DALAM KEPERAWATAN
Dosen Pengampu:
Dr. Nur Hidayah, S. Kep, Ns., M. Kes
Dr. Patima, S. Kep., Ns., M. Kep
Syamsiah Rauf, S. Kep., Ns., M. Kep
Andi Adriana Amal, S. Kep., Ns., M. Kep
Oleh:
KELOMPOK 1
KEPERAWATAN A
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Deskripsi Materi............................................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran..................................................................... 3
C. Topik Materi.................................................................................. 3
D. Latar Belakang Materi.................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP...................................... 6
BAB III STUDI KASUS................................................................ 19
BAB IV EXERCISE....................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Dalam era globalisasi saat ini, pelayanan prima merupakan elemen
yang diharapkan oleh masyarakat dalam pelayanan kesehatan termasuk
pada tatanan pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS) dan di tingkat
keluarga, di Puskesmas dan masyarakat. Tempat layanan kesehatan
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar terbaik bagi masyarakat sebagai konsumen, karena itu dilakukan
berbagai upaya memperbaiki sistem pelayanan kesehatan dalam
meningkatkan kualitas yang diberikan. Salah satu upaya yang dilakukan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan adalah melalui manajemen yang
tepat (Ginting et al., 2017).
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur
beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan
agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan
yang diharapkan. manajemen adalah proses yang dinamis, yang
senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Manajemen
merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan
dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi,
filosofi organisasi (Mugianti, 2016).
Sumber daya manusia yang terbesar di layanan kesehatan adalah
tenaga paramedis keperawatan. Perawat adalah karyawan lini terdepan
yang kontak secara langsung dengan pasien, sehingga kinerja perawat
berperan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kontrak kinerja
tahunan yang telah ditetapkan, sehingga penting adanya manajemen
dalam keperawatan (Murtiningsih, 2015).
Menurut Mugianti (2016), manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien. Pekerjaan
keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan
asuhan keperawatan dapat tercapai.
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah
manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan (Mugianti, 2016).
1
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin
utama dari seluruh tujuan keperawatan. Manajemen keperawatan harus
terorganisir, pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan
organisasi untuk mencapai tujuan (Mugianti, 2016).
Perawat memiliki peranan penting terutama dalam mencapai
pelayanan kesehatan secara paripurna dan holistik. Perawat merupakan
garda terdepan dalam meningkatkan keselamatan dan kualitas kesehatan
di pelayanan kesehatan. Oleh karena hal tersebut, maka diperlukan
kepemimpinan dalam keperawatan, yang merupakan bagian dasar dari
pelayanan keperawatan yang efektif dan perawat diakui sebagai pemimpin
dalam pelayanan kepada pasien (Prasetiani & Kusuma, 2018).
Mugianti (2016) mengemukakan bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan suatu tindakan pada seseorang atau kelompok untuk tujuan
tertentu atau cara seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan,
memotivasi, dan mengendalikan bawahan dengan cara tertentu sehingga
bawahan dapat menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan (Mugianti, 2016).
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan
pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan
memotivasi komunitas. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor
manusia dalam suatu organisasi, yang mencakup interaksi antara manusia
dan fokus pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.
Dalam kepemimpinan memerlukan penggunaan keterampilan seorang
pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat-perawat lain yang
berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi
yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat
dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan (Herlina &
Kusuma, 2017).
Dari berbagai tipe kepemimpinan yang ada, kepemimpinan
transformasional merupakan tipe kepemimpinan yang saat ini sedang
2
berkembang. Menurut Robbins (2015) pemimpin transformasional adalah
pemimpin yang mampu menginspirasi pengikutnya untuk melampaui
keinginan diri mereka sendiri demi keuntungan organisasi. Dikatakan pula
para pemimpin transformasional lebih efektif karena mereka lebih kreatif
dan mampu mendorong para pengikutnya agar ikut kreatif (Ginting et al.,
2017).
Masih menurut Robbins yang mengungkapkan bahwa dari beberapa
jenis kepemimpinan tersebut kepemimpinan transformasional adalah jenis
kepemimpinan yang terbaik karena dapat memotivasi para karyawan agar
bekerja sesuai dengan tujuan yang belum pernah diraih sebelumnya,
memberikan perhatian pada karyawan, mampu melatih, serta membuat
karyawan loyal terhadap perusahaan. Pengaruh kepemimpinan
transformasional membuat karyawan lebih memiliki rasa loyalitas terhadap
pekerjaanya (Mugianti, 2016).
B. Tujuan Pembelajaran
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami hal-hal terkait
dengan kepemimpinan transformasional dalam keperawatan sehingga
dapat diterapkan dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi
dan mengelola sekelompok perawat dengan menggunakan peran dan
fungsi manajemen untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
klien pada tatanan pelayanan keperawatan di tingkat ruang rawat di
rumah sakit (RS) dan di tingkat keluarga, di Puskesmas dan masyarakat
sesuai standar nasional dan internasional.
C. Topik Materi
1. Menjelaskan definisi kepemimpinan transformasional dalam
keperawatan
2. Menjelaskan manfaat kepemimpinan transformasional dalam
keperawatan
3. Menjelaskan indikator kepemimpinan transformasional dalam
keperawatan
4. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kepemimpinan
transformasional dalam keperawatan
3
Rosiana S (2018) menjelaskan bahwa dalam sebuah organisasi
seorang pemimpin merupakan sosok yang penting dan sangat dibutuhkan
dalam membangun budaya organisasi dan membentuk karakter dari
anggota organisasi. Jika hal tersebut dapat diwujudkan oleh seorang
pemimpin, maka tujuan dan nilai-nilai organisasi akan dapat dicapai oleh
semua anggota organisasi.
Kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan,
organisasi ataupun sebuah institusi kesehatan (rumah sakit) yang berada
di Indonesia. Secara tidak langsung akan ber dampak pada visi dan misi
organisasi perusahaan atau institusi untuk meningkatkan sumber daya
manusia dalam memotivasi karyawan. Misalnya, seorang perawat yang
harus selalu mengikuti perkembangan dalam bidang keperawatan. Maka
rumah sakit membutuh kan seorang pemimpin yang dapat mendukung
pelaksa naan tugasnya dan yang memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan harapan untuk menumbuhkan motivasi kerja karyawan (Savitri,
2016).
Perawat harus mampu beradaptasi dan memiliki keterampilan
dalam berkomunikasi secara efektif, termasuk kemampuan memengaruhi
orang lain (pasien) dalam mencapa tujuan yang telah dibuat oleh perawat
(Prasetiani & Kusuma, 2018).
Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan. Terbentuknya kinerja perawat yang baik
dapat dipengaruhi oleh sistem nilai bersama yang ada pada budaya rumah
sakit dan gaya kepemimpinan para manajer rumah sakit. Gaya
kepemimpinan yang baik akan mendorong timbulnya loyalitas pada
organisasi, peningkatan motivasi serta produktivitas yang dapat
berpengaruh terhadap laju roda organisasi, yang akhirnya akan
menghasilkan kinerja perawat optimal sebagai penentu dalam
mewujudkan kualitas pelayanan keperawatan dan citra pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Abdullah, 2019).
Gaya kepemimpinan memainkan peran penting dalam
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Beberapa peneliti menemukan
bahwa gaya kepemimpinan yang berbeda akan menimbulkan lingkungan
kerja yang berbeda pula dan secara langsgung dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Keberhasilan suatu organisasi terletak pada
gaya kepemimpinan yang dipakai dalam organisasi tersebut. Gaya
kepemimpinan seorang pemimpin menjadi model yang akan ditiru oleh
bawahan. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya
tergantung pada pemimpin dan gaya kepemipinannya (Suweko &
Dwiantoro, 2020).
Kepemimpinan transformasional lebih unggul daripada
kepemimpinan transaksional, dan menghasilkan tingkat upaya dan kinerja
4
para pengikut yang melampaui apa yang bisa dicapai kalau pemimpin
hanya menerapkan pendekatan transaksional. Pendekatan
transformasional merupakan pendekatan atau perspektif yang paling
populer yang digunakan dalam mempelajari kepemimpinan pada saat ini,
serta dipandang sesuai dengan obyek yang akan diteliti. Pemimpin
transformasional memilki kemampuan untuk menginspirasi para
pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi
kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar
biasa pada diri para pengikutnya (Suryadinatha & Rahyuda, 2017).
Kepemimpinan transformasional sudah banyak dilaporkan sebagai
salah satu kepemimpinan yang dapat memperbaiki sumber daya manusia.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumadi (2015), dengan
metode sampel sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sampel dengan
jumlah 55 orang perawat di Rumah Sakit Umum Nirmala Suri Sukoharjo
memperoleh hasil perilaku kepemimpinan transformasional mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja perawatnya, dan
kepercayaan terhadap pemimpin memperkuat pengaruh perilaku
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja perawatnya (Hartiti,
2016).
The American Nurses Association secara terus-menerus mendukung
dan memberi semangat pada perawat menjadi pemimpin yang proaktif
dalam lingkungan yang bervariasi sesuai dimana mereka praktik. Penting
sekali seorang manajer perawat memilih gaya kepemimpinan
transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional memungkinkan
perawat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam mengembangkan
kebijakan kesehatan, mengubah teknologi kesehatan, dan melakukan
mentorship pada perawat baru lulus (Prasetiani & Kusuma, 2018).
5
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
6
mengevaluasi kemampuan dan potensi masing-masing bawahan
kemungkinan untuk memperluas tanggung jawab dan kewenangan
bawahan dimasa mendatang (Gani, 2017).
Kepemimpinan transformasional adalah proses yang dilalui oleh
para pemimpin mempengaruhi orang lain dengan mengubah pemahaman
orang lain tentang apa yang penting (Broome, 2013). Pemimpin
transformasional dapat menginspirasi orang lain untuk mencapai hasil
yang mungkin dianggap luar biasa. Pemimpin dan pengikut terlibat satu
sama lain, saling membesarkan, dan saling menginspirasi. Kepemimpinan
transformasional mencakup sistem nilai, kecerdasan emosional, dan
perhatian pada sisi spiritual masing-masing individu. Pemimpin
transformasional juga harus memiliki kepribadian yang energik,
berkomitmen, visioner, dan inspiratif. Selama lebih dari satu dekade,
perawat telah melakukannya membahas bagaimana menjadi pemimpin
transformasional. Di mana dan bagaimana kepemimpinan itu benar-benar
menjadi "transformasional" dalam keperawatan dan perawatan kesehatan
mungkin masih belum jelas, tapi tidak diragukan lagi bahwa
kepemimpinan seperti itu sangat dibutuhkan (Broome & Marshall, 2021).
Menurut Burke dkk., (2006) Kepemimpinan transaksional adalah
salah satu gaya kepemimpinan yang paling umum di institusi perawatan
kesehatan. Pemimpin transaksional berfokus pada tujuan organisasi,
dengan gaya direktif yang menetapkan ekspektasi untuk anggota tim dan
memotivasi dengan imbalan. Dengan jenis kepemimpinan ini, baik
pemimpin maupun anggota tim mendapatkan sesuatu dari interaksi
tersebut, meskipun interaksi mereka belum tentu merupakan visi bersama.
Pemimpin fokus untuk menyelesaikan pekerjaan, dan anggota tim
termotivasi oleh hadiah yang diperoleh. Pendekatan ini membatasi inovasi
dan kemampuan anggota tim untuk benar-benar terlibat dalam hasil dari
pekerjaan mereka. Mengingat fokus penyelesaian tugas, imbalan konkret
itu pengikut menerima secara umum terbatas pada rasa pekerjaan yang
dilakukan dengan baik (Murray, 2017).
Kepemimpinan transformasional melibatkan keterlibatan aktif dari
pemimpin dan anggota tim. Ini adalah proses di mana para pemimpin dan
anggota tim “memotivasi satu sama lain untuk mencapai dan mencapai
tingkat kesuksesan” agar mencapai tujuan organisasi dengan bersama.
Pemimpin transformasional dapat membantu pengikut tumbuh dengan
menanggapi kebutuhan, memberdayakan individu, dan menyelaraskan
tujuan dan sasaran di semua tingkatan organisasi (Murray, 2017).
Dalam perspektif Islam, kepemimpinan merupakan sebuah amanat
yang harus diberikan kepada orang yang benar-benar “ahli”, berkualitas
dan memiliki tanggung jawab, adil, jujur dan bermoral baik. Islam
menganjurkan dalam memilih seorang pemimpin adalah yang dapat
7
membawa umat kepada kehidupan yang lebih baik, harmonis, dinamis,
makmur, sejahtera dan tenteram. Menurut al-Mawardi dalam memilih
seorang pemimpin harus memenuhi persyaratan, diantaranya yaitu:
1. Adil yang meliputi segala aspeknya.
2. Berilmu pengetahuan sehingga mampu membuat keputusan yang
tepat (berijtihad) terhadap berbagai peristiwa dan hukum yang
timbul.
3. Sehat indranya, seperti penglihatan, pendengaran, dan lisannya
agar ia mampu mengetahui langsung persoalan yang dihadapi.
4. Anggota tubuhnya normal dan tidak cacat. Karena jika cacat, hal itu
akan menghalanginya untuk bergerak dan bertindak dengan cepat.
5. Memiliki kecerdasan yang membuatnya mampu mengatur rakyat
dan mengelola kepentingan publik (al-mashlahah).
6. Keberanian dan ketegasan sehingga mampu melindungi pihak yang
lemah dan menghadapi musuh (Kementrian Agama Republik
Indonesia, 2017).
8
kekuasaan dan wewenag dan idealnya kekuasaan itu melahirkan manfaat
dalam memudahkan dalam melayani seluruh masyarakatnya tanpa
membeda-bedakan kaya dan miskin. Sehingga keadilan dalam sebuah
kepemimpinan merupakan kewajiban bagi seorang pemimpin. Allah SWT
juga berfirman tentang pemimpin harus adil dalam pengambilanm
keputusan tertuang di dalam surah Shad [38] : 26
َّاس بِ ٱ ۡل َح ِّق َواَل َتتَّبِ ِع ٱ ۡل َه َو ٰى ِ ك َخلِي َفةٗ فِي ٱ ۡلَأ ۡر
ِ ض فَ ٱ ۡح ُكم بَ ۡي َن ٱلن َ َٰيَ َد ُاوۥ ُد ِإنَّا َج َع ۡل ٰن
ْس وا ِ ۢ ِ ِ َّ ِ ِضلُّو َن َعن سب ِ يل ٱللَّ ۚ ِه ِإ َّن ٱلَّ ِذين ي
ِ ِك َعن َسب َ َّضل ِ َفي
ُ َ َشدي ُد ب َما نٞيل ٱلله لَ ُهمۡ َع َذاب َ ََ ُ
اب ِ يَ ۡو َم ٱ ۡل ِحس
َ
Terjemahannya :
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.”
9
bisa berlaku adil terhadap semua yang ia pimpin sehingga untuk menjadi
seorang pemimpin tidaklah mudah. Dan untuk menjadi seorang pemimpin
harus benar-benar memahami dan mengerjakan perintah yang sudah ada
di dalam Al-Qur’an bagitu juga dengan peraturan yang berlaku.
10
mendorong pengikutnya menjadi kreatif dan inovatif (Herlina &
Kusuma, 2017).
5. Kepemimpinan transformasi mengajarkan serta mendorong
pengikut atau bawahannya agar bersikap kritis atas berbagai
pendapat, pandangan yang telah mapan di organisasi dan yang
ditetapkan pemimmpin. Melalui sikap kritis maka akan tercipta
sebuah evaluasi dan usaha perubahan ke arah yang lebih baik.
Pengikut atau bawahan juga ditangsang untuk lebih kreatif,
inovatif, serta meningkatkan harapan dan mengikat diri pada visi
yang telah disepakati (Dani et al., 2009).
6. Transformasi leadership dapat meningkatkan perilaku edukatif
perawat dalam melaksanakan pelayanan di rumah sakit (Dani et
al., 2009).
11
dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat, diharapkan gaya
kepemimpinan tersebut perlu ditingkatkan melalui perilaku dengan
berdasarkan pada rasa hormat yang tinggi, perhatian terhadap
orang lain, pengembangan profesional dan apresiasi.
Kepemimpinan transformasional berkenaan dengan pengaruh
pemimpin atau atasan terhadap bawahan. Para bawahan
merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa
respek kepada atasan dan mereka termotivasi untuk melakukan
melebihi apa yang diharapkan.
2. Motivasi Inspirasional
Penelitian oleh Arifiani et.al (2016) menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional memotivasi dan mengispirasi
pengikut dengan menarik gagasan dan nilai moral yang lebih baik,
pemimpin memiliki nilai dan gagasan internal yang dalam.
Kepemimpinan transformasional dari kepala perawat dapat
meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan demikian
berkontribusi pada peningkatan retensi perawat.
Penelitian Prabowo et.al (2014) menyatakan bahwa perawat
lebih puas dengan pimpinan yang menggunakan kepemimpinan
transformasional dan menjadikan perawat memiliki niat untuk tetap
bekerja. Bass (1985) dalam Ismail et al. (2011) berpendapat bahwa
dalam menjalankan fungsi organisasi, saling pengertian antara
pimpinan dan bawahan dapat menginspirasi bawahannya untuk
mendukung kepentingan organisasi dengan mengesampingkan
kepentingan pribadinya. Pemimpin transformasional merujuk
kepada seseorang yang mencoba menunjukkan kepada organisasi
rute baru untuk perbaikan serta kemajuan dengan menghasilkan
ide-ide dan perspektif.
Menurut Northouse dalam Menurut Northouse dalam
Muttaqin (2016) Pemimpin mengartikulasikan visi menarik dari
masa depan, menantang pengikut dengan standar yang tinggi,
berbicara optimis dengan antusias dan memberikan dorongan dan
makna untuk apa yang perlu dilakukan.
Impian atau visi adalah kekuatan yang menciptakan masa
depan. Thompson (2019) menguraikan bagaimana pemimpin yang
sukses menciptakan visi bersama: Jelas tentang tujuan yang
diinginkan, bermimpi besar, komunikasikan tujuan yang kuat, dan
tetapkan tujuan strategis.
3. Stimulasi Intelektual
Stimulasi intelektual Pemimpin transformasional adalah
individu yang berpendidikan luas dan berpengetahuan luas yang
melihat masalah lama dengan cara baru. Dia menantang batasan,
mempromosikan kreativitas, dan menerapkan berbagai disiplin
ilmu, ide, dan pendekatan untuk menemukan solusi. Ini melibatkan
12
keberanian dan pengambilan risiko.
Penelitian Negussie dan Demissie, (2013) menyatakan
stimulasi intelektual merupakan karakteristik dari seorang pemimpin
transformasional dalam mengembangkan kompetensi pengikutnya.
Hal ini menyatakan bahwa perawat lebih lebih puas dengan gaya
kepemimpinan transformasional, oleh sebab itu diharapkan para
manajer perawat dapat menggunakan stimulasi intelektual dari
kepemimpinan transformasional dalam rangka meningkatkan
kepuasaan kerja perawat. Sedangkan menurut Northouse dalam
Menurut Northouse dalam Muttaqin (2016), stimulasi intelektual
adalah dimana pemimpin mempertanyakan cara lama, tradisi, dan
keyakinan, merangsang perspektif baru dan cara melakukan
sesuatu dan mendorong ekspresi ide dari bawahan.
Pemimpin transformasional mampu memfasilitasi
pemahaman baru dengan cara meningkatkan atau mengubah
kesadaran akan masalah. Pemimpin transformasional membawa
perubahan positif pada mereka yang menjadi pengikutnya (Riaz et
al., 2011).
4. Pertimbangan Individual
Pemimpin berhubungan dengan (bawahan) secara personal,
mempertimbangkan kebutuhan mereka, kemampuan, dan aspirasi,
mendengarkan dengan penuh perhatian, pengembangan lebih
lanjut mereka, menasihati, mengajar dan melatih. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2017) menyatakan bahwa
pertimbangan yang diindividualkan dalam kepemimpinan
transformasional merupakan suatu proses seorang pemimpin
menggunakan kekuatan emosiya dalam mengkomunikasikan
sebuah tujuan terhadap pengikutnya. Selain itu juga untuk
memastikan bahwa secara emosional para pengikut termotivasi
dalam melakukan tugas mereka secara maksimal. Pemimpin yang
dapat diterima adalah pemimpin yang dapat memahami kondisi dan
kebutuhan karyawannya. Melalui metode adaptasi maka pemimpin
menjadi lebih tahu keinginan karyawannya.
13
visi, tidak seperti orang yang berkarisma narsistik, yang berfokus
pada diri sendiri, orang yang berkarisma pada pengaruh yang ideal
menemukan efektivitas berasal dari kepercayaan yang kuat pada
orang lain (Broome dan Elanie, 2021).
Para pemimpin karismatik mengetahui siapa mereka dan di
mana unit organisasi yang mereka pimpin memiliki potensi untuk
pergi. Mereka memiliki tema dan mantra pribadi dalam hidup
mereka. Seorang pemimpin menyimpan berkas yang disebut
"mimpi" yang memuat gagasan tentang kesempatan-kesempatan
masa depan, atau yang lain menyimpan diagram tulisan tangan
dari "pohon kehidupan" -nya yang menunjukkan akar, batang, dan
cabang dari kehidupan dan masa depannya (Broome dan Elanie,
2021).
Para pemimpin karismatik, yang didasarkan pada komitmen
terhadap nilai-nilai, mempengaruhi orang lain untuk membuat
perbedaan yang positif di dunia. Perawatan kesehatan
membutuhkan pemimpin seperti itu. Bahkan, satu penelitian
menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan kebahagiaan yang
lebih besar di antara para pekerja yang mengikuti pemimpin
karismatik. Di sisi lain, para peneliti lain menemukan bahwa para
pemimpin berkarisma terlalu tinggi mungkin kurang efektif karena
mereka tidak mampu terlibat dalam tuntutan operasional.
Kesimpulan mereka adalah karisma terlalu sedikit membawa kurang
strategis berpikir dan perilaku, sementara terlalu banyak mungkin
tidak mendapatkan pekerjaan dilakukan (Vergauwe, Wille,
Hofmans, Kaiser, & DeFruyt, 2018).
Pemimpin karismatik sering muncul di saat krisis. Mereka
memperlihatkan sifat-sifat pribadi yang menarik orang untuk
percaya dan mengikuti mereka. Jika mereka bijaksana, mereka
mengilhami pengikut dalam cara sinergis yang menyediakan
keamanan, arahan, kepercayaan, dan tindakan yang melebihi
harapan dari pengikut atau pemimpin (Broome dan Elanie, 2021).
Berkarisma tidak berarti bersifat flamboyan. Memang, para
pemimpin yang paling sukses "memadukan kerendahan hati pribadi
yang ekstrem dengan kemauan profesional yang sangat tinggi",
mereka sering kali "menganggap diri sebagai orang - orang yang
memperlihatkan tekad yang garang. Untuk melakukan apa pun
yang perlu dilakukan untuk menjadikan [organisasi] besar ". Dalam
studi awal mereka tentang 28 perusahaan elit (yaitu, mereka yang
pindah dari "good to great"), Collins dan rekan-rekannya
menemukan bahwa pemimpin level 5 (transformasional)
menyalurkan ego mereka dari diri mereka sendiri ke tujuan yang
lebih besar untuk membangun perusahaan besar. Mereka ambisius
tetapi lebih banyak untuk organisasi mereka daripada untuk diri
14
mereka sendiri. Seorang pemimpin karismatik membagikan, "saya
ingin melihat keluar dari beranda saya di salah satu perusahaan
terbesar di dunia kelak dan dapat mengatakan, saya dulu bekerja di
sini". Collins juga kemudian menegaskan bahwa komitmen yang
mantap untuk bergerak maju, seperti "memutar roda terbang,"
menciptakan momentum menuju keberhasilan bagi seluruh
perusahaan (Collins, 2019).
Karisma mungkin merujuk pada kualitas keaslian,
transparansi, dan kepercayaan yang menarik orang lain kepada
anda untuk berbagi visi dan keinginan untuk bekerja menuju
tujuan. Kouzes dan Posner (2012) mencatat bahwa para pemimpin
seperti itu mungkin adalah orang-orang biasa yang mencapai hasil
luar biasa dengan menjadi anutan, menjadi teladan, dan memimpin
dengan perilaku yang secara sah mencerminkan perilaku yang
diharapkan dan dikagumi oleh orang lain.
2. Inspirasi dan Penglihatan
Para pemimpin transformasional juga menciptakan visi yang
meyakinkan tentang masa depan Kouzes dan Posner menjelaskan,
"setiap organisasi, setiap gerakan sosial, dimulai dengan mimpi.
Mimpi atau visi adalah kekuatan yang menciptakan masa depan.
Thompson (2019) jelaskan bagaimana para pemimpin yang berhasil
menciptakan visi bersama: jelaskan mengenai tujuan yang
diinginkan, mimpilah yang besar, komunikasikan tujuan yang kuat,
dan tetapkan gol-gol strategis. Pemimpin transformasional
mempengaruhi orang lain oleh harapan tinggi dengan pandangan
ke masa depan yang diinginkan. Mereka menetapkan standar-
standar dan menanamkan kepada orang lain dengan optimisme,
perasaan makna, dan komitmen pada impian, tujuan, atau tujuan.
Kata-kata ini memberikan pengertian tentang tujuan dan makna
yang bertujuan yang menyediakan energi untuk mencapai tujuan.
Mereka terinspirasi dari dasar kebenaran (Broome dan Elanie,
2021).
3. Stimulasi Intelektual
Pemimpin transformasional adalah individu berpendidikan
luas, berwawasan luas yang melihat masalah lama dengan cara
baru. Dia menantang batas-batas, meningkatkan kreativitas, dan
menerapkan berbagai disiplin, gagasan, dan pendekatan untuk
menemukan solusi. Hal ini mencakup sikap tidak gentar dan risi.
Pemimpin transformasional dalam perawatan kesehatan membaca
secara luas, mengambil pelajaran dari banyak disiplin di luar
praktek klinis, dan terlibat sebagai warga negara yang tertarik
dalam percakapan umum pada berbagai macam topik. Pemimpin
seperti itu mungkin menemukan strategi dari seni dan sastra,
humaniora, bisnis, atau ilmu pengetahuan lainnya. Ia berkonsultasi
15
dengan para pakar dari berbagai bidang dan latar belakang untuk
menimbang problem-problem pelik yang dihadapi organisasi.
(Broome dan Elanie, 2021).
Masalah "kehidupan," dan mereka dapat bekerja bersama
tim untuk mengerjakan masalah dan mendorong, mengharapkan,
dan memelihara pemikiran yang mandiri dan kritis. Pemimpin
transformasional mengasumsikan bahwa orang bersedia dan ingin
untuk belajar dan menguji ide-ide baru (Broome dan Elanie, 2021).
4. Pertimbangan Pribadi
Pemimpin transformasional memiliki jenis kerendahan hati
yang melihat di luar diri untuk misi organisasi dan nilai pekerjaan
orang lain sebagai individu. Dia menggunakan banyak keterampilan
profesional termasuk mendengarkan, melatih, berempati,
mendukung, dan mengakui kontribusi para pengikut. Pemimpin
transformasional memungkinkan orang lain untuk bertindak menuju
visi bersama. Pemimpin yang efektif memperkenalkan kembali dan
mempromosikan kontribusi orang lain dan menciptakan budaya
berbagi, perayaan, dan persatuan dalam seluruh tim. Siapa yang
mendapatkan kredit kurang penting dari bagaimana anggota tim
saling menegaskan pekerjaan satu sama lain (Broome dan Elanie,
2021).
Pemimpin-pemimpin transformasional secara efektif
membangun pada karakteristik ini dan mengintegrasikan prinsip-
prinsip dari berbagai teori kepemimpinan dan pendekatan
pragmatis untuk muka, meningkatkan, dan memperluas keahlian
klinis dari fokus pada perawatan pasien individu langsung ke fokus
pada perawatan kelompok, kelompok, dan seluruh populasi dalam
berbagai lingkungan. Mereka mempertimbangkan individu dan
keseluruhannya sekaligus, transformasional dan kepemimpinan
secara umum, ada beberapa studi tentang bagaimana para
pemimpin dalam keperawatan menunjukkan kepemimpinan
transformasional dan pengaruh pengikut (Broome dan Elanie,
2021).
Fischer (2016) menemukan kepemimpinan
transformasiasional dalam keperawatan untuk menyertakan "tim
berkinerja tinggi dan meningkatkan perawatan pasien," namun
tidak dianggap sebagai satu set keterampilan atau kompetensi yang
dapat diajarkan. Masood dan Afsar (2017) menemukan hubungan
antara transformasi kepemimpinan dan perilaku kerja yang inovatif
ketika dikombinasikan dengan berbagi pengetahuan tentang praktik
dan kesalahan terbaik. Lin, Maclennan, Hunt, dan Cox (2015)
mengidentifikasi hubungan antara kepemimpinan transformasi dan
kepuasan kerja perawat dan komitmen organisasi. Namun, tidak
banyak yang kita ketahui tentang tindakan para pemimpin seperti
16
itu (Disch, 2017; Giddens, 2018).
Hutchinson dan Jackson (2013) menegaskan bahwa tidak
banyak penelitian yang berlaku atau tinjauan kritis tentang
perubahan kepemimpinan dalam literatur keperawatan. Kita masih
tahu sedikit tentang bagaimana transformasi kerja kepemimpinan,
atau apa yang pada akhirnya berarti untuk pengikut dan pasien.
Riset dan anutan seperti itu harus muncul dari generasi para
pemimpin berikutnya. Ini adalah tugas anda untuk melihat dan
mengartikulasikan prototipe untuk transformasi kepemimpinan
dalam perawatan kesehatan untuk masa depan atau untuk menguji
efektivitas mereka. Pemimpin transformasional harus membuat
keputusan sadar untuk memimpin. Sering kali, perawat yang
kompeten diberi kesempatan untuk mengawasi atau mengelola,
namun para pemimpin yang berhasil memilih untuk memimpin. Dan
beberapa individu menemukan mereka belajar banyak sangat cepat
dan terus membangun di atas pengalaman itu dan menjadi
pemimpin transformasional (Broome dan Elanie, 2021).
17
kebutuhan organisasi tercukupi dan karyawan dapat bekerja dengan
baik.
b. Pengembangan SDM. Menurut Dvir gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai karakteristik visoner, sehingga untuk
menghadapi tantangan masa depan pimpinan memperhatikan
pengembangan SDM.
c. Meningkatkan komitmen. Menurut Ismail & Yusuf gaya kepemimpinan
transformasional akan meningkatkan komitmen karyawan karena gaya
kepemimpinan ini memberdayakan pegawai melalui fungsi organisasi
dengan efektif, misalnya pengembangan SDM, kepuasan kerja, dan
kompetensi perawat sehingga dapat meningkatkan komitmen
terhadap organisasi (Muttaqin, 2016)
18
BAB III
STUDI KASUS
19
BAB IV
EXERCISE
20
5. Secara etimologis istilah kepemimpinan dalam kamus bahasa
Inggris-Indonesia Jhon Echols, merupakan terjemahan dari kata ….
yang berarti kepemimpinan
a. King
b. Leadership
c. Boss
d. Owner
6. Manakah pengertian kepemimpinan transformasional menurut
(Broome, 2013)….
a. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang
menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan
mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para
pengikutnya.
b. Kepemimpinan transformasional adalah proses yang dilalui oleh
para pemimpin mempengaruhi orang lain dengan mengubah
pemahaman orang lain tentang apa yang penting
c. Kepemimpinan transformasional dicirikan sebagai pemimpin
yang berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai,
kepercayaan, sikap, perilaku, emosional, dan kebutuhan
bawahan menuju perubahan yang lebih baik di masa depan.
d. Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seseorang
pemimpin dalam bekerja dengan dan/atau melalui orang lain
untuk mentransformasikan, secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai
dengan target capaian yang telah ditetapkan.
7. Pemimpin transformasional harus memiliki kepribadian yang….
a. Energik, berkomitmen, visioner, dan inspiratif.
b. Energik, berkomitmen, visioner, dan jujur.
c. Jujur, cerdas, visioner, dan inspiratif.
d. Cerdas, berkomitmen, visioner, dan inspiratif.
8. Manfaat kepemimpinan transformasional dalam Keperawatan
terbagi atas….
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
9. Manakah yang bukan termasuk dalam manfaat kepemimpinan
transformasional dalam Keperawatan….
a. Kepemimpinan transformasional sangat bermanfaat dalam
peningkatan pendidikan perawat
b. Transformasi leadership dapat meningkatkan perilaku edukatif
perawat dalam melaksanakan pelayanan di rumah sakit
c. Keberanian dan ketegasan sehingga mampu melindungi pihak
21
yang lemah dan menghadapi musuh
d. Kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan motivasi
dan moralitas yang tinggi. Pemimpin mengenali dan
mengungkapkan kepedulian terhadap setiap kebutuhan individu
akan pertumbuhan dan prestasi yang harus diraihnya. Pemimpin
menstimulasi anggota timnya mencapai tujuan mereka sendiri
dan organisasi. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
anggota timnya dan bekerja sama dengan mereka sesuai
keadaan tersebut
10. Indikator kepemimpinan dalam keperawatan terbagi atas….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
11. Sebutkan Indikator kepemimpinan dalam keperawatan….
a. Inspiratif, Motivasi Inspirasional, Stimulasi Intelektual dan
Pertimbangan Individual
b. Idealized Influence (Kharisma), energik, Stimulasi Intelektual
dan Pertimbangan Individual
c. Idealized Influence (Kharisma), Motivasi Inspirasional, Stimulasi
Intelektual dan Pertimbangan Individual
d. Idealized Influence (Kharisma), Motivasi Inspirasional, Stimulasi
Intelektual dan visioner
12. Didalam indikator kepemimpinan dalam keperawatan terdapat
Idealized Influence (Kharisma). Jelaskan apa yang dimaksud
dengan Idealized Influence (Kharisma)….
a. Salah satu gaya kepemimpinan yang paling umum di institusi
perawatan kesehatan.
b. Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, untuk
menginspirasi tidak hanya kemauan untuk mengikuti, tetapi
juga harapan untuk sukses, antisipasi untuk menjadi bagian dari
sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
c. Proses dimana pemimpin mempengaruhi bawahan tanpa
paksaan untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Proses yang dilalui oleh para pemimpin mempengaruhi orang
lain dengan mengubah pemahaman orang lain tentang apa
yang penting
13. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional menurut Bommer dalam Muttaqin (2016)….
a. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Perilaku
Kepemimpinan Rekan dan Pengalaman Manajerial
b. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Motivasi
Inspirasional dan Pengalaman Manajerial
22
c. Stimulasi Intelektual, Perilaku Kepemimpinan Rekan dan
Pengalaman Manajerial
d. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Motivasi
Inspirasional dan Stimulasi Intelektual
14. Apa saja faktor-faktor yang dipengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional….
a. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Perilaku
Kepemimpinan Rekan dan Pengalaman Manajerial
b. Menigkatkan Kinerja, motivasi Inspirasional dan meningkatkan
komitmen
c. Idealized Influence (Kharisma), Motivasi Inspirasional, Stimulasi
Intelektual dan Pertimbangan Individual
d. Menigkatkan Kinerja, mengembangkan SDM dan meningkatkan
komitmen
15. Didalam al-qur’an dijelaskan bahwa pemimpin harus bersikap adil
dalam melayani seluruh masyarakatnya tanpa membeda-bedakan
kaya dan miskin. Surah apakah yang menjelaskan hal tersebut…
a. Shad [38] : 26
b. Al-A'raf [7] : 96
c. Al Baqarah [2] : 62
d. Az-Zumar [39] : 2
23
BAB V
KESIMPULAN
24
baik. Islam menganjurkan dalam memilih seorang pemimpin ialah
pemimpin yang dapat membawa umat kepada kehidupan yang
lebih baik, harmonis, dinamis, makmur, sejahtera dan tentram.
Sebagaimana dalam al-Qur’an surah al-Baqarah/2:30 juga
menjelaskan tentang kepemimpinan.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
20(1), 11–22. doi:10.1111/nin.12006
Ida Siswatiningsih, Kusdi Raharjo, A. P. (2018). PENGARUH
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
TERHADAP BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN
OGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN Ida Siswatiningsih, Kusdi
Raharjo, Arik Prasetya. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 5(2), 146–157.
https://doi.org/e-ISSN : 2581-1584
Ismail, et al. (2011). An Empirical Study of the Relationship between
Transformational Leadership, Empowerment and Organizational
Commitment. Business and Economics Research Journal.
Kementrian Agama Republik Indonesia. (2017). Kepemimpinan dalam
Perspektif Islam.
https://jateng.kemenag.go.id/warta/opini/detail/kepemimpinan-
dalam-perspektif-islam
Kouzes, J. M., & Possner, B. Z. (2012). The leadership challenge workbook
(3rd ed.). San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Lin, P. Y., MacLennan, ., Hunt, N., & Cox T. (2015). The influences of
nursing transformational leadership style on the quality of nurses’
working lives in Taiwan: A cross-sectional quantitative study. BMC
Nursing, 14, 33. doi:10.1186/s12912-015-0082-x
Masood, M., & Afsar, B. (2017). Transformational leadership and
innovative work behavior among nursing staff. Nursing Inquiry, 24(4).
doi:10.1111/nin.12188
Morsiani,g., Bagnasco,a., & sasso, l (2016). How staff nurses perceive the
impact of nurses manager’ leadership style in terms of job satisfaction
: a mixed method study. Journsl of nursing management. Geona,
Italy.pp.1-10
Mugianti, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Manajemen
dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Murray, E. (2017). Nursing Leadership and Management. In A. Reeve
(Ed.), The Canadian nurse (Susan Rhyn, Vol. 101, Issue 3). F. A.
Davis Company.
Murtiningsih. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
Pada Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Daya
Saing: Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 17(2), 54–66.
Muttaqin,L,Z.2016. pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan
27
pengembangan SDM terhadap kinerja perawat RSJ grahasia
yogyakarta
Negussie, N. & Demissie, A.(2013). Relationship between
leadership style of nurses managers and nurses’ job satisfaction in
Jimma University Specilialized Hospital. Ethiopia J Health Sci. Vol. 1,
No. 23. pp. 49-58.
Nurhuda, A., Purnamasari, W., Irawan, N., Nurhidayati, F., Mahmudah, S.,
Anshori, M., Ngibad, K., Fathoni Rodli, A., Hidayatullah, S., & Yahya,
D. (2019). Effect of Transformational Leadership Style, Work-
Discipline, Work Environment on Employee Motivation and
Performance. Journal of Physics: Conference Series , 1175(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1175/1/012288
Prabowo, Adhityo., Djastuti, Indi.(2014). Analisis Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional dan Kepuasan Kerja Terhadap
Organizational Citizenship Behavior (OCB) dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Perawat RSUP
Dr. Kariadi Semarang). Undergraduate thesis, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Pratama, A. (2018). HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
PERAWAT (Studi Pada Perawat RSIA Eria Bunda Pekanbaru). Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Riau, 5(1), 1–13.
Prasetiani, A. G., & Kusuma, H. (2018). Literature Review: Upaya
Kepemimpinan Transformasional dalam Penerapan Metode
Mentorship sebagai Pendukung Kesehatan Paripurna. Jurnal Ners
Lentera, 6(1), 49–54.
http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/1855
Purwanti, N. (2017). Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, iklim
organisasi dan stres kerja terhadap kepuasan kerja perawat di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Riaz, T., Akram M.U., & Ijaz H. (2011). Impact of Transformational
Leadership Style on Affective Employees’ Commitment: an Empirical
Study of Banking Sector in Islamabad (Pakistan). The Journal of
Commerce. Vol. 3, No.1, pp.43-51.
Rosiana S, S. (2018). Pengaruh kepemimpinan Transformasional dan
Kepemimpinan Transaksionl Bidang Keperawatan terhadap Motivasi
Perawat di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung. Jurnal
Keperawatan.
Savitri, A. D. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
28
Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap (Irna) II
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Psikovidya, 18(1), 1–23.
Suryadinatha, P. G., & Rahyuda, A. G. (2017). Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional terhadap Komitmen Afektif dengan Mediasi
Perasaan Bangga Menjadi Pengikut. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(7),
3683–3710. https://doi.org/ISSN : 2302-8912
Suweko, H., & Dwiantoro, L. (2020). Kepemimpinan Transformasional
Dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja Perawat: Literature Review.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan , 11(1), 106.
https://doi.org/10.26751/jikk.v11i1.775
Syaiful Sagala. (2018). Pendekatan dan Model Kepemimpinan (E.
Wahyudin (ed.)). Prenadamedia Group.
Thompson, P. (2019). Four steps to creating a shared vision that will
energize your team. Vunela Magazine. Retrieved from
https://magazine.vunela.com/4-steps-to-creating-a-shared-vision-
that-will-energize-your-team-82b801e742ed
Vergauwe, J., Wille, B., Hofmans, J., Kaiser, R. B., & DeFruyt, F. (2018).
The double-edged sword of leader charisma: Understanding the
curvilinear relationship between charismatic personality and leader
effectiveness. Journal of Personality & Social Psychology, 114(1),
110–130. doi:10.1037/pspp0000147
29