KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Definisi Kepemimpinan
Perawat bekerja dalam multidisiplin ilmu, diantaranya: dokter, terapis pernapasan,
psikolog, klien, keluarga klien dan lain-lain. Alasan kenapa perawat perlu
mempelajari kepemimpinan adalah agar mereka dapat bekerja dengan baik dan efektif
dengan orang lain. (Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.4)
Kepemimpinan merupakan konsep yang luas dari manajemen. Meskipun manajer
dapat juga jadi pemimpin, manajemen fokus pada prestasi dari tujuan organisasi.
Kepemimpinan dapat juga didefinisikan sebagai keadaan dimana seseorang berupaya
mempengaruhi tingkah laku seseorang maupun kelompok, kebawah atau sejajar
dalam sebuah organisasi tanpa memperhatikan alasan apapun. Tujuan tersebut dapat
tujuan individu dan tujuan bersama dan tujuan tersebut bisa atau tidak menjadi bagian
dari tujuan organisasi.(Hersey & Campbell, 2004, p.12 dikutip dari Whitehead,2010
p.4)
Seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi orang lain untuk dapat bekerja
sama dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin sering kali berwawasan luas,
memiliki pengetahuan, mampu menyampaikan ide secara luas, percaya diri serta
sadar akan dirinya sendiri.pemimpin juga mempunyai keterampilan interpersonal
yang baik dan merupakan pendengar dan pembicara yang baik. (Kozier, 2010, p.644).
Kepemimpinan dapat bersifat formal maupun informal. Pemimpin formal adalah
pemimpin yang ditujuk, dipilih oleh organisasi dan mendapat otoritas resmi untuk
mengambil keputusan dan melakukan tindakan. Pemimpin yang informal adalah
pemimpin yang tidak ditujuk secara resmi untuk mengarahkan aktivitas orang lain. .
(Kozier, 2010, p.644).
Inti dari kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain. Pemimpin
yang efektif memungkinkan orang untuk pindah kedalam arahan yang sama, tujuan
yang sama, tanpa merasa terpaksa, tapi karena mereka menginginkan hal tersebut. ada
3 tugas pokok seorang pemimpin:
a. Membuat arahan: misi, visi, maksud dan tujuan
b. Membangun komitmen: motivasi, semangat dan kerjasama
c. Menghadapi tantangan: inovatif, mangubah dan menolak
2. Definisi Pengikut (Followership)
Pengikut dan pemimpin terpisah namun memiliki hubungan peran timbal balik.
Tanpa pengikut, seseorang tidak bias jadi pemimpin, sebaliknya seseorang tidak bias
jadi pengikut tanpa seorang pemimpin. Menjadi pengikut yang efektif adalah sama
pentingnya dengan perawat baru yang menjadi pemimpin yang efektif. Bahkan,
sebagian besar dalam suatu waktu dari kita adalah pengikut, misalnya anggota dari
satu tim, peserta pada pertemuan, staf keperawatan unit, dan sebagainya.
(Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.4)
Kebanyakan pemimpin tim dan manajer perawat akan merespon positif terhadap
staf atau pengikut yang baik. Kadang-kadang akan ditemukan pemimpin atau manajer
yang membingungkan, frustasi, dan bahkan membuat penderitaan bagi staf atau
follower. (Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.5)
Berikut adalah beberapa saran untuk menangani hal tersebut:
a. Hindari mengadopsi perilaku yang tidak baik dari pemimpin tersebut
b. Terus melakukan pekerjaan dengan baik, berikan pemimpin waktu untuk
beristirahat
c. Jika situasi memburuk, meminta dukungan dari orang lain dalam tim untuk
mencari solusi, jangan coba-coba untuk melakukan hal ini sendiri sebagai
orang baru.
d. Jika situasi menjadi tak tertahankan, pertimbangkan pilihan untuk berpindah
keunit lain atau mencari posisi lain.
3. Teori Kepemimpinan
Teori yang lain mengatakan tentang bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin
dan tipe dari kepemimpinan akan lebih efektif jika diusulkan dan diuji. Meskipun
banyak riset yang telah diselesaikan mengenai kemampuan ini, tidak satu teoripun
yang bisa menjelaskan mengenai kepemimpinan ini secara spesifik. Alasannya itu
mungkin karena perbedaan kualitas dan kebiasaan adalah yang lebih penting dalam
situasi berbeda yang menunjukkan kepemimpinan. Hasilnya adalah kita belum
mendapatkan satu jawaban yang tepat untuk pertanyaan apa yang membuat seseorang
untuk bisa mejadi pemimpin?
Dalam keperawatan ini misalnya, situasi tertentu membutuhkan pemikiran dan
tindakan yang cepat. Namun, pada situasi lainnya kadang-kadang membutuhkan
kualitas dan kebiasaan dalam kepemimpinan itu dibutuhkan pada situasi berbeda.
Mari kita melihat sekarang beberapa teori kepemimpinan dan banyak kualitas dan
kebiasaan yang telah teridentifikasi yang sudah dimiliki oleh kepala perawat yang
professional. Berikut beberapa teori tentang kepemimpinan (pavitt, 1999; Tappen,
2001, dikutip dari Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.7):
a. Trait Theories
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pimpinan dibawa
sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang
membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebutGreat Man Theory.
b. Behavioral Theories
Teori perilaku berfokus pada apa yang dilakukan pemimpin. Salah satu teori yang
paling berkaitan dengan gaya kepemimpinan . ada 3 gaya kepemimpinan yaitu:
1) Kepemimpinan Otokratis ( direktif, mengendalikan atau otoriter)
Demokratis
1. kebebasan
kebebasan
2. Tingkat
kebebasan
2. pengontrolan
sedang
2. pengontrolan
control
3. Tingkat
tinggi
3. tinggi
sedang
3. tinggi
Laissez-faire
1. kebebasan tinggi
2. tidak ada
pengontrolan
3. minimal
4. lepas
5. bervariasi,
aktivitas
pemimpin
4. Tanggung
jawab
5. Hasil
kelompok
6. efisiensi
mungkin
memiliki
kualitas baik
6. sangat efisien
tinggi
6. kurang efisien
dibandingkan
kualitas yang
rendah
6. tidak efisien
otoriter
sebisa mungkin membantu kita dalam menghemat energi dan menjadi contoh
bagi orang lain.
i. Kesadaran diri. Orang-orang yang tidak mempunyai kesadaran diri memiliki
keterbatasan dalam memahami motivasi dari orang lain. Mereka juga jauh lebih
mungkin untuk membodohi diri mereka sendiri daripada orang-orang yang sadar
diri. Sebagai contoh, jauh lebih mudah untuk bersikap adil dengan rekan kerja
kita sukai dibandingkan dengan yang tidak kita suka. Menyadari bahwa kita
menyukai beberapa orang lebih dari yang lain adalah langkah pertama dalam
mencegah perlakuan tidak adil berdasarkan suka dan tidak suka pribadi.
5. Perilaku dari Pemimpin yang efektif
Seperti disebutkan sebelumnya, kepemimpinan memerlukan tindakan. Para
pemimpin yang efektif tidak hanya mengambil tindakan, tetapi juga memilih
tindakan dengan hati-hati. Tindakan kepemimpinan yang penting termasuk berpikir
kritis, memecahkan masalah, menghormati orang lain, terampil berkomunikasi,
menetapkan tujuan yang spesifik / mengkomunikasikan visi untuk masa depan, dan
mengembangkan diri sendiri dan orang lain:
a. Berpikir kritis. Berpikir kritis adalah berhati-hati, menggunakan analisis
beralasan untuk mencapai keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan apa
yang harus dilakukan. Inti dari pemikiran kritis mempertanyakan ide, saran,
kebiasaan, rutinitas, praktik umum, dan kebijakan sebelum memutuskan untuk
menerima atau menolaknya.
b. Memecahkan masalah. Masalah klien, masalah dokumen, masalah staf dan lainlain sering terjadi dan perlu dipecahkan. Pemimpin yang efektif membantu orang
untuk mengidentifikasi masalah dan bekerja melalui proses pemecahan masalah
untuk menemukan solusi yang masuk akal.
menemukan manfaat dalam pekerjaan mereka yang paling berarti dari mereka.
Komunikasi Terampil meliputi:
1) Mendengarkan orang lain. Mendengarkan merupakan bagian terpisah dari
berbicara dengan orang lain. Mendengarkan menekankan komunikasi yang
melibatkan baik memberi dan menerima informasi, tidak hanya memberikan
informasi.
2) Mendorong pertukaran informasi. Banyak kesalahpahaman dan kesalahan
terjadi karena orang gagal untuk berbagi informasi yang cukup dengan satu
sama lain. Peran pemimpin memastikan bahwa saluran komunikasi tetap
terbuka dan bahwa orang menggunakannya.
3) Memberikan umpan balik. Setiap orang membutuhkan beberapa informasi
tentang efektivitas kinerjanya. Sering umpan balik, baik positif maupun
Manajemen
Berdasarkan kewenangan dan pengaruh
Peran resmi
Sebuah posisi yang dicapai
Bagian dari tanggung jawab setiap perawat
mendapat respon yang positif dari bawahannya jika ia tidak memiliki otoritas
pribadi.
c. Disiplin. Angota organisasi harus patuh pada aturan dan kesepakatan yang
menjadi rambu-rambu organisasi. Menurut Henry Fayol, disiplin merupakan hasil
kepemimpinan yang baik di semua jenjang organisasi.
d. Kesatuan Perintah. Setiap karyawan hanya mendapat satu perintah untuk suatu
pekerjaan. Henry Fayol mengatakan bahwa jika ada karyawan yang
bertanggungjawab kepada beberapa atasan akan mengakibatkan petunjuk yang
bertentangan.
e. Kesatuan Arah. kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam organisasi yang mempunyai
tujuan sama sebaiknya ditangani oleh seorang manajer dengan menggunakan satu
perencanaan saja.
f. Mengutamakan Kepentingan bersama diatas kepentingan Pribadi
g. Pemberian Upah (Remuneration). Pemberian balas jasa haruslah adil dan baik
bagi karyawan maupun perusahaan sendiri.
h. Pemusatan. Pengambilan keputusan yang banyak menggunakan pertimbangan
atasan disebut sentralisasi. Sebaliknya keputuan dengan menampung aspirasi
bawahan disebut desentralisasi.
i. Jenjang Jabatan. Jenjang jabatan dalam suatu organisasi sering digambarkan
dengan garis-garis yang rapi dalam bagan organisasi. bagan ini menunjukkan
kedudukan dari puncak sampai dengan jenjang terbawah.
j. Tata Tertib (Order). Sarana dan manusia harus berada di tempat dan waktu yang
tepat. Manusia harus berada pada pekerjaan yang cocok baginya.
k. Kesamaan (Equity). Para manajer harus bersahabat dan adil terhadap semua
karyawannya.
l. Kestabilan Staff. Perputaran karyawan yang terlalu sering tidak baik bagi
kelancaran kegiatan perusahaan.
m. Inisiatif. Bawahan harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan
rencananya, walaupun bisa saja terjadi kesalahan
Management). Teori X kata McGregor (1960 dikutip dari Whitehead, Weis, &
Tappen, 2010, p.14) mencerminkan sikap umum pada kalangan manajer bahwa
kebanyakan orang tidak mau bekerja keras dan tugas menajer memastikan bahwa
mereka bekerja keras.
4. Definisi manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan layanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat (Gillies, 1985).
Dengan demikian perawat telah menjalankan fungsi manajerial keperawatan yang
meliputi planning, organizing, actuating, staffing, directing, dan controlling (Asmadi,
2008).
Inti dari definisi manajemen adalah mempengaruhi orang lain dalam melakukan
pekerjaan tertentu. Definiii klasik manajemen dari Henri Fayol adalah melaksanakan
tugas manajerial, meliputi Planning, Organizing, Command, Coordinating, dan
controlling pekerjaan sekelompok karyawan (Wren,1972 dikutip dari Whitehead,
Weis, & Tappen, 2010, p.14, Marquriuss & Huston, 2006 p.22. Tapi Mintzberg (1989
dikutip dari Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.14) menyatakan bahwa manajer
memastikan karyawan melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
a. Kepemimpinan
Semua keterampilan memimpin orang sangat penting untuk manajer yang
efektif. Kepemimpinan merupakan keterampilan yang dibutuhkan agar berfungsi
sebagai seorang manajer.
b. Ahli klinis
Hal ini sangat sulit untuk mmebantu lain dalam mengembangkan keterampilan
mereka dan mengevaluasi seberapa baik mereka telah melakukannya tanoa
memiliki keahlian klinis. Hal ini mungkin tidak diperlukan untuk mengetahui
semua pengetahuan profesional di tim yang lain, tetapi penting untuk dapat
menilai efektivitas bekerja mereka dalam merawat pasien.
c. Naluri bisnis
Perawat manajer juga perlu peduli dengan bottom line dengan memberikan
biaya perawatan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Ini adalah tugas
kompleks yang membutuhkan pengetahuan tentang anggaran, ketenagaan, dan
pengukuran haisl perawatan pasien
9. Perilaku manajer efektif
Mintzberg (1989 dikutip dari Whitehead, Weis dan Tappen (2010), membagi
kegiatan seorang manajer menjadi tiga kategori yaitu interpersonal, putusan, dan
informasi. Kita akan menggunakan teori tersebut tetapi lebih mengambil beberap
kebebasan dengan mengambil beberapa kegiatan yang disarankan oleh ahli lain.
a. Interpersonal
Katergori interpersonal adalah salah satu dimana para pemmimpin dan manajer
memiliki perhatian yang tumpang tindih. Bagaimanapun, manajer memiliki
beberapa tanggung jawab yang tidak dimiliki oleh seorang pemimpin
1) Networking
mis
i
filosofi
tujuan umum
tujuan khusus
kebijakan
aturan
c. Tujuan umum: tujuan umum didefinisikan sebagai hasil yang diinginkan melalui
usaha yang dilakukan secara terarah yang harus dapat di ukur dan ambisius,tetapi
realistis.
d. Tujuan khusus: tujuan khusus dapat memotivasi orang menuju akhir yang spesifik
dan jelas, dapat diukur, dapat diobservasi atau dapat diulang, dan dapat dicapai.
Tujuan khusus dapat berfokus pada proses yang diinginkan serta hasil yang
diharapkan.
e. Kebijakan: kebijakan adalah rencana dalam bentuk pernyataan atau konstruksi yang
mengarahkan organisasi dalam pengambilan keputusan, yang menjelaskan
pencapaian tujuan umum dan menuntun kegiatan secara umum dan lingkup aktivitas
organisasinya, serta kebijakan tersebut terdiri dari kebijakan tersirat dan kebijakan
tersurat.
f. Prosedur: prosedur adalah rencana yang mennghasilakan metode lazim atau mudah
diterima dalam melaksanakan tugas spesifik dalam bentuk urutan langkah suatu
tindakan.
g. Aturan: aturan atau regulasi adalah rencana yang membatasi tindakan spesifik atau
sesuatu yang bukan tindakan.
3. Menangani Hambatan Dalam Perencanaan
Keuntungan perencanaan yang efektif adalah kesempatan menyelesaikan
pekerjaan dengan kualitas yang lebih tinggi secara tepat waktu dan kemungkinan
pengguanaan modal dan sumber daya manusia yang terbaik, karena perencanaan
sangat penting, menejer harus mampu mengatasi hambatan perencanaan. Untuk
mencapai keberhasilan perencanaan organisasi, manejer harus mengingat beberapa
hal berikut:
a.
Organisasi dapat menjadi lebih efektif jika staf di arahkan pada tujuan umum
dan tujuan khusus yang spesifik. Dengan menyususn tujuan umum suatu
perencanaan, manejer tetap dapat berfokus pada gambaran yang lebih besar dan
seorang individu.
Pemimpin perawat/perawat pengelola adalah orang yang mengajak kelompok
untuk bekerja demi mencapai tujuan organisasi. Pemimpin perawat tahu lebih banyak
tentang kebijakan organisasi, tujuan, program-program baru, serta rencana untuk
perubahan. Pemimpin diyakini memiliki memiliki penilaian yang baik berdasarkan
luasnya pengalaman dan bertugas untuk mengotrol karir bawahan. Pemimpin perawat
diharapkan dapat berperilaku baik dalam hubungan sosial, dan menunjukkan kualitas
atau menjalankan fungsi tertentu. keduanya berasal dari posisi seseorang dalam
organisasi dan menentukan akuntabilitas. garis kewenangan adalah sedemikian rupa
sehingga tingkat yang lebih tinggi dari delegasi manajemen bekerja untuk orangorang di bawah mereka dalam organisasi.
ada dua jenis otoritas. perintah atau otoritas garis hirarki linier melalui aktivitas
diarahkan. Staf otoritas adalah hubungan penasehat, rekomendasi, dan saran yang
ditawarkan, tetapi tanggung jawab untuk pekerjaan diberikan kepada orang lain.
dalam gambar 2-1, hubungan antara perawat eksekutif, manajer perawat, dan staf
kepala perawat adalah contoh dari otoritas garis. hubungan antara perawat klinis
spesialis dan perawat maneger menggambarkan otoritas staf. baik spesialis perawat
klinis maupun manajer perawat bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lain,
melainkan, mereka bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari
unit yang manajer perawat bertanggung jawab.
truktur organisasi struktur organisasi menggambarkan susunan kelompok kerja. itu
adalah pendekatan rasional untuk designinf organisasi effactive. teori klasik
mengembangkan konsep departmentation sebagai sarana untuk mempertahankan
perintah, memperkuat wewenang dan menyediakan sistem formal untuk komunikasi.
Desing organisasi dimaksudkan untuk mendorong survical organisasi dan
keberhasilan.
karakteristik, struktur terbentuk sebagai satu set fungsi yang berbeda namun saling
terkait. max weber (1958) mengusulkan birokrasi rerm untuk menentukan ideal,
sengaja rasional, paling efisien dari organisasi. hari ini kata ini memiliki konotasi
negatif, menunjukkan lama menunggu, inefisiensi, dan birokrasi.
b. teori neoklasik
design.one dari aliran pemikiran ini adalah individu yang tidak dapat dipaksa atau
disuap untuk melakukan hal-hal yang mereka anggap tidak masuk akal,
kekuasaan formal tidak bekerja tanpa peserta bersedia (Barnard 1938)
c. teori sistem
perspektif melihat produktivitas sebagai fungsi interaksi antara struktur,
orang, teknologi, dan lingkungan. seperti teori-teori keperawatan didasarkan pada
teori sistem (seperti yang dari roy dan neuman) teori organisasi mendefinisikan
sistem sebagai seperangkat bagian yang saling berhubungan diatur dalam satu
kesatuan (, robbins 1983) sistem dapat tertutup atau terbuka.. sistem dekat adalah
self-con-dipertahankan dan biasanya dapat ditemukan hanya dalam ilmu fisika.
sistem terbuka, sebaliknya, berinteraksi baik secara internal maupun kecerdasan
lingkungannya.
Menurut katz dan kahn (1978), sumber daya atau input seperti karyawan,
pasien, bahan, uang peralatan, yang di impor dari lingkungan dalam organisasi
tersebut, energi serta sumber daya yang digunakan dalam oeganisasi. Proses kerja
tersebut adalah throughput yang dilakukan untuk mehasilkan suatu produk.
Produk merupakan ouput yanh kemudian akan diekspor ke lingkungan. Maka
organisasi merupakan siklus berulang input, throughput, dan output (sulliva &
Decker, 2005, p.14). dalam model ini manajer adalah katalisator untuk proses
input-throughput-output. Manajer juga merupakan orang yang dalam lingkungan.
Manajer bertanggung jawab atau mengintegrasikan informasi dan ragsangan dari
lingkungan lainnya.
d. Teori chaos
Teori chaos mengusulkan bahwa pekerjaan alam tidak mengikuti garis lurus.
Unsur alam sering bergerak dalam lingkaran. Siklus hidup dari suatu organisasi
sepenuhnya tergantung pada adaptasi dan respon terhadap perubahan dalam
hanya memiliki satu pemimpin dimana mereka dapat melaporkan kepada siapa mereka
bekerja. Ini sangat membantu hunbungan antara manager karyawan.
b. Rentang kendali
Rentang kendali juga dapat menentukan sebuah struktur organisasi. Teori ini
membahas mengenai batas jumlah bawahan secara langsung yang optimal untuk setiap
satu manajer/pengelola. Rumus kualitatif untuk menentukan rentang kendali yang
optimal telah dicoba, kisaran yang disarankan adalah 3-50 karyawan. Ketika
menetukan suatu retang kendali yang optimal yang menjadi kontrol dalam sebuah
organisasi yang dibentuk yaitu : kemampuan pengelola/manager, kematangan
karyawan, komplesitas tugas, lokasi geografis, serta mempertimbangkan tingkat yang
harus dilakukan dalam organisasi.
c. Managerial levels
Dalam organisasi besar, terdapat beberapa tingkat manager. Top level manager
bertugas melihat oraganisasi secara keselurahan, koordinasi pengaruh internal dan
eksternal, dan umumnya membuat keputusan dengan berbagai pedoman atau struktur.
Contoh top level manager termasuk chief operating officer (coo) atau chief executive
officer (ceo) dan administrator keperawatan tertinggi. Dalam layanan perawatan pasien
misalnya ; perawat administrator, direktur keperawatan , perawat kepala , asisten
administrator layanan perawatan pasien, atau petugas kepala perawat (cno).
Beberapa tingkat manager perawata keperawatan atas atau top level manager
ertanggung jawab untuk non-deperatemen atau tida bertugas dalam pelayanan.
Manager tingkat tengah /middle level managers merupakan koordinator tingkat yang
lebih rendah dalam hirarki dan merupakan penghubung antara manajer yang lebih
rendah dan tingkat atas. Manager tingakat menengah melakukan pekerjaan seharihari, tapai masih terlibat dalam beberapa perencanaan jangka panjang dan dalam
pembangunan kebijakan unit.
hirarki, struktur matriks juga mempunyai kelemahan. Misalnya, dalam struktur ini,
pengambilan keputusan bisa lambat karena kebutuhan berbagi informasi, dan dapat
menghasilkan kebingungan dan frustasi bagi pekerja karena desain otoritas ganda
hirarkinya. Keuntungan utama dari keahlian sentralisasi sering sebanding dengan
kerumitan desain.
d. Layanan baris
Mirip dengan desain matriks, layanan baris organisasi merupakan organisasi
yang dapat digunakan di beberapa institusi besar untuk mengatasi kekurangan yang
biasanya mewabah pada organisasi birokrasi. Layanan baris, sering disebut pelayanan
yang berpusat pada organisasi yang lebih kecil dalam skala, dari pada sistem birokrasi
yang besar. Misalnya, dalam hal ini tujuan organisasi secara keseluruhan dirancang
dan ditentukan oleh organisasi yang lebih besar, namun garis layanan akan
memutuskan proses yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
e. Design datar flat design
Flat design merupakan upaya untuk menghilangkan lapisan hirarki, flat design
menjadikan perataan rantai skalar ddan desentralisasi organisasitersebut. Dalam
struktur ini masih terdapat garis kewenangan, tetapi struktur organisasi telah diratakan.
Otoritas dan pengambilan keputusan berlebihan dapat terjadi dimana saat pekerjaan
dilakukan. Banyak menejer mengalamai kesulitan untuk melepaskan kekuasaan
kontrol mereka. Koordinasi sulit dilakukan karena harus mengkoordinasikan bawahan
yang banyak relatif lebih sulit.
5. Pengambilan keputusan dalam hirarki organisasi
Dalam sebuah organisasi yang berpusat dalam pengabilan keputusan yang tepat,
beberapa pengelolaan pada garis hierarki dibagian atas menjadi pembuat keputusan.
Pengambilan keputusan dipusaatkan berdifusi sehingga memungkinkan masalah dapat
dipecahkan pada tingkat terndah dari manajemen. Hal ini menjelaskan bahwa masalah
dapat diselesaikan pada tingkatan di mana mereka terjadi, yang memiliki potensi untuk
meningkatkan kualitas hasil pelayanan dan meningkatkan efisiensi organisasi. Secara
umum, semakin besar organisasi, semakin besar kebutuhan untuk mendesentralisasikan
pengambilan keputusan.pengambilan keputusan perlu desentralisasi dalam organisasi
besar karena pertanyaan rumit yang harus dijawab dapat saja diajukan oleh berbagai
orang dengan bidang keahlian yang berbeda. Di samping itu, meninggalkan keputusan
tersebut dalam sebuah organisasi besar untuk beberapa orang manajer, akan sangat
membebani menejer itu dan dapat mengakibatkan penundaan yang dalam pengambilan
keputusan.
6. Integrasi peran kepemimpinan dan fungsi manajemen yang berkaitan dengan struktur
organisasi
Manager atau pemimpin yang terintegrasi perlu memandang struktur organisasi
sebagai peta jalan yang memberitahukan mereka kepada siapa mereka melakukan
komunikasi dan siapa yang memiliki kewenangan dalam organisasi; dengan cara ini,
pemimpin atau manager dapat mencapai tujuan secara efisien dan cepat. Tanpa struktur
organisasi, orang akan bekerja dalam lingkungan yang kacau. Struktur menjadi alat
yang penting untuk memfasilitasi komando dan meningkatkan produktivitas. Namun
manager atau pemimpin yang terinteregasi memiliki pemahaman personal yang lebih
tentang rancangan organisasi yang lebih besar. Manager atau pemimpin bertanggung
jawab memastikan bahwa pekerja juga memahami keseluruhan struktur organisasi dan
struktur pada tingkat unit. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadi sumber dan model
peran bagi pekerja. Model peran yang dilakukan adalah mensdemontrasikan tanggung
gugat dan penggunaan kewenangan yang tepat. (marquis & huston, 2006, p. 294).
F. Konsep peran dan fungsi pengawasan manajemen keperawatan
1. Definisi pengawasan atau evaluasi
pada proses evaluasi menggantikan suatu hasil komunikasi yang terjadi pada saat
ronde (Swanburg, 2000).
Protocol bulanan direncanakan unuk ronde keperawatan
1) Kursi, kursi asisten, dan keperawatan pribadi lainnya unuk membuat ronde
keperawatan bulanan
2) Pukul 10.00 sampai 11.00 kecuali jika tidak ditunjukkan
3) Schedule
4) Setiap unit keperawatan datang untuk menghadiri ronde ini dengan kepala
ruang mereka. Kebutuhan perawatan pasien datang lebih awal. Area-area
berikut akan dibahas sebagai ronde yang dibuat ke tempat tidur masing-masing
pasien.
a) Riwayat keperawatan
b) Rencana asuhan keperawatan
c) Catatan keperawatan
d) Tanda tangan perawat pada setiap dokkumentasi.
5) Area-area lainnya dari catatan akan dibahas setelah ronde samping tempat
tidur.
a) Peralatan dan pelengkapan.
b) Staf dan petugas.
c) Daftar obat bius
b. Nursing operating intructions (intruksi keperawatan)
Intruksi pelaksanaan keperawatan atau kebijakan-kebijakan menjadi standar untuk
evaluasi serta teknik pengontrolan.
Standards of clinical nursing practice dari ANA dapat diimplementasikan
dalam beberapa cara. Salah satu cara adalah menyesuaikan kedalam sebuah daftar cek
dan evaluasi penggunaanya. Hal ini dapat digunakan dalam projek sebagai
pelaksanaan suatu model keperawatan utama. Dibawah ini adalah beberapa
kemungkinan tindakan yang dapat dilaksanakan untuk suatu projek
1) Pengumpulan data
2) Analisa data
3) Pengembangan rencana
4) Pelaksanaan rencana
5) Evaluasi, umpan balik, dan modifikasi
c. Gantt charts
Pada awal abad ke dua puluh, Henry L. Gantt mengembangkan Gantt chart yang
berarti pengendalian produksi. Grafik yang biasanya digunakan untuk kegiatan
produksi menggambarkan serangkaian peristiwa penting untuk penyelesaian suatu
proyek atau program.
Sebuah grafik gantt dimodifikasi yang dapat diterapkan pada program
administrasi keperawatan utama atau proyek. Lima acivities utama yang diidentifikasi
adalah segmen dari total program atau proyek. Grafik dapat diterapkan pada proyek
seperti impelenting modalitas keperawatan primer atau menerapkan manajemen
kasus. Berikut ini adalah kegiatan keperawatan yang mungkin untuk proyek:
1) Mengumpulkan data
2) Menganalisis rencana
3) Mengembangkan rencana
4) Melaksanakan rencana
5) Mengevaluasi, memberikan umpan balik, iklan memodifikasi rencana sesuai
kebutuhan.
d. Poin kontrol kritis dan milestones
Rencana evaluasi harus memiliki titik kontrol kritis, titik-titik tertentu dalam
produksi barang atau jasa dimana administrator perawat memutuskan apakah tujuan
terpenuhi secara kualitatif dan kuantitatif. Titik kontrol kritis memberitahu apakah
rencana ini mengalami kemajuan memuaskan. Mereka menentukan keberhasilan dan
kegagalan dan penyebabnya. Titik kontrol kritis memberitahu manajer apakah mereka
berada pada terget yang berkaitan dengan waktu, anggaran dan sumber daya lainnya.
Jalur kritis adalah
17
18
Baris 5 merupakan evaluasi dari semua tindakan keperawatan yang lain. Ilustrasi
ini adalah versi sederhana dari teknik kontrol. Manajemen kasus juga menggunakan
jalur kritis dengan poin tonggak dan kontrol. Setiap program keperawatan besar bisa
memiliki puluhan atau bahkan ratusan milestones dan titik kontrol kritis. Sistem ini
juga dikenal sebagai evaluasi program dan teknik tinjauan (PERT).
Penerapan teknik milestones melibatkan membangun jaringan potongan
terkendali ketika merencanakan suatu proyek atau program. Setiap bagian dari proyek
atau program juga dialokasikan sebagian dari total anggaran. Seorang manajer
perawat dapat menggunakan teknik ini untuk mengevaluasi jumlah pengeluaran
aktual dibandingkan dengan perkiraan anggaran pada akhir setiap langkah kegiatan
proyek atau program. Ini akan menjadi titik kontrol kritis, karena masing-masing
akan berujung pada pencapaian milestones. Setiap peristiwa mungkin merupakan
alokasi anggaran, periode jangka waktu atau rentang waktu, atau sebuah kontinum
dari beberapa atau semua ini. Grafik batang sering digunakan untuk menggambarkan
penganggaran milestones.
e. Program evaluasi dan teknik ulasan (PERT)
PERT menggunakan jaringan kegiatan, yang masing-masing diwakili sebagai
langkah pada tabel. Sebuah pengukuran waktu dan perkiraan anggaran harus bekerja
yang mencakup:
1) Produk jadi atau jasa yang diinginkan
2) Total waktu dan angggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dan
program
3) Tanggal mulai dan selesai
4) Urutan langkah-langkah atau kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek atau program
5) Perkiraan waktu dan biaya dari setiap langkah atau kegiatan
6) Tiga jalan untuk langkah 4 dan 5
a) Optimis waktu
b) Kemungkinan besar waktu
c) Pesimis waktu
7) Perhitungan jalur kritis, urutan peristiwa yang akan mengambil lama supaya
waktu untuk menyelesaikan proyek atau program dengan tanggal penyelesaian
yang direncanakan. Ini adalah jalur kritis karena akan meninggalkan waktu paling
kendur
Mengapa manajer perawat menggunakan sistem PERT untuk mengendalikan?
1) Ini memaksa perencanaan dan menunjukkan bagaimana bagian-bagian cocok
untuk semua manajer keperawatan yang terlibat
2) Menetapkan sebuah sistem untuk evaluasi periodik dan pengendalian titik-titik
kritis dalam program
3) Mengungkapkan masalah dan melihat ke depan.
f. Benchmarking
Bencmarking merupakan cabang dari manajemen mutu dan tehnik dimana sebuah
organisasi berusaha keluar praktek terbaik diindustri untuk meningkatkan kinerjanya.
Benchmarking adalah standar, atau titik acuan, dalam mengukur atau menilai faktorfaktor seperti kualitas, nilai dan biaya. Berikut ini beberapa contoh bencmarking yang
bisa diaplikasikan perawat:
a. Membentuk sebuah skil campuran keperawatan karyawan untuk memperoleh
kualitas tinggi dari keperawatan pasien pada biaya terendah, yang disebut,
mamfaat vertical, mamfaat horizontal digunakan untuk lintas pelatihan untuk
meningkatkan produktivitas.
b. Pemamfaatan ruang operasi meningkat dari 80% atau lebih tinggi jika tingkat
industry 75%.
c. Waktu rata-rata omset kasus dari 15 menit jka industry meningkat 20 menit.
d. Pengurangan 10% dari pemamfaatan industry biaya persediaan per hari pasien.
Pengurangan dari 50% dari pemamfaatan untuk industry meningkat dari rumah
sakit infeksi yang didapat.
6. Master control plan
Untuk memenuhi fungsi manajemen, perawat manajer dapat menggunakan
master kontrol ataupun rencana evaluasi. Ini bisa menjadi rencana umum untuk
semua orang dan setiap manajer dapat juga menambahkan item-item khusus untuk
manajemen.
REFERENSI
Swansburg, R.C.& swanburg, R.J. (2002). Introduction management and leadership for
nurse managers. 3rd Edition, Canada, Jones and Bartlett Publisher.
Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and management functions in
nursing; Theory and Application. 3 adition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Whitehead, D.K., Weis, S.A., & Tappen, R.M. (2010). Essentials of leadership and
management. 5th edition. Philadelphia, Davis Company.
Swansburg & Russel. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan ManajemenKeperawatan.
Jakarta: EGC.