Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TINJAUAN KASUS (ANALISA SITUASI)

A. Sistem Manajemen Ruang Karang Mumus

1. M1 (Manusia / Ketenagaan)

Presentase kepemimpinan
Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit
Jumlah persen
Optimal 6 43%
Tidak optimal 8 57%
Total 14 100

Hasil presentase menunjukkan perawat pelaksana merasa

kurang optimal dengan kepemimpinan kepala ruangan, yaitu

sebanyak 57% merasa kurang optimal dan sebanyak 43%

merasa optimal.

Presentase kepuasaan kerja


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 9 64%
Tidak optimal 5 36%
Total 14 100

Hasil menunjukkan perawat enggang merasa puas atas tingkat kepuasan

kerja, yang dimana kepuasan kerja berisikan tentang kebebasan perawat

dalam melakukan tindakan keperawatan, mendapat apresiasi untuk

melanjutkan pendidikan dan terdapat pelatihan yang akan di berikan ke

perawat untuk meningkatkan skill. Data menunjukkan 64% perawat

merasa puas dan 36% perawat merasa kurang puas.


Presentase kinerja case clinical manager rawat inap
Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 13 93%
Tidak optimal 1 7%
Total 14 100
Sebanyak 93% perawat puas dengan kinerja case clinical manager (CCM)

dan sebanyak 7% perawat merasa kurang puas terhadap kinerja CCM.

Dengan demikian perlu adanya peningkatan kinerja terhadap CCM untuk

mencapai tingkat kepuasan kerja.

2. M2 (Material / Sarana dan Prasasrana)

Presentase sarana dan prasarana


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit
Jumlah persen
Optimal 14 86%
Tidak optimal 2 14%
Total 14 100

Sebanyak 100% perawat merasa sarana dan prasarana yang ada di

ruang enggang sudah optimal dalam mendukung tindakan maupun

prosedur keperawatan dan medis.

3. M3 (Metode)

a. Model asuhan keperawatan

Penerapan Metode Tim di Ruangan Karang Mumus

Penerapan Metode Tim di Ruangan Karang mumus menggunakan

metode TIM, dimana pasien yang dirawat inap di kelola oleh tiga

TIM, TIM 1 mengelola pasien kelas 1 Tim 2 pasien kelas II Tim 3

mengelola diruang perintologi. Dalam pelaksanaannya perawat

pelaksana dalam kedua TIM dipilih setiap harinya. Dalam


pelaksanaan kegiatan pelayanan Ruangan mengacu pada visi dan

misi yang ada. Tindakan dan asuhan keperawatan yang diberikan

di Ruangan berdasarkaan SOP dan SAK. Berdasarkan

perhitungan jumlah tenaga menurut Ilyas, tenaga keperawatan

yang membantu optimalisasi penerapan metode tim masih kurang.

Berdasarkan hasil wawancara pembagian anggota tim telah

ditetapkan oleh kepala Ruangan. Untuk ketua tim ditetapkan

secara bersama.

Model Asuhan Keperawatan


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 11 79%
Tidak optimal 3 21%
Total 14 100

Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada


perawat mengenai model asuhan keperawatan didapatkan data
optimal 79% dan tidak optimal 21%.
Masalah :
optimalnya penggunaan model asuhan keperawatan perawat dan
Katim di ruangan

b. Overran / Timbang terima

Presentase sarana dan prasarana


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit
Jumlah persen
Optimal 5 36%
Tidak optimal 9 64%
Total 14 100

Berdasarkan hasil peneyebaran kuesioner di ruang Karang


Mumus sebagian responden menyatakan belum sepenuhnya
optimal dengan data 64% dan kurang optimal 36% dalam
proses overan dan timbang terima diruang perawatan Karang
Mumus. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner,
wawancara dan observasi selama 3 hari yaitu dari tanggal 15
April – 18 April 2020, didapatkan :
1. kegiatan timbang terima dilakukan setiap pergantian shift,
yaitu pagi jam 07.30, sore 14.30, dan malam 21.30.
2. Timbang terima dilakukan oleh perawat yang selesai jam
kerja dan perawat yang masuk shift kerja di nurse station
untuk membahas kondisi klien.
3. Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi pasien,
rencana tindakan, dan observasi pada pasien.
4. Selanjutnya perawat yang akan dinas melakukan validasi
data dengan membawa buku laporan perawat dan diikuti
perawat dinas shift sebelumnya.
5. Ada SOP yang baku tentang timbang terima dari Rumah
Sakit.
6. Dari 100% ada 36% menyatakan perawat melakukan
interaksi dengan pasien saat melakukan timbang terima dan
selebihnya tidak melakukan.
Masalah :
Belum optimalnya timbang terima/overan.

a. Sentralisasi obat

Presentase sentralisasi obat


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 10 71%
Tidak optimal 4 29%
Total 14 100

Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada


perawat diruangan mengenai sentralisasi obat diruangan
menyatakan 71% sudah optimal dan 29% tidak optimal.

Masalah :
optimalnya sarana dan pra sarana yang mendukung sentalisasi
obat.
b. Ronde keperawatan

Presentase ronde keperawatan


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 1 79%
Tidak optimal 3 21%
Total 14 100

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan


serta CCM di Ruang enggang diperoleh informasi bahwa
sebagian besar dari mereka mengerti tentang ronde keperawatan
Masalah :
optimalnya ronde keperawatan dilaksanakan di ruangan.
c. Discharge planning

Presentase Discharge Planning


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 10 71%
Tidak optimal 4 29%
Total 14 100

Discharge Planning di Ruangan Karang Mumus dilakukan pada


pasien yang sudah diperbolehkan pulang. Discharge planning
dilakukan oleh perawat. Dan dari penyebaran kuesioner discharge
planning menunjukkan hasil tidak optimal sebesar 29%. Dan di
dapatkan data 71% menyatakan optimalnya perawat dalam
melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain

Masalah :
optimal pelaksanaan pasien pulang.

d. Model dokumentasi keperawatan

Model Dokumentasi Keperawatan


Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 12 86%
Tidak optimal 2 14%
Total 14 100

Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada


perawat diruangan mengenai model dokumentasi keperawatan
terdapat 86% menyatakan optimal dan 14% tidak optimal.

Masalah :
Optimalnya model pendokumentasian keperawatan yang
digunakan.
4. M5 (Mutu)

Patient safety (keselamatan pasien)

Diruangan Enggang RSUD A.M Parikesit

Jumlah persen
Optimal 6 43%
Tidak optimal 8 57%
Total 14 100

Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada


perawat diruangan mengenaipasien safety keperawatan terdapat
43% menyatakan optimal dan 57% tidak optimal.

Masalah :
kurang optimalnya patient safety

Anda mungkin juga menyukai