O
L
E
H
Saya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala kekurangan d
alam pembuatan makalah ini dan saya akan sangat bangga apabila makalah yang saya susun i
ni mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa saya memohon m
aaf apabila makalah yang saya buat terdapat suatu kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermaanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan b
agi para pembaca.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja reward dan sanksi dalam profesi bidan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah
1.4.1 Manfaat khusus
Setelah mengetahui reward dan sanksi dalam profesi bidan, mahasiswa
memiliki acuan dalam melakukan segala tindakan dalam pelayanan
kebidanan.
1.4.2 Manfaat umum
Dengan adanya makalah ini semoga bidan – bidan mengetahui apa saja
reward dan sanksi dalam profesi bidan.
Bab 2
Pembahasan
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu
yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga. Bidan sebagai suatu
profesi tenaga kesehatan harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Karena inilah bidan memang sudah seharusnya mendapat penghargaan baik dari
pemerintah maupun masyarakat. Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak
hanya berupa imbalan jasa tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan atau hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki. Dengan adanya penghargaan seperti yang disebutkan diatas, akan
mendorong bidan untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai tenaga kesehatan untuk
masyarakat. Mereka juga akan lebih giat untuk mengasah dan mengembangkan
kemampuan dan potensi mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu standar
profesi bidan.
Menurut Gibson (1987) ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
seseorang termasuk bidan,antara lain:
a. Faktor individu : kemampuan,keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman,
tingkat sosial, dan demografi seseorang.
b. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi : struktur organisasi,besar pekerjaan, kepemimpinan, sistem
penghargaan.
Tujuan dari adanya sistem penghargaan antara lain :
a. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam
kelompok setinggi-tingginya.
b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan
hasil kerja melalui prestasi pribadi.
c. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya
tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunitas dua arah antara
pimpinan dan staf.
Dalam lingkup IBI, setiap anggota memiliki beberapa hak tertentu sesuai dengan
kedudukannya, yaitu:
Anggota Biasa
2.4 Sanksi
Tidak hanya memberikan penghargaan bagi bidan yang mampu melaksanakan
prakteknya sesuai kode etik dan standar profesi bidan, Setiap penyimpangan baik itu
disengaja atau tidak, akan tetap di audit oleh dewan audit khusus yang telah dibentuk
oleh organisasi bidan atau dinas kesehatan di kabupaten tersebut. Dan bila terbukti
melakukan pelanggaran atau penyimpangan maka bidan tersebut akan mendapat
sanksi yang tegas, supaya bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya. Sanksi adalah
imbalan negatif, imbalan yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan
oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik
dan hak/kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi. Bagi bidan yang
melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka
akan diberikan sanksi sesuai dengan Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Dalam organisasi profesi kebidanan
terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota
(MPA) yang memiliki tugas :
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan pengurus
pusat.
b. Melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala
c. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat.
d. Membentuk tim teknis sesuai kebutuhan, tugas dan tanggung jawabnya ditentukan
pengurus.
Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB
sementara, atau bisa juga berupa denda.
Penyimpangan yang dilakukan oleh bidan misalnya :
a. Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan
karena termasuk tindakan kriminal.
b. Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan premature,
bidan ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak boleh dilakukan, dan
harus dirujuk. Karena ini sudah bukan kewenangan bidan lagi, selain itu jika
dilakukan oleh bidan itu sendiri,persalinan akan membahayakan ibu dan bayi yang
dikandungnya.
2.4.1 Alur Sanksi Bidan
Malpraktek yang dilakukan oleh bidan dapat disebabkan oleh banyak
faktor, misalnya kelalaian, kurangnya pengetahuan, faktor ekonomi, rutinitas,dan
juga perubahan hubungan antara bidan dengan pasien. Untuk dapat mencegah
terjadinya malpraktek yang dilakukan oleh bidan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, misalnya dengan tidak memberikan jaminan atau garansi akan
keberhasilan usahanya, dalam melakukan tindakan harus ada informed consent,
mencatat semua tindakan kedalam rekam medik, dan lain-lain.
Untuk penyelesaian tindak pidana malpraktek yang dilakukan
oleh bidan yang telah masuk ke pengadilan, semua tergantung kepada
pertimbangan hakim yang menangani kasus tersebut untuk menentukan apakah
kasus yang ditanganinya termsuk kedalam malpraktek atau tidak. Atau apakah si
pelaku dapat dimintai pertanggung jawaban secara pidana atau tidak.
Melakukan malpraktek yuridis (melanggar hukum) berarti juga
melakukan malpraktek etik (melanggar kode etik). Sedangkan malpraktek etik
belum tentu merupakan malpraktek yuridis. Apabila seorang bidan melakukan
malpraktek etik atau melanggar kode etik. Maka penyelesaian atas hal tersebut
dilakukan oleh wadah profesi bidan yaitu IBI. Dan pemberian sanksi dilakukan
berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku didalam organisasi IBI tersebut.
Sedangkan apabila seorang bidan melakukan malpraktek yuridis dan dihadapkan
ke muka pengadilan. Maka IBI melalui MPA dan MPEB wajib melakukan
penilaian apakah bidan tersebut telah benar-benar melakukan kesalahan. Apabila
menurut penilaian MPA dan MPEB kesalahan atau kelalaian tersebut terjadi
bukan karena kesalahan atau kelalaian bidan, dan bidan tersebut telah melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi, maka IBI melalui MPA wajib
memberikan bantuan hukum kepada bidan tersebut dalam menghadapi tuntutan
atau gugatan di pengadilan
2.5.1 Yang dapat dilakukan dalam kode etika menuntun atau panduan untuk
disiplin profesi:
Menjaga kerahasiaan
Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan struktural dan fungsional.
· Jabatan struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi
· Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya
yang vital dalam kehidupan rmasyarakat dan Negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan
fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang memiliki jabatan fungsional berhak
mendapatkan tunjangan fungsional. Jabatan bidan merupakan jabatan fungsional
professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural. Jabatan
fungsional sebagai bidan bisa didapat melalui pendidikan berkelanjutan ,baik secara
formal maupun nonformal, yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan
professional bidan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana, pendidik,
pengelola, dan peneliti.
Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut bertugas,misalnya
di rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya. Karir ini dapat dicapai oleh bidan di
setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan,
kesempatan, dan kebijakan yang ada.
PERMENKES RI No.1464/MENKES/PER/X/2010
BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 20
1) Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan ke Puskesmas
wilayah tempat praktik.
3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) untu bidan yang
bekerja di fasilitas pelaynan kesehatan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatan yang memiliki tugas yang
berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu persalinan adalah salah satu
tugas berat bidan. Karena berhubungan dengan nyawa bayi dan ibunya. Jadi bidan
berhak dan berkewajiban untuk mendapat penghargaan.
Penghargaan bagi bidan adalah bentuk apresiasi yang diberikan kepada bidan tidak
hanya berupa imbalan jasa tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan atau hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki. Sedangkan sanksi bagi bidan adalah imbalan negatif, imbalan yang berupa
pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang
berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak/kewajiban
bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.
3.2 Saran
Mustika, Sofyan dkk. (2003). 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan.
Jakarta: PP IBI
http://www.waspada.co.id/index.php/templates/index.php?
option=com_content&view=article&id=58965:audit-maternal-
perinatal&catid=25:artikel&Itemid=44