Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Membuat Makalah Konsep Kebidanan


Tentang Model Asuhan Kebidanan, Peran dan Fungsi Bidan.
Dosen pengampu : Enny Fitriahadi, S.Si.T.,M.Kes

Disusun Oleh:
Nama : Siti Alfiah Puji Astuti
Nim : 2210101139

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ^AISYIYAH YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat serta hidayah-nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-nya serta segala
bentuk usaha, tugas mata Konsep Kebidanan yang membahas tentang Model Asuhan Kebidanan,
Peran dan Fungsi Bidan dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat serta dapat menambah
pengetahuan terkhusus bagi penulis dan bagi yang membaca makalah ini.

Yogyakarta, 14 Oktober 2022

Siti Alfiah Puji Astuti

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….. 1
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………... 3
2.1 Pengertian Bidan ………………………………………………………………….. 3
2.2 Pengertian Model Asuhan Bidan …………………………………………………. 3
2.3 Peran Bidan Dalam Melakukan Asuhan Kebidanan …………………………….... 5
2.4 Fungsi Bidan Dalam Melakukan Asuhan Kebidanan …………………………….. 6

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………... 7


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 7
3.2 Saran ……………………………………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bidan merupakan profesi yang sangat penting di dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Seringkali di dalam pelayanan muncul kasus-kasus kegawat daruratan, yang menuntut bidan
harus memaksimalkan fungsi dan perannya. Kasus kegawatdaruratan yang paling banyak muncul
perdarahan dan eklamsi, pada kasus kegawatdaruratan seperti ini diperlukan tindakan yang
mengharuskan seorang tenaga kesehatan khususnya bidan bertindak cepat dan tanggap. Masalah
kemudian muncul ketika tindakan yang diambil memiliki resiko yang cukup besar, sehingga
mengharuskan bidan untuk meminta persetujuan tindakan medis. Menurut Permenkes No
290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran, Pasal 4 ayat 1 serta
penjelasan pasal 45 UU praktik Kedokteran tindakan medis dapat di lakukan dokter kepada
pasien gawat darurat meski tanpa adanya informed consent. Tetapi tenaga kesehatan wajib untuk
meminta persetujuan Ketika Tindakan sudah selesai di lakukan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab secara akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan dan asuhan selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas secara berkesinambungan. Dalam menjalankan profesinya bidan
mempunyai peran dan fungsi yang diatur secara jelas pada standar asuhan kebidanan,meliputi
peran pelaksanaan, pengelola, pendidik dan peneliti. Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga
katagori tugas yaitu tugas mandiri, kolaborasi dan tugas ketergantungan, sebagai pendidik bidan
memiliki dua tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan
pembimbing kader. Sebagai pengelola memiliki dua tugas yaitu pengembangan pelayanan dasar
kesehatan dan tugas pertisipasi dalam tim, sebagai peneliti melakukan penelitian terapan dalam
bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan bidan?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan model asuhan kebidanan?
1.2.3 Apa saja peran bidan dalam melakukan asuhan kebidanan?
1.2.4 Apa saja fungsi bidan dalam asuhan kebidanan?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui pengertian bidan.
1.3.2 Mengetahui pengertian dari model asuhan bidan.
1.3.3 Mengetahui peran bidan dalam melakukan asuhan kebidanan.
1.3.4 Mengetahui fungsi bidan dalam asuhan kebidanan.

iv
1.4 MANFAAT
1.4.1 Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengertian dari bidan serta
pengertian dari model asuhan kebidanan.
1.4.2 Dapat menambah pengetahun dan wawasan tentang peran dan fungsi bidan dalam
Melakukan asuhan kebidanan.

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BIDAN
Pengertian bidan menurut ICM (International Confederation Of Midwives), bidan adalah
seorang yang telah mengikuti program Pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar (registrasi) dan memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan. Praktik bidan dilandasi oleh beberapa
peraturan, yaitu : KEPMENKES 900/2002. UU PRAKTIK KEDOKTERAN PASAL 73 AYAT
3. PERMENKES 1419/2005 (PASAL 14 DAN 15).
Bidan merupakan profesi yang sangat penting didalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Seringkali di dalam pelayanannya muncul kasus-kasus kagat darurat, yang menuntut bidan harus
memaksimalkan fungsi dan perannya. Bidan adalah salah satu profesi tertua sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik. Bidan sebagai pekerja professional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan
serta kode etik yang di milikinya.
Peran bidan sangat penting, karena bidan terjun langsung pada persoalan masyarakat
terkait dengam pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Bidan
memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek
pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat Bersama-
sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Berdasarkan hal tersebut program keluarga
berencana menjadi program yang sangat membantu meningkatkan kesehatan reproduksi
perempuan di Indonesia.
2.2 PENGERTIAN MODEL ASUHAN BIDAN
Asuhan kebidanan merupakan kegiatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien yang memiliki masalah atau kebutuhan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, dan keluarga berencana. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah
satu dari praktik kebidanan tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal ini
asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien
yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut menejemen kebidanan.

Model asuhan kebidanan perlu diperluas dengan penuh kreatifitas dan inovatif dalam rangka

vi
memperbarui asuhan-asuhan yang diberikan tanpa mengurangi nilai dari peraturan kewenangan
bidan itu sendiri Beberapa jenis asuhan kebidanan yang di berikan oleh bidan diantaranya:

1.Asuhan kebidanan kehamilan


Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Dewi dan Sunarsih 2012), ketidaknyamanan
sering buang air kecil yang dirasakan ibu hamil trimester 3 secara fisiologis disebabkan karena
ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, kondisi ini menyebabkan ibu susah tidur (insomnia).
Dampak gangguan pola tidur jika terjadi berkepanjangan selama kehamilan maka dikhawatirkan
terjadi pertumbuhan janin terhambat, dimana janin yang berkembang dirahim ibu membutuhkan
asupan nutrisi dan oksigen, namun aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen terganggu
karena insomnia, maka akan mengakibatkan bayi yang akan dilahirkan memiliki Berat Badan
Lahir Rendah(BBLR).
Keluhan tersebut dapat teratasi dengan memberikan beberapa metode, seperti
menentukan posisi yang baik dan nyaman saat tidur yaitu dengan posisi miring ke kiri, posisi ini
memungkinkan aliran darah tidak dapat menekan vena cava inferior dan nutrisi berjalan dengan
lancer, sehingga mampu memenuhu kebutuhan janin, sebaliknya apabila tidur menghadap ke
kanan dapat menghambat ogsigen dan nurtisi ke plasenta yang dapat membuat janin kekurangan
asupan penting.
Berdasarkan penelitian(Mardianti,2018) senam hamil dapat meningkatkan produksi
hemoglobin, gerakan pada senam hamil menyebabkan peredaran darah dalam tubuh akan
meningkat dan oksigen yang diangkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah banyak.
Gerakan senam hamil dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan perubahan tekanan
darah serta menyebabkan perubahan tekanan osmotic intramuskuler shingga mendorong air dari
kompartemen vaskuler ke ruang intersial sehingga volume plasma turun dan secara otomatis
menaikan kadar hemoglobin.
2.Asuhan Kebidanan Persalinan
Pada saat hamil ibu-ibu hamil diajarkan dan sangat dianjurkan rutin untuk melakukan
senan hamil, dimana senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu sehat untuk
mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan
dalam proses persalinan sehingga otot-otot akan terbentuk dan kuat dibandingkan dengan ibu
yang jarang ataupun tidak pernah mengikuti senam hamil. Serta metode penting untuk
mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik ibu hamil dan merupakan terapi Latihan
yang diberikan kepada ibu hamil dengan tujuan mencapai persalinan yang cepat, mudah dan
aman.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aulia,2010) menunjukan bahwa ibu hamil yang
melakukan senam hamil rutin durasi 30 menit terbukti menjalani persalinan yang lebih singkat
dan sedikit diberikan intervensi serta masa pemulihan cepat 0,419 dibandingkan dengan ibu
hamil yang frekuensi senam kurang .
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

vii
Asuhan utama pada bayi baru lahir adalah menjaga agar tubuh bayi tetap dalam keadaan
hangat, dengan cara keringkan bayi dan sisa-sisa air ketuban, dimulai dari kepala, seluruh badan
dan ektermitas bayi. Kemudian jepit tali pusar dengan menggunakan klem sekitar 2 cm dari
pusar bayi lalu dorong isi tali pusat dan jepit klem kedua sekitar 2-3 cm dari klem pertama,
kemudian potong tali pusat. Lanjut dengan IMD selama satu jam. Proses IMD dapat menurunkan
angka kematian ibu dan dapat menurunkan angka kematian bayi. Sentuhan skin to skin pada ibu
dapat menghangatkan bayi dan selama bayi merangkak mencari payudara dapat mempercepat
pengeluaran kolostrum sebagai sumber antibody bayi.
4. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Konseling KB
Kunjungan masa nifas dilakukan sebanyak 4 kali, jadwal kunjungan tersebuat adalah
dalam 6-8 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu(Marmi,2017). Selama melakukan kunjungan
edukasi pola pemenuhan nutrisi , istirahat, cara menyusui yang baik dan benar, perawatan
payudara, perawatan bayi baru lahir, tanda-tanda bahaya pada nifas dan memberikan konseling
tentang alat-alat kontrasepsi sesuai kebutuhan ibu. Hal ini sesuai dengan teori yang
dekemukakan oleh(Marmi,2017).
Pada saat kunjungan ke lima dianjurkan untuk melakukan senam nifas, dimana senam
nifas adalah Latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan setelah keadaan
tubuhnya pulih Kembali. Fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk
mempercepat penymbuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki
regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-oto bagian punggung, dasar
panggul, dan perut.
2.3 PERAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEBIDANAN
1. Peran sebagai pelaksana
Bidan sebagai pelaksana memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi, dan tugas rujukan. Tugas mandiri atau primer yaitu tugas yang menjadi tanggung
jawab bidan sesuai kewenangan. Tugas kolaborasi merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan
dari proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tugas rujukan atau ketergantungan yaitu menerapkan
manejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan keterlibatan
klien dan keluarga.
2. Bidan sebagai pengelola
Bidan sebagai pengelola memiliki dua tugas pelayanan dasar yaitu tugas pengembangan
pelayanan dasar dan tugas partisipasi dalam tim. Pengembangan pelayanan dasar kesehatan
bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat. Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi untuk melaksankan program
kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemamapuan dukun bayi, kader, dan tenaga
kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya.
3. Bidan sebagai pendidik

viii
Memiliki dua tugas yaitu sebagai pendidikdan penuluh kesehatan bagi klien serta pelatih
dan pembimbing kader. Langkah-langkah dalam memberika Pendidikan dan penyuluhan yaitu
mengkaji kebutuhan akan Pendidikan dan penuluhan kesehatan. MMenyusun rencana jangka
Panjang dan jangka pendek untuk penyuluhan. Menyiapkan alat. Melaksanakan program.
Mengevaluasi hasil. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
4. Bidan sebagai peneliti
Bertugas melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri maupun kelompok.
2.4 FUNGSI BIDAN DALAM ASUHAN KEBIDANAN
1. Fungsi pelaksana
>Melakukan bimbingan dan penyuluhan pada masa perkawinan.
>Melakukan asuhan kebidanan unruk proses kehamilan.
>Menolong kasus persalinan.
>Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
>Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
2. Fung pengelola
>Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan.
>Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan.
>Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
3. Fungsi pendidik
>Memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan kesehatan dan KB.
>Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai bidang.
4.Fungsi peneliti
>Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian.
>Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

ix
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Bidan merupakan profesi yang sangat penting didalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Seringkali di dalam pelayanannya muncul kasus-kasus kagat darurat, yang menuntut bidan harus
memaksimalkan fungsi dan perannya. Bidan adalah salah satu profesi tertua sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik. Asuhan kebidanan merupakan kegiatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien yang memiliki masalah atau kebutuhan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, dan keluarga berencana. Peran bidan dalam asuhan kebidanan ada 4 yaitu bidan sebagai
peksana, bidan sebagai pendidik, bidan sebagai peneliti dan bidan sebagai pengelola. Fungsi
bidan dalam asuhan kebidanan ada 4 yaitu fungsi pelaksana, fungsi pengelola, fungsi pendidik,
fungsi peneliti.
3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan lebih
fokus dan lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Penulis meminta untuk diberikan
sarannya agar penulis bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan.

x
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L. P., Prasida, D. W., & Wardhani, P. K. (2017, Desember). Peran dan Fungsi Bidan
Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Kegawatdaruratan Obstetri di Puskesmas.
Kebidanan, 101-120. Retrieved from http://www.journal.stikesub.ac.id
Kostania, G. (2020, Maret). Model Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan
Berkesinambungan dalam Praktik Kebidanan. Kebidanan, 1-13. Retrieved from
https://jurnalbidankestrad.com
Mahadewa, M. B., Hanadi, S., & Utami, N. A. (2021). Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana dalam Pelayanan. Kebidanan, 513-526.
Retrieved from http://journal.fh.unsoed.ac.id
Podungge, Y. (2020, Agustus). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Kebidanan, 2, 68-77.
Retrieved from https://ejurnal.ung.ac.id
Rodiyatun, Rahardjo, S., & Choirin, M. (2016, Desember). Development of Participative
Learning Models To Improve Achievement of Educators for Village Midwifes in
Bangkalan. Kebidanan, 9, 93-120. Retrieved from http://journal.poltekkesdepkes-
sby.ac.id
Sariningsih, O. (2020, September). Model Asuhan Kebidanan Pencegahan Dini Terintegrasi
Untuk Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak 3-5 Tahun. Kesehatan, Kebidanan, dan
Keperawatan, 14, 64-74. Retrieved from https://ejournal.uhb.ac.id

xi

Anda mungkin juga menyukai