Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN PAP SEMEAR


DAN IVA”

DISUSUN OLEH :
1. ANNISA IKHRAMULLAH (214210365)
2. AURA PUTRI SALSABILA (214210367)
3. FINA AINI FITRI (214210377)
4. FIOLA DWI AFRIANIS (214210379)
5. MAULYA PUTRI (214210393)
6. MELATI FEBRIANA (214210395)
7. OKTAVIANI NANDA SAFITRI (214210405)
8. PUTRI NABILA (214210407)
9. SILVI FITRIA PRATIWI (214210419)
10. SUCI AZHANI (214210421)
11. VICKY ARIFALLERIE (214210427)

TINGKAT : 2 A

DOSEN : NS.LISMA EVARENY,S.KEP, MPH


MATKUL : PELAYANAN KB & LESPRO

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


PRODI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Pelayanan KB dan Kespro dengan judul “Deteksi Dini Kanker
Serviks dengan PAP Semear dan IVA”.Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan
hati kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Tidak lupa kami
sampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
proses pembuatan makalah ini, baik pelaksanaan maupun penulisannya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca,
Amin.

Bukittinggi, 26 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
1.3 TUJUAN..............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 KANKER SERVIK............................................................................................2
2.2 PEMERIKSAAN DINI KANKER SERVIK...................................................4
A. PAP SMEAR.....................................................................................................4
B. INSPEKSI VISUAL   ASAM ASETAT (IVA)..............................................6
BAB III..........................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kanker merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi
kedua di dunia setelah penyakit kardiovaskuler. World Health Organization
(WHO) menyatakan sekitar 7,5 juta orang meninggal karena kanker, 70% terjadi
di negara miskin dan berkembang. Salah satu Prevalensi kejadian kanker leher
rahim atau kanker serviks di dunia yaitu 16 per 100.000 perempuan.Tingginya
angka kematian dan angka kejadian dari kanker serviks disebabkan karena
terlambatnya pengobatan. Menurut WHO, wanita yang menderita kanker serviks
cenderung datang ke Rumah Sakit setelah dalam kondisi stadium lanjut dan
menyebabkan keterlambatan dalam pengobatan
Salah satu kanker paling umum pada wanita, kanker serviks dimulai di
jaringan serviks – area yang menghubungkan vagina ke rahim pada wanita. Kabar
baiknya adalah bahwa kanker serviks biasanya merupakan kanker yang tumbuh
lambat yang dapat dengan mudah dideteksi pada tahap pra-kanker dengan tes
PAP reguler dan tes skrining lainnya.Wanita dengan faktor risiko tertentu
mungkin lebih mungkin mengembangkan kanker serviks daripada yang lain.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kanker serviks hampir selalu disebabkan
oleh infeksi human papillomavirus (HPV), namun tidak semua wanita dengan
HPV terkena kanker serviks.Kita juga tahu bahwa wanita yang merokok dan
memiliki HPV hampir dua kali lebih mungkin terkena kanker serviks
dibandingkan non-perokok. Faktor risiko lain termasuk riwayat keluarga kanker
serviks (ibu atau saudara perempuan), diet rendah buah dan sayuran, dan
kelebihan berat badan

Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker leher rahim tidak melakukan
skrinningtest atau menindak lanjuti setelah ditemukan hasil yang abnormal, selain
itu biaya untuk pemeriksaan dini kanker serviks tersebut tidak murah, sehingga
keterlambatan pemeriksaanpun terjadi akibat kurangnya pengetahuan pada
masyarakat tentang kanker serviks, sehingga kesadaran untuk melakukan deteksi
dini kanker serviks tidak dilaksanakan

Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan program deteksi dini


(skrinning) dan pemberian vaksinasi. Adanya program deteksi dini di negara
maju, angka kejadian kanker serviks dapat menurun (Rasjidi, 2009). Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan menurut Rasjidi (2009) antara lain dengan Pap
Smear (mengambil lendir serviks untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium),
kolposkopi (pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan teropong), biopsy
(pemeriksaan dengan mengambil sedikit jaringan serviks yang dicurigai), dan
IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat)

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu kanker serviks?
b. Bagaimana pemeriksaan dini pada kanker serviks?

1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian kanker serviks
b. Untuk mengetahui pemeriksaan dini pada kanker serviks

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KANKER SERVIK


A. PENGERTIAN

Kanker servik atau kanker leher rahim merupakan jenis tumor ganas yang
mengenai lapisan permukaaan (epitel) dari lher rahim atau mulut rahim.
Kanker ini dapat terjadi karena sel-sel permukaan tersebut mengalami
penggandaan dan berbuah sifar tidak seperti sel yang normal. Penggadaan sel
yang tidak menuruti aturan yang normal itu dapat membentuk tumor atau
kadang-kadang seperti luka atau borok yang memberi keluhan atau gejala
keputihan berbau dan pendarahan. Satu lagi ,sifat sel ganas ini adalah dapat
menyebar, baik secara langsung disekitar panggul maupun menyebar jauh
lewat saluran getah bening atau pembuluh darah, misalnya ke paru, hati atau
tulang.Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan
upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat,
menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan
vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui
pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan
asam acetat). Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di
Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %),
padahal cakupan “screening” yang efektif dalam menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85 %

Kanker serviks di Indonesia menjadi masalah besar dalam pelayanan


kesehatan karena kebanyakan pasien datang pada stadium lanjut. Hal ini
diperkirakan akibat program skrining yang masing kurang. Perempuan yang
berisiko terkena kanker serviks adalah usia diatas 30 tahun, dengan puncak
usia tersering adalah 45-54 tahun dengan riwayat multipara. Pencegahan
kanker serviks dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan reproduksi dan
melakukan papsmear secara rutin bagi kelompok berisiko

B. TANDA DAN GEJALA KANKER SERVIK


Infeksi HPV dan kanker servik pada tahap awal berlangsung tanpa gejala.
Bila kanker sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut, maka
gejalanya dapat berupa :
1. Keputihan , makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh
terkadang bercampur darah
2. Pendarahan kontak setelah senggama merupakan gejala servik 75-80 %
3. Pendarahan spontan, pendarahan, pendarahan yang timbul akibat
terbukanya pembuluh darah dan semakin lama semakin sering terjadi
4. Pendarahan pada wanita usia menopause
5. Anemia

3
6. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter
yangmenyebabkan obstruksi total
7. Pendarahan vagina yang tidak normal
a. Pendarahan diantara reguler menstruasi.
b. Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya.
c. Penarahan setelah berhubungan seksual atau pemeriksaan panggul.
d. Pendarahan pada wanita pada usia menopause.
8. Nyeri
a. Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam
berkemih, nyeri didaerah sekitar pangggul
b. Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akanmenjadi
pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis, paha dan
sebagainya

C. PENTINGNYA SKRINING UNTUK KANKER SERVIKS


Kanker serviks pernah menjadi salah satu penyebab paling umum
kematian akibat kanker bagi wanita Amerika. Tingkat kematian akibat kanker
serviks menurun secara signifikan dengan meningkatnya penggunaan tes Pap
untuk skrining. Namun angka kematian tidak banyak berubah selama 10 tahun
terakhir.
Dalam beberapa tahun terakhir, tes HPV telah disetujui sebagai tes
skrining lain untuk kanker serviks. Tes HPV mencari infeksi oleh jenis HPV
berisiko tinggi yang lebih mungkin menyebabkan pra-kanker dan kanker
serviks. Tes HPV dapat digunakan sendiri (tes HPV primer) atau bersamaan
dengan tes Pap (disebut tes bersama).
Tes skrining menawarkan kesempatan terbaik untuk menemukan
kanker serviks lebih awal ketika pengobatan bisa paling berhasil. Skrining
juga sebenarnya dapat mencegah sebagian besar kanker serviks dengan
menemukan perubahan sel serviks yang tidak normal (pra-kanker) sehingga
dapat diobati sebelum sempat berubah menjadi kanker serviks.
Terlepas dari manfaat skrining kanker serviks, tidak semua wanita
Amerika melakukan skrining. Sebagian besar kanker serviks ditemukan pada
wanita yang belum pernah melakukan tes Pap atau yang belum pernah
melakukan tes Pap baru-baru ini. Wanita tanpa asuransi kesehatan dan wanita
yang baru saja berimigrasi cenderung tidak melakukan skrining kanker servik

2.2 PEMERIKSAAN DINI KANKER SERVIK

Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan HPV


dan kanker servik di stadium awal adalah denganmelakukan deteksi dini.
Pendeteksi dini lebih efektif dari pada menunggu kanker menjadi ganas. Beberapa
deteksi dini yang bias digunakan untuk mengetahui keberadaan kanker servik
adalah pap smear, pap net, servikolografi, tes IVA (Inspeksi Visual Asam ), tes
HPV, kolposkopi, dan sitologi berbasis cairan.

A. PAP SMEAR

Pap smear merupakan prosedur pengambilan sampel jaringan serviks


atau leher rahim guna memeriksa kondisi sel-sel serviks di laboratorium.
Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi ada tidaknya kelainan pada

4
sel atau jaringan di serviks yang mengarah ke kanker serviks.Pap smear
dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, yaitu setiap 3–5 tahun,  tergantung
pada riwayat penyakit dan usia Anda. Pap smear biasanya sudah bisa
dilakukan sejak usia 21 tahun.

1) PROSEDUR PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Anda perlu berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum


melakukan pap smear. Pasalnya, pada beberapa kondisi, misalnya saat
sedang menstruasi, Anda mungkin akan dianjurkan untuk menunda
pemeriksaan ini, agar hasilnya lebih akurat.Kemudian, Anda juga
dianjurkan untuk tidak berhubungan seks, menggunakan cairan pembersih
vagina, menggunakan tampon, atau obat-obatan sejak 2 hari sebelum
pemeriksaan pap smear dilakukan.Berikut adalah alur prosedur
pemeriksaan pap smear:

a. Menggunakan pakaian khusus


Saat sudah tiba di rumah sakit dan berada di ruang
pemeriksaan, Anda akan diminta untuk menanggalkan pakaian yang
dikenakan, lalu menggantinya dengan pakaian khusus yang telah
disediakan pihak rumah sakit.
b. Berbaring di meja pemeriksaan
Setelah Anda mengunakan pakaian khusus, dokter akan
meminta Anda untuk berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi
kaki yang terbuka lebar.
c. Pembukaan vagina
Dokter akan memasukkan alat berbentuk seperti cocor bebek
atau spekulum ke mulut vagina Anda. Spekulum dapat membuka
mulut vagina dan membantu memperluas lapang pandang, sehingga
area serviks dan vagina bisa terlihat lebih jelas.
d. Pengambilan sampel jaringan
Setelah spekulum terpasang dengan benar, dokter akan
mengambil sampel jaringan serviks menggunakan spatula plastik

5
khusus dan sikat kecil. Setelah sampel jaringan diambil, spekulum
akan dilepas secara perlahan.
e. Pemeriksaan laboratorium
Sampel yang telah diambil ini kemudian akan dikirim ke
laboratorium untuk diuji. Hasil pemeriksaan pap smear umumnya akan
keluar setelah beberapa hari atau sekitar 1−2 minggu.

Pap smear biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 10−20 menit.


Prosedur ini memang bisa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman, tapi
Anda tidak perlu takut menjalaninya, karena nyeri tersebut biasanya hanya
bersifat ringan dan sementara.Saat melakukan pap smear, dokter mungkin
juga akan merekomendasikan pemeriksaan human papilloma virus (HPV)
untuk mendeteksi keberadaan virus HPV penyebab infeksi menular
seksual atau kutil kelamin, yang juga dapat menyebabkan kanker serviks.

2) YANG MEMBUTUHKAN PAP SMEAR

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, wanita yang sudah berusia


21 tahun atau sudah aktif berhubungan seksual disarankan untuk menjalani
pemeriksaan pap smear.Untuk wanita berusia 21–29 tahun, pemeriksaan
pap smear sebaiknya dilakukan secara rutin, yaitu setiap 3 atau 5 tahun
sekali. Sementara, bagi wanita berusia 30–65 tahun yang menjalani pap
smear sekaligus pemeriksaan HPV, dapat melakukan kedua pemeriksaan
tersebut secara rutin setiap 5 tahun sekali.

Wanita berusia 65 tahun ke atas umumnya tidak perlu melakukan


pemeriksaan pap smear, apabila hasil pemeriksaan pap smear sebelumnya
normal atau tidak memiliki keluhan yang patut dicurigai sebagai kanker
serviks, misalnya perdarahan vagina setelah menopause.Meski demikian,
seorang wanita mungkin akan dianjurkan untuk lebih sering menjaalani
pemeriksaan pap smear, jika dokter mendapati adanya kelainan pada
jaringan serviks memiliki kondisi medis tertentu, seperti imunodefisiensi
akibat HIV/AIDS atau efek samping kemoterapi.

Agar tercegah dari kanker serviks, Anda perlu menjalani perilaku seks
yang sehat dan aman, yakni dengan tidak berganti pasangan seksual dan
selalu mengenakan kondom saat berhubungan intim. Selain itu, Anda juga
perlu rutin melakukan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi dini
kanker serviks.Dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin
sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter, penyakit kanker serviks bisa
terdeteksi lebih dini dan ditangani segera. Semakin cepat kanker serviks
ditangani, semakin tinggi pula peluang kesembuhannya.

B. INSPEKSI VISUAL   ASAM ASETAT (IVA)

Inspeksi Visual   Asam Asetat ( IVA ) merupakan cara sederhana untuk


mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Secara umum, pemeriksaan IVA
dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat pada leher rahim pasien. Saat
pemeriksaan dilakukan , pasien pada kondisi litotomi di atas meja
ginekologi.Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat
mendeteksi lesi tingkat pra kanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 % dan

6
spesifitas sekitar 64-98 %. Sedangkan nilai prediksi positif dan nilai prediksi
negative masing-masing antara 10-20 % DAN 92-97 %. Pemeriksaan IVA
merupakan pemeriksaan skrining dari pap smear karena biasanya murah, praktis,
sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat serta dapat
dilaksanakan selain dokter ginekologi.

1) TUJUAN PEMERIKSAAN IVA


adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada
leher rahim.

2) JADWAL PEMERIKSAAN IVA


Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun.Kalau
fasilitas memungkinkan lakukan setiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun.Ideal
dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25 – 60
tahun.Di Indonesia anjuran untuk melakukan pemeriksaan  IVA bila : hasil
positif (+) adalah 1 tahun sekali dan, bila hasil negative (-) adalah 5 tahun
sekali.
3) SYARAT MENGIKUTI TEST IVA

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual


b. Tidak sedang datang bulan / haid
c. Tidak sedang hamil
d. Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan

4) TEMPAT PELAYANAN
IVA bisa dilakukan di temapt-tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pemeriksaan dan bisa melakukan pemeriksaan IVA
diantaranya : Dokter Obgyn, Dokter Umum, Bidan,  Perawat terlatih.

5) PERALATAN PEMERIKSAAN IVA


Peralatan yang harus disiapkan yaitu ruangan tertutup dan meja periksa
ginekologis, sumber cahaya yang cukup untuk melihat serviks, spekulum
vagina Asam asetat (3-5%) dan swab lidi kapas dan sarung tangan. Cara
pemeriksaan teknik IVA menggunakan spekulum untuk melihat serviks yang
telah dipulas dengan asam asetat 3-5% . Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat
warna bercak putih disebut : ACETO WHITE EPITELIUM. Tindak lanjut
IVA (+) Biopsi Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa kategori yang dapat
dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:

a. IVA negatif = Serviks normal.


b. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks)
c. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode
IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker
(dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ)
d. IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang sama berbahaya nya
dengan kanker payudara. Indonesia sendiri menempati posisi 3 terbesar dengan
jumlah penderita terbanyak.Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan
program deteksi dini (skrinning) dan pemberian vaksinasi. Adanya program deteksi
dini di negara maju, angka kejadian kanker serviks dapat menurun . Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan dengan Pap Smear (mengambil lendir serviks untuk
dilakukan pemeriksaan di laboratorium), kolposkopi (pemeriksaan yang dilakukan
dengan menggunakan teropong), biopsy (pemeriksaan dengan mengambil sedikit
jaringan serviks yang dicurigai), dan IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat)

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.rogelcancercenter.org/living-with-cancer/practical-matters/early-
detection-key-preventing-cervical-cancer

https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/detection-diagnosis-staging/cervical-
cancer-screening-guidelines.html

https://www.google.com/search?
q=kesimpulan+Deteksi+Dini+Kanker+Serviks+dengan+PAP+Smear+dan+iva&client
=firefox-b-d&hl=en-
US&biw=1280&bih=656&ei=0Z0LY8SeOaufseMPwI2m6AI&start=20&sa=N&ved
=2ahUKEwiEy5KHgOr5AhWrT2wGHcCGCS04ChDy0wN6BAgBEDs

Anda mungkin juga menyukai