Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN
“MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4 - SEMESTER 6 REGULER

1. Alberthin G. Mano 9. Lenora Sawor


2. Alin R. Pentury 10. Lika Velian
3. Arika wenda 11. Nela Kogoya
4. Astin S. Hukubun 12. Mevis Ibo
5. Ervina Jawa Hekin 13. Rutmila Yoku
6. Harumitha Tokayu 14. Sisilia A. Waromi
7. Husniati Rachma 15. Wahyu Setianingsih
8. Ida BAru

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
demi memenuhi tugas Manajemen Keperawatan dengan judul “Manajemen
Asuhan Keperawatan”. Diharapkan dari makalah ini mahasiswa/ i dan pembaca
dapat mengetahui mengenai pengertian manajemen asuhan keperawatan,
manajemen proses keperawatan, manajemen pada tahap pengkajian, diagnosa,
perencanaan, konferensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini bukan lah usaha dari
kelompok sendiri melainkan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu baik secara moril maupun materil.

Tentunya dalam penulisan dan penyusunan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi perbaikan atas segala kekurangannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

Jayapura, 26 Februari 2017

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Asuhan Keperawatan ........................................................ 3
B. Manajemen pada Proses Keperawatan .................................................................... 4
1. Manajemen Pada Tahap Pengkajian Keperawatan ............................................. 5
2. Manajemen Pada Tahap Diagnosa Keperawatan ............................................... 6
3. Manajemen Pada Tahap Perencanaan Keperawatan ........................................... 7
4. Manajemen Pada Konferensi Keperawatan ........................................................ 9
5. Manajemen Pada Tahap Implementasi Keperawatan ....................................... 13
6. Manajemen Pada Tahap Evaluasi Keperwatan ................................................. 18
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan


keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar
akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan
keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi
secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen
asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan
dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan
oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan yang
diberikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengertian manajemen asuhan keperawatan ?


2. Apa saja manajemen pada proses keperawatan ?
3. Bagaimana manajemen pada tahap pengkajian keperawatan ?
4. Bagaimana manajemen pada tahap diagnosa keperawatan?
5. Bagaimana manajemen pada tahap perencanaan keperawatan?
6. Bagaimana manajemen pada tahap konferensi keperawatan ?
7. Bagaimana manajemen pada tahap implementasi keperawatan ?
8. Bagaimana manajemen pada tahap evaluasi keperawatan ?

1
C. Tujuan
1. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami tentang pengertian
manajemen asuhan keperawatan
2. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada proses keperawatan
3. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada tahap pengkajian keperawatan
4. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada tahap diagnosa keperawatan
5. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada tahap perencanaan keperawatan
6. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada tahap konferensi keperawatan
7. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada tahap implementasi keperawatan
8. Mahasiswa/i mampu mengerti dan memahami mengenai manajemen
pada tahap evaluasi keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen keperawatan secara singkat di artikan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/
keluarga serta masyarakat (Gillies, 1985).

Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan


integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan (Huber, 2000).

Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan


adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan.

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional


yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para staf untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien
melalui manajemen asuhan keperawatan. Supaya dapat memberikan
pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target
maupun alat kontrol pelayanan keperawatan. Seluruh aktifitas manajemen
baik kognitif, efektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-
fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan


yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

3
B. Manajemen pada Proses Keperawatan
Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada
berbagai tahap dalam keperawatan.
1. Pengkajian
Merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang
mengaruskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa
lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan
kesehatan di masa datang. Pengkajian ini meliputi proses
pengumpulan data, memvalidasi dan menginterprestasikan informasi
tentang pasien sebagai individu yang unik.
2. Diagnosa
Merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil
dapat berupa rumusan diagnosa keperawatan, yaitu respon
biosikososiospiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun
potensial.
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu
memformulasikan diagnosis keperawatan . Perawat memilih metode
khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternative untuk
menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal.
Semua kegiatan keperawatan harus menggunakan sumber – sumber
yang tersedia melalui penetapan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek.
4. Implementasi keperawatan
Merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan. Semua
kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien harus direncanakan untuk menunjang tujuan
pengobatan medis, dan memenuhi rencana keperawatan.
Implementasi rencana asuhakan keperawatan berarti perawat
mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik semua

4
personil keperawatanyang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.
Pemantuan yang terus menerus terhadap personil keperawatandan
pasien, termaksud evaluasi perilaku dan pendidikan, merupakan
supervis keperawatan yang penting.
5. Evaluasi
Adalah langkah kelima dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan perkembangan sistematis dan standar dari tujuan yang
dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang
actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektivan
asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang
diidentivikasi sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai oleh
perawat, pasien dan keluarga. Kelima langkah dalam proses
keperawatan ini dilakukan teru menerus oleh perawat, melalui
metode penugasan yang telah ditetapakn oleh para manajer
keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan( terutama
menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang
melibatkan berbagai fungsi menejemen, dalam rangka
mempengaruhi dan mengerakan bawahan. Hal itu dilakukan agar
mampu memberikan asuhan keperawatan yang mewadai, dengan
kode etik dan standar praktek keperawatan.

1. Manajemen Pada Tahap Pengkajian Keperawatan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengkajian adalah:
a. Perawat memiliki pemahaman yang mendalam tentang
pengetahuan fisiologi, psikologi, social, dan kultural;
b. Perawat memiliki pemahaman tentang proses keperawatan;
c. Perawat memiliki pemahaman tentang diri perawat sendiri,
respons fisiologis dan psikologis;
d. Perawat harus menerima pasien apa adanya;

5
e. Perawat harus berperan sebagai pengamat (observer),
pendengar aktif dan mempunyai pengertian yang baik tentang
informasi apa yang dikumpulkan, dimana dan bagaimana;
f. Perawat harus mengumpulkan data secara sistematis dan
mengunakan pedoman yang mudah di mengerti;
g. Perawat menggunakan teori-teori seperti hierarki Maslow
tentang kebutuhan dasar manusia, teori tentang adaptasi
manusia, dan teori De Elizabeth Kulber-Ros tentang reaksi
pengalaman lalu dan sekarang;
h. Waktu yang diperlukan untuk pengkajian harus diprioritaskan
sehingga perawat-pasien dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
pengumpulan data;
i. Perawat harus memahami teknik komunikasi;
j. Perawat harus memahami factor-faktor distraksi baik eksternal
maupun internal dari pasein;
k. Kedekatan dan kepercayaan antara perawat-pasien harus
mendapat prioritas;
l. Perawat harus belajar “objective concern”, sering kontak dengan
pasien yang memang memerlukan bantuan perawat lebih karena
kondisinya;
m. Data harus dikumpulkan sesegera mungkin setelah pasien ada;

Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan pada tahap


pengkajian adalah wawacara, observasi, dan pemeriksaan. Dalam
pengumpulan data, perlu ditetapkan kualifikasi tenaga keperawatan
yang tepat, dan juga tempat, fasilitas, serta sarana yang diperlukan.

2. Manajemen Pada Tahap Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan keputusan profisional dari
perawat yang menggambarkan kondisi pasiennya. Proses diagnosa
mencakup pengelompokan data, analisa, dan merumuskan diagnosa.

6
Diagnosa keperawatan ada yang bersifat aktul, potensial, dan
posibel. Perawat yang akan merumuskan diagnosa keperawatan
harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang fisiologi-patologi,
area masalah keperawatan, serta kemampuan berpikir secara
objektif dan kritis.

Diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan harus dimasukan


dalam daftar masalah keperawatan klien dan ditandatangani oleh
perawat yang bersangkutan.

3. Manajemen Pada Tahap Perencanaan Keperawatan


Jika perawat ingin memberikan asuhan keperawatan yang efektif
kepada pasien, perawat harus menggunakan lebih banyak pikiran
dalam menyusun perencanaan. Perencanaan akan menentukan jenis
intervensi perawat.

Kesehatan merupakan salah satu alasan utama dalam


perencanaan terutama di dalam kebingungan dan disorganisasi
aktivitas keperawatan di bangsal dan asuhan keperawatan yang
buruk. Semakin kompleks jenis usaha pasien perencanaan akan
semakin penting. Perencanaan mencakup dalam rangka memecahkan
masalah pasien. penggambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan profesi. Fisofil personal kesediaan menerima tanggung
jawab menggambilan keputusan dan kesediaan membantu anggota
tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan keperawatan pasien.

a. Tahapan perencanaan keperawatan


Tahapan perencanaan keperawatan terdiri atas :
1) Penyusunan prioritas masalah pasien yang telah
terindentifikasi.
2) Perumusan tujuan untuk setiap masalah pasien

7
3) Pemilihan intervensi keperawatan spesifik untuk mencapai
tujuan.
4) Pencatatan informasi pada formulir “rencana asuhan
keperawatan”.
b. Tujuan menulisan rencana asuhan keperawatan
Rencana asuhan keperawatan memperlihatkan apakah perawat
betul-betul membantu pasien dan bagaimana menbantu pasien
dan keluarga mencapai tujuan. Selain itu, rencana tersebut
mengarahkan apa yang harus dilakukan perawat untuk mencapai
hasil yang diharapkan agar proses pencapaian menjadi lebih
efektif. Tujuan menulis rencana asuhan keperawatan :
1) Menunjukkan tujuan asuhan keperawatan.
2) Sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepada pasien
3) Sebagai alat komunikasi bagi seluruh staf yang terkait
dengan pasien.
4) Sebagai pedoman supervisi dalam melkasanakan asuhan
keperawatan.
5) Sebagai dasar untuk menangani asuhan keperawatan.
c. Bagian-bagian penting dalam rencana asuhan pasien
Istilah rencana asuhan pasien disini adalah uraian seluruh
asuhan terhadap pasien yang menjadi tanggung jawab perawat.
Asuhan pasien mencakup 3 aspek : asuhan umum yaitu asuhan
yang di instruksikan oleh dokter atau kebijakan oleh rumah
sakit, asuhan medis yang diinstrusikan oleh dokter tetapi
didelekasikan kepada yang lain, dan asuhan keperawatan yang
diinstrusikan dan menjadi tanggung jawab perawat. Bagian-
bagian rencan asuhan pasien adalah sebaga berikut.
1) Asuhan umum pasien (general patient care). Hal ini
mencakup keperluan makan minum jumlah aktivitas fisik,
kebersihan diri, keamanan, dan kenyamanan.

8
2) Asuhan medis yang didelegasikan (delegated medical care).
Tanggung jawab utama dokter adalah diagnosi dan terapi
untuk mengobati penyakit atau menguragi gejala. Dokter
mendelegasikan kepada staf keperawatan atau spesialis
teknik. Misalnya, pemberian infus dalam rangka diagnosis
dan tujunan terapi medis.
3) Intervensi keperawatan (nursing intervention or nursing
orders). Intervensi ini merupakan tanggung jawab perawat
yang ditujukan untuk mengatasi respon pasien terhadap
penyakitnya.

4. Manajemen Pada Konferensi Keperawatan


Perawat profisional bertanggung jawab terhadap penyusunan
rencana asuhan keperawatan dan membertahankannya agar tetap
baru (up to date). Konferensi keperawatanlah yang akan
mempertahankan rencana asuhan keperawatan agar tetap baru setiap
hari dan mempergunkannya secara konstan. Karena hal itu
merupakan persyaratan awal bagi asuhan keperawatan efektif.

Informasi terbaru sangat diperlukan dalam rencana asuhan


keperawatan. Informasi terbaru ini dapat diperoleh:

 Selama ronde kunjungan pasien;


 Pada saat pengecekan kardeks atau chart pasien dengan interval
yang teratur;
 Pada saat laporan diberikan, misalnya laporan pergantian dinas
dan pada saat pelaporan semua kondisi terbaru pasien;
 Pada perubahan-perubahan yang dibuat oleh primary nurse. Jika
pasien dirawat dengan penugasan primary nurse, perawat
bertanggung jawab terhadap pasien 24 jam/ hari selama pasien
dirawat di rumah sakit. Semua perubahan dilakukan oleh

9
primary nurse, kecuali pada saat tidak dinas, yang didelegasikan
kepada associate nurse;
 Pada konferensi keperawatan. Konferensi ini merupakan waktu
untuk melengkapi semua informasi tentang kondisi pasien dan
untuk meyakinkan apakah semua bagian dan perencanaan dapat
digunakan.

a. Konferensi rencana asuhan keperawatan


Diskusi kelompok dan rencana asuhan keperawatan cenderung
mengurangi metode fungsional yang lama untuk asuhan
keperawatan. Hal itu karena semua staf yang terlibat dalam
asuhan keperawatan lebih menyadari bahwa pasien perlu lebih
dihargai dan dibantu semaksimal mungkin. Dalam hal ini,
perawat mempunyai tugas untuk membangun dinamika
kelompok dan tim kerja. Seluruh staf harus dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pasien. Dan tugas konferensilah untuk
membantu setiap orang.
b. Tujuan Konferensi
1) Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi akan membahas bentuk asuhan pasien secara
individual dan komprehensif. Setiap staf yang terlibat dapat
memberikan masukan. Hal ini akan menambah pengetahuan
bagi seluruh staf. Selain itu, staf merasa diperhatikan, yang
ada pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerja dan
kepercayaan diri.
2) Mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai
Selama konferensi, kelompok menjadi lebih sadar dan
mengerti tentang perbedaan jenis pelayanan yang diberikan
kepada pasien di rumah sakit, sehingga jenis – jenis
pelayanan ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh
pasien.

10
3) Meningkatkan semangat kooperatif
Selama konferensi, staf bekerja sama belajar lebih banyak
tentang pasien serta terlibat dalam perencanaan dan
pemberian asuhan. Semangat kerja dirangsang oleh
perasaan puas yang timbul jika mereka masing – masing
mampu bekerja dengan baik. Hal ini akan meningkatkan
semangat kooperatif.
4) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman staf
keperawatan
Dalam konferensi, semua hal tentang pasien akan
didiskusikan bersama. Semua intruksi terhadap pasien dapat
disampaikan pada saat konferensi. Dalam diskusi ini,
tergambar peran dari masing-masing orang terlibat dalam
asuhan pasien. Disampaikan pula informasi tentang
bagaimana bila berbicara dengan pasien, apa yang harus
dikatakan, apa yang tidak boleh dikatakan, serta interpretasi
tentang kebijakansanaan rumah sakit. Selain itu, secara
umum,sebisa mungkin harus dijaga agar hanya sedikit topic
yang berkembang di luar masalah spesifik pasien.

Konferensi rencana asuhan keperawatan harus


direncanakan.beberapa perencanaan awal sangat diperlukan agar
konferensi berjalan dengan baik dan dapat membantu setiap orang
untuk dapat berpartisipasi dalam perencanaan asuhan keperawatan
pasiennya.

Perencanaan awal konferensi mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Perencanaan asuhan individual pasien.


b. Pemilihan waktu yang tepat sehingga tidak menggangu watu
asuhan keperawatan pasien. Perawat harus memilih waktu yang
tidak berbenturan dengan pekerjaan orang lain, sehingga orang

11
tersebut dapat datang tepat waktu. Oleh sebeb itu, hendaknya
konferensi merupakan bagian dari kegiatan rutin, dan
pemimpinlah yang bertanggung jawab mengaturnya. Selain
itu,waktub harus digunakan seefektif mungkin untuk konferensi
tiap pasien, lebih kurang 20-30 menit. Akan tetapi, untuk
konferensi awal,lebih baik digunakan waktu yang relative
pendek;jika sudah diterima,baru digunakan waktu yang relative
pendek; jika sudah diterima,barudigunakan waktu sesuai
kebutuhan.
c. Pemilihan pasien. Sebaiknya pasien dipilih satu hari sebelum
konferensi.kondisi pasien juga perlu
dipertimbangkan.artinya,data masalah yang dikonferensi harus
yang terbaru.
d. Persiapan pemimpin konferensi,yaitu:
1) harus mengetahui lebih banyak tentang pasien dan
mengobservasi langsung kondisi pasien;
2) mempersiapkan topic/ruang lingkup yang akan dibahas
pada konferensi secara tertulis;
3) mampu memimpin konferensi dengan strategi:
a) Menciptakan suasan nyaman
b) Memulai dengan diskusi
c) Menjaga agar diskusi selalu berorientasi pada pasien.
d) Melakukan evaluasi dan membuat ringkasan isi
konferensi
e) Membuat dokumen seluruh isi konferensi
4) Mampu mempertahankan “group control” selama koferensi
yang aspeknya mencakup :
a) Orang yang banyak berbicara :
b) Orang yang sedikit berbicara:
c) Pengawasan kelompok antagonis;
d) Kelompok pasif;

12
e) Kelompok aktif.

5. Manajemen Pada Tahap Implementasi Keperawatan


Perawat professional harus menggunakan semua teknik
manajemen,yang salah satunya adalah supervise. Selain itu untuk
membantu staf memberikan asuhan keperawatan dengan baik,
perawat harus mampu menggunakan sikap kepemimpinan yang
meyakinkan bahwa pasien benar-benar menerima asuhan yang
diperlukan setiap waktu dan dengan cara seperti yang dinginkan.
Rencana asuhan pasien adalah daftar instruksi dokter dan kegiatan
rutin, biasanya mencakup pengobatan, obat-obatan, serta instruksi
keperawatan. Sedangkan untuk interaksi keperawatan,biasanya
disebut rencana asuhan keperawatan.

Uraian berikut ini membahas tentang sejumlah pilhan cara agar


perawat professional dan pembantu-pembantunya dapat menggunkan
rencana asuhan pasien secara utuh.

a. Menggunakan rencana asuhan pasien dalam mengorganisasi


pekerjaan
1) Perencanaan adalah bagian dari manajemen asuhan pasien
Mengimplementasikan rencana asuhan pasien tidak hanya
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan, tetapi juga mencakup
observasi, pengambilan keputusan, dan komuikasi. Untuk
melaksanakannya, seseorang pertama kali harus mempuyai
perencanaan. Perencanaan berarti berpikir secara konstan
dan memutuskan serangkaian kegiatan. Manajer perawat
harus menentukan apa yang harus dilakukan, siapa yang
akan melakukan bagian-bagian asuhan, kapan, dan
bagaimana. Perawat harus memutuskan asuhan keperawatan
apa yang penting untuk pasien, dan siapa yang memenuhi

13
syarat untuk memberikan asuhan sesuai instruksi pada
rencana asuhan keperawatan.
2) Pengetahuan diperlukan untuk perencanaan yang baik
Tujuan utama keperawatan adalah menberikan asuhan yang
berorientasi pada pasien. Perawat harus bekerja sama dan
menerima pasien sebagai individu dan menyadari adanya
masalah pasien. Staf keperawatan harus mempunyai
pengetahuan yang terkait kondisi dan masalah pasien.
Rencana asuhan keperawatan harus selalu siap untuk
digunakan,mulai dari saat pasien masuk dan diteruskan
sesuai perkembangan pasien. Perawat harus selalu
mengunjungi pasien untuk mendapat informasi yang cukup
untuk mendukung pengorganisasian kegiatan keperawatan.
Staf keperawatan harus tahu apa yang harus dilakukan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dan apa
otoritas dari masing-masing tugas tersebut. Setiap orang
harus terbiasa dan harus memahami kebijakan-kebijakan
dan aturan rumah sakit, baik tertulis maupun tidak, dan
perubahan-perubahan yang telah dilakukan.
3) Perencanaan penting untuk kegiatan yang efekti
Apabila tidak ada perencanaan, maka yang ada adalah
kebingungan. Perencanaan membuat kita tahu ke mana kita
harus pergi dan bagaimana mencapainya tanpa informasi
tentang ini. Semua aktivitas akan sia-sia atau hanya sedikit
yang dapat dicapai.
Dalam manajemen asuhan pasien yang baik. Perencanaan
dan organisasi yang sangat penting,tidak hanya untuk
menyediakan asuhan keperawatan yang baik tetapi juga
untuk koordinasi semua aktivitas. Organisasi sangat penting
jika individu mengerti apa yang diharapankan oleh mereka.
Dengan pengertian ini perasaan menjadi lebih aman. Hal ini

14
penting untuk memunculkan kepuasan kerja dan mendorong
semangat kerja yang lebih baik.
4) Mengatur pekerjaan diri kita sendiri
Asuhan keperawatan akan efektif jika bisa memenuhi
kebutuhan pasien yang mencakup kebutuhan fisik, emosi,
dan spiritual. Mengatur pekerjaan mempunyai arti
menyusun prioritas mana yang paling penting untuk
keselamatan pasien bagi pekerjaan staf, sehingga setiap
pasien akan menerima asuhan sesuai kebutuhan dan pada
waktu yang tepat. Keterampilan dalam perencanaan dan
pengorganisasian biasanya meningkat sesuai dengan
pengalaman, tetapi kita harus mencoba untuk
meningkatkannya dari hari ke hari.
5) Menjawab enam pertanyaa what,why,when,who,where dan
how
Pada saat mengorganisasi pekerjaan,setiap perencana kerja
harus menjawab enam pertanyaan,yaitu what, why, when,
who, where, dan how, sehingga perencanaan menjadi
lengkap.
a) Jawaban terhadap pertanyaan what (apa) dan why
(mengapa) akan menguraikan tentang apa dan mengapa
asuhan keperawatan penting bagi pasien serta fasilitas
dan sarana apa yang diperlukan.
b) Jawaban untuk pertanyaan when (kapan) menguraikan
tentang waktu serta berapa lama asuhan keperawatan
diberikan, sehingga dapat dinilai efisiensi asuhan
kepeprawatan.
c) Jawaban terhadap pertanyaan how (bagaimana) harus
merujuk kepada kebijakan rumah sakit, manual
prosedur, dan rencana asuhan keperawatan pasien.
Jawaban akan memberikan gamabaran tentang metode,

15
strategi, tahap-tahap, dan asuhan keperawatan yang
deberikan. Selain itu juga dapat dilihat apakah metode
dan strategi yang dipilih benar-benar efisiensi sehingga
akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
d) Jawaban terhadap pertanyaan where (dimana)
menunjukkan tempat di mana asuhan keperawatan
dilaksanakan. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan
who(siapa) mencakup siapa yang harus melaksanakan
asuhan keperawatan, apakah dapat didelegasikan
kepada pembantu perawat atau kepada perawat
praktis.jadi intinya memilih orang yang tepat untuk
suatu tugas adalah penting.
b. Menggunakan rencana asuhan pasien dalam orientasi
Orientasi adalah kegiatan pengenalan untuk mempelajari
situasi,lingkungan, dan program tempat kerja.beberapa orientasi
harus mencakup informasi yang terkait.artinya, tidak hanya
mencakup situasi fisik dan rumah sakit, tetapi mencakup juga
tugas dan tanggung jawab spesifik dari setiap orang.
Orientasi harus dilaksanakan terus-menerus selama beberapa
hari sampai seseorang merasa diterima dalam lingkungan
ruangan,sehingga ia bisa bekerja dengan tenang dan aman. Hal
itu penting terutama untuk tenaga perawat baru.perencanaan
pasien dapat digunakan sebagai bahan belajar untuk memahami
prosedur-prosedur atau strategi kerja dalam asuhan keperawatan.
c. Menggunakan rencana asuhan pasien sebagai pedoman untuk
supervise
Perencanaan dan organisasi dipakai sebagai dasar untuk
supervise yang efektif. Supervise mencakup semua aktivitas
yang diyakini manajemen akan membantu mencapai tujuan
adminitrasi. Kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian integral
dari supervise dalam keperawatan mencakup pelaporan,

16
pembagian tugas, pemberian arahan, pengamatan, penilain,
pembimbingan, dan pendidikan pekerja. Supervise keperawatan
meyakinkan bahwa semua pasien menerima asuhan seperti yang
seharusnya. Hal ini dimulai dengan memberikan laporan tentang
setiap pasien kepada staf perawat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan supervise
adalah sebagai berikut.
1) Memberikan laporan pasien dengan lengkap
Laporan adalah tanggung jawab mendasar dari administrasi
dan manajemen. Laporan perawatan adalah salah satu
bentuk dan orientasi yang tujuannya memberikan informasi
tentang situasi yang ada dan terjadi saat imi, yang
digunakan untuk mempersiapkan personal kerja pada hari
ini.
Setiap staf keperawatan,baik perawat maupun pembantu
perawat, harus mempunyai pengetahuan yang sama tentang
kondisi pasien. Pengetahuan ini mencakup masalah pasien,
metode untuk membantu memecahkan masalah pasien, serta
pengobatan dan pengembangan kondisi pasien.
2) Membuat rancangan laporan agar lengkap dan membantu
a) Setiap laporan harus berisi kebenaran dan
menggambarkan kondisi pasien.
b) Perawat selalu memanggil tiap pasien dengan nama.
c) Perawat selalu menggunakan rencana asuhan pasien
sebagia pedoman dalam memberikan gambaran yang
lengkap tentang pasien.
d) Perawat harus mempertahankan laporan pada tingkat
professional.
3) Melakukan tugas dengan baik
a) laporan yang baik merupakan awal dari memulai tugas
dengan baik.

17
b) Semua arahan harus diberikan secara akurat dan
lengkap.
c) Tugas-tugas disusun secara individual
d) Prinsip-prinsip delegasi/ pelimpahan tugas harus
diikuti.
d. Menggunakan rencana asuhan keperawatan pasien untuk
meyakinkan kelanjutan asuhan pasien
1) Perencanaan asuhan keperawatan pasien harus
menggambarkan instruksi-instruksi keperawatan yang harus
dilakasanakan selama 24 jam. Jika pasien harus pindah
tempat perawatan, rencana asuhan harus ditransfer ke
tempat yang baru.
2) Rencana asuhan keperawatan pasien harus digunakan
sebagaian dasar untuk dokumentasi asuhan keperawatan.
Pendokumentasian dalam bentuk catatan pasien
menggambarkan perkembangan kondisi pasien dan
menggambarkan semua kegiatan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan sebagaian tanggung
jawabanya terhadap masyarakat.

6. Manajemen Pada Tahap Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah tahap akhir dalam rangkaian pemecahan
masalah yang merupakan bagian dari tanggung jawab setiap perawat
professional. Beberapa konsep dasar untuk membantu dalam
mengevaluasi pencapaian asuhan keperawatan adalah :

a. Selalu berpikir kritis dalam proses evaluasi;


b. Kriteria evaluasi harus dikembangankan untuk menyakinkan
validitas, sehingga evalusi menjadi lebih objektif;
c. Standar asuhan keperawatan harus didefinisikan dengan jelas
dan digunakan secara konsisten;

18
d. Partisipasi pasien dan keluarga dalam evaluasi sangat
diperlukan,agar evaluasi menjadi lebih tepat.
Evaluasi asuhan keperawatan sangat menentukan gambaran dan
kualitas asuhan keperawatan. Untuk hal ini,seharusnya diterapkan :
a. Penggunaan metode evaluasi yang tepat, yaitu mempelajari
rencana asuhan keperawatan,mengobservasi perilaku pasien
sebagai respons terhadap asuhan keperawatan,mempelajari
catatan berorientasi masalah,serta pencatatan keperawatan;
b. Audit keperawatan secara periodik;
Pengumpulan umpan balik dari pasien tentang asuhan
keperawatan yang diberikan

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan
adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan
keperawatan.
2. Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada
berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Perencanaan keperawatan
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi

B. Saran
Sebaiknya dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan manajemen
yang sebaik mungkin sehingga proses keperawatan lebih terorganisir dan
erstruktur dengan baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Suarli, S & Bahtiar, Yanyan. 2012. MANAJEMEN KEPERAWATAN dengan


Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Medical Series

Arwani & Supriyanto, Heru. 2005. MANAJEMEN BANGSAL KEPERAWATAN.


Jakarta: EGC

Rosmalia, dewi, dkk. 2014. Analisis Sistim Manajemen Dokumentasi


Keperawatan pada Poliklinik Gigi Rumah Sakit di Bukittinggi. Forum
Penelitian. Halaman 967 – 972

http://repository. usu. ac. id/ bitstream/123456789/ 45574/ 4/ Chapter% 20II. Pdf.


Diakses tanggal 23 Februari 2017.

Aswar, Muh. 2014. Manajemen Asuhan Keperawatan. UIN Alauddin Makassar :


Jurusan S1 ilmu keperawatan. Diakses pada tanggal 23 februari 2017.

21

Anda mungkin juga menyukai