Anda di halaman 1dari 32

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

DALAM KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu:
Dr. Nur Hidayah, S. Kep, Ns., M. Kes
Dr. Patima, S. Kep., Ns., M. Kep
Syamsiah Rauf, S. Kep., Ns., M. Kep
Andi Adriana Amal, S. Kep., Ns., M. Kep

Oleh:

KELOMPOK 1
KEPERAWATAN A

Fatiha Izza Tuslamia (70300117010)


Hesti Wulandari (70300117014)
Adriana Febriani (70300117016)
Nurhikmah (70300117018)
Mia Maulydia (70300117022)
Nurul Fadhilah Ihzan (70300117028)
Indriyanti Arimurti Putri (70300117029)
Indah Lestari (70300117032)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya tim penyusun dapat menyelesaikan
tugas kelompok mata kuliah Manajemen Keperawatan yang berjudul
“Kepemimpinan Transformasional dalam Keperawatan” yang
disusun untuk memenuhi tugas paper mata kuliah Manajemen
Keperawatan. Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu menyelesaikan Pemeriksaan Fisik
Keperawatan Forensik ini dengan baik dan lancar.
Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, membentuk sumber daya manusia yang handal dan berdaya
saing, membentuk watak dan jiwa sosial, berbudaya, berakhlak dan
berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan menguasai
teknologi. Kepemimpinan Transformasional dalam Keperawatan ini dibuat
oleh tim penyusun untuk membantu memahami materi tersebut. Mudah-
mudahan dengan adanya Kepemimpinan Transformasional dalam
Keperawatan ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses
pencapaian yang telah direncanakan.
Tim penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam tugas
paper ini. Oleh karena itu, segala kritikan dan saran yang membangun
akan kami terima dengan lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri tim
penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga tugas paper ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Samata, 06 April 2021


Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Deskripsi Materi............................................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran..................................................................... 3
C. Topik Materi.................................................................................. 3
D. Latar Belakang Materi.................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP...................................... 6
BAB III STUDI KASUS................................................................ 19
BAB IV EXERCISE....................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Materi
Dalam era globalisasi saat ini, pelayanan prima merupakan elemen
yang diharapkan oleh masyarakat dalam pelayanan kesehatan termasuk
pada tatanan pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS) dan di tingkat
keluarga, di Puskesmas dan masyarakat. Tempat layanan kesehatan
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar terbaik bagi masyarakat sebagai konsumen, karena itu dilakukan
berbagai upaya memperbaiki sistem pelayanan kesehatan dalam
meningkatkan kualitas yang diberikan. Salah satu upaya yang dilakukan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan adalah melalui manajemen yang
tepat (Ginting et al., 2017).
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur
beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan
agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan
yang diharapkan. manajemen adalah proses yang dinamis, yang
senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Manajemen
merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan
dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi,
filosofi organisasi (Mugianti, 2016).
Sumber daya manusia yang terbesar di layanan kesehatan adalah
tenaga paramedis keperawatan. Perawat adalah karyawan lini terdepan
yang kontak secara langsung dengan pasien, sehingga kinerja perawat
berperan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kontrak kinerja
tahunan yang telah ditetapkan, sehingga penting adanya manajemen
dalam keperawatan (Murtiningsih, 2015).
Menurut Mugianti (2016), manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien. Pekerjaan
keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan
asuhan keperawatan dapat tercapai.
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah
manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan (Mugianti, 2016).

1
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin
utama dari seluruh tujuan keperawatan. Manajemen keperawatan harus
terorganisir, pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan
organisasi untuk mencapai tujuan (Mugianti, 2016).
Perawat memiliki peranan penting terutama dalam mencapai
pelayanan kesehatan secara paripurna dan holistik. Perawat merupakan
garda terdepan dalam meningkatkan keselamatan dan kualitas kesehatan
di pelayanan kesehatan. Oleh karena hal tersebut, maka diperlukan
kepemimpinan dalam keperawatan, yang merupakan bagian dasar dari
pelayanan keperawatan yang efektif dan perawat diakui sebagai pemimpin
dalam pelayanan kepada pasien (Prasetiani & Kusuma, 2018).
Mugianti (2016) mengemukakan bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan suatu tindakan pada seseorang atau kelompok untuk tujuan
tertentu atau cara seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan,
memotivasi, dan mengendalikan bawahan dengan cara tertentu sehingga
bawahan dapat menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan (Mugianti, 2016).
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan
pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan
memotivasi komunitas. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor
manusia dalam suatu organisasi, yang mencakup interaksi antara manusia
dan fokus pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.
Dalam kepemimpinan memerlukan penggunaan keterampilan seorang
pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat-perawat lain yang
berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi
yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat
dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan (Herlina &
Kusuma, 2017).
Dari berbagai tipe kepemimpinan yang ada, kepemimpinan
transformasional merupakan tipe kepemimpinan yang saat ini sedang

2
berkembang. Menurut Robbins (2015) pemimpin transformasional adalah
pemimpin yang mampu menginspirasi pengikutnya untuk melampaui
keinginan diri mereka sendiri demi keuntungan organisasi. Dikatakan pula
para pemimpin transformasional lebih efektif karena mereka lebih kreatif
dan mampu mendorong para pengikutnya agar ikut kreatif (Ginting et al.,
2017).
Masih menurut Robbins yang mengungkapkan bahwa dari beberapa
jenis kepemimpinan tersebut kepemimpinan transformasional adalah jenis
kepemimpinan yang terbaik karena dapat memotivasi para karyawan agar
bekerja sesuai dengan tujuan yang belum pernah diraih sebelumnya,
memberikan perhatian pada karyawan, mampu melatih, serta membuat
karyawan loyal terhadap perusahaan. Pengaruh kepemimpinan
transformasional membuat karyawan lebih memiliki rasa loyalitas terhadap
pekerjaanya (Mugianti, 2016).

B. Tujuan Pembelajaran
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami hal-hal terkait
dengan kepemimpinan transformasional dalam keperawatan sehingga
dapat diterapkan dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi
dan mengelola sekelompok perawat dengan menggunakan peran dan
fungsi manajemen untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
klien pada tatanan pelayanan keperawatan di tingkat ruang rawat di
rumah sakit (RS) dan di tingkat keluarga, di Puskesmas dan masyarakat
sesuai standar nasional dan internasional.

C. Topik Materi
1. Menjelaskan definisi kepemimpinan transformasional dalam
keperawatan
2. Menjelaskan manfaat kepemimpinan transformasional dalam
keperawatan
3. Menjelaskan indikator kepemimpinan transformasional dalam
keperawatan
4. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kepemimpinan
transformasional dalam keperawatan

D. Latar Belakang Materi


Sejak permulaan sejarah pada hakekatnya tidak ada organisasi
tanpa pimpinan, seperti yang dikemukakan Cortious bahwa kelompok
tanpa pimpinan seperti tubuh tanpa kepala, mudah sesat, kacau, panik
dan anarki. Karena pemimpin merupakan tonggak keberhasilan dan
kegagalan dari suatu organisasi dan pemimpin jelas mempunyai
kelebihan-kelebihan dibanding orang lain sehingga perilakunya akan
mempengaruhi bawahan dalam rangka mencapai tujuan yang ditargetkan
(Savitri, 2016).

3
Rosiana S (2018) menjelaskan bahwa dalam sebuah organisasi
seorang pemimpin merupakan sosok yang penting dan sangat dibutuhkan
dalam membangun budaya organisasi dan membentuk karakter dari
anggota organisasi. Jika hal tersebut dapat diwujudkan oleh seorang
pemimpin, maka tujuan dan nilai-nilai organisasi akan dapat dicapai oleh
semua anggota organisasi.
Kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan,
organisasi ataupun sebuah institusi kesehatan (rumah sakit) yang berada
di Indonesia. Secara tidak langsung akan ber dampak pada visi dan misi
organisasi perusahaan atau institusi untuk meningkatkan sumber daya
manusia dalam memotivasi karyawan. Misalnya, seorang perawat yang
harus selalu mengikuti perkembangan dalam bidang keperawatan. Maka
rumah sakit membutuh kan seorang pemimpin yang dapat mendukung
pelaksa naan tugasnya dan yang memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan harapan untuk menumbuhkan motivasi kerja karyawan (Savitri,
2016).
Perawat harus mampu beradaptasi dan memiliki keterampilan
dalam berkomunikasi secara efektif, termasuk kemampuan memengaruhi
orang lain (pasien) dalam mencapa tujuan yang telah dibuat oleh perawat
(Prasetiani & Kusuma, 2018).
Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan. Terbentuknya kinerja perawat yang baik
dapat dipengaruhi oleh sistem nilai bersama yang ada pada budaya rumah
sakit dan gaya kepemimpinan para manajer rumah sakit. Gaya
kepemimpinan yang baik akan mendorong timbulnya loyalitas pada
organisasi, peningkatan motivasi serta produktivitas yang dapat
berpengaruh terhadap laju roda organisasi, yang akhirnya akan
menghasilkan kinerja perawat optimal sebagai penentu dalam
mewujudkan kualitas pelayanan keperawatan dan citra pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Abdullah, 2019).
Gaya kepemimpinan memainkan peran penting dalam
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Beberapa peneliti menemukan
bahwa gaya kepemimpinan yang berbeda akan menimbulkan lingkungan
kerja yang berbeda pula dan secara langsgung dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Keberhasilan suatu organisasi terletak pada
gaya kepemimpinan yang dipakai dalam organisasi tersebut. Gaya
kepemimpinan seorang pemimpin menjadi model yang akan ditiru oleh
bawahan. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya
tergantung pada pemimpin dan gaya kepemipinannya (Suweko &
Dwiantoro, 2020).
Kepemimpinan transformasional lebih unggul daripada
kepemimpinan transaksional, dan menghasilkan tingkat upaya dan kinerja

4
para pengikut yang melampaui apa yang bisa dicapai kalau pemimpin
hanya menerapkan pendekatan transaksional. Pendekatan
transformasional merupakan pendekatan atau perspektif yang paling
populer yang digunakan dalam mempelajari kepemimpinan pada saat ini,
serta dipandang sesuai dengan obyek yang akan diteliti. Pemimpin
transformasional memilki kemampuan untuk menginspirasi para
pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi
kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar
biasa pada diri para pengikutnya (Suryadinatha & Rahyuda, 2017).
Kepemimpinan transformasional sudah banyak dilaporkan sebagai
salah satu kepemimpinan yang dapat memperbaiki sumber daya manusia.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumadi (2015), dengan
metode sampel sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sampel dengan
jumlah 55 orang perawat di Rumah Sakit Umum Nirmala Suri Sukoharjo
memperoleh hasil perilaku kepemimpinan transformasional mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja perawatnya, dan
kepercayaan terhadap pemimpin memperkuat pengaruh perilaku
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja perawatnya (Hartiti,
2016).
The American Nurses Association secara terus-menerus mendukung
dan memberi semangat pada perawat menjadi pemimpin yang proaktif
dalam lingkungan yang bervariasi sesuai dimana mereka praktik. Penting
sekali seorang manajer perawat memilih gaya kepemimpinan
transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional memungkinkan
perawat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam mengembangkan
kebijakan kesehatan, mengubah teknologi kesehatan, dan melakukan
mentorship pada perawat baru lulus (Prasetiani & Kusuma, 2018).

5
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

A. Definisi Kepemimpinan Transformasional dalam Keperawatan


Menurut Doyle & Smith (2009) Pemimpin adalah orang yang
memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang ingin mereka capai. Mereka
biasanya diidentifikasikan dengan gelar atau posisi dan sering dikaitkan
dengan organisasi tertentu — tetapi tidak selalu. Pemimpin adalah sumber
daya untuk bisa menimbulkan rasa keyakinan, jaminan, dan bimbingan.
Pemimpin tidak lahir, dibuat, atau ditemukan karena keberuntungan,
melainkan mereka muncul ketika persiapan, karakter, pengalaman, dan
keadaan bersatu saat dibutuhkan. Para pemimpin itu membangun
karakteristik kepemimpinan yang kuat. Pemimpin paling sering ditemui
adalah orang biasa yang menunjukkan keberanian, keterampilan, dan
"semangat untuk membuat perbedaan yang luar biasa” (Broome &
Marshall, 2021).
Secara etimologis istilah kepemimpinan dalam kamus bahasa
Inggris-Indonesia Jhon Echols, merupakan terjemahan dari kata
leadership yang berarti kepemimpinan. Sementara itu, kata kepemimpinan
berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang dikenal oleh dan
berusaha untuk mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan
apa yang menjadi visinya (Syaiful Sagala, 2018).
Kepemimpinan adalah salah satu fungsi manajemen untuk
memengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengawasi orang lain agar
dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan, sehingga
mencapai sasaran dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan
(leadership) seorang manajer akan sangat memengaruhi kinerja
organisasi, terutama dalam hal pencapaian tujuan bersama (Siswatiningsih
& Raharjo, 2018). Kepemimpinan adalah proses dimana pemimpin
mempengaruhi bawahan tanpa paksaan untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan yang diyakini mampu menyeimbangkan pola
pikir dan refleksi paradigma baru di era globalisasi adalah kepemimpinan
transformasional (Nurhuda et al., 2019).
Menurut Dewi (2015) kepemimpinan transformasional merupakan
gaya kepemimpinan yang mentransformasikan informasi langsung kepada
karyawan dalam meningkatkan kinerja dan motivasi untuk pencapaian visi
dan misi organisasi. Menurut Suharto (2014), gaya kepemimpinan
transformasional didefenisikan sebagai hubungan antara pemimpinan dan
bawahan yang sangat dekat sehingga menimbulkan ikatan emosi dan
kedekatan yang sangat lain, bawahan merasa hormat serta percaya pada
pimpinannya dan termotivasi untuk bekerja lebih dari sebenarnya
(Pratama, 2018). Kepemimpinan transformasional juga ada berdasarkan
prinsip pengembangan bawahan. Pemimpin transformasional

6
mengevaluasi kemampuan dan potensi masing-masing bawahan
kemungkinan untuk memperluas tanggung jawab dan kewenangan
bawahan dimasa mendatang (Gani, 2017).
Kepemimpinan transformasional adalah proses yang dilalui oleh
para pemimpin mempengaruhi orang lain dengan mengubah pemahaman
orang lain tentang apa yang penting (Broome, 2013). Pemimpin
transformasional dapat menginspirasi orang lain untuk mencapai hasil
yang mungkin dianggap luar biasa. Pemimpin dan pengikut terlibat satu
sama lain, saling membesarkan, dan saling menginspirasi. Kepemimpinan
transformasional mencakup sistem nilai, kecerdasan emosional, dan
perhatian pada sisi spiritual masing-masing individu. Pemimpin
transformasional juga harus memiliki kepribadian yang energik,
berkomitmen, visioner, dan inspiratif. Selama lebih dari satu dekade,
perawat telah melakukannya membahas bagaimana menjadi pemimpin
transformasional. Di mana dan bagaimana kepemimpinan itu benar-benar
menjadi "transformasional" dalam keperawatan dan perawatan kesehatan
mungkin masih belum jelas, tapi tidak diragukan lagi bahwa
kepemimpinan seperti itu sangat dibutuhkan (Broome & Marshall, 2021).
Menurut Burke dkk., (2006) Kepemimpinan transaksional adalah
salah satu gaya kepemimpinan yang paling umum di institusi perawatan
kesehatan. Pemimpin transaksional berfokus pada tujuan organisasi,
dengan gaya direktif yang menetapkan ekspektasi untuk anggota tim dan
memotivasi dengan imbalan. Dengan jenis kepemimpinan ini, baik
pemimpin maupun anggota tim mendapatkan sesuatu dari interaksi
tersebut, meskipun interaksi mereka belum tentu merupakan visi bersama.
Pemimpin fokus untuk menyelesaikan pekerjaan, dan anggota tim
termotivasi oleh hadiah yang diperoleh. Pendekatan ini membatasi inovasi
dan kemampuan anggota tim untuk benar-benar terlibat dalam hasil dari
pekerjaan mereka. Mengingat fokus penyelesaian tugas, imbalan konkret
itu pengikut menerima secara umum terbatas pada rasa pekerjaan yang
dilakukan dengan baik (Murray, 2017).
Kepemimpinan transformasional melibatkan keterlibatan aktif dari
pemimpin dan anggota tim. Ini adalah proses di mana para pemimpin dan
anggota tim “memotivasi satu sama lain untuk mencapai dan mencapai
tingkat kesuksesan” agar mencapai tujuan organisasi dengan bersama.
Pemimpin transformasional dapat membantu pengikut tumbuh dengan
menanggapi kebutuhan, memberdayakan individu, dan menyelaraskan
tujuan dan sasaran di semua tingkatan organisasi (Murray, 2017).
Dalam perspektif Islam, kepemimpinan merupakan sebuah amanat
yang harus diberikan kepada orang yang benar-benar “ahli”, berkualitas
dan memiliki tanggung jawab, adil, jujur dan bermoral baik. Islam
menganjurkan dalam memilih seorang pemimpin adalah yang dapat

7
membawa umat kepada kehidupan yang lebih baik, harmonis, dinamis,
makmur, sejahtera dan tenteram. Menurut al-Mawardi dalam memilih
seorang pemimpin harus memenuhi persyaratan, diantaranya yaitu:
1. Adil yang meliputi segala aspeknya.
2. Berilmu pengetahuan sehingga mampu membuat keputusan yang
tepat (berijtihad) terhadap berbagai peristiwa dan hukum yang
timbul.
3. Sehat indranya, seperti penglihatan, pendengaran, dan lisannya
agar ia mampu mengetahui langsung persoalan yang dihadapi.
4. Anggota tubuhnya normal dan tidak cacat. Karena jika cacat, hal itu
akan menghalanginya untuk bergerak dan bertindak dengan cepat.
5. Memiliki kecerdasan yang membuatnya mampu mengatur rakyat
dan mengelola kepentingan publik (al-mashlahah).
6. Keberanian dan ketegasan sehingga mampu melindungi pihak yang
lemah dan menghadapi musuh (Kementrian Agama Republik
Indonesia, 2017).

Dalam Al-Qur’an juga menjelaskan tentang kepemimpinan


sebagaimana Allah swt berfirman dalam surah Al Baqarah [2] : 30

‫ض َخلِي َفةٗۖ قَ الُ ٓواْ َأتَ ۡج َع ُل فِ َيه ا َمن يُ ۡف ِس ُد‬


ِ ‫ فِي ٱ ۡلَأ ۡر‬ٞ‫اعل‬ِ ‫ك لِ ۡلم ٰلَِٓئ َك ِة ِإنِّي ج‬ َ َ‫َوِإ ۡذ ق‬
َ َ َ ُّ‫ال َرب‬
َ َ‫ِّس لَ ۖكَ ق‬
‫ال ِإنِّ ٓي َأ ۡعلَ ُم َم ا اَل‬ ِ ِ
ُ ‫س بِّ ُح ب َحمۡ د َك َو ُن َق د‬ َ ُ‫ٓاء َونَ ۡح ُن ن‬
َ ‫ِّم‬
َ ‫ك ٱل د‬ ُ ‫فِ َيه ا َويَ ۡس ِف‬
‫تَ ۡعلَ ُمو َن‬
Terjemahannya :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".

Sebuah jabatan kepemimpinan tersebut adalah amanah dan titipan


dari Allah SWT, dan sejatinya sebuah jabatan tersebut adalah pemberian
yang diberikan langsung oleh Allah SWT, kepemimpinan tersebut akan
diminta pertanggung jawaban kelak di yaumil mahsar (hari pertanggung
jawaban), sebab jabatan kepemimpinan tersebut akan melahirkan sebuah

8
kekuasaan dan wewenag dan idealnya kekuasaan itu melahirkan manfaat
dalam memudahkan dalam melayani seluruh masyarakatnya tanpa
membeda-bedakan kaya dan miskin. Sehingga keadilan dalam sebuah
kepemimpinan merupakan kewajiban bagi seorang pemimpin. Allah SWT
juga berfirman tentang pemimpin harus adil dalam pengambilanm
keputusan tertuang di dalam surah Shad [38] : 26

‫َّاس بِ ٱ ۡل َح ِّق َواَل َتتَّبِ ِع ٱ ۡل َه َو ٰى‬ ِ ‫ك َخلِي َفةٗ فِي ٱ ۡلَأ ۡر‬
ِ ‫ض فَ ٱ ۡح ُكم بَ ۡي َن ٱلن‬ َ َ‫ٰيَ َد ُاوۥ ُد ِإنَّا َج َع ۡل ٰن‬
ْ‫س وا‬ ِ ۢ ِ ِ َّ ِ ِ‫ضلُّو َن َعن سب‬ ِ ‫يل ٱللَّ ۚ ِه ِإ َّن ٱلَّ ِذين ي‬
ِ ِ‫ك َعن َسب‬ َ َّ‫ضل‬ ِ ‫َفي‬
ُ َ‫ َشدي ُد ب َما ن‬ٞ‫يل ٱلله لَ ُهمۡ َع َذاب‬ َ ََ ُ
‫اب‬ ِ ‫يَ ۡو َم ٱ ۡل ِحس‬
َ
Terjemahannya :
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.”

Dijelaskan dalam tafsir lengkap Departemen Agama dari fitur


Qur’an in Microsoft Word bahwa pada ayat ini Allah SWT menjelaskan
pengangkatan Nabi Daud sebagai penguasa dan penegak hukum di
kalangan rakyatnya. Allah SWT menyatakan bahwa dia mengangkat Daud
sebagai penguasa yang memerintah kaumnya. Pengertian penguasa
diungkapkan dengan khalifah, yang artinya pengganti, adalah sebagai
isyarat agar Daud dalam menjalankan kekuasaannya selalu dihiasi dengan
sopan-santun yang baik, yang diridai Allah SWT, dan dalam melaksanakan
peraturan hendaknya berpedoman kepada hidayah Allah. Dengan
demikian, sifat-sifat khalifah Allah tercermin pada diri pribadinya. Dan
Allah menjelaskan bahwa Dia menyuruh Nabi Daud agar memberi
keputusan terhadap perkara yang terjadi antara manusia dengan
keputusan yang adil dengan berpedoman pada wahyu yang diturunkan
kepadanya. Pada ayat ini terdapat isyarat yang menunjukkan
pengangkatan Daud sebagai rasul dan tugas-tugas apa yang seharusnya
dilakukan oleh seorang rasul yang mengandung pelajaran bagi para
pemimpin sesudahnya dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pada akhir
ayat Allah menjelaskan akibat dari orang yang memperturutkan hawa
nafsu dan hukuman apa yang pantas dijatuhkan kepadanya.

Begitulah Al-Qur’an mengajarkan terhadap seorang pemimpin untuk

9
bisa berlaku adil terhadap semua yang ia pimpin sehingga untuk menjadi
seorang pemimpin tidaklah mudah. Dan untuk menjadi seorang pemimpin
harus benar-benar memahami dan mengerjakan perintah yang sudah ada
di dalam Al-Qur’an bagitu juga dengan peraturan yang berlaku.

B. Manfaat Kepemimpinan Transformasional dalam


Keperawatan
1. Kepemimpinan transformasional sangat bermanfaat dalam
peningkatan pendidikan perawat:
a. Diperlukannya pendidikan tinggi untuk perawat melakukan pelayanan
keperawatan profesional
b. Pendidikan berkelanjutan untuk peningkatan pelayanan keperawatan
sangat diperlukan karena meningkatkan pengetahuan dan kepuasan
dalam layanan kesehatan profesional.
c. Diperlukannya kepemimpinan transformasional untuk mewujudkan
harapan peningkatan pendidikan perawat dalam mendukung
pelayanan profesional di bidang keperawatan (Herlina & Kusuma,
2017).
2. Kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan motivasi dan
moralitas yang tinggi. Pemimpin mengenali dan mengungkapkan
kepedulian terhadap setiap kebutuhan individu akan pertumbuhan
dan prestasi yang harus diraihnya. Pemimpin menstimulasi
anggota timnya mencapai tujuan mereka sendiri dan organisasi.
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anggota timnya dan
bekerja sama dengan mereka sesuai keadaan tersebut (Herlina &
Kusuma, 2017).
3. Kepemimpinan transformasional berusaha untuk memotivasi dan
menginspirasi orang-orang sekitarnya dengan cara menjelaskan
bahwa pekerjaan mereka penting dan penuh tantangan. Cara
memotivasi dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan
misalnya dengan pendekatan teori kebutuhan, yaiu memenuhi
kebutuhan utama para pengikutnya seperti kebutuhan fisik,
keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Pemimpin
transformasional mendukung pengembangan keterampilan
bawahan dan membantu bawahan dalam mencapai hasil yang
diinginkan. Para pemimpin seperti tidak hanya menawarkan
pelatihan dan saran, tetapi juga memberikan perhatian karyawan
dan memperlakukan mereka sebagai individu (Herlina & Kusuma,
2017).
4. Kepemimpinan transformasional mampu mengurangi
ketergantungan para pengikut terhadap pemimpinnya, dengan
cara mengembangkan kemampuan, dan meningkatkan rasa
percaya diri para pengikutnya, dengan cara melengkapi akses
langsung untuk memperoleh informasi. Kemampuan pemimpin

10
mendorong pengikutnya menjadi kreatif dan inovatif (Herlina &
Kusuma, 2017).
5. Kepemimpinan transformasi mengajarkan serta mendorong
pengikut atau bawahannya agar bersikap kritis atas berbagai
pendapat, pandangan yang telah mapan di organisasi dan yang
ditetapkan pemimmpin. Melalui sikap kritis maka akan tercipta
sebuah evaluasi dan usaha perubahan ke arah yang lebih baik.
Pengikut atau bawahan juga ditangsang untuk lebih kreatif,
inovatif, serta meningkatkan harapan dan mengikat diri pada visi
yang telah disepakati (Dani et al., 2009).
6. Transformasi leadership dapat meningkatkan perilaku edukatif
perawat dalam melaksanakan pelayanan di rumah sakit (Dani et
al., 2009).

C. Indikator Kepemimpinan Transformasional dalam


Keperawatan
Beberapa indikator kepemimpinan dalam keperawatan yaitu:
1. Idealized Influence (Kharisma)
Kharisma adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain, untuk menginspirasi tidak hanya kemauan untuk mengikuti,
tetapi juga harapan untuk sukses, antisipasi untuk menjadi bagian
dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Pemimpin karismatik
tahu siapa mereka dan di mana unit organisasi yang mereka pimpin
berpotensi untuk pergi. Mereka memiliki tema dan mantra pribadi
dalam hidup mereka. Pemimpin karismatik, yang didasarkan pada
komitmen pada nilai-nilai, mempengaruhi orang lain untuk
membuat perbedaan positif di dunia. Perawatan kesehatan
membutuhkan pemimpin seperti itu. Memang, satu studi
menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan kebahagiaan yang
lebih besar di antara pekerja yang mengikuti pemimpin karismatik
(Erez, Misangyi, Johnson, LePine, & Halverson, 2008).
Menurut Northouse dalam Muttaqin (2016) karizma adalah
Pemimpin menampilkan keyakinan, menekankan kepercayaan,
mengambil isu-isu yang sulit, menyajikan nilai-nilai mereka yang
paling penting, dan menekankan pentingnya tujuan, komitmen, dan
konsekuensi etis dari keputusan. Pemimpin seperti dikagumi
sebagai pembangkit panutan kebanggaan, loyalitas, kepercayaan,
dan keselarasan sekitar tujuan bersama.
Penelitian Morsiani et al, (2016) menyatakan, pengaruh yang
ideal di antara para pemimpin dapat menghasilkan keyakinan
terhadap karyawan dan kepemimpinannya sendiri. Hal ini akan
berdampak kepada hal yang positif, menantang dan membangun
kepedulian, optimisme untuk meraih sukses dalam pekerjaan.
Kharismatik kepemimpinan transformasional manajer perawat

11
dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat, diharapkan gaya
kepemimpinan tersebut perlu ditingkatkan melalui perilaku dengan
berdasarkan pada rasa hormat yang tinggi, perhatian terhadap
orang lain, pengembangan profesional dan apresiasi.
Kepemimpinan transformasional berkenaan dengan pengaruh
pemimpin atau atasan terhadap bawahan. Para bawahan
merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa
respek kepada atasan dan mereka termotivasi untuk melakukan
melebihi apa yang diharapkan.
2. Motivasi Inspirasional
Penelitian oleh Arifiani et.al (2016) menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional memotivasi dan mengispirasi
pengikut dengan menarik gagasan dan nilai moral yang lebih baik,
pemimpin memiliki nilai dan gagasan internal yang dalam.
Kepemimpinan transformasional dari kepala perawat dapat
meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan demikian
berkontribusi pada peningkatan retensi perawat.
Penelitian Prabowo et.al (2014) menyatakan bahwa perawat
lebih puas dengan pimpinan yang menggunakan kepemimpinan
transformasional dan menjadikan perawat memiliki niat untuk tetap
bekerja. Bass (1985) dalam Ismail et al. (2011) berpendapat bahwa
dalam menjalankan fungsi organisasi, saling pengertian antara
pimpinan dan bawahan dapat menginspirasi bawahannya untuk
mendukung kepentingan organisasi dengan mengesampingkan
kepentingan pribadinya. Pemimpin transformasional merujuk
kepada seseorang yang mencoba menunjukkan kepada organisasi
rute baru untuk perbaikan serta kemajuan dengan menghasilkan
ide-ide dan perspektif.
Menurut Northouse dalam Menurut Northouse dalam
Muttaqin (2016) Pemimpin mengartikulasikan visi menarik dari
masa depan, menantang pengikut dengan standar yang tinggi,
berbicara optimis dengan antusias dan memberikan dorongan dan
makna untuk apa yang perlu dilakukan.
Impian atau visi adalah kekuatan yang menciptakan masa
depan. Thompson (2019) menguraikan bagaimana pemimpin yang
sukses menciptakan visi bersama: Jelas tentang tujuan yang
diinginkan, bermimpi besar, komunikasikan tujuan yang kuat, dan
tetapkan tujuan strategis.
3. Stimulasi Intelektual
Stimulasi intelektual Pemimpin transformasional adalah
individu yang berpendidikan luas dan berpengetahuan luas yang
melihat masalah lama dengan cara baru. Dia menantang batasan,
mempromosikan kreativitas, dan menerapkan berbagai disiplin
ilmu, ide, dan pendekatan untuk menemukan solusi. Ini melibatkan

12
keberanian dan pengambilan risiko.
Penelitian Negussie dan Demissie, (2013) menyatakan
stimulasi intelektual merupakan karakteristik dari seorang pemimpin
transformasional dalam mengembangkan kompetensi pengikutnya.
Hal ini menyatakan bahwa perawat lebih lebih puas dengan gaya
kepemimpinan transformasional, oleh sebab itu diharapkan para
manajer perawat dapat menggunakan stimulasi intelektual dari
kepemimpinan transformasional dalam rangka meningkatkan
kepuasaan kerja perawat. Sedangkan menurut Northouse dalam
Menurut Northouse dalam Muttaqin (2016), stimulasi intelektual
adalah dimana pemimpin mempertanyakan cara lama, tradisi, dan
keyakinan, merangsang perspektif baru dan cara melakukan
sesuatu dan mendorong ekspresi ide dari bawahan.
Pemimpin transformasional mampu memfasilitasi
pemahaman baru dengan cara meningkatkan atau mengubah
kesadaran akan masalah. Pemimpin transformasional membawa
perubahan positif pada mereka yang menjadi pengikutnya (Riaz et
al., 2011).
4. Pertimbangan Individual
Pemimpin berhubungan dengan (bawahan) secara personal,
mempertimbangkan kebutuhan mereka, kemampuan, dan aspirasi,
mendengarkan dengan penuh perhatian, pengembangan lebih
lanjut mereka, menasihati, mengajar dan melatih. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2017) menyatakan bahwa
pertimbangan yang diindividualkan dalam kepemimpinan
transformasional merupakan suatu proses seorang pemimpin
menggunakan kekuatan emosiya dalam mengkomunikasikan
sebuah tujuan terhadap pengikutnya. Selain itu juga untuk
memastikan bahwa secara emosional para pengikut termotivasi
dalam melakukan tugas mereka secara maksimal. Pemimpin yang
dapat diterima adalah pemimpin yang dapat memahami kondisi dan
kebutuhan karyawannya. Melalui metode adaptasi maka pemimpin
menjadi lebih tahu keinginan karyawannya.

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepemimpinan


Transformasional dalam Keperawatan
1. Karisma atau Pengaruh yang Ideal
Karisma adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain, untuk menginspirasi tidak hanya kesediaan untuk mengikuti,
tetapi juga harapan keberhasilan, antisipasi untuk menjadi bagian
dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Seorang pemimpin
transformasional adalah model peran nilai dan aspirasi untuk
pengikut, dia mengilhami kepercayaan dan komitmen pada suatu
tujuan. Karisma mengacu pada kemampuan untuk menginspirasi

13
visi, tidak seperti orang yang berkarisma narsistik, yang berfokus
pada diri sendiri, orang yang berkarisma pada pengaruh yang ideal
menemukan efektivitas berasal dari kepercayaan yang kuat pada
orang lain (Broome dan Elanie, 2021).
Para pemimpin karismatik mengetahui siapa mereka dan di
mana unit organisasi yang mereka pimpin memiliki potensi untuk
pergi. Mereka memiliki tema dan mantra pribadi dalam hidup
mereka. Seorang pemimpin menyimpan berkas yang disebut
"mimpi" yang memuat gagasan tentang kesempatan-kesempatan
masa depan, atau yang lain menyimpan diagram tulisan tangan
dari "pohon kehidupan" -nya yang menunjukkan akar, batang, dan
cabang dari kehidupan dan masa depannya (Broome dan Elanie,
2021).
Para pemimpin karismatik, yang didasarkan pada komitmen
terhadap nilai-nilai, mempengaruhi orang lain untuk membuat
perbedaan yang positif di dunia. Perawatan kesehatan
membutuhkan pemimpin seperti itu. Bahkan, satu penelitian
menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan kebahagiaan yang
lebih besar di antara para pekerja yang mengikuti pemimpin
karismatik. Di sisi lain, para peneliti lain menemukan bahwa para
pemimpin berkarisma terlalu tinggi mungkin kurang efektif karena
mereka tidak mampu terlibat dalam tuntutan operasional.
Kesimpulan mereka adalah karisma terlalu sedikit membawa kurang
strategis berpikir dan perilaku, sementara terlalu banyak mungkin
tidak mendapatkan pekerjaan dilakukan (Vergauwe, Wille,
Hofmans, Kaiser, & DeFruyt, 2018).
Pemimpin karismatik sering muncul di saat krisis. Mereka
memperlihatkan sifat-sifat pribadi yang menarik orang untuk
percaya dan mengikuti mereka. Jika mereka bijaksana, mereka
mengilhami pengikut dalam cara sinergis yang menyediakan
keamanan, arahan, kepercayaan, dan tindakan yang melebihi
harapan dari pengikut atau pemimpin (Broome dan Elanie, 2021).
Berkarisma tidak berarti bersifat flamboyan. Memang, para
pemimpin yang paling sukses "memadukan kerendahan hati pribadi
yang ekstrem dengan kemauan profesional yang sangat tinggi",
mereka sering kali "menganggap diri sebagai orang - orang yang
memperlihatkan tekad yang garang. Untuk melakukan apa pun
yang perlu dilakukan untuk menjadikan [organisasi] besar ". Dalam
studi awal mereka tentang 28 perusahaan elit (yaitu, mereka yang
pindah dari "good to great"), Collins dan rekan-rekannya
menemukan bahwa pemimpin level 5 (transformasional)
menyalurkan ego mereka dari diri mereka sendiri ke tujuan yang
lebih besar untuk membangun perusahaan besar. Mereka ambisius
tetapi lebih banyak untuk organisasi mereka daripada untuk diri

14
mereka sendiri. Seorang pemimpin karismatik membagikan, "saya
ingin melihat keluar dari beranda saya di salah satu perusahaan
terbesar di dunia kelak dan dapat mengatakan, saya dulu bekerja di
sini". Collins juga kemudian menegaskan bahwa komitmen yang
mantap untuk bergerak maju, seperti "memutar roda terbang,"
menciptakan momentum menuju keberhasilan bagi seluruh
perusahaan (Collins, 2019).
Karisma mungkin merujuk pada kualitas keaslian,
transparansi, dan kepercayaan yang menarik orang lain kepada
anda untuk berbagi visi dan keinginan untuk bekerja menuju
tujuan. Kouzes dan Posner (2012) mencatat bahwa para pemimpin
seperti itu mungkin adalah orang-orang biasa yang mencapai hasil
luar biasa dengan menjadi anutan, menjadi teladan, dan memimpin
dengan perilaku yang secara sah mencerminkan perilaku yang
diharapkan dan dikagumi oleh orang lain.
2. Inspirasi dan Penglihatan
Para pemimpin transformasional juga menciptakan visi yang
meyakinkan tentang masa depan Kouzes dan Posner menjelaskan,
"setiap organisasi, setiap gerakan sosial, dimulai dengan mimpi.
Mimpi atau visi adalah kekuatan yang menciptakan masa depan.
Thompson (2019) jelaskan bagaimana para pemimpin yang berhasil
menciptakan visi bersama: jelaskan mengenai tujuan yang
diinginkan, mimpilah yang besar, komunikasikan tujuan yang kuat,
dan tetapkan gol-gol strategis. Pemimpin transformasional
mempengaruhi orang lain oleh harapan tinggi dengan pandangan
ke masa depan yang diinginkan. Mereka menetapkan standar-
standar dan menanamkan kepada orang lain dengan optimisme,
perasaan makna, dan komitmen pada impian, tujuan, atau tujuan.
Kata-kata ini memberikan pengertian tentang tujuan dan makna
yang bertujuan yang menyediakan energi untuk mencapai tujuan.
Mereka terinspirasi dari dasar kebenaran (Broome dan Elanie,
2021).
3. Stimulasi Intelektual
Pemimpin transformasional adalah individu berpendidikan
luas, berwawasan luas yang melihat masalah lama dengan cara
baru. Dia menantang batas-batas, meningkatkan kreativitas, dan
menerapkan berbagai disiplin, gagasan, dan pendekatan untuk
menemukan solusi. Hal ini mencakup sikap tidak gentar dan risi.
Pemimpin transformasional dalam perawatan kesehatan membaca
secara luas, mengambil pelajaran dari banyak disiplin di luar
praktek klinis, dan terlibat sebagai warga negara yang tertarik
dalam percakapan umum pada berbagai macam topik. Pemimpin
seperti itu mungkin menemukan strategi dari seni dan sastra,
humaniora, bisnis, atau ilmu pengetahuan lainnya. Ia berkonsultasi

15
dengan para pakar dari berbagai bidang dan latar belakang untuk
menimbang problem-problem pelik yang dihadapi organisasi.
(Broome dan Elanie, 2021).
Masalah "kehidupan," dan mereka dapat bekerja bersama
tim untuk mengerjakan masalah dan mendorong, mengharapkan,
dan memelihara pemikiran yang mandiri dan kritis. Pemimpin
transformasional mengasumsikan bahwa orang bersedia dan ingin
untuk belajar dan menguji ide-ide baru (Broome dan Elanie, 2021).
4. Pertimbangan Pribadi
Pemimpin transformasional memiliki jenis kerendahan hati
yang melihat di luar diri untuk misi organisasi dan nilai pekerjaan
orang lain sebagai individu. Dia menggunakan banyak keterampilan
profesional termasuk mendengarkan, melatih, berempati,
mendukung, dan mengakui kontribusi para pengikut. Pemimpin
transformasional memungkinkan orang lain untuk bertindak menuju
visi bersama. Pemimpin yang efektif memperkenalkan kembali dan
mempromosikan kontribusi orang lain dan menciptakan budaya
berbagi, perayaan, dan persatuan dalam seluruh tim. Siapa yang
mendapatkan kredit kurang penting dari bagaimana anggota tim
saling menegaskan pekerjaan satu sama lain (Broome dan Elanie,
2021).
Pemimpin-pemimpin transformasional secara efektif
membangun pada karakteristik ini dan mengintegrasikan prinsip-
prinsip dari berbagai teori kepemimpinan dan pendekatan
pragmatis untuk muka, meningkatkan, dan memperluas keahlian
klinis dari fokus pada perawatan pasien individu langsung ke fokus
pada perawatan kelompok, kelompok, dan seluruh populasi dalam
berbagai lingkungan. Mereka mempertimbangkan individu dan
keseluruhannya sekaligus, transformasional dan kepemimpinan
secara umum, ada beberapa studi tentang bagaimana para
pemimpin dalam keperawatan menunjukkan kepemimpinan
transformasional dan pengaruh pengikut (Broome dan Elanie,
2021).
Fischer (2016) menemukan kepemimpinan
transformasiasional dalam keperawatan untuk menyertakan "tim
berkinerja tinggi dan meningkatkan perawatan pasien," namun
tidak dianggap sebagai satu set keterampilan atau kompetensi yang
dapat diajarkan. Masood dan Afsar (2017) menemukan hubungan
antara transformasi kepemimpinan dan perilaku kerja yang inovatif
ketika dikombinasikan dengan berbagi pengetahuan tentang praktik
dan kesalahan terbaik. Lin, Maclennan, Hunt, dan Cox (2015)
mengidentifikasi hubungan antara kepemimpinan transformasi dan
kepuasan kerja perawat dan komitmen organisasi. Namun, tidak
banyak yang kita ketahui tentang tindakan para pemimpin seperti

16
itu (Disch, 2017; Giddens, 2018).
Hutchinson dan Jackson (2013) menegaskan bahwa tidak
banyak penelitian yang berlaku atau tinjauan kritis tentang
perubahan kepemimpinan dalam literatur keperawatan. Kita masih
tahu sedikit tentang bagaimana transformasi kerja kepemimpinan,
atau apa yang pada akhirnya berarti untuk pengikut dan pasien.
Riset dan anutan seperti itu harus muncul dari generasi para
pemimpin berikutnya. Ini adalah tugas anda untuk melihat dan
mengartikulasikan prototipe untuk transformasi kepemimpinan
dalam perawatan kesehatan untuk masa depan atau untuk menguji
efektivitas mereka. Pemimpin transformasional harus membuat
keputusan sadar untuk memimpin. Sering kali, perawat yang
kompeten diberi kesempatan untuk mengawasi atau mengelola,
namun para pemimpin yang berhasil memilih untuk memimpin. Dan
beberapa individu menemukan mereka belajar banyak sangat cepat
dan terus membangun di atas pengalaman itu dan menjadi
pemimpin transformasional (Broome dan Elanie, 2021).

Sedangkan sumber lain menyatakan terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhi dan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
transformasional yaitu:
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional menurut Bommer dalam Muttaqin (2016):
a. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi
Jika organisasi sangat sinis dengan perubahan maka gaya
kepemimpinan transformasional tidak akan diterima, karena sikap sinis
terhadap perubahan organisasi berpengaruh negatif terhadap gaya
kepemimpinan transformasional.
b. Perilaku Kepemimpinan Rekan
Perilaku kepemimpinan rekan sejawat sangat mempengaruhi
berjalannya gaya kepemimpinan transformasional. Jika mayoritas
rekan sejawat menerima gaya kepemimpinan transformasional maka
gaya kepemimpinan ini akan berjalan dengan maksimal.
c. Pengalaman Manajerial
Semakin banyak pengalaman pimpinan dalam bidang manjerial akan
sangat mempengaruhi efektivitas gaya kepemimpinan
transformasional, karena semakin tinggi jam terbang pimpinan akan
lebih efektif dalam menetukan kebijakan.
2. Faktor-faktor yang dipengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional yakni:
a. Menigkatkan Kinerja. Menurut Cavazotte gaya kepemimpinan
trensformasional dapat meningkatkan kinerja, pimpinan yang
membuanyai gaya kepemimpian transformasional cendrung
mementingkan kebutuhan organisasi daripada individu, sehingga

17
kebutuhan organisasi tercukupi dan karyawan dapat bekerja dengan
baik.
b. Pengembangan SDM. Menurut Dvir gaya kepemimpinan
transformasional mempunyai karakteristik visoner, sehingga untuk
menghadapi tantangan masa depan pimpinan memperhatikan
pengembangan SDM.
c. Meningkatkan komitmen. Menurut Ismail & Yusuf gaya kepemimpinan
transformasional akan meningkatkan komitmen karyawan karena gaya
kepemimpinan ini memberdayakan pegawai melalui fungsi organisasi
dengan efektif, misalnya pengembangan SDM, kepuasan kerja, dan
kompetensi perawat sehingga dapat meningkatkan komitmen
terhadap organisasi (Muttaqin, 2016)

18
BAB III
STUDI KASUS

Seiring berkembangnya jaman khususnya diIndonesia tepatnya di


Provinsi Riau, masih banyak yang diketahui sebuah Rumah Sakit yang
sangat berkembang dalam era globalisasi, salah satunya ialah Rumah
Sakit Jiwa Tampan yang terletak di Jl. H. R. Soebrantas Km.12,5
Pekanbaru. Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pelayanan jasa
kesehatan yang mempunyai misi dalam era globalisasi ini. Dalam
pencapaian visinya, diharapkan mampu menjadi “Pusat Rujukan Ragional
Terbaik Pelayanan Kesehatan Jiwa, Rehabilitasi, Pendidikan Dan Penelitian
Yang Professional Serta Berbasis peneliti Masyarakat”. Demi tercapainya
tujuan, Rumah Sakit Jiwa Tampan dituntut untuk mampu menyediakan
pelayanan yang baik. Semua itu tidak dapat diwujudakan tanpa kehadiran
karyawan yang berkualitas yang memiliki kinerja yang tinggi, terutama
bagi perawat yang memiliki peran yang sangat penting bagi rumah sakit.
Dalam meningkatkan kinerja perawat, Rumah Sakit Jiwa Tampan
memberikan motivasi kepada perawatnya seperti : merekomendasikan
program insentif, pelatihan demi pengembangan perawat, penilaian
perawat, memberikan feedback kepada instansi, memberikan fasilitas
yang dapat memudahkan pekerjaan perawat. Namun hal ini bertolak
belakang dengan harapan perusahaan dengan maksud agar meningkatnya
kinerja perawat, terdapat beberapa faktor yang mengindikasikan bahwa
kinerja karyawan pada perawat menurun. Namun hal ini bertolak belakang
dengan harapan perusahaan dengan maksud agar meningkatnya kinerja
perawat, terdapat beberapa faktor yang mengindikasikan bahwa kinerja
karyawan pada perawat menurun sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja karyawan merupakan permasalahan saat ini.dikarenakan pada era
globalisasi ini perusahaan diharapkan mampu mencapai tujuan, dalam
pencapaian tujuan maka diperlukan kinerja karyawan yang sesuai dengan
harapan secara loyal dan mempunyai komitmen dalam bekerja. Tidak
hanya itu, kinerja karyawan merupakan elemen yang sangat terpenting
karena organisasi yang dikatakan stabil adalah organisasi yang mampu
mempunyai sumber daya manusia yang baik.

19
BAB IV
EXERCISE

1. Sebutkan pengertian pemimpin menurut Doyle & Smith (2009)….


a. Pemimpin adalah orang yang memiliki gagasan yang jelas
tentang apa yang ingin mereka capai.
b.  Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang
atau lebih, baik organisasi maupun keluarga.
c. Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai
tujuan.
d. Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak
lagi memerlukan pemimpinnya itu.
2. Menurut al-Mawardi dalam memilih seorang pemimpin harus
memenuhi persyaratan. Ada berapa persyaratan yang harus
dipenuhi…
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
3. Yang tidak termasuk dalam persyaratan menurut al-Mawardi dalam
memilih seorang pemimpin adalah…
a. Adil yang meliputi segala aspeknya.
b. Berilmu pengetahuan sehingga mampu membuat keputusan
yang tepat (berijtihad) terhadap berbagai peristiwa dan hukum
yang timbul.
c. Sehat indranya, seperti penglihatan, pendengaran, dan lisannya
agar ia mampu mengetahui langsung persoalan yang dihadapi.
d. Diperlukannya pendidikan tinggi untuk perawat melakukan
pelayanan keperawatan profesional
4. Dalam al-qur’an ayat apa yang membahas tentang kepemimpinan…
a. Al Baqarah [2] : 30
b. Az-Zumar [39] : 10
c. Al-Balad  [90] : 17
d. Al-Lahab [111] : 2

20
5. Secara etimologis istilah kepemimpinan dalam kamus bahasa
Inggris-Indonesia Jhon Echols, merupakan terjemahan dari kata ….
yang berarti kepemimpinan
a. King
b. Leadership
c. Boss
d. Owner
6. Manakah pengertian kepemimpinan transformasional menurut
(Broome, 2013)….
a. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang
menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan
mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para
pengikutnya.
b. Kepemimpinan transformasional adalah proses yang dilalui oleh
para pemimpin mempengaruhi orang lain dengan mengubah
pemahaman orang lain tentang apa yang penting
c. Kepemimpinan transformasional dicirikan sebagai pemimpin
yang berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai,
kepercayaan, sikap, perilaku, emosional, dan kebutuhan
bawahan menuju perubahan yang lebih baik di masa depan.
d. Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seseorang
pemimpin dalam bekerja dengan dan/atau melalui orang lain
untuk mentransformasikan, secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai
dengan target capaian yang telah ditetapkan.
7. Pemimpin transformasional harus memiliki kepribadian yang….
a. Energik, berkomitmen, visioner, dan inspiratif.
b. Energik, berkomitmen, visioner, dan jujur.
c. Jujur, cerdas, visioner, dan inspiratif.
d. Cerdas, berkomitmen, visioner, dan inspiratif.
8. Manfaat kepemimpinan transformasional dalam Keperawatan
terbagi atas….
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
9. Manakah yang bukan termasuk dalam manfaat kepemimpinan
transformasional dalam Keperawatan….
a. Kepemimpinan transformasional sangat bermanfaat dalam
peningkatan pendidikan perawat
b. Transformasi leadership dapat meningkatkan perilaku edukatif
perawat dalam melaksanakan pelayanan di rumah sakit
c. Keberanian dan ketegasan sehingga mampu melindungi pihak

21
yang lemah dan menghadapi musuh
d. Kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan motivasi
dan moralitas yang tinggi. Pemimpin mengenali dan
mengungkapkan kepedulian terhadap setiap kebutuhan individu
akan pertumbuhan dan prestasi yang harus diraihnya. Pemimpin
menstimulasi anggota timnya mencapai tujuan mereka sendiri
dan organisasi. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
anggota timnya dan bekerja sama dengan mereka sesuai
keadaan tersebut
10. Indikator kepemimpinan dalam keperawatan terbagi atas….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
11. Sebutkan Indikator kepemimpinan dalam keperawatan….
a. Inspiratif, Motivasi Inspirasional, Stimulasi Intelektual dan
Pertimbangan Individual
b. Idealized Influence (Kharisma), energik, Stimulasi Intelektual
dan Pertimbangan Individual
c. Idealized Influence (Kharisma), Motivasi Inspirasional, Stimulasi
Intelektual dan Pertimbangan Individual
d. Idealized Influence (Kharisma), Motivasi Inspirasional, Stimulasi
Intelektual dan visioner
12. Didalam indikator kepemimpinan dalam keperawatan terdapat
Idealized Influence (Kharisma). Jelaskan apa yang dimaksud
dengan Idealized Influence (Kharisma)….
a. Salah satu gaya kepemimpinan yang paling umum di institusi
perawatan kesehatan.
b. Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, untuk
menginspirasi tidak hanya kemauan untuk mengikuti, tetapi
juga harapan untuk sukses, antisipasi untuk menjadi bagian dari
sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
c. Proses dimana pemimpin mempengaruhi bawahan tanpa
paksaan untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Proses yang dilalui oleh para pemimpin mempengaruhi orang
lain dengan mengubah pemahaman orang lain tentang apa
yang penting
13. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional menurut Bommer dalam Muttaqin (2016)….
a. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Perilaku
Kepemimpinan Rekan dan Pengalaman Manajerial
b. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Motivasi
Inspirasional dan Pengalaman Manajerial

22
c. Stimulasi Intelektual, Perilaku Kepemimpinan Rekan dan
Pengalaman Manajerial
d. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Motivasi
Inspirasional dan Stimulasi Intelektual
14. Apa saja faktor-faktor yang dipengaruhi gaya kepemimpinan
transformasional….
a. Sikap Sinis terhadap Perubahan Organisasi, Perilaku
Kepemimpinan Rekan dan Pengalaman Manajerial
b. Menigkatkan Kinerja, motivasi Inspirasional dan meningkatkan
komitmen
c. Idealized Influence (Kharisma), Motivasi Inspirasional, Stimulasi
Intelektual dan Pertimbangan Individual
d. Menigkatkan Kinerja, mengembangkan SDM dan meningkatkan
komitmen
15. Didalam al-qur’an dijelaskan bahwa pemimpin harus bersikap adil
dalam melayani seluruh masyarakatnya tanpa membeda-bedakan
kaya dan miskin. Surah apakah yang menjelaskan hal tersebut…
a. Shad [38] : 26
b. Al-A'raf [7] : 96
c. Al Baqarah [2] : 62
d. Az-Zumar [39] : 2

23
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan tinjauan teori dan konsep, maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. Kepemimpinan transformasioanl adalah proses yang dilalui oleh
para pemimpin mempengaruhi orang lain dengan mengubah
pemahaman orang lain tentang apa yang penting. Pemimpin
transformasional dapat menginspirasi orang lain untuk mencapai
hasil yang mungkin dianggap luar biasa. Kepemimpinan
transformasional mencakup sistem nilai, kecerdasan emosional, dan
perhatian pada sisi spiritual masing-masing individu. Pemimpin
transformasioanl juga harus memiliki kepribadian yang energik,
berkomitmen, visioner, dan inspiratif. Selama lebih dari satu
decade, perawat telah membahas bagaimana menjadi pemimpin
transformasional. Dimana dan bagaimana kepemimpinan itu benar-
benar menjadi “trasnformasional” dalam keperawatan.
2. Manfaat kepemimpinan transformasional dalam keperawatan yaitu
sangat bermanfaat dalam peningkatan pendidikan perawat untuk
mendukung pelayanan kesehatan profesional di bidang
keperawatan, dapat meningkatkan motivasi dan moralisasi yang
tinggi, berusaha untuk memotivasi dan menginspirasi orang-orang
sekitarnya, mampu mengurangi ketergantungan pada pengikut
terhadap pemimpinnya, mampu mengajarkan serta mendorong
pengikut atau bawahannya agar bersikap kritis atas berbagai
pendapat dan dapat meningkatkan perilaku edukatif perawat dalam
melaksanakan pelayanan di rumah sakit.
3. Indikator kepemimpinan transformasional dalam keperawatan yaitu
sebagai idealized influence (karisma), sebagai motivasi
inspirasional, sebagai stimulasi intelektual, dan sebagai
pertimbangan individual.
4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepemimpinan
transformasional yaitu karisma atau pengaruh yang ideal, inspirasi
dan penglihatan, stimulus intelektual, dan pertimbangan pribadi.
Dan terdapat beberap faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh gaya kepemimpinan transformasional yaitu: faktor yang
mempengaruhi antara lain adalah sikap sinis terhadap Perubahan
Organisasi, perilaku Kepemimpinan Rekan dan pengalaman
Manajerial. Kedua faktor yang dipengaruhi antara lain adalah
menigkatkan Kinerja, mengembangkan SDM dan meningkatkan
komitmen.
5. Dalam perspektif islam, kepemimpinan merupakan sebuah amanat
yang harus diberikan kepada orang yang benar-benar ahli,
berkualitas dan memiliki tanggung jawab, adil, jujur dan bermoral

24
baik. Islam menganjurkan dalam memilih seorang pemimpin ialah
pemimpin yang dapat membawa umat kepada kehidupan yang
lebih baik, harmonis, dinamis, makmur, sejahtera dan tentram.
Sebagaimana dalam al-Qur’an surah al-Baqarah/2:30 juga
menjelaskan tentang kepemimpinan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R. P. I. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja


Perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2017. UMI
Medical Journal, 4(1), 102–110. https://doi.org/10.33096/umj.v4i1.53
Arifiani, dkk. (2016). Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
organization citizenship behavior dan kepuasan kerja (studi pada
tenaga perawat RSUD Dr. Saiful Anwar Malang).
Broome, M. E., & Marshall, E. S. (2021). TRANSFORMATIONAL
LEADERSHIP in NURSING. NY : Springer Publishing Company.
Collins, J. (2019). Turning the flywheel: A monograph to accompany Good
to Great. New York, NY: HarperCollins.
Disch, J. (2017a). Leadership to create change. In G. Sherwood & J.
Barnsteiner (Eds.), Quality and safety in nursing: A competency
approach to improving outcomes (2nd ed., pp. 301–314). Hoboken,
NJ: Wiley-Blackwell Publishers.
Fischer, S. A. (2016). Transformational leadership in nursing: A concept
analysis. Journal of Advanced Nursing, 72(11), 2644–2653.
doi:10.1111/jan.13049
Gani, A. A. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Bisma: Jurnal Manajemen,
5(1), 9–16. https://doi.org/10.23887/bjm.v5i1.21976
Ginting, B., Komariah, S., & Bandur, dan A. (2017). Analisis Peran
Kepemimpinan Transformasional Dalam Mempertahankan Standar
Care Of Patient Sesuai Akreditasi JCI Di Rumah Sakit Awal Bros
Tanggerang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK) , 3(2),
56–64.
Giddens, J. (2018). Transformational leadership: What every nursing dean
should know. Journal of Professional Nursing, 34(2), 117–121.
doi:10.1016/j.profnurs.2017.10.004
Hartiti, T. (2016). Peningkatan Softskill Perawat Melalui Kepemimpinan
Transformasional Kepala Ruang di RSI Sultan Agung Semarang.
Jurnal Managemen Keperawatan, 2(1), 47–54.
Herlina, & Kusuma, H. (2017). Kepemimpinan Transformasional Sebagai
Upaya Peningkatan Pendidikan Perawat Untuk Mendukung Layanan
Keperawatan Profesional: Literatur Review. Seminar Nasional Dn Call
for Paper, 172–181.
Hutchinson, M., & Jackson, D. (2013). Transformational leadership in
nursing: Towards a more critical interpretation. Nursing Inquiry,

26
20(1), 11–22. doi:10.1111/nin.12006
Ida Siswatiningsih, Kusdi Raharjo, A. P. (2018). PENGARUH
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
TERHADAP BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN
OGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN Ida Siswatiningsih, Kusdi
Raharjo, Arik Prasetya. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 5(2), 146–157.
https://doi.org/e-ISSN : 2581-1584
Ismail, et al. (2011). An Empirical Study of the Relationship between
Transformational Leadership, Empowerment and Organizational
Commitment. Business and Economics Research Journal.
Kementrian Agama Republik Indonesia. (2017). Kepemimpinan dalam
Perspektif Islam.
https://jateng.kemenag.go.id/warta/opini/detail/kepemimpinan-
dalam-perspektif-islam
Kouzes, J. M., & Possner, B. Z. (2012). The leadership challenge workbook
(3rd ed.). San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Lin, P. Y., MacLennan, ., Hunt, N., & Cox T. (2015). The influences of
nursing transformational leadership style on the quality of nurses’
working lives in Taiwan: A cross-sectional quantitative study. BMC
Nursing, 14, 33. doi:10.1186/s12912-015-0082-x
Masood, M., & Afsar, B. (2017). Transformational leadership and
innovative work behavior among nursing staff. Nursing Inquiry, 24(4).
doi:10.1111/nin.12188
Morsiani,g., Bagnasco,a., & sasso, l (2016). How staff nurses perceive the
impact of nurses manager’ leadership style in terms of job satisfaction
: a mixed method study. Journsl of nursing management. Geona,
Italy.pp.1-10
Mugianti, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Manajemen
dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Murray, E. (2017). Nursing Leadership and Management. In A. Reeve
(Ed.), The Canadian nurse (Susan Rhyn, Vol. 101, Issue 3). F. A.
Davis Company.
Murtiningsih. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
Pada Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Daya
Saing: Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 17(2), 54–66.
Muttaqin,L,Z.2016. pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan

27
pengembangan SDM terhadap kinerja perawat RSJ grahasia
yogyakarta
Negussie, N. & Demissie, A.(2013). Relationship between
leadership style of nurses managers and nurses’ job satisfaction in
Jimma University Specilialized Hospital. Ethiopia J Health Sci. Vol. 1,
No. 23. pp. 49-58.
Nurhuda, A., Purnamasari, W., Irawan, N., Nurhidayati, F., Mahmudah, S.,
Anshori, M., Ngibad, K., Fathoni Rodli, A., Hidayatullah, S., & Yahya,
D. (2019). Effect of Transformational Leadership Style, Work-
Discipline, Work Environment on Employee Motivation and
Performance. Journal of Physics: Conference Series , 1175(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1175/1/012288
Prabowo, Adhityo., Djastuti, Indi.(2014). Analisis Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional dan Kepuasan Kerja Terhadap
Organizational Citizenship Behavior (OCB) dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Perawat RSUP
Dr. Kariadi Semarang). Undergraduate thesis, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Pratama, A. (2018). HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
PERAWAT (Studi Pada Perawat RSIA Eria Bunda Pekanbaru). Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Riau, 5(1), 1–13.
Prasetiani, A. G., & Kusuma, H. (2018). Literature Review: Upaya
Kepemimpinan Transformasional dalam Penerapan Metode
Mentorship sebagai Pendukung Kesehatan Paripurna. Jurnal Ners
Lentera, 6(1), 49–54.
http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/1855
Purwanti, N. (2017). Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, iklim
organisasi dan stres kerja terhadap kepuasan kerja perawat di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Riaz, T., Akram M.U., & Ijaz H. (2011). Impact of Transformational
Leadership Style on Affective Employees’ Commitment: an Empirical
Study of Banking Sector in Islamabad (Pakistan). The Journal of
Commerce. Vol. 3, No.1, pp.43-51.
Rosiana S, S. (2018). Pengaruh kepemimpinan Transformasional dan
Kepemimpinan Transaksionl Bidang Keperawatan terhadap Motivasi
Perawat di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung. Jurnal
Keperawatan.
Savitri, A. D. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional

28
Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap (Irna) II
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Psikovidya, 18(1), 1–23.
Suryadinatha, P. G., & Rahyuda, A. G. (2017). Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional terhadap Komitmen Afektif dengan Mediasi
Perasaan Bangga Menjadi Pengikut. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(7),
3683–3710. https://doi.org/ISSN : 2302-8912
Suweko, H., & Dwiantoro, L. (2020). Kepemimpinan Transformasional
Dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja Perawat: Literature Review.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan , 11(1), 106.
https://doi.org/10.26751/jikk.v11i1.775
Syaiful Sagala. (2018). Pendekatan dan Model Kepemimpinan (E.
Wahyudin (ed.)). Prenadamedia Group.
Thompson, P. (2019). Four steps to creating a shared vision that will
energize your team. Vunela Magazine. Retrieved from
https://magazine.vunela.com/4-steps-to-creating-a-shared-vision-
that-will-energize-your-team-82b801e742ed
Vergauwe, J., Wille, B., Hofmans, J., Kaiser, R. B., & DeFruyt, F. (2018).
The double-edged sword of leader charisma: Understanding the
curvilinear relationship between charismatic personality and leader
effectiveness. Journal of Personality & Social Psychology, 114(1),
110–130. doi:10.1037/pspp0000147

29

Anda mungkin juga menyukai