Pasal 1 ayat 7 = Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 1 ayat 10 = Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode
yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan
penanganan permasalahan kesehatan manusia.
Pasal 1 ayat 7 = Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 1 ayat 10 = Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode
yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan
penanganan permasalahan kesehatan manusia.
Pasal 8 = Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga kesehatan.
Pasal 17 = Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Pasal 72 d = Setiap orang berhak memperoleh informasi, edukasi, dan konseling
mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 73 = Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana
pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat,
termasuk keluarga berencana.
Pasal 74 ayat 1 = Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan
dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas,
khususnya reproduksi perempuan.
Pasal 95 ayat 1 = Penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran merupakan semua kegiatan yang dilakukan meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan indera penglihatan, dan pendengaran masyarakat.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem
Informasi
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM INFORMASI
KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
BAB II
DATA, INFORMASI, DAN INDIKATOR KESEHATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Bagian Kedua
Data Kesehatan
Pasal 4
Pasal 5
Data Kesehatan harus terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi Pemerintah
dan Pemerintah Daerah yang mengelola Sistem Informasi Kesehatan sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
Pasal 6
Pasal 7
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan standar data rutin dan data nonrutin
diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Informasi Kesehatan
Pasal 8
Bagian Keempat
Indikator Kesehatan
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Kelima
Sumber Data dan Informasi
Pasal 13
Pasal 14
Data dan Informasi Kesehatan yang bersumber dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang diperoleh dari rekam medik elektronik dan nonelektronik dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Data dan Informasi Kesehatan yang bersumber dari masyarakat yang diperoleh
melalui kegiatan sensus dan survei, penelitian, pelaporan, dan/atau cara lain
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Bagian Keenam
Pengumpulan Data dan Informasi
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Bagian Kesembilan
Keamanan dan Kerahasiaan Informasi
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
BAB III
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Bagian Kesatu
Pengelolaan
Pasal 26
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Sistem Informasi Kesehatan nasional dikelola oleh unit kerja pada Kementerian.
Pasal 33
Bagian Ketiga
Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi
Pasal 34
Sistem Informasi Kesehatan provinsi dikelola oleh unit kerja struktural atau
fungsional pada satuan kerja perangkat daerah provinsi yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal 35
Bagian Keempat
Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota
Pasal 36
Pasal 37
Bagian Kelima
Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pasal 38
Pasal 39
Bagian Keenam
Kerja Sama dan Koordinasi
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
BAB IV
SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Dalam hal keterbatasan sarana dan prasarana untuk perangkat keras elektronik
dan perangkat lunak, Fasilitas Pelayanan Kesehatan di daerah terpencil,
perbatasan, dan/atau kepulauan dapat mengelola Sistem Informasi Kesehatan
dengan menggunakan perangkat keras nonelektronik.
Pasal 50
Bagian Ketiga
Sumber Daya Manusia
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
1) Sumber daya manusia yang melaksanakan pengelolaan Sistem Informasi
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 harus memiliki kompetensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2).
2) Sumber daya manusia yang melaksanakan pengelolaan Sistem Informasi
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya untuk jangka waktu
tertentu.
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 59
BAB VI
PENYEBARLUASAN DAN PENGGUNAAN
Bagian Kesatu
Penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan
Pasal 61
1) Data dan Informasi Kesehatan dapat bersifat terbuka dan tertutup sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan yang bersifat terbuka
dilakukan dengan meningkatkan produk dari pengelolaan dan pelaksanaan
Sistem Informasi Kesehatan dan dengan memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi tersebut.
3) Penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan yang bersifat tertutup hanya
dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan dilakukan menggunakan
media elektronik, termasuk penggunaan teknologi standar berupa Electronic
Data Interchange, dan/atau media nonelektronik melalui kegiatan:
a. pemberian akses;
b. pendistribusian; dan
c. pertukaran.
5) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 62
Dalam hal Data dan Informasi Kesehatan memiliki kekuatan hukum, Data dan
Informasi Kesehatan tersebut wajib disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum diumumkan dan
disebarluaskan.
Pasal 63
Bagian Kedua
Penggunaan Informasi Kesehatan
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
Pasal 67
1) Setiap orang yang membuat produk turunan dari Informasi Kesehatan dengan
maksud untuk diperjualbelikan wajib mendapat izin dari pemilik informasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Kewajiban mendapatkan izin dari pemilik informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikecualikan terhadap Informasi Kesehatan yang telah menjadi
informasi publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 68
Pasal 69
PASAL 1
1. Kementerian Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden
2. Kementerian Kesehatan dipimpin oleh Menteri Kesehatan
PASAL 2
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
kesehatan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara
PASAL 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian
Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan,penetapan, dan pelaksanaankebijakandibidangkesehatan;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Kesehatan;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Kesehatan di daerah; dan
e. pelaksanaankegiatanteknisyangberskalanasional.
PASAL 4
Kementerian Kesehatan terdiri atas :
a. SekretariatJenderal;
b. DirektoratJenderalBinaUpayaKesehatan;
c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;
e. DirektoratJenderalBinaKefarmasiandanAlatKesehatan;
f. Inspektorat Jenderal;
g. BadanPenelitiandanPengembanganKesehatan;
h. BadanPengembangandanPemberdayaanSumberDayaManusiaKesehatan;
i. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi;
j. Staf Ahli Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat;
k. Staf Ahli Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan;
l. Staf Ahli Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi;
m. Staf Ahli Bidang Mediko Legal;
n. PusatDatadanInformasi;
o. PusatKerjaSamaLuarNegeri;
p. PusatPenanggulanganKrisisKesehatan;
q. PusatPembiayaandanJaminanKesehatan;
r. Pusat Komunikasi Publik;
s. Pusat Promosi Kesehatan;
t. Pusat Inteligensia Kesehatan; dan
u. PusatKesehatanHaji.
PASAL 5
1) Sekretaris Jenderal adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
PASAL 6
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan
PASAL 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat
Jenderal menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi kegiatan Kementerian Kesehatan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Kesehatan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan
dokumentasi Kementerian Kesehatan;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan
hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Kesehatan.
PASAL 8
Sekretariat Jenderal terdiri atas :
a. BiroPerencanaandanAnggaran;
b. BiroKepegawaian;
c. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara;
d. BiroHukumdanOrganisasi;dan
e. BiroUmum.
PASAL 9
Biro Perencanaan dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
penyusunan dan penetapan rencana strategis, kebijakan dan program serta
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
PASAL 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro
Perencanaan dan Anggaran menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan penyusunan rencana strategis, anggaran, kebijakan, dan sinkronisasi,
serta keterpaduan program kegiatan prioritas; dan
b. penyiapan penyusunan rencana dan penganggaran APBN di bidang kesehatan
berbasis kinerja, standar biaya, evaluasi, dan laporan, serta program.
PASAL 11
Biro Perencanaan dan Anggaran terdiri atas :
a. BagianPerencanaanStrategis,Kebijakan,danProgram;
b. BagianAPBNI;
c. Bagian APBN II ;
d. BagianAPBNIII;dan
e. KelompokJabatanFungsional.
PASAL 12
Bagian Perencanaan Strategis, Kebijakan, dan Program mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan, dan penyusunan rencana dan anggaran, serta
sinkronisasi dan keterpaduan program kegiatan prioritas.
PASAL 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 12, Bagian
Perencanaan Strategis, Kebijakan, dan Program menyelenggarakan fungsi :
a. penelaahan dan penyusunan rencana strategis dan kebijakan serta evaluasi
dan analisis hasil pencapaian indikator program kegiatan prioritas bidang
kesehatan;
b. penelaahan dan penyusunan rencana dan anggaran belanja transfer bidang
kesehatan, petunjuk teknis pelaksanaan kementerian/lembaga lain serta
evaluasi dan analisis pelaksanaan kegiatan belanja transfer; dan
c. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro, merekapitulasi hasil
penetapan perencanaan dan anggaran, serta pencapaian hasil indikator yang
tercantum dalam rencana kerja pemerintah dan kebijakan kesehatan yang
bersifat prioritas.
PASAL 14
Bagian Perencanaan Strategis, Kebijakan dan Program terdiri atas :
a. Subbagian Perencanaan Strategis dan Kebijakan;
b. Subbagian Program Pembangunan Kesehatan; dan
c. Subbagian Tata Usaha Biro.
PASAL 15
1) Subbagian Perencanaan Strategis dan Kebijakan mempunyai tugas melakukan
penelaahan dan penyusunan rencana strategis dan kebijakan dalam rangka
sinkronisasi dan integrasi program kegiatan prioritas bidang kesehatan serta
evaluasi dan analisis hasil pencapaian indikator program kegiatan prioritas
bidang kesehatan.
2) Subbagian Program Pembangunan Kesehatan mempunyai tugas melakukan
penelaahan dan penyusunan rencana dan anggaran belanja transfer bidang
kesehatan, petunjuk teknis pelaksanaan kementerian/lembaga lain serta
evaluasi dan analisis pelaksanaan kegiatan belanja transfer.
3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyusunan rencana, monitoring, evaluasi, laporan, pelaksanaan urusan tata
usaha dan rumah tangga Biro, merekapitulasi hasil penetapan perencanaan
dan anggaran, pencapaian hasil indikator yang tercantum dalam rencana kerja
pemerintah, dan kebijakan kesehatan yang bersifat prioritas, serta pembuatan
nota keuangan dan lampiran pidato Presiden
PASAL 16
Bagian APBN I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
penyusunan rencana dan anggaran di bidang kesehatan berbasis kinerja, standar
biaya, evaluasi, dan laporan program-program yang ada di bawah tanggung jawab
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan bersumber dari belanja Kementerian baik
Rupiah Murni, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Badan Layanan Umum
(BLU), maupun Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) untuk satuan kerja
kantor pusat, kantor daerah/Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal, dekonsentrasi,
dan tugas pembantuan.
PASAL 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Bagian APBN
I menyelenggarakan fungsi :
a. penelaahandanpenyusunanrencana;
b. penelaahandanpenyusunananggaran;dan
c. evaluasi dan pelaporan.
PASAL 18
Bagian APBN I terdiri atas :
a. SubbagianPerencanaan;
b. SubbagianAnggaran;dan
c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.
PASAL 19
1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penelaahan dan
penyusunan rencana dan program berbasis kinerja bidang kesehatan, petunjuk
teknis perencanaan pada satuan kerja kantor pusat, kantor daerah / Unit
Pelaksana Teknis (UPT) vertikal, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
2) Subbagian Anggaran mempunyai tugas melakukan penelaahan dan penyusunan
anggaran dan dokumen anggaran berbasis kinerja serta standar pembiayaan
pada satuan kerja kantor pusat, kantor daerah / Unit Pelaksana Teknis (UPT)
vertikal, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyusunan
data dan informasi anggaran, evaluasi dan laporan pada satuan kerja kantor
pusat, kantor daerah / Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal, dekonsentrasi, dan
tugas pembantuan.
PASAL 20
Bagian APBN II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
penyusunan rencana dan anggaran di bidang kesehatan berbasis kinerja, standar
biaya, evaluasi, dan laporan program-program yang ada di bawah tanggung jawab
Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan bersumber dari belanja
Kementerian baik Rupiah Murni, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),
Badan Layanan Umum (BLU), maupun Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)
untuk satuan kerja kantor pusat, kantor daerah/Unit Pelaksana Teknis (UPT)
vertikal, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
PASAL 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian APBN
II menyelenggarakan fungsi :
a. penelaahandanpenyusunanrencana;
b. penelaahandanpenyusunananggaran;dan
c. evaluasi dan pelaporan.
PASAL 22
Bagian APBN II terdiri atas :
a. SubbagianPerencanaan;
b. SubbagianAnggaran;dan
c. Subbagian Evaluasi dan Pelapora
PASAL 23
1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penelaahan dan
penyusunan rencana dan program berbasis kinerja bidang kesehatan, petunjuk
teknis
Bagian APBN II terdiri atas :
a. SubbagianPerencanaan;
b. SubbagianAnggaran;dan
c. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.
perencanaan pada satuan kerja kantor pusat, kantor daerah/Unit Pelaksana
Teknis (UPT) vertikal, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
2) Subbagian Anggaran mempunyai tugas melakukan penelaahan dan penyusunan
anggaran dan dokumen anggaran berbasis kinerja serta standar pembiayaan
pada satuan kerja kantor pusat, kantor daerah/Unit Pelaksana Teknis (UPT)
vertikal, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyusunan
data dan informasi anggaran, evaluasi dan laporan, pada satuan kerja kantor
pusat, kantor daerah/Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal, dekonsentrasi, dan
tugas pembantuan.
PASAL 24
Bagian APBN III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
penyusunan rencana dan anggaran di bidang kesehatan berbasis kinerja, standar
biaya, evaluasi, dan laporan program-program yang ada di bawah tanggung jawab
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan bersumber dari belanja Kementerian baik Rupiah
Murni, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Badan Layanan Umum (BLU),
maupun Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) untuk satuan kerja kantor
pusat, kantor daerah/Unit Pelaksana Teknis (UPT) vertikal, dekonsentrasi, dan
tugas pembantuan.
PASAL 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian APBN
III menyelenggarakan fungsi :
a. penelaahandanpenyusunanrencana;
b. penelaahandanpenyusunananggaran;dan
c. evaluasi dan pelaporan.
3. Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 511 Tahun 2022 tentang Kebijakan
dan strategi pengembangan sistem informasi kesehatan nasional (siknas)
menteri kesehatan republik indonesia