Anda di halaman 1dari 10

i

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN ( CONTINUITY OF CARE )

PARTNERSHIP BIDAN DALAM KASUHAN KEBIDANAN

Dosen Mata Kuliah : Faridah Hariyani, M. Keb

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan

( Continuity Of Care ) Dalam Komunitas

Oleh :

Eka Lily Mayasari, A. Md. Keb


Hastatiarni, A. Md. Keb
Miki Nur Aslamiyah, A. Md. Keb
Ofrida To, A. Md. Keb
Siti Rubiah, A. Md. Keb
Wiwin Andriani, A. Md. Keb
Wiwit Purbaningsih, A. Md. Keb
Wiwin Ariyani, A. Md. Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022

i
ii

KATA PENGANTAR

Alhmadulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan hidayah-Nya kami dapat meneyelesaikan makalah ini.

Dalam menyusun makalah ini kami tidak dapat lepas ddari kesalahan namun berkat

dorongan, didikan dan bimbingan dari semua pihak, maka kami dapat menyeselesaikan makalah

ini. Untuk itu kami sebagai penyusu mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity of Care) dan terima kasih kepada teman – teman

yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk

penyempurnaan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Bulungan, 07 September 2022

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……….. …………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1

1.1. LATAR BELAKANG …………………………………….. 1


1.2. RUMUSAN MASLAH …………………………………….. 1
1.3. TUJUAN …………………………………………………… 2
1.4. MANFAAT ………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 3

2.1. PENGERTIAN …………………………………………… 3


2.1.1. BIDAN ……………………………………………... 3
2.1.2. KEBIDANAN ……………………………………… 3
2.1.3. ASUHAN KEBIDANAN ………………………….. 3
2.2. PARTNERSHIP …………………………………………… 4
2.3. PRINSIP MODEL ASUHAN KEMITRAAN KEBIDANAN 4
2.4. PARTNERSHIP DALAM ASUHAN KEBIDANAN ……. 4

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN …………………………………………… 6

3.2. SARAN …………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… iv

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH), dan berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, Angka Kematian Bayi (AKB) 24/1000 KH, adapun
target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 adalah AKI mencapai
70/100.000 KH, sedangkan AKB 12/1000 KH. Bidan sebagai salah satu profesi tertua di
dunia memiliki peran sangat penting dan strategis dalam - 5 - penurunan AKI dan AKB serta
penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas, melalui pelayanan kebidanan yang
bermutu dan berkesinambungan, (Kepmenkes RI, 2020)
Standar Kompetensi Bidan dan ruang lingkup praktik kebidanan yang tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Bidan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. Standar tersebut disusun berdasarkan body of knowledge,
falsafah dan paradigma pelayanan kebidanan serta pola hubungan kemitraan (partnership)
Bidan dan perempuan yang berfokus pada kebutuhan perempuan (Kepmenkes RI, 2020)
Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko sosial Kultural dan spiritual yang utuh dan
unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Setiap perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan
serta harapan (sofie, 2011)
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan keluarganya
melalui pendidikan dan konseling dalam membuat keputusan perempuan mempunyai hak
untuk memilih dan memutuskan tentang siapa yang memberi asuhan dan dimana tempat
pemberian asuhan. Sehingga perempuan perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk
memperoleh pendididkan dan informasi dalam menjalankan tugasnya ( Hidayat, dkk, 2009)
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada
masyarakat khususnya perempuan, bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung
jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan bayi,. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pad ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantauan lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan (Kurnia, 2009)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Bidan, Kebidanan, Asuhan dan Kebidanan?
2. Apakah pengertian Partnership?
3. Prinsip apa saja yang mendasari Model Asuhan Kemitraan Kebidanan
4. Apa saja Partnership Dalam Asuhan Kebidanan

1
2

1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Bidan, Kebidanan, Asuhan dan Kebidanan?
2. Dapat mengetahui pengertian Partnership?
3. Dapat menyebutkan Prinsip apa saja yang mendasari Model Asuhan Kemitraan
Kebidanan
4. Dapat menyebutkan apa saja Partnership Dalam Asuhan Kebidanan

1.4. Manfaat
1. Diharapkan makalah ini menjadi referensi bacaan untuk menambah pengethuan
mengenai partnership bidan dengan wanita dala pelayanan kebidanan.
2. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi baru sebagai sarana
pendukung untuk memperluas wawasan khususnya di bidang kebidanan.
3. Diharapkan Tenaga Kesehatan khususnya Bidan dapat meningkatkan kinerja dan
tanggung jawab sebagai pendamping perempuan dan memberikan asuhan yang secara
integral sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

2.1.1. Bidan

Menurut ICM dan FIGO Istilah Bidan berasal dari kata “Widwan” berasal dari
Bahasa Sanksekerta yang berarti “Cakap” (Klinkert, 1892). Dalam Bahasa Inggris
“Midwife” berarti with woman as birth, the renewal of life continues through the ages.
“With Woman” maksudnya adalah pada saat mendampingi perempuan selama proses
persalinan dan pada saat memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan harus mempunyai
rasa empati, keterbukaan, menumbuhkan rasa saling percaya (trust), bidan harus mengetahui
pikiran dan perasaan serta proses yang dialami ibu dan keluarganya.

MenurutInternational Confederation of Midwives (ICM) dan International Federation


of International Gynecologist and Obstetrian (FIGO) definisi bidan, sebagai berikut “A
midwife is a person who, having been regulary admitted to a midwifery educational program
fully recognized in the country in which it is located, has succesfully completed the
prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualification to be
registered and or legally licensed to practice midwifery” (Bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan
diberi ijin untuk melaksanakan praktik kebidanan di negara itu). Pengakuan bidan dan
praktiknya diakui secara internasional pada pertemuan di Kobe tahun 1990.

Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia ditempatkan dan
telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftar
disahkan dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.

Definisi Bidan pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1 ayat 1.


Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.2. Kebidanan

Definisi Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa


berbagai disiplin Ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi
ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan
masyarakat, dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dari masa
pra konsepsi, masa hamil, ibu bersalin / post partum, bayi baru lahir. Pelayanan tersebut
meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan
pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

2.1.3. Asuhan Kebidanan

Dalam buku Theory for Midwifery Practice (Bryar, R(2006) mengatakan bahwa 'Midwifery
care is a balance between givingcare and affirming the woman's ability to care for herself
(Bennett andBrown, 1993, p. 5).”Asuhan kebidanan adalah keseimbangan antara memberi,
merawat dan menegaskan kemampuan wanita untuk merawat dirinya sendiri (Bennett
andCoklat, 1993, hal. 5).

3
4

2.1.4. Partnership

Partnership menurut terjemahan google adalah kemitraan, persekutuan, perseroan,


perkongsian, kongsi, perekanan. Dalam buku Teks Mylesuntuk Bidan (Bennett dan Brown,
1993) menekankan kemandirianpraktik bidan dan kemitraan (partnership) antara bidan
danwanita yang melahirkan anak. Dalam buku tersebut juga menggabarkan bidan
berdasarkan definisi Konfederasi Bidan International dan menjadi referensi bidan dalam
memberikan asuhan kepada wanita atau perempuan yang mengalamai kehamilan normal,
bekerja secara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, mendapatkan ilmu baru dari
penelitian yang terbaru, hukum dalam kebidanan serta standar etika dalam memberikan dan
mengelola asuhan kebidanan. (Theory for Midwifery Practice (Bryar, R(2006))

2.2. Prinsip Model Asuhan Kemitraan Kebidanan


Model of care the midwifery patnership didasarkan pada prinsip midwifery care berikut ini:
1. Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa, fisik,dan
lingkungan kultur sosial.
2. Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yg bersalin dapat ditolong tanpa adanya
intevensi.
3. Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami.
4. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan seni dan ilmu pengetahuan.
5. Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood.
6. Woman centered dan bertukar pikiran antara wanita.
7. Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab untuk suatu pengambilan suatu
keputusan.
8. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik individu

2.3. Partnership Dalam Asuhan Kebidanan


Ada 4 partnership dalam asuhan kebidanan yaitu :
1. Woman Centred Care
Woman Centred Care merupakan wanita istilah yang menggambarkan kesehatan yang
menghormati nila-nilai, budaya, pilihan dan proferensi wanita dan keluarganya, dalam
konteks mempromosikan hasil kesehatan yang optimal. Asuhan kebidanan diberikan
dengan cara yang fleksibel, kreatif,memberdayakan danmendukung. Dalam buku
Theory for Midwifery Practice(Bryar, R(2006) menuliskan bahwaMidwifery care takes
place in partnership with women, dimana“Asuhan kebidanan berlangsung dalam
kemitraan (Partnership) dengan wanita.” Orem (Methven, 1986a, hlm. 15) juga
menggambarkan bahwa peran bidan sudah terkonsep membantu ibu dalam kehamilan
normal, persalinan dan nifas serta ibu akan dijadikan partnership care. Dalam model ini
menurut Bryar, R (2006) promosi kesehatan termasuk dalam konsep dari asuhan
kebidanan adalah manusia, kesehatan, lingkungan, dan pelayanan. (Theory for
Midwifery Practice (Bryar, R(2006))

2.  Empowerment Woman ( Pemberdayaan Perempuan)

4
5

Empowerment Woman ( Pemberdayaan Perempuan) merupakan usaha sistematis dan


terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat.
3. Primary Health Care ( Pelayanan Utama )
Primary Health Care ( Pelayanan Utama ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarka kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
dalam masyarakat. PHC ditujukan untuk mengatasi masalah utama kesehatan
masyarakat dengan upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
4. Trush ( Kepercayaan )
Melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan
bahwa mitranya akan memebrikan apa yang diharapkan dan suatu harapan yang
umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat
dipercaya ( Barnes, 2003 :148) http://bppsdmk.kemkes.go.id

5
6

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1.1. Asuhan kebidanan adalah keseimbangan antara memberi, merawat dan menegaskan
kemampuan wanita untuk merawat dirinya sendiri (Bennett andCoklat, 1993, hal. 5).
buku Theory for Midwifery Practice (Bryar, R(2006)
1.2. Partnership menurut terjemahan google adalah kemitraan, persekutuan, perseroan,
perkongsian, kongsi, perekanan.
1.3. Dalam buku Teks Myles untuk Bidan (Bennett dan Brown, 1993) menekankan
kemandirian praktik bidan dan kemitraan (partnership) antara bidan dan wanita yang
melahirkan anak.
1.4. Selanjutnya Myles juga menggabarkan bidan berdasarkan definisi Konfederasi
Bidan International dan menjadi referensi bidan dalam memberikan asuhan kepada
wanita atau perempuan yang mengalamai kehamilan normal, bekerja secara
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, mendapatkan ilmu baru dari
penelitian yang terbaru, hukum dalam kebidanan serta standar etika dalam
memberikan dan mengelola asuhan kebidanan. (Theory for Midwifery Practice
(Bryar, R(2006))
1.5. Ada 4 partnership dalam asuhan kebidanan yaitu Woman Centred Care,
Empowerment Woman ( Pemberdayaan Perempuan), Primary Health Care
( Pelayanan Utama ) dan Trush ( Kepercayaan )

2. Saran
1.1. Bagi Mahasiswa Diharapkan makalah ini menjadi referensi bacaan untuk
menambah pengethuan mengenai partnership bidan dengan wanita dala pelayanan
kebidanan. 
1.2. Bagi Masyarakat Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi baru
sebagai sarana pendukung untuk memperluas wawasan khususnya di bidang
kebidanan. 
1.3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan Tenaga Kesehatan khususnya Bidan dapat
meningkatkan kinerja dan tanggung jawab sebagai pendamping perempuan dan
memberikan asuhan yang secara integral sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
yang dimiliki.

6
iv

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, E.W (2016). Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan.Pusdik SDM
Kes BPPSDMKes, Jakarta Selatan.

Bryar, R (1995).Theory For Midwifery Practice. Ed 1.Macmillan, Houndmillo

https://www.academia.edu/36686696/
Penerapan_Partnership_Dalam_Pelayanan_Kebidanan.pdf?show_app_store-popup=true ,
diakses tanggal 07 September 2022, Jam 13.30 wita, oleh Andariah Ningsih, 2015)

http://obstetriginekologi.com/artikel/
latar+belakang+peranan+bidan+dalam+sistem+kesehatan+nasional.html[akses: 07 September
2022 jam 23.00 Wita]Sofie, 2011

iv

Anda mungkin juga menyukai