Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN GIPS

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Tri Riana Lestari, SKM, MKes

DISUSUN OLEH :

Tingkat III A KEPERAWATAN

Eka Yuni Lestari P17120017012

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 1

Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan

Tahun 2018/2019
KASUS

PERAWATAN GIPS

An. M adalah anak usia 1 tahun yang mengidap penyakit CTEV (Congenital
Talipes Equano Varus) atau yang biasa disebut kaki bengkok. Penyakit tersebut
merupakan penyakit keturunan, karena riwayat penyakit adik daripada ayah
pasien mengidap penyakit yang sama. An. M merupakan anak terakhir dari 3
bersaudara, semua kakaknya berjenis kelamin perempuan dan tidak ada yang
memiliki penyakit yang sama dengan An. M. Setelah dilakukan pemeriksaan
diketahui mata kaki ke dalam dan tendon memendek pada ekstremitas kanan.
Maka ditindaklanjuti dengan cara operasi tendon achilles pada tanggal 23
Oktober 2019. An. M dipasang gips dengan jenis gypsona menggunakan
supratul kasa. Diketahui pendidikan terakhir ayah dan ibu pasien adalah sekolah
menengah pertama, mereka tidak tahu caranya merawat gips yang dipasang pada
ekstremitas bawah kanan anaknya.
A. Faktor Predisposisi

1. Riwayat Keperawatan
An. M dengan diagnosa CTEV Dekstra sejak lahir. Dilakukan tindakan
operasi tendon achilles pada tanggal 23 Oktober 2019. Pasien dipasang gips
dibagian ekstremitas bawah kanan. Kedua orang tua pasien tidak
mengetahui cara perawatan gips sementara pasien akan dipulangkan.
2. Pemeriksaan Fisik

An. M memiliki BB 9,4 kg TB. 75 cm dan Tanda-tanda vitalnya adalah


pernapasan 24x/menit, nadi 124x/menit, suhu tubuh 36.2 Celsius, Kulit
wajah tampak merah dan terpasang gips pada ekstremitas bawah bagian
kanan.

2. Kesiapan Belajar
Keluarga pasien mengatakan semua hal akan mereka lakukan untuk dapat
mempersiapkan hal-hal yang perlu dilakukan seperti melakukan perawatan
gips.. Pengetahuan keluarga mengenai cara perawatan gips masih sangat
kurang karena mereka belum pernah mendapatkan informasi tentang hal
tersebut dari sumber apapun. Mereka dapat berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik.
3. Motivasi Belajar

Keluarga mengatakan bahwa mereka tertarik untuk mempelajari


pentingnya perawatan gips karena tidak ingin anaknya sakit kembali dan
mengkhawatirkan kondisi anaknya yang terpasang gips. Keluarga
mengatakan siap dan sangat bersemangat untuk diberi penyuluhan oleh
perawat.

4. Kemampuan Membaca
Keluarga memiliki kemampuan membaca dan menulis cukup baik.
Ketika diberikan sebuah bacaan berupa “leaflet” tentang perawatan gips
dan diminta untuk membacanya, keluarga dapat menjelaskan kembali serta
mendemonstrasikan kembali inti dari isi “leaflet” itu. Keluarga mengatakan
lebih menyukai bahan bacaan yang bergambar dan berwarna karena dapat
dengan mudah diingat dan dimengerti.

B. Faktor Pemungkin / Pendukung

1. Sarana dan Prasarana Fasilitas Kesehatan


Sarana dan prasana di Rumah Sakit Harapan Kita terbilang cukup lengkap
seperti adanya Rumah sakit induk rawat jalan, dokter praktek ahli, mobil
ambulance, dan adanya poster-poster kesehatan yang telah disebarkan di
sekitar rumah sakit

2. Jarak dan Rumah ke Fasilitas Kesehatan


Jarak tempuh cukup dekat dari puskesmas dan dapat dijangkau hanya dengan
berjalan kaki selama 20 menit dan ditempuh dengan sepeda motor dengan
waktu sekitar 10 menit.

3. Kelengkapan Persiapan di Pelayanan Kesehatan

Di Rumah sakit perawat dan tenaga kesehatan lainnya telah memiliki


keterampilan memberi penyuluhan kesehatan pada keluarga dengan baik
karena telah sering dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu
penyuluhan berupa, leaflet (brosur) dan lembar balik. Dan dapat
mendemonstrasikan perawatan gips dengan baik.

C. Faktor Penguat / Pendorong

An. M tinggal bersama keluarganya. Keluarganya ingin mempelajari cara


perawatan gips untuk anaknya agar anaknya merasa aman dan nyaman selama
menggunakan gips tersebut..

RENCANA KEPERAWATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok pembahasan : Perawatan Gips

Sub pokok pembahasan : Cara Perawatan Gips

Sasaran : Keluarga dari An. M

Hari/tanggal : Jumat, 25 Oktober 2019

Tempat : Rumah Sakit Harapan Kita Ruang Widuri

Pukul : 09.00-09.30

Penyuluh : Eka Yuni Lestari

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit
diharapkan keluarga dapat melakukan perawatan gips pada
anaknya secara rutin dengan tata cara yang benar secara mandiri.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien
mampu :
a. Menyebutkan kembali pengertian gips
b. Menyebutkan kembali tujuan pemasangan gips
c. Menyebutkan kembali indikasi pemasangan gips
d. Menyebutkan kembali komplikasi penggunaan gips
e. Menyebutkan kembali perawatan gips

B. Sasaran

Keluarga dari An. M


C. Materi belajar

No. Materi

1. Apa pengertian atau definisi gips?

2. Sebutkan tujuan pemasangan gips?

3. Sebutkan indikasi pemasangan gips?

4. Sebutkan komplikasi penggunaan gips?

5. Sebutkan tata cara perawatan gips?

D. Media Belajar

a. Power point : yang berisi penjelasan dalam gambar dan tulisan


tentang : pengertian gips, tujuan pemasangan gips, indikasi
pemasangan gips, komplikasi penggunaan gips, dan tata cara
perawatan gips.
b. Leaflet yang berisi tentang Menjelaskan tentang : pengertian
gips, tujuan pemasangan gips, indikasi pemasangan gips,
komplikasi penggunaan gips, dan tata cara perawatan gips.

E. Metode
o Metode diskusi : untuk penyampaian materi kepada keluarga An.
M.
o Metode demonstari : untuk mencapai tujuan yaitu keluarga An. M
dapat melakukan senam nifas secara mandiri setelah melahirkan.
F. Rancangan setting/ tempat untuk penyuluhan

Setting Tempat Penyuluhan

= Perawat = Keluarga An. M

= meja dan lembar balik

G. Kegiatan Pembelajaran

NoNo. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Pembukaan :

1. 5 menit
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali pengetahuan memperhatikan
kelurga An. M 3. Menjawab pertanyaan sesuai
Mengenai Perawatan 4. Mendengarkan dan
Gips memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan 5. Menyetujui kontrak waktu
5. Membuat kontrak
waktu
2. 15 menit Pelaksanaan:

1. Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan
dan teratur

a) Menjelaskan tentang
Definisi gips 1. Menjelaskan dan
b) Tujuan pemasangan memperhatikan penjelasan
gips penyuluh
c) Indikasi penggunaan 2. Mengikuti Demonstrasi Tata
gips Cara Perawatan Gips
d) Komplikasi 3. Aktif bertanya
penggunaan gips 4. Mendengarkan
e) Tata cara perawatan
gips
1. Mendemonstrasikan tata
cara perawatan gips
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3. 5 Menit

Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan
1. Memberi
2. Menjawab lalu Berdiskusi
kesempatan
3. Menjawab pertanyaan
pada keluarga
4. Mendemonstrasikan tata cara
An. M untuk
perawatan gips
bertanya
5. Menceritakan perasaan klien
2. Keluarga dapat
6. Mendengarkan
menyampaikan
secara singkat
materi
penyuluhan
(pertanyaan
jawaban
terlampir)
3. Dapat
menyebutkan
serta
mendemonstrasi
kan tata cara
perawatan gips
4. Memberikan
Reinforcement
5. Memberikan masukan

4. 5 menit Penutup:

1. Menyimpulkan materi
1. Menyimpulkan materi
yang telah
disampaikan 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam

EVALUASI
A. Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari
proses pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan lisan
Prosedur : pertanyaan diberikan pada saat akhir pembelajaran, tetapi
keluarga An. M diperkenankan bertanya pada saat penyuluhan berlangsung.

1. Waktu : 15 menit
2. Bentuk soal : soal diberikan secara lisan
3. Jumlah soal : 5 soal
4. Jenis soal : soal dijawab dalam bentuk uraian lisan
Teknik evaluasi : Jawaban akan dinilai berdasar pada interpretasi klien dan
suami, tidak baku dengan apa yang disampaikan

B. Pertanyaan Lisan
Pertanyaan untuk evaluasi pemahaman klien
a. Apa pengertian atau definisi gips?
b. Jelaskan tujuan penggunaan gips?
c. Sebutkan indikasi penggunaan gips?
d. Sebutkan komplikasi penggunaan gips?
e. Sebutkan tata cara perawatan gips?

C. Jawaban Klien

1. Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai
kontur tubuh dimana gips dipasang.
2. Tujuan Penggunaan Gips
Untuk mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan
memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yang terletak
didalamnya.
3. Indikasi Pemasangan Gips
a. Immobilisasi dan penyangga fraktur
b. Istirahatkan dan stabilisasi
c. Koreksi deformitas
d. Mengurangi aktifitas
e. Membuat cetakan tubuh orthotic

4. Komplikasi Pemasangan Gips

a. Rasa sakit akibat tekanan

b. Bengkak

c. Kulit melepuh

d. Gangreen

5. Tata Cara Perawatan Gips

a. Gunakan kipas angin atau hair dryer untuk meniup jika bagian yang
dibalut gips terasa gatal.

b. Jauhkan gips dari kotoran dan selalu menjaga kebersihan di daerah sekitar
tubuh yang dibalut gips.

c. Tetap menggerak-gerakkan sendi atau bagian yang tidak dibalut gips agar tidak
kaku.

d. Mengonsumsi obat pereda nyeri jika muncul rasa sakit.

Tiidak disarankan untuk melakukan langkah ini:

a. Menggunakan alat apa pun untuk menggaruk jika pada permukaan kulit yang
dibalut gips terasa gatal.

b. Menggunakan losion, deodoran, bedak tabur, atau minyak di dekat gips.

c. Mengemudikan kendaraan.

d. Mengangkat sesuatu yang berat.


e. Mengubah posisi atau ukuran gips

f. Jika terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan dengan gips Anda, seperti gips yang
retak, patah, atau iritasi pada kulit, disarankan untuk segera menghubungi dokter
untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

D. Pertanyaan yang ditanyakan Klien


1) Apa boleh membuka balutan bila gips basah?
2) Cara agar gips tidak menyebabkan iritasi dan gatal?

JAWABAN( untuk Pertanyaan Klien)

1) Jika gips terlanjur basah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan


saran selanjutnya.
2) Jagalah agar gips tetap kering. Gips yang lembap dapat menyebabkan
kulit mengalami gatal-gatal dan iritasi, selain itu bukan tidak mungkin
dapat menyebabkan infeksi bila ada luka pada bagian tubuh yang
dipasang gips. Selain itu, gips plester yang terkena air biasanya
menjadi lunak dan mengurangi fungsinya sebagai penopang tulang
yang patah. Untuk mengantisipasinya, tutuplah gips menggunakan
plastik ketika Anda mandi. Gunakan karet gelang atau selotip pada
bagian ujung gips untuk mengencangkan plastik penutup dan
memastikan gips benar-benar tidak terkena air. Setelah selesai, segera
buka kembali plastik penutup. Anda juga bisa menggunakan penutup
gips plester khusus yang dapat dibeli di apotek.

E. Respon Klien Saat Berdiskusi

Waktu yang direncanakan kurang dari kontrak waktu. Waktu yang


direncanakan adalah 30 menit, saat pembukaan waktu yang digunakan
sekitar 5 menit kemudian waktu untuk menyampaikan materi sekitar 15
menit dilanjutkan evaluasi klien dan penutupan hanya 8 menit.
F. Waktu

Respon keluarga An. M saat berdiskusi menunjukkan sikap keingintahuan


yang kuat, itu disebabkan karena kurangnya informasi yang di miliki tentang
perawatan gips. Klien juga terlihat sangat memperhatikan ketika penyuluh
sedang menjelaskan. Ketika dilakukan evaluasi pada materi yang telah
dijelaskan, klien dapat menjawabnya dengan benar sehingga dapat
disimpulkan klien benar-benar mengerti terhadap materi yang telah
dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

https://caridokumen.com/download/prosedur-perawatan-merawat-gips-_5a4683b0b7d7bc7b7a0dc69e_pdf. Diakses pada


tanggal 24 Oktober 2019
MATERI

A. Materi SENAM NIFAS

1. Pengertian

Senam nifas, sering disebut juga sebagai ‘Senam Pemulihan Sesudah


Melahirkan’. Senam nifas adalah senam yang dilakukan pada saat seorang ibu
menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009).
Senam nifas juga didefinisikan sebagai latihan gerak yang dilakukan secepat
mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan
selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepda kondisi normal sepeti
semula.

2. Tujuan Melakukan Senam Nifas

1. Mengembalikan rahim pada posisi semula


2. Memeperbaiki elastisitas otot yang telah kendur
3. Meningkatkan gairah hidup
4. Mencegah kesulitan buang air besar atau buang air kecil
5. Memperlancar keluarnya ASI
6. Memperlancar sirkulasi darah
7. Mengembalikan kerampingan badan
8. Mencegah varises.
3. Manfaat senam

a) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami


trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk
normal.
b) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
c) Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi
stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi

4. Syarat senam nifas


Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pasien sectio caesaria biasanya mulai “ ambulasi “ 24 – 36 jam sesudah
melahirkan
b. Pasien dengan persalinan spontan (normal) waktu pelaksanaan dapat
dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan sampai dengan 6 minggu
c. Keadaan ibu normal sesuai rekomendasi dari tenaga
kesehatan
d. Pakaian senam cukup longgar, nyaman, dan fleksibel
e. Menggunakan matras atau kasur (tidak di lantai)
f. Pelaksanan harus dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan kontinyu.

5. Tata cara senam nifas

Senam nifas ini merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan tubuh
ibu dan bermanfaat juga untuk memulihkan keadaan ibu baik psikologis maupun
fisiologis. Latihan ini dilakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan setiap harinya
dan akan meningkat secara perlahan-lahan. Senam nifas ini dilakukan dengan
berbagai macam gerakan dan setiap gerakan mempunyai manfaat sendiri.

a. Pernafasan Perut

Berbaring dengan lutut ditekuk. Tarik nafas dalam-dalam melalui hidung.


Pertahankan tulang iga tetap dan biarkan perut mengembang ke atas.
Keluarkan nafas secara perlahan, tetapi dengan menggunakan tenaga
sementara otot-otot perut berkontraksi; tahan selama 3 – 5 detik sambil
mengeluarkan nafas. Rileks. Ulang sebanyak 10 kali.

b. Sentuh Lutut

Berbaring dengan lutut ditekuk. Sementara menarik nafas dalam,


sentuhkan bagian bawah dagu ke dada. Sambil mengeluarkan nafas,
angkat kepala dan bahu secara perlahan dan halus dan upayakan
meyentuh lutut dengan lengan diregangkan . Tubuh hanya boleh naik pada
bagian punggung sementara pinggang tetap berada dilantai atau ditempat
tidur ( kira-kira 6 – 8 inchi). Perlahan-lahan ditururnkan kepala dan bahu
ke posisi semula. Rileks. Ulangi 10 kali.

c. Angkat Bokong

Berbaring dengan bantuan lengan, lutut ditekuk, dan kaki mendatar.


Dengan perlahan naikkan bokong dan lengkungkan punggung. Kembali
pelan-pelan ke posisis semula.Rileks. Ulangi 10 kali.

d. Memutar Satu Lutut


Berbaring di atas punggung dengan tungkai kanan diluruskan dan tungksi
kiri ditekuk pada lutut. Pertahankan bahu datar, secara perlahan putar lutut
kiri ke kanan sampai menyentuh lantai atau tempat tidur dan kembali ke
posisi semula, Ganti posisi tungkai, putar lutut kanan ke kiri sampai
menyentuh lantai atau tempat tidur dan kembali ke posisi semula. Rileks.
Ulangi 10 kali.

e. Memutar Dua Lutut

Berbaring dengan lutut ditekuk. Pertahankan bahu mendatar dan kaki


diam. Dengan penahanan dan halus putar lutut ke kiri sampai menyentuh
lantai atau tempat tidur. Pertahankan gerakan yang halus, putar lutut
kanan sampai meyentuh lantai atau tempat tidur. Kembali ke posisi
semula dan rileks. Ulangi 10 kali

f. Putar Tungkai

Berbaring dengan kedua tungkai lurus. Pertahankan bahu tetap datar dan
kedua tungkai lurus, dengan perlahan dan halus angkat tungkai kiri dan
putar sedemikian rupa sehingga menyentuh lantai dan tempat tidur disisi
kanan dan kembali ke posisi semula. Ulangi gerakan ini dengan tungkai
kanan diputar sampai menyentuh lantai atau tempat tidur di sisi kiri tubuh.
Rileks . ulangi 10 kali.

g. Angkat Lengan

Berbaring dengan lengan diangkat sampai membentuk sudut 90 derajat


terhadap tubuh. Angkat lengan bersama-sama sehingga telapak tangan
dapat bersentuhan. Turunkan secara perlahan.Ulangi 10 kali

Anda mungkin juga menyukai