Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

CA SERVIKS

DISUSUN OLEH :
DENA EKA PUTRI
Nim 2102144
NR17B

Dosen Pembimbing : Harmawati,S.Kp,M.Kep

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tanpa ada halangan apapun. Penyusunan Makalah
Medikal Bedah “Asuhan Keperawatan CA Serviks” merupakan salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan medical bedah pada semester genap tahun pelajaran 2022 di STIKES
SYEDZA SAINTIKA. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Harmawati,S.Kp,M.Kep Dosen pembimbing mata kuliah keperawatan medical
bedah

2. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Maka dalam kesempatan ini
mohon untuk para pembaca agar berkenan memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Padang, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. TINJAUAN TEORITIS............................................................................. 2
1. Defenisi............................................................................................. 2
2. Etiologi.............................................................................................. 2
3. Manifestasi klinis.............................................................................. 3
4. Patofisiologi...................................................................................... 4
5. Komplikasi ....................................................................................... 5
6. Pemeriksaan Penunjang..................................................................... 5
7. Penatalaksanaan ............................................................................... 6
8. Pathway ............................................................................................ 7
B. Konsep Dasar Keperawatan.............................................................. 7
1. Pengkajian......................................................................................... 7
2. Diagnosa keperawatan....................................................................... 10
3. Intervens keperawatan....................................................................... 11
4. Implementasi .................................................................................... 14
5. Evaluasi ........................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan......................................................................................... 16
2. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-
sel jaringan tubuh, yang dalam perkembanganya sel tersebut berubah menjadi sel
kanker.Sel-sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkankematian. Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan
berbagai akibat dan salahsatu jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker yang dapat menyerang semua
p e r e m p u a n , terbukti di Dunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena
kanker serviks sed a n g k a n d i A s i a P a s i f i k s e t i a p 4 m e n i t s e o r a n g
perempuan meninggal k a r e n a kanker serviks. Kanker ini juga
merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh  perempuan Asia dan
lebih dari setengah perempuan Asia yang menderita kanker  serviks
meninggal, ini sama artinya dengan 226.000 perempuan yang
didiagnosat e r k e n a kanker serviks sebanyak 143.000
p e r e m p u a n m e n i n g g a l k a r e n a n y a ( American Cencer Society, 1989).
Di Indonesia, sampai saat ini penyakit kanker serviks merupakan
s a l a h s a t u  penyebab kematian wanita yang cukup tinggi dibandingkan
dengan negara-negaralain di Asia, karena sebagian besar penderita kanker serviks
di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium
lanjut maka akan sulit untuk  mencapai hasil pengobatan yang optimal dan hal
tersebut membuat penderita sangatkhawatir dan cemas dengan keadaannya.

B. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kanker serviks
2.      Untuk mengetahui penyebab kanker serviks
3.      Untuk mengetahui patofisiologi kanker serviks
4.      Untuk mengetahui tanda dan gejala kanker serviks
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker serviks
6.      Untuk mengetahui asuhan keperawatan kanker serviks.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim

sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan

merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).

Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal

dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah

keganasan. Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang

dalam status sexually active.

2. Etiologi
1.      Umur pertama kali melakukan hubungan seksual

Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan

seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun

dianggap masih terlalu muda

2.      Jumlah kehamilan dan partus

Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin

sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.

3.      Jumlah perkawinan

Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan

mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.

4.      Infeksi virus

Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma

akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks

5.      Sosial Ekonomi


Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah

mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan

kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya

kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.

6.      Hygiene dan sirkumsisi

Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang

pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene

penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.

7.      Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian

AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi

diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus

menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

3. Klasifikasi
1.      Klasifikasi klinis

-          Stage 0: Ca.Pre invasive

-          Stage I: Ca. Terbatas pada serviks

-          Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara

histopatologis

-          Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I

-          Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah

mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal

-          Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah

vagina

-          Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.


2.      Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks

-          Mikroskopis

a.       Displasia

Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat

terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan

karsinoma insitu.

b.      Stadium karsinoma insitu

Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis

menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah

ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.

c.       Stadium karsionoma mikroinvasif.

Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel

meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma

sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik

dan hanya ditemukan pada skrining kanker.

d.      Stadium karsinoma invasive

Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan

bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau

anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau

anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.

e.       Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks Pertumbuhan

eksofilik, berbentuk bunga kol, tumbuh ke arah vagina dan dapat mengisi

setengah dari vagina tanpa infiltrasi ke dalam vagina, bentuk pertumbuhan ini

mudah nekrosis dan perdarahan.


Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif

meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.

Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatl aun lesi

berubah bentuk menjadi ulkus.

-          Markroskopis

a.       Stadium preklinis

Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa

b.      Stadium permulaan

Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum

c.       Stadium setengah lanjut

Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio

d.      Stadium lanjut

Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus

dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

4. Patofisiologi
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang

tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)

berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma

insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992).

Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya

perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat

muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat

trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan

keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun perkembangan

tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma


serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat

menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke

kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria

dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA

ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi,

dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital

yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol

pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998;

Debbie, 1998).

5. Tanda dan gejala


1.      Keputihan

Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker

ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering

ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk

akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor

menjadi ulseratif.

2.      Perdarahan

Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai

perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%). Pada tahap

awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul

gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan

penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus

serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah

yang keluar berbentuk mukoid. Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda

khusus yang terjadi pada klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus atau
pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.

Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari

yang cair sampai menggumpal. Perdarahan rektum dapat terjadi karena

penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut.

3.      Nyeri

Dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada

tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari

vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva.

Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif.

Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan

gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.

6. Pemeriksaan Penunjang
1.      Radiasi

-          Dapat dipakai untuk semua stadium

-          Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk

-          Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.

2.      Operasi

-          Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II

-          Operasi histerektomi vagina yang radikal

3.      Kombinasi (radiasi dan pembedahan)

Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan

bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat

mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga

menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.


Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten.

5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten

bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
1.      Identitas Pasien (Nama, umur, jenis kelamin, alamat)

2.      Riwayat kesehatan

-          Keluhan utama

pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan

menyerupai air.

-          Riwayat kesehatan sekarang

pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru

pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan,

keputihan dan rasa nyeri intra servikal

-          Riwayat kesehatan dahulu

Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi

masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor

-          Riwayat kesehatan keluarga

Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien

3.      Pemeriksaan fisik

a.       Kepala

-          Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok

-          Wajah : tidak ada oedema


-          Mata : konjunctiva tidak anemis

-          Hidung : simetris, tidak ada sputum

-          Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen

-          Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab,

tidak terdapat lesi

-          Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada

pembesaran kelenjer getah bening

b.      Dada

-          Inspeksi : simetris

-          Perkusi : sonor seluruh lap paru

-          Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri

-          Auskultasi : vesikuler

c.       Cardiac

-          Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

-          Palpasi : ictus cordis teraba

-          Perkusi : pekak

-          Auskultasi : tidak ada bising

d.      Abdomen

-          Inspeksi : simetris, tidak ascites

-          Palapasi : tidak ada nyeri tekan

-          Perkusi : tympani

-          Auskultasi : bising usus normal

e.       Genetalia

Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau

f. Ekstremitas
g. Tidak oedema

4.      Analisa Data

No Data penunjang Etiologi Masalah kep

1. Ds : mengungkapkan secara -     Agen-agen Gangguan rasa nyaman:

verbal atau isyarat cidera nyeri

Do :

-     gerakan menghindari nyeri

-     Perubahan nafsu makan dan

makan

-     Perilaku ekspresif

-     Berfokus pada diri sendiri

2. Ds : - haus -     Perdarahan Defisit volume cairan

Do : yang berulang

-  perubahan TD

-  Penurunan haluaran urine

-  Penurunan turgor kulit

-  Penurunan BB yg tiba-tiba

3. Ds : - -       Supresi sum- Resiko infeksi

Do : - sum tulang

-       Penurunan

leukosit

4. Ds : -       Gangguan Pola nafas tidak efektif

        dispnea pengembangan

        Napas pendek paru

Do : -       Pertukaran O2
        perubahan gerakan dada dan CO2

        Penurunan tekanan terganggu

inspirasi /ekspirasi

        Napas cuping hidung

        Penggunaan otot bantu nafas

5. Ds : - -    Perdarahan Resiko cidera

Do : - berulang

-    anemia

6. Ds :         Keputihan dan Gangguan harga diri

        pengungkapan rasa malu/ bakteri

bersalah         Bau khas ca

        Pengungkapan rasa negative serviks

diri

Do :

        menyangkal permasalahan

        Membesar-besarkan

permasalahan

        Merasionalisasi kegagalan

diri

7. Ds :         Asupan cairan Gangguan eliminasi fekal

        nyeri abdomen dan serat

        Nyeri tekan pada abdomen kurang

        Anoreksia         konstipasi

        Mual

        Nyeri saat defekasi


Do :

        perubahan pada suara

abdomen ( borborigmi)

        Perubahan pola defekasi

        Penurunan frekuensi

        Distensi abdomen

        Mengejan saat defekasi

        Muntah

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri berhubungan dengan infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase

neoplasma.

2.      Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

anoreksia pasca tindakan kemoterapi.

3.      Ketakutan/cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan

serta ancaman kematian.

4.      Gangguan interaksi sosial berhungan dengan rasa malu sekunder bau busuk

nekrosis jaringan cerviks.

5.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi.

3. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi


1.Nyeri b.d infiltrasi -    Setelah dilakukan tindakan -      Kaji tingkat nyeri.
saraf akibat infiltrasi keperawatan pasien akan mampu-      Berikan rasa nyaman pada
metastase neoplasma. mengurangi rasa nyeri dengan pasien dengan pengaturan
kriteria hasil: posisi dan aktivitas hiburan
-    Pasien merasa nyaman. (musik).
-    Nyeri berkuran -      Ajarkan teknik manajemen
-    Mampu mendemonstrasikan nyeri (relaksasi, visualisasi,
keterampilam relaksasi, distraksi).
-      Kolaborasi pemberian
analgetik.
2.Gangguan perubahan -   Setelah dilakukan tindakan -     Pantau intake dan output
nutrisi kurang dari keperawatan diharapkan makanan tiap hari.
kebutuhan b.d kebutuhan nutrisi dapat -     Ukur BB tiap hari.
anoreksia pasca tercukupi dengan kriteria hasil: -     Dorong pasien untuk diet
tindakan kemoterapi. -   Pasien mengungkapkan tinggi protein.
pentingnya nutrisi.
-   Peningkatan BB progresif.
3.Ketakutan/ cemas -      Setelah dilakukan tindakan -       Dorong pasien untuk
berhubungan dengan keperawatan ketakutan/ mengungkapkan pikiran dan
ancaman perubahan kecemasan berkurang sampai perasaan.
status kesehatan serta menghilang dengan kriteria -       Berikan lingkungan yang
ancaman kematian hasil: aman dan nyaman.
-      Pasien mendemonstrasikan -       Komunikasi terapeutik dan
koping efektif dalam kontak sering dengan
pengobatan. pasien.
-      Pasien tampak rileks dan -       Bantu mengembang-kan
melaporkan cemas berkurang. koping menghadapi rasa
takutnya.
4.Ganguan body image -    Setelah dilakukan tindakan -     Diskusikan dengan pasien
berhubungan dengan keperawatan diharapkan bagaimana pengobatan
perubahan struktur gangguan body image dapat mempengaruhi kehidupan
tubuh sekunder teratasi dengan kriteria hasil: pasien.
terhadap kemoterapi -    Pasien mampu mengembangkan -     Jelaskan bahwa tidak
mekanisme koping. samping terjadi pada pasien.
-    Pasien mampu memahami -     Berikan dukungan emosi.
tentang perubahan struktur -     Gunakan sentuhan selama
tubuh. interaksi dan pertahankan
kontak mata.
5.Gangguan integritas -     Setelah dilakukan tindakan -      Kaji kulit terhadap efek
kulit berhubungan keperawatan diharapkan samping terapi kanker,
dengan efek radiasi dan integritas kulit dapat terjaga observasi adanya
kemoterapi dengan kriteria hasil: kerusakan/perlambatan
-     Pasien berpartisipasi dalam penyembuhan luka.
mencegah komplikasi. -      Mandikan dengan air
-     Tidak terjadi kerusakan kulit. hangat dan sabun ringan.
-      Dorong pasien untuk
menghindari menggaruk
kulit.
-      Ubah posisi tubuh dengan
sering.

4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus

kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

Melaksanakan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan diagnose yang

ditemukan pada klien.

5. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :

1.      Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya

komplikasi perdarahan.

2.      Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh

3.      Tidak ada tanda-tanda infeksi

4.      Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan

5.      Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.


6.      Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat

diatasi.

7.      Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya

dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.

8.      Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian

terapi

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina.Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55
tahun.90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks
dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran
servikal yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul
pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel
kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak
akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini
dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan
diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru
di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus
prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada
operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi
ini. Namun, tentu saja terapi ini masih berupa “simptomatis” karena masih
belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel.
Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian.

2. Saran
Diharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran pada penulisan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 , Jilid 1. EGC : Jakarta

Doengoes, Marilyn.E 1989.Nursing care and Plans.Philadelphia: F.A Davis Company.


Mochtar, Rustam. 1989.Synopsis obstetric. Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.1994.Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia.

Sanusi, Chandra. 1989:Ginekologi Greenhill edisi 10. Jakarta:EGC.

http:// http://www.medicastore .com/med


Bryant, E. (2012). The Impact of policy and screening on cervical cancer in england. British
Journal of Nursing , Volume 21, s4-s10.
Cunningham, F. G. (2010). Dasar- dasar ginekologi & obstetri. Jakarta: EGC.
Doenges, M. E. (2000). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.
Gale, D. (2000). Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta: EGC.
Prayitno, A. (2005). Ekspresi protein p53, Rb, dan c-myc pada kanker serviks uteri dengan
pengecatan immunohistokimia. Biodiversitas , Volume 6, Nomor 3, 157-159.
Puteh, S. E. (2008). Economic burden of cervical cancer in malaysia. Med J Indones ,
Volume 17, 272-280.
Rahmawan, A. (2009). Kanker serviks pada kehamilan. Banjarmasin: Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan.
Suhartini, & Herlina, T. (2010). Hubungan antara menikah dan paritas dengan kejadian
kanker serviks di RSUD DR.Soeroto ngawi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes , Vol.I No.1 , 41-46.
Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarw

Anda mungkin juga menyukai