Anda di halaman 1dari 6

Referensi :

Kamalia, D. L. O., Said, A., Ns, M. K., Risky, S., & Skm, M. K. (2020). Manajemen
Keperawatan (Nursing Management). Media Sains Indonesia.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Krisnawati, Komang Menik Sri. (2017). Literature review metode asuhan keperawatan
profesional. Universitas Udayana. Retrived from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/c5d56aa3617647cbf5600ce1c
8cbf388.pdf

Suni, Arsad. (2018). Buku Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta: Bumi
Medika.

Sitorus, Ratna & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan


di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.

Komponen MPKP

Menurut Hofard dan Woods yang disitasi dalam Krisnawati (2017);Suni (2018) komponen
dalam MPKP yaitu :

1. Nilai-nilai profesional
Nilai-nilai profesional meliputi kelanjutan asuhan dan pembelajaran yang dilakukan
secara terus menerus agar dapat menunjang praktik keperawatan yang bermutu.
Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis, sehingga profesi
keperawatan tang telah terbentuk akan mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Nilai yang
merupakan inti dari MPKP adalah nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali
dan tanggung jawab.
Pada model MPKP PP (perawat primer) dan PA (perawat asosiate) akan membangun
kontrak dengan klien maupun keluarga, dan menjadikan partner dalam memberikan
asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra PP (perawat primer)
memilki otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan yang
diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA (perawat asosiate). Sehingga PP
(perawat primer) memiliki tanggung jawab membina performa PA (perawat asosiate)
agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai profesional.
2. Hubungan profesional
Pengembangan MPKP memungkinkan terjadinya hubungan profesional antar perawat
dan praktisi kesehatan lainnya. Hubungan profesional dapat terjadi melalui sistem
pendokumentasian keperawatan, operan tugas jaga, konferensi awal dan akhir serta
pembahasan kasus. Hubungan profesional dengan praktisi kesehatan lain disebut
kolaborasi dan dapat terjadi antara tim kesehatan dengan penerima layanan
keperawatan yaitu klien atau keluarga. Hubungan profesional seing terjadi antara tim
kesehatan dengan penerima layanan kesehatan yaitu klien atau keluarga. Dalam
penerapan hubungan profesional dapat terjadi secara internal atau hubungan antar
perawat dengan perawat, atau hubungan antara perawat dengan tim kesehatan lainnya.
Hubungan profesional biasanya dilakukan oleh PP (perawat primer). PP (perawat
primer) merupakan perawat yang mengetahui kondisi klien sejak awal masuk.
Sehingga PP (perawat primer) mampu memberikan informasi terkait kondisi klien
kepada profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat dapat
membnatu dalam penetapan rencana tindakan medik bagi klien.
3. Sistem pemberian asuhan keperawatan
Sistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery system) merupakan metode bagi
tenaga peawat yang digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada
klien diberbagai pelayanan kesehatan yang pelaksanaanya berdasarkan pada kaidah
profesi keperawatan dan merupakan inti dari praktik keperawatan. Penerapan asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan merupakan wujud nyata
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat profesional terhadap klien yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan pada klien.
Pemberian asuhan keperawatan disusun untuk mengelola asuhan di rumah sakit yang
dapat diadaptasikan ke tempat lain. Dalam memilih model atau metode pengelolaan
pemberian asuhan keperawatan, metode tersebut harus merefleksikan falsafah
organisasi, struktur, pola ketenagaan dan populasi klien. Beberapa jenis metode
pemberian asuhan keperawatan terdiri dari metode kasus, fungsional, tim, primer dan
modifikasi. Di Indonesia metode pemberian asuhan keperawatan yang sering
digunakan adalam metode modifikasi yang menggabungkan antara metode tim dan
metode primer.
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan merupakan modifikasi
keperawatan primer, sehingga keputusan terkait rencana keperawatan ditetapkan oleh
PP (perawat primer). Kemudian PP (perawat primer) akan mengevaluasi
perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada rencana keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Pendekatan manajemen
Proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan
yang diberikan kepada klien atau keluarga secara profesional. Pendekatan manajemen
diterapkan dalambentuk proses manajemen yag terdiri daru perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian
(controlling). Manajemen keperawatan merupakan suatu proses penyelesaian
pekerjaan melalui anggita staf perawat dibawah tanggung jawabnya, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan profesional kepada klien dan keluarga (Huber yang
disitasi dalam Sitorus dan Panjaitan, 2011).
Tugas dan tingkatan manajemen keperawatan merupakan bagaimana peran
manajemen keperawatan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, untuk
mengarahkan staf perawat dalam penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas
pada model praktik keperawatan profesional. Tingkatan manajemen keperawatan
adalah manajer keperawatan tingkat unit yang terdiri dari kepala Ruangan (KaRu),
perawat primer (PP), dan ketua tim (KaTim) sedangkan staf perawat pelaksanan atau
asosiat adalah PA (perawat asosiate). Menurut Sitorus dan Panjaitan (2011) tugas
manajer keperawatan adalah melakukan koordinasi dan integrasi sumber-sumber yang
tersedia melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
sehingga lebih aktif memberikan asuhan bagi klien dan keluarga.
Pada model MPKP diberlakukan oleh manajemen SDM (sumber daya manusia), yaitu
ada garis korrdinasi yang jelas antara PP (perawat primer) dan PA (perawat asosiate).
Penampilan PA (perawat asosiate) dalam suatu tim menjadi tanggung jawab PP
(perawat primer). Sehingga PP (perawat primer) merupakan manajer asuhan
keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP (perawat primer) harus memiliki bekal
dengan kemampuan manajemen dan kempemimpinan, maka PP (perawat primer)
dapat menjadi manajer yang aktif dan pempimpin yang efektif.
5. Sistem kompensasi dan penghargaan
Dalam layanan profesional, seseorang memiliki hak atas kompensasi dan
penghargaan. Kompensasi merupakan faktor yang dapat meningkatkan motivasi pada
MPKP, hal ini dikarenakan setiap perawat memiliki peran dan tugas yang jelas
sehingga dapat dibuat klasifikasi yang objektif sebagai dasar pemberian kompensasi
dan penghargaan. Pemberian kompensasi yang memadai merupakan penghargaan
organisasi terhadap prestasi kinerja karyawan, sehingga akan mendorong perilaku-
perilaku atau performance karyawan sesuai dengan yang diinginkan organisasi.
Penghargaan merupkana segala bentuk pengembalian fisik finansial maupun non
finansial yang diterima karyawan/staf atas jasa yang diberikan ke suatu institusi.
Kompensasi dapat berupa gaji, upah, bonus, komisi, tunjangan, libur atau cuti.
Sedangkan kompensasi non finansial dapat berupa tugas yang menarik, tantangan
tugas, tanggung jawab tugasm peluang, pengakuan, pencapaian tujuan serta
lingkungan pekerjaan yang menarik. Dengan adanya penghargaan dapat
menghasilkan manfaat memberikan informasi dan motivasi. Penghargaan yang dapat
diberkan ke staf yaitu :
a. Promosi kenaikan pangkat
Promosi kenaikan pangkat merupakan reward untuk individu yang berprestasi
atau memberi kesempatan pengembangan dengan tetap memperhatikan
senioritas. Promosi bermanfaat untuk mempertinggi semanfat kerja bagi yang
berprestasi dan menciptakan keseimbangan dan motivasi.
b. Mutasi
Mutasi merupakan perpindahan dari suatu pekerjaan atau jabatan ke pekerjaan
atau jabatan lain. Mutasi memiliki tujuan untuk pengembangan,
meminimalkan kejenuhan, reorganisasi, memperbaiki tenaga yang kurang
cocok dan memberi kepuasan kerja.

PP (perawat primer) dan timnya berhak untuk mendapatkan kompensasi serta


penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang
profesional. Kompensasi dan penghargaan diberikan kepada perawat bukan bagian
dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan sebagai prosedur.

Metode Keperawatan Primer


Nursalam (2014) metode asuhan keperawatan primer merupakan metode penugasan di mana
satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk rumah sakit hingga pasien keluar rumah sakit. sedangkan
menurut Kamalia, Said dan Risky (2020) keperawatan primer merupakan distribusi
keperawatan akibatnya perawatan terhadap individu secara keseluruhan menjadi tanggung
jawab seorang perawat bukan beberapa orang perawat. Metode keperawatan primer dapat
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi ashan keperawatan sealam pasien
dirawat.

Tugas Perawat Primer

Nursalam (2014) tugas yang dilakukan oleh perawat primer antara lain :

1. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif


2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin
lain maupun perawat lain
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6. Menerima dan menyesuaikan rencana
7. Menyipakan penyuluhan untuk pulang
8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial du
masyarakat
9. Membuat jadwal perjanjian klinis
10. Mengadakan kunjungan rumah.

Peran Kepala Ruang/Bangsal Dalam Metode Primer

Nursalam (2014) peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer antara lain :

1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat


2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
4. Evaluasi kerja
5. Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staff
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapar mengenal hambatan yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai