesenjangan Teori dan Penyelesaian


Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa profesi manajemen
Kebidanan STIKes Abdi Nusantara pada 26 mei 2023 sampai 29 mei 2023 di praktik
mandiri bidan hj ade loji, terdapat beberapa masalah. Setelah dianalisa dan dengan
mempertimbangkan kemampua kelompok, maka kelompok memutuskan untuk
mengatasi beberapa masalah di pmb seperti tersebut dibawah ini yang terkait dengan
sistem manajemen yang dapat di intervensi oleh mahasiswa. Setelah di intervensi
kelompok mengevaluasi kinerja dan membandingkan kembali dengan konsep teoritis
yang ada dan bagaimana pencapaian kelompok.
Adapun gambaran masalah fungsi manajemen yang di intervensi mahasiswa dan
kinerja kelompok adalah sebagai berikut:
4.1.1 Man
Masalah yang ditemukan kelompok di praktik mandiri bidan tterkait dengan man
yaitu Dari hasil observasi kelompok selama 2 minggu, kelompok masih menjumpai
Bidan yang masih belum menggunakan papan nama / indentitas Bidan. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kurangnya pengawasan kerja. Untuk itu
kepala ruangan perlu memberikan pengawasan terhadap Bidan agar dapat menjalankan
aturan rumah sakit khususnya dalam pemakaian papan nama Bidan. Pengawasan
merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana yang
ditetapkan/ disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip- prinsip yang telah
ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki (Fayol, 1998). Dengan Bidan memakai atribut atau papan nama, pasien dapat
mengenal Bidan yang merawatnya, disamping itu untuk menjalin hubungan Trust
antara Bidan dengan pasien sehingga mutu pelayanan akan berjalan dengan baik.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat,
maka akan diperoleh manfaat :
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standard atau rencana kerja.
- Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
dan telah digunakan secara benar.
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan.
Dengan berjalannya fungsi pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan
dengan tepat membuat Bidan termotivasi dalam bekerja dengan mendapatkan reward
sebagai salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan kinerja.
Namun yang perlu diperhatikan dalam memberikan motivasi kerja yaitu karakter
individu. Orang dengan kemampuan yang terbatas dan kurangnya pelatihan, ataupun
rasa ketidakamanan, memerlukan perilaku kepemimpinan yang berbeda dari mereka
yang tinggi kesiapannya dan mempunyai kemampuan, ketrampilan, percaya diri, dan
kemampuan bekerja yang baik (Daft, 2003).
1.1.2 Metode
Pendokumentasian asuhan Kebidanan sangat diperlukan karena memiliki aspek
legalitas yang akan menjadi aspek hukum untuk melindungi setiap tindakan Kebidanan,
bila sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, pendokumentasian asuhan Kebidanan
dapat menjadi bukti otentik telah dilakukan tindakan Kebidanan kepada pasien
(Carpenito, 1999).
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada pemilik praktik
mandiri bidan hj ade loji dalam hal pendokumentasian asuhan Kebidanan, SAK dan
pendokumentasian askep belum dijalankan secara maksimal dimana dari 30 orang
pasien diperoleh bahwa pendokumentasian asuhan Kebidanan untuk pengkajian terisi
lengkap sebanyak 21 orang (70%), diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
tertulis lengkap. Hal ini disebabkan beban kerja yang terlalu besar sehingga Bidan
melakukan peran ganda dalam kasus hukum, dokumentasi Kebidanan menjadi landasan
berbagai kasus gugatan atau sebagai alat pembela diri Bidan (Gillies, D.A., 1994). Jadi
meskipun beban kerja Bidan tinggi harus tetap membuat dokumentasi asuhan
Kebidanan.
Untuk masalah pendokumentasian pengkajian, pihak rumah sakit sudah membuat
system checklist yang sudah disosialisasikan di pmb menyarankan agar dilakukan
pengecekan status setiap hari dan melalukan supervisi dokumen setiap bulan.

1.1.3 Material
Keberhasilan pengelolaan logistik pmb tergantung pada kompetensi dari pemilik
pmb. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi
antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga
mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat
yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien
sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas.
Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan
pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki
dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional pmb (Urrahman, 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan pmb
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
Berdasarkan hasil observasi kelompok terhadap logistik yang tersedia di Pmb,
terdapat beberapa fasilitas pmb yang terlihat kurang rapi. Pada tanggal 26 juni– 29
Juni 2023 kelompok melakukan penataan ruangan. Kelompok melakukan
pembersihan ruangan yang terlihat kurang bersih sehingga Bidan merasa lebih
nyaman dalam bekerja. Ruang rawat pasien terlihat jauh lebih rapi dan pasien di
ruangan merasa lebih nyaman dan melakukan penerapan 5R yang dilakukan seluruh
ruangan praktik mandiri bidan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Pmb bidan Hj ade loji dimulai pada
tanggal 26 mei – 29 Mei 2023.. Kelompok melakukan pengkajian selama 1 hari dari
tanggal 29 mei 2023 kemudian data diolah/analisa dan merumuskan masalah dimana
kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi. Dari masalah – masalah
tersebut kelompok sudah melakukan intervensi yaitu :
1. Melakukan observasi dalam pengisian Asuhan Kebidanan mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Kelengkapan dokumentasi terkait
dengan Kebidanan.
2. Melakukan sosialisasi tentang uraian tugas Bidan baik Ketua Tim maupun Bidan
pelaksana. Mengobservasi kegiatan pelaksanaan terutama dalam pemberian obat ,
beberapa Bidan masih menggunakan metode fungsional yang seharusnya sudah tidak
dipergunakan lagi dalam pelaksanaan asuhan Kebidanan. Dengan menggunakan
metode tim, Bidan mampu memberikan asuhan Kebidanan secara holistik baik bio-
psiko-sosial-spiritual.
3. Melakukan penataan ruangan dengan membersihkan lemari sehingga Bidan merasa
nyaman dalam bekerja.
Beberapa masalah lain yang ditemukan kelompok di praktik mandiri bidan, tidak
dapat diintervensi karena keterbatasan kemampuan kelompok dalam mengatasi masalah
tersebut, seperti perekrutan tenaga Bidan dan peningkatan SDM untuk ruangan Belida,
pengadaan beberapa bahan logistik fisik dan material yang dibutuhkan beberapa ruangan
Belida yang disesuaikan dengan standart Depkes, dan lain – lain.

5.2 Saran
1. Pihak
Menindak lanjuti rekomendasi untuk beberapa perbaikan material yang
dibutuhkan disetiap ruangan.
2. Pihak Bidan ruangan
a. Bidan melaksanakan pendokumentasian dengan baik dan benar demi terpenuhinya
kebutuhan pasien
b. Sebaiknya ruangan Kebidanan tetap menjalankan metode tim supaya kebutuhan
pasien terpenuhi serta menjalankan peran sesuai dengan pembagian tugas dan
tanggungjawab yang menjadi standarisasi metode tim.
c. Bidan memakai atribut atau papan nama Bidan, agar memudahkan pasien dalam
memenuhi kebutuhan selama dirawat diruang
d. Penerapan 5 R setiap hari pada Ruang kebidanan.
e. Pendokumentasian asuhan Kebidanan sebaiknya dilanjutkan dengan SAK sebagai
standart pendokumentasian Askep.
f. Sosialisasi pendokumentasian sebaiknya dilakukan secara berkala
g. Sebaiknya seluruh pegawai ruangan sebelum masuk ruangan sudah memakai
atribut yang lengkap dan rapi.
5.3 Kesan
1. Kelompok mendapatkan pengalaman yang berharga selama dinas di ruangan
kebidanan, dimana kelompok mendapat pengetahuan bagaimana memanajemen suatu
ruangan rawat inap serta proses-proses yang berjalan dalam sebuah ruangan.
2. Bidan dapat menerima kehadiran tim manajemen Profesi Bidan STIKes Abdi
Nusantara dengan terbuka, Bidan juga banyak memberikan masukan dan bimbingan
yang berharga bagi kelompok baik kepada Karu, CI, Ka.Tim dan Bidan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Profil PMb Bidan Hj Ade Loji. Pedoman Pelayanan Kebidanan di Pmb


Nursalam. (2016). Manajemen Kebidanan, Aplikasi dalam Praktik Kebidanan Profesional. Edisi II.
Jakarta: Salemba Medika

Basuki Duwi. (2018). Buku Ajar Manajemen Kebidanan Untuk Mahasiswa dan Praktisi. Jakarta:
Indonesia Pustaka

Bakri, M. H. (2017). Manajemen Kebidanan (konsep dan aplikasi dalam praktik Kebidanan
profesional). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Freddy Rangkuti. (2015) Analisis SWOT. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai