Disusun Oleh :
ANA WIJAYANTI
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Midwifery model of care”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Surabaya Program Alih Jenjang
DIV Kebidanan Kampus Magetan. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Dwi Purwanti, S.Kp., M. Kes selaku Kaprodi DIV Kebidanan Kampus
Magetan
2. Nuryani, SSiT., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Kebidanan
3. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata
kuliah Konsep Kebidanan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i.
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................iii
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................3
Definisi Bidan................................................................................................................3
Pengertian Kebidanan....................................................................................................4
Pelayanan Kebidanan.....................................................................................................4
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................11
Kesimpulan..................................................................................................................11
Saran............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2.1 Apa definisi asuhan kebidanan?
1.2.2 Bagaimana Prosedur pemberian Asuhan kebidanan?
1.2.3 Apa sajakah wewenang dalam asuhan kebidanan?
1.2.4 Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada ibu bersalin?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2.3 Pelayanan Kebidanan
Menurut Kemenkes RI, 2019 Pelayanan Kebidanan adalah bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Bidan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
ditujukan khusus kepada perempuan, bayi dan anak. Pelayanan kebidanan
harus diberikan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu dan aman.
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai pemberi
pelayanan kebidanan, pengelola pelayanan kebidanan, penyuluh dan konselor
bagi klien, pendidik pembimbing dan fasilitator klinik, penggerak peran serta
masyarakat dan pemberdayaan perempuan, serta peneliti. Pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh bidan didasarkan pada pengetahuan dan
kompetensi di bidang ilmu kebidanan yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan klien.
Menurut Astuti dkk, 2016 Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, fokus kesehatan wanita siklus reproduksi, BBL dan
balita untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia SDM yang
berkualitas di masa depan. 3 pelayanan kebidanan yaitu:
2.3.1 Primer/Mandiri
Layanan kebidanan primer yang dilakukan oleh seorang bidan
yang sepenuhnya menjadi tangungjawab bidan.
2.3.2 Kolaborasi
Layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebaai salah satu urutan
dari sebuah proses kegiatan pelayanan. Misalnya: merawat ibu hamil
dengan komplikasi medik atau obstetric.
Tujuan pelayanan: berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan
berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing. Kemampuan untuk
berbagi tanggung jawab antara bidan dan dokter sangat penting agar
bisa saling menghormati, saling mempercayai dan menciptakan
komunikasi efektif antara kedua profesi.
4
2.3.3 Rujukan
Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang
dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan
ketempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal
maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lain. Layanan bidan yang
tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta
bayinya.
2.4 Asuhan Kebidanan
Menurut Kemenkes RI, 2019 Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan
yang didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu, bidan
berwenang untuk:
1. Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil;
2. Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
3. Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal
4. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
5. Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
nifas dan rujukan;
6. Melakukan deteksi dini kasus risik dan komplikasi pada masa kehamilan,
masa persalinan, pasca persalinan, masa nifas, serta asuhan
pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan
Sedangkan dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak,
bidan berwenang untuk:
1. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita dan anak
prasekolah
2. Memberikan imunisasi sesuai program pemerintan pusat
5
3. Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak
prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang
dan rujukan
4. Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
dilanjutkan dengan rujukan.
6
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan
masalah yang ditegakkan
b. Kriteria perencanaan
1) Rencana Tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, Tindakan segera, Tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga
3) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya,
klien/keluarga
4) Memilih Tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarrkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada
2.5.4 Implementasi
a. Definisi
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/pasien, dalam bentuk Upaya promotive, preventif, kuratif dan
rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b. Kriteria
1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-
sosialspiritual-klutural
2) Setiap Tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
dan atau keluarganya (informed consent)
3) Melaksanakan Tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap Tindakan
5) Menjaga privacy klien/pasien
6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
7
8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai
9) Melakukan Tindakan sesuai standar
10) Mencatat semua Tindakan yang telah dilakukan
2.5.5 Evaluasi
a. Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien
b. Kriteria evaluasi
1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
keluarga
3) Evalusai dilakukan sesuai dengan standar
4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi pasien
1. Pengkajian
Data Subjektif
Data Objektif
ƒ Perdarahan pervaginam
ƒ TFU
ƒ Kontraksi uterus: intensitasnya (kuat, sedang, lemah atau tidak ada) selama
15 menit pertama
2. Interpretasi Data
Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta kondisi normalnya
dan mengkaji adanya diagnosis masalah atau tidak. Contoh rumusan diagnosis.
Seorang P1A0 dalam pemeriksaan kala III normal. Masalah: pasien tidak
memberikan respon ketika diajak bekerja sama untuk meneran.
3. Diagnosis Potensial.
5. Perencanaan
ƒ Berikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan
(perineum).
diberikan. Data yang tertulis pada tahap ini merupakan data fokus untuk kala
berikutnya yang mencakup data subjektif dan objektif.
1) Antonia Uteri.
22
aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan
kebutuhan transfusi darah.Oksitosin mempunyai onset yang cepat, dan tidak
menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti preparat
ergometrin. Masa paruh oksitosin lebih cepat dari Ergometrin yaitu 5-15 menit.
Prostaglandin (Misoprostol) akhir-akhir ini digunakan sebagai pencegahan
perdarahan postpartum.
2) Retensio plasenta.
Retensio plasenta adalah plasenta masih berada didalam uterus selama lebih dari
setengah jam bayi lahir (Sarwono, 2010).
4) Robekan jalan lahir. Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir
lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut
berasal dari perlukaan jalan lahir.
5) Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
garis tengan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut
arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul
bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito
bregmatika. Luka perinium, dibagi atas 4 tingkatan:
1. Tingkat I: Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perineum
2. Tingkat II: Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea
23
transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani
3. Tingkat III: Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
6) Robekan Serviks.
Bibir serviks uteri merupakan jaringan yang mudah mengalami perlukaan saat
persalinan karena perlukaan itu portio vaginalis uteri pada seorang multipara
terbagi menjadi bibir depan dan belakang. Robekan serviks dapat menimbulkan
perdarahan banyak khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat terdapat
ramus desenden dari arateria uterina. Perlukaan ini dapat terjadi pada
persalinan normal tapi lebih sering terjadi pada persalinan dengan tindakan-
tindakan pada pembukaan persalinan belum lengkap. Selain itu penyebab lain
robekan serviks adalah persalinan presipitatus. Pada partus ini kontraksi rahim
kuat dan sering didorong keluar dan pembukaan belum lengkap. Diagnose
perlukaan serviks dilakukan dengan speculum bibir serviks dapat di jepit
dengan cunam atromatik. Kemudian diperiksa secara cermat sifat-sifat robekan
tersebut. Bila ditemukan robekan serviks yang memanjang, maka luka dijahit
dari ujung yang paling atas, terus ke bawah. Pada perlukaan serviks yang
berbentuk melingkar, diperiksa dahulu apakah sebagian besar dari serviks
sudah lepas atau tidak. Jika belum lepas, bagian yang belum lepas itu dipotong
dari serviks, jika yang lepas hanya sebagian kecil saja itu dijahit lagi pada
serviks. Perlukaan dirawat untuk menghentikan perdarahan.
7) Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam cavum
uteri, dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini biasanya disebabkan
pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim
belum berkontraksi dengan baik. Inversio uteri memberikan rasa sakit yang
dapat menimbulkan keadaan syok. Pada inversio uteri, uterus terputar balik,
sehingga fundus uteri terdapat dalam vagina dengan selaput lendirnya sebelah
luar Uterus dikatakan inversi jika uterus terbalik selama pelahiran plasenta.
Reposisi uterus harus dilakukan segera. Semakin lama cincin konstriksi di
24
sekitar uterus yang inversi semakin kaku dan uterus lebih membengkak karena
terisi darah. (Yulizawati, SST., M.Keb w Aldina Ayunda Insani, S.Keb Bd.,
M.Keb,2019)
25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan adalah suatu profesi yang sudah diakui secara nasional dan
international oleh para praktisi di berbagai belahan dunia. Kebidanan
merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi
disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan, meliputi ilmu kedokteran,
ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada
ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, postpartum, bayi baru lahir.
Pelayanan Kebidanan adalah bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh Bidan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Asuhan kebidanan adalah
rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Bidan melakukan
asuhan kebidanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan meliputi
pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan
pencatatan asuhan kebidanan.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tentunya kami akan selalu terus
memperbaiki makalah kami baik dari segi penulisan dan sumber materi yang
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.
26
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan: Konsep Kebidanan dan
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan . Kemenkes RI.
Septina, Y. (2020). Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan II. Bogor : Lindan Bestari.
https://id.scribd.com/document/435512682/Makalah-Konsep-Kebidanan-Konsep-
Kebidanan-Sebagai-Dasar-Dalam-Praktik-Kebidanan
Rr. Sri Nuriaty1, Fika Aulia, Mirawati2, (2019). Asuhan Kebidanan “Partnership
care” Dalam Proses Persalinan Di Praktek Mandiri Bidan Kota
Banjarmasin. Banjarmasin: Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Yulizawati, SST., M.Keb w Aldina Ayunda Insani, S.Keb Bd., M.Keb Lusiana El
Sinta B, SST., M.Keb w Feni Andriani, S.Keb Bd., M.Keb. (2019). Buku
Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka
27
28