Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURAIN BAUSIN

NIM : 751341121054

PRODI : DIII-GIZI 2B

PROGRAM STUDI DIII GIZI

JURUSAN GIZI POLTEKKES GORONTALO

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu


Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga tugas berupa laporan ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu dalam membuat laporan ini dengan Judul “PENYULUHAN
GIZI DAN KONSENLING GIZI ” Dalam pembuatan laporan ini, saya banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini saya mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah ini, kepada teman-teman yang telah berperan serta
dalam pembuatan laporan ini.
Saya juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
materi yang saya sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan lapoan ini.
Harapan saya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Aamiin......

Gorontalo, 12 maret 2023

Penyusun

Nadia Usman
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum...............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................3

2.1 Penyuluhan Gizi................................................................................................3


2.2 Konseling Gizi.....................................................................................................6

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM..........................................................................8

3.1 Jenis Kegiatan......................................................................................................8


3.2 Waktu Dan Tempat Pelaksaan.............................................................................8
3.3 Langkah Pelaksanaan...........................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................11

4.1 Hasil.....................................................................................................................11
4.2 Pembahasan..........................................................................................................11

BAB V PENUTUP................................................................................................................13

5.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
5.2 Saran....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

LAMPIRAN..........................................................................................................................16

1. Satuan Acara..............................................................................................................16
2. Media Yang Digunakan.............................................................................................23
3. Materi.........................................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka
tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010).
Pada dasarnya penyuluhan kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, karena
keduanya berorientasi terhadap perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku sehat,
sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan
kelompoknya dalam meningkatkan kesehatannya.
Secara etimologis istilah konseling berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa
Latin yaitu counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama-sama” yang dirangkai
dengan “menerima” atau “memahami”. Counseling dalam kamus bahasa Inggris
berkaitan dengan kata Counsel, yang mempunyai arti sebagai berikut: nasihat (to obtion
counsel); anjuran (to give counsel); pembicaraan (to task counsel). Dengan demikian,
counseling diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran, dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran.
Penyuluhan dan Konseling Gizi merupakan salah satu metode pemdidikan
kesehatan individual yang dilakukan untuk membantu klien dalam menghadapi
masalahnya. Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui
cara memahami kesehatan, mencegah atau menghindari hal-hal yang merugikan
kesehatan, dan mengetahui tempat yang tepat untuk pengobatan saat sakit. Selain itu,
pendidikan kesehatan berusaha mencapai perilaku kesehatan yang baik.
Untuk mencapai keberhasilan Penyuluhan dan Konseling, diperlukan hubungan yang
baik antara pasien dan konselor. Hal yang pertama kali diperhattikan adalah memberikan
kesan baik kepada pasien.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Untuk mengetahui metodde penyuluhan gizi
2. Untuk mengetahui konseling gizi
3. Untuk merencanakan kegiatan Penyuluhan dan Konseling Gizi
4. Untuk merancang, menggunakan dan menyimpan media Penyuluhan dan Konseling
Gizi
5. Untuk memahami dan menerapkan metode Penyuluham Gizi dengan pendekatan
kelompok
6. Untuk memahami dan menerapkan metode konseling gizi pada oaring sakit
1.3 MANFAAT PRAKTIKUM
1. Mampu merencanakan kegiatan Penyuluhan dan Konseling Gizi
2. Mampu merancang, menggunakan dan menyimpan media Penyuluhan dan Konseling
Gizi
3. Mampu memahami dan menerapkan metode Penyuluhan Gizi dengan pendekatan
kelompok
4. Mampu memahami dan menerapkan metode konseling gizi pada orang sakit.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penyuluhan Gizi

A. Pengertian Penyuluhan Gizi


Penyuluhan gizi merupakan proses belajar untuk mengembangkan pengertian
dan sikapp yang positif seseorang terhadap gizi, agar yang bersangkutan dapat
memiliki dan membentuk kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Penyuluhan gizi secara singkat merupakan proses membantu orang lain, membentuk
dan memiliki kebiasaan makan yang baik.
B. Analisis Kebutuhan Penyuluhan Gizi
Analisa kebutuhan merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu
kegiatan, dimana dalam kegiatan tersebut kita harus mempertimbangkan berbagai
kebutuhan yang diperlukan, seperti poster, alat peraga, LCD projector, microphone,
speaker, media gambar, dan tempat untuk melakukan penyuluhan.
C. Sasaran Penyuluhan Gizi
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit,klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga beresiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi
rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi
lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada
diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat
dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat
pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).

D. Tujuan Penyuluhan Gizi


Secara umum tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan status gizi masyarak
at dengan cara mengubah perilaku masyarakat kearah yang baik sesuai dengan prinsip
ilmu gizi, secara khusus tujuan penyuluhan gizi yaitu:
1) Meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan gi
zi dan makanan yang menyehatkan.
2) Menyebarkan konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat.
3) Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan berperilaku
positifsehubungan dengan pangan dan gizi.
4) Mengubah perilaku konsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan
gizi, sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang baik.
E. Metode
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang
dimaksudkan antara lain :
a. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang
telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar
digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut.Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
1) Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2) Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
b. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup :
1) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15
orang.Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah adalah :
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah
harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika
yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema
dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran. Untukdapat menguasai sasaran,
penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang
meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara
hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh
peserta. Berdiri di depan/dipertengahan, sebaiknya tidak duduk, dan
menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
2) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, memainkan peran, permainan simulasi.
c. Metode penyuluhan massa
Metode penyampaian informasi iniditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur,  jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh
massa tersebut.
Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah
umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas
kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di
pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.
2.2 Konseling Gizi
A. Pengertian Konseling Gizi
Konsultasi Gizi merupakan salah satu bagian dari Pendidikan gizi yang bertuju
an untuk membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan mamp
u mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Menurut supariasa (2012),
konseling gizi merupakan suatu proses komunikasi dua arah/interpersonal antara kons
elor dan klien untuk membantu klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya mam
pu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya.
Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali, menyadari, mendo
rong dan mencarikan serta memilih solusi pemecahan masalah klien yang akhirnya kli
en mampu menentukan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya.
B. Tujuan Konseling Gizi
1. Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta
member alternative pemecahan masalah.
2. Menjadikan cara-cara hidup sehat dibidang gizi sebagai kebiasaan hidup klie
n. Melalui konseling klien dapat belajar merubah pola hidup, pola aktivitas da
n pola makan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien tenta
ng gizi.
A. Sasaran Konseling yang biasa disebut klien atau konsele, yaitu :
1) Klien yang memiliki masalah Kesehatan terkait gizi
2) Klien yang ingin melakukan Tindakan pencegahan
3) Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal
Tempat Konseling dapat dilakukan dimana saja, seperti RS, Posyandu, Poliklinik,
puskesmas atau tempat lain yang memenuhi syarat, yaitu ;Ruangan tersendiri, Tersedi
a tempat atau meja, lokasi mudah dijangkau oleh klien, ruangan memiliki cukup cahay
a dan sirkulasi udara yang mendukung kegiatan konseling, aman, nyaman, tersedia te
mpat ruang tunggu bagi klien, dan tenang. Waktu pelaksanaan antara 30 sampai deng
an 60 menit. 30 menit pertama untuk menggali data, selebihnya untuk diskusi. Jika ter
lalu lama klien akan bosan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Jenis Kegiatan
1. Penyuluhan Gizi dengan Tema : Anemia
2. Konseling Gizi dengan Tema : Gastritis

3.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : 08.00 s/d selesai


Tempat : Laboratorium Terpadu PKG

3.3 Langkah Pelaksanaan

A. Penyuluhan

No Tahapan waktu Kegiatan Pembeajaran Kegiatan Peserta

1. Pembukaan (5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawb


Menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu dan
4. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran 3. Menyetujui
4. Mendengarkan
dan memperatikan
2. Kegiatan inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
(20 Menit) Pengertian Anemia dan
2. Menjelaskan memeperhatikan
Penyebab Anemia 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan Gejalah dan
Anemia memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Mendengarkan
Mencegah Anemia dan
5. Menjelaskan Gizi memeprhatikan
seimbang Untuk 4. Remaja putri dan
Anemia ibu hamil bertanya
3. Evaluasi Menanyakan kembali kepada 1. Mendengarkan
masyarakat tentang materi dan
(5 Menit) yang telah diberikan dan memeprhatikan
reinforcemenet pada remaja 2. Mendengarkan
putri yang dapat menjawab
pertanyaan

Penutup Mempersilahkan fasilitator Mendengarkan dengan


(3 Menit) dari pembimbing klinik dan seksama dan menjawab
4.
pembimbingan akademik salam
untuk menambahkan atau
pun menjelaskan kembali
jawaban pertanyaan peserta
yang belum terjawab.

Menjelaskan kesimpulan dari


materi penyuluhan

Ucapan terimakasih

Salam penutup

B. Konseling

NO Tahap Waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

1 Pendahuluan 5 menit 1. Membuka pertemuan Membalas salam


: Memperhatikan
Memberi salam Memperhatikan
Memperkenalkan
diri
2. Menjelaskan
cakupan materi
3. Melakukan kontrak
waktu
2 Penyajian 30 1. Membahas tentang
menit - Pengertian
Gastritis
- Penyebab
penyakit
Gastritis
- Gejala Memperhatikan
penyakit
Gastritis
- Pencegahan
Kekambuhan
penyakit
Gastritis
- Gizi
seimbang
Gastritis
- Menu Sehari
3 Penutup 15 1. Melakukan Menjawab
menit evaluasi dan pertanyaan
menutup Memberikan
pertemuan
pertanyan atau
2. Melakukan
evaluasi dengan komentar
mengajukan Memperhatikan
beberapa Menjawab
pertanyaan pada pertanyaan
klien
3. Memberikan
kesimpulan umum
tentang materi
4. Memberi salam
penutup
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Penyuluhan
1. Untuk penyusunan satuan acara penyuluhan itu sudah bagus dengan
menambahkan Pre- Post Test
2. Untuk penyuluh yang membawa materi sudah bagus dan dalam penyampaian
Materinya sudah baik.
3. Untuk Media Leaflet juga sudah bagus warnanya dan simple dan cantik
B. Konseling
1. Untuk penyusunan satuan acara konseling sudah sesuai
2. Konselor yang dalam memberikan penyampaian dan menggali masalah sudah
tepat dan klien juga merasakan puas.
3. Untuk Media Leaflet juga digunakan oleh konselor sebagai alat bantu saat
melakukan konseling

1.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum penyuluhan dan konsultasi untuk penyuluhan maupun
konseling untuk menyusun satuan acara tujuannya seperangkat acara penyuluhan
yang akan diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep
acara. Untuk membuat pre – post test tujuannya penyuluh memberikan pretest yaitu
suatu bentuk pertanyaan yang diajukan sebelum melakukan penyuluhan. Pertanyaan
yang diajukan adalah materi yang akan diberikan pada saat penyuluhan diadakan.
Pretest diberikan dengan tujuan apakah sudah ada yang mengetahui mengenai materi
penyuluhan yang akan diberikan dan Post test merupakan bentuk pertanyaan yang
diberikan setelah materi penyuluhan disampaikan. singkatnya post test adalah evaluasi
akhir saat materi penyuluhan pada hari itu telah diberikan. Penyuluh untuk media
yang dilakukan adalah leaflet untuk konseling menggunakan media leaflet dan untuk
metode penyuluhan seperti pendekatan langsung Penyuluh berkomunikasi dengan
audience untuk mengetahui permasalahan umum secara menyeluruh dan untuk
metode konseling seperti pendekatan konselor menggunakan pendekatan, metode, dan
teknik yang tepat untuk melihat bagaimana klien mempunyai kelainan secara
patologis.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016).
Gastritis merupakan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan yang paling
banyak dialami oleh setiap orang dan merupakan penyakit yang sering ditemui di
klinik berdasarkan gejala klinisnya (Rizky et al., 2019). Gastritis lebih populer dengan
sebutan penyakit maag. Gastritis merupakan peradangan atau pembengkakan pada
mukosa lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, rasa
mual, muntah, nafsu makan berkurang, atau sakit kepala (Hernanto, 2018).

5.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan di bagian gizi masyarakat perlunya untuk
membangun kedekatan dengan masyarakat agar saat melakukan penyuluhan dan
konseling masyarakat memiliki kepercayaan dan juga mau dalam merubah pola hidup
dari yang buruk menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/538/3/BAB%20II.pdf

http://etheses.uin-malang.ac.id/2122/6/08410135_Bab_2.pdf

Modul Praktikum PKG


LAMPIRAN

1. SATUAN ACARA
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Anemia Pada Remaja Putri

Sub Topik Pentingnya Mencegah Anemia

Sasaran Target Remaja Putri

Hari/Tanggal Selasa, 21 Februari 2023

Waktu 10.00 wita s/d selesai

Tempat Sekolah SMP

Penyuluh Nadia Usman

A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan keadaan komponen dalam darah yang disebut Hb (Hemoglobin)
jumlahnya kurang dari kadar normal. Nilai hemoglobin normal pada remaja adalah 12-16
mg. Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia, karena setiap bulannya
mengalami haid sehingga perlu adanya tambahan asupan zat gizi terutama zat besi untuk
menggantikan kebutuhan nutrisi yang hilang selama haid. Salah satu masalah kesehatan
di seluruh dunia terutama di negara berkembang adalah anemia. Diperkirakan adanya
30% penduduk dunia menderita anemia, yang terjadi paling banyak penderitanya adalah
remaja putri dan ibu hamil. Data Riskesdas 2018, prevalensi anemia remaja putri usia 15-
24 tahun sebesar 32% dan menurut WHO 2019 prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar
41,8%.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi
seluruh dunia yang berdampak pada pembangunan kesehatan, sosial dan ekonomi
(Aulakh R, 2016; Engidaw et al., 2018). Hampir 90 % remaja yang tinggal di negara
berpenghasilan rendah sampai menengah mengalami masalah kekurangan gizi termasuk
anemia (Zhu et al., 2021). Menurut World Health Organization (WHO), Anemia
mempengaruhi 24,8% remaja putri dinegara miskin dan 6% remaja putri di negara maju
(Verma, Kamala; Baniya, 2022).
Di, Indonesia, prevalensi Anemia pada remaja masih cukup tinggi (Kementerian
Kesehatan RepublikIndonesia, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sari,
Herawati, et al., 2022; Sari, Judistiani, et al., 2022) prevalensi Anemia pada remaja putri
di Jawa Barat, Indonesia sebesar 14.3% dan di Jatinangor area pedesaan Indonesia
sebanyak 21.1% remaja putri yang mengalami Anemia defisiensi zat besi dan 9.4 %
remaja putri dengan kadar haemoglobin 10.75 g/dL. Berdasarkan Riskesdas (2018),
prevalensi Anemia pada remaja sebesar 32% (Kementerian Kesehatan
RepublikIndonesia, 2018).
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2018 remaja putri
tingkat SMP yang mengalami anemia di Kota Gorontalo berjumlah 16 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulianigsih (2019) tentang determinan
faktor Resiko kejadian anemia didapatkan bahwa jumlah remaja putri yang mengalami
anemia di wilayah kerja Puskemas Kota Selatan Kota Gorontalo sejumlah 32% dengan
total keseluruhan sebanyak 99 orang remaja putri menderita anemia dan terdapat 166
(52,9) orang yang memiliki pengetahuan tentang anemia kurang. Selain itu ditemukan
sebanyak 171 (55,9%) remaja putri tidak mengkonsumsi asupan makanan yang dapat
mengandung zat besi, dan terdapat 238 (77,8%) orang yang tidak mengkonsumsi tablet
tambah darah secara teratur.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (IU)


Setelah melakukan penyuluhan kurang lebih 25 menit diharapkan para remaja putri
dapat mengetahui dan memahami tentang anemia.

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah melakukan penyuluhan kesehatan tentang Anemia selama 1x25 menit,
diharapkan remaja putri bisa mengerti tentang :
1. Pengetahuan Tentang Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejalah Anemia
4. Mencegah Anemia
5. Gizi Seimbang Anemia
D. GARIS BESAR MATERI PENYULUHAN
1. Pengetahuan Tentang Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejalah Anemia
4. Mencegah Anemia
5. Gizi Seimbang Anemia

E. METODE
Diskusi

F. MEDIA
Liflet

G. PENGORGANISASIAN & PENGURAIAN

N PENUGASAN URAIAN TUGAS


O

1 Penyuluhan Memberikan penyuluhan

2 Moderator Mengatur jalannya penyuluhan

3 Notulis Mencatat semua jalannya kegiatan

4 Fasilitator Seksi perlengkapan

5 Observasi Dosen pengajar mata kuliah

6 Pembimbing Dosen pembimbing/ instruktur

H. PROSES PELAKSANAAN

No Tahapan waktu Kegiatan Pembeajaran Kegiatan Peserta


1. Pembukaan (5 5. Mengucapkan salam 5. Menjawb
Menit) 6. Memperkenalkan diri 6. Mendengarkan
7. Kontrak waktu dan
8. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran 7. Menyetujui
8. Mendengarkan
dan memperatikan
2. Kegiatan inti 6. Menjelaskan 5. Mendengarkan
(20 Menit) Pengertian Anemia dan
7. Menjelaskan memeperhatikan
Penyebab Anemia 6. Mendengarkan
8. Menjelaskan Gejalah dan
Anemia memperhatikan
9. Menjelaskan 7. Mendengarkan
Mencegah Anemia dan
10. Menjelaskan Gizi memeprhatikan
seimbang Untuk 8. Remaja putri dan
Anemia ibu hamil bertanya
3. Evaluasi Menanyakan kembali kepada 3. Mendengarkan
(5 Menit) masyarakat tentang materi dan
yang telah diberikan dan memeprhatikan
reinforcemenet pada remaja 4. Mendengarkan
putri yang dapat menjawab
pertanyaan

Penutup Mempersilahkan fasilitator Mendengarkan dengan


(3 Menit) dari pembimbing klinik dan seksama dan menjawab
4.
pembimbingan akademik salam
untuk menambahkan atau
pun menjelaskan kembali
jawaban pertanyaan peserta
yang belum terjawab.

Menjelaskan kesimpulan dari


materi penyuluhan

Ucapan terimakasih

Salam penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Struktur kepanitian seperti seksi perlengkapan dievaluasi apakah semuah
perlengkapan yang dibutuhkan pada saat penyuluhan lengkap.Seksi dokumentasi
dievaluasi apakah dokumentasiyang diambil pada saat kegiatan sesuai dengan
kegiatan.Mengevaluasi seksi administrasindievaluasi ada berapa orang yang
mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi proses
Dievaluasi apakah proses kegiatan penyuluhan berjalan sesuai yang diharapkan atau
direnacana kan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
3. Evaluasi hasil
Dievaluasi pretest da postest yang diberikan pada audiens apakah sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan ada perubahan pengetahuan atau tidak ada.

J. Sumber Reverensi
Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia. Pustaka Utama. Sari,
P., Herawati, D. M. D., Dhamayanti, M., & Hilmanto, D. (2022). Anemia among
Adolescent Girls in West Java, Indonesia: Related Factors and.
Verma, Kamala; Baniya, G. G. (2022). Prevalence, knowledge, and related factor of
anemia among school-going adolescent girls in a remote area of western Rajasthan.
Journal of Family Medcine and Primary Care, 11(4), 1474–1481.
https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpc
SATUAN ACARA KONSELING

Topik Gastritis

Sub Pokok Bahasan Pentingnya Mencegah Gastritis

Sasaran Target Remaja dan Dewasa

Hari/Tanggal Selasa, 27-02-2023

Waktu 08.00/sd selesai

Tempat Ruang Konseling

Konselor Nadia Usman

A. LATAR BELAKANG
Gastritis sering disebut sebagai penyakit maag, yaitu peradangan dari mukosa
lambung akibat iritasi dan infeksi, dimana lambung dapat mengalami kerusakan oleh
proses peremasan apabila terjadi secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan lecet dan
terjadinya luka yang mengakibatkan inflamasi yang disebut Gastritis (Bayti et al., 2021).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang
cukup tinggi. Hal ini mempengaruhi hingga 50% orang dewasa di negara barat. Menurut
World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 kejadian gastritis di dunia mencapai
1.8 juta hingga 2.1 juta penduduk setiap tahunnya (Nirmalarumsari & Tandipasang, 2020).
Tahun 2019, WHO juga menyatakan bahwa persentase angka kejadian gastritis di
Indonesia adalah 40,8% dan mencapai prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
penduduk di beberapa daerah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus gastritis termasuk dalam
sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia, yaitu pada pasien rawat inap di RS maupun di
Puskesmas Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak 30.154 (4,9%) (Tussakinah et al.,
2018).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Gorontalo bahwa Kota Gorontalo
memiliki jumlah kasus penderita penyakit Gastritis pada tahun 2019 dengan jumlah
penderita gastritis yaitu 7.066 kasus dimana sebanyak 2.780 laki-laki (39,0%) dan
sebanyak 4.286 perempuan (61,0%) penderita gastritis. Tahun 2020 jumlah penderita
gastritis mengalami penurunan yaitu sebanyak 2964 kasus dimana sebanyak 1.031 laki-laki
(35,0%) dan sebanyak 1.933 perempuan (65,0%). Tahun 2021 jumlah kasus penderita
gastritis mengalami penurunan kembali menjadi 1.754 kasus dimana sebanyak 597 laki-
laki (34,0%) dan sebanyak 1.157 perempuan (66,0%) (Dinas Kesehatan Kota Gorontalo,
2021.

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan konseling, pasien/klien dapat memahami dan mengetahui tentang
Gastritis.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
a. Membuat pasien atau klient mengetahui pengertian Gastritis
b. Membuat pasien atau klient mengetahui penyebab Gastritis
c. Membuat pasien atau klient mengetahui gejalah Gastritis
d. Membuat pasien atau klient mengetahui Pencegahan Gastriris
e. Membuat pasien atau klient mengetahui Gizi Seimbang
f. Membuat Pasien atau klient mengetahui menu sehari

B. GARIS BESAR KONSELING


1. Pengertian Gastritis
2. Penyebab Gastritis
3. Gejalah Gastritis
4. Pencegahan Gastritis
5. Gizi Seimbang
6. Menu Sehari
C. METODE
Metode yang akan dilakukan yaitu dengan wawancara dimana konselor menanyakan
masalah dan keluhan kepada pasien atau klient. Kemudian setelah mendengar keluhan
pasien atau klient maka langsung diberikan konseling dan solusi sesuai dengan masalah

D. MEDIA
Media Promosi Kesehatan yang digunakan pada promosi ini berupa :
Liflet

E. PROSES PELAKSANAAN

NO Tahap Waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

1 Pendahuluan 5 menit 4. Membuka pertemuan Membalas salam


: Memperhatikan
Memberi salam Memperhatikan
Memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan
cakupan materi
6. Melakukan kontrak
waktu
2 Penyajian 30 2. Membahas tentang
menit - Pengertian
Gastritis
- Penyebab
penyakit
Gastritis
- Gejala Memperhatikan
penyakit
Gastritis
- Pencegahan
Kekambuhan
penyakit
Gastritis
- Gizi
seimbang
Gastritis
- Menu Sehari
3 Penutup 15 5. Melakukan Menjawab
menit evaluasi dan pertanyaan
menutup Memberikan
pertemuan
pertanyan atau
6. Melakukan
evaluasi dengan komentar
mengajukan Memperhatikan
beberapa Menjawab
pertanyaan pada pertanyaan
klien
7. Memberikan
kesimpulan umum
tentang materi
8. Memberi salam
penutup

F. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan Alat dan Media
Alat dan media telah dipersiapkan pada konseling. Alat yang digunakan meja,
kursi, dan media.
b. Persiapan Materi
Materi telah dipersiapkan seminggu sebelum konseling. Materi yang telah
dipersiapkan kembali baik dari segi bahasa maupun susunannya sehingga dapat
mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi oleh pasien.
c. Peserta Konseling
Peserta konseling sudah mengetahui dan mempersiapkan diri apa yang akan
diasampaikan saat berjalannya konseling.
2. Evaluasi proses
a. Kejadian konseling yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan pasien
memahami tentang Gasritis.
b. Dalam proses konseling diharapkan terjadi proses interaksi yang baik dan efektif
antara konselor dan pasien.
c. Pasien diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh konselor.
3. Evaluasi hasil
a. Jangka pendek
1) Minimal pasien dapat mengikuti konseling dan dapat menjelaskan pengertian
Gastritis pada konselor.
2) Pasien bisa menjelaskan penyebab Gastritis
3) Pasien bisa menjelaskan gejala Gastritis
4) Pasien bisa menjelaskan pencegahan
5) Pasien bisa menjelaskan gizi seimbang Gastritis
b. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit gastritis pada pasien

G. SUMBER/REVERENSI
Bayti, C. S., Indah, I., Jubaidah, J., Priani, N. K., & Jayanthi, S. (2021). Gambaran Pola Hidup
Mahasiswa Perantauan terhadap Kejadian Gastritis di Universitas Samudra, Aceh. Biologi
Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 13(1), 43–47.
Nirmalarumsari, C., & Tandipasang, F. (2020). Faktor Risiko Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Bantilang Tahun 2019.
2. MEDIA YANG DIGUNAKAN

Media Penyuluhan Liflet


Media Liflet Konseling
3. MATERI
Materi Penyuluhan

1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016).

Menurut Nursalam (2010), anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel


darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah dalam
tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada sistem peredaran darah disertai dengan
anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh, penurunan kerja fisik dan
penurunan daya tahan tubuh. Penyebab anemia bermacam-macam diantaranya adalah
anemia defisiensi zat besi (Ani, 2016).

2. Penyebab Anemia
a. Menstruasi
Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus menstruasi yang tidak
normal. Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat menyebabkan
anemia (Merryana dan Bambang, 2013). Hampir semua wanita pernah
mengalami pendarahan berlebihan saat menstruasi, bahkan sebagian wanita harus
mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi
yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa
berfluktuasi 7 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mm.
b. Status Gizi
Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan
besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah
merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh)
transferin menurun, akan berperan penting mengikat besi total (TIBC) meninggi
dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau
tidak ada sama sekali (Gultom, 2003 dalam Rumpiati,Ella & Mustafidah, 2010).
Menurut Thompson (2007) dalam Arumsari (2008), status gizi berkorelasi
positif dengan konsentrasi hemoglobin, artinya semakin buruk status gizi
seseorang maka semakin rendah kadar Hb didalam darah. Penelitian Permaesih
(2005), menyatakan ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan anemia,
remaja putri dengan Indeks Massa Tubuh kurus memiliki resiko 1,4 kali
menderita anemia dibandingkan dengan remaja putri dengan IMT normal.
3. Gejalah Anemia
1. Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja
putri adalah:
a) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L)
b) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
c) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
2. Menurut Aulia (2012), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah:
a) Mudah lelah.
b) Kulit pucat.
c) Sering gemetar.
d) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L).
e) Sering pusing dan mata berkunang-kunang.
f) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan
tampak pucat.
g) Anemia yang parah (kurang dari 6 gr%) dapat menyebabkan nyeri.

4. Mencegah Anemia
Menurut Almatzier (2011), cara mencegah dan mengobati
anemia adalah:
a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan
hewani
c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C.
d) Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet

Tambah Darah (TTD). Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang

setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60 mg besi elemental dan

0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah

darah karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk

mengganti darah yang hilang.


5. Gizi Seimbang

a) Mengonsumsi bahan makanan hewani Seperti ;


1. Daging
2. Ikan
3. Ayam
4. hati
5. telur
b) Bahan makanan nabati ;
1. sayuran berwarna hijau tua
2. kacang-kacangan.
c) Sayur-sayuran dan buah-buahan seperti;
1. daun katuk
2. daun singkong
3. Bayam
4. Jambu
5. Tomat
6. jeruk
7. Nanas

Sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

l. PRESTES DAN POSTEST


1. Apa itu anemia?
Jawab ; Anemia merupakan keadaan komponen dalam darah yang disebut Hb
(Hemoglobin) jumlahnya kurang dari kadar normal. Nilai hemoglobin normal
pada remaja adalah 12-16 mg.
2. Apa Salah satu penyebab anemia?
Jawab; Menstruasi dan status gizi buruk
3. Sebutkan salah satu gejalah anemia?
Jawab : Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai
4. Sebutkan salah satu cara mencegah anemia?
Jawab : Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
5. Mengonsumsi makanan seperti apa untuk mencegah anemia?
Jawab : Mengonsumsi bahan makanan hewani, Bahan makanan nabati, sayur-
sayuran dan buah-buahan
6. Mengapa Menstruasi Bisa menyebabkan Anemia?
Jawab : Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat menyebabkan
anemia
7. Contoh makanan hewani yang bisa mencegah anemia?
Jawab :
1. Daging
2. Ikan
3. Ayam
4. hati
5. telur
8. Contoh makanan Nabati yang bisa mencegah anemia?
Jawab :
1. sayuran berwarna hijau tua
2. kacang-kacangan.
9. Contoh sayuran yang bisa mencegah anemia?
Jawab : daun bayam dan daun singkong
10. Contoh buah yang bisa mecegah anemia?
Jawab : Jambu dan Jeruk

Materi Konseling
1. Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan yang paling
banyak dialami oleh setiap orang dan merupakan penyakit yang sering ditemui di
klinik berdasarkan gejala klinisnya (Rizky et al., 2019). Gastritis lebih populer dengan
sebutan penyakit maag. Gastritis merupakan peradangan atau pembengkakan pada
mukosa lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, rasa
mual, muntah, nafsu makan berkurang, atau sakit kepala (Hernanto, 2018).
Gastritis dapat menyerang semua tingkat usia, namun dari beberapa survei yang
dilakukan didapatkan data bahwa gastritis lebih sering menyerang usia remaja
(Shalahuddin, 2018). Remaja yang paling sering menderita gastritis adalah remaja
dengan usia 19-20 tahun dengan presentase 41.67% yang mana pada usia ini remaja
sudah memasuki dunia perkuliahan dan menjadi seorang mahasiswa (Aldelina, 2019).

2. Penyebab Gastritis
Gastritis bisa disebabkan karena beberapa faktor (wartawarga, 2010) yaitu
jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi dan dapat
mengkibatkan kelebihan asam lambung dan akan mengiritasi dinding mukosa
lambung, makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan panas
misalnya bakso, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi
dan teh, makanan pedas dan asam, dan makanan yang mengandung gas seperti ubi,
buncis, kol dll. Kebiasaan makan makanan yang terlalu pedas, terlalu dingin atau
panas, terlalu cepat, juga mendukung timbulnya gastritis. Jika keadaan itu dibiarkan
akan memperparah penderita karena dapat menyebabkan perforasi atau gangren
(Smeltzer, 2002).

3. Gejalah Gastritis
Menurut Ratu & Adwan (2013) dalam buku Penyakit Hati, Lambung,
Usus, dan Ambeien hal 31 menyebutkan gejala-gejala pada penyakit
maag sebagai berikut :
a) Mual dan muntah
b) Sakit perut
c) Kram perut
d) Lambung terasa tidak enak
a) c) Nafsu makan menurun
4. Pencegahan Kekambuhan Gastritis
Pada penderita gastritis sering kali terjadi kekambuhan apabila tidak mematuhi
perilaku hidup bersih dan sehat, cara untuk mencegah kekambuhan gastritis yaitu :
a. Dengan meningkatkan pola makan yang sehat
b. Makanan yang banyak sumber karbohidrat
c. Membiasakan sarapan pagi
d. Minum air bersih dalam jumlah yang cukup
e. Menghindari minuman beralkohol (Saadah, 2018).

5. Gizi Seimbang Gastritis


Makanan yang diperbolehkan untuk diet gastritis diantaranya yaitu :
a. Sumber Protein yang kaya akan serat ;
b. Nasi
c. Bubur
d. roti
e. kentang
f. daging tanpa lemak
a. ayam tanpa kulit
b. ikan
c. putih telur
d. susu rendah lemak
e. tempe
f. tahu

7. Menu Sehari Gastritis


- Pagi
Teh
Roti
- Selingan
Pisang
- Siang
Nasi Putih
Telur Dadar
- Selingan Sore
Pepaya
- Malam
Sup Sayur

m. PRESTES DAN POSTEST

11. Apa itu Gastritis?


Jawab ; Gastritis merupakan peradangan atau pembengkakan pada mukosa
lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, rasa mual,
muntah, nafsu makan berkurang, atau sakit kepala
12. Apa Salah satu penyebab gastritis?
Jawab; Makanan makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan
panas misalnya bakso, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti
kopi
13. Sebutkan salah satu gejalah gastritis?
Jawab : Mual dan muntah
14. Sebutkan salah satu cara mencegah gastritis?
Jawab ; Dengan meningkatkan pola makan yang sehat
15. Mengonsumsi makanan seperti apa untuk mencegah gastritis?
Jawab : Makanan yang banyak mengandung sumber karbohidrat
16. Gastritis paling sering dialami oleh?
Jawab : Usia Remaja
17. Contoh makanan Protein yang bisa mencegah gastritis?
Jawab :
a. daging tanpa lemak
b. ayam tanpa kulit
c. ikan
d. putih telur
e. susu rendah lemak
f. tempe
g. tahu
18. Salah satu makanan yang perlu dihindari oleh gastritis
Jawab : Makanan asam dan pedas
19. Contoh minuman yang harus dihindari oleh gastritis
Jawab : Minuman mengandung alkohol
20. Salah satu makanan yang mengandung gas?
Jawab : Ubi

Anda mungkin juga menyukai