Anda di halaman 1dari 13

“PEMERIKSAAN IVA DAN PAP SMEAR”

Nama Kelompok :

Ach. Byriel Hafidh (0118001) M. Halim Awalidoyo (0118023


Anista Cahlia (0118007) Moh. Andi Darmawan (0118025)
Dewi Fatimatus Syahro (0118010) Putri Aulia Soraya (0118031)
Diana Nur Azizah (0118012) Rizcha Arfaresy (0118034)
Flegita Yora Irlanda (0118018) Rosa Sulistina Ningsih (0118035)
Irbah Syarof Agustin (0118019) Sonia Sholeha (0118040)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada

Mojokerto
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pemeriksaan Pap SMEAR dan IVA” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah keperawatan maternitas. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Mojokerto, 23 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................4

1. Latar Belakang .........................................................................................................4


2. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
3. Tujuan ...................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................5

1. Definisi kanker Serviks ? .....................................................................................5


2. Gejala dari kanker Serviks ? ................................................................................5
3. Stadium kanker Serviks ? ..................................................................................5
4. Pemeriksaan PAP SMEAR ? ................................................................................6
5. Pemeriksaan IVA ? ..............................................................................................8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................12

1. Kesimpulan ............................................................................................................12
2. Saran ......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................13

BAB I
3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7%
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.Di
Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6
persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena
Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat
dilakukan dengan melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim
mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih.Kebanyakan
penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk
semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk operasi pada stadium awal, dan
kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker Serviks ?
2. Apa gejala dari kanker Serviks ?
3. Bagaimana stadium kanker Serviks ?
4. Bagaimana pemeriksaan PAP SMEAR ?
5. Bagaimana pemeriksaan IVA ?
C. Tujuan
1. Memahami definisi dari kanker Serviks
2. Mengetahui gejala kanker Serviks
3. Mengetahui stadium kanker Serviks
4. Mengetahui pemeriksaan PAP SMEAR
5. Mengetahui pemeriksaan IVA

BAB II

TINJAUAN TEORI
4
A. Definisi Kanker Serviks
Kanker Serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya
kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker
sudah mulai menyebar. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling
mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Serviks adalah bagian bawah rahim yang
terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus.
Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.
Selain itu serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di
rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung. Berdasarkan
penelitian yang di rilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada
wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi
karena kanker serviks.
B. Gejala Kanker Serviks
Pendarahan dari vagina.
Keputihan yang encer berwarna kecoklatan,bercampur darah, dan berbau busuk.
Sakit ketika buang air kecil dan saat berhubungan seksual.
Nyeri panggul
Terdapat darah pada urine.
C. Stadium Kanker Serviks
1. Stadium 1
 Sel kanker tumbuh di permukaan leher rahim, tetapi belum menyebar ke luar rahim.
 Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya.
 Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.
2. Stadium 2
 Kanker sudah menyebar ke rahim, namun belum menyebar hingga ke bagian bawah
vagina atau dinding panggul.
 Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya, namun belum menyerang organ disekitarnya.
 Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.
3. Stadium 3
5
 Kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, serta menekan saluran kemih dan
menyebabkan hidronefrosis.
 Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya,namun belum menyerang organ di sekitarnya.
4. Stadium 4
 Kanker telah menyebar ke organ lain, seperti kandung kemih, hati, paru-paru, usus
atau tulang.
D. Pemeriksaan Pap Smear
 Definisi Pap Smear
Pap smear adalah metode pengujian untuk mendeteksi adanya kanker leher rahim atau
kanker serviks pada seorang wanita sedini mungkin, agar dapat segera di obati.
Pap smear di lakukan dengan cara mengusap serviks untuk mengambil sempel sel jaringan
serviks. Sampel ini kemudian di amati di laboratorium, sehingga jika terdapat sel
abnormal dapat diketahui. Pap smear juga dapat mendeteksi adanya kelainan pada organ
reproduksi wanita selain kanker, seperti peradangan dan infeksi.
 Tujuan
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap smaer yang di kemukakan oleh Sukaca,2009 yaitu:
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks.
3. Untuk mendeteksi perubahan pra kanker pada serviks.
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit
-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan
luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks.

 Indikasi
Beberapa kondisi yang mengharuskan seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap
smear karena memiliki faktor resiko seperti yang dikemukakan oleh (Nurcahyo,2010)
diantaranya :
6
1. Wanita yang telah melakukan hubungan seksual pada usia di bawah umur 20 tahun.
2. Wanita yang memiliki pasangan seks yang banyak (multiple).
3. Wanita yang memiliki riwayat penyakit menular seksual.
4. Wanita yang mengalami perdarahan setiap berhubungan seksual.
5. Wanita yang mengalami keputihan atau gatal pada vagina.
6. Wanita yang sudah menopause dan mengeluarkan darah pervaginam.
7. Wanita perokok.
8. Wanita yang memakai alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD dan Pil KB.
 Kontraindikasi
Ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan seorang wanita untuk melakukan
pemeriksaan Pap smaer seperti yang dikutip dari (Nurcahyo,2010) diantaranya adalah
1. Wanita yang telah melakukan hubungan seksual dalam selang waktu 48 jam sebelum
pengambilan sampel di lakukan.
2. Ibu yang baru saja bersalin, pemeriksaan ditunda sampai 6 minggu setelah bersalin.
3. Wanita yang sedang menstruasi.
4. Ibu yang baru menjalani operasi kandungan, dianjurkan menunggu sampai 6 minggu
setelah operasi.
 Alat dan Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Alat-alat
1. Sabun dan air untuk mencuci tangan.
2. Savlon untuk desinfeksi vulva.
3. Sumber cahaya untuk memeriksa serviks.
4. Meja periksa yang di alasi kain bersih.
5. Spekulum (yang telah di desinfeksi tingkat tinggi).
6. Handscoon.
7. Spatula dan Cytobrush.
8. Objek glass.
9. Cairan fiksasi.
10. Baskom air hangat untuk spekulum.
11. Larutan Chlorin 0,5% untuk dekontaminasi instrumen dan handscoon.
12. Formulir pencatatan.
7
Prosedur
Ada 2 tahap dalam melakukan Pap smaer, yaitu :
1. Mengambil sempel
Proses ini tidak berlangsung lama hanya memakan waktu sekitar 5 menit saja dan
tidak menimbulkan rasa nyeri sama sekali, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
 Pasien dibaringkan diatas meja periksa dengan posisi litotomi atau lutut ditekuk.
 Kedua tumit akan diletakkan pada alat stirrups.
 Secara perlahan akan dimasukkan alat yang disebut speculum ke dalam vagina
sehingga nampaklah mulut rahim.
 Dengan sebuah spatula dibuat hapusan melingkar pada mulut rahim tersebut.
 Setelah memperoleh sampel, kemudian dioleskan ke object glass dan difiksasi.
2. Pembacaan sampel
Pembacaan sampel dilakukan oleh ahli patologi anatomi, Menurut Romauli (2009),
hasil Pap smaer di klasifikasikan dalam 6 klas yaitu :
 Klas 0 = hasil tidak dapat di nilai atau dibaca.
 Klas I = tidak ada sel atipik atau sel abnormal.
 Klas II = gambaran sitologi atipik, tetapi tidak ada bukti keganasan.
 Klas III = gambaran sitologi dicurigai keganasan.
 Klas IV = gambaran sitologi di jumpai sel ganas dalam jumlah sedikit.
 Klas V = gambaran sitologi di jumpai sel ganas dalam jumlah banyak.

E. Pemeriksaan IVA
 Definisi IVA
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan
mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%
(Wijaya Delia, 2010). IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara
8
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani,
2009).
 Tujuan
1. untuk mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-
kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim.
2. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
 Indikasi
Semua wanita dianjurkan untuk melakukan tes kanker. Skrining kanker leher rahir
dilakukan pada semua wanita yang memiliki faktor resiko, Yaitu :
1. Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia <20 tahun.
2. Memiliki banyak pasangan seksual.
3. Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual)
4. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks
5. Hasil PAP SMEAR sebelumnya tidak normal
6. Wanita perokok (Rasjidi, 2008).
 Kontra Indikasi
Tidak direkomendasikan pada wanita Pascamenopause, karena daerah zona tradisional
seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tempak dengan pemeriksaan Inspekulo
(Rasjidi, 2010)
 Syarat Dilakukannya Pemeriksaan IVA
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan atau haid
3. Tidak sedang hamil
4. Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan
 Alat dan Prosedur IVA
Alat dan bahan IVA
 Sabun dan air untuk cuci tangan
 Korentang
 Nierbekan
 Bengkok
 Kapas sublimat
9
 Saflon
 Kom
 Perlak
 Kassa Steri
 Lampu yang terang untuk melihat serviks
 Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi
 Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
 Meja ginekologi
 Lidi kapas
 Asam asetat 3-5 % atau anggur putih ( white vineger)
 Larutan iodium lugol
 Larutan klorin 0,5% untuk dekomentasi instrument dan sarung tangan
Prosedur IVA
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri, maksud dan tujuan
3. Meminta ibu untuk masuk dalam ruangan pemeriksaan
4. Jaga privasi ibu
5. Meminta ibu mengosongkan kandung kemih (Buang Air Kecil)
6. Meminta ibu untuk membuka pakaian bawah
7. Membatu ibu untuk tidur dalam posisi litotomi pada meja ginekology
8. Mencuci tangan 6 langkah dibawah air mengalir
9. Persiapkan alat, buka tutup bak instrumen
10. Hidupkan lampu sorot dan atur hingga tepat vagina ibu
11. Memakai handscoon
12. Lakukan vulva hygiene
13. Memasang speculum dengan benar (tangan kanan memegang speculum, tangan kiri
membuka labia minora, masukkan secara miring dakam keadaan tertutup kemudian
putar kembali 45° ke arah bawah hingga menjadi melintang)

10
14. Buka speculum tangkainya secara perlahan dan atur sampai portio terlihat dengan
jelas. (kunci speculum dengan mengencangkan bautnya kemudian tangan kiri
memegang bagian bawah speculum)
15. Bersihkan portio ibu dengan kasa memakai tampo tang
16. Buang kasa pada bengkok, tampon tang di masukkan pada larutan klorin
17. Ambil lidi wotten dan celupkan ke dalam asam asetat 3-5
18. Masukkan lidi wotten ke dalam vagina ibu sampai menyentuh porti
19. Oleskan lidi wotten keseluruh permukaan portio (oleskan secara memutar 360°
searah jarum jam)
20. Buang lidi wotten pada bengkok
21. Tunggu 30 detik hingga 1 menit lihat perubahan pada portio
22. Tutup kembali speculum dengan mengendurkan bautnya, putar 45° kearah kanan,
tarik speculum secara perlahan dan masukkan pada larutan klorin
23. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai, mempersilahkan ibu untuk
menggunakan pakaian bawah lagi
24. Rapikan alat, matikan lampu sorot dan cuci tangan dengan air mengalir
25. Beritahu hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap
Hasil tes IVA
Dari hasil penelitian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa keluhan keputihan
55,5% adalah tes IVA positif dan 44,5% adalah IVA negatif. Rentan usia yang
mengalami keputihan adalah 20 – 35 tahun dengan jumlah 28 responden (62,2%) dari
45 sampel dan disusul urutan kedua usia diatas 35 tahun.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks
(organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks.
Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang
merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks.
Infeksi  Human Papilloma Virus (HPV). IVA (inspeksi visual dengan asam asetat)
merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca
E. Bertiani, 2009). IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim
dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://tugaskebidanand3.blogspot.com/2016/06/pemeriksaan-iva.html
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/pemeriksaan-iva-test-kanker-serviks
https://ivatest.blogspot.com/2013/12/?m=1
https://www.academia.edu/31511474/STANDART_OPERASIONAL_PROSEDUR_PENATAL
AKSANAAN_PEMERIKSAAN_IVA_INSPEKSI_VISUAL_ASAM_ASETAT_

13

Anda mungkin juga menyukai