Anda di halaman 1dari 21

KESEHATAN MASYARAKAT DALAM

KAITANNYA DENGAN PELAYANAN


KEBIDANAN

Nama Kelompok :
1. Arnilis Sugiarti (2115201076)
2. Siti Nuraliyah (2115201077)
3. Uswatun Hasanah (2115201055)
4. Neng Hasanah (2115201081)
5. Siti Wahyuni (2115201072)
VISI

“Menghasilkan Lulusan Bidan yang berkarakter Islami, Inovatif serta Unggul dalam Upaya
Promotif dan Mampu Memberikan Asuhan Persalinan secara Gentle Birth pada Tahun
2028”

MISI

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan pada kurikulum perguruan


tinggi melalui strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan terkinI
kebidanan berdasarkan Etik Keprofesian dan nilai-nilai Islam.
2. Memajukan Program Studi Profesi Bidan sebagai institusi akademik dan profesi
yang unggul di tingkat lokal, regional dan nasional.
3. Meningkatkan kompetensi lulusan dalam pengaplikasian inovasi pelayanan
kebidanan, upaya promotif dan asuhan persalinan secara gentle birth berlandaskan
nilai-nilai islami.
4. Melakukan penelitian, pengkajian dan pengembangan keilmuan tentang metode
gentle birth yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di
masyarakat.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat
berdasarkan hasil penelitian yang tepat guna dalam pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini pembelajaran ini membahas
tentang “KESEHATAN MASYARAKAT DALAM KAITANNYA DENGAN PELAYANAN
KEBIDANAN ”
Dengan disusunnya paper ini pembelajaran ini diharapkan menjadi bahan kajian dalam
pembelajaran mata kuliah Pelayanan Kebidanan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan
sehingga pembelajaran menjadi lebih terstuktur dan dinamis dan memudahkan mahasiswa
dalam memahami topik pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan paper ini.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan paper ini, penulis
banyak mengucapkan banyak terimakasih. Semoga paper ini dapat bermanfaat.

Penulis

2
DAFTAR ISI

VISI – MISI ............................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. ........................................................................................................................ 6
B. ........................................................................................................................ 6
C. ........................................................................................................................ 6
D. ........................................................................................................................ 7
E. ........................................................................................................................ 10
1. .................................................................................................................. 10
2. .................................................................................................................. 12
a. ............................................................................................................ 12
b. ............................................................................................................ 13
c. ............................................................................................................ 13
3. .................................................................................................................. 13
4. ................................................................................................................. 14
JURNAL PENELITIAN TERKAIT ......................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN
A. ........................................................................................................................ 16
1. .................................................................................................................. 16
2. .................................................................................................................. 25
A. ............................................................................................................ 25
B. ............................................................................................................ 26
B. ........................................................................................................................ 26
C. ........................................................................................................................ 26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 27
B. Saran............................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 2

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah aspek yang penting dalam kehidupan. Tanpa
komunikasi tidak akan ada transfer informasi dan pengetahuan antar manusia.
Namun, penyampaian komunikasi masih merupakan suatu hambatan bagi
banyak kalangan terutama kalangan medis. Menurut survey yang dilakukan
oleh American Society of Clinical Oncology pada tahun 1998, 6,5% tenaga
medis masih merasa kurang kompeten dalam penyampaian berita buruk. Hal
paling sulit yang tenaga medis hadapi adalah menginformasikan hal yang jujur
tanpa menghilangkan harapan pasien untuk kembali sembuh.
Teori - teori mengenai komunikasi ini mungkin tidak akan begitu lama
untuk dipahami tetapi untuk pengaplikasiannya dibutuhkan waktu bertahun-
tahun dan pengalaman yang cukup.
Mengingat apa yang telah dikemukakan di atas, Penyuluhan Kesehatan
karenanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap program.
Setiap petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat,
dalam hal ini petugas puskesmas, mempunyai tugas penyuluhan. Untuk dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik, setiap petugas kesehatan harus memiliki
pengetahuan dan ketrampilan di bidang medis teknis serta di bidang
penyuluhan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pengaruh Strategi Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pentingnya tekhnik komunikasi


dalam pemberian pelayanan kesehatan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Penyuluhan Kesehatan
1.1. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan transfer pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi prilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
(Himpunan Psikologi Indonesia, 2008)
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun secara kelmpok dengan meminta pertolongan (Borba, 2001)

1.2. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan dirumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga risiko tinggi
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan kondisi sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi
lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada
diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat
dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat pedesaan, masyarakat
yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003)

5
1.3. Materi/Pesan
Materi/pesan yang disampaikan kepada sasaran disesusaikan dengan
kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga , kelompok dan masyarakat sehingga
materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya.
Materi yang disampaikam sebaiknya menggunkan bahasa yang dimengerti, tidak
terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya
menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk
menarik perhatian sasaran.
1.4. Metode
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.
Metode yang dikemukakan antara lain:
1.4.1. Metode Penyuluhan Perorangan (Individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina prilaku
baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan prilaku
atau inovasi.
Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
prilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain:
1.4.1.1. Bimbingan dan Penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang hadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut
1.4.1.2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

6
1.4.2. Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektivitas
suatu metode akan tergantung pila pada besarnta sasaran penyuluhan.
Metode ini mencakup:
i) Kelompok besar
yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik
untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
 Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:
 Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang
baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan
mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
 Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
dapat menguasai sasaran untuk dapat menguasai sasaran penceramah
dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak
boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras
dan jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di
depan/dipertengahan, seyogyanya tidak duduk dan menggunakan alat
bantu lihat semaksimal mungkin.
 Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat

7
1.4.3. Metode Penyuluhan Massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Oleh karena itu sasaran bersifat umum dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya. Maka pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh
massa tersebut.
Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan media massa.
Beberapa contoh pada metode ini adalah ceramah umum. Pidato melalui
media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan.
1.5. Alat Bantu dan Media Penyuluhan
1.5.1. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh
dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga
karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses
penyuluhan(Notoatmodjo,2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip
bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau
ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini
dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu
objek sehingga mempermudah persepsi.
Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat
sasaran,mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan
bahasa, merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan,
membantu sasaran untuk belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran
untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain, mempermudah
memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong keinginan orang untuk
mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya memberikan

8
pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan pengertian yang
diperoleh.
Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu:
1. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada
waktu terjadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang
diproyeksikan misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan
misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia,
boneka dan lain-lain.
2. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar,
pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan
hitam, radio, pita suara dan lain-lain.
3. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan
pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi,video
cassette dan lain-lain. Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus
merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk
digunakan dalam penyuluhan. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Tujuan yang hendak dicapai
o Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah
pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep,
mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah
laku/kebiasaan yang baru
o Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat
bantu dalam latihan / penataran / penyuluhan, untuk
menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah,
mengingatkan sesuatu pesan/informasi dan menjelaskan
fakta-fakta, prosedur dan tindakan
Persiapan penggunaan alat peraga
o Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat
bantu belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini

9
dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus
mengembangkan keterampilan dalam memilih,
mengadakan alat peraga secara tepat sehingga
mempunyai hasil yang maksimal.

1.5.2. Media Penyuluhan


Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak
dapat lepas dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat
lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan
tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya pada perilaku
yang positif. Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain :
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan
mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dibagi


menjadi:
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. tang
termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer(selebaran),
flip chart(lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau
majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada
beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu

10
listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah
belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir
efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika.
Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film,
cassette, Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki
kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah
dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca
indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta
jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya
lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media
cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran,
banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih
mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan,
bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian
dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari
media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih
untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang
dan berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya.
Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk
mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan

1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan

11
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor
penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
1.6.1. Faktor penyuluh
Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan
dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang
digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil
dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan
terlalu monoton sehingga membosankan.
1.6.2. Faktor sasaran
Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima
pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah
sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan
karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan
dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk
mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
1.6.3. Faktor proses
Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang
diinginkan sasaran,tempat penyuluhan dekat dengan keramaian
sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah
sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang,
metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran
serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran

2. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan


Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan.

12
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari,
oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi
(telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-
pemantaun dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta
pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
1. Kegiatan
 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah.
 Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
 Pemantauan tumbuh kembang balita.
 Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil serta imunisasi pada balita.
 Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
 Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk
macam-macam penyakit ringan
 Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama
periode neonatal (0-30 hari)
 Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi serta kader-kader kesehatan.

2. Sistem kesiagaan di bidang KIA di tingkat masyarakat terdiri atas :


 Sistem pencatatan-pemantauan
 Sistem transportasi-komunikasi
 Sistem pendanaan
 Sistem pendonor darah
 Sistem Informasi KB.

3. Upaya perubahan perilaku


Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses
memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja,

13
tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya
perubahan perilaku, yaitu:
 Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi
gawat darurat, khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
 Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan
angka kematian maternal.
 Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat
dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
 Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan
dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
 Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu
mengatasi masalah mereka sendiri.
 Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan
maternal.
 Upaya untuk melibatkan semua pemanggku kepentingan (stakeholders)
dalam mengatasi masalah kesehatan.

Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-
konsep berikut ini:
 Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong
menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
 Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya
urusan perempuan.
 Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab
pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
 Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
 Menggunakan pendekatan partisipatif.
 Melakukan aksi dan advokasi.

4. Manajemen Kegiatan KIA


Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
Setempat – KIA (PWS-KIA) dengan batasan :
Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaan
kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sektor lain

14
yang terkait dan dipergunakan untuk pemantauan program KIA secara
teknis maupun non teknis.
Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis
dan non teknis, yaitu :
1) Indikator Pemantauan Teknis :
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan
kesehatan yang terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indikator Neonatal.
2) Indikator Pemantauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan
maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di
wilayah, sehingga dimengerti dan mendapatkan bantuan sesuai
keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat
administrasi, yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih indikator AKSES (jangkauan) dalam pemantauan
secara teknis memodifikasinya menjadi indikator pemerataan
pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara
teknis dengan memodifikasinya menjadi indikator efektivitas
program yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa
serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk
menunjukkan desa-desa mana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak
lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan
penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang
diperlukan.

15
3. Pentingnya Tekhnik Komunikasi Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan
 Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam
menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.
 Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan
komunikasi diantara sesamanya.
 Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam
berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi.
 Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan
integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.
 Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak
yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun
kelompok.
 Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya
hubungan antar individu atau kelompok.
 Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem
dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur
komunikasi.
 Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
 Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal
dan konsumen. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di rumah sakit (rekan kerja). Komunikasi di lingkungan rumah
sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan
yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Sedangkan konsumen eksternal
lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara
individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.
Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi
penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat
dalam sistem tersebut. Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau
menjadi sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya
adalah komunikasi yang buruk.

16
JURNAL PENELITIAN TERKAIT

No Nama Penulis/ Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Rosilawati/2018 PENGARUH Koefisien korelasi antar


PELAYANAN pelayanan Kesehatan Ibu
KESEHATAN IBU Anak dengan peningkatan
DAN ANAK kesehatan masyarakat
TERHADAP diperoleh nilai korelasi (r)
PENINGKATAN sebesar 0,999 Sedangkan t
KESEHATAN hitung sebesar 193,5 > t
MASYARAKAT tabel sebesar 1,66, ini
berarti terdapat hubungan
yang positif dan signifikan
antara pelayanan kesehatan
Ibu Anak terhadap
peningkatan kesehatan
masyarakat.

2 Astik Umiyah, Irwanto PENGARUH Pemberian penyuluhan


Windhu Purnomo/2019 PENYULUHAN kesehatan tentang pengisian
KESEHATAN Buku KIA oleh ibu dapat
TENTANG meningkatkan kemampuan
PENGISIAN BUKU ibu dalam menstimulasi
perkembangan anak usia 0-3
KIA OLEH IBU
tahun dan ibu dapat
TERHADAP
memberikan stimulasi di
STIMULASI DAN
setiap tahapan usia
PERKEMBANGAN
perkembangan anak melalui
ANAK
Buku KIA
USIA 0-3 TAHUN DI
PUSKESMAS

17
TAMBAK PULAU
BAWEAN-GRESIK

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyuluhan adalah salah satu upaya agar masyarakat memiliki kesadaran, memiliki
pengetahuan dan memahami serta mengerti sehingga mampu melakukan perubahan
prilaku menjadi lebih baik. Dan penyuluhan dilakukan secara berkelanjutan. Keberhasilan
penyuluhan bergantung pada metode dan tehnik, serta sasaran penyuluhan dan alat peraga
yang digunakan.
Komunikasi dalam pelayanank esehatan merupakan salah satu syarat yang paling
penting dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan bermutu. Suatu pelayanan
dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien, yang mencakup beberapa
dimensi salah satunya kelancaran komunikasi antaran petugas kesehatan dengan pasien.
Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara
medis saja, melainkan berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui
komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam
proses penyembuhan (Muharamiatul, 2012)

B. Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan, diperlukan sumber
informasi yang baik, dan hal ini dapat dicapai dengan melaksanakan penyuluhan
kesehatan. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat merupakan kewajiban dan tanggung
jawab dari Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja masing-masing

19
DAFTAR PUSTAKA

Kholid, Ahmad, 2012. Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori prilaku,


media, dan aplikasinya. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan
(KDT). Jakarata : Rajawali Pers.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Promosi kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Budioro. B. 1998. Pengantar (Pendidikan Penyuluhan) Kesehatan
Masyarakat.Semarang: FKM UNDIP

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai