DI P HJ ADE LOJI
OLEH:
Kelompok II
1 220705051 Didah Mahmudah
2 220705076 Evi Solihatul Afiah
3 220705114 Lilis Iriyani
4 220705116 Lucia Dilis indah
5 220705138 Nina Nurhasanah
6 220705145 Nunung Sukaemi
7 220705161 Reni Rahayuningsih
8 220705204 Uswatun Hasanah Rowi
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas
pelayanan professional yang berkualitas tinggi dan memberikan pembaharuan
sesuai teori – teori menajemen kebidanan di ruangan dan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a) Menerapakan konsep Kepemimpinan dalam mengelola Unit pelayanan
kebidanan
b) Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar penyusunan rencana
c) Membuat perencanaan pelayanan kebidanan dan Asuhan kebidanan di
Tingkat Unit pelayanan kebidanan
d) Mengorganisasikan pelayanan kebidanan di tingkat unit pelayanan kebidanan
e) Menerapkan fungsi pengarahan pada tingkat unit pelayanan kebidanan yang
dikelolanya
f) Melakukan fungsi Pengendalian dalam Pelayanan kebidanan dan Asuhan
kebidanan
g) Melakukan Evaluasi Program
C. Manfaat
1. Praktik Mandiri Bidan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan kebidanan sesuai standar
professional melalui pengelolaan menajemen kebidanan sesuai peran dan fungsi
menajemen diruang
2. Bidan
Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dan asuhan Kebidanan.
3. Dapat mengaplikasikan konsep – konsep menajemen Kebidanan terutama di
ruangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Manajemen
Kebidanan
1. Pengertian
3) Jenis Perencanaan
a. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang
paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
Kebidanan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur
pekerjaan divisi Kebidanan.
b. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu
pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan
juga standard untuk mengevaluasi Bidanan pasien. Di dalam
perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap
dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang
sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari,
yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan
peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari p rogram
dan proyek.
4) Manfaat Perencanaan
a) Membantu proses manajem en dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
b) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan
c) Memudahkan kordinasi
d) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
e) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah
dipahami
g) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
h) Menghemat waktu dan dana
5) Keuntungan Perencanaan
a. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif
b. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
c. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi Kebidanan
d. Memodifikasi gaya manajemen
e. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6) Kelemahan Perencanaan
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
b. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
e. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan
tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya,
2011).
1) Manfaat Pengorganisasian
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
c) Pendelegasian wewenang
d) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
2) Langkah-langkah Pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang dalam fungsi perencanaan
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf
dan menyediakan fasilitas yang diperlukan
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f) Mendelegasikan wewenang
c. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg,
2014). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan
staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan
rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi
Manajemen Kebidanan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas
Bidanan pasien, karakteristik dan kebutuhan Bidanan pasien, perkiraan
suplai tenaga Bidan yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan
staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas Bidanan yang diberikan.
d. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam
keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2014),
kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok
terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam
Swanburg (2014), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses
persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok)
membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
usulan pimpinan atau usulan bersama.
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut:
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya
mudah diukur, misalnya menepati jam kerja
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi
3) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung
jawab dan komitmen terhadap kegiatan program
4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah
tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja
5) Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a) Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang ke depan
d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e) Harus objektif
f) Harus fleksibel
g) Harus menunjukkan pola organisasi
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukkan tindakan perbaikkan
b. Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program
orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman
kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini
diberikan
agar dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat menyesuiakan
dengan prosedur yang ada di rumah sakit.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi
terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang
cukup lama sekitar 3bulan untuk dapat beradaptasi.
Orientasi memberikan gambaran tentang tugas pokok di rumah
sakit dengan tujuan :
Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.
Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang
di berbagai unit kerja
Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja
staff Kebidanan.
Proses orientasi pegawai baru diruang Ruang Belida Rsud Koja
dilakukan selama 3 bulan yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala
ruangan, selanjutnya kepala ruangan akan menyampaikan
penilaiannya kepada Kepala Instalasi Rawat Inap dan diteruskan
kebidang Kebidanan, selanjutnya pegawai yang sudah diberikan
penilaian akan di tempatkan di ruangan yang sudah di tentukan.
c. Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan.Pengorganisasian kegiatan
dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepala Bidan sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Adapun uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi Ruang
Belida Rsud koja adalah sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan
Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang Bidan profesional secara
teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang
Kebidanan melalui Bidan pengawas Kebidanan secara operasional
bertanggung jawab kepada kepala instalasi.
Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Kebidanan diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab
nya
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi Bidanan,meliputi:
- Merencanakan jumlah dan kategori tenaga kebidanan serta lain
sesuai dengan kebutuhan
- Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
Kebidanan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
- Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat
- Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga Bidanan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku.
- Melaksanakan program oerientasi kepada tenaga Bidanan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga Bidanan
untuk melaksanakan asuhan Kebidanan sesuai standard dan
ketentuan.
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan diruang rawat.
- Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana Bidanan dan
tenaga lain yang beraada di wilayah tanggung jawabnya.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang Bidanan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
- Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
mencapai pelayanan yang optimal.
- Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat,obat dan
bahan lain yang di perlukan diruang rawat.
- Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan invetarisasi peralatan.
- Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarga
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit. Tata tertib
ruangan,fasilitas yang ada,cara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari-hari diruangan.
- Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite).
- Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat kegawatannya,infeksi dan non
infeksi untuk memudahkan pemberian asuha Kebidanan.
- Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang di hadapinya.
- Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan Bidanan berlangsung.
- Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien ataupun
keluarga dalam batas kewenangan.
- Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan Bidanan berlangsung.
- Memeliharan dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan Kebidanan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar. Untuk tindakan Bidanan selanjutnya.
- Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruangan yang
lain,seluruh kepala bidang,kepala bagian,kepala instalasi dan
kepala unit di rumah sakit.
- Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas,pasien dan keluarganya sehingga memberikan
keterangan.
- Meneliti pengisian fomulir sensus harian pasien diruangan.
- Memeriksa dan meneliti pengisian ddaftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien. Kemudian
memeriksa dan meneliti ulang saat pengkajian sesuai dengan
deritanya.
- Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
- Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan asuhan Kebidanan serta kegiatan lain diruang rawat.
- Melaksanakan fungsi pengawasan,pengendalian dan
penilaian,meliputi:mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan
Kebidanan yang telah ditentukan.
- Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dibidang Kebidanan .
- Mengawasi dan megendalikan pendayagunaan peralatan
Bidanan serta obat-obatan secara efektif dan efisien
- Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dna pelaporan
kegiatan asuhan Kebidanan serta mencatat kegiatan lain
diruanga rawat.
2)Ketua Tim
Kedudukan
Bidan ketua grup atau Bidan primer adalah seorang Bidan
profesional dalam melaksanakan tugas,bertanggung jawab kepada
kepala ruangan.
Tugas pokok
Melaksanakan asuhan Kebidanan kepada klien atau anggota
keluarga sesuai dengan standard profesi serta menggunakan daftar
memeliharan logistik Kebidanan secara efektif dan efisien.
Uraian Tugas
- Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awal masuk
ruangan sehingga tercipta hubungan tepeutik,hubungan ini
dibina secara terus menerus pada saat melakukan pengkajian
atau tindakan kepada klien/keluarga panduan orientasi ini
sebaiknya dilaminating dan digantung di kamar klien sehingga
setiap saat klien/keluarga dapat membaca kembali.
- Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah ddilakukan pp pada sore,malam atau hari
libur.
- Menetapkan rencana asuhan Kebidanan berdasarkan analisis
standard renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
- Melaksanakan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai dengna klien yang dirawat
(pre conference).
- Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien
setiap kali giliran jaga (shift) pembagian klien didasarkan pada
jumlah klien, tingkat ketergantungan klien, dan tempat tidur
yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP di
dampingi oleh 2 orang PA,maka semua klien dibagi pada kedua
PA sebanyak penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan Kebidanan,bila PP
hanya didampingi
oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka jumlah klien yang
menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20% dan klien
tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal
serta klien lainnya menjadi tanggung jawab PA penetapan ini
dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk membimbing dan
membantu PA dibawha tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan Kebidanan.
- Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan Kebidanan,apakah sesuai dengan SOP.
- Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
- Melakukan tindakan Kebidanan yang bersifat terapi Kebidanan
ddan tindakan Kebidanan yang tidak dapat dilakukan oleh PA.
- Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
- Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA.
- Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya,bila PP tidak ada visite di dampingi oleh PA sesuai
dengan timnya.
- Melakukan evaluasi asuhan Kebidanan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
- Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi Kebidanan klien
(bergantung pada kondisi klien).bila PP cuti atau libur, tugas-
tugas PP di delegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil
PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau pun
keluarga.
- Membuat perencanaan pulang.
1) CI (clinical instruktur)
Uraian tugas
- Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik.
- Melakukakan pre conference dan membahas laporan
pendahuluan.
- Memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam
medis pasien.
- Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi
terapeutik.
- Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan.
- Melakukan bed side teaching.
- Melakukan ronde Kebidanan.
- Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik dalam
situasi tertentu.
- Melakukan post conference yang membahas tentang kegiatan
peserta didik dalam melakukan asuhan Kebidanan.
- Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek
disuatu tempat/ruang.
- Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada
diklat apabila peserta didik tidak hadir, memberi bimbingan
peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikanya dalam hal
melaksanakan asuhan Kebidanan dengan penerapan proses
Kebidanan, membimbing pembuatan laporan kasus.
- Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik sesuai
dengan tempat tugasnya.
- Mengkoordinasikan tugas bimbingan kepada penanggung jawab
sore dan malam.
d. Lingkungan Kerja
Jumlah bed yang tersedia 30 buah yang terdiri dari 6 kamar
dimasing masing kamar terdapat 6 bed. Rumah sakit memberikan
kesempatan yang seluasnya untuk mengembangkan dan meningkatkan
SDM stafnya yaitu memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 Kebidanan), dan
mengenai pengaturan jadwal dinas disesuaikan oleh kepala ruangan.
Bidan juga diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang
terkait dengan
Kebidanan yang diadakan oleh pihak rumah sakit maupun di luar
rumah sakit.
Kepala ruangan Belida juga mengadakan pertemuan harian,
mingguan, dan bulanan. Pada pertemuan harian dilakukan lebih
kurang 20 menit sebelum atau sesudah pelaksanaan timbang terima.
sedangkan pertemuan bulanan dilakukan tiap bulan pada hari sabtu
untuk membahas permasalahan yang terjadi selama sebulan di
ruangan Belida baik yang berhubungan dengan pasien maupun yang
berhubungan ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh kepala
ruangan maka diserahkan kepada manajer Kebidanan dan diteruskan
kepada instalasi. Kepala ruangan juga melakukan penilaian terhadap
kinerja Bidan dengan setiap sebulan sekali, selain itu kepala ruangan
juga memberikan teguran/punishment langsung kepada staf yang
kinerjanya bagus, kepala ruangan juga memberikan pujian/reward
secara langsung dan menjadikan staf tersebut sebagai role model
terhadap staf yang lain.
Kepuasan pasien
Frequency Percent
Valid Tidakpuas 0 0.0
Cukuppuas 2 20.0
Sangatpuas 8 80.0
Total 10 100.0
Motto
SIGAP ( Semangat, Inovatif, Gesit, Amanah, Profesional)
Berdasarkan pengkajian diperoleh bahwa ruangan Gindara
memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan jaminan
Umum dan BPJS.
Standar pelayanan Kebidanan di ruangan Belida RSUD Koja dalah:
Pelayanan harus sesuai dengan standar pelayanan medis
Pelayanan yang diberikan adalah spesialis dan sub spesialis dan
dilaksanakan secara terpadu
Adanya panduan orientasi bagi pasien dan keluarga
b. Pengorganisasian
Struktur Organisasi Ruang Kebidanan
Lina. T, S.ST.Bd
PJ Shift 1
Ermila, S.Tr.Keb
PJ Shift 4 PJ Shift 3
Metode penugasan Bidan adalah metode tim. Bidan ruangan telah memiliki
uraian tugas masing-masing. Apabila kepala ruangan tidak hadir maka pendelegasian
tugasnya diberikan kepada Bidan primer. Jika Bidan primer yang tidak hadir maka
tugas didelegasikan kepada Bidan ahli/ Bidan pelaksana yang ditunjuk.
Berdasarkan pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem pendelegasian
tugas Kebidanan di rungan Belida RSUD Koja dilaksanakan sesuai dengan model
Kebidanan tim, dimana pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada PP, dan
selanjutnya PP mendelegasikan kepada PA di dalam timnya. Setiap Bidan juga
bertanggung jawab terhadap 4-5 orang pasien. Apabila kepala ruangan berhalangan
atau sakit maka yang bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah
PP, dan bila PP berhalangan dalam melaksanakantugasnya, pelimpahan tugas dan
wewenang diberikan kepada PJ Shift.
c. Kepegawaian
Penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan oleh kepala
ruangan dengan ketentuan :
Ka. Tim : di dalam satu minggu libur 1x dihari minggu
Bidan Ahli : di dalam satu bulan masuk malam 6-7x
Operan tanggung jawab Bidanan dilakukan setiap Bidanan. Operan
tanggung jawab diikuti oleh semua Bidan yang bertugas. Operan dengan cara bed
to bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam,
dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk
mengetahui keadaan umum pasien sehingga Bidan dapat mengetahui
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan Bidanan
selanjutnya.
d. Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang Belida
RSUD Kojaa dalah gaya kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik di ruang Belida dilakukan dengan cara pemecahan
masalah (win-win solution) yang terdiri dari tahapan:
Melakukan diskusi bersama
Menyadari adanya perbedaan
Memiliki sikap empati
Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan sesuai
dengan pengakuan kelompok
Setuju terhadap keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang Ruang Belida
RSUD Koja untuk menyelesaikan konflik dalam tim Bidan adalah “smoothing
over” yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok, walaupun memiliki
pandangan berbeda, serta menyatakan dengan komunikasi yang baik, dan tanpa
emosional.
e. Pengawasan
Di ruang Belida RSUD Koja, pemeriksan dokumentasi asuhan Kebidanan
pasien dilakukan secara berkala oleh bagian bidang Kebidanan yaitu 1x dalam 4
bulan.Namun, berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keBidann pasien
belum sesuai dengan standard asuhan keparawatan yang terdapat di ruangan
Belida. Format pengkajian belum diisi dengan baik dan jelas.
Kepala ruangan memberikan penilaian kinerja kepada Ka Tim, dan Bidan
pelaksana.Penilaian Bidan Pelaksana dibantu juga oleh Ka Tim.Hasil penilaian
kinerja Bidan akan disampaikan ke bidang Kebidanan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kinerja Bidan menjadi motivasi bagi Bidan dalam
menjalankan tugasnya. Untuk itu, kepala ruangan berusaha memperhatikan
bagaimana kinerja masing-masing Bidan yang dipimpinnya.
MATERIAL
Pengadaan barang logistik di ruang Belida RSUD Koja ditanggung jawabi oleh
2orang pegawai ruangan. Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada
PJ Shift 2
Daftar Nama Alat Kebidanan, Jumlah dan Standar yang tersedia di Ruangan Belida RSUD
Koja :
Standar
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Depkes
1 Tensimeter 4 2/ruangan
2 Stetoskop 4 2/ruangan
3 Set irrigator - 2/ruangan
4 Oksigen 2 2/ruangan
5 Slym zuiker (suction) 4 2/ruangan
6 VC set - 1/ruangan
7 Gunting perban 4 2/ruangan
8 Bak instrumen besar 4 2/raungan
9 Bak instrumen sedang 4 2/ruangan
10 Bak instrumen kecil 4 2/ruangan
11 Blas spuit - 2/ruangan
12 Glaserin spuit - 2/ruangan
13 Bengkok 4 2/ruangan
14 Pispot 4 2/ruangan
15 Urinal 4 2/ruangan
16 Set ganti balutan 4 2/ruangan
17 Termometer 4 2/ruangan
18 Standar infuse 16 1: ½
19 Masker oksigen 8 6/ruangan
20 Nasal kateter 4 6/ruangan
21 Timbangan berat badan 1 1/ruangan
Daftar Obat dalam trolley Emergency, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan
Belida RSUD Koja :
Standar
No Nama Jumlah Keterangan
Depkes
1 Dextrose 5% 2 fls
2 Ringer laktat 2 fls
3 Dextrose 10% 2 fls
4 NaCl 0,9% 2 fls
5 D 5% NaCl 0,225% 2 fls
6 D 5% NaCl 0,45% 2 fls
7 KAEN 3B 2 fls
8 Dextrose 40% 2 fls
9 Starquin 2 drip
10 Metronidazole 2 drip
11 lasix 2 amp
12 Ranitidin 2 amp
13 Keterolac 2 amp
14 ondancemtron 2 amp
15 Asam tranexamat 2 amp
16 Diazepam 2 amp
17 Dopamin 2 amp
18 Norefinefrin 2 amp
19 Dobutamin 2 amp
20 FC 20 2 amp
21 FC 18 1 pcs
22 FC 16 1 pcs
23 FC 14 1 pcs
24 SP 5 cc 1 pcs
25 SP 3 cc 1 pcs
26 SP 10 cc 3 pcs
27 SP 60 cc 3 pcs
28 NGT No 18 3 pcs
29 NGT No 16 3 pcs
30 URIN BAG 3 pcs
31 ABB No 18 3 pcs
32 ABB No 20 2 pcs
33 ABB No 22 2 pcs
34 ABB No 24 2 pcs
Daftar Alat Tenun, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Belida RSUD Koja :
No Nama barang Jumlah Standar Keterangan
1 Gordyn 18
2 Sprei 46
3 Baju pasien 4
4 gown 24
5 Selimut biasa 40
6 Sarung bantal 46
7 Sarung kasur 46
8 Waslap 6
9 Steek laken 16
Daftar Alat Rumah Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan Belida RSUD
Koja:
No Nama barang Jumlah Standar Keterangan
1 Kursi roda 2
2 Lemari obat emergency 1
3 Meja pasien 23
4 Standar infuse 23
5 Standar waskom double 4
6 Waskom mandi 8
7 Kunci duplikat 9
8 Troly obat 1
9 Troly suntik 2
10 Timbangan BB/TB 1
11 Dorongan oksigen 2
12 Tempat sampah pasien 18
13 Tempat sampah tertutup 6
MONEY
Ruang di ruangan Ruang Belida RSUD Koja memiliki system budgeting yang
diatur langsung oleh Direktorat RSUD Koja baik untuk pelayanan pendanaan
kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai di ruangan Ruang Belida RSUD
Koja mendapatkan gaji, Jasa pelayanan dan Jasa Piket. Bidan juga mempunyai
jaminan pelayanan kesehatan BPJS dari Depkes. Selain itu, Bidan juga mendapat
insentif (jasa medic). Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan
diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja Bidan dan diserahkan proses
pembagiannya kepada kepala ruangan.
Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan hanya
memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk untuk renovasi
ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan fasilitas kesehatan diatur
langsung oleh instalasi sarana dan prasarana.. Ruangan Belida juga memberlakukan
punishment kepada pegawai yang tidak hadir tanpa keterangan dengan melaporkan
ke kepala instalasi rawat inap, pegawai yang salah menggunakan pakaian dinas
dengan memberi teguran, pegawai yang izin sakit harus ada keterangan yang jelas
dan pegawai yang menggunakan sandal pada saat dinas juga memberi teguran.
3.3 Analisa SWOT di Ruangan Belida RSUD Koja
3.3.1 MAN
Strenght Weakness Opportunity Threatened
Adanya orientasi kepada pegawai baru selama Berdasarkan observasi masih RSUD Koja merupakan Adanya tuntutan
3 bulan. adanya Bidan yang tidak Rumah Sakit Tipe B dan masyarakat yang tinggi
Jumlah tenaga Bidan di Ruangan Belida memakai atribut lengkap menjadi RS rujukan DKI untuk mendapatkan
berjumlah 26 orang, dengan jenjang seperti papan nama setiap Jakarta. pelayanan yang lebih
pendidikan S1 Kebidanan 5 orang, DIII harinya. RSUD Koja merupakan professional.
Kebidanan 21 orang. Tidak adanya Visi Misi rumah sakit Pendidikan. Semakin maju dan
Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan Ruangan RSUD Koja mempunyai berkembangnya
Kebidanan yang diberikan oleh Bidan sudah Belum adanya jadwal rutin sarana helliped untuk evakuasi pemikiran serta
sesuai dengan SOP. Suvervisi kepala Ruangan dan udara Pendidikan masyrakat
Bidan di Ruangan Belida diberikan Ronde Kebidanan sehingga dapat
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Kurangnya kepatuhan seragam membandingkan
Adanya penilaian hasil kinerja Bidan yang sesuai Jadwal yang telah di kualitas pelayanan dan
dilakukan oleh karu setiap satu kali sebulan. tentukan memilih pelayanan
memiliki kinerja yang kurang baik akan yang lebih baik.
mendapatkan sanksi berupa teguran dari
kepala ruangan
Kepala ruangan memberikan kesempatan
kepada Bidan untuk menyampaikan kendala
yang ada di ruangan.
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien
diperoleh 88,6% menyatakan puas dengan
pelayanan di Ruangan Belida dan 11,4%
menyatakan cukup puas dengan pelayanan di
Ruangan Belida.
Rata – rata jumlah BOR di atas 85%
3.3.2 METODE
Strength Weakness Oppurtunity Threat
Kepala ruangan telah melakukan fungsinya Sudah terdapat format pengkajian RSUD Koja merupakan salah Adanya tuntutan
sesuai dengan peran pada fungsi sistem checklist di Ruangan Belida satu Rumah Sakit pemerintah akan pelayanan
pengendalian dan evaluasi. Hal ini dilihat namun masih ada dokumen yang terbesar di Jakarta Utara Kebidanan yang
dari adanya operan pre dan post conference belum lengkap. dengan tipe B. lebih baik.
Ruangan Belida memberikan pelayanan Metode penugasan Bidan adalah
kepada pasien Umum dan BPJS. metode tim tetapi Bidan belum
Memiliki struktur organisasi yang jelas dan melaksanakan tugasnya secara
melakukan pendelegasian sesuai alur optimal
struktur Supervisi terhadap
Di setiap shift, ada penanggungjawab pendokumentasian asuhan
terhadap ruangan. Kebidanan belum dilakukan
Terdapat jadwal dinas yang disusun setiap optimal
bulan
Deskripsi tugas Bidan tersusun dengan jelas
Sudah adanya format dokumentasi yang
terintergrasi (catatan integrasi) yang
digunakan sebagai dokumentasi semua
tenaga medis.
Ruangan Belida telah difasilitasi dengan
SAK dan SOP
3.3.3 MATERIAL
Ruang Ruangan Belida telah memberikan Terdapat beberapa lemari pasien RSUD Koja merupakan Adanya persaingan
fasilitas gelang tangan sebagai identitas yang terlihat kurang rapi. rumah sakit tipe B yang mutu pelayanan antar
pasien sebagai pengganti papan nama Belum tersedianya kotak saran memungkinkan untuk Rumah Sakit yang
identitas pasien. yang dapat dimanfaatkan sebagai memperoleh fasilitas yang secara langsung
Ruang Belida telah memiliki pembagian masukan bagi ruangan yang bisa lengkap sehingga ruang maupun tidak
ruagan yang jelas untuk pasien dengan diisi oleh semua pihak guna memiliki kesempatan yang langsung
jaminan kelas III meningkatkan mutu pelayanan di besar untuk melengkapi mempengaruhi aspek
Ruangan Belida telah memiliki Ruangan Belida. fasilitas kesehatan yang belum pelayanan kesehatan.
pembagian alat medis dan alat tenun Masih terlihat atap yang tersedia.
Telah terdapat petunjuk teknik cuci berlubang dan berjamur terdapat
tangan yang benar yang diletakkan di diatas Nurse Station Ruang
dekat tempat desinfektan untuk cuci Belida.
tangan di Ruangan Belida yang dapat
dimanfaatkan oleh semua pihak baik
dokter, Bidan, mahasiswa, pasien maupun
keluarga pasien.
Telah tersedia tempat sampah yang
berbeda untuk jenis sampah medis, non
medis, domestik dan alat- alat tajam.
3.3.4 MONEY
Strenght Weakness Opportunity Threatened
1,5
Peluang (+)
S –W = 11,7
O–T=2
Ancaman (-)
1.1.3 Material
Keberhasilan pengelolaan logistik pmb tergantung pada kompetensi dari pemilik
pmb. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi
antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga
mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat
yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien
sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas.
Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan
pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki
dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional pmb (Urrahman, 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan pmb
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
Berdasarkan hasil observasi kelompok terhadap logistik yang tersedia di Pmb,
terdapat beberapa fasilitas pmb yang terlihat kurang rapi. Pada tanggal 26 juni– 29
Juni 2023 kelompok melakukan penataan ruangan. Kelompok melakukan
pembersihan ruangan yang terlihat kurang bersih sehingga Bidan merasa lebih
nyaman dalam bekerja. Ruang rawat pasien terlihat jauh lebih rapi dan pasien di
ruangan merasa lebih nyaman dan melakukan penerapan 5R yang dilakukan seluruh
ruangan praktik mandiri bidan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Pmb bidan Hj ade loji dimulai pada
tanggal 26 mei – 29 Mei 2023.. Kelompok melakukan pengkajian selama 1 hari dari
tanggal 29 mei 2023 kemudian data diolah/analisa dan merumuskan masalah dimana
kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi. Dari masalah – masalah
tersebut kelompok sudah melakukan intervensi yaitu :
1. Melakukan observasi dalam pengisian Asuhan Kebidanan mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Kelengkapan dokumentasi terkait
dengan Kebidanan.
2. Melakukan sosialisasi tentang uraian tugas Bidan baik Ketua Tim maupun Bidan
pelaksana. Mengobservasi kegiatan pelaksanaan terutama dalam pemberian obat ,
beberapa Bidan masih menggunakan metode fungsional yang seharusnya sudah tidak
dipergunakan lagi dalam pelaksanaan asuhan Kebidanan. Dengan menggunakan
metode tim, Bidan mampu memberikan asuhan Kebidanan secara holistik baik bio-
psiko-sosial-spiritual.
3. Melakukan penataan ruangan dengan membersihkan lemari sehingga Bidan merasa
nyaman dalam bekerja.
Beberapa masalah lain yang ditemukan kelompok di praktik mandiri bidan, tidak
dapat diintervensi karena keterbatasan kemampuan kelompok dalam mengatasi masalah
tersebut, seperti perekrutan tenaga Bidan dan peningkatan SDM untuk ruangan Belida,
pengadaan beberapa bahan logistik fisik dan material yang dibutuhkan beberapa ruangan
Belida yang disesuaikan dengan standart Depkes, dan lain – lain.
5.2 Saran
1. Pihak
Menindak lanjuti rekomendasi untuk beberapa perbaikan material yang
dibutuhkan disetiap ruangan.
2. Pihak Bidan ruangan
a. Bidan melaksanakan pendokumentasian dengan baik dan benar demi terpenuhinya
kebutuhan pasien
b. Sebaiknya ruangan Kebidanan tetap menjalankan metode tim supaya kebutuhan
pasien terpenuhi serta menjalankan peran sesuai dengan pembagian tugas dan
tanggungjawab yang menjadi standarisasi metode tim.
c. Bidan memakai atribut atau papan nama Bidan, agar memudahkan pasien dalam
memenuhi kebutuhan selama dirawat diruang
d. Penerapan 5 R setiap hari pada Ruang kebidanan.
e. Pendokumentasian asuhan Kebidanan sebaiknya dilanjutkan dengan SAK sebagai
standart pendokumentasian Askep.
f. Sosialisasi pendokumentasian sebaiknya dilakukan secara berkala
g. Sebaiknya seluruh pegawai ruangan sebelum masuk ruangan sudah memakai
atribut yang lengkap dan rapi.
5.3 Kesan
1. Kelompok mendapatkan pengalaman yang berharga selama dinas di ruangan
kebidanan, dimana kelompok mendapat pengetahuan bagaimana memanajemen suatu
ruangan rawat inap serta proses-proses yang berjalan dalam sebuah ruangan.
2. Bidan dapat menerima kehadiran tim manajemen Profesi Bidan STIKes Abdi
Nusantara dengan terbuka, Bidan juga banyak memberikan masukan dan bimbingan
yang berharga bagi kelompok baik kepada Karu, CI, Ka.Tim dan Bidan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Duwi. (2018). Buku Ajar Manajemen Kebidanan Untuk Mahasiswa dan Praktisi. Jakarta:
Indonesia Pustaka
Bakri, M. H. (2017). Manajemen Kebidanan (konsep dan aplikasi dalam praktik Kebidanan
profesional). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.