Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di Stase Manajemen
Keperawatan
Oleh:
Aliyatunisa’, S.Kep 2101031043
Dian Febriyanti, S.Kep 2101031006
Ika Nur Hasanah, S.Kep 2101031003
Wulan Fitri N.S, S.Kep 2101031048
Larasati Cahya V, S.Kep 2101031042
Ika Yulia M, S.Kep 2101031001
Rivaldy Brahmantya, S.kep 2101031004
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan kemampuan, akal, dan kesempatan kepada
kita dalam berproses. Hanya karena izin-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan dengan judul “Laporan Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang Catleya RSD
Dr. Soebandi Jember”.
Dalam penyusunan laporan ini kami mendapatkan bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan
ini, kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Dr. Hanafi, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Ns. Sasmiyanto, S.Kep.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember
3. Asmuji, S. KM., M. Kep. dan Ns. Dwi Yunita Haryanti, M.Kep, selaku
Pembimbing Akademik dan PJMK dalam praktik Manajemen Keperawatan
4. Ns. Sri Wahyuningsih, S.Kep selaku pembimbing klinik selama kami praktik di
stase Manajemen Keperawatan
5. Tim Ruang Catleya, Ketua Tim serta Perawat Pelaksana yang selalu memberikan
pengarahan dan pendampingan penuh dalam proses praktik di stase Manajemen
Keperawatan ini.
6. Rekan – rekan yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini
Kami menyadari penyusunan laporan ini masih belum sempurna. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang akan dijadikan perbaikan di masa
mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu keperawatan yang
dituju kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat baik dalam kondisi
sehat maupun sakit (UU Keperawatan no. 38 tahun 2014). Tujuan pelayanan ini
tentunya untuk menerapkan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan
misi rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan.
Dalam pencapaian tujuan tersebut salah satunya adalah peningkatan mutu
keperawatan di rumah sakit, dimana dalam penerapan peningkatan mutu perlu
adanya manajemen keperawatan (Asmuji, 2012). Tuntutan dan kebutuhan
masyarakat yang semakin tinggi terhadap profesi keperawatan perlu mendapatkan
jawaban secara profesional. Menjawab secara profesional menjadi prioritas utama
tugas profesi keperawatan. Untuk dapat memberikan jawaban secara professional,
bidang keperawatan memerlukan suatu perubahan dan peningkatan kompetensi baik
dari aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Keberhasilan tujuan tersebut
dapat menjadi penunjang, maka memerlukan suatu pengelolaan atau manajemen
keperawatan secara baik dan sesuai prosedural.
Manajemen keperawatan merupakan suatu metode yang diterapkan untuk
mengelola asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien diharapkan mampu
menjawab pertanyaan masyarakat terhadap profesi keperawatan, karena manajemen
keperawatan memiliki pendekatan-pendekatan ilmiah yang sesuai dengan teori
manajemen terkini. Sehingga setiap kegiatan dalam manajemen keperawatan akan
lebih mudah diterapkan dalam asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling mendukung. Proses keperawatan sebagaimana manajemen
keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2013).
Menurut WHO-Ekspert Committee on Nursing dalam Kelompok Kerja
Keperawatan (KDIK) menjelaskan bahwa praktik keperawatan profesional sebagai
tindakan keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritis yang manatap
dan kukuh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu keperawatan selain berbagai
ilmu dasar antara lain biologi, fisika, ilmu boimedik, ilmu perilaku, ilmu sosial
sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa keperawatan,
menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil tindakan
keperawatan serta mengadakan penyesuaian atau revisi rencana asuhan
keperawatan (Sitorus R,2014).
Menurut surat keputusan menteri kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok
rumah sakit ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya rumah sakit sebagai unit usaha di bidang jasa
terutama untuk pemulihan, rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan pendidikan dan
riset kesehatan memerlukan pengelolaan secara profesional agar mutu pelayanan
kepada pasien dan keluarga menjadi baik.
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari
tujuan utama rumah sakit. Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan tugasnya
atau dalam memberikan pelayanan perawatan pada pasien harus mengerti dan
memahami pendekatan proses keperawatan yang meliputi empat yaitu:
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang masing-masing
berkesinambungan dan berkaitan satu sama lainnya (Depkes RI, 2014)
Pelayanan asuhan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Disisi lain yakni sebagai salah satu faktor penentu
baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan
asuhan keperawatan perlu dipertahankan serta ditingkatkan seoptimal mungkin.
Oleh karenanya Standar Asuhan Keperawatan harus diterapkan oleh seluruh tenaga
keperawatan sehingga pelayanan asuhan keperawatan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional. Dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan maka dalam pemberian asuhan keperawatan, seluruh tenaga keperawatan
mutlak menerapkan Standar Asuhan Keperawatan (Depkes, 2011)
Pelayanan Keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Rumah sakit memiliki kepentingan untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang optimal melalui tenaga keperawatan
yang bertanggung jawab dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24 jam, secara berkesinambungan di
bawah tanggung jawab seorang pemimpin keperawatan perawat sebagai salah satu
dari ujung tombak rumah sakit, memerlukan suatu sistem untuk melakukan
tindakan keperawatan. Sistem yang terdiri dari dari struktur, proses dan nilai-nilai
profesional akan mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
yang dapat menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut. Untuk mencapai
tujuan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah
sakit, berbagai upaya telah dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Dalam pencapaian tujuan tersebut salah satunya adalah peningkatan mutu
keperawatan di rumah sakit, dimana dalam penerapan peningkatan mutu perlu
adanya manajemen keperawatan (Asmuji, 2012).
Pedoman sistem tersebut dikenal dengan Model Praktik Keperawatan
Profesional atau MPKP. Penerapan MPKP secara tepat akan berdampak kepada
peningkatan angka pemanfaatan tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupancy Rate
(BOR) dan indikator mutu ruangan serta penurunan angka rata-rata lama hari
seorang pasien dirawat atau disebut juga dengan Average Length of Stay (ALOS)
dan angka rata-rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi hingga
saat terisi berikutnya atau Turn Over Interval (TOI) yang merupakan indikator
mutu pelayanan rumah sakit yang baik dan berdampak pada kinerja perawat. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan MPKP pelayanan kesehatan yang diberikan bermutu
baik.
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu model
pemberian asuhan keperawatan yang memberi kesempatan kepada perawat
professional untuk menetapkan otonominya dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien (Manurung
S,2011). Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai- nilai profesiona) yang menfasilitasi perawat profesional,
mengaturpemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan (Sitorus R,2014)
Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan Model Praktik Keperawatan
Profesional sebagai suatu sistem yang meliputi struktur, proses dan nilai profesional
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan. Sebagai suatu
model berarti sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik keperawatan
profesional dirumah sakit. Model ini sudah banyak dikembangkan diberbagai
rumah sakit di lluar negeri, salah satu diantaranya pada tahun 1973 di Beth Israel
Hospital (Clifford & Horvath,1990; Hoffart & Woods,1996). Model ini berfokus
pada hubungan caring antara klien/keluarga dan perawat (Sitorus, 2006).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh praktikan pada tanggal 16 Mei
2022 di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi menerapkan model praktik keperawatan
profesional dengan metode tim. Menurut Huber (2010), Marquis & Huston (2012)
dikutip dalam Rusmianingsih (2012) dan Swansbrug (2000) Faktor yang
mempengaruhi dari metode tim yaitu kepemimpinan, komunikasi, koordinasi,
penugasan, motivasi dan supervisi. Sitorus (2006) mengatakan ketua tim sebagai
perawat profesional, harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan
dan harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, serta
evaluasi asuhan keperawatan. Ketua tim harus mampu mengontrol setiap
perkembangan pasien, keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh
ketua tim yang profesional.
Pelaksanaan metode tim menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda – beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri dari perawat
profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.
Metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi (Tussaleha, 2014).
Salah satu keberhasilan dalam memanajemen ruangan adalah ketepatan dalam
memilih MPKP yang lebih sesuai dengan kondisi ruangan perawatan dan sesuai
dengan sumber daya manusia yang ada, termasuk dukungan dari pemegang
kebijakan. Kualitas pelayanan keperawatan pun ditentukan juga oleh tingkat
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku dari praktisi keperawatan, maka perlu
diperhitungkanpula nilai-nilai dasar, keyakinan serta cara mengorganisasikannya
agar semua orang yang terlibat di dalamnya bergerak dalan satu tujuan yaitu
mencapai mutu pelayanan prima. Untuk itu dalam kesempatan kegiatan praktik
manajemen keperawatan yang di laksanakan oleh praktikan sejak tanggal 16 Mei –
28 Mei 2022 yaitu untuk mengaplikasikan diri terlibat aktif dalam kegiatan-
kegiatan manajerial yang ada di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi dengan harapan
dapat mengembangkan kemampuan serta dapat membantu meningkatkan mutu
pelayanan dengan jaminan keamanan dan kepuasan bagi masyarakat yang dirawat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan sesuai
dengan model praktik keperawatan profesional.
2. Tujuan Khusus
Setelah praktikan melaksanakan praktik klinik managemen keperawatan,
praktikan mampu:
a. Melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan manejemen ruangan
berdasarkan pendekatan pada pilar-pilar model praktik keperawatan
profesional di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelayanan keperawatan, mengukur kekuatan
SDM termasuk menghitung kebutuhannya, kebutuhan sarana dan
prasarana yang ada di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi
c. Menganalisis data yang telah tersaji dari praktik keperawatan profesional
yang telah dilakukan di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi.
d. Merumuskan masalah berdasarkan kajian yang diperoleh di Ruang Catleya
RSD dr. Soebandi
e. Menyusun dan merencanakan strategi operasional di Ruang Catleya RSD
dr. Soebandi berdasarkan masalah yang ditemukan.
f. Melaksanakan rencana strategi operasional yang telah disusun berdasar
model MPKP TIM di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi.
g. Mengevaluasi pelaksanaan strategi operasional yang telah dijalankan di
Ruang Catleya RSD dr. Soebandi.
C. Manfaat
1. Tercapainya manajemen keperawatan profesional yang sesuai dengan
kondisi Ruang Catleya RSD dr. Soebandi.
2. Memberikan pengalaman bagi praktikan untuk menjalankan semua peran
fungsi dalam praktik manajemen keperawatan berdasarkan model MPKP
TIM.
3. Tercapainya kepuasan kerja bagi perawat, pasien, dan keluarga pasien.
4. Terbina hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, perawat dengan pasien dan keluarganya.
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dalam diri perawat
Ruang Catleya RSD dr.Soebandi.
S1 5 27,7 3 16,6
D3 2 11,1 8 44,4
Total 7 38,8 11 61
Berdasarkan tabel 2.2 didapatkan bahwa lama kerja tenaga keperawatan
di Ruang Catleya periode bulan April 2022 adalah D3 Keperawatan yaitu 0
– 5 tahun sejumah 2 orang dengan persentase 11,1% , ≥6 Tahun 8 orang
dengan persentase 44,4 % dan S1 Keperawatan sejumlah 5 orang dengan
presentase 27,7%, ≥6 Tahun 3 orang dengan persentase 16,6%.
c. Status Kepegawaian
Tabel 2.3 Status Kepegawaian Keperawatan Ruang Catleya Rumah Sakit
Daerah dr. Soebandi Jember, periode April 2022
Status Kepegawaian Jumlah %
PNS 1 5,55
Blud 17 94,5
Total 18 100
Berdasarkan tabel 2.3 didapatkan bahwa status kepegawaian
keperawatan di Ruang Catleya periode bulan April 2022 adalah status
kepegawaian dengan BLUD sebanyak 17 orang dengan persentase 94,5 %
dan PNS 1 orang dengan persentase 5,55 %
d. Pelatihan
Tabel 2.4 Pelatihan yang diikuti Tenaga Keperawatan di Ruang Catleya
Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember, periode April 2022
Pelatihan 0-5 X ≥ 10 X %
S1 8 - 44,4
D3 10 - 55,5
Total 18 0 100
Berdasarkan tabel 2.4 didapatkan bahwa paling banyak tenaga
keperawatan yang mengikuti pelatihan yaitu D3 dengan kegiatan pelatihan
2-3 kali sebanyak 10 orang dengan persentase 55,5 %.
e. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Tabel 2.5 Waktu Perawatan per Pasien di Ruang Catleya Rumah Sakit
Daerah dr. Soebandi Jember, periode Mei 2022
Tingkat Jumlah Jumlah Jam Perawatan
Ketergantungan Pasien Pasien
Minimal Care 0 0
Partial Care 12 (12x3) + (12x1) + (12x0,25) = 51
jam
Total Care 2 (2x1) + (2x1) + (2x0,25) = 0,5
jam
Total Pasien 14 51,5 jam : 14 = 3,6 = 4 jam /
pasien
1) Jumlah jam perawatan/pasien
= 0 + 51 + 0,5
14
= 4 jam/pasien
2) Jumlah perawat yang dibutuhkan
TP = jumlah perawat per pasien/hari x jumlah pasien perhari x 365 hari
(365 hari – 128 hari) x 7 jam
= 4 x 14 x 365
237 x 7
= 12,3 perawat
= 12 perawat
3) Hari libur/cuti/hari besar (Lossday)
Jumlah hari libur dalam setahun x jumlah perawat yang dibutuhkan
Jumlah hari kerja efektif
= 78 x 12
286
= 3,6 perawat
= 4 perawat
Tenaga keperawatan total = 12 + 4 = 16 perawat
4) Yang mengerjakan non-nursing job
= (Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25
100
= 16 x 25
100
= 4 orang
5) Jumlah tenaga total
= tenaga yang dibutuhkan + perawat libur + non nursing
= 12 + 4 + 4
= 20 orang
Jumlah 8 orang
Bila menggunakan metode modular perkiraan jumlah perawat adalah
1) Pagi 4 orang (1 Kepala Ruangan + 2 Katim + 1 PP)
2) Sore 2 ( penanggung jawab, perawat pelaksana)
3) Malam 2 perawat pelaksana
4. Sarana dan Prasarana
a. Daftar nama-nama SPO yang terdaftar di Ruang Catleya RSD dr.Soebandi
Jember Bulan April 2022
No. Nama SPO
1. Pemakaian Sarung Tangan
2. Kebersihan Tangan Dengan Handrub Berbasis Alkohol
3. Kebersihan Tangan Dengan Air Mengalir Dan Sabun Cair
4. Mengukur Suhu Tubuh
5. Menghitung Denyut Nadi
6. Mengukur Tekanan Darah Non Invasive
7. Memgukur Frekwensi Nafas
8. Membersihkan Tempat Tidur Pasien
9. Pemasangan Infus
10. Pemasangan Indwelling Kateter
11. Perawatan Indwelling Kateter
12. Melakukan Kumbah Lambung
13. Melakukan suctioning
14. Pemasangan NGT
15. Pemberian Obat Injeksi SC, IC, IM, dan IV
16. Tindakan Transfusi Darah
17. Penggunaan Nebulizer Pada Serangan Asma
18. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
19. Resusitasi Jantung Paru
20. Melakukan tindakan Defibrilasi
21. Pemberian obat oral
22. Perawatan Post Operatif
23. Perawatan Luka Bersih, Luka Kanker
24. Perawatan Ulkus Dekubitus
25. Perawatan luka infeksi
26. Merawat Luka Bakar
27. Melakukan Angkat Jahitan Luka
28. Membersihkan Mulut/Oral Hygiene (Pasien Sadar)
29. Membantu Pasien BAB
30. Pemakaian Apron, Masker, dan Penutup Rambut
31. Tata Laksana Instrumen Kotor Di IRNA dan IRJA
32. Tata Laksana Pengambilan Barang Steril
33. Pencampuran Obat Suntik
Pencatatan dan Monitoring Suhu dan Kelembapan Ruangan
34.
Penyimpanan
Pemakaian dan Penggantian Obat dan Alat Untuk Kebutuhan
35.
Emergensi
36. Penanganan Linen Kotor Infeksiud Dari Unit Kerja
37. Edukasi Pasien Pulang
38. Discharge Planning
39. Pasien Pulang Dengan Resume Kontrol
40. Pasien Pulang Paksa
41. Laporan Kematian
42. Pulang Melarikan Diri
43. Pasien Pulang Sementara
44. Alur penempatan pasien rawat inap di luar jam dinas
45 Penolakan pelayanan dan pengobatan
46 Penyelesaian komplain pasien atau keluarga
47 Menyampaikan keluhan atau komplain
48 Pengisian CPPT
49 Pengisianresume medik pasien pulang
50 Persiapan pasien pulang
51 Menerima komplain, keluhan dan konflik dari pasien atau keluarga
52 Identifikasi pasien
53 Perlindungan pasien dengan cacat fisik dan lanjut usia
54 Perlindungan kekerasan fisik pada gangguan mental/kejiwaan
55 Pemberian informasi tentang penolakan pengobatan
56 Penjelasan second opinion
57 Identifikasi identitas pasien saat tindakan
Menjaga privasi pasien saat melakukan tindakan dan pemeriksaan
58
fisik
59 Pelayanan pasien tahap terminal
Memberikan privasi antara laki-laki dan perempuan di ruang
60
perawatan umum
Menjaga privasi pasien saat jam kunjungan pasien, saat
61
memandikan pasien, saat membantu pasien BAB dan BAK
62 Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya
63 Pelaksanaan survei kepuasan pelanggan
64 Pelayanan permintaan data rekam medis
65 Keamanan obat yang perlu di waspadai (high alert medications)
66 Ketepatan pemberian obat
67 Pengelolaan obat high alerti
68 Identikasi pasien risiko jatuh
69 Pemasangan tanda risiko pada pasien
70 Assment risiko jatuh/cidera untuk anak-anak
71 Pemasangan gelang identitas
72 Identifikasi pasien pada kondisi yang tidak dapat berkomunikasi
73 Pelepasan gelang identitas pasien
74 Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium
75 Serah terima (operan) pasien antar unit dengan SBAR
76 Serah terima (operan) pasien antar jaga shift dengan SBAR
77 Menerima laporan hasil test kritis dan nilai kritis dengan TBAK
78 Peningkatan komunikasi efektif dengan teknik SBAR dan TBAK
79 Privasi pasien pada akhir kehidupan
80 Penanganan sampah non infeksius dan infeksius di ruangan
81 Bimbingan kerohanian (spiritual) islan Ibadah sholat
82 Bimbingan spiritual islam bagi pasien pre op, pasien di ruang
perawatan, dan pasien yang telah meninggal dunia
83 Bimbingan spiritual hindu budha di ruang perawatan bagipasien
84 Bimbingan spiritual islam bagi pasien sakratul maut
85 Pendaftaran pasien gawat darurat
86 Penundaan pelayanan dan pengobatan
Mengatasi hambatan bahasa pada saat kontak pertama dengan
87
pasien
88 Mengatasi hambatan fisik
89 Permintaan kursi roda / brancard
Kunjungan keluarga pasien di ruang perawatan instalasi rawat
90
intensif
Pendelegasian ketua tim kepada PP dalam pelaksanaan tindakan
91
keperawatan
92 Perlindungan pasien dari kekerasan fisik
93 Perlindungan pada anak/bayi
94 Perubahan DPJP
95 Perpindahan tanggung jawab DPJP
96 Identifikasi TT pasien rawat inap
97 Pendistribusian kebutuhan floor stock
98 Pengelolaan obat dan alat untuk kebutuhan emergensi
99 Kode red Dr.Soebandi
100 Pelayanan pasien di instalasi asmisi dalam sistem SIMRS
101 Pendaftaran pasien rawat jalan umum
102 Pendaftaran pasien rawat inap
103 Penundaan pelayanan atau pengobatan (faktor administrasi)
104 Penundaan pelayanan atau pengobatan (faktor pasien)
Penundaan pelayanan atau pengobatan (faktor sarana dan
105
prasarana)
106 Penundaan pelayanan atau pengobatan (faktor petugas)
107 Penggunaan singkatan dan simbol rekam medis
108 Permintaan data laporan
109 Mengantar pasien pulang dari RS
110 Rujukan pelayanan penunjang setelah pasien keluar RS
111 Media promosi kesehatan RS
Instruksi tindak lanjut bagi pasien yang tidak langsung di rujuk ke
112
RS lain
113 Melakukan rujuk balik pasien
114 Pelayanan pasien di IRNA dan IGD dalam SIMRS
115 Rujukan ambulance 118 ke RS
Penempatan dan penanganan pasien pre non operasi dan pre Op di
116
IGD
117 Penjadwalan Op di Ibs
118 Tatacara pasien keluar dari instalasi Rawat intensif
Alur penerimaan dan pengembalian berkas klaim jaminan
119
kesehatan nasional / BPJS
120 Menjaga privasi ibu menyusui dan ibu melahirkan
121 Alur pelaporan kegiatan promosi kesehatan RS
122 Merujuk pasien BPJS dan asuransi lainnya ke RS lain
123 Pembagian kamar operasi
124 Penundaan dan tindak lanjut operasi di IBS
125 Pemberian posisi intra operatif
126 Persiapan pasien untuk tindakan anastesi
Perawatan pasien pasca pemberian anastesi SAB di ruang pulih
127
sadar
128 Pembagian kamar operasi
129 Penundaan dan tindak lanjut Operasi di IBS
130 Perilaku berada di kamar operasi
131 Asistensi anastesi Cse 9 combined spinal epidural
132 Membersihkan ceceran darah, muntahan dan urin (cairan tubuh)
Sikap petugas dalam menghadapi komplain pasien atau keluarga
133
pasie di IGD
g. Sistem Pendokumentasian
Sistem pendokumentasian Ruang Catleya RSD dr. Soebandi Jember
sebagai berikut:
1) Formulir komunikasi antar unit pelayanan (transfer pasien)
2) Formulir terintegrasi
a) Formulir informasi edukasi pasien dan keluarga terintegrasi
b) formulir pelaksanaan edukasi dan verifikasi terintegrasi
c) catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
3) Formulir ringkasan masuk dan keluar RS
4) Formulir assesment awal medis
5) Formulir daftar masalah medis
6) Formulir resume medis
7) Formulir assesment awal keperawatan rawat inap
8) Formulir assesment awal nyeri
9) Formulir observasi nyeri
10) Formulir assesment resiko jatuh
11) Formulir observasi keperawatan
12) Formulir survey infeksi rumah sakit
13) Formulir asesment pasien terminal
14) Formulir dischard planning
15) Formulir fisioterapi
16) Formulir nutritionist
17) fomulir apoteker
18) formulir penunjang
h. Dari hasil penghitungan jumlah pasien dibawah ini dapat diketahui BOR,
AVLOS, TOH
No Bulan T A H M Mati Mati D HP BOR LOS TOI BTO
< 48 > 48
Jam Jam
1 Januari 31 26 167 15 11 4 151 504 62,53 3,73 2,24 5,19
2 Februari 28 26 142 5 2 3 133 407 52,2 3,36 3,08 4,35
3 Maret 31 26 151 17 11 6 138 402 49,88 3,38 3,39 4,58
Keterangan :
HP : Hari perawatan
T : Periode waktu
A : Kapasitas tempat tdur
D : Jumlah pasien keluar RS baik hidup maupun mati
H : Paisen hidup
M : Pasien mati
BOR : 75%-85%
LOS : 3-12 hari
TOI : 1-3 hari
BTO : 30 persen
B. Analisis masalah 4 pilar MPKP berdasarkan evaluasi diri
1. Pilar 1 : Pendekatan manajemen keperawatan ( kepala ruangan )
a) Perencanaan
Tabel 2.11 Visi
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
Kepala ruangan menetapkan visi
1 1
ruangan MPKP
Visi yang ditetapkan sesuai dengan
2 1
visi rumah sakit
Visi bersifat futuristik (gambaran
3 1
kemajuan di masa depan)
Visi disosialisasikan kepada semua
4 1
staf perawat
Visi dievaluasi pencapaiannya dalam
5 1
jangka waktu tertentu
5 100 %
d) Pengendalian
Tabel 2.26 Indikator Mutu
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 BOR dihitung setiap satu bulan 1
2 AVLOS diukur setiap bulan 1
3 TOI diukur setiap bulan 1
4 Angka lari dicatat setiap bulan 1
Angka pengekangan fisik dihitung 1
5
tiap bulan
6 Angka cedera diukur tiap bulan 1
6 100 %
Tabel Tabel 2.27 Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
2) Ketua Tim
Tabel 2.1 Compensatory Reward
No Aspek yang Dinilai
Score Presentasi
Ada program orientasi staf baru yang 1
1
masuk ke MPKP
Pelatihan/bimbingan terstruktur 1
2
tentang MPKP
Ada penilaian kinerja semua staf 1
3
MPKP
Pemberian insentif khusus sesuai 1
4
kinerja
Pemberian kesempatan mengikuti 1
5
seminar, pelatihan, symposium
Pemberian kesempatan melanjutkan 1
6
pendidikan
7 Promosi sesuai kinerja 1
8 Pemberian penghargaan khusus 1
9 Pemberian sertifikat MPKP 0
8 88,8 %
Tabel 2.45 menjelaskan bahwa rata-rata hasil dari kompensasi
penghargaan kepala tim di Ruang Catleya RSD dr. Soebandi adalah
88,8%, sehingga dapat dikategorikan lulus dengan pembudayaan.
2) Ketua Tim
Tabel 3.6 Case Conference
No Aspek yang Dinilai Score Persentase
1 Kesiapan bahan yang akan disampaikan 1
2 Memberikan salam (pembukaan) 1
3 Menyampaikan kasus 1
Memberikan kesempatan pada perawat 1
4
untuk bertanya
5 Menjawab pertanyaan 1
6 Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan 1
7 Menyimpulkan hasil 1
8 Menyampaikan rencana tindak lanjut 1
9 Menutup kegiatan 1
Total Skor 9 100%
3) Perawat Pelaksana
Tabel 4.3 Patient Care Delivery
Dari data tersebut diatas berdasarkan nilai yang didapat maka prioritas
masalah yang harusnya dipecahkan berdasarkan prioritas adalah :
1. Penyampaian operan tidak efektif dan focus karena ruangan dan
petugas terbagi menjadi 2 yaitu catleya atas dan catleya bawah
2. Case conference tidak berjalan
3. Pendelegasian tidak dilakukan secara tertulis, hanya secara lisan, tidak
ada format baku
4. Tidak adanya compensatory reward terkait pelatihan atau bimbingan
terstruktur tentang MPKP
5. Standar Asuhan Keperawatan tidak sesuai dengan SDKI
BAB III
PERENCANAAN
P S P
1 DIAN FEBRIYANTI P L P L P L L L L
(KARU) (PP) (PP)
P
S M
2 IKA NUR HASANAH L P P L P L L (KATIM L L
(PP) (PP)
)
S
M P
3 LARASATI CAHYA V L P L P L P L L (KATIM L
(PP) (KARU)
)
P
MINGGU
MINGGU
M P
4 ALIYATUNISA' P L P L P L (KATIM L L L
(PP) (KARU)
)
S
P M
5 WULAN FITRI N.S L P L P L P L L L (KATIM
(KARU) (PP)
)
S
IKA YULIA P M
6 P L P L P L L (KATIM L L
MANDALISA (KARU) (PP)
)
S
RIVALDI M P
7 L P L P L P L L (KATIM L
BRAHMANTYA (PP) (KARU)
)
DENAH RUANGAN CATLEYA
BED 21 BED 22 BED 23 BED 24 BED 25 BED 26 BED 7 BED 8 BED 9 BED 10 BED 11 BED 12 BED 13 BED 14
KANTOR
TA BED 15 BED 16 BED 17 BED 18 BED 19 BED 20 TA BED 6 BED 5 BED 4 BED 3 BED 2 BED 1
TANGGA
TANGGA