Dosen Pengampu:
Rif’atun Nisa, M.Tr.Keb
Kelompok 5
Nama Anggota Kelompok:
1. Meisi Savitri NIM: 287108011436
2. Putri Permata Sari NIM: 287108011445
3. Rantrika Meileni NIM: 287108011446
4. Sirotul Janah NIM: 287108011450
5. Siska Meilinda NIM: 287108011451
Tingkat: II B
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi bidan memiliki peran sangat penting dan strategis dalam upaya
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan
juga dalam upaya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas,
melalui pelayanan kebidanan yang bermutu dan berkesinambungan.
Pelayanan kebidanan yang dapat menciptakan kepuasan pasien harus
dilakukan secara holistik, maksudnya disini setiap bidan harus menganut suatu
keyakinan dan memiliki filosofi “tertuang dalam Kepmenkes RI
No.369/MENKES/SK/III/2007 yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup
merupakan makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan Spritual yang unik, yang
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang
sama.
Setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan
memauskan, yang mana ini merupakan tugas bidan untuk mewujudkannya. Praktik
kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan
pemahaman holistik terhadap perempuan sebagai satu kesatuan fisik, psikis,
emosional, sosial, budaya, spritual serta pengalaman reproduksi. Hal tersebut
merupakan panduan dalam menjalankan praktik kebidanan yang termuat dalam
standar profesi bidan Indonesia.
Pelayanan kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan. Dalam pelayanan kebidanan,
bidan melaksanakan praktik kebidanan yang merupakan kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. Asuhan
kebidanan adalah rangakaian kegiatan yang didasarkan pada proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
1
Bidan memberikan asuhan kebidanan yang bersifat holistik, humanistik
bersadarkan evidence based dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan, dan
memperhatikan aspek fisik, psikologi, emosional, sosial budaya, spritual, ekonomi,
dan lingkungan yang dapat memperngaruhi kesehatan reproduksi perempuan,
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai kewenangannya
dalam peraturan menteri kesehatan nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan.
Profesi bidan berperan dalam memberikan asuhan yang aman, bersifat
holistik, dan berpusat pada individu disegala batasan usia dan berbagai setting
kehidupan. Pendekatan holistik meruapakan pendekatan yang paling komprehensif
dalam pelayanan kesehatan, termasuk kebidanan.
Pendekatan holistik pada asuhan kebidanan sejatinya dimulai sejak institusi
pendidikan sampai dengan pelayanan kebidanan. Peran organisasi profesi dan
akademik dalam pelayanan kebidanan holistik adalah mengembangakan kebijakan
pelayanan kebidanan. Bidan diebrikan pengetahuan untuk melakukan deteksi dini
secara holistik dan melakukan perujukan apabila ditemukan suatu kelainan pada
klien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peran ialah perilaku yang diharapkan dari seorang individu yang konsisten
dengan posisi yang dimilikinya. Bidan memainakan peran kunci dalam konseling
dan pendidikan kesehatan bagi perempuan sebagai pusat keluarga dan pendidikan
kesehatan bagi perempuan sebagai pusat keluarga dan masyarakat pada umumnya,
tugas ini meliputi antenatal, intranatal, postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan
menjadi orang tua, gangguan kehamilan, dan reproduksi serta keluarga berencana.
Bidan juga bisa melakukan praktek kebidanan pada puskesmas, rumah sakit, klinik
bersalin dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat. Peranan bidan yang tampak
nyata adalah sebagai contoh bagi masyarakat, sebagai anggota masyarakat,
motivator, fasilitator, tentunya kompetensi tersebut dikembangkan lebih lanjut
melalui pendidikan dan pelatihan kebidanan. Peranan yang harus dilihat sebagai
role model untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan sebuah pelayanan
kesehatan. Tuntutan profesional diseimbangkan denagn kesejahteraan bidan daerah
terpencil. Pemerintah sudah mencanangakan mengangkat bidan sebagai aparatur
sipil negara (ASN). Suatu langkah aktif dalam rangka menyongsong peningkatan
pelayanan di daerah terpencil. Peran bidan mengacu pada keputusan Menkes RI
No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan yang
melayani masyarakat khususnya yang melahirkan dan selalu berusaha
mempersiapkan kehamilan sejak kontak pertama saat tes kehamilan, memeberikan
bimbingan mengenai manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan yang
menjadikan ibu hamil memahami dan siap untuk menyusui anaknya.
3
Pelayanan kebidanan berfokus pada pencegahan, promosi kesehatan,
dukungan persalinan normal, deteksi komplikasi ibu dan anak, pelaksanaan
tindakan perawatan masyarakat, atau dukungan lebih lanjut sesuai keperluan, dan
peningkatan tindakan kegawatdaruratan. Bidan memainkan peran penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tetapi juga untuk
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus meliputi pendidikan pranatal dan
persiapan menjadi orang tua, kesehatan wanita, kesehatan seksual atau reproduksi
dan pengasuhan anak. Pelayanan kebidanan dibedakan berdasarkan kewenangan
bidan, yaitu:
4
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
5) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
6) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan
7) Membuat catatan dan laporan kegiatantindakan
b) Memberikan layanan dasar pranikah kepada kaum muda dan libatkan
mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan/ layanan
bersama klien, mencakup:
1) Mengakaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita
dalam masa pra nikah
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar
3) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas dasar bersama
klien
4) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana
5) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang diberikan bersama klien
6) Membuat rencana tindak lanjut/lanyanan bersama klien
7) Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan
c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,
mencakup:
1) Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil
2) Menentukan diagnosa kebidanan dan kebuthan kesehatan klien
3) Menyusun rencana asuhan kebdianan dan kebutuhan keseahtan klien
4) Menyuun rencana asuhan kebidanan seusai dengan rencana yang telah
disusun
5) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien
6) Membuat pencataatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah
diberikan
d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinnan dengan
mengikutsertakan klien/keluarga, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam persalinan
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan dalam masa persalinan
5
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun
5) Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan
6) Membuat rencana tindakan pada ibu masa perslainan dengan prioritas
masalah
7) Membuat asuhan kebidanan
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:
1) Mengakaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat
5) Mengevaluasi asuhan kebidan yang telah diberikan
6) Membuat rencana tindak lanjut
7) Membuat renca pencatatan dan laporan asuhan yang telah diberikan
f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
mengikutsertakan klien/keluarga, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
5) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan
6) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
6
g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan
3) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah berasama
klien
4) Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
5) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
6) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien
7) Membuat pencataan dan laporan
h) Memberi asuhan kebdianan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause,
mencakup:
1) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien
2) Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas dan kebutuhan asuhan
3) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bermasa klien
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
5) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan
6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien
7) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan
i) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
mengikutsertakan keluarga dan pelaporan asuhan, mencakup:
1) Mengakaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh
kembang bayi/balita
2) Menentukan diagnosis dan prioritas masalah
3) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan prioritas masalah
4) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
5) Membuat rencana tindak lanjut
6) Membaut pencatatan dan pelaporan asuhan
7
b. Tugas Kolaborasi Bidan, antara lain:
a) Mengikutsertakan klien dan keluarga, melakukan majeman kebidanan di
setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaboratif
b) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil yang berisiko dan
memberikan pertolongan pertama untuk keadaan darurat yang
membutuhkan tindakan kolaborasi
c) Menilai keperluan perawatan dalam kasus beresiko tinggi dan keadaan
darurat yang membutuhkan tindakan kolaborasi
d) Intervensi kolaboratif klien dan keluarg auntuk memberikan asuahan
kebidanan kepada ibu dalam masa persalinan berisiko tinggi dan keadaan
darurat yang membutuhkan pertolongan pertama
e) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas yang berisiko dan
memberikan pertolongan peratama pada kedaan darurat yang
membutuhkan kerjasama dengan klien dan keluarga
f) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang beresiko tinggi
dan memberikan pertolongan pertama pada keadaan darurat yang
membutuhkan kerjasama dnegan klien dan keluarga
g) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi risiko tingggi dan pertolongan
pertama pada keadaan darurat yang membutuhkan kerjasama dengan
klien dan keluarga
c. Tugas Ketergantungan (Rujukan) Bidan, antara lain:
a) Menerapkan manajemen kebidanan dalam semua asuhan kebidanan seuai
fungsi keterlibatan klien dan kelaurga
b) Memberi asuhan kebidanan dengan saran dan rujukan untuk kehamilan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan
c) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan mengikutsertakan klien dan
keluarga
d) Memberi asuhan kebidanan dengan konseling dan rujukan selama
persalinan dengan komplikasi tertentu dengan keterlibatan klien dan
keluarga
8
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu
dan kegwatdaruratan yang membutuhkan konsultasi serta rujukan dengan
mengikutsertakan keluarga
f) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kondisi
khusus atau kegawatdaruratan yang membutuhkan konseling dan rujukan
dengan keterlibatan keluarga.
2. Peran bidan sebagai pengelola
Peran bidan sebagai pengelola mempunya 2 tugas, yaitu tugas pengembangan
pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
a. Mengembangkan pelayanan kesehatan dasar. Tugas bidan: pengembangan
pelayanan kesehatan dasar di tempat kerja, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu
dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan
kesehatan di wilaya kerjanya bersama tim keseahtan dan pemuka
masyarakat
b) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama
masyarakat
c) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana sesuai denagn
rencana
d) Mengoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta KB
e) Mengembangkan strategi utnuk meningkatkan keseharian masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak serta kB, termasuk pemanfaatan
sumber-sumber yang ada pada program dan sektor terkait
f) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang
ada
9
g) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik proesional
melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan dalam
kelompok profesi
h) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Bergabung dengan tim. Bidan bergabung dengan tim untuk
mengimplementasikan program kesehatan di departemen lain melalui dukun
bayi, kader dan tenaga kesehtan lainnya yang terlatih di lapangan, mencakup:
a) Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam
memberi asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak
lanjut
b) Membina hubungna baik dnegan dukun bayi dan kader kesehatan atau
petugas lapangan keluarga berencana dan masyarakat
c) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan
petugas kesehatan lain
d) Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi
e) Membina kegiatan-kegaitan yang ada di masyarakat, yang berkaitan
dengan kesehatan
3. Peran bidan sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader, antara lain:
a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien, bidan memberi
pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada jlien tentang penanggulangan
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu,
anak, dan keluarga berencana.
b. Melatih dan membimbing kader, bidan melatih dan membimbing kader,
peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah
atau tempat kerjanya.
10
4. Perang bidan sebagai peneliti
Sebagai peneliti/investigator bidan melakukan investigasi atau penelitian
terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok,
meliputi:
a. Mengidentifikasi keperluan investigasi yang akan dilakukan
b. Merencanakan kerja pelatihan
c. Melakukan investigasi sesuai dengan rencana
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f. Pemanfaatan hasil penelitian untuk meningkatkan dan mengembangkan lebih
lanjut program kerja atau pelayanan kesehatan.
Holistic memiliki arti ‘menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang
dimaksud bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spritually.
Asuhan holistik adalah model asuhan komprehensif yang diyakini menjadi jantung
dari seni dan ilmu kebidanan. Filosoi dibalik asuhan holistic didasarkan pada
gagasan menyeluruh yang menekankan bahwa bagi manusia keseluruhan lebih
besar daripada jumlah bagian-bagiannya dan bahwa pikiran dan jiwa
mempengaruhi tubuh.
11
Profesi bidan berperan dalam memberikan asuhan yang aman, bersifat
holistik, dan berpusat pada individu di segala batasan usia dan berbagai setting
kehidupan. Pendekatan holistik merupakan pendekatan yang paling komrehensif
dalam pelayanan kesehatan, termasuk kebidanan. Dalam pendekatan ini, seorang
individu meruapakan sebuah kesatuan yang terdiri dari dimensi fisik, mental,
emosional, sosio kultural dan spritual, dan setiap bagiannya memiliki hubungan dan
ketergantungan satu sama lain. Untuk mempertahankan seorang individu sebagai
satu kesatuan.
12
Method pengobatan holistik yang dikembangkan dengan terapi, sebagai
berikut:
1) Pengaturan pola hidup dan pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
2) Rileksasi, dengan konsep meditasi penyembuhan
3) Stimulasi otak dengan teknik perangsangan alamiah
4) Silaturahmi doktrin
5) Pancaran bio energy (prainasasi)
6) Stimulan promotor dengan nutrisi herbal
7) Terapi doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot
8) Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang.
9) Massage, Yoga, akupresur, hipnoterapi, dan lain-lain.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
14
3.2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Retnosari,Ekadewi, dkk. 2022. Buku Ajar Konsep Holistik Massage. Malang: CV.
Literasi Nusantara Abadi
Wijayanti, Ika, Farahdiba, dkk. 2022. Konsep Kebidanan. Sumatera Barat: PT.
GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI
16