Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN PENYAKIT CA

SERVIKS

Disusun oleh :
1. DEVITA PUTRI HAYU NANDANI (70420003)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN PENYAKIT CA
SERVIKS” untuk memenuhi tugas mata kuliah ASKEP Spiritual dan Paliatif.
Meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan memberi
tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai beberapa hal yang bersangkutan
dengan materi tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Kediri, 23 April 2022

Devita Putri Hayu Nandani


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1. Latar Belakang..................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
1. Pengertian Ca Serviks.......................................................................................6
2. Etiologi Ca Serviks ..........................................................................................9
3. Patofisiologi Ca Serviks...................................................................................9
4. Tanda dan gejala Ca Serviks...........................................................................19
5. Pemeriksaan diagnostik Ca Serviks................................................................43
6. Terapi dari Ca Serviks....................................................................................43
7. Komplikasi Ca Serviks...................................................................................44
8. Terapi paliative pada Ca Serviks....................................................................44
9. Tujuan perawatan pada pasien kanker stadium terminal................................45
10. Jenis layanan paliative yang di berikan pada pasien Ca Serviks....................45
BAB III PENUTUP...............................................................................................50
1. Asuhan keperawatan pada pasien Ca Serviks ................................................50
BAB IV PENUTUP...............................................................................................50
Kesimpulan............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................51
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kanker serviks adalah kanker dengan angka kejadian nomer empat terbanyak
yang terjadi pada Wanita diseluruh dunia dan kanker yang paling sering pada negara
berpenghasilan rendah (Mustafa dkk, 2016). Kanker serviks merupakan suatu
keganasan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel-sel epitel serviks yang tidak
terkontrol (Mirayashi,2013). Menurut Setiawati (2014) kanker serviks 99,7% disebabkan oleh
Human papilloma Virus (HPV) onkogenik yang menyerang Rahim (serviks), yaitu bagian
terendah dari Rahim yang menempel pada puncak vagina (Hartini dkk., 2014).
Berdasarkan pemaparan tersebut kanker serviks atau yang di kenal juga dengan
sebutan kanker leher Rahim merupakan kanker ganas yang tumbuh di leher Rahim
yang di sebabkan oleh Human Papiloma Virus.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak
akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaik i. Diperkirakan setiap tahun
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di
negara berkembang.
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme
timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat
variasi hingga sulit untuk dipahami.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja
terapi ini masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar
penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar
atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian.
Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang
diharapakan dan usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan
baik sehingga sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif
sudah semestinya menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi
bagi mereka yang menderita akibat penyakit- penyakit tersebut di atas.

Sebagai disiplin ilmu keperawatan yang relatif baru, pelayanan paliatif


merupakan filosofi dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan,
sehingga penatalaksanaan pasien kanker menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang Asuhan
Keperawatan Paliatif Pada Pasien Kanker Serviks.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Ca Serviks?
b. Apa etiologi dari Ca Serviks?
c. Bagaimana patofisiologi dari Ca Serviks?
d. Apa tanda dan gejala dari Ca Serviks?
e. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik Ca Serviks?
f. Bagaimana terapi dari Ca serviks ?
g. Apa komplikasi Ca Serviks?
h. Apa terapi paliative pada Ca Serviks?
i. Apa tujuan perawatan pada pasien kanker stdium terminal ?
j. Apa jenis layanan paliative yang diberikan pada pasien Ca Serviks?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Ca Serviks.
b. Untuk mengetahui etiologi Ca Serviks.
c. Untuk mengetahui patofisiologi Ca Serviks
d. Mengetahui tanda dan gejala Ca Serviks
e. Mengetahui car pemeriksaan diagnostic Ca Serviks.
f. Untuk mengetahui terapi dari Ca Serviks.
g. Mengetahui komplikasi Ca Serviks
h. Mengetahui terapi paliative pada Ca Serviks
i. Mengetahui tujuan perwawatan pada pasien kanker stadium terminal
j. Untuk mengetahui jenis layanan paliative yang diberikan pada pasien Ca serviks.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Ca Serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal sekitarnya. Ca serviks adalah tumor ganas yang mengenai lapisan
permukaan (epitel) dari serviks uteri dimana sel-sel tersebut mengalami penggandaan
2. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a. HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yangsangat berbahaya adalah HPV tipe
16,18,45 dan 56
b. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda
c. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
seringpartus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
d. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
e. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita
yangpasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
hygiene penistidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang terus menerus, hal ini dapat sebagai
pencetus terbentuknya kenker serviks.
3. Patofisiologi
Perjalanan secara singkat kanker serviks dapat dilihat pada gambar berikut
4. Tanda dan Gejala
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami gejala.
Gejala akan muncul setelah kanker menjadi kanker invasif. Secara umum gejala
kanker serviks yang sering timbul (Malehere, 2019) adalah:
a. Perdarahan pervagina abnormal
Perdarahan dapat terjadi setelah berhubungan seks, perdarahan setelah
menopause, perdarahan dan bercak diantara periode menstruasi, dan periode
menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta perdarahan
setelah douching atau setelah pemeriksaan panggul.
b. Keputihan
Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan mungkin
terjadi antara periode menstruasi atau setelah menopause.

c. Nyeri Panggul
Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan panggul.
d. Trias
Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupakan tanda kanker
serviks tahap lanjut dengan keterlibatan dinding panggul yang luas.
5. Pemeriksaan diagnostik
1) Sitologi/Pap Smear
a. Keuntungan : murah, dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat
b. Kelemahan : tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi
2) Schillen test
a. Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3) Koloskopi
a. Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu
dan dibesarkan 10-40 kali.
b. Keuntungan : dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah
untuk melakukan biopsy
c. Kelemahan : hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak
terlihat.
4) Kolpomikroskopi
a. Hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5) Biopsi
a. Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
6) Konisasi
a. Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitology meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas
6. Terapi
1) Irradiasi
a) Dapat dipakai untuk semua stadium
b) Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c) Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
2) Dosis : Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3) Komplikasi irradiasi
a) Kerentanan kandungan kencing
b) Diarrhea
c) Perdarahan rectal
d) Fistula vesico atau rectovaginalis
4) Operasi
a) Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
b) Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5) Kombinasi
a) Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya
dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu
juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah
b) Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5% dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi,
diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama
7. Komplikasi
a. Pendarahan
b. Infertil
c. Obstruksi ureter
d. Hidronefrosis
e. Gagal ginjal
f. Pembentukan fistula
g. Anemia
h. Infeksi sistemik
8. Terapi paliative pada Ca Serviks
Penderita yang mengalami tahap terminal kanker serviks, dilakukan terapi
paliatif mencakup cara pencegahan gejala, deteksi dini, dan penanganan masalah
psikologi dan psikososial yang dialami pasien.
Dalam menjalankan terapi paliatif, anggota keluarga dapat bertindak sebagai
pemberi perawatan utama di rumah. Terkadang, ini merupakan satu-satunya pilihan
bagi wanita yang tinggal di daerah terpencil. Tenaga medis dapat melatih anggota
keluarga tentang cara-cara memberikan obat pada pasien serta menggunakan teknik
sederhana untuk memperbaiki kenyamanan dan kondisi pasien. Tenaga medis juga
dapat memberikan pelatihan pada pasien, keluarga, maupun yang merawat pasien
untuk mengontrol gejala-gejala penyakit yang mungkin timbul. Perawatan di rumah
dapat mengalami kegagalan, jika jaringan informal justru tidak memberikan
lingkungan emosi dan sosial yang sangat penting untuk perawatan paliatif pasien
kanker.
Pasien kanker menghadapi tekanan psikologis karena kanker menimbulkan
berbagai implikasi seperti rasa sakit, ketergantungan pada orang lain,
ketidakmampuan dan ketidakberdayaan, hilangnya fungsi-fungsi tubuh, dan
sebagainya. Pasien mengalami rasa takut, cemas, shock, putus asa, marah, serta
depresi. Perasaan yang timbul pada diri pasien justru akan berdampak negatif pada
bagaimana pasien menghadapi gejala penyakitnya. Oleh karena itu, dukungan emosi,
psikososial, dan spiritual, dapat membantu mengatasi perasaan negatif pasien serta
memperbaiki kualitas hidup pasien.
Terkait dengan teknologi, keluarga pasien kerap dihadapkan pilihan untuk
menggunakan kemajuan teknologi. Karena terapi dengan menggunakan teknologi,
memerlukan biaya yang cukup mahal serta merupakan terapi yang agresif.
9. Tujuan perawatan pada pasien kanker stdium terminal
Fisik
Tujuan yang akan dicapai dalam perawatan paliatif dibuat dengan
memperhatikan hal realistic yang ingin dicapai oleh pasien. Hal ini biasanya
disampaikan dalam bentuk fungsi tubuh misalnya Aku ingin bisa melakukan …. Atau
kejadian penting misalnya Aku ingin melihat anakku menikah.
Klinik
Tujuannya untuk mengatasi gejala yang ada. Jadi penyusunan tujuan
perawatan paliatif dilakukan oleh tim paliatif yang dialaminya termasuk pasien dan
keluarga.
10. Jenis layanan paliative yang diberikan pada pasien Ca serviks
a. Konsultasi layanan paliatif
b. Penanggulangan nyeri
c. Penanggulangan keluhan lain penyerta penyakit primer
d. Bimbingan psikologis, social dan spiritual
e. Persiapan kemampuan keluarga untuk perawatan pasien di rumah
f. Kunjungan rumah berkala, sesuai kebutuhan pasien dan keluarga
g. Bimbingan perawatan untuk pasien dan keluarga
h. Asuhan keperawatan terhadap pasien dengan luka, gastrostomi, colostomy,
selang makanan (NGT), kateter dll
i. Membantu penyediaan tenaga perawat home care
j. Membantu penyediaan pelaku rawat (caregiver)
k. Membantu kesiapan menghadapi akhir hayat dengan tenang dan dalam iman
l. Memberi dukungan masa dukacita
m. Konsultasi melalui telepon
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas diri klien
Nama : Ny. T
Tempat/ tgl lahir : Kediri, 2 April 1968
Usia : 47 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Tgl MRS : 22 April 2022
Tgl, jam Pengkajian : 23 April 2022 (08.30 WIB)
Dx Medis : Ca Serviks
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. M
Usia : 50 Tahun
Hub. Dengan pasien : Suami
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mules pada bagian perut bawah, mules seperti melilit
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang di antar oleh suaminya ke UGD Rs Kediri dengan keluhan lemas,
tidak nafsu makan, BAB cair, pasien sebelumnya sudah diperiksa di poli dan
dikatakan Ca Serviks sudah mendapatkan pengobatan, pasien mengatakan terkadang
pendarahan pervagina di luar menstruasi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah dirawat ri Rs kediri 2x dan membaik,
kemuadian pasien 1x biopsi. Pasien tidak merok, obat-abatan terlarang dan tidak
minum alkohol.
5. Riwayat Kesehatan keluarga
Suami pasien mengatakan bahwa dari keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, jantung, diabetes militus dan asma, suami pasien
mengatakan bahwa di anggota keluarganya tidak ada yang mimiliki penyakit yang
sama dengan istrinya.
6. Pola kebiasaan pasien
a. Aspek fisik-Biologis
1) Pola Nutrisi
a) Sebelum sakit
Suami pasien mengatakan sebelum sakit di rumah makan makan 2 – 3
kali dalam sehari yaitu dengan sayur dan lauk pauk. Pasien mengatakan
saat masih kerja di konveksi dengan teman – temannya sering makan
mie instan dan minum teh botol.

b) Selama sakit
Pasien mengatakan diit dari rumah sakit tidak pernah dihabiskan. Suami
pasien mengatakan sejak sakit pasien tidak mau makan dan hanya
minum susu yang diberikan dari rumah sakit itupun tidak habis.
2) Pola Cairan dan Elektrolit
a) Sebelum sakit
Suami pasien mengatakan sebelum sakit di rumah minum air putih ± 7 –
8 gelas dalam sehari. Pasien mengatakan saat masih kerja suka minum
teh botol.
b) Selama sakit
Suami pasien mengatakan di rumah sakit minum air putih ±2 botol aqua
tanggung dalam sehari. Suami pasien mengatakan pasien semenjak sakit
susah makan dan minum.
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
Pasien b.a.b teratur dan lancar 1 x sehari dengan WC jongkok. Warna
feses kuning dan berbentuk padat lunak. Pasien tidak pernah memakai
obat pencahar untuk melancarkan b.a.b. Klien b.a.k sebanyak 5 - 6 kali
(1500ml/hari) dengan warna urine bening dan berbau khas urin.
b) Selama sakit
Pasien selama di Rumah Sakit sudah b.a.b. saat hari pengkajian pasien
sudah b.a.b 2x dengan konsistensi lunak berwarna kuning dan bau
khas .Pasien mengatakan b.a.k tidak tau berapa kali karena
menggunakan kateter saat pengkajian urin yang tertampung di urin bag
terdapat 1200 cc berwarna kuning kecoklatan bau khas.
4) Pola Aktivitas, Tidur dan Istirahat
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien biasanya melakukan aktifitas dasar seperti
makan, minum, toileting, berpakaian dengan mandiri tidak menggunakan
alat bantu. Pasien mengatakan tidur selama ± 8 jam sehari . Sebelum
tidur pasien mengatakan berdoa dulu dan tidak pernah minum obat tidur.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan selama di rumah sakit tidur biasa ± 8 jam sehari,
tetapi seluruh aktivitas selama di rumah sakit pasien tergantung total dan
hanya berbaring di tempat tidur.
7. Aspek intelektual-Psikososial-Spiritual
a. Aspek Mental
Pasien dan keluarga mengatakan berharap akan kesembuhan pasien. Pasien
terlihat sering melamun, saat pengkajian saat ditanya tentang sakitnya pasien
menangis, pasien jarang menatap perawat ketika diajak bicara, pasien jarang
menjawab ketika ditanya dan menjawab seperlunya. Suami pasien mengatakan
semenjak sakit pasien hanya menangis dan diam. Suami pasien mengatakan
awalnya pasien merahasiakan sakitnya
b. Aspek Intelektual
Pasien mengatakan tahu tentang penyakitnya yaitu kanker serviks, untuk yang
lainnya pasien tidak menjawab karena pasien kurang kooperatif.
c. Aspek Sosial
Hubungan keluarga dengan pasien sangat baik itu terbukti pasien selama di
rumah sakit selalu di tunggu oleh suaminya.
d. Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga menganut agama Islam, keluarga mengatakan selalu berdoa
untuk kebaikan pasien
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Keadaan Umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- Status Gizi
TB : 155 Cm
BB :40 Kg
IMT : 16.6 kg/ m2 (normal)
Suami pasien mengatakan bahwa BB pasien dulunya 50 Kg.
- Tanda-tanda vita
S : 37℃
N : 100 x/menit
RR : 22 x/menit
TD : 100/50 MmHg
b. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala
Bentuk kepala mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok, keadaan
bersih, tidak ada lesi.
2) Mata
Bentuk mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, pasien
mengatakan fungsi penglihatan tidak ada gangguan.
3) Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung. Pasien terpasang kanul binasal 3 liter/menit.
4) Mulut
Bentuk simetris, tidak ada kelainan kongenital, membran mukosa kering.
5) Lidah
Bersih, tidak pucat, tidak ada stomatitis.
6) Dada
a) Respirasi
Inspeksi : Dada Simetris, tidak ada Retraksi, tidak ada lesi
Auskultasi : Respirasi 22 x/menit
b) Abdomen
Inspeksi : Simetris, Asites (-) , Retraksi (-) , Tidak ada
penonjolan
Auskultasi : Peristaltik usus 26 x/menit

Perkusi : Terdengar suara dull pada kuadran I dan tympani pada


kuadran II, III, IV

Palpasi : Saat dipalpasi tidak ada perbesaran hepar, tidak ada


nyeri tekan pada kudran I, II, III, IV, terdapat nyeri
tekan pada abdomen bawah.

7) Integument
Turgor kulit elastis, Tidak ada kelainan
Kuku : Capilar Refill < 2detik
8) Ekstermitas
Atas : Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan, warna kulit putih.
Pada tangan kanan terpasang infus 2 jalur NaCl dan Vascon.
Bawah : Anggota gerak lengkap, kaki terlihat simetris, warna kulit putih.
Pada kaki kanan terpasang infus NaCl.
KO 3 3
3 3

9) Genetalia
Tidak di kaji, pasien terpasang kateter tunggal

9. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23 April 2022
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Darah lengkap
Eritrosit 4.46 10^6/µL 4.06 – 5.20

Hemoglobin 11.5 g/dL 12.3 – 15.3


Hematokrit 11.5 – 15.5

MCH 34.9 % 35.0 – 45.0


MCV 25.9 pg 27.0 – 32.0

MCHC 78.1 Fl 80.0 – 99.0


RDW 33.1 g/dL 32.0 – 36.0

CH 19.8 % 11.5 – 15.5


CHCM 26.4 pg -

HDW 33.8 g/dL 33.00 – 37.0


Leukosit 3.84 % 2.20 – 3.20

Netrofil# 22.50 10^3/µL 4.50 – 14.50


Limfosit# 29.54 10^3/µL 2.20 – 4.80

Monosit# 1.24 10^3/µL 1.30 – 2.90


Eosinofil# 0.49 10^3/µL 0.30 – 0.80

Basofil# 0.01 10^3/µL 0.00 – 0.20


LVC # 0.04 10^3/µL 0.00 – 0.10

Netrofil% 0.17 10^3/µL 0.00 – 0.40


Limfosit% 91.3 % 50.0 – 70.0

Monosit% 5.5 % 22.0 – 40.0


Eosinofil% 2.2 % 2.0 – 8.0

Basofil% 0.1 % 2.0 – 4.0


LVC% 0.8 % 0.0 – 4.0

Trombosit 198 x 10^3/µL 150 – 450


MPV 5.9 fl 7.2 – 10.4

Tanggal 24 April 2022


Elektrolit Hasil Nilai rujukan
Natrium 126 mmol/L 136 - 140
Kalium 1.6 mmol/L 3.50 – 5.10
Klorida 87 mmol/L 98 - 107

10. Terapi
Ceftazidin 1 gr/ 8jam ( IV )
Gentamicin 240 mg/24jam ( IV )
Albumin 1 vial /24 jam ( IV )
Vascon ( IV )
Novorapid 1 – 1 – 1 ( 4 ui ) ( SC )
O2 kanul binasal 3 liter/menit
Drip Premix KCL 150 meq dalam 8 jam

B. Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. DS : Ca serviks Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan diit
dari rumah sakit tidak Pengobatan
pernah dihabiskan
karena merasa tidak ada Eksternal radiasi

nafsu makan.
- Suami pasien Mual muntah

mengatakan sejak sakit


Gangguan factor
pasien tidak mau makan
psikologis
dan hanya minum susu
yang diberikan dari
Defisit nutrisi
rumah sakit itupun tidak
habis.
- Suami pasien
mengatakan dahulu
berat badan pasien 50 kg
- Pasien mengatakan
mules pada bagian perut
bawah, mules seperti
melilit.
DO :
- BB : 40 Kg
- TB : 155
- IMT sekarang : 16,6 Kg
/ m2
- BB turun > 10 %
- Diit pasien terlihat
selalu masih utuh
- KU : lemah
- BU : 26 x/menit
2. DS: Ca Serviks Ansietas
- Suami pasien mengatakan
bahwa semenjak sakit Psikologis
pasien hanya menangis
dan diam. Kurang pengetahuan
- Pasien mengatakan bahwa terhadap ancaman
pasien sulit untuk
kematian
berkonsentrasi
DO:
Ansietas
- Pasen tampak sering
melamun
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
N: 100 x/menit
RR: 22 x/menit

C. Diagnosa keperawatan
1. Deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


keperawatan

1 Deficit nutrisi Setelah dilakukan .03119 Manajemen Nutrisi


berhubungan dengan tindakan asuhan Observasi
factor psikologis keperawatan selama 1. Identifikasi status nutrisi
3x24 jam diharapkan 2. Identifikasi alergi dan
maka status nutrisi intoleransi pada makanan
membaik dengan kriteria 3. Identifikasi makanan yang
hasil : disukai
1. Porsi makanan 4. Monitor asupan
yang dihabiskan makanan
meningkat (5) 5. Monitor berat badan
2. Nafsu makan membaik Terapeutik :
6. Sajikan makanan yang
menarik dan suhu yang
sesuai
7. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Edukasi :
8. Anjurkan posisi duduk
9. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
10. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
11. Kolaborasi Kolaborasi
pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2 Ansietas Setelah dilakuakn Tindakan REDUKSI ANXIETAS
(I.09314)
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jm
ancaman terhadap diharapkan tingkat ansietas Observasi
kematian menurun dengan kriteria
1. Identifikasi saat tingkat
hasil: anxietas berubah (mis.
DEFINISI Kondisi, waktu, stressor)
- Pola tidur membaik
2. Identifikasi kemampuan
Kondisi emosi dan - Perilaku gelisah mengambil keputusan
pengalaman 3. Monitor tanda anxietas
menurun
subyektif individu (verbal dan non verbal)
terhadap objek yang - Perilaku tegang
tidak jelas dan Terapeutik
menurun
spesifik akibat
antisipasi bahaya 4. Ciptakan suasana  terapeutik
yang memungkinkan untuk menumbuhkan
individu melakukan kepercayaan
tindakan untuk 5. Temani pasien untuk
menghadapi mengurangi kecemasan , jika
ancaman. memungkinkan
6. Pahami situasi yang
membuat anxietas
7. Dengarkan dengan penuh
perhatian
8. Gunakan pedekatan yang
tenang dan meyakinkan
9. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
10. Diskusikan perencanaan 
realistis tentang peristiwa
yang akan datang

Edukasi

11. Jelaskan prosedur, termasuk


sensasi yang mungkin
dialami
12. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
13. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
14. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
15. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
16. Latih kegiatan pengalihan,
untuk mengurangi
ketegangan
17. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
18. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat anti


anxietas, jika perlu
E. Implementasi dan Evaluasi
No Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
1 23/04/202 1. Mengidentifikasi status nutrisi S: pasien mengatakan masih
2 2. Memonitor asupan makanan tidak nafsu untuk makan
09.00 3. Memonitor berat badan O: Diit makanan dari Rs
09.15 4. Memberikan makanan tinggi masih terlihat ½ dari 1 posrsi
09.30 kalori dan protein A: masalah belum teratasi
5. Mengkolaborasi dengan ahli P: Lanjutkan intervensi
09.40 gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan

3 1. Mengidentifikasi saat tingkat


S: Suami pasien mengatakan
ansietas
23/04/202 bahwa pasien masih terlihat
2. Memonitor tanda ansietas
2 sedih dan takut akan
(verbal dan non verbal)
9.54 kematian
3. Menciptakan suasana
10.15 O: pasien tampak sedih dan
terapeutik untuk
gelisah
menumbuhkan kepercayaan
10.25 A: masalah belum teratasi
4. Memahami situasi yang
P: lanjutkan intervensi
membuat ansietas

10.30 5. Menggunakan pendekatan


yang tenang dan meyakinkan

10.45
3 24/04/202 1. Mensajikan makanan yang S: Pasien mengatakan sedit
2 menarik dan suhu yang sesuai demi sedikit mulai mau
14.15 2. Memberikan makanan tinggi makan
14.20 kalori dan protein O: Habis 1 porsi makan
3. Menganjurkan diet yang A: Masalah teratasi Sebagian
14.36 diprogramkan P: Lanjutkan intervensi
4. Mengolaborasikan pemebrian
14.47 oabt anti mual
4
1. Menjelaskan prosedur S: Suami pasien mengatakan
24/04/202 termasuk sensasi yang bahwa pasien sudah mulai
2 mungkin dialami tenang tidak gelisah lagi
2. Menganjurkan keluarga untuk O: pasien tampak sudah bisa
tetap Bersama pasien tidur nyenyak
3. Melatih kegiatan pengaliahan A: Masalah teratasi Sebagian
untuk mengurangi ketegangan P: Lanjutkan intervensi.
4. Melatih Teknik relaksasi
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker
pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia,
kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang
sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu
relatif cepat.
Tujuan perawatan paliatif yang terutama adalah mengurangi penderitaan pasien.
Nyeri dan gejala fisik lain yang tidak tertangani dengan baik adalah sumber
penderitaan pasien dan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Pradana. 2015. Asuhan Keperawatan Ca.Serviks
https://www.academia.edu/23791257/ASUHAN KEPERAWATAN_ca_serviks. (diakses
pada tangggal 23 April 2022)

Prasetyo,Hadi. 2012. Asuhan Keperawaran Pada Pasien Dengan Kanker Serviks.


https://www.scribd.com/doc/117416703/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-
Kanker-Serviks. (diakses pada tanggal 23 April 2022

Wijayanti, 2013. Asuhan Keperawatan Ca.Serviks


https://dokumen.tips/documents/lp-ca-serviksdoc.html (diakses pada tanggal 23 April 2022)

Anda mungkin juga menyukai