Disusun oleh :
KELOMPOK 2
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Standar Pertolongan Persalinan
dan Standar Praktik Bidan Pada Kesehatan Anak". Pengantar mengenai Standar
Pertolongan Persalinan (SPP) dan Standar Praktik Bidan pada Kesehatan Anak
sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
anak di Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih pada Ibu Susanti, ST.,M.Keb selaku
dosen pengampu mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan yang telah memberikan
tugas makalah ini. Semoga dengan adanya tugas ini, dapat menambah wawasan
terkait standar pertolongan persalinan dan stadar praktik bidan pada kesehatan
anak dan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya SPP dan Standar Praktik
Bidan pada Kesehatan Anak dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
Indonesia. Semoga ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para tenaga
kesehatan, khususnya bidan, untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang mereka berikan kepada masyarakat.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, namun semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengentahuan.
Cilacap, 15 Mei 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian Standar Pertolongan Persalinan...............................................3
2.2 Macam-Macam Standar Pertolongan Persalinan......................................4
2.2.1 Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I.................................................4
2.2.2 Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman.......................................5
2.2.3 Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III....................5
2.2.4 Standar 12 : Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomy........................................................................................................6
2.3 Pengertian Standar Praktik Bidan Pada Kesehatan Anak.........................6
2.4 Macam-Macam Standar Praktik Bidan Pada Kesehatan Anak.................7
2.4.1 Standar Asuhan Segera BBL..............................................................7
2.4.2 Standar Asuhan Neonatus..................................................................9
2.4.3 Standar Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap.................................10
2.4.4 Standar Pemantauan Tumbang Bayi, Anak Balita, dan Anak
Prasekolah.......................................................................................................13
2.4.5 Standar Manajemen BBLR..............................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa pengertian standar praktik bidan pada kesehatan anak ?
4. Apa saja macam-macam standar praktik bidan pada kesehatan anak ?
I.3 Tujuan
1. Membantu mahasiswa memahami tentang pengertian standar pertolongan
persalinan dan standar praktik bidan pada kesehatan anak.
2. Mengetahui macam-macam standar pertolongan persalinan dan standar praktik
bidan pada kesehatan anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007: 100).
4
II.2.2 Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih
dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaann terhadap hak pribadi ibu serta
memperhatikan tradisi setempat disamping itu ibu diijinkan untuk memilih siapa
yang akan mendampinginya saat persalinan.
Tujuan:
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
Pernyataan standar:
Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan benar
untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
Persyaratan:
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih
dan aman.
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril.
4. Perlengkapan alat yang cukup.
Hasil yang diharapkan yaitu persalinan dapat berlangsung bersih dan aman.
Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada bidan. Meningkatnya jumlah
persalinan yang ditolong oleh bidan. Menurunnya angka sepsis puerperalis.
5
II.2.4 Standar 12 : Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomy
Tujuan :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat
janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan
segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan,
diikuti dengan penjahitan perineum.
Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kejadian asfiksia neonnaturum berat.
Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua.
6
12. Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan di luar
rumah serta upaya pencegahannya.
13. Kegawatdaruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
b. Keterampilan dasar
1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan
anak balita.
2. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pencegahan bahaya-
bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia.
3. Melaksanakan pemberian imunisasi pada bayi dan anak.
4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang
terfokus pada gejala.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus.
6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.
7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk.
8. Menjelaskan pada orangtua tentang tindakan dilakukan.
9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pada bayi sesuai dengan standar
yang berlaku.
10. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pemeliharaan bayi dan
anak.
11. Melaksanakan penilaian status nutrisi pada bayi dan anak.
12. Melaksanakan tindakan, kolaborasi atau merujuk secara tepat sesuai
keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera dan kecelakaan.
13. Mendokumentasikan temuan-temuan dari intervensi yang dilakukan
7
menunggu nilai apgar, langsung melakukan 4 penilaian awal. Sementara untuk
menit pertama dan kelima menurut Fraser dan Cooper (2009) menggunakan nilai
APGAR. Dari hasil pemeriksaan Apgar, dapat diberikan penilaian kondisi bayi
baru lahir dengan nilai 7-10 tergolong normal, nilai 4 tergolong asfiksia sedang-
ringan, dan nilai 0-3 tergolong asfiksia berat (Prawiroharjo,
2010).
Asuhan yang diberikan kepada bayi baru lahir sebagai berikut :
1. Pencegahan Kehilangan Panas
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat (Prawiroharjo, 2010).
2. Pembersihan Jalan Napas
Saat kepala bayi dilahirkan, sekresi lendir yang berlebih dari mulut dapat
dibersihkan dengan lembut. Namun, hindari menyentuh lubang hidung karena
dapat merangsang reflek inhalasi debris di trakea (Fraser dan Cooper, 2009).
3. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Dalam memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan
baik untuk mencegah terjadinya perdarahan. Yang terpenting dalam perawatan
tali pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih (Prawiroharjo,
2010).
4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian Nutrisi
Segera setelah dilahirkan bayi diletakkan di dada atau perut atas ibu selama
paling sedikit 1 jam untuk memberi kesempatan pada bayi mencari dan
menemukan puting ibunya. Manfaat IMD adalah membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh, menjaga kolonisasi kuman yang
aman, dan mencegah infeksi nosokomial (Prawiroharjo, 2010).
5. Identifikasi
Bayi baru lahir diberikan sebuah alat pengenal yang efektif dan tetap
ditempatnya sampai waktu dipulangkan untuk meminimalkan tertukarnya bayi
dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit,
nama lengkap ibu (Prawiroharjo, 2010).
6. Injeksi Vitamin K
8
Menurut Prawiroharjo (2010), pemberian vitamin K dapat menurunkan
insiden kejadian perdarahan. Untuk mencegah perdarahan tersebut, semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1
mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi berisiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
7. Pemberian Salep Mata
Menurut Prawiroharjo (2010), pemberian antibiotik profilaksis pada mata
dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering
digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata eritromisin, dan salep
mata tetrasiklin.
8. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif berarti bahawa bayi hanya mengkonsumsi ASI. Tujuan
kesehatan masyarakat seperti yang tertulis pada Tujuan ke 16-
19 Health People 2010, dan kebijakan orgaisasi professional kesehatan
mendorong ASI eksklusif selama sekitar 6 bulan pertama (Cadwell dan Cindy,
2011).
9
Asuhan pada bayi normal :
Tindakan Keterangan
10
Diberikan empat kali, yaitu 24 jam setelah bayi lahir, kemudian di usia 2,
3, dan 4 bulan. Vaksin booster akan diberikan ketika bayi berusia 18
bulan.
b. DPT
Diberikan sebanyak tiga kali, yaitu di usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin
booster akan diberikan dua kali pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun.
c. BCG
Hanya diberikan satu kali pada usia 0–1 bulan.
d. HiB
Diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster
akan diberikan satu kali saat usia 18 bulan.
e. Polio
Vaksin polio oral diberikan ketika bayi lahir sampai berusia 1 bulan.
Sementara itu, vaksin polio suntik setidaknya perlu diberikan 2 kali
sebelum anak berusia 1 tahun. Kemudian, pemberian vaksin polio oral
maupun suntikan juga akan dilakukan secara berulang setiap bulan, yaitu
usia 2, 3, dan 4 bulan.
f. PCV (pneumokokus)
Pemberian vaksin PCV dilakukan sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6
bulan. Vaksin booster akan diberikan saat usia 12–15 bulan.
g. Rotavirus
Rotavirus jenis monovalen akan diberikan sebanyak dua kali. Dosis
pertama pada usia 6 minggu dan dosis kedua diberikan 4 minggu
setelahnya, atau maksimal usia bayi 24 minggu. Sementara itu, Rotavirus
jenis pentavalen akan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 6–12
minggu, kemudian dosis kedua dan ketiganya diberikan 4–10 minggu
setelahnya. Imunisasi ini harus selesai saat anak berusia 32 minggu.
2. Usia 6–12 Bulan
Kemudian, ketika anak sudah mencapai usia 6–12 bulan, beberapa imunisasi
yang wajib diberikan adalah:
a. Influenza
Imunisasi ini akan diberikan kepada anak saat berusia 6 bulan, dilanjutkan
dengan pemberian setahun sekali ketika memasuki usia 18 bulan hingga
18 tahun.
11
b. Japanese Encephalitis (JE)
JE diberikan satu kali ketika anak berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan
booster saat anak berusia 2–3 tahun.
c. MMR
Vaksinasi ini diberikan ketika anak memasuki usia 9 bulan, lalu
dilanjutkan booster saat usia 18 bulan atau ketika memasuki usia 5–7
tahun.
3. Usia 12–24 Bulan
Ketika memasuki usia satu tahun, sejumlah imunisasi yang tak kalah penting
dan perlu diberikan kepada anak di antaranya:
a. Hepatitis A
Diberikan sebanyak dua kali dimulai pada usia 12 bulan dan dilanjutkan
dengan interval 6–12 bulan setelah dosis pertama.
b. Varisela
Pemerian varisela dilakukan dua kali ketika anak berusia 12–18 bulan
dengan jarak untuk dosis keduanya adalah 6 minggu sampai 3 bulan.
4. Usia 2–18 Tahun
Sementara itu, jadwal imunisasi untuk anak usia 2–18 tahun adalah sebagai
berikut:
a. Tifoid
Diberikan sekali pada usia 2 tahun, lalu diberikan ulang setiap 3 tahun
sekali sejak usia 5–18 tahun.
b. Dengue
Diberikan sebanyak tiga kali dalam rentang usia 9–16 tahun, dengan
masing-masing dosisnya berjarak 6 bulan.
c. HPV
Diberikan kepada anak perempuan dua kali dalam rentang usia 9–14 tahun
dengan arak 6–15 bulan setiap dosis.
12
Rotavirus, untuk menghindari penyakit yang berhubungan dengan
gangguan pencernaan.
PCV, untuk mencegah infeksi bakteri penyebab pneumonia
II.4.4 Standar Pemantauan Tumbang Bayi, Anak Balita, dan Anak
Prasekolah
Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, neonatus,
periode bayi, pra sekolah, pra remaja dan remaja.
a. Masa prenatal
Masa pranatal terdiri dari masa embrio dan fetus. Pada fase embrio
pertumbuhan dimulai 8 minggu pertama dengan terjadi defensiasi yang cepat
dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu
kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm
dan ekstoderm, pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa
ini sampai umur tujuh minggu belum tampak terjadi gerakan yang menonjol
hanya denyut jantung janin sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu.
Masa fetus terjadi antara minggu ke-12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi
organ yaitu bertambah panjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan
penambahan jaringan subcutan dan jaringan otot.
b. Masa neonatus (0 28 hari)
Pada masa neonatus (0) 28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan
perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang
baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ
tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari akrivitas pernapasan
yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50
x/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160x/menit dengan ukuran
jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas
bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organ-
organ tubuh lainnya.
c. Waktu Bayi (28 hari - 1 tahun)
d. Waktu anak-anak (1-3 tahun)
e. Waktu pra sekolah (3-5 tahun)
f. Waktu sekolah (5-12 tahun)
g. Masa remaja (12 18/20 tahun)
Berat badan lahir rendah adalah kondisi bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram atau 2,5 kg. Kondisi ini kerap dialami oleh bayi kembar
atau bayi yang lahir secara prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu). Bayi
dengan berat badan lahir rendah tetap bisa tumbuh sehat. Namun, tak menutup
13
kemungkinan juga mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti sulit
menaikkan berat badan, sulit menyusu, dan rentan terkena infeksi.
Penyebab BBLR :
Menderita infeksi selama kehamilan.
Pernah melahirkan bayi dengan kondisi serupa pada kehamilan sebelumnya.
Mengandung bayi kembar sehingga ruang di dalam rahim tidak optimal untuk
tumbuh kembang bayi.
Mengalami komplikasi kehamilan, terlebih yang berpengaruh terhadap
plasenta.
Mengalami malnutrisi.
Mengonsumsi NAPZA atau minuman beralkohol.
Menderita masalah kesehatan mental, seperti gangguan cemas atau depresi.
Merokok ketika hamil atau berada di lingkungan yang banyak asap rokok.
Faktor BBLR :
Kondisi kesehatan ibu.
Status gizi ibu sebelum hamil.
Berat badan ibu saat hamil.
Usia ibu saat hamil.
Terdapat beberapa kelompok berat badan bayi yang dikatakan sebagai BBLR.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut adalah pengelompokan
bayi berdasarkan berat badan di bawah normal:
Berat badan bayi 1500–2499 gram disebut sebagai berat badan lahir rendah
(BBLR).
Berat badan bayi antara 1000–1499 gram disebut sebagai berat badan lahir
sangat rendah (BBLSR).
Berat badan bayi kurang dari 1000 gram disebut sebagai berat badan lahir
amat sangat rendah (BBLASR).
Diagnosisi BBLR selama kehamilan :
Pertambahan berat badan ibu
Mengukur tinggi fundus
Usg
Perawatan setelah kehamilan :
Sebagian besar bayi dengan BBLR memerlukan perawatan di rumah sakit.
Di mana, penanganan yang diberikan akan disesuaikan dengan gejala, usia
kehamilan, tingkat keparahan, dan kondisi bayi secara menyeluruh. Apabila
mengalami komplikasi, seperti paru-paru yang belum sempurna atau gangguan di
usus, bayi akan dipindahkan ke ruang intensif neonatal (NICU).
Bayi diperbolehkan pulang ketika berat badannya sudah bertambah sesuai
target atau komplikasi yang dialami sudah bisa diatasi, ibu juga sudah bisa
memberikan ASI eksklusif secara normal. Pemberian ASI secara optimal dapat
membantu pertumbuhan, daya tahan tubuh, serta peningkatan berat badan bayi.
Cara mencegah BBLR
Mengelola stres.
14
Mengonsumsi makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
Menjaga kebersihan organ intim selama hamil.
Menghindari konsumsi minuman beralkohol, merokok, hingga menggunakan
narkoba.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Terdapat 4 Standar Pertolongan Persalinan
Standar 9 : asuhan persalinan kala I yaitu bidan menilai secara tepat bahwa
persalinan sudah mulai kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang
memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
Standar 10: Persalinan Kala Dua yang Aman yaitu bidan dipanggil jika ibu
sudah mulai mulas/ ketuban pecah. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam
menolong persalinan secara bersih dan aman. Tersedianya alat untuk
pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril. Perlengkapan alat
yang cukup.
Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III yaitu bidan
melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
Standar 12: Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomy
yaitu bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II
yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk
memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun). Bidan harus memiliki pengetahuan
dasar dan keterampilan dasar.
Standar praktek bidan pada kesehatan anak ada 5 standar :
a. Standar asuhan segera BBL
b. Standar asuhan neonatus
c. Standar pemberian imunisasi dasar lengkap
d. Standar pemantauan tumbang bayi, anak balita dan anak prasekolah
e. Standar manajemen BBLR
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Islah,/ Pemantauan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah,/
https://www.academia.edu/16465997/Pemantauan_Tumbuh_Kembang_Neonatus
_Bayi_Balita_dan_Anak_Pra_Sekolah, Diakses pada tanggal 16 Mei 2023.
Editor Medis Siloam Hospitals,/ Jadwal Imunisasi Dasar,/
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/jadwal-imunisasi-
dasar-lengkap, Diakses pada tanggal 16 Mei 2023.
Modul 2,/ Konsep Kebidanan 2019,/
http://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/1780/1/Modul%202.pdf,/ Diakses pada
tanggal 16 Mei 2023.
Pabeta Marwati Athi,/ 24 Standar Pelayanan Kebidanan,
/https://www.scribd.com/document/419574678/24-Standar-Pelayanan-
Kebidanan#, Diakses pada tanggal 16 Mei 2023.
Rosni Atikah,/ Makalah Standar Persalinan,/
https://id.scribd.com/document/238615461/Makalah-Standar-Persalinan#, Diakses
pada tanggal 16 Mei 2023.
17