DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :
1. Nur Megayanti PO7124319019
2. Rita Ashari Sinta P07124319142
3. Dea Maisi P07124319015
4. Putri Rahmawati P07124319014
5. Sherina Salwa P07124319013
6. Dita P07124319020
7. Besse Herlinda P07124319018
8. Madina P07124319017
9. Nuryunita Kono P07124319016
Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya, khususnya bagi
kami yang telah mampu menyelesaikan Makalah ‘KESEHATAN
REPRODUKSI DAN KB DALAM BENTUK SOAP PADA KASUS
CA CERVIKS’. Dalam menulis Makalah ini, alhamdulillah kami tidak
mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan
dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Asrawaty,S.Tr.,Keb.,M.Tr.Keb Selaku dosen yang membimbing mata kuliah
Asuhan KB dan Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan dorongan dan
motivasi dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
untuk para pembaca serta memperluas wawasan. Dan tidak lupa pula kami mohon
maaf atas kekurangan dari makalah yang kami buat ini. Mohon kritik serta
sarannya demi kemajuan kedepannya.
Terimakasih
Kelompok 4
DAFTAR ISI
B. Etiologi CA serviks
Penyebab utama kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV). Lebih
dari 90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang mengandung DNA virus
Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker servik berhubungan dengan Human
Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual terutama
pada hubungan seksual yang tidak aman. Virus HPV menyerang selaput pada mulut dan
kerongkongan serta anus dan akan menyebabkan terbentunya sel-sel pra-kanker dalam
jangka waktu yang panjang (Ridayani, 2016).
Virus HPV akan menempel pada reseptor permukaan sel dengan perantara virus
attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang menempel pada reseptor
permukaan sel akan melakukan penetrasi, adanya luka mempermudah virus memasuki
sel. Virus masuk dan mengeluarkan genom setelah itu kapsid dihancurkan. Setelah virus
masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi dengan DNA-nya berubah menjadi
MRNA (Yanti, 2013).
Mekanisme terjadinya kanker serviks berhubungan dengan siklus sel yang
diekspresikan oleh HPV. Protein utama yang terkait dengan karsinogen adalah E6 dan
E7. Bentuk genom HPV sirkuler jika terintegrasi akan menjadi linier dan terpotong
diantara gen E2 dan E1. Integrasi antara genom HPV dengan DNA manusia
menyebabkan gen E2 tidak berfungsi sehingga akan merangsang E6 berikatan dengan
p53 dan E7 berikatan dengan pRb (Yanti, 2013).
Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan p53 tidak berfungsi
sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53 akan menghentikan siklus
sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu agar sel dapat memperbaiki
kerusakan sebelum berlanjut ke fase S. Mekanisme kerja p53 adalah dengan
menghambat kompleks cdk-cyclin yang akan merangsang sel memasuki fase
selanjutnya jika E6 berikatan dengan p53 maka sel terus bekerja sehingga sel akan terus
membelah dan menjadi abnormal (Yanti, 2013).
Protein retinoblastoma (pRb) dan gen lain yang menyerupai pRb (p130 dan
p107) berfungsi mengkontrol ekspresi sel yang diperantarai oleh E2F. Ikatan pRb
dengan E2F akan menghambat gen yang mengatur sel keluar dari fase G1, jika pRb
berikatan dengan protein E7 dari HPV maka E2F tidak terikat sehingga
menstimulasi proliferasi sel yang melebihi batas normal sehingga sel tersebut menjadi
sel karsinoma (Yanti, 2013).
E. Patofisiologi CA serviks
Perjalanan secara singkat kanker serviks dapat dilihat pada gambar berikut.
F. Stadium CA serviks
Stadium kanker serviks yang digunakan adalah menurut The International
Federation Of Gynecology and Obstetrics (FIGO) (Malehere, 2019) dapat dilihat
pada berikut.
Tabel 1 Stadium Kanker Serviks
Stadium Deskripsi
I Karsinoma benar-benar terbatas pada serviks (tanpa bisa mengenali
stadium IA.
IB1 Lesi klinis berukuran ≤ 4 cm
IB2 Lesi klinis berukuran > 4 cm
II Karsinoma meluas di luar Rahim, tetapi tidak meluas ke dinding
Parametrium
IIA1 Lesi yang terlihat secara klinis ≤ 4 cm
IIA2 Lesi klinis terlihat > 4 cm
IIB Nampak invasi ke parametrium
Stadium Deskripsi
III Tumor meluas ke dinding samping pelvis. Pada pemeriksaan dubur,
tidak ada ruang bebas antara tumor dan dinding samping pelvis.
III A Tumor melibatkan sepertiga bawah vagina, tanpa ekstensi ke dinding
samping pelvis
III B Perluasan ke dinding samping pelvis atau hidronefrosis atau ginjal
yang tidak berfungsi
IV Karsinoma telah meluas ke pelvis yang sebenarnya atau secara klinis
melibatkan mukosa kandung kemih dan atau rectum
IVA Menyebar ke organ panggul yang berdekatan
IV B Menyebar ke organ yang jauh
G. Pencegahan CA serviks
Kanker serviks 100% dapat dicegah dengan vaksinasi HPV, menggunakan
kondom, menghindari konsumsi tembakau, serta deteksi dini dan pengobatan lesi pra
kanker (Malehere, 2019). Upaya pencegahan kanker serviks dibagi atas pencegahan
primer, sekunder dan tersier yang meliputi:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer yang dilakukan melalui vaksinasi Human Papilloma Virus
(HPV) untuk mencegah infeksi HPV dan pengendalian faktor resiko. Pengendalian faktor
resiko dengan menghindari rokok, tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan, tidak menggunakan kontrasepsi oral jangka panjang >5 tahun, serta menjalani
diet sehat (Malehere, 2019).
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder melalui deteksi dini prekursor kanker serviks dengan tujuan
memperlambat atau menghentikan kanker pada stadium awal (Kemenkes, 2016).
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan tes DNA HPV, Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA), tes pap smear, pemeriksaan sitology, colposcopy dan biopsy. Pemeriksaan
IVA direkomendasikan untuk daerah dengan sumber daya rendah dan diikuti dengan
cryotherapy untuk hasil IVA positif (Malehere, 2019).
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitatif di unit
pelayanan kesehatan yang menangani kanker serta pembentukan kelompok survival
kanker di masyarakat (Kemenkes, 2016).
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. Wati Jenis kelamin : Perempuan
A. Data subjektif
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 2 minggu sebelum
masuk RS. Pasien merasakan keluhan nyeri di perut bagian bawah bertambah berat dari
hari ke hari. Sebelumnya pasien mengalami perdarahan dari liang vagina sejak 1 tahun
sebelum masuk RS. Darah keluar dari liang vagina terus-menerus setiap hari, darah yang
keluar berwarna merah segar, kadang-kadang disertai dengan lendir, dan tidak berbau.
Selama mengalami perdarahan pasien tidak mau berobat karena pasien merasa takut. 2
minggu sebelum masuk RS pasien merasa sakit di perut bagian bawah yang semakin lama
semakin bertambah berat, nyeri dirasakan muncul tiba-tiba saja dan dirasakan terus
menerus, karena itu pasien dibawa berobat oleh keluarganya ke dokter di daerah Belitung.
Pasien lalu diberi obat tablet berwarna putih sebanyak 5 buah untuk menghentikan
perdarahannya, setelah mengkonsumsi obat tersebut pasien tidak lagi mengalami
perdarahan yang keluar dari liang vagina sampai saat ini. Selain itu pasien juga merasa
tubuhnya sangat lemas dan terasa pusing, pasien lalu dibawa oleh keluarganya ke RSAU
Halim.
Pasien mengaku sudah berhenti menstruasi sejak tahun 2010, setelah itu pasien
tidak pernah mengalami menstruasi. Pasien menyangkal keluhan lain seperti nafsu makan
berkurang, penurunan berat badan, mual, muntah, sesak napas dan keluhan lainnya. Pasien
mengaku berat badannya bertambah semenjak sakit. BAB dan BAK juga tidak ada
keluhan.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelum 1 tahun yang lalu.
Pasien mempunyai riwayat kencing manis dan sudah sempat berobat untuk kencing
manisnya. Riwayat darah tinggi, alergi makanan dan alergi obat- obatan disangkal oleh
pasien. Pasien juga tidak pernah terpapar dengan zat-zat kimia ataupun radiasi sinar-x
sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mempunyai keluhan yang sama. Ibu pasien
memiliki riwayat tinggi.
B. Data objektif
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Kesan sakit : tampak sakit sedang
Tekanan Darah :110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.6 ˚C
Pernafasaan : 20 x/menit Tinggi
Badan :170 cm
Berat Badan :96 kg
Keadaan gizi :obesitas
IMT : 33,21kg/m2
Kepala
Bentuk : Normocephali
Mata
Konjungtiva : anemis +/+
Sklera : tidak ikterik
Telinga
Inspeksi : fistel (-), massa (-), serumen (-)
Palpasi : nyeri tekan aurikular dan retroaurikular (-)
Hidung
Dorsum nasi : Perubahan bentuk (-), perubahan warna (-), udema (-), krepitasi (-)
Vestibulum nasi : Sekret (-), furunkel (-), krusta (-)
Kavum nasi : Lapang, polip (-)
Konkha inferior : Eutrophi, udema (-)
Mulut
Bibir : tidak kering
Tonsil : T1-T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : 5 - 2 cm
H2O. Kelenjar Tiroid : tidak teraba
membesar Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar
Leher : tidak teraba membesar
Dada
Bentuk : datar, tidak cekung.
Pembuluh darah : tidak melebar.
Buah dada : simetris, tidak ada retraksi puting susu.
Paru – paru
Depan Belakang
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri - Tidak ada benjolan - Tidak ada benjolan
Abdomen
Pemeriksaan Gynaecology
Darah lengkap
Hematokrit 28 % 35-47 %
Kimia darah
C. Assesment
- Suspek Ca Serviks stadium IIB
- Anemia sedang
Diagnosis banding
- Suspek Ca Endometrium
D. Plan
- Biopsi jaringan pemeriksaan Patologi Anatomi
- Tumor marker
Nonmedikamentosa:
- Rawat inap
- Transfusi darah WB dan PRC
- Konsultasi spesialis penyakit dalam
- Rujuk Medikamentosa:
- IVFD RL : NaCl 0,9% : D 5% = 1:1:1 / 24 jam
- Inj. Cefotaxime 3x1 gr vial bolus IV
- Inj. Asam Tranexamat 3x1 ampul bolus IV
- Inj. Vitamin C 2x1 ampul bolus IV
- Inj. Neurobion 1x1 ampul bolus IV
FOLLOW UP SOAP
22/2/2013 23/2/2013 24/2/2013 25/2/2013
S Bengkak dan nyeri di Masih terdapat bengkak Bengkak di tangan kiri Bengkak dan nyeri
tangan kiri bekas dan sedikit nyeri di berkurang, demam (-), di tangan kiri sudah
infusan, demam (+) tangan kiri bekas perdarahan (-) membaik, Pusing
infusan, demam (-) (+), keluar darah dan
lendir 1x hanya
sedikit
O TD: 120/90, Nadi: 80 TD: 140/90, Nadi: 80 TD: 120/80, Nadi: 84 TD: 110/60, Nadi:
x/menit, Suhu: 37,3oC, x/menit, Suhu: 36,6oC, x/menit, Suhu: 37oC, 74 x/menit, Suhu:
RR: 20x/menit RR: 20x/menit RR: 18x/menit 36,5oC, RR:
18x/menit
Mata: CA Mata: CA Mata: CA -/-
-/- -/- Abdomen: Mata: CA -/-
Abdomen: Abdomen: Inspeksi: perut datar Abdomen:
Inspeksi: perut datar Inspeksi: perut datar Palpasi: supel, Nyeri Inspeksi: perut datar
Palpasi: supel, Nyeri Palpasi: supel, Nyeri tekan (-) Palpasi: supel, Nyeri
tekan (-) tekan (-) Perkusi: Tymphani tekan (-)
Perkusi: Perkusi: Auskultasi: BU (+) Perkusi: Tymphani
Tymphani Tymphani Auskultasi: BU (+)
Auskultasi: BU Auskultasi: BU
(+) (+)
Hasil Ca-125: 105,20
P - Aff infus - Imunos 1x1 tablet - Imunos 1x1 tablet - Imunos 1x1 tablet
- Imunos 1x1 tablet per oral per oral per oral
per oral - Neurobion 1x1 - Neurobion 1x1 - Neurobion 1x1
- Neurobion 1x1 tablet per oral tablet per oral tablet per oral
tablet per oral - Ironyl 1x1 tablet per - Ironyl 1x1 tablet per - Ironyl 1x1 tablet
- Ironyl 1x1 tablet per oral oral per oral
oral - Nifedipin 2x10 mg
per oral
2/3/2013 3/3/2013
Mata: CA Mata: CA
-/- -/-
Abdomen: Abdomen:
Inspeksi: perut datar Inspeksi: perut datar
Palpasi: supel, Nyeri Palpasi: supel, Nyeri
tekan (-) tekan (-)
Perkusi: Perkusi:
Tymphani Tymphani
Auskultasi: BU Auskultasi: BU
(+) (+)
A. Kesimpulan
Kanker serviks adalah kanker dengan angka kejadian nomor empat terbanyak
yang terjadi pada wanita diseluruh dunia dan kanker yang paling sering pada negara
berpenghasilan rendah (Mustafa dkk, 2016). Kanker serviks merupakan suatu
keganasan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel-sel epitel serviks yang tidak
terkontrol (Mirayashi, 2013). Menurut Setiawati (2014) kanker serviks 99,7%
disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik yang menyerang rahim.
Kanker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks),
yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina (Hartati dkk.,
2014).
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, sangat diperlukan kritik dan saran yang membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan
pula untuk dijadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA