Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PEDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN Ny.

SA DENGAN

DIAGNOSIS MEDIS CARSINOMA OVARIUM DI RUANGAN

PINANG 2 RSUP WAHIDIN SUDIROHUSUDO

OLEH :

NURHIDAYANTI

NIM:70900122028

PERSEPTOR LAHAN PERSEPTOR INSTITUSI

( ) ( Hasnah.,S.Sit.,S.Kep.,Ns.,M.kes )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.w.t, karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Pendahuluan terkait CA ovarium ini dengan baik meskipun banyak kekurangan

didalamnya.

Penulis sangat berharap laporan pendahuluan ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai masalah medis dengan CA

ovarium. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan yang telah penulis buat

di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran

yang membangun.

Semoga laporan pendahuluan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun

yang membacanya. Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat

berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami

mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis

memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi......................................................................................

B. Klasifikasi ..................................................................................

C. Etiologi.......................................................................................

D. Patofisiologi................................................................................

E. Pemeriksaan Penunjang..............................................................

F. Komplikasi ................................................................................

G. Pathway......................................................................................

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian..................................................................................

B. Diagnosis keperawatan...............................................................

C. Rencana keperawatan ................................................................


BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi

Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak dikiri dan


kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus.
Ovarium disebut juga indung telur, di dalam ovarium ini terdapat
jaringan bulbus dan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium ini
hanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam pelvis di kiri kanan uterus,
membentuk, mengembang serta melepaskan ovum dan menimbulkan sifat-
sifat kewanitaan, misalnya : pelvis yang membesar, timbulnya siklus
menstruasi.
Kanker ovarium atau kanker indung telur adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur) tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam,
dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal)
dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kanker
ovarium merupakan tumor ganas ginekologi yang tidak mempunyai gejala
klinis yang patognomonis dan akan berkembang secara diam-diam didalam
tubuh wanita hingga pada suatu waktu menimbulkan keluhan. Keluhan dapat
berupa gangguan akibat desakan massa tumor pada organ-organ pelvis, atau
akibat penyebaran kanker ke daerah rongga perut, hepar, usus, ginjal,
omentum dan diafragma.
Kanker ovarium disebut sebagai penyebab kematian kelima akibat
kanker pada perempuan atau “the silent lady killer” karena sulit diketahui
gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis
dalam stadium yang sudah lanjut (Price, 2015).
Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita peri menopause
60% atau berusia 50 – 70 tahun, 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh
lebih muda. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian panggul dan perut
melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
hati dan paru-paru (Priyanto, 2017).
B. Klasifikasi
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International
Federation of Gynecology and Obstetrics :
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
IA  Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IB  Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IC  Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :
1.      Mengenai permukaan luar ovarium
2.      Kapsul rupture
3.      Ascites (+)
Stadium II perluasan pada rongga pelvis
II A  Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B  Mengenai organ pelvis lainnya
II C  Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :
1.      Mengenai permukaan ovarium
2.      Kapsul rupture dan Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A  Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
 Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B  Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
III C1. Meluas mengenai KGB,
2. Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis jauh.
 Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke
permukaan liver.
Derajat keganasan kanker ovarium :
a. Derajat 1 : differensiasi baik
b. Derajat 2 : differensiasi sedang
c. Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan
lebih baik.
C. Etiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial.
Risiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan,
endokrin dan faktor genetik (Price, 2015).
1. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan,
dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap
mungkin menyebabkan kanker.
2. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang
nulipara, menarche dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang
lambat, dan tidak pernah menyusui. Penggunaan kontrasepsi oral tidak
meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi pengganti
estrogen (ERT) pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan
peningkatan kematian akibat kanker ovarium
3. Faktor genetik
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi
telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium.
Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang menderita
kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk
menderita kanker ovarium.
Sedangkan menurut Hidayat, (2019) ovarium terletak dikedalaman
rongga pelvis. Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya
sehingga sulit ditemukan, membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi
berkembang dan timbul gejala, sering kali sudah bukan stadium dini. Maka
terdapat 60-70% pasien kanker ovarium saat didiagnosis sudah terdapat
metastasis diluar ovarium.
Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor
lingkungan dan hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Akan tetapi
banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi
kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada
saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu
dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam
terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan
bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan
in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium
normal dan sel-sel kanker ovarium.
D. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan
kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut dapat mempengaruhi
fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi
ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature yang rupture akan
menjadi korpus luteum yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm
dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang
berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri
pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan
peritoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat
timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfatik yang disalurkan ke
ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua
kelenjar pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik
muncul tanpa gejala yang spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul
seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih dan
disuria dan perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak
enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi (Prawirohardjo, 2015).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker
ovarium yaitu :
1. Pemeriksan darah lengkap
2. Pemeriksaan kimia darah
3. Serum HCG
4. Alfa fetoprotein
5. Analisa air kemih
6. Pemeriksaan saluran pencernaan
7. Laparatomi
8. CT scan atau MRI perut
9. Pemeriksaan panggul
10. USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan
gambar dari bagian dalam tubuh
11. Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian
12. CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada
permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak
wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125
dalam darah mereka.
F. Komplikasi
1. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak
sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan
menimbulkan nyeri perut.
2. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui
ligamentum infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan
menimbulkan rasa sakit.
3. Infeksi pada tumor
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut
4. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa
nyeri terus menerus
5. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat
perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasan (Wiknjosastro,1999).
Namun secara umum komplikasi yang di timbulkan dari kanker ovarium yaitu
1. Efusi pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran
limfe menuju pleura.
2. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan
rongga panggul.
3. Hipoalbuminemia
4. Tuberkulosis dan kanker paru-paru
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan
dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta
merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)
a. Dasar data pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan
jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam,
keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres tinggi.
2) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
3) Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang perubahan
dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
4) Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri
pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif,
bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
6) Neurosensori
Gejala : Pusing
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan
proses penyakit)
8) Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan
matahari lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
9) Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang
merokok), pemajanan asbes.
10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun,
multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi seksual dini, herpes
genital.
11) Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau
bantuan), masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D.0077
a. Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau funsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
b. Penyebab :
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemis, neoplasma).
2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan).
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan.
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengeluh nyeri
Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
d. Kondisi Klinis Terkait
6) Kondisi pembedahan
7) Cedera traumatis
8) Infeksi
9) Sindrom coroner akut
10) Glaucoma
2. Risiko Intoleransi Aktivitas
a. Definisi : Berisiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
b. Faktor Risiko
1) Gangguan sirkulasi
2) Ketidakbugaran status fisik
3) Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4) Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
5) Gangguan pernapasan
d. Kondisi Klinis Terkait
1) Anemia
2) Gagal jantung kongesif
3) Penyakit katup jantung
4) Aritmia
5) Penyakit paru obstruktif (PPOK)
6) Gangguan musculoskeletal
3. Defisit nutrisi
a. Defenisi
Asupan nutrsi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
b. Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Meningkatnya kebutuhan metabolisme tubuh
4) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
5) Faktor ekonomi
6) Faktor psikologi

c. Batasan karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
tidak tersedia
Objektif
1) Penurunan berat badan minimal 10% di bawah rentang normal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1) Merasa cepat kenyang
2) Nyeri/ kram abdomen
3) Penurunan nafsu makan
Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot mrngunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membrane mukosa pucat
5) Sariawan
6) Penurunan serum albumin
7) Rambut rontok
8) Diare
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri Akut
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan tingkat nyeri menurun dengan Kriteria Hasil:
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Gelisah menurun
TTV dalam batas normal

b. Intervensi Keperawatan dan Rasional


Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen Nyeri
 Observasi
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, - Agar mengetahui lokasi, derajat dan tingkat nyeri yang
intensitas nyeri dialami dan dapat melakukan intervensi selanjutnya
- Identifikasi skala nyeri - Untuk mengidentifikasi skala nyeri
- Monitor efek samping - Untuk mengetahui reaksi analgetic yang diberikan
pemberian analgetik
 Terapeutik
- Berikan teknik - Untuk menurunkan atau mengalihkan perhatian klien dari
nonfarmakologis untuk nyerinya
mengurangi rasa nyeri - Untuk menunjang penurunan nyeri
- Berikan posisi nyaman
 Edukasi - Agar pasien dapat mengkontrol nyerinya
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri - Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pemahaman klien
- Jelaskan strategi sehingga klien mengetahui strategi yang diberikan
meredakan nyeri - Untuk mempercepat proses penyembuhan

- Ajarkan teknik non


farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
- Jelaskan strategi - Obat analgetik dapat mengurangi/meminimalisir rasa nyeri
meredakan nyeri

2. Risiko Intoleransi Aktivitas & Toleransi Aktivitas


a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan toleransi aktivitas menurun dengan Kriteria Hasil:
Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
Kecepatan berjalan meningkat
Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
Keluhan lelah menurun
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik
Saturasi oksigen membaik
Frekuensi napas membaik
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen Energi
 Observasi
- Identifikasi gangguan - Untuk dapat memecahkan masalah terkait kelelahan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan - Untuk mengetahui kelelahan fisik dan emosional
kelelahan pasien
- Monitor kelelahan fisik - Untuk mengetahui pola tidur pasien
dan emosional
- Untuk mengetahui lokasi dan ketidaknyamanan
- Monitor pola dan jam pasien dalam melakukan aktivitas
tidur
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
 Terapeutik
- Sediakan lingkungan - Untuk memfasilitasi lingkungan yang mendukung
nyaman dan rendah dalam proses pengimplementasian
stimulus - Agar gerakan tubuh pasien tidak kaku
- Lakukan latihan rentang - Untuk pengalihan yang dapat menenangkan pasien
gerak pasif dan atau/ aktif
- Agar dapat mempermudah proses mobilisasi pasien
- Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Untuk memberikan posisi yang nyaman pada pasien
- Anjurkan melakukan
- Agar energi dapat di stimulus dengan baik
aktivitas secara bertahap

 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli - Agar nutrisi yang dikonsumsi pasien sesuai dengan
gizi tentang cara
SOP yang ada
meningkatkan asupan
makanan
3. Defisit nutrisi
a. Defenisi
Asupan nutrsi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
b. Penyebab
7) Ketidakmampuan menelan makanan
8) Ketidakmampuan mencerna makanan
9) Meningkatnya kebutuhan metabolisme tubuh
10) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
11) Faktor ekonomi
12) Faktor psikologi
Intervensi Keperawatan Rasional
manajemen nutrisi
Observasi Faktor- faktor seperti nyeri, kelemahan,
Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab penggunaan analegsik, dan imobilitas dapat
hilangnya nafsu makan. menyebabkan anorekxia.
Terapeutik Kondisi yang lemah berkelanjutan dapat
Anjurkan klien untuk istirahat sebelum menurunkan keinginan dan kemampuan klien
makan. anorexia untuk makan.
Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi Distribusi total asupan kalori yang merata
sering. sepanjang hari membantu mencegah distensi
lambung sehingga selera makan mungkin akan
meningkat.
Pada kondisi menurunnya nafsu makan batasi Pembatasan asupan cairan saat makan
asupan cairan. membantu mencegah distensi lambung.
Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan Kurangnya kebersihan mulut menyebabkan
mulut yang baik. bau tidak sedapdan menurunkan nafsu makan.
Atur diet tinggi kalori dan protein saat klien merasa Menyediakan makanan TKTP saat lapar
lapar. memungkinkan klien mengonsumsi kalori dan
protein yang adekuat.
Edukasi Nutrisi berperan dalam penyediaan sumber
Jelaskan pentingnya konsumsi karbohidrat, protein, energi, pengaturan metabolisme tubuh, dan
lemak, vitamin, mineral, serta cairan yang adekuat. membangun jaringan tubuh.
Kolaborasi Dengan konsultasi, kita dapat menentukan
Konsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan metode diet yang memenuhi asupan kalori dan
jenis makanan dan kebutuhan kalori yang tepat nutrisi yang optimal.
bagi klien.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Gangguan Sistem Reproduksi

Nama mahasiswa : Nurhidayanti


NIM : 70900122028
Tanggal pengkajian : 29 November 2022
Ruangan/RS : Pinang 2/Wahidin Sudirohusodo

A. Data umum klien


No. Registrasi : 20221129951001106678177
Inisial : Ny. SA
Alamat : Jl. Puri pattene permai B14
Tanggal masuk RS : 29 November 2022
Tanggal pengkajian : 29 November 2022
Tindakan medis : post operasi ca ovarium
B. Masalah utama
Keluhan utama : klien mengatakan post operasi Ca ovarium dan
mengeluh nyeri bagian kaki kiri
Riwayat keluhan utama : Klien mengatakan dari bulan 6 post operasi kista dan
sekarang post operasi ca ovarium
Mulai timbulnya : klien mengatakan asal mula timbulnya tidak diketahui
Sifat keluhan : Meringis
Lokasi keluhan : Pada kaki kiri
Faktor pencetus : kaki bengkak
Keluhan lain : klien mengeluh sesak napas, klien nampak lemah, klien
hanya terbaring lemas diatas bed, klien mengeluh
nyeri dibagian kaki, klien mengatakan saat makan
selalu mual.

C. Pengkajian fisik
Seksualitas
Subjektif :
Usia menarche : Klien mengatakan usianya sjak 15 thn
Siklus haid : Klien mengatakan siklus haid setaip 1 bulan
Durasi haid : Klien mengatakan durasi haid 7 hari
Metode kontrasepsi terakhir : Klien mengatakan tidak pernah menggunakan
metode kontrasepsi
Status obstetri : G : 2 P : 2 A : 0
Riwayat persalinan : SC
Riwayat persalinan terakhir : SC
Tahun : 2021/ 03/ 10
Tempat : RS ibnu sina
Lama gestasi :
Lama persalinan : 9 bulan
Berat badan bayi : 3.200 gram
Komplikasi bayi : Tidak ada
Objektif :
Pap smear terakhir : Diruangan menggunakan metode biopsi
Tes serologi :
D. Makanan dan cairan
Subjektif :
Masukan oral 4 jam terakhir : Klien mengatakan makan 2-3 kali
Mual/muntah makan : Klien mengatakan saat makan mual dan tidak
sampai muntah
Frekuensi : Klien mengatakan makan 2-3x/hari
Hilang nafsu makan : Klien mengatakan hilang nafsu makan selama
sakit
Masalah mengunyah : Klien mengatakan tidak ada masalah
mengunyah
Konsumsi cairan : Klien mengatakan selalu minum air putih 1
botol besar habis/hari

Objektif :
BB : 60 kg
TB : 154 cm
Turgor kulit : Kulit klien nampak elastis
Membran mukosa mulut : Mukosa mulut tampak kering
Kebutuhan cairan : Klien terpasang cairan RL
E. Eliminasi
Subjektif :
Frekuensi defekasi : Klien mengatakan BAB lunak , frekuensi 1x
defekasi setiap 2 hari
Penggunaan laksatif : Klien mengatakan tidak menggunakan pencahar
Waktu defekasi terkahir : Klien mengatakan defekasi terakhir kemarin sore
dengan menggunakan pampers
Frekuensi berkemih : Klien tampak terpasng kateter urin dengan frekunsi
400 ml
Karakter urin : Klien mengatakan urin berwarna kuning bening,
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih : Klien mengatakan tidak ada rasa
nyeri atau kesulitan berkemih
Riwayat penyakit ginjal : Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit ginjal
Penyakit kandung kemih : Klien mengatakan tidak memiliki penyakit
kandung kemih
Penggunaan diuretik : klien mengatakan tidak ada pengunaan diuretik
Objektif :
Pemasangan kateter : Klien tidak terpasang kateter
Bising usus : Bising usus klien normal
Karakter urin : Urin nampak berwarna kuning bening
Konsistensi feses : Feses klien lunak
Warna feses : Feses berwarna kuning
Hemoroid : Tidak terdapat hemoroid
Palpasi kandung kemih : (teraba/tidak teraba) : Kandung kemih teraba
F. Aktifitas/istirahat
Subjektif :
Pekerjaan : Klien mengatakan bekerja sebagai IRT
Hobby : Klien mengatakan memiliki hobi membaca
Tidur malam : Klien mengatakan tidurnya tidak bagus, dikarenakan nyeri
Tidur siang : Klien mengatakan tidak dapat tidur siang
Objektif :
Status neurologis :
GCS : Kesadaran umum klien lemah, E4V5M6
Pengkajian neuromuscular :
Muscle stretch refleks (bisep/trisep/brachioradialis/patella/axiles : Ada reflek
Rentang pergerakan sendi (ROM) : ROM pada kaki kiri menurun
Derajat kekuatan otot : Kekuatan otot 5 5
5 2
Kuku (warna) : Kuku nampak panjang, tidak berwarna agak
sedikit kotor
Tekstur :-
Membran mukosa : Membran mukosa nampak kering
Konjungtiva : Konjungtiva Nampak putih/ normal
Sklera : Sklera klien berwarna putih
G. Hygiene
Subjektif :
Kebersihan rambut (frekuensi) : klie mengakan selama dirumah sakit tidak
pernah cuci rambut, rambut panjang lurus
Kebersihan badan : Klien menyatakan selalu dibersihkan
menggunakan tissue basah oleh suaminya
Kebersihan gigi/mulut : klien mengatakan kemarin gosok gigi
Kebersihan kuku tangan dan kaki : kuku tampak panjang dan agak sedikit
kotor
Objektif :
Cara berpakain : Klien Nampak memakai baju dan agak rapi
Kondisi kulit kepala : kondisi kulit kepala agak kotor
Subjektif :
Riwayat penyakit jantug : Klien mengatakan tidak ada riwayat
Riwayat penyakit reumatik: Klien mengatakan tidak ada riwayat
Objektif :
Tekanan darah : 103/81 mmHg
Nadi : 120 x/i
Distensi vena jugularis : vena jugularis teraba normal
Bunyi jantung : Lup dup
Frekuensi :-
Irama : Vesikuler
Kualitas (kuat/lemah/rub/murmur) :
Ekstermitas : Ekstermitas pada kaki kiri terdapat edema
Suhu : 37,2
CRT : 3 detik
Varises (ada/tidak ada) : Tidak ada nampak varises
H. Nyeri/ketidaknyamanan
Subjektif :
Lokasi : Klien menyatakan lokasi nyeri pada kaki kiri
Intensitas (1-10) : Klien menyatakan intensitas nyeri dengan skala 6
Frekuensi : Klien menyatakan nyeri setiap saat
Durasi : Klien menyatakan rasa nyeri 10-15/i
Faktor pencetus : klien mengatakan kaki bengkak
Cara mengatasi : Klien menyatakan cara mengatasi nyeri dengan cara
minum obat anti nyeri
Objektif :
Wajah meringis : Klien nampak meringis
Melindungi area yang sakit : Klien nampak melindungi area yang sakit
Fokus menyempit :
I. Pernapasan
Subjektif :
Dispnea : Klien menyatakan sering sesak
Batuk/sputum : Klien menyatakan batuk dan tdk ada sputum
Riwayat bronchitis : Klien menyatakan tidak ada riwayat bronkitis
Asma : Klien menyatakan tidak ada riwayat asma
Tuberkulosis : Klien menyatakan tidak tuberkulosis
Emfisema : Klien menyatakan tidak emfisema
Pneunomia berulang : Klien menyatakan tidak ada pneunomia
Perokok, lamanya tahun : Klien menyatakn tidak pernah merokok
Objektif :
Frekuensi : 25x/mnt
Irama napas : Takipnea
Bunyi napas : Vesikuler
Karakteristik sputum : Hasil rontgen : Tidak ada sputum
J. Interaksi sosial :
Subjektif :
Status pernikahan : Menikah
Lama pernikahan : 4 tahun
Tinggal serumah dengan : Suami dan anak
Objektif :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat : Menggunakan Bahasa
Indonesia
K. Integritas ego
Subjektif :
Perencanaan kehamilan : Klien mengatakan belum ada fikiran
Perasaan klien/keluarga tentang penyakit : sangat sedih
Status hubungan : Klien menyatakan status hubungan baik-baik saja
Masalah keuangan : Klien menyatakan tidak ada masalah keuangan dalam
keluarga
Cara mengatasi stress : Klien menyatakan cara mengatasi stress yaitu berdoa
dan beristigfar
Objektif :
Status emosional (cemas, apatis, dll) : Klien mampu mengungkapkan nyeri
dan nampak kadang rishi
Respon fisiologis yang teramati : Kaki kiri klien nampak sulit digerakkan
Agama : Islam
Muncul perasaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu) : Klien nampak
tidak mampu
L. Neurosensori
Subjektif :
Pusing : Klien menyatakan sering pusing
Kesemutan/kebas/kelembaban (lokasi) : Klien mengatakan tidak ada kesemutan
M.Keamanan
Subjektif :
Alergi/sensitifitas : Klien mengatakan tidak ada alergi dengan jenis apapun
Penyakit masa kanak-kanak : Klien menyatakan tidak ada masalah
Riwayat imunisasi : Klien mengatakan tidak mengetahui riwayat imunisasinya
Infeksi virus terakhir : tidak ada
Binatang peliharaan dirumah : tidak ada
Masalah obstetri sebelumnya : tidak ada
Jarak waktu kehamilan terakhir : 1 tahun
Riwayat kecelakaan : Klien mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan
Fraktur dislokasi : Klien mengatakan tidak ada fraktur/dislokasi
Pembesaran kelenjar : Klien menyatakan tidak ada pembesaran kelenjar

Objektif :
Integritas kulit : Kulit klien Nampak bersih
Cara berjalan : Klien mengatakan selama kaki bengkak tidak dapat untuk berjalan
N. Penyuluhan/pembelajaran
Subjektif :
Bahasa dominan : Klien menyatakan Bahasa dominan yang digunakan Bahasa
indonesia
Pendidikan terakhir : klien mengatakan S1 ekonomi
Pekerjaan suami : Klien menyatakan pekerjaan suami swasta
Faktor penyakit dari keluarga : tidak ada
Sumber pendidikan tentang penyakit : -
Objektif :
Pertimbangan rencana pulang : Belum ada rencana pulang
Tanggal informasi diambil :
Pertimbangan rencana pulang :
Tanggal perkiraan pulang :
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat :
O. Pemeriksaan diagnostik

 Pemeriksan Laboratorium
Pemeriksaan hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi Rutin
WBC 23.5 4.00-10.00 10^3/ul
RBC 3.92 4.00-6.00 10^6/ul
HGB 9.1 12.0-16.0 gr/dl
HCT 32 37.0-48.0 %
MCV 81 80.0-97.0 fL
MCH 23 26.5-33.5 pg
MCHC 29 31.5-35.0 gr/dl
PLT 603 150-400 10^3/ul
RDW-SD 37.0-54.0 fL
RDW-CV 23.4 10.0-15.0
PDW 9.4 10.0-18.0 fL
MPV 9.5 6.50-11.0 fL
P-LCR 13.0-43.0 %
PCT 0.00 0.15-0.50 %
NEUT 79.4 52.0-75.0 %
LYMPH 13.3 20.0-40.0 %
MONO 6.1 2.00-8.00 10^3/ul
EO 0.9 1.00-3.00 10^3/ul
BASO 0.3 0.00-0.10 10^3/ul
RET 0.00-0.10 10^3/ul
LED I (L<10,p <20) mm
LED Jam II
Koagulasi
PT 1.-14
INR - --
APTT 22.0-30.0
KIMIA DARAH
GLUKOSA
GDS 129 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 30 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.78 L<1.3,P(<1.1) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 65 <38 U/L
SGPT 41 <41 U/L
Albumin 3.4 3.5-5.0 gr/dl
Protein total 6.6-8.7 gr/dl
LDH 210-425 U/L
Elektrolit
natrium 141 136-145 mmol/l
kalium 4.9 3.5-5.1 mmol/l
klorida 104 97-111 mmol/l

P. Terapi dan pengobatan


NO Nama obat Dosis Route Indikasi
1 Neurobion 1 ampul Iv pencegahan dan pengobatan
penyakit kekurangan vit.B
2 Metronidozole 500 ml Iv untuk menangani penyakit
infeksi bakteri, sperti bakteri
vaginosis, dan penyakit
menular seksual
3 ranitidine 50 mg Iv untuk tukak lambung dan tukak
duodenum
4 metocloperamide 1 ampul Iv mual dan muntah pada saluran
cerna dan operasi abdominal
5 keterolac 30 mg Iv obat untuk meredakan nyeri
sedang hingga berat
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Ds : edema /penumpukan cairan pada kaki Nyeri akut
- Klien menyatakan lokasi nyeri pada
kaki kiri menekan saraf
- Klien menyatakan intensitas nyeri
dengan skala 6 merangsang pelepasan mediator
Frekuensi
- Klien menyatakan rasa nyeri 10-15/i pelepasan bradykinin
- klien mengatakan kaki bengkak
thalamus
Do :
- Klien nampak meringis korteks serebri
- Klien nampak melindungi area yang
sakit presepsi nyeri
- Skala nyeri 6
- S: 37,2 C
nyeri akut

2 faktor risiko: ca ovarium Risiko infeksi


- Post operasi ca ovarium
- Tindakan invasif tindakan pembedahan
- Efek prosedur invasive
- Kanker adanya luka insisi
- Terpasang verban
port the entry

risiko infeksi
3 faktor risiko: kanker ovarium Resiko defisit nutrisi
- Skala nyeri 6 NRS
- Mukosa bibir kering
- CRT : 3 detik menekan area abdomen
- Klien mengatakan setiap kali makan mual
- Kanker ovarium
merangsang saraf simpatis

efek pada GIT

Mual. Muntah

Asupan makanan menurun

Risiko defisit nutrisi


Rencana asuhan Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Luaran Rencana Keperawatan Rasional
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan Manajemen nyeri : Manajemen nyeri :
agen pencedera fisik ( edema pada tindakan 3x24 jam, maka Observasi : Observasi :
kaki ditandai dengan hasil yang diharapkan : - Idetntifikasi faktor memperberat nyeri dan - Agar mempermudah untuk mengetahui
Ds : 1. Tingkat nyeri menurun memperingan nyeri faktor yang memperberat dan peringan nyeri
- Klien menyatakan lokasi menjadi NRS 2 - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas klien
nyeri pada kaki kiri 2. Meringis menurun (5) hidup - Untuk mengetahui efek pengaruh yang
- Klien menyatakan 3. Keluhan nyeri menurun Terapeutik ditimbulkan pada nyeri klien
intensitas nyeri dengan
(5) - Berikan terapi non farmakologi Terapeutik :
skala 6
Frekuensi untuk mengurangi rasa nyeri - Agar klien dapat melakukan secara mandiri
- Klien menyatakan rasa dan menambah wawasan ilmu pengetahuan
nyeri 10-15/i Edukasi yang diberikan untuk mengurangi nyeri
- klien mengatakan kaki - Jelaskan strategi meredakan nyeri Edukasi :
bengkak - Agar klien paham memgenai strategi
Do : meredakan nyeri
Kolaborasi :
- Klien nampak meringis Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
- Klien nampak melindungi
perlu - Agar nyeri yang dirasakan klien dapat
area yang sakit
- Skala nyeri 6 berkurang
- S: 37,2 C
2. Risiko infeksi dibuktikan dengan Risiko infeksi setelah Pencegahan infeksi
faktor risiko: diberikan intervensi Observasi Observasi
- Post operasi ca ovarium selama 1x24 jam maka - Monitor tanda dan gejala lokal dan - Mengidentifikasi tanda dan gejala lokal
- Tindakan invasif derajat infeksi menurun sistemik dan sistemik
- Efek prosedur invasive dengan kriteria hasil: Terapeutik
Terapeutik
- Kanker - Kemampuan - Mencegah terjadinya infeksi silang
- Berikan perawatan kulit pada area Mencegah terjadinya infeksi pada kulit
- Terpasang verban mengidentifikasi -
edema/ luka - Menjaga kebersihan pasien melalui
faktor risiko
meningkat (5) - Pertahankan tekhnik aseptik pada tekhnik aseptik
pasien berisiko tinggi
- Nyeri menurun
dari skala 6 Edukasi Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infkeksi - Mengetahui dan menangani terjadinya
menurun infeksi
menjadi 2 NRS - Ajarkan cara memeriksa kondisi infeksi - Mencegah terjadinya infeksi, Mecegah
- Bengkak atau luka infeksi penularan infeksi, Mengidentifikasi
menurun (1) adanya infeksi
- Kemampuan - Mempercepat proses penyembuhan luka
menghindari - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dengan memenuhi asupan nutrisi
faktor risiko Kolaborasi - Kolaborasi
meningkat (5) - Kolaborasi pemberian imunisasi, jika - Mencegah infeksi melalui imunisasi
perlu

3. Resiko defisit nutrisi dibuktikan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi Manajemen nutrisi
dengan faktor resiko : intervensi selama 3x24 Observasi : Observasi :
- Skala nyeri 6 NRS jam, makan diperoleh - Identifikasi status nutrisi - Untuk mengetahui status nutrisi klien
- Mukosa bibir kering hasil : - Identifikasi kebutuhan kalori dan - Untuk mengetahui kebutuhan kalori
- CRT : 3 detik 1. Status nutrisi membaik nutrient dan nutrient
- Klien mengatakan setiap - Monitor hasil pemeriksaan - Agar dapat mempertimbangkan kadar
2. Kekuatan otot menelan
kali makan mual laboratorium albumin yang dibutuhkan klien
- Kanker ovarium meningkat (5) Terapeutik : Terapeutik :
3. Serum albumin - Berikan makanan tinggi serat untuk - Agar klien mudah BAB
meningkat (5) mencegah konstipasi
4. IMT membaik (5) - Berikan makanan tinggi kalori dan - Agar keseimbangan gizi terjaga
protein
Edukasi : Edukasi :
- Ajarkan diet yang diprogramkan - Agar klien mengetahui program diet
yang diberikan
Kolaborasi : Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk - Agar mewujudkan kolaborasi dengan
menentukan jumlah kalori dan jenis hasil yang lebih baik
nutrien yang dibutuhkan
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Waktu Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
.
1. Nyeri akut berhubungan dengan selasa , 29 Manajemen Nyeri S: Pasien mengetakan nyeri pada kepalanya
agen pencedera fisik ( edema pada November 2022 Observasi sudah mendingan
kaki ditandai dengan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, O: Pasien tampak tampak membaik
17:15 kualitas, intensitas nyeri pasien sudah tampak ceria
Ds :
Hasil: Nyeri pada kaki bagian kiri seperti tertusuk-tusuk skala nyeri 1
- Klien menyatakan lokasi - Identifikasi skala nyeri A: Masalah teratasi
nyeri pada kaki kiri Hasil: Skala nyeri 6 NRS P: Intervensi diberhentikan
- Klien menyatakan - Identifikasi respon nyeri non verbal -Identifikasi skala nyeri
intensitas nyeri dengan Hasil: Pasien tampak meringis -Identifikasi respon non verbal
skala 6 Teraupetik -Berikan teknik non farmakologi (relaksasi
Frekuensi -Mengontrol suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan yang napas dalam)
- Klien menyatakan rasa dapat memperberat rasa nyeri
nyeri 10-15/i Hasil: Pasien tampak nyaman dan tenang
- klien mengatakan kaki - Membantu pasien istirahat dan tidur
bengkak Hasil: Pasien tampak nyaman
Do : Edukasi
- Klien nampak meringis - Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi napas dalam
- Klien nampak melindungi Hasil: pasien mampu melakukan relaksasi napas dalam
area yang sakit Kolaborasi
- Skala nyeri 6 -Memberikan analgetik berupa ranitidine
- S: 37,2 C Hasil: Setelah 1 jam pemberian ranitidine 50 mg nyeri
berkurang
Rabu, 30 Observasi
November 2022 - Identifikasi skala nyeri
Hasil: Skala nyeri 6
16.00 - Identifikasi respon nyeri non verbal
Hasil: Pasien tampak gelisah
Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Relaksasi nafas dalam, Terapi benson)
Kamis, 01 Observasi
Oktober 2022 - Identifikasi skala nyeri
Hasil: Skala nyeri menurun menjadi 4 NRS
08:30 - Identifikasi respon nyeri non verbal
Hasil: Pasien tampak membaik
Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Relaksasi nafas dalam, Terapi benson)

2. Risiko infeksi dibuktikan dengan selasa , 29 Pencegahan infeksi


faktor risiko: November 2022 Observasi S: Pasien mengetakan post operasi ca ovarium
- Post operasi ca ovarium O: - Pasien tampak tampak meringis
17:30 - Monitor tanda dan gejala lokal dan sistemik
- Tindakan invasif - tampak terpasang verban
hasil:
- Efek prosedur invasive - vital sign
Ds: Klien mengatakan merasa nyeri di bagia perut Td:105/71 mmhg
- Kanker
- Terpasang verban Do: post operasi hari- 1 N: 120 x/i
tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat pus, tidak berbau S: 37,2 C
busuk P: 25 x/i
Terapeutik A: Masalah teratasi
- Berikan perawatan kulit pada area edema/ luka P: Intervensi diberhentikan
-Identifikasi skala nyeri
hasil : post operasi hari-1
-Identifikasi respon non verbal
- Pertahankan tekhnik aseptik pada pasien berisiko -Berikan teknik non farmakologi (relaksasi
tinggi napas dalam)
hasil: klien mengatakan akan menjaga kebersihan luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infkeksi
hasi: klien mengatakan mampu memaami tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi infeksi atau luka
infeksi
hasil : suami klien mengatakan akan melakukan
pemeriksaan infeksi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
hasil: klien mengatakan selama dirumah sakit kebutuhan
nutrisinya dipenuhi oleh pihak gizi (nutrisi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Rabu, 30 Pencegahan infeksi
November 2022 Observasi
16.15 - Monitor tanda dan gejala lokal dan sistemik
hasil:
Ds: Klien mengatakan merasa nyeri di bagia perut
Do: post operasi hari- 2
tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat pus, tidak berbau
busuk
Terapeutik
- Berikan perawatan kulit pada area edema/ luka
hasil : post operasi hari-2
- Pertahankan tekhnik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
hasil: klien mengatakan akan menjaga kebersihan luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infkeksi
hasi: klien mengatakan mampu memaami tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi infeksi atau luka
infeksi
hasil : suami klien mengatakan akan melakukan
pemeriksaan infeksi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
hasil: klien mengatakan selama dirumah sakit kebutuhan
nutrisinya dipenuhi oleh pihak gizi (nutrisi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Kamis, 01 Pencegahan infeksi
Oktober 2022 Observasi
08:30 - Monitor tanda dan gejala lokal dan sistemik
hasil:
Ds: Klien mengatakan merasa nyeri di bagia perut
Do: post operasi hari- 3, tidak terdapat perdarahan, tidak
terdapat pus, tidak berbau busuk
Terapeutik
- Berikan perawatan kulit pada area edema/ luka
hasil : post operasi hari-3 dan dilakukan GV
- Pertahankan tekhnik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
hasil: klien mengatakan akan menjaga kebersihan luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infkeksi
hasi: klien mengatakan mampu memaami tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi infeksi atau luka
infeksi
hasil : suami klien mengatakan akan melakukan
pemeriksaan infeksi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
hasil: klien mengatakan selama dirumah sakit kebutuhan
nutrisinya dipenuhi oleh pihak gizi (nutrisi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

3. Resiko defisit nutrisi dibuktikan selasa , 29 Manajemen nutrisi


dengan faktor resiko : Observasi :
- Skala nyeri 6 NRS November 2022 1. Mengidentifikasi status nutrisi S : Klien mengatakan setiap kali makan pasti
- Mukosa bibir kering 17:30 Hasil : klien mengatakan setiap kali makan pasti mual mual
- CRT : 3 detik 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan nutrien O : Status nutrisi belum membaik, mukosa bibir
- Klien mengatakan setiap
Hasil : Klien tampak lemas tampak kering .klien tampak lemas.
kali makan mual
- Kanker ovarium Do : kalori normal 2.000 A : Resiko defisit nutrisi belum teratasi
Terapeutik : P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah Observasi :
konstipasi 1. Identifikasi status nutrisi
Hasil : Klien mengatakan jarang memakan buah dan 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan nutrien
Diberikan edukasi tentang buah yang beserat untuk 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
dikonsumsi sebagai pencegahan konstipasi seperti Terapeutik :
2. Memberikan makanan tinggi kalori dan protein 1. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
Hasil : Klien mengatakan makan makanan dari rumah sakit konstipasi
Edukasi : 2. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
1. Mengajarkan diet yang diprogramkan Edukasi :
Hasil : Mengajarkan kepada klien untuk mengonsumsi 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
makan buah-buahan yang berserat seperti apel, pisang dan Kolaborasi :
papaya untuk mecegah konstipasi. Makan makanan yang 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tinggi protein seperti telur dan ikan menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
Kolaborasi : dibutuhkan
1. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan 2. Kolaborasi pemberian kalbamin dan curcuma
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
Hasil : klien mengatakan selalu diberikan makan makanan
dari rumah sakit 3x/hari
Kamis, 01 Manajemen nutrisi
Oktober 2022 Observasi :
09:00 1. Mengidentifikasi status nutrisi
Hasil : klien mengatakan setiap kali makan pasti mual
2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan nutrien
Hasil : Klien tampak lemas
Do : kalori normal 2.000
Terapeutik :
1. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
Hasil : Klien mengatakan jarang memakan buah dan
Diberikan edukasi tentang buah yang beserat untuk
dikonsumsi sebagai pencegahan konstipasi seperti
2. Memberikan makanan tinggi kalori dan protein
Hasil : Klien mengatakan makan makanan dari rumah sakit
Edukasi :
1. Mengajarkan diet yang diprogramkan
Hasil : Mengajarkan kepada klien untuk mengonsumsi
makan buah-buahan yang berserat seperti apel, pisang dan
papaya untuk mecegah konstipasi. Makan makanan yang
tinggi protein seperti telur dan ikan
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
Hasil : klien mengatakan selalu diberikan makan makanan
dari rumah sakit 3x/hari .
DAFTAR PUSTAKA

Berek, Jonathan S., (2018). Novak’s Gynecology_13th. Hal 293 – 295. Lippincott.

Williams & Wilkins. Philadelphia. USA.

Bhatla, N., Cain, J., Chakhtoura, N., Chibwesha, C., Garland, S., Shelbaya, S.G., et

al, (2019). FIGO: Global Guidance For Cervical Cancer Prevention and

Control, International Federation of Gynecology & Obstetrics, 69 – 76.

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta

Donges, Marilynn E., (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Harahap, R.E., (2015). Neoplasia Intraepitel Pada Kanker Serviks (NIS), Pendekatan

Ilmiah: Pencegahan Kanker Leher Rahim. Jakarta: UI Press

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)

Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai