DISUSUN OLEH :
NIM : 751341121054
PRODI : DIII-GIZI 2B
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
Nadia Usman
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
4.1 Hasil.....................................................................................................................11
4.2 Pembahasan..........................................................................................................11
BAB V PENUTUP................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
5.2 Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................................16
1. Satuan Acara..............................................................................................................16
2. Media Yang Digunakan.............................................................................................23
3. Materi.........................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
A. Penyuluhan
Ucapan terimakasih
Salam penutup
B. Konseling
4.1 Hasil
A. Penyuluhan
1. Untuk penyusunan satuan acara penyuluhan itu sudah bagus dengan
menambahkan Pre- Post Test
2. Untuk penyuluh yang membawa materi sudah bagus dan dalam penyampaian
Materinya sudah baik.
3. Untuk Media Leaflet juga sudah bagus warnanya dan simple dan cantik
B. Konseling
1. Untuk penyusunan satuan acara konseling sudah sesuai
2. Konselor yang dalam memberikan penyampaian dan menggali masalah sudah
tepat dan klien juga merasakan puas.
3. Untuk Media Leaflet juga digunakan oleh konselor sebagai alat bantu saat
melakukan konseling
1.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum penyuluhan dan konsultasi untuk penyuluhan maupun
konseling untuk menyusun satuan acara tujuannya seperangkat acara penyuluhan
yang akan diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep
acara. Untuk membuat pre – post test tujuannya penyuluh memberikan pretest yaitu
suatu bentuk pertanyaan yang diajukan sebelum melakukan penyuluhan. Pertanyaan
yang diajukan adalah materi yang akan diberikan pada saat penyuluhan diadakan.
Pretest diberikan dengan tujuan apakah sudah ada yang mengetahui mengenai materi
penyuluhan yang akan diberikan dan Post test merupakan bentuk pertanyaan yang
diberikan setelah materi penyuluhan disampaikan. singkatnya post test adalah evaluasi
akhir saat materi penyuluhan pada hari itu telah diberikan. Penyuluh untuk media
yang dilakukan adalah leaflet untuk konseling menggunakan media leaflet dan untuk
metode penyuluhan seperti pendekatan langsung Penyuluh berkomunikasi dengan
audience untuk mengetahui permasalahan umum secara menyeluruh dan untuk
metode konseling seperti pendekatan konselor menggunakan pendekatan, metode, dan
teknik yang tepat untuk melihat bagaimana klien mempunyai kelainan secara
patologis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016).
Gastritis merupakan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan yang paling
banyak dialami oleh setiap orang dan merupakan penyakit yang sering ditemui di
klinik berdasarkan gejala klinisnya (Rizky et al., 2019). Gastritis lebih populer dengan
sebutan penyakit maag. Gastritis merupakan peradangan atau pembengkakan pada
mukosa lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, rasa
mual, muntah, nafsu makan berkurang, atau sakit kepala (Hernanto, 2018).
5.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan di bagian gizi masyarakat perlunya untuk
membangun kedekatan dengan masyarakat agar saat melakukan penyuluhan dan
konseling masyarakat memiliki kepercayaan dan juga mau dalam merubah pola hidup
dari yang buruk menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/538/3/BAB%20II.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/2122/6/08410135_Bab_2.pdf
1. SATUAN ACARA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan keadaan komponen dalam darah yang disebut Hb (Hemoglobin)
jumlahnya kurang dari kadar normal. Nilai hemoglobin normal pada remaja adalah 12-16
mg. Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia, karena setiap bulannya
mengalami haid sehingga perlu adanya tambahan asupan zat gizi terutama zat besi untuk
menggantikan kebutuhan nutrisi yang hilang selama haid. Salah satu masalah kesehatan
di seluruh dunia terutama di negara berkembang adalah anemia. Diperkirakan adanya
30% penduduk dunia menderita anemia, yang terjadi paling banyak penderitanya adalah
remaja putri dan ibu hamil. Data Riskesdas 2018, prevalensi anemia remaja putri usia 15-
24 tahun sebesar 32% dan menurut WHO 2019 prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar
41,8%.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi
seluruh dunia yang berdampak pada pembangunan kesehatan, sosial dan ekonomi
(Aulakh R, 2016; Engidaw et al., 2018). Hampir 90 % remaja yang tinggal di negara
berpenghasilan rendah sampai menengah mengalami masalah kekurangan gizi termasuk
anemia (Zhu et al., 2021). Menurut World Health Organization (WHO), Anemia
mempengaruhi 24,8% remaja putri dinegara miskin dan 6% remaja putri di negara maju
(Verma, Kamala; Baniya, 2022).
Di, Indonesia, prevalensi Anemia pada remaja masih cukup tinggi (Kementerian
Kesehatan RepublikIndonesia, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sari,
Herawati, et al., 2022; Sari, Judistiani, et al., 2022) prevalensi Anemia pada remaja putri
di Jawa Barat, Indonesia sebesar 14.3% dan di Jatinangor area pedesaan Indonesia
sebanyak 21.1% remaja putri yang mengalami Anemia defisiensi zat besi dan 9.4 %
remaja putri dengan kadar haemoglobin 10.75 g/dL. Berdasarkan Riskesdas (2018),
prevalensi Anemia pada remaja sebesar 32% (Kementerian Kesehatan
RepublikIndonesia, 2018).
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2018 remaja putri
tingkat SMP yang mengalami anemia di Kota Gorontalo berjumlah 16 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulianigsih (2019) tentang determinan
faktor Resiko kejadian anemia didapatkan bahwa jumlah remaja putri yang mengalami
anemia di wilayah kerja Puskemas Kota Selatan Kota Gorontalo sejumlah 32% dengan
total keseluruhan sebanyak 99 orang remaja putri menderita anemia dan terdapat 166
(52,9) orang yang memiliki pengetahuan tentang anemia kurang. Selain itu ditemukan
sebanyak 171 (55,9%) remaja putri tidak mengkonsumsi asupan makanan yang dapat
mengandung zat besi, dan terdapat 238 (77,8%) orang yang tidak mengkonsumsi tablet
tambah darah secara teratur.
E. METODE
Diskusi
F. MEDIA
Liflet
H. PROSES PELAKSANAAN
Ucapan terimakasih
Salam penutup
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Struktur kepanitian seperti seksi perlengkapan dievaluasi apakah semuah
perlengkapan yang dibutuhkan pada saat penyuluhan lengkap.Seksi dokumentasi
dievaluasi apakah dokumentasiyang diambil pada saat kegiatan sesuai dengan
kegiatan.Mengevaluasi seksi administrasindievaluasi ada berapa orang yang
mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi proses
Dievaluasi apakah proses kegiatan penyuluhan berjalan sesuai yang diharapkan atau
direnacana kan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
3. Evaluasi hasil
Dievaluasi pretest da postest yang diberikan pada audiens apakah sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan ada perubahan pengetahuan atau tidak ada.
J. Sumber Reverensi
Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia. Pustaka Utama. Sari,
P., Herawati, D. M. D., Dhamayanti, M., & Hilmanto, D. (2022). Anemia among
Adolescent Girls in West Java, Indonesia: Related Factors and.
Verma, Kamala; Baniya, G. G. (2022). Prevalence, knowledge, and related factor of
anemia among school-going adolescent girls in a remote area of western Rajasthan.
Journal of Family Medcine and Primary Care, 11(4), 1474–1481.
https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpc
SATUAN ACARA KONSELING
Topik Gastritis
A. LATAR BELAKANG
Gastritis sering disebut sebagai penyakit maag, yaitu peradangan dari mukosa
lambung akibat iritasi dan infeksi, dimana lambung dapat mengalami kerusakan oleh
proses peremasan apabila terjadi secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan lecet dan
terjadinya luka yang mengakibatkan inflamasi yang disebut Gastritis (Bayti et al., 2021).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang
cukup tinggi. Hal ini mempengaruhi hingga 50% orang dewasa di negara barat. Menurut
World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 kejadian gastritis di dunia mencapai
1.8 juta hingga 2.1 juta penduduk setiap tahunnya (Nirmalarumsari & Tandipasang, 2020).
Tahun 2019, WHO juga menyatakan bahwa persentase angka kejadian gastritis di
Indonesia adalah 40,8% dan mencapai prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
penduduk di beberapa daerah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus gastritis termasuk dalam
sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia, yaitu pada pasien rawat inap di RS maupun di
Puskesmas Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak 30.154 (4,9%) (Tussakinah et al.,
2018).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Gorontalo bahwa Kota Gorontalo
memiliki jumlah kasus penderita penyakit Gastritis pada tahun 2019 dengan jumlah
penderita gastritis yaitu 7.066 kasus dimana sebanyak 2.780 laki-laki (39,0%) dan
sebanyak 4.286 perempuan (61,0%) penderita gastritis. Tahun 2020 jumlah penderita
gastritis mengalami penurunan yaitu sebanyak 2964 kasus dimana sebanyak 1.031 laki-laki
(35,0%) dan sebanyak 1.933 perempuan (65,0%). Tahun 2021 jumlah kasus penderita
gastritis mengalami penurunan kembali menjadi 1.754 kasus dimana sebanyak 597 laki-
laki (34,0%) dan sebanyak 1.157 perempuan (66,0%) (Dinas Kesehatan Kota Gorontalo,
2021.
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan konseling, pasien/klien dapat memahami dan mengetahui tentang
Gastritis.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
a. Membuat pasien atau klient mengetahui pengertian Gastritis
b. Membuat pasien atau klient mengetahui penyebab Gastritis
c. Membuat pasien atau klient mengetahui gejalah Gastritis
d. Membuat pasien atau klient mengetahui Pencegahan Gastriris
e. Membuat pasien atau klient mengetahui Gizi Seimbang
f. Membuat Pasien atau klient mengetahui menu sehari
D. MEDIA
Media Promosi Kesehatan yang digunakan pada promosi ini berupa :
Liflet
E. PROSES PELAKSANAAN
F. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan Alat dan Media
Alat dan media telah dipersiapkan pada konseling. Alat yang digunakan meja,
kursi, dan media.
b. Persiapan Materi
Materi telah dipersiapkan seminggu sebelum konseling. Materi yang telah
dipersiapkan kembali baik dari segi bahasa maupun susunannya sehingga dapat
mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi oleh pasien.
c. Peserta Konseling
Peserta konseling sudah mengetahui dan mempersiapkan diri apa yang akan
diasampaikan saat berjalannya konseling.
2. Evaluasi proses
a. Kejadian konseling yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan pasien
memahami tentang Gasritis.
b. Dalam proses konseling diharapkan terjadi proses interaksi yang baik dan efektif
antara konselor dan pasien.
c. Pasien diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh konselor.
3. Evaluasi hasil
a. Jangka pendek
1) Minimal pasien dapat mengikuti konseling dan dapat menjelaskan pengertian
Gastritis pada konselor.
2) Pasien bisa menjelaskan penyebab Gastritis
3) Pasien bisa menjelaskan gejala Gastritis
4) Pasien bisa menjelaskan pencegahan
5) Pasien bisa menjelaskan gizi seimbang Gastritis
b. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit gastritis pada pasien
G. SUMBER/REVERENSI
Bayti, C. S., Indah, I., Jubaidah, J., Priani, N. K., & Jayanthi, S. (2021). Gambaran Pola Hidup
Mahasiswa Perantauan terhadap Kejadian Gastritis di Universitas Samudra, Aceh. Biologi
Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 13(1), 43–47.
Nirmalarumsari, C., & Tandipasang, F. (2020). Faktor Risiko Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Bantilang Tahun 2019.
2. MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016).
2. Penyebab Anemia
a. Menstruasi
Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus menstruasi yang tidak
normal. Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat menyebabkan
anemia (Merryana dan Bambang, 2013). Hampir semua wanita pernah
mengalami pendarahan berlebihan saat menstruasi, bahkan sebagian wanita harus
mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi
yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa
berfluktuasi 7 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mm.
b. Status Gizi
Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan
besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah
merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh)
transferin menurun, akan berperan penting mengikat besi total (TIBC) meninggi
dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau
tidak ada sama sekali (Gultom, 2003 dalam Rumpiati,Ella & Mustafidah, 2010).
Menurut Thompson (2007) dalam Arumsari (2008), status gizi berkorelasi
positif dengan konsentrasi hemoglobin, artinya semakin buruk status gizi
seseorang maka semakin rendah kadar Hb didalam darah. Penelitian Permaesih
(2005), menyatakan ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan anemia,
remaja putri dengan Indeks Massa Tubuh kurus memiliki resiko 1,4 kali
menderita anemia dibandingkan dengan remaja putri dengan IMT normal.
3. Gejalah Anemia
1. Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja
putri adalah:
a) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L)
b) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
c) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
2. Menurut Aulia (2012), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah:
a) Mudah lelah.
b) Kulit pucat.
c) Sering gemetar.
d) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L).
e) Sering pusing dan mata berkunang-kunang.
f) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan
tampak pucat.
g) Anemia yang parah (kurang dari 6 gr%) dapat menyebabkan nyeri.
4. Mencegah Anemia
Menurut Almatzier (2011), cara mencegah dan mengobati
anemia adalah:
a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan
hewani
c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C.
d) Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet
Tambah Darah (TTD). Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang
setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60 mg besi elemental dan
0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah
darah karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk
Materi Konseling
1. Pengertian Gastritis
Gastritis merupakan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan yang paling
banyak dialami oleh setiap orang dan merupakan penyakit yang sering ditemui di
klinik berdasarkan gejala klinisnya (Rizky et al., 2019). Gastritis lebih populer dengan
sebutan penyakit maag. Gastritis merupakan peradangan atau pembengkakan pada
mukosa lambung yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, rasa
mual, muntah, nafsu makan berkurang, atau sakit kepala (Hernanto, 2018).
Gastritis dapat menyerang semua tingkat usia, namun dari beberapa survei yang
dilakukan didapatkan data bahwa gastritis lebih sering menyerang usia remaja
(Shalahuddin, 2018). Remaja yang paling sering menderita gastritis adalah remaja
dengan usia 19-20 tahun dengan presentase 41.67% yang mana pada usia ini remaja
sudah memasuki dunia perkuliahan dan menjadi seorang mahasiswa (Aldelina, 2019).
2. Penyebab Gastritis
Gastritis bisa disebabkan karena beberapa faktor (wartawarga, 2010) yaitu
jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi dan dapat
mengkibatkan kelebihan asam lambung dan akan mengiritasi dinding mukosa
lambung, makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan panas
misalnya bakso, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi
dan teh, makanan pedas dan asam, dan makanan yang mengandung gas seperti ubi,
buncis, kol dll. Kebiasaan makan makanan yang terlalu pedas, terlalu dingin atau
panas, terlalu cepat, juga mendukung timbulnya gastritis. Jika keadaan itu dibiarkan
akan memperparah penderita karena dapat menyebabkan perforasi atau gangren
(Smeltzer, 2002).
3. Gejalah Gastritis
Menurut Ratu & Adwan (2013) dalam buku Penyakit Hati, Lambung,
Usus, dan Ambeien hal 31 menyebutkan gejala-gejala pada penyakit
maag sebagai berikut :
a) Mual dan muntah
b) Sakit perut
c) Kram perut
d) Lambung terasa tidak enak
a) c) Nafsu makan menurun
4. Pencegahan Kekambuhan Gastritis
Pada penderita gastritis sering kali terjadi kekambuhan apabila tidak mematuhi
perilaku hidup bersih dan sehat, cara untuk mencegah kekambuhan gastritis yaitu :
a. Dengan meningkatkan pola makan yang sehat
b. Makanan yang banyak sumber karbohidrat
c. Membiasakan sarapan pagi
d. Minum air bersih dalam jumlah yang cukup
e. Menghindari minuman beralkohol (Saadah, 2018).